Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MATERI PENDIDIKAN

Makalah Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hadis

Maudu’i Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah

Oleh

SUGIYANTO SAM

NIM. 86108202019

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. H. M Amir HM., M.Ag.

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Ta’ala atas segala rahmat-NYA sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai untuk memenuhi mata kuliah Hadis
Maudhu’i . Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan baru bagi para pembaca mengenai penjelasan yang telah kami
paparkan.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Watampone, 14 Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar...........................................................................................ii

Daftar Isi.......................................................................................................iii

I. Pendahuluan.................................................................................................1

A. Latar Belakang…..................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................2

C. Tujuan Penulisan..................................................................................2

II. Pembahasan

A. Hadits Tentang Materi Pendidikan ......................................................3

B. Takhrij Hadis tentang Materi Pendidikan............................................3

C. I’tibar Hadis tentang Materi Pendidikan..............................................4

D. Kritik Sanad dan Perawi Hadis tentang Materi Pendidikan.................6

E. Analisis Hadis tentang Materi Pendidikan..........................................11

F. Kandungan dan Penjelasan Hadis serta Kaitannya dengan Dunia


Pendidikan...........................................................................................11

III. Penutup

A. kesimpulan............................................................................................14

B. Saran.....................................................................................................14

Daftar Pustaka............................................................................................15

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah faktor penting terhadap eksistensi sebuah peradaban.
Bahkan bisa dikatakan bahwa pendidikan merupakan hal yang tidak bisa
lepas dari kehidupan. Melalui pendidikan yang benar, maka kemajuan suatu
bangsa dapat tercapai. Di sisi lain, anak adalah generasi penerus umat.1 Anak
juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan
penerus cita-cita perjuangan bangsa.
Pendidikan Islam memiliki jangkauan yang luas dan tidak dibatasi oleh
masa dan tidak dihentikan oleh pertumbuhan. Pendidikan Islam selalu
meramaikan isi alam ini dengan generasi- generasi terbaik, mengisi hidup
secara sempurna dengan akhlaq al-Qur‟an, kejujuran, etika, budi
pekerti, harga diri, keamanan, kepercayaan, kesungguhan, semangat kerja,
keluhuran, dan kebajikan.
Salah satu keutamaan agama Islam bagi umat manusia adalah ia datang
memabawa metode yang paripurna dan lurus dalam pendidikan jiwa
pembinaan generasi, pembentukan umat, pembangunan peradaban dan
pemberlakuan kaidah-kaidah kemuliaan dan peradaban. Hal ini bertujuan
untuk menyelamatkan umat manusia dari kegelapan perilaku syirik,
kebodohan, keseatan, dan kekacauan, menuju cahaya tauhid, ilmu, petunjuk,
dan kenyamanan.

Dasar pendidikan Islam selain al-Qur‟an adalah Hadis yang


mecerminkan prinsip manifestasi wahyu dalam segala perbuatan, perkataan
dan taqrir Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Oleh karena itu, Rasulullah
‫ ﷺ‬menjadi teladan yang harus diikuti, baik dalam ucapan,
perbuatan maupun taqrirnya. Dalam keteladanan Rasulullah ‫ﷺ‬
mengandung pendidikan-pendidikan yang sangat berarti. Segala ucapan,
1
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, penerjemah Arif Rahman (Solo:
Insan Kamil, 2012) hlm. iii

2
perbuatan dan taqrir Rasulullah diyakini validitas kebenarannya karena
merupakan wahyu, juga diyakini bahwa Rasululah adalah pendidik yang
teladan dan integritas.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

a. Bagaimana Analisis Dari Hadits Tentang Materi Pendidikan?


b. Bagaimana Takhrij Hadis tentang Materi Pendidikan?
c. Bagaimana I’tibar Hadis tentang Materi Pendidikan?
d. Bagaimana Kritik Sanad, Matan dan Perawi Hadis tentang Materi
Pendidikan ilmu?
e. Bagaimana Analisis Hadis tentang Materi Pendidikan?
f. Bagaimana Kandungan dan Penjelasan Hadis serta Kaitannya
dengan Dunia Pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu sebagai berikut .

a. Untuk Mengetahui Takhrij Hadis tentang Materi Pendidikan.


b. Untuk Mengetahui I’tibar Hadis tentang Materi Pendidikan.
c. Untuk Mengetahui Kritik Sanad dan Matan Hadis tentang Materi
Pendidikan.
d. Untuk Mengetahui Analisis Hadis tentang Materi Pendidikan.
e. Untuk Mengetahui Kandungan dan Penjelasan Hadis serta
Kaitannya dengan Dunia Pendidikan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hadis Tentang Materi Pendidikan

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan


kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering
terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara
otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang
berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan
umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah
menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Hadis yang berkaitan dengan pendidkan sangat banyak, diantaranya ada


yang berkaitan dengan materi pendidikan akidah, ibadah, akhlak, fiqih dan
masih banyak lagi.

Namun dalam pembahasan makalah ini tidak semua hadis di atas


dibahas. karena keterbatasan waktu dan sumber untuk melacak hadist
tersebut. Sehingga pembahasan ini dibatasi pada satu hadis yaitu hadis
mengenai materi pendidikan akidah.

B. Takhrij Hadits

Dalam makalah ini penulis akan membahas teks hadis yang terdapat
dalam Kitab Shahih Al-Bukhari No. 7373 Kitab : Tauhid, Bab : Ajakan Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬kepada umatnya untuk mentauhidkan Allah
Ta’ala, sebagai berikut.

‫ين‬
ٍ ‫ص‬ ِ ‫ار َح َّدثَنَا ُغ ْن َد ٌر َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ َع ْن أَبِي َح‬ٍ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ب ُْن بَ َّش‬
َ َ‫ث ب ِْن ُسلَي ٍْم َس ِم َعا اأْل َس َْو َد ب َْن ِهاَل ٍل َع ْن ُم َعا ِذ ب ِْن َجبَ ٍل ق‬
َ َ‫ال ق‬
‫ال‬ ِ ‫َواأْل َ ْش َع‬
4
َ َ‫ق هَّللا ِ َعلَى ْال ِعبَا ِد ق‬
‫ال‬ ُّ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَا ُم َعا ُذ أَتَ ْد ِري َما َح‬
َ ‫النَّبِ ُّي‬
‫ال أَ ْن يَ ْعبُ ُدوهُ َواَل يُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيئًا أَتَ ْد ِري َما َحقُّهُ ْم‬َ َ‫هَّللا ُ َو َرسُولُهُ أَ ْعلَ ُم ق‬
‫ال أَ ْن اَل يُ َع ِّذبَهُ ْم‬
َ َ‫َعلَ ْي ِه قَا َل هَّللا ُ َو َرسُولُهُ أَ ْعلَ ُم ق‬
2

“Telah menceritakan kepada kami Muh}ammad bin Basy’ar telah


menceritakan kepada kami Ghundar telah menceritakan kepada kami
Syu'bah dari Abu Husain dan Al-Asy'as bin Sulaim keduanya mendengar al-
Aswad bin Hilal dari Mu'adz bin Jabal berkata, "Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬bersabda: "Wahai Mu'adz, tahukah kamu hak Allah atas
hamba?" "Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu, " Jawab Mu'adz. Nabi
bersabda lagi: "Yaitu agar mereka beribadah kepada-Nya dengan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Tahukah engkau apa hak mereka
atas Allah?" tanya Nabi selanjutnya."Allah dan Rasul-Nya yang lebih lebih
tahu." Jawab Mu'adz. Nabi bersabda: "Yaitu agar Dia tidak menyiksa
mereka."

C. I’tibar Hadis Tentang Materi Pendidikan

I’tibarul hadis adalah beberapa hadis atau kumpulan hadis yang menjadi
penguat (pendukung) sebuah hadis. Ittibar adalah peninjauan terhadap
berbagai hal dengan maksud untuk mengetahui sesuatu yang sejenis.

Dalam penelusuran diprogram Ensiklopedi Hadits 9 Imam yang di


dalamnya mencakup Kutub al-Tis’ah (Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim,
Sunan al-Tirmizi, Sunan al-Nasa’i, Sunan Abu Dawud, Sunan Ibn Majah,
Musnad Ahmad Ibn Hanbal, Muwatta’ Malik, dan Sunan al-Darimi)
ditemukan bahwa Hadis ini dituliskan oleh beberapa Muhaddits didalam
kitab-kitabnya, antara lain: HR. Muslim No.43, HR. Muslim No.44, HR.
Muslim No.45, HR. Tirmidzi No.2567, HR. Ahmad No.20987, HR. Ahmad
No.20989, HR. Ahmad No.20990, HR. Ahmad No.20997, HR. Ahmad
2
Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,(Bairut: Dar ibn Katsir, Cet. Ke III,
1987), Juz 6, hlm 268

5
No.20999, HR. Ahmad No.21029, HR. Ahmad No.21030, HR. Ahmad
No.21058, dan HR. Ahmad No.21082.

Pada beberapa riwayat diatas, ditemukan adanya matan hadis yang


berbeda atau memiliki tambahan, diantaranya pada hadis riwayat Muslim no.
44 sebagai berikut:

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َعلَى‬


َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ُ ‫ال ُك ْن‬
َ ‫ت ِر ْد‬
ِ ‫ف َرس‬ َ َ‫َع ْن ُم َعا ِذ ب ِْن َجبَ ٍل ق‬
ُّ ‫ق هَّللا ِ َعلَى ْال ِعبَا ِد َو َما َح‬
‫ق‬ ُّ ‫ال يَا ُم َعا ُذ تَ ْد ِري َما َح‬
َ َ‫ار يُقَا ُل لَهُ ُعفَ ْي ٌر قَا َل فَق‬
ٍ ‫ِح َم‬
‫ق هَّللا ِ َعلَى ْال ِعبَا ِد أَ ْن‬ َ َ‫ت هَّللا ُ َو َرسُولُهُ أَ ْعلَ ُم ق‬
َّ ‫ال فَإِ َّن َح‬ ُ ‫ال قُ ْل‬
َ َ‫ْال ِعبَا ِد َعلَى هَّللا ِ ق‬
َ ‫ق ْال ِعبَا ِد َعلَى هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل أَ ْن اَل يُ َع ِّذ‬
‫ب‬ ُّ ‫يَ ْعبُ ُدوا هَّللا َ َواَل يُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيئًا َو َح‬
َ َ‫اس ق‬
‫ال اَل‬ َ َّ‫ُول هَّللا ِ أَفَاَل أُبَ ِّش ُر الن‬
َ ‫ت يَا َرس‬ ُ ‫ال قُ ْل‬َ َ‫ك بِ ِه َش ْيئًا ق‬ ُ ‫َم ْن اَل يُ ْش ِر‬
‫تُبَ ِّشرْ هُ ْم فَيَتَّ ِكلُوا‬

Dari Mu'adz bin Jabal dia berkata, "Saya berada di boncengan Rasulullah di
atas keledai yang dinamakan Ufair." Beliau lalu bersabda, "Wahai Mu'adz apakah
kamu mengetahui apa hak Allah atas hamba dan hak hamba atas Allah.' Mu'adz
berkata, 'Aku lalu menjawab, 'Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.' Beliau
bersabda, "Sesungguhnya hak Allah atas hamba adalah kalian menyembah Allah
dan tidak mensyirikkan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan hak hamba atas Allah
adalah agar tidak disiksa orang yang tidak mensyirikkan-Nya dengan sesuatu apa
pun.' Mu'adz berkata, 'Saya lalu berkata, 'Wahai Rasulullah, tidakkah boleh aku
memberitakannya kepada manusia? ' Beliau menjawab, 'Jangan kamu
memberitahukannya kepada mereka sehingga mereka bersandar kepadanya'."
Dari matan hadiis diatas, ditemukan beberapa tambahan lafas dalam
matannya, yakni :

‫ال اَل تُبَ ِّشرْ هُ ْم فَيَتَّ ِكلُوا‬ َ َّ‫ُول هَّللا ِ أَفَاَل أُبَ ِّش ُر الن‬
َ َ‫اس ق‬ ُ ‫ال قُ ْل‬
َ ‫ت يَا َرس‬ َ َ‫ق‬
“Mu'adz berkata, 'Saya lalu berkata, 'Wahai Rasulullah, tidakkah boleh aku

6
memberitakannya kepada manusia? 'Beliau menjawab, 'Jangan kamu
memberitahukannya kepada mereka sehingga mereka bersandar kepadanya'."

D. Kritik Sanad dan Perawi Hadis


Adapun rangkaian sanad hadis tentang materi pendidikan akidah sebagai
berikut.

‫ين‬
ٍ ‫ص‬ ِ ‫ار َح َّدثَنَا ُغ ْن َد ٌر َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ َع ْن أَبِي َح‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ب ُْن بَ َّش‬
َ َ‫ال ق‬
‫ال‬ َ َ‫ث ب ِْن ُسلَي ٍْم َس ِم َعا اأْل َس َْو َد ب َْن ِهاَل ٍل َع ْن ُم َعا ِذ ب ِْن َجبَ ٍل ق‬ ِ ‫َواأْل َ ْش َع‬
َ َ‫ق هَّللا ِ َعلَى ْال ِعبَا ِد ق‬
‫ال‬ ُّ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَا ُم َعا ُذ أَتَ ْد ِري َما َح‬
َ ‫النَّبِ ُّي‬
‫ال أَ ْن يَ ْعبُ ُدوهُ َواَل يُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيئًا أَتَ ْد ِري َما َحقُّهُ ْم‬
َ َ‫هَّللا ُ َو َرسُولُهُ أَ ْعلَ ُم ق‬
‫ال أَ ْن اَل يُ َع ِّذبَهُ ْم‬
َ َ‫َعلَ ْي ِه قَا َل هَّللا ُ َو َرسُولُهُ أَ ْعلَ ُم ق‬
3

“Telah menceritakan kepada kami Muh}ammad bin Basy’ar telah


menceritakan kepada kami Ghundar telah menceritakan kepada kami
Syu'bah dari Abu Husain dan Al-Asy'as bin Sulaim keduanya mendengar al-
Aswad bin Hilal dari Mu'adz bin Jabal berkata, "Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬bersabda: "Wahai Mu'adz, tahukah kamu hak Allah atas
hamba?" "Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu, " Jawab Mu'adz. Nabi
bersabda lagi: "Yaitu agar mereka beribadah kepada-Nya dengan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Tahukah engkau apa hak
mereka atas Allah?" tanya Nabi selanjutnya."Allah dan Rasul-Nya yang
lebih lebih tahu." Jawab Mu'adz. Nabi bersabda: "Yaitu agar Dia tidak
menyiksa mereka."

3
Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,(Bairut: Dar ibn Katsir, Cet. Ke III,
1987), Juz 6, hlm 268

7
a. Urutan sanad,

‫ﷺ‬

Mu'adz bin Jabal

al-Aswad bin Hilal

Abu Husain

Syu'bah bin Al-Hajjaj

Muhammad bin Ja'far

Muhammad bin Basyar

Imam Bukhari

b. Analisis ketersambungan sanad dan penilaian ulama tentang kualitas


perawi.
1. Perawi pertama Mu'adz bin Jabal.

a. Biografi
Nama lengkapnya adalah Mu’adz bin Jabal bin ‘Amru bin Aus.
Wafat pada tahun 17 H.4 Gurunya adalah Nabi Muhammad
‫ﷺ‬. sedangkan murid-muridnya adalah Aslam maula
Umar bin Khattab, al-Aswad bin Hilal.5
b. Penilaian Ulama

4
Yusuf bin al-Zakki al-Mazi, Tahzib al-Kamal, (Bairut: Mu’assasah al-Risalah, 1980), Juz .28,
hlm. 113
5
Ibid., Juz .28, hlm. 108

8
Menurut Ibnu Hajar al-'Asqalani, al-Mizzi6 Mu'adz bin Jabal
adalah seorang sahabat.
2. Perawi kedua al-Aswad bin Hilal.

a. Biografi
Al-Aswad bin Hilal wafat pada tahun 84 H. Guru-gurunya
adalah Umar bin Khattab, Mu’adz bin Jabal, al-Mughirah bin
Syu’bah dll. Sedangkan murid-muridnya adalah Abu Sakhrah,
Usman bin 'Ashim bin Husain, Ibrahim bin al-Nakhai dll.
b. Penilaian Ulama
Di dalam kitab tahzib al-kamal Yahya bin Ma’in, al-Nasa’i dan
al-Ajli menilai tsiqah pada al-Aswad bin Hilal.7
Di dalam penelusuran diprogram Ensiklopedi Hadits diketahui
para ulama menilai Tsiqah terhadap Al-Aswad bin Hilal, antara lain:
Yahya bin Ma’in, An-Nasa’i, Al’Ajli, Ibnu Hibban dan Adz-Dzahabi
3. Perawi ketiga Abu Hasin

a. Biografi
Nama lengkapnya adalah ‘Us\ma>n bin 'A<s}im bin Hus}ain wafat
di Kufah pada tahun 132 H. 8 Guru-gurunya adalah Anas bin Ma> lik,
al-Aswad bin Hilal, Jabir bin Samrah dll. Sedangkan murid-
muridnya adalah Sufyan al-Sauri, Sufyan bin ‘Uyanah, Syu'bah bin
Al-Haja>j dll. 9
b. Penilaian Para Ulama
Di dalam kitab tahzib al-kamal Yahya> bin Ma’in, Abu Hatim,
Ya’qub bin Syaibah dan Al-Nasa’i menilai tsiqah pada ‘Usman bin
‘Asim bin Husain.10
Di dalam penelusuran diprogram Ensiklopedi Hadits diketahui

6
Ibid., Juz .28, hlm. 113
7
Ahmad bin Abdullah al-Ajli, Ma’rifah al-Siqah, (al-Madinah: Maktabah al-Dar, 1985), Juz
1, hlm. 229
8
al-Mazi, Tahz\i>b al-Kama>l. .., Ju z19, hlm. 407
9
Ibid., Juz .19, hlm. 401-402
10
Ibid., Juz .19, hlm. 405

9
para ulama menilai Tsiqah terhadap ‘Us\ma>n bin 'A<s}im, antara lain:
Yahya bin Ma’in, An-Nasa’i, Abu Hatim, Ibnu Hibban, Ibnu Hajar
dan Adz-Dzahabi
4. Perawi Keempat Syu’bah bin Al-Hajjaj
a. Biografi
Nama lengkapnya adalah Syu’bah bin Al-Hajjaj binn Al-Warad.
Guru-gurunya adalah ‘Usman bin ‘Asim bin Husain, ‘Usman bin
Abdullah, ‘Usman bin Ghiyas dll.11 Sedangkan murid-muridnya adalah
Muhammad bin Bakar, Muhammad bin ‫ﷺ‬a’, Muhammad
bin Ja’far dll.12
b. Penilaian Ulama
Di dalam kitab tahzib al-kamal, Muhammad bin Sa’ad menilai
tsiqah ma’mun13, sedangkan al-Ajli menilai tsiqah tsabat.14 Ia lahir pada
tahun 82 H. Dan wafat di Basrah pada tahun 160 H.15
Di dalam penelusuran diprogram Ensiklopedi Hadits diketahui
para ulama menilai Tsiqah terhadap Syu’bah bin Al-Hajjaj, antara lain
Al-Ajli, Ibnu Sa’d, dan Ibnu Hajar. Imam Adz-Dzahabi menilainya
Tsabat Hujjah. Imam Ats Tsauri menilainya sebagai Amirul
Mu’minin Fiil Hadits.

5. Perawi kelima Ghundar


a. Biografi
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Ja’far. Guru-gurunya
adalah Sufyan al-Sauri, Sufyan bin ‘Uyainah, Syu’bah bin Al-Hajjaj.
Sedangkan murid-muridnya adalah Muhammad bin Basysyar bin
‘Usman, Muhammad bin Aban, Qutaibah bin Sa’id dll.16
b. Penialaian Ulama

11
Ibid., Juz 12, hlm. 483
12
Ibid., Juz 12, hlm. 488
13
Ibid., Juz 12, hlm. 494
14
al-Ajli, Ma’rifah al-S|iqah..., Juz 1, hlm. 456
15
al-Mazi, Tahzib al-Kamal..., Juz 12, hlm. 495
16
Ibid., Juz 25, hlm. 5-6

10
Di dalam kitab tahzib al-kamal, Abu Hatim bertanya pada ayahnya
tentang Muhammad bin Ja’far ayahnya menjawab bahwa Muhammad
bin Ja’far adalah shaduq. Menurut Syu’bah dan Ibnu Hibban menilai
Muhammad bin Ja’far adalah seorang tsiqah. Sedangkan al-Ajli menilai
tsiqah katsir al-Hadis.17 Wafat di Basrah pada tahun 194 H.18
Di dalam penelusuran diprogram Ensiklopedi Hadits diketahui
Imam Ibnu Hajar menilainya Tsiqah. Imam Adz-Dzahabi menilainya
seorang Hafizh.

6. Perawi keenam Muhammad bin Basysyar


a. Biografi
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Basysyar bin Usman.
Wafat di Basrah pada tahun 252 H. Guru-gurunya adalah Muhammad
bin Ja’far, Quraisy bin Anas, Katsir bin Hisyam dll. 19 Sedangkan murid-
muridnya adalah Muhammad bin isma’il, Muhammad bin al-Musayyab,
Yahya bin Muhammad dll.20
b. Penialaian Ulama
Mengutip dalam kitab tahzib al-kamal, Ibnu Hatim menilai
Muhammad bin Basysyar bin ‘Usman adalah shaduq dan An-Nasa’i
menilai shalih la ba’sa bih. Sedangkan al-Ajli menilai tsiqah katsir
al-Hadis.21
Di dalam penelusuran diprogram Ensiklopedi Hadits diketahui
Imam Ibnu Hajar dan Imam Ibnu Hibban menilainya Tsiqah, Imam
Abu Hatim menilainnya Shaduuq, An-Nasa’i menilainnya Shalih,
dan Imam Adz-Dzahabi menilainya seorang Hafizh.

D. Hasil Analisis Sanad Jalur Mu’adz bin Jabal

Dari analisis ketersambungan sanad serta kualitas perawi yang telah

17
al-Ajli, Ma’rifah al-S|iqah..., Juz 2, hlm. 234
18
al-Mazi, Tahz\i>b al-Kama>l..., Juz 25, hlm. 9
19
Ibid., Juz 24, hlm. 512
20
Ibid., Juz 24, hlm. 514
21
al-Ajli, Ma’rifah al-S|iqah..., Juz 2, hlm. 232

11
dilakukan di atas, terbukti bahwa dari masing- masing sanad serta penelitian
para periwayat, dari periwayat pertama hingga mukharrij al-Hadis secara
keseluruhan adalah sebagai beri kut:
1) Dari segi ketersambungan sanad, bisa diketahui bahwa seluruh perawi
dalam semua tabaqat sanad terindikasi adanya pertemuan (al-liqo’)
karena masing- masing mempunyai hubungan guru dan murid.
Dengan demikian, sanad al- Bukhari dengan jalur Mu’adz bin Jabal dari
awal sampai akhir adalah bersambung (muttasil).

2) Berdasarkan penilaian ulama sebagaimana disebutkan di atas, dapat


dinyatakan bahwa tidak ada satu pun ulama kritikus Hadis yang
mencela periwayat dalam sanad Hadis. Oleh karena itu bisa
dinyatakan bahwa seluruh periwayat dalam sanad jalur Muadz bin
Jabal adalah tsiqah. Mengingat lafal ta’dil yang digunakan juga
fariatif namun kebanyakan menyebutkan dengan lafal tsiqah, maka
penulis menilai bahwa sanad Hadis jalur Mu'adz bin Jabal bin
'Amru bin Aus ditinjau dari segi jarh wa ta’dil adalah berkualitas
shahih.

3) Kedudukan Hadis diatas adalah marfu’

E. Kandungan dan Penjelasan Hadis serta Kaitannya dengan Dunia


Pendidikan
Hadis ini mengandung penjelasan tentang aqidah Islam. Rasul
menyampaikan pelajaran ini kepada Mu’adz bin Jabal pada usia mudanya.
Ini menunjukkan bahwa pendidikan aqidah sudah ditanamkan kepada
seseorang sejak ia kecil. Karena usia inilah yang paling tepat untuk
menanamkan nilai. Bila nilai itu sudah tertanam, maka kehidupan setelah
dewasa dan masa tua banyak dipengaruhi oleh masa muda itu. Sehingga
kalaupun seseorang hidup di lingkungan yang sangat jauh dari ajaran Islam,
tetapi ideologinya tidak terpengaruh, keyakinannya tidak goyah. Adapun
jika penanaman nilai itu terlambat, apalagi setelah kepalanya terisi oleh

12
teori-teori dan doktrin di luar Islam, maka manusia seperti inilah susah
untuk disadarkan dan dibimbing ke jalan Islam.3

Sayangnya di masyarakat Muslim sekarang yang terjadi justru seperti


ini. Sejak kecil anak tidak mendapatkan doktrin Islam, justru yang tertanam
di kepalanya adalah doktrin sekuler -yang memisahkan antara agama dari
kehidupan- karena ia belajar di sekolah-sekolah sekuler. Bahkan yang lebih
parah, anak yang sekolah di sekolah- sekolah missionaris Kristen dan
Katolik dengan berbagai sektenya, akidah mereka terancam dan Iman
mereka kian hari kian menipis, sampai akhirnya merekapun murtad dari
Islam. Betapa teganya seorang ayah memasukkan anaknya ke "sarang
harimau" demi mendapatkan pendidikan modern. Sekolah-sekolah
missionaries itu bukan hanya tidak memberikan pendidikan Islam kepada
anak-anak Muslim, bahkan menjadikan mereka sebagai mangsa untuk
penyebaran misi mereka. Sumber-sumber informasi mengatakan, justru
anak-anak Muslim itu yang disuruh untuk memimpin doa Kristen di
kelasnya.

Rasulullah mengajarkan kepada Mu’adz bin Jabal agar dia mengetahui


hak Allah Ta’ala atas hamba-hambanya yaitu agar setiap hamba
mentauhidkan Allah dalam beribadah dengan tidak menyekutukan Allah
dengan sesuatu apapun dan apabila seorang hamba telah memenuhi hak
Allah Ta’ala ini maka hamba tersebut berhak mendapatkan haknya yaitu
Allah tidak akan menyiksanya.

Pelajaran seperti ini memang sangat tepat diajarkan kepada anak.


Psikologi anak mudah menerima pendidikan seperti ini dan dengan bahasa
seperti Hadis ini. Yang diharapkan darinya ialah, doktrin tersebut tertanam
dalam benaknya hingga ia tua. Pada waktu ia dewasa ia tetap teringat bahwa
apabila seseorang ingin mendapatkan haknya dari Allah yakni terbebas dari
siksa-Nya maka hendaklah dia memenuhi hak Allah yakni tidak

13
menyekutukan Allah dalam setiap bentuk peribadatannya baik ibadah
lahiriyah maupun batiniyah.

Rasulullah mengajarkan di dalam Hadis ini dasar-dasar aqidah, yaitu


Inilah ajaran tauhid yang merupakan hak Allah Ta’ala atas setiap hamba-
Nya yang merupakan inti dari ajaran islam yang dibawa oleh setiap Nabi
dan Rasul kepada setiap kaumnya. Inilah pelajaran yang paling penting
dalam syariat Islam.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Memahami hadis secara komprehensif dari sisi sanad, matan dan sharah
membantu menemukan pemahaman yang baik. Cara ini dapat menjadi
metode pokok dalam mengkaji hadis dari berbagai tema. Hadis mengenai
materi pendidikan akidah diatas menjelaskan kepada kita tentang pentingnya
mendahulukan mempelajari ilmu akidah diandingkan ilmu-ilmu yang lain
sebagaimana Rasulullah mendahulukan mengajarkan kepada Mu’adz bin
Jabal agar dia mengetahui hak Allah Ta’ala atas hamba-hambanya yaitu
agar setiap hamba mentauhidkan Allah dalam beribadah dengan tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun dan apabila seorang hamba
telah memenuhi hak Allah Ta’ala ini maka hamba tersebut berhak
mendapatkan haknya yaitu Allah tidak akan menyiksanya. Inilah pelajaran
Tauhid yang merupakan pelajaran yang paling penting dalam syariat Islam.

Menelisik kualitas hadis, bukan hanya penting di era sekarang yang jarak
waktunya jauh dari Nabi, bahkan jauh sebelumnya di era Rasul Muhammad
hal itu sudah dilakukan. Setelah Nabi wafat, ilmu tentang kritik hadis terus
berkembang bahkan dapat dikatakan ilmu ini sudah mapan, termasuk ilmu
untuk memahami hadis yang kontradiktif sekalipun status sanad dan
matannya kuat. Tidak hanya kritik sanad, kritik matan pun menjadi
perhatian penting bagi para pengkaji hadis. Ini menunjukkan betapa
pentingnya ilmu untuk mendeteksi kualitas hadis.

B. Saran
Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami selaku penulis memohon kepada pembaca supaya berkenan
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun dengan tujuan untuk

15
memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ajli, Ahmad bin Abdullah, Ma’rifah al-Siqah, al-Madinah: Maktabah al-


Dar, 1985
Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail, Shahih al-Bukhari, (Bairut: Dar ibn
Katsir, Cet. Ke III, 1987
Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Tahzib al-Tahzib, t.t.p.: Dar al-Fikr, 1984
Al-Mazi, Yusuf bin al-Zakki, Tahzib al-Kamal, Bairut: Mu’assasah al-
Risalah, 1980
Ulwan, Abdullah Nashih, Pendidikan Anak Dalam Islam, penerjemah Arif
Rahman, Solo: Insan Kamil, 2012
.

17

Anda mungkin juga menyukai