Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas pada Mata Kuliah Filsafat
Ilmu Program Studi Pendidikan Agama Islam
Program Pasca Sarjana IAIN Bone
Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
meskipun dalam bentuk sederhana. Shalawat dan salam atas junjungan nabi besar
sebagai rahmat bagi alam semesta. Dalam penulisan makalah ini tidak terlepas
terbatas namun berkat keteguhan hati untuk menyelesaikan masalah ini kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan dari apa
yang dipaparkan.
Terlepas dari semua itu penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
makalah selanjutnya dan penulis mengharapkan agar kiranya tulisan ini dapat
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Pembahasan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Ilmuwan 3
C. Ciri Ilmuwan 11
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
banyak sekali masalah dalam ilmu. Hal ini memang tak aneh bila diingat betapa
rumitnya hakikat manusia dan kehidupan. Akibat dari kerumitan ini maka tiap
masalah keilmuan sudah harus merupakan seleksi dari data yang diberikan oleh
penghidupan kepada kita. Ini juga berarti bahwa tak seorang pun, memecahkan suatu
masalah, dapat memilih seluruh fakta. Dalam permasalahan keilmuan ini, kita
dikenalkan dengan nama ilmuwan yang merupakan ahli atau pakar dalam bidang
keilmuan.
Kata ilmuwan ini muncul kira-kira tahun 1840 untuk membedakan mereka
dengan para filsuf, kaum terpelajar dan cendekiawan dan lain sebagainya. Ilmuwan di
sini mempunyai beberapa arti, peran, ciri serta tanggung jawab dalam ilmu atau hasil
penemuannya. Maka dari itu, ilmuwan tidaklah lain orang yang mencari keajengan
dalam alam yang bersifat kognitif, rasional dan teoritis yang nantinya akan
menghasilkan sebuah ilmu. Karena ilmu yang di perkembangkan oleh para ilmuwan
untuk mencapai kebenaran atau memperoleh pengetahun. Oleh sebab itu, dalam
B. Rumusan Masalah
1
5. Apa saja peran dan fungsi ilmuwan?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmuwan
Dari pertumbuhan ilmu sejak zaman Yunani Kuno sampai abad modern ini
tampak nyata bahwa ilmu merupakan aktivitas manusia, suatu kegiatan melakukan
sesuatu yang dilaksanakan orang atau lebih tepat suatu rangkaian aktivitas yang
membentuk suatu proses. Seorang yang melakukan rangkaian aktivitas yang disebut
ilmu itu kini lazim dinamakan ilmuwan (scientist). Kata ilmuwan sekarang tentu
bukanlah hal yang asing. Secara sederhana ia diberi makna ahli atau pakar. Dalam
kamus Indinesia, kata ilmuwan bermakna orang yang ahli atau banyak
pengetahuannya mengenai suatu ilmu, atau orang yang berkecimpung dalam ilmu
untuk mencari pengetahuan baru, asas-asas baru, dan bahan-bahan baru dalam
mengemukakan pendapat yang berikut yaitu, mereka yang ikut serta dalam
Adapun ilmuwan juga diartikan orang yang ahli dan banyak pengetahuannya
ilmuwan merupakan orang yang melakukan kegiatan atau aktifitas dalam kaitannya
bidang keilmuwan. Pada zaman orde baru para ahli dikatakan ilmuwan karena untuk
3
membedakan dirinya dengan para ahli-ahli lainnya seperti filsuf, cendekiawan atau
intelektual, dan lain sebagainya. Istilah ilmuwan dipakai untuk menyebut aktifitas
mengeluarkan gagasan dalam bentuk ilmiah sebagi bukti hasil kerja mereka kepada
dunia dan juga untuk berbagi hasil penyelidikan tersebut kepada masyarakat awam,
karena mereka merasa bahwa tanggung jawab itu ada di pundaknya. Adapun filsuf
dipakai untuk menyebutkan aktivitas seseorang yang berkaitan dengan filsafat atau
Secara sekilas, ilmuwan dan filsuf serupa tapi tak sama, yang berbeda hanya
media yang digunakan dalam keilmuwan. Dalam ilmuwan media yang digunakan tak
lain adalah permasalahan, yang mana permasalahan ini merupakan objek dalam ilmu
pengetahuan. Di dalam objek ini ada dua kategori objek material dan objek formal.
pemikiran atau penelitian ilmu. Objek Material yang diselidiki baik yang bersifat
konkrit, abstrak, material, dan non material. Adapun objek formalnya adalah
pendekatan secara cermat dan bertahanp menurut segi-segi yang dimiliki objek materi
dan menurut kemampuan seseorang. Pada objek formal ini, sudut pandang yang
ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atas sudut
pandang dari mana objek material itu disorot. Objek formal suatu ilmu tidak hanya
memberikan keutuhan ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-
bidang lain. Suatu objek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga
menghasilkan ilmu yang berbeda. Oleh karena itu, akan tergambar lingkup suatu
pengetahuan mengenai suatu hal menurut segi-segi tertentu. Dengan kata lain, ”
tujuan pengetahuan sudah ditentukan.” Dalam kajian ini juga, objek formal,adanya
4
permasalahan – permasalahan mendasar ilmu dalam teorinya harus memenuhi tiga
hal:
- Ontologis
- Epistimologi
- Aksiologis
sehingga tujuan yang sudah dikembangkan akan terlaksana atau tersusun sesuai
prosedur yang sudah ditantukan. Ilmu Pengetahuan dibangun atas dasar kepercayaan.
Ilmuwan percaya bahwa karya tulis rekannya memuat ketentuan ilmiah yang dapat
dipercayainya serta telah diperoleh dengan tata cara yang dapat dipercaya sebagai
obyektif, cermat dan jujur. Karena pada dasarnya kita sudah tahu bahwa ilmu
yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan, yaitu gejala ”
manusia di dunia yang mengembara menuju akhirat.” Dalam gejala ini jelas ada tiga
hal menonjol, manusia, dunia dan akhirat. Sedangkan objek formalnya adalah cara
pendekatan yang dipatuhi atas objek material yang sedemikian khas sehingga
pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkan system filsafat. Jadi pada
intinya, dalam filsuf itu sifatnya khusus dan ilmuwan sifatnya umum.
pada umumnya hal yang membedakan antara intelektual atau cendekiawan dan
ilmuwan terletak pada produk ragam masalah yang dihasilkan. Jika ilmuwan
menghasilkan ilmu atas pemasalahan dan mencari tujuan praktis serta moralis yang
5
sesuai dengan realisme maka intelektual atau cendekiawan sebaliknya, ia menaruh
masyarakat dimana ia berada. Di sini perlu diberi penekanan terhadap kata ” tulus”,
karena tidak semua orang yang menaruh perhatian terhadap masalah-masalah sosial-
ilmuwan Jadi ilmuwan bukanlah sekedar untuk melakukan kegiatan ilmiah atau
mencari permasalahan yang akhirnya kebenaran, akan tetapi seorang ilmuwan juga
dunia.
B. Sikap Ilmiah
diikuti dengan perasaan positif ataupun negatif. Seorang ilmuwan dalam mencari atau
mengembangkan pengetahuan baru harus diikuti dengan sikap yang positif. Sikap
yang harus ada pada diri seorang ilmuwan ketika menghadapi persoalan-persoalan
Menurut Baharuddin yang dikutip oleh Hidayat, sikap ilmiah adalah sikap
yang diperlihatkan oleh para ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai
1
Ara Hidayat, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), hal. 18
6
dengan pendapat tersebut, Hidayat menjelaskan bahwa sikap ilmiah adalah suatu
dalam hal-hal tertentu yang sesuai dengan pemikiran ilmiahnya dan tidak
bertentangan dengan cita keilmuwan pada umumnya.2 Dari kedua pendapat tersebut
dapat diketahui bahwa sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki seorang
dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika
ingin tahu, disiplin, tekun, jujur, dan terbuka terhadap pendapat orang lain. 3 Dalam
melakukan penelitian, sikap ini harus senantiasa melekat pada setiap ilmuwan sebagai
usaha dalam memecahkan masalah. Dengan menerapkan sikap ilmiah pada setiap
langkah penelitian, maka akan membantu seorang peneliti tersebut mendapatkan hasil
sebagai komponen sikap yang dapat dikembangkan pada siswa sekolah dasar sebagai
berikut:
1. Sikap ingin tahu Menurut Hidayat, sikap ingin tahu ditandai dengan selalu
2
Ibid., hal. 13
3
Sumaji, dkk., Pendidikan Sains yang Humanistis, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), hal. 134
4
Ara Hidayat, Op. Cit., hal. 18
7
sekolah dasar mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan cara bertanya
kepada guru, teman atau dirinya sendiri dan akan antusias dalam mencari
jawaban.
2. Sikap respek terhadap data/fakta Sikap respek terhadap data berarti bersikap
objektif atau jujur, tidak memanipulasi data, dan tidak mencampur fakta
dengan pendapat. Siswa yang memiliki sikap respek terhadap data/fakta akan
mengambil keputusan sesuai fakta atau sesuai dengan data yang telah
3. Sikap berpikir kritis Menurut Johnson, Berpikir kritis adalah sebuah proses
dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain. 5 Siswa yang berpikir kritis
akan menanyakan setiap perubahan atau hal-hal baru, siswa akan meragukan
temuan teman bila data yang dipaparkan kurang mendukung gagasan yang
disampaikan.
kreatif adalah kegiatan mental yang memupuk ide-ide asli dan pemahaman-
pemahaman baru.6 Siswa yang memiliki sikap kreatif biasanya suka mencoba
percobaan baru dan juga dapat membuat karya yang berbeda dari orang lain.
5
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar
Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: Kaifa, 2014), hal. 185
6
Ibid., hal. 183
8
5. Sikap berpikiran terbuka dan kerja sama Menurut Jasin, seseorang yang
mempunyai sikap ilmiah tidak akan berusaha memperoleh dugaan bagi buah
pandangan yang sangat luas dan bebas dari praduga. Ia tidak akan
meremehkan suatu gagasan baru dan menghargai setiap gagasan baru. Selalu
merasa paling benar sehingga mau merubah pendapat jika data kurang.
Sedangkan sikap kerja sama artinya siswa mau berpartisipasi aktif dalam
yang terjadi atau dapat mengalami kegagalan. Siswa yang memiliki sikap
7. Sikap peka terhadap lingkungan sekitar Sikap ini ditandai dengan adanya
dengan baik.
pandangan seseorang terhadap cara berfikir yang sesuai dengan metode keilmuan,
yang sesuai dengan keilmuan tersebut. Seorang ilmuan haruslah memiliki sikap
7
Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hal. 47
9
positif atau kecenderungan menerima cara berfikir yang sesuai dengan metode
1. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan kemampuan belajar yang besar
3. Jujur
4. Terbuka
5. Toleran
6. Skeptik
7. Optimis
8. Pemberani
ilmiah tersebut.9
1. Mempunyai rasa ingin tahu yang mendorong untuk meneliti fakta-fakta baru
8
Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat., (Jakarta: Bina Aksara, 1988), hal. 38
9
Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, rev.ed., (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hal.
45-49.
10
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Puskata Setia, 2011), hal. 150.
10
5. Mempunyai sifat ragu sehingga terus mendorong upaya pencarian kebenaran
6. Rendah hati dan toleran terhadap hal yang diketahui dan tidak diketahui
Dari kedelapan ciri sikap ilmiah tersebut, dapat diketahui beberapa pokok
sikap ilmiah yaitu objektif, terbuka, rajin, sabar, tidak sombong, dan tidak
memutlakkan suatu kebenaran ilmiah. Hal ini menandakan bahwa ilmuwan perlu
memupuk sikap tersebut terus menerus apabila berhadapan dengan ilmu karena selalu
terjadi kemungkinan bahwa apa yang sudah dianggap benar saat ini (misalnya teori),
suatu saat akan digantikan oleh teori lain yang menunjukkan kebenaran baru.
C. Ciri Ilmuwan
ditunjukkan oleh cara berfikir yang dianut serta dalam perilaku seorang ilmuwan.
Mereka memilih bidang keilmuan sebagai profesi. Untuk itu yang bersangkutan harus
tunduk di bawah wibawa ilmu. Karena ilmu merupakan alat yang paling mampu
dalam mencari dan mengetahui kebenaran. Ini dapat dikenali lewat paradigma
maupun pola sikap senyatanya dalam kehidupan sosial, yang merupakan penjelmaan
prinsip-prinsip ilmiah. Seorang ilmuwan tampaknya tidak cukup hanya memiliki daya
kritis tinggi atau pun pragmatis, kejujuran, jiwa terbuka dan tekad besar dalam
mencari atau menunjukkan kebenaran pada akhirnya, netral, tetapi lebih dari semua
itu ialah penghayatan terhadap etika serta moral ilmu dimana manusia dan kehidupan
11
D. Syarat-Syarat yang Harus Dipatuhi Seorang Ilmuwan
saja, akan tetapi ia harus bisa mempopulerkan karya ilmiahnya agar bisa diterima
masyarakat dan sekiranya karya ilmiahnya baik. Oleh karena itu seorang ilmuwan
a. Prosedur ilmiah
b. Metode ilmiah
keilmuannya.
Salah satu syarat utama dalam hubungan antara ilmuwan dengan masalah keilmuan
tidak lain hanyalah, seorang ilmuwan harus memiliki ciri, sikap dan tanggung jawab.
Akan tetapi di sini seorang ilmuwa harus juga memiliki peran atau pun fungsi.
keahliannya.
12
3) Sebagai Teknikus, dia tetap menjaga keterampilannya memakai instrument
peran pertama mengharuskannya untuk turut menjaga martabat manusia. Karena kita
semua tahu bahwa ilmu merupakan hasil karya perseorangan yang dikomunikasikan
dan dikaji secara terbuka oleh masyarakat. Maka dari itu, fungsi seorang ilmuwan
tidak hanya berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara individual namun juga
bertanggung jawab agar produk keilmuannya sampai dan dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat luas.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan kemampuan belajar yang besar
3. Jujur
4. Terbuka
5. Toleran
6. Skeptik
7. Optimis
8. Pemberani
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Maka
demikian penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
tidak menutup kemungkinan adanya kesalahan, maka dari itu penulis menginginkan
agar pembaca dapat mencari tahu kebenaran suatu ilmu yang kami paparkan jika
yang ada dalam makalah ini didapati suatu kesalahan. Dengan begitu pembaca akan
mengatehui kebenaran dan dapat memberikan kritik atas kesalahan, serta menambah
14
Daftar Pustaka
Jasin, Maskoeri, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010
Hidayat, Ara, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
15