Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH "TAHLIL"

(PENGERTIAN, SEJARAH, PANDANGAN, MANFAAT, URUTAN DAN DOA


DALAM TAHLIL)

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan UAS Mata Kuliah
Hadits Aqidah, Ibadah, dan Akhlaq

Dosen Pengampu
Dr. M. Sholihin, Lc., M.Hum.
NIY.BAF

Oleh:
AHSIN MUZAKI ES
ABDUL WACHID IAT
ROBIL MUSTOFA IAT
M BERYL AL GHOZALI IAT
M FAIZ FATHONI IAT

FAKULTAS USHULUDDIN DAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM BANI FATAH (IAIBAFA)
TAMBAKBERAS JOMBANG
2020
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tahlil. ....................................................................... 3
2.2 Sejarah Tahlil ............................................................................. 4
2.3 Tahlil Menurut Pandangan Ulama ............................................. 5
2.4 Manfaat Tahlil ............................................................................ 6
2.5 Bacaan Tahlil Dan Urutannya .................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................... 10
3.1 Saran .......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan derasnya arus globalisasi dan modernisasi, sekarang telah
berkembang beberapa aliran anti tradisi yang berupaya untuk membid‟ahkan atau bahkan
mengkafirkan pelaku tradisi tersebut, serta menggantinya dengan tradisi sebagian bangsa
Arab modern. Terdapat beberapa amaliah-amaliah kita yang dianggap bid‟ah, seperti majelis
maulid, sholawat, yasinan, ziarah kubur, tabarruk, tahlilan, dan lain-lain. Amaliah-amaliah
tersebut merupakan amalaih yang sudah mendarah daging di Nusantara pada khususnya dan
dunia Islam pada umumnya. Amaliah-amaliah tersebut diwariskan oleh „alim ulama dan
kaum sholihin yang dikenal keluasan ilmunya dan kemuliaan akhlaknya.
Kehadiran agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW bukanlah untuk menolak
atau memberantas segala bentuk tradisi yang ada dan sudah mengakar menjadi kultur budaya
masyarakat, melainkan untuk melakukan pembenaran atau meluruskan tradisi dan budaya
yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan tradisi yang baik dan tidak bertentangan
dengan risalah Rasulullah harus tetap dilestarikan, maka Islam akan mengakulturasikannya
dan kemudian mengakuinya sebagai bagian dari budaya dan tradisi Islam itu sendiri. Bila
sudah satu dari keluarga (famili) kita meninggal, maka kita harus tetap bertaqwa kepada-Nya
dan bersikap sabar atas musibah tersebut dan kita berusaha jangan sampai berputus asa,
menggerutu dan bahkan sampai marah-marah, karena semua itu kejadian yang pasti dan bila
sudah waktunya maka tak seorangpun bisa mengelaknya.
Maka atas dasar tersebut di atas, kita dalam menghadapi orang dan keluarga atau
teman yang meninggal janganlah bersikap kurang baik melainkan kita harus mendo‟akan
baik secara perorangan ataupun secara bersama-sama. Untuk mengetahui do‟a dan bagaimana
cara orang mendo‟akan orang yang sudah meninggal, maka penulis mencoba mengangkat
masalah ini dalam bentuk makalah yang berjudul “Tahlil Dalam Islam ”.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tahlil?
2. Bagaimana sejarah tahlil?
3. Bagaimana tahlil menurut pandangan ulam?
4. Bagaimana manfaat tahlil?
5. Bagaimana bacaan tahlil dan urutannya?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tahlil
2. Mengetahui sejarah tahlil
3. Mengetahui tahlil menurut pandangan ulama
4. Mengetahui manfaat tahlil
5. Mengetahui bacaan tahlil dan urutannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tahlil
Secara lughah tahlilan berakar dari kata berbahasa arab yakni hallala yuhallilu tahlilan
artinya adalah membaca/mengucap kalimat "Laa ila ha illallah" makna inilah yang dimaksud
dengan pengertian tahlilan. Dikatakan sebagai tahlil, karena memang dalam pelaksanaanya
lebih banyak membaca kalimat-kalimat tahlil yang mengesakan Allah seperti bacaan tahlil
(Laa ila ha illallah) dan lain sebagainya sesuai dengan tradisi masyarakat setempat atau
pemahaman dari guru (syekh) suatu daerah tertentu. Pada pelaksanaan tahlilan selain bacaan
tahlil (Laa ila ha illallah) ada juga bacaan tasbih (Subhanallah),tahmid (Alhamdulillah),
takbir (Allahu akbar), sholawat (Allahumma sholli„ala syaidina Muhammad), serta beberapa
ayat Al-Qur'an seperti QS.Yaasin, QS. Al-Baqarah : 1-5, 163, 255, 284-286, dan lain
sebagainya yang bagi umat muslim dianggap memiliki fadhilah dan syafaat.Sebagian muslim
sering mengamalkanya dalam segala macam acara,bahkan dalam resepsi (sebelum atau
sesudah akad nikah) tidak meninggalkan amalan tahlilan ini.1 Dengan kata lain, dalam
tahlilan menggunakan bacaan-bacaan (doa) tetentu yang mengandung banyak keutamaan
(fadhilah). Fenomena yang terlihat di masyrakat, penyebutankata tahlilan umumnya dipakai
untuk persembahan yang dikelompokan menurut jenis, maksud,dan suasananya.
Ketika dipakai untuk peristiwa gembira (kemenangan) tahlilan disebut sebagai
syukuran, ketika dipakai untuk peristiwa sedih (kematian), ketika dipakai untuk meminta
perlindungan (pindah rumah, menempati kantor/rumah baru, awal membuka usaha dll.)
disebut selamatan, dan ketika dipakai untuk meminta sesuatu (menghasratkan sesuatau)
disebut hajatan. Selain itu tahlilan juga dilaksanakan pada acara-acara tertentu seperti saat
seseorang akan pergi jauh dan dalam waktu yang cukup lama (pergi haji, merantau belajar,
atau bekerja diluar negeri), acara pertemuan keluarga seperti arisan keluarga maupun halal-
bihalal, dan khitanan. Tradisi tahlilan dalam masyrakat Jawa juga sering disebut dengan kata
sedekah (sedekahan, karena dalam setiap kegiatannya diangggap selalu memberikan sedekah
(pemberian) baik bagi mereka yang datang berkunjung atau bagi pemilik hajat. Jadi masing-
masing saling bersedekah (memberi) dalam bentuk barang atau pun berupa dukungan moral
yang sangat mereka harapkan. Dukungan moral diantara mereka secara psikologis dapat
saling memberi motivasi. Dalam kenyataan istilah syukuran, hajatan dan sedekah sulit
dibedakan, mereka lebih sering menggunakan kata tahlilan.

1
Siti Nur Hasanah.Tradisi Tahlil. 2012.Dari: https://dokumen.tips/documents/makalah-tradisi-tahlilan.html.
Diakses pada 09 April 2018.

3
4

B. Sejarah Tahlil
Jika kita buka catatan sejarah Islam, maka acara ritual tahlilan tidak dijumpai di masa
Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam, di masa para sahabatnya ? dan para Tabi‟in maupun
Tabi‟ut tabi‟in. Bahkan acara tersebut tidak dikenal pula oleh para Imam-Imam Ahlus
Sunnah seperti Al Imam Malik, Abu Hanifah, Asy Syafi‟i, Ahmad, dan ulama lainnya yang
semasa dengan mereka ataupun sesudah mereka. Lalu dari mana sejarah munculnya acara
tahlilan?.Awal mula acara tersebut berasal dari upacara peribadatan (baca: selamatan) nenek
moyang bangsa Indonesia yang mayoritasnya beragama Hindu dan Budha.2 Upacara tersebut
sebagai bentuk penghormatan dan mendo‟akan orang yang telah meninggalkan dunia yang
diselenggarakan pada waktu seperti halnya waktu tahlilan. Namun acara tahlilan secara
praktis di lapangan berbeda dengan prosesi selamatan agama lain yaitu dengan cara
mengganti dzikir-dzikir dan do‟a-do‟a ala agama lain dengan bacaan dari Al Qur‟an, maupun
dzikir-dzikir dan do‟a-do‟a ala Islam menurut mereka.
Dari aspek historis ini kita bisa mengetahui bahwa sebenarnya acara tahlilan
merupakan adopsi (pengambilan) dan sinkretisasi (pembauran) dengan agama lain.Sebelum
Islam masuk ke Indonesia, telah ada berbagai kepercayaan yang di anut oleh sebagian besar
penduduk tanah air ini, di antara keyakinan-keyakinan yang mendomisili saat itu adalah
animisme dan dinamisme. Di antara mereka meyakini bahwa arwah yang telah dicabut dari
jasadnya akan gentayangan di sekitar rumah selam tujuh hari, kemudian setelahnya akan
meninggalkan tempat tersebut dan akan kembali pada hari ke empat puluh, hari keseratus dan
hari keseribunya atau mereka mereka meyakini bahwa arwah akan datang setiap tanggal dan
bulan dimana dia meninggal ia akan kembali ke tempat tersebut, dan keyakinan seperti ini
masih melekat kuat di hati kalangan awan di tanah air ini sampai hari ini.
Sehingga masyarakat pada saat itu ketakutan akan gangguan arwah tersebut dan membacakan
mantra-mantra sesuai keyakinan mereka. Setelah Islam mulai masuk di bawa oleh para
Ulama‟ yang berdagang ke tanah air ini, mereka memandang bahwa ini adalah suatu
kebiasaan yang menyelisihi syari‟at Islam, lalu mereka berusaha menghapusnya dengan
perlahan, dengan cara memasukkan bacaan – bacaan berupa kalimat – kalimat thoyyibah
sebagai pengganti mantra-mantra yang tidak dibenarkan menurut ajaran Islam dengan
harapan supaya mereka bisa berubah sedikit demi sedikit dan mininggalkan acara tersebut
menuju ajaran Islam yang murni dan benar.

2
Darus Salaf.Tahlil Dalam Timbangan Islam.2012. Dari:http://www.darussalaf.or.id/aqidah/tahlilan-dalam-
timbangan-islam/. Diakses pada 08 April 2018.
5

Akan tetapi sebelum tujuan akhir ini terwujud, dan acara pembacaan kalimatkalimat
thoyibah ini sudah menggantikan bacaan mantra-mantra yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam, para Ulama‟ yang bertujuan baik ini meninggal dunia, sehingga datanglah generasi
selanjutnya yang mereka ini tidak mengetahui tujuan generasi awal yang telah mengadakan
acara tersebut dengan maksud untuk meninggalkan secara perlahan. Perkembangan
selanjutnya datanglah generasi setelah mereka dan demikian selanjutnya, kemudian
pembacaan kalimat-kalimat thoyibah ini mengalami banyak perubahan baik penambahan atau
pengurangan dari generasi ke generasi, sehingga kita jumpai acara tahlilan di suatu daerah
berbeda dengan prosesi tahlilan di tempat lain sampai hari ini.

َّ ‫صلَّي هللاُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم لَ يَ ْق ُع ُد قَ ْوٌم يَ ْذ ُكُرْو َن هللاَ عََّز َو َج َّل إَِّل َحفَّْت ُه ُم اْمل ََلئِ َكةُ َو َغ ِشيَ ُه ُم‬
ُ‫الر ْْحَة‬ ِ‫عن أَِِب سعِي ٍد اَ ْْل ْد ِر ِي قاَ َل رسو ُل هللا‬
َ َ ُْ َ ّ ُ ْ َ ْ َْ
)۸۴۸۴ ,‫الس ِكْي نَةُ َوذَ َكَرُى ُم هللاُ فِْي َم ْن عِْن َدهُ ( رواه مسلم‬
َّ ‫ت َعلَْي ِه ُم‬
ْ َ‫َونََزل‬
“Dari Abi Sa‟id al-Khudri RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah berkumpul
suatu kaum sambil berdzikir kepada Allah SWT, kecuali mereka akan dikelilingi malaikat,
dan Allah SWT akan memberikan rahmat-Nya kepada mereka, memberikan ketenangan hati
dan memujinya di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya” (HR. Al-Muslim, 4868).3

C. Tahlil Menurut Para Ulama


1. Hakikat Tahlil Berdasarkan Pendapat Ulama Muhammadiyah
Para ulama Muhammadiyah menganggap bahwa tahlilan yangdilakukan oleh umat
islam untuk mendo‟akan orang yang telah meninggal adalah sesuatu yang bid‟ah, karena
menurut mereka masalah tahlilan itu tidak ada dalil yang kuat yang dijelaskan dalam Al-
Quran, namun para ulama Muhammadiyah tidak mengharamkan pelaksanaan tahlilan
tersebut.
Menurut ulama Muhammadiyah bahwa seorang yang telah meninggal dunia maka
segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia yang masih hidup adalah putus tidak
ada kaitan lagi, karena sudah terdapat perbedaan alam yaitu orang yang meninggal ada di
alam barjah, sedangkan orang yang belum meninggal ada di alam dunia.

2. Hakikat Tahlil Berdasarkan Pendapat Ulama Nahdatul Ulama (NU)


Kaum muslimin Nahdatul Ulama (NU) mengakui bahwa tahlilan tidak ada dalil yang
menguatkan dalam Al-Quran maupun hadis, namun kenapa mereka masih melaksanakan

3
Abi Husain Muslim Bin Hajaj. Shohih Muslim.Bairut: Darul Fikar. 2005.h.4868.
6

acara tahlilan tersebut karena kaum muslimin Nahdatul Ulama mempunyai pendapat lain
bahwa tahlilan dilaksanakan dikeluarga yang meninggal mempunyai tujuan-tujuan
tertentu di antaranya adalah sebagai berikut :
1) Tahlilan dilakukan untuk menyebar syiar islam, karena sebelum dilakukantahlilan
seorang imam melakukan ceramah keagamaan.
2) Isi dari tahlilan adalah dzikir dan do‟a dengan kata lain melaksanakan tahlilan
berarti mendo‟akan kepada yang meninggal dunia.
3) Menghibur keluarga yang ditinggalkan dengan kata lain, kaum muslimin yang
berada di sekitar rumah yang ditinggal, maka terjalinlah silaturahmi diantara umat islam.4

D. Manfaat Tahlil
Para ulama telah sepakat bahwa sampainya kiriman pahala sedekah atas nama orang
yang telah meninggal. Seperti yang telah di sebutkan dalam hadis-hadis yang sahih di
antaranya;
ِ ِ ِ َّ ‫َّب صلَّى‬ ِ َ َ‫َن رج ًَل ق‬ َّ ‫َع ْن َعائِ َشةَ َر ِض َي‬
ْ َ‫ص َّدق‬
‫ت فَ َه ْل ََلَا‬ ْ ‫ُّها لَ ْو تَ َكلَّ َم‬
َ َ‫ت ت‬ ْ َ‫اّللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم إِ َّن أ ُّمي افْ تُلت‬
َ ‫ت نَ ْف ُس َها َوأَظُن‬ َ ِّ ِ‫ال للن‬ ُ َ َّ ‫اّللُ َعْن َها أ‬
‫ال نَ َعم‬
َ َ‫ت َعْن َها ق‬ َ َ‫َجٌر إِ ْن ت‬
ُ ْ‫ص َّدق‬ ْ‫أ‬
Dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa ada seorang laki-laki berkata, kepada Nabi :
"Ibuku meninggal dunia dengan mendadak, dan aku menduga seandainya dia sempat
berbicara dia akan bershadaqah. Apakah dia akan memperoleh pahala jika aku bershadaqah
untuknya (atas namanya)?". Beliau menjawab: "Ya, benar". (HR. Bukhari )
Imam Muslim juga meriwayatkan hadis yang semisal di dalam kitab sahihnya pada
bab;
.‫وصول ثواب الصدقات إىل امليت‬

“Sampainya pahala sedekah kepada mayit.”


Islam tentunya agama yang mengayomi semua lapisan baik yang kaya maupun yang
miskin . Jika si kaya mampu bersedekah dengan hartanya, tentu si miskinpun ada cara agar
mereka juga bisa bersedekah.
Seperti yang di jelaskan dalam hadis yang sahih ; Rasulullah bersabda :
ٍ ِ ٍ َ ‫إِ َّن بِ ُك ِل تَسبِيح ٍة ص َدقَةً وُك ِل تَ ْكبِريةٍ ص َدقَةً وُك ِل ََت ِم‬
َ ‫ص َدقَةً َوُك ِّل تَ ْهليلَة‬
ً‫ص َدقَة‬ َ ‫يدة‬ ْ ّ َ َ َ ّ َ َ َ ْ ّ

4
Reza Hafiz.Tahlil Dalam Islam. 2012. Dari: http://eza-rhafiz.blogspot.co.id/2012/06/tahlil-
dalamislam pendidikan.html. Diakses pada 09 April 2018.
7

“Sesungguhnya pada setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat takbir
adalah sedekah, setiap kalimat tahmid adalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah
sedekah,.(HR. Muslim)”
Tidak di pungkiri lagi bahwa bacaan kalimat tasbih, takbir, tahmid dan
tahlil merupakan salah satu bentuk sedekah.
Di dalam Al-Quran di sebutkan:
ِ َّ ‫والْباقِيات‬
َ ِّ‫ات َخْي ٌر ِعْن َد َرب‬
ً‫ك ثَ َو ًاب َو َخْي ٌر أ ََمَل‬ ُ َ‫الصاِل‬ ُ َ ََ
“Amalan-amalan yang kekal lagi saleh (al-baqiyatus salihat) adalah lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS. Al-Kahfi: 46)”

Banyak ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan amalan-amalan yang kekal
lagi saleh (al-baqiyatus salihat) adalah bacaan;
‫ ُسْب َحا َن‬,ِ‫اّلل‬ ْ ‫ َو‬,ِ‫ إَِّل إِلَوَ َوَل َِّّلل‬,ُ‫اّلل‬
َّ ‫اِلَ ْم ُد‬ َّ ُ‫اّلل‬
َّ ‫أَ ْكبَ ُر َو‬
“Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah
Mahabesar.”

Diantara manfaat dan keutamaan bacaan tersebut yaitu Merupakan bacaan yang
paling di sukai oleh Allah
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
‫ب‬
ُّ ‫َح‬ ِ ِ َِّ ‫اّللِ سْبحا َن أَرب ٌع‬ ْ ‫اّللُ إَِّل إِلَوَ َوَل َِّّللِ َو‬
َ ‫اّلل إ َىل الْ َك ََلم أ‬ َ ْ َ ُ َّ ‫اِلَ ْم ُد‬ َّ ُ‫اّلل‬
َّ ‫ََ أَ ْك َب َو‬
"Ada empat ucapan yang paling di sukai Allah Subhanahu Wa Ta'ala;
1. Subhanallah,
2. Al Hamdulillah,
3. Laa ilaaha illallah,
4. Allahu Akbar. . (HR. Muslim)

Dan juga merupakan bacaan yang paling di cintai oleh Rasulullah.


Rasulullah bersabda:
‫اّللِ ُسْب َحا َن أَقُ ْو َل ََلَ ْن‬ ْ ‫اّللُ إِلَّ إِلَوَ َولَ َِّّللِ َو‬ ِ ‫الشَّمس علَي ِو طَلَع‬
َّ ‫اِلَ ْم ُد‬ َّ ُ‫اّلل‬
َّ ‫ب أَ ْكبَ ُر َو‬
ُّ ‫َح‬
َ‫لأ‬ََّ ِ‫ت ِمَّا إ‬
ْ َ َْ ُ ْ
8

“Sesungguhnya membaca, Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan
selain Allah, dan Allah Maha Besar adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang
terkena oleh sinar matahari. (HR. Muslim)”
Dan juga merupakan bacaan yang merontokkan dosa.
Rasulullah bersabda:
‫اّللِ ُسْب َحا َن إِ َّن‬ ْ ‫اّللُ إَِّل إِلَوَ َوَل َِّّللِ َو‬
َّ ‫اِلَ ْم ُد‬ َّ ُ‫اّلل‬
َّ ‫ض أَ ْكبَ ُر َو‬
ُ ‫اْلَطَ َاي تَْن ُف‬
ْ ‫ض َك َما‬
ُ ‫َّجَرةُ تَْن ُف‬
َ ‫َوَرقَ َها الش‬

"Sesungguhnya bacaan 'subhaanAllah wal hamdu lillaah wa laa ilaaha illa Allah wa
Allahu akbar' merontokkan dosa-dosa sebagaimana sebatang pohon yang merontokkan
daunnya." (HR. Ahmad, Abu Daud , Ibnu Majah)”
Inilah sesungguhnya hakikat tahlilan, yaitu Amaliyah yang di himpun dari Al-Quran
dan As-sunnah.5

E. Bacaan Tahlil dan Urutan


Tahlilan dari susunan bacaannya terdiri dari dua unsur yang disebut dengan syarat dan
rukun, yang dimaksud dengan syarat ialah bacaan :
1. Surat al-Ikhlas
2. Surat al-Falaq
3. Surat an-Nas
4. Surat al-Baqarah ayat 1 sampai ayat 5 ‫ الكتاب ذلك الن‬.......
5. Surat al-Baqarah ayat 163 ‫ واحد إله والهكن‬........
6. Surat al-Baqarah ayat 255 ‫ القيىم الحي هى إال الإله هللا‬........
7. Surat al-Baqarah ayat dari ayat 284 samai ayat 286 ‫ السوىات هافي هلل‬......
8. Surat al-Ahzab ayat 33 ‫ هللا يريد إًوا‬........
9. Surat al-Ahzab ayat 56‫ الٌبي على يصلىى وهالئكته هللا إى‬........
10. Dan sela-sela bacaan antara Shalawat, Istighfar, Tahlil da Tasbih

5
Abu Muhammad Al-Maduri.Manfaat dan Keutamaan Tahlil.2016. Dari: http://mainfada.iai-
tribakti.ac.id/2016/03/manfaat-dan-keutamaan-tahlilan.html. Diakses pada 08 April 2018.
9

Adapun bacaan yang dimaksud dengan rukun tahlil ialah bacaan :


1. Surat al-Baqarah ayat 286 pada bacaan :‫وارحوٌا لٌا واغفر عٌا واعف‬
2. Surat al-Hud ayat 73: ‫الراحويي ياأرحن ارحوٌا‬
3. Shalawat Nabi
4. Istighfar
5. Kalimat Thayyibah ‫إالهللا الإله‬
6. Tasbih
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam tahlilan menggunakan bacaan-bacaan (doa) tetentu yang mengandung banyak


keutamaan (fadhilah). Fenomena yang terlihat di masyrakat, penyebutankata tahlilan
umumnya dipakai untuk persembahan yang dikelompokan menurut jenis, maksud,dan
suasananya. Dari aspek historis ini kita bisa mengetahui bahwa sebenarnya acara tahlilan
merupakan adopsi (pengambilan) dan sinkretisasi (pembauran) dengan agama
lain. Perkembangan selanjutnya datanglah generasi setelah mereka dan demikian selanjutnya,
kemudian pembacaan kalimat-kalimat thoyibah ini mengalami banyak perubahan baik
penambahan atau pengurangan dari generasi ke generasi, sehingga kita jumpai acara tahlilan
di suatu daerah berbeda dengan prosesi tahlilan di tempat lain sampai hari ini.
Para ulama Muhammadiyah menganggap bahwa tahlilan yangdilakukan oleh umat
islam untuk mendo‟akan orang yang telah meninggal adalah sesuatu yang bid‟ah, karena
menurut mereka masalah tahlilan itu tidak ada dalil yang kuat yang dijelaskan dalam Al-
Quran, namun para ulama Muhammadiyah tidak mengharamkan pelaksanaan tahlilan
tersebut. Kaum muslimin Nahdatul Ulama (NU) mengakui bahwa tahlilan tidak ada dalil
yang menguatkan dalam Al-Quran maupun hadis, namun kenapa mereka masih
melaksanakan acara tahlilan tersebut karena kaum muslimin Nahdatul Ulama mempunyai
pendapat lain bahwa tahlilan dilaksanakan dikeluarga yang meninggal mempunyai tujuan-
tujuan tertentu

B. Saran
Setelah menguraikan secara sistematis, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Saran penulis kepada pembaca agar dapat memahami dan
mempelajari makalah ini dengan sebaik mungkin dan dapat menerapkan dan memahami apa
itu tahlilan dan bagaimana cara kita menyikapinya dalam kehidupan sehari-hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abi Husain Muslim Bin Hajaj. 2005. Shohih Muslim.Bairut: Darul Fikar.
Pusbakik.2017. Praktek Ibadah Kemasyarakatan. Bengkulu : Tim Pusbakik
Hafiz, Reza. 2012. Tahlil Dalam Islam. Dari: http://eza-rhafiz.blogspot.co.id/
Diakses pada 09 April 2018.
Hasanah, Nur Siti. 2012. Tradisi Tahlil. Dari: https://dokumen.tips/documents/
Diakses pada 09 April 2018.
Salaf, Darus .2012. Tahlil Dalam Timbangan Islam. Dari : http: //www .darussalaf. or.id/
Diakses pada 08 April 2018.
Al-Maduri, Muhammad Abu. 2016.Manfaat dan Keutamaan Tahlil.
Dari: http://mainfada.iai-tribakti.ac.id/ Diakses pada 08 April 2018.

11

Anda mungkin juga menyukai