Makalah
IAIN PALOPO
Oleh:
KELOMPOK 11
Dosen Pengampu :
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah swt. atas segala nikmat,
karunia dan hidayah-Nya, sehingga tugas makalah yang diberikan ini dapat
Adapun maksud penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kajian Akhlak dan Tasawuf. Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah, Ustadz Dr. H. Hasbi, M.Ag. dan Ustadz Dr. Mardi
Takwim, M.H.I yang telah memberikan tugas makalah ini, sehingga bisa
memotivasi untuk senantiasa belajar lebih giat dan mengetahui lebih dalam
tentang filsafat ilmu. Makalah ini dibuat berdasarkan referensi yang ditemukan
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
makalah ini ditemui berbagai kesulitan dan hambatan. Oleh karena itu, penyusun
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................i
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran .......................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjadi sangat penting karena tanpanya tidak mungkin bagi peneliti dan ilmuan
Ilmu itu sendiri merupakan hasil usaha manusia dalam menciptakan suatu
pemahaman baru dengan berbagai metode untuk bisa mencapai suatu kesimpulan
terhadap suatu objek kajian yang diteliti. Saat ini, penelitian masih tetap terus
yang begitu pesat, maka terjadi perubahan baik itu yang terjadi di alam maupun
fenomena sosial dimana hal ini mengakibatkan para ilmuwan terus melakukan
Fenomena alam yang sangat kompleks tidak mampu dikaji olah para
ilmuwan sekaligus sehingga ilmuwan hanya akan meneliti satu persatu tentang
fenomena yang terjadi baik fenomena alam maupun fenomena sosial. Hal inilah
yang menjadi alasan timbulnya berbagai macam jenis disiplin ilmu. Dimana
1
2
sosial yang terjadi desebut sebagai ilmu-ilmu empirik yang juga merupakan hasil
Teknologi menjadi sarana yang sangat penting dalam berbagai penelitian seperti
B. Rumusan Masalah
lebih fokus pada pembahasan yang hendak dikaji, maka rumusan masalah dalam
C. Tujuan Penulisan
tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini. Adapun tujuan dalam
PEMBAHASAN
latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari atau
Gie dalam buku Surajiyo memberikan pengertian bahwa ilmu adalah rangkaian
pencarian biasanya dilakukan berulang kali, maka dalam dunia ilmu kini
1
Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), 56.
2
Mardinal Tarigan dkk, “Filsafat Ilmu sebagai Landasan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan” Mahaguru 3, No. 1 (2022), 179.
3
4
yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman yang batiniah maupun yang
lahiriah.3 Pandangan ini juga berpendapat bahwa akal hanya mendapat tugas
diterapkan adalah metode induksi. Beberapa tokoh dari aliran empirisme ini
diantaranya John Locke, David Hume, dan William James. David Hume bahkan
dimana David Hume menyatakan bahwa ide-ide dapat dikembalikan pada sensasi-
perjalanan yang bertahap sehingga pada akhirnya muncul yang disebut saat ini
sebagai ilmu empirik. Dalam bukunya, Anna Poedjiani dan suwarna menyatakan
bahwa hasil dari perkembangan ilmu dari “filsafat alam” yang dikenal pada abad
ke-18 yang meliputi fisika kemudian pada abad ke-19 ilmu tersebut disebut
3
Paulus Wahana, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta: Pustaka Diamond, 2016),
149
5
dengan “ilmu kealaman” yang meliputi fisika, biologi, dan kimia, dan bukan lagi
bagian dari fisafat alam. Pada fase perkembangan berikutnya disebut “ilmu-ilmu
empirik” yang meliputi kajian tentang fisika, kimia, biologi, psikologi, dan ilmu-
ilmu sosial seperti ilmu ekonomi, ilmu pendidikan, sosiologi, ilmu hukum, serta
ilmu politik.4
fisika, kimia, biologi dan sebagainya serta ilmu-ilmu sosial seperti, sosiologi,
tentang fenomena-fenomena baik yang terjadi di alam maupun gejala sosial yang
seperti fisika, kima, biologi dan sebagainya dan juga ilmu sosial seperti ilmu
ekonomi, ilmu hukum, ilmu bahasa dan lain-lain. Secara lebih terperinci jenis-
1. Ilmu Kealaman
yang ada diluar ataupun didalam diri manusia itu sendiri. Ilmu-ilmu kealaman
4
Anna Poedjiani dan Suwarna, Filsafat Ilmu (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), 28.
6
sciences atau life sciences). Ilmu kealaman tersebut mencakup antara lain
diperoleh dari hasil pemikiran dan penelitian para ilmuwan yang dilakukan
fenomena alam tersebut yang berada dalam keteraturan dan mengikuti hukum-
Disamping itu, hasil atau kesimpulan yang diperoleh para ilmuwan bersifat
sementara.
2. Ilmu Sosial
biologis juga berwujud kebutuhan emosional antara lain kasih sayang, pengakuan,
7
penghargaan, pengertian, rasa aman, dan aktualisasi diri. Sebagai makluk sosial
Hubungan yang kompleks antar individu dan kelompok dibahas dalam studi ilmu-
ilmu sosial yang antara lain meliputi sosiologi, ekonomi, psiokologi, ilmu politik,
induktif adalah sebuah metode yang digunakan dalam ilmu empiris yang mencoba
menarik kesimpulan dari penalaran yang bersifat khusus untuk sampai pada
penalaran yang umum sifatnya. Pada penalaran yang sifatnya khusus itu, seorang
pengamat akan mengamati beberapa hal atau sesuatu yang memiliki ciri-ciri yang
dari hal-hal yang bersifat individual kepada yang bersifat universal (a passage
5
Zaprulkan, Filsafat Ilmu Sebuah Analysis Kontemporer (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2015), 135.
8
Dari contoh induksi diatas, dapat diketahui bahwa ciri-ciri induksi yaitu,
kembali kepada suatu observasi indra atau preposisi dasar (basic statement).
Kedua, konklusi penalaran induktif lebih luas daripada yang dinyatakan didalam
tetapi manusia yang normal akan menerimnya, kecuali kalau ada alasan untuk
menolaknya. Jadi, metode induktif yang digunakan oleh para ilmuan atau peniliti
ini terlihat dari banyaknya ayat al-Qur’an yang memandang orang berilmu dalam
posisi yang tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi
dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu. Didalam al-Qur’an, kata ilmu
digunakan lebih dari sekitar 774 kali, ini bermakna bahwa ajaran Islam
berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat menjadi ciri penting dari agama Islam
Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah
kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan, serta
6
Paham Ginting dan Syafrizal Helmi Situmorang, Filsafat Ilmu dan Metode Riset
(Medan: USU Press, 2008), 44.
9
َ ْ َ َ ْ ُ َ ُه َ َْ ْ ُ َ ْ َ ٰ َْ ْ ُ َّ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ ُّ َ ٰٓ
يايها ال ِذين امنوْٓا ِاذا ِكيل لكم تفسحوا ِفى المج ِل ِس فافسحوا يفس ِح اّٰلل لكمْۚ واِ ذا ِكيل
َ َُ ه ٰ ََ َ ْ ْ ُ ْ ُ َ ْ َّ َ ْ ُ ْ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ ُ ه َ ُْ َ ُْ
انش ُز ْوا فانش ُز ْوا َي ْرف ِع اّٰلل ال ِذين امنوا ِمنكمْۙ وال ِذين اوتوا ال ِعلم درجتٍۗ واّٰلل ِبما
َ َ ُ َْ
١١ تع َمل ْون خ ِب ْي ٌر
Terjemahnya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,
“berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan, “berdirilah kamu” maka berdirilah niscaya Allah akan
mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha meneliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.8
Ayat di atas dengan jelas menunjukan bahwa orang yang beriman dan
dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut Ilmu, dan Ilmu yang
dimiliki seseorang akan membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan
Allah, sehingga akan tumbuh rasa kepada Allah bila melakukan hal-hal yang
dilarangnya, hal ini sejalan dengan firman Allah: sesungguhnya yang takut kepada
berilmu sangat istimewa, al-Qur’an juga mendorong umat Islam untuk berdo’a
agar ditambahi ilmu. dalam hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu
wahana menambah ilmu, menjadi sangat penting,dan islam telah sejak awal
7
Baso Hasyim, “Islam dan Ilmu Pengetahuan”, Tabligh 14, No. 1 (2013), 130.
8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Depok: Al-Huda, 2015), 543.
10
ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ ََّ َ َ ْ َ ََّ ْ َّ
َ
٥ ٍۗ علم ال ِانسان ما لم يعلم٤ ْۙال ِذي علم ِباللل ِم
Terjemahnya:
“bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan (1), Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2), Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha Mulia (3), Yang mengajar (manusia) dengan
pena (4), Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (5).”10
Ayat –ayat tersebut, jelas merupakan sumber motivasi bagi umat Islam
untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu, untuk terus membaca, sehingga posisi
yang tinggi dihadapan Allah akan tetap terjaga, yang berarti juga rasa takut
Hadis juga menyatakan mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
Dalam pandangan Allamah Faydh Kasyani dalam bukunya Al Wafi yang dikutip
oleh Paham Ginting dan Syafrizal Helmi mengatakan bahwa ilmu yang
diwajibkan kepada setiap muslim adalah ilmu yang mengangkat posisi manusia
9
Junaidi, “Urgensi Ilmu Menurut Konsep Islam” At-Tarbawi 10, No.2 (2018), 53.
10
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Depok: Al-Huda, 2015), 597.
11
penciptanya, para nabinya, utusan Allah, pemimpin Islam, sifat Tuhan, hari
relasi dan relevansinya dengan kuasa ilahi. Mempelajari alam berarti akan
mempelajari dan mengenal dari dekat cara kerja Tuhan. Dengan demikian
penelitian alam semesta (jejak-jejak ilahi) akan mendorong kita untuk mengenal
ayat-ayat yang bersifat qauniyyah, sedangkan kitab suci ayat-ayat yang besifat
qauliyah. Oleh karena itu ilmu-ilmu agama dan umum menempati posisi yang
11
Paham Ginting dan Syafrizal Helmi Situmorang, Filsafat Ilmu dan Metode Riset
(Medan: USU Press, 2008), 10.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
perkembangan ilmu pengetahuan maka lahirlah suatau cabang ilmu yang disebut
dengan ilmu empirik dimana ilmu ini mengakaji tentang berbagai fenomena alam
Ilmu-ilmu empirik mencakup ilmu alam seperti biologi, kimia, fisika dan
lainnya. Selain mengkaji tentang alam, ilmu ini juga mempelajari tentang gejala-
gejala sosial yang meliputi ilmu ekonomi, bahasa, ilmu hukum, sosiologi dan
sebagainya.
B. Saran
manusia akan terus berusaha untuk mencari tahu tentang segala fenomena yang
terjadi baik di alam maupun fenomena sosial. Dengan alasan tersebutlah maka
12
13
Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi Situmorang. Filsafat Ilmu dan Metode Riset
Medan: USU Press, 2008.
Hasyim, Baso. “Islam dan Ilmu Pengetahuan”, Tabligh 14, No. 1 (2013).
Junaidi. “Urgensi Ilmu Menurut Konsep Islam” At-Tarbawi 10, No.2 (2018).
Poedjiani, Anna dan Suwarna. Filsafat Ilmu, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.
14