Anda di halaman 1dari 8

Makalah Akhlaq dan Tasawuf

Ilmu Tasawuf,Perbedaan dan Persamaannya dengan Akhlaq Dan Suluk

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah akhlaq dan tasawuf

Dosen pengampu: Bpk. Ashief El Qorny

Disusun oleh:

1.Rohmatulloh (2021030026)

2.Laila zulfa Fadlila (2021030033)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH


DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.......................................................................................................................

DAFTAR
ISI...................................................................................................................................

Bab I
PENDAHULUAN.................................................................................................................

A.Latar Belakang..............................................................................................................

B.Rumusan Masalah........................................................................................................

C.Tujuan..........................................................................................................................

Bab II
PEMBAHASAN...................................................................................................................

A.Pengertian ilmu Tasawuf.............................................................................................

B.Perbedaan dan Persamaan akhlaq dan suluk..............................................................

Bab III Penutup............................................................................................................................

Kesimpulan......................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah lahirnya tasawuf tidak terlepas dari berbagai faktor, diantara beberapa
faktor yang melatarbelakangi ilmu tasawuf adalah: Faktor ajaran Islam sebagaimana
terkandung dalam kedua sumbernya, Al-Qur'an dan As-Sunnah. Reaksi rohaniah
kaum muslimin terhadap sistem sosial, politik dan ekonomi dikalangan umat.

B. Rumusan Masalah
Untuk lebih terarahnya pembahasan, maka penulis merumuskan masalah
dalam penelitian sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Pengertian ilmu tasawuf
3. perbedaan dan persamaan akhlaq dan suluk
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu ilmu tasawuf
2. Mengetahui perbedaan dan persamaan akhlaq dan suluk

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian ilmu tasawuf


Dalam ilmu Tasawuf diterangkan, bahwa arti “Tarekat” itu ialah jalan atau
petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan
oleh Nabi Muhammad saw. Dan dikerjakan oleh sahabat-sahabat Nabi, Tabiin dan
Tabiin-Tabiin turun-menurun sampai kepada gurguru/ulama-ulama sambung-
menyambung dan rantai-berantai.
Ilmu Tasawuf menerangkan: bahwa “syariat” itu hanyalah peraturan-peraturan
belaka, “tarekatlah” yang merupakan perbuatan untuk melaksanakan syariat itu.
Apabila “syariat” dan “tarekat” itu sudah dikuasai, maka lahirlah “hakekat” yang
tidak lain daripada perbaikan keadaan dan ahwal, sedang tujuan ialah “ma’rifat” yaitu
mengenal Tuhan dan mencintai-Nya yang sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya. Nabi
Muhammad saw bersabda, “syariat itu perkataanku, Tarekat itu perbuatanku dan
hakekat itu ialah kelakuanku”. Demikanlah, para sufiyah membuat sistem “tariqah”,
mengadakan latihan-latihan jiwa, membersihkan dirinya dari sifat-sifat yang
tercela/mazmumah dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji/mahmudah dan
memperbanyak zikir dengan penuh ikhlas semata-mata untuk memperoleh keadaan
“tajalli” yakni bertemu dengan Tuhannya sebagai bagian terakhir dan terbesar.

2. Perbedaan akhlak dan suwuk


a. Akhlak
Perkataan akhlak dari bahasa arab, jamak dari khuluk, secara lugowi
diartikan tingkah laku untuk kepribadian. Akhlak diartikan budi pekerti,
perangai, tingkah laku, atau tabiat[1]. Untuk mendapatkan definisi yang jelas
di bawah ini penulis akan kemukakan beberapa pendapat para ahli
diantaranya:
Imam Al-Ghazali menyebut akhlak ialah suatu sifat yang tertanam
dalam jiwa. Daripada jiwa itu ,timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah
tanpa melakukan pertimbangan fikiran.
Prof. Dr. Ahmad Amin mendefinasikan akhlak sebagai kehendak yang
dibiasakan . Maksudnya, sesuatu yang mencirikan akhlak itu ialah kehendak
yang dibiasakan. Ertinya, kehendak itu apabila membiasakan sesuatu, maka
kebiasaan itu dinamakan akhlak. Ahmad Amin menjelaskan arti kehendak itu
ialah ketentuan daripada beberapa keinginan manusia. Manakala kebiasaan
pula ialah perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukanya.
Daripada kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan ke arah
menimbulkan apa yang disebut sebagai akhlak.
Ibnu Maskawayh mengatakan akhlak ialah suatu keadaan bagi diri atau
jiwa yang mendorong (diri atau jiwa itu) untuk melakukan perbuatan dengan
senang tanpa didahului oleh daya pemikiran kerana sudah menjadi kebiasaan.
Ciri Perbuatan Akhlak:
1. Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi
kepribadiannya.
2. Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3. Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada
paksaan atau tekanan dari luar
4. Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Pembagian Akhlak
Akhlak terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Akhlak Hasanah / jamilah / mahmudah /karimah.
Yaitu akhlak yang terpuji, seperti pemaaf, penyantun,
dermawan, sabar, rohmah (kasih sayang), lemah lembut dan lainnya.
2) Akhlak Sayyi'ah / qobihah / madzmumah.
Yaitu akhlak yang tercela, yang merupakan lawan dari akhlak
yang terpuji seperti: pendendam, kikir, berkeluh kesah, keras hati,
pemarah dan lainnya.
b. Suluk
Kata Suluk berarti jalan atau cara, bisa juga berarti tingkah laku atau
tingkah laku, jadi Husnu al-Suluk berarti tingkah laku yang baik. Kata Suluk
merupakan bentuk masdar, berasal dari kata kerja bentuk “salaka yasluku”,
yang secara harfiah mengandung beberapa arti, yaitu “masuk, berjalan
menyusuri jalan, bertindak dan masuk”
Khan Sahib Kahja Khan (ahli tasawuf dari India) mengatakan bahwa
Salik adalah orang yang melakukan perjalanan spiritual (suluk).
Cgril Glasse dalam Ensiklopedia Islam yang dimaksud dengan Suluk
adalah keadaan jiwa atau perbuatan para sufi yang dianggap sebagai
perjalanan menuju Allah.
Menurut al-Gazali, Suluk berarti klarifikasi moral, fakta pengetahuan.
Suluk dibuat dengan aktif mengadvokasi amal eksternal dan internal. Semua
hiruk pikuk pelayan tumpah ke tuannya saat ia menjernihkan pikirannya untuk
mempersiapkan wushu untuknya.
Gufron A. Mas `Adi dalam Encyclopedia of Islam mengatakan bahwa
Suluk adalah keadaan pikiran atau tindakan di antara para sufi yang dianggap
sebagai perjalanan menuju Ketuhanan. Istilah ini juga mengacu pada
pernyataan spiritis lokal, semi-magis Indonesia yang dikenal sebagai upacara
Suluk. Dalam upacara ini, pelaku mencoba untuk memperoleh kekuatan gaib
atau magis dengan membela diri terhadap serangan dari dunia roh pada suatu
malam, di mana seseorang secara simbolis dibunuh.
Secara umum Suluk adalah kegiatan seseorang untuk mendekatkan
diri kepada Tuhan, Suluk hampir sama dengan Tarekat, yaitu suatu cara untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan. Namun, jika tarekat tetap konseptual, Suluk
sudah dalam bentuk teknis operasional. Operasional dalam arti sempit: bukan
sekedar teori, tetapi langsung dipraktikkan dalam perilaku sehari-hari, kata
Suluk berasal dari istilah dalam Al-Qur'an, Fasluki dalam Sura dan Nahl (16)
ayat 69.
Suluk dalam istilah tasawuf adalah sebuah bentuk o jalan di sekitar
Allah swt untuk lebih dekat atau bagaimana untuk mendapatkan ma`rifat.
Dalam istilah selanjutnya, istilah ini digunakan untuk menyebut suatu kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu peristiwa (suasana hati) atau
keadaan tertentu.
Dalam pemahaman tasawuf, Suluk diartikan sebagai perjalanan
spiritual menuju sumbernya. Ini adalah metode perjalanan melalui berbagai
keadaan dan posisi. Orang yang menempuh jalan ini disebut salik; hamba yang
telah menempuh perjalanan jauh kepada Tuhan adalah orang yang benar-benar
menunjukkan kepada hambanya Tuhan.
Adapun hakikat Suluk adalah untuk menghilangkan sifat-sifat buruk
(dari sifat-sifat buruk bawaan dan sifat-sifat internal)

BAB III

KESIMPULAN
a. Sejarah Perkembangan Moral Pada Zaman Yunani
Karena ia adalah orang pertama yang melakukan upaya serius untuk menjalin
hubungan manusia dengan ilmu pengetahuan. Kemudian datanglah Plato (427347
SM). Dia adalah seorang filsuf Athena yang merupakan murid dari Socrates. Buah
pemikiran etisnya didasarkan pada "teori contoh". Dia berpikir bahwa alam lain
adalah alam roh.
Lahir Sejarah Moralitas Orang Romawi (Abad Pertengahan) Pada Abad
Pertengahan, dapat dikatakan bahwa etika "dianiaya" oleh Gereja. Pada saat itu,
Gereja sedang berperang dengan filsafat Yunani dan Romawi dan melawan
transmisi pengetahuan dan budaya kuno. Gereja percaya bahwa Realitas Realitas
diterima dari Wahyu. Dan apa yang dikandung dan diajarkan Wahyu adalah
benar.
b. Sejarah Moral Di Arab Pra-Islam
Orang-orang Arab di zaman pra-Islam tidak memiliki filsuf yang membela
arus atau pemahaman tertentu seperti orang Yunani, seperti Epicurus, Zeno, Plato
dan Aristoteles. Hal ini terjadi karena penelitian ilmiah hanya dilakukan di negara
maju. Saat itu, orang-orang Arab hanya memiliki orang bijak dan beberapa
penyair. Yang memerintahkan kebaikan dan melarang kejahatan, mendorong
kebajikan dan menjauhkan diri dari kerendahan hati yang dikenal pada masanya.
c. Sejarah Moral di Abad Modern
Pada pertengahan abad ke-15, para sarjana mulai menghidupkan kembali
filsafat Yunani kuno. Italia kemudian juga berekspansi ke Eropa. Perspektif baru
ini menimbulkan penilaian yang berbeda terhadap prioritas filantropi, misalnya
tidak lagi tinggi

DAFTAR PUSTAKA
Depag RI. Al-Qur’an danTerjemahan, 1971.

Ardani, Moh. Akhlak Tasawuf (Nilai-nilai akhlak/budipekerti dalam ibadat dan


tasawuf), Jakarta: PT Karya Mulia,2005.

Ilyas, Yunahar. KuliahAkhlaq. Yogyakarta: PustakaPelajar Offset, 2006.

Mustofa, AkhlakTasawuf, Bandung: CV. PustakaSetia, 1997.

Muthahhari, Murtadha. FalsafahAkhlak. Bandung: PustakaHidayah, 1995

Nata, Abudin. AkhlakTasawuf. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 1997.

Soleiman, Abjan. Ilmu Akhlak (Ilmu Etika). Jakarta: Dinas Rawatan Rohani Islam
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat,1976.

Umary, Barmawi. MateriaAkhlak. Solo: CV. Ramadhani, 1989

Anda mungkin juga menyukai