PROFESI KEPENDIDIKAN
Makalah
Penyusun
A.FAUSIA,S.Ag
NIM.86108202027
Dosen pemandu
Dr.Zakariah,M.Pd
PROGRAM PASCASARJANA
2021
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Ilmuan 3
C. Profesi Kependidikan 12
A. Simpulan 15
B. Saran 16
DAFTAR RUJUKAN 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
pikirannya untuk bernalar. Kemampuan berfikir dan bernalar itu pula yang membuat
kita sebagai manusia menemukan berbagai pengetahuan baru. Pengetahuan baru itu
lingkungan alam yang tersedia di sekitar kita. Oleh karena itu, ilmuwan memiliki
beberapa tanggung jawab yang perlu dimiliki, seperti tanggung jawab profesional
formal.
masyarakat yang menyangkut asas moral dan etika. Pengalaman dua perang dunia 1
(terkenal dengan perang kuman) dan perang II (terkenal dengan bom atom) telah
benar saja ke kumpulan pengetahuan benar yang sudah ada, walaupun ada tekanan
ekonomi atau sosial yang memintanya untuk tidak melakukan hal 2 itu, karena
dikalangan masyarakat.
ilmuwan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh umat manusia. Hal itu
berarti perlunya kode etik ilmuwan atau yang sering disebut dengan etika keilmuan
1
2
Dengan demikian dalam diri manusia memiliki dasar-dasar yang pokok, yaitu dasar
ilmu pengetahuan dan moral yang harus ditanamkan dalam diri. Dalam kehidupan
berkeluarga dan bermasyarakat juga merasakan urgensi moral, jadi hal tersebut tidak
saja dirasakan oleh manusia dalam kehidupan perseorangan. Lebih jauh lagi, moral
merupakan pembeda yang jelas antara manusia dan makhluk lainnya, seperti hewan,
tumbuhan, dan lain sebagainya. Artinya, tanpa modal moral pada diri manusia, maka
manusia akan kehilangan derajat kemanusiaanya sebagai makhluk yang paling mulia,
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah adalah
sebagai berikut.
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Defenisi Ilmuan
orang yang ahli, orang yang banyak pengetahuan mengetahui suatu ilmu,
orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan, orang yang bekerja dan
kehidupan sosial.
Istilah ilmuwan dipakai untuk menyebut aktifitas seseorang untuk
gagasan dalam bentuk ilmiah sebagai bukti hasil kerja mereka kepada dunia
dan juga untuk berbagi hasil penyelidikan tersebut kepada masyarakat awam,
3
4
yang dianut serta dalam perilaku seorang ilmuwan. 1 Seorang Ilmuwan dapat
a. Dari cara kerja, cara kerja untuk mengungkap segala sesuatu dengan metode
Karena ilmu merupakan alat yang paling mampu dalam mencari dan
memiliki daya kritis tinggi atau pun pragmatis, kejujuran, jiwa terbuka dan
netral, tetapi lebih dari semua itu ialah penghayatan terhadap etika serta moral
ilmu dimana manusia dan kehidupan itu harus menjadi pilihan juga sekaligus
junjungan utama.
Agama dan ilmu dalam beberapa hal berbeda, namun pada sisi tertentu
tradisi yang sudah mapan (ritual) cenderung ekslusif, dan subjektif. Sementara
ilmu selalu mencari yang baru. Tidak perlu terikat dengan etika progresif.
Agama memberikan ketenangan dari segi batin karena ada janji kehidupan
1
Nitazakiyah, Tanggung jawab Ilmuan, diakses dari Tanggung jawab ilmuwan – nitazakiyah
(wordpress.com) pada tanggal 27 Februari 2021, pukul 12:40.
5
mendesain masa depan manusia. Desain agama lebih jauh dan abstrak,
sedangkan ilmu dan teknologi lebih pendek dan konkret. Desain agama untuk
teknologi untuk hidup di masa depan di dunia ini. Dalam pandangan agama,
ilmu, dan teknologi merupakan aspek kehidupan umat manusia yang tertinggi.
1. Peran Ilmuan
dengan
2
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.230.
3
Nitazakiyah, Tanggung jawab Ilmuan, diakses dari Tanggung jawab ilmuwan – nitazakiyah
(wordpress.com) pada tanggal 27 Februari 2021, pukul 12:40.
6
Fungsi seorang ilmuwan tidak hanya berhenti pada penelaahan dan keilmuan
secara individual namun juga bertanggung jawab agar produk keilmuannya sampai
1. Tidak ada rasa pamrih, yaitu suatu sikap yang diarahka untuk mencapai
pribadi
2. Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang bertujuan agar para imuawan mampu
dikemukakan oleh orang lain, oleh para ilmuwan lainnya, memiliki keyakinan
yang kuat terhadap kenyataan maupun terhadap alat indera serta budi, adanya
sikap yang positif terhadap setiap pendapat atau teori terdahulu telah memberikan
inspirasi bagi terlaksanya penelitian dan pengamatan lebih lanjut
4. Seorang ilmuan juga memilki rasa tidak puas terhapa penelitian yang telah
dilakukan sehingga dia terdorong untuk terus melakukan riset atau penelitian
5. Seorang ilmuwan harus memilki akhlak atau sikap etis yang selalu berkehendak
pembangunan bangsa dan negara. Akhlak dan sikap etis dalam mengembangkan
4
Susanto, Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h.196.
7
ilmu untuk memiliki sopan santun ilmiah yaitu dengan berhati-hati dalam
mengeluarkan pendapat, dan kalau teryata dia salah maka harus segera menyadari
dan dikaji secara luas. Jika hasil karyanya itu memenuhi syarat-syarat
keilmuan, maka karya ilmiah itu akan menjadi ilmu pengetahuan dan
keilmuan, tetapi juga bertanggung jawab atas hasil penelitiannya agar dapat
baiknya.6
5
Mukhar Latif, Orientasi Ke Arah Pembhasan Filsafat Ilmu, (Jakarta: Perenadamedia Group,
2014), h.242.
6
Muhammad Adib, Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistimologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan, (Yogyakarta: Pistaka Pelajar, 2011), h. 230.
8
universal karena pada dasarnya ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk
seperti; bencana alam, keadaan alam yang kritis, konflik sosial, dan
sebagainya. Tanggung jawab keilmuan bukan saja dalam arti yang normative,
misalnya berkaitan dengan aspek moral yang bersifat legalistik saja, tetapi
mencakup aspek yang lebih luas. Misalnya, tanggung jawab keilmuan dalam
sehingga di satu sisi tidak diperalat oleh ilmu dan ilmuwan demi mencapai
prestise dan supremasi ilmu, atau di sisi lain, tidak tergilas oleh kebodohan
dirinya.
"bertanggung jawab atas". Tanggung jawab dalam arti demikian berarti; apa
disebabkan oleh ilmu atau ilmuwan itu sendiri. Aspek tanggung jawab sebagai
sikap dasar keilmuan, dengan ini, telah menjadi satu dalam kehidupan
keilmuan itu sendiri dan sulit dipisahkan. Tanggung jawab keilmuan, tidak
ke abad.8
temuannya).
8
Conny R. Semiawan, Made Putrawan, dan Setiawan, Dimensi Kreatif dalam Filsafat
Ilmu, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), h.116.
10
Dan berikut ini akan di uraikan berbagai tanggung jawab ilmuwan yang
penealaahan dal ilmuan secara individual namun juga ikut bertanggung jawab
sosial yang akan berkembang berdasarkan permalahan sosial yang sering terjadi
dimasyarakat.
2. Seorang ilmuwan harus mampu bekerjasama dengan masyarakat yang mana di
proses intergrasi sosial budaya yang mana integrasi tersebut bertujuan untuk
mempererat tali kesatuan antara masyarakat Indonesia. Hal ini juga bertujuan
Tanggung jawab moral tidak dapat dilepaskan dari karakter internal dari
pribadinya atau kepentingan sesaat. Moral dan etika yang baik perlu kepekaan
atas rasa bersalah, kepekaan atas rasa malu, kepatuhan pada hukum dan
pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggapnya benar, berani
(pedoman, aturan, standar atau ukuran, baik yang tertulis maupun tidak
tertulis) yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya; kumpulan asas atau nilai moral (Kode Etik) dan
ilmu tentang perihal yang baik dan yang buruk. Misalnya saja tanggung jawab
etika ilmuwan yang berkenaan dengan penulisan karya ilmiah, maka kode etik
pada penulisan karya ilmiah harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab dalam hal memperdalam dan meraih hakekatnya, agar ilmu
memikulkan agar mata rantai ilmu tidak terputus, lalu, terutama, bahkan
pertama sekali
pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk
10
Ekalistina, Hakekat Profesi Kependidikan, diakses dari makalah profesi kependidikan –
ekalistina (wordpress.com) pada tanggal 27 Februari 2021, pukul 12:10.
14
mekanisme kerjanya di kuasai kode etik. Layanan yang terdapat pada profesi
Jadi dapat diketahui bahwa jenis profesi kependidikan ada dua yaitu pendidik
“profesi” yang lebih luas, yang juga mencakup di dalamnya tenaga pendidik.,
langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis,
Guru dan dosen, misalnya, adalah sebutan tenaga pendidik yang bekerja di
sekolah, jelas bahwa ujung dari pelaksaan tugas adalah terjadinya suatu proses
teknis lainnya yang dilakukan oleh para manajer sekolah juga harus
lagi para pendidik (guru), mereka harus mampu merancang dan melaksanakan
16
terlibat dalamnya
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
kehidupan social
ilmunya.
ilmuan secara individual namun juga ikut bertanggung jawab agar produk
internal dari ilmuwan itu sendiri sebagi seorang manusia. Ilmuwan hendaknya
dan etika, Tanggung jawab yang berkaitan dengan etika meliputi etika
moral (pedoman, aturan, standar atau ukuran, baik yang tertulis maupun tidak
tertulis) yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
3
15
B. Saran
Adib Muhammad, Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistimologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan, Yogyakarta: Pistaka Pelajar, 2011.
Bakhtiar Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.
Ekalistina, Hakekat Profesi Kependidikan, diakses dari makalah profesi kependidikan
– ekalistina (wordpress.com) pada tanggal 27 Februari 2021, pukul 12:10.
Latif Mukhar, Orientasi Ke Arah Pembhasan Filsafat Ilmu, Jakarta: Perenadamedia
Group, 2014.
Nitazakiyah, Tanggung jawab Ilmuan, diakses dari Tanggung jawab ilmuwan –
nitazakiyah (wordpress.com) pada tanggal 27 Februari 2021, pukul 12:10. .
R Conny. Semiawan, Made Putrawan, dan Setiawan, Dimensi Kreatif dalam Filsafat
Ilmu, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998.
S Jujun. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 1998.
Susanto, Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologi, Epistemologi, dan
Aksiologi,Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.
Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.
17