Anda di halaman 1dari 11

ILMU SEBAGAI PRODUK

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu : K.R.H.T. Dimas Indianto S.M.Pd.I

Disusun Oleh :

1. Charisma Nuruduha 224110404053


2. Dwi Austina 224130404056
3. Nanda Aprianur 224110404067
4. Umi Sanga Datul Abdiah 224110404085

1 TBI B
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K. H. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO

2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Filsafat Ilmu, dengan
judul “Ilmu Sebagai Produk”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran, dan kritik sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Purwokerto, 03 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFRAT ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

BAB II...............................................................................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................................................3

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu sebagai produk berarti ilmu merupakan kumpulan pengetahuan


sistematisyang merupakan produk dari aktivitas penelitian dengan metode ilmiah
sebagai system sebagai sistem pengetahuan. Ilmu menurut salah satu maknanya
adalah pengetahuan. Pengetahuan itu mengenai pokok soal (objek materi) dan
berdasarkan suatu titik pusat minat (objek formal). Objek formal dan objek materi
ini kemudian membentuk sasaran yang sesuai dengan imu yang bersangkutan.
Sebagai sistem pengetahuan atau pengetahuan sistematis, ilmu memiliki
ciri-ciri empiris, sistematis, obyektif, analitis dan verifikatif. Ciri empiris
mengandaikan pengamatan (observasi) atau percobaan (eksperimen). Ilmu berbeda
pengetahuan karena ciri sistematis berarti bahwa kumpulan pengetahuan-
pengetahuan itu memiliki hubungan-hubungan ketergantungan dan teratur. Ciri
obyektif ilmu berarti bahwa pengetahuan ilmiah bebas dari prasangka perseorangan
(personal bias) dan pamrih pribadi. Ilmu arus berisi data yang menggambarkan
secara terus terang gejala-gejala yang ditelaahnya. Ilmu berciri analitis artinya ilmu
melakukan pemilahan-pemilahan atas objek materialnya kedalam bagian-bagian
terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan dan peranan dari kebenaran
ilmiah. Kebenaran ini dapat berupa kaidah-kaidah atau asas-asas yang universal
mengenai objek material yang bersangkutan dengan demikian, manusia dapat
membuat ramalan dan menguasai alam.
Ilmu sebagai produk menggambarkan hasil-hasil yang berupa karya ilmiah,
teori, paradigme, teknologi. Sehingga ilmu sebagai produk adalah bebas nilai
menurut sebagian ahli. Adapun menurut sebagian lainnya ilmu tidaklah bebas dari
nilai etik yang menggiringnya menuju produk yang dapat memberikan kemanfaatan
kepada kemanusiaan, bukan malah sebaliknya.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari ilmu?


2. Apa yang di maksud dengan Struktur Ilmu?
3. Apa yang dimaksud ilmu sebagai produk

C. Tujuan

Tujuan dari dirancangnya makalah ini untuk melengkapi tugas mata kuliah
Filsafat Ilmu mengenai Ilmu sebagai produk.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ilmu

Istilah ilmu atau science merupakan suatu kata yang sering diartikan
dengan berbagai makna, atau mengandung lebih dari satu arti. Science dalam arti
sebagai natural science, biasanya dimaksud dalam ungkapan “sains dan teknologi”.
Dalam kamus istilah ilmiah dirumuskan pengertian sciences and technology
sebagai “the study of the natural science and the application of the knowledge for
practical purpose”, yang artinya adalah penelaahan dari ilmu alam dan penerapan
dari pengetahuan ini untuk maksud praktis.
Seorang filsuf Kemeny (1959) juga menggunakan ilmu dalam arti semua
pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (all knowledge
collected by means of the scientific method).
Menurut cakupannya pertama-tama ilmu merupakan sebuah istlah umum
untuk menyebut segenap pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu
kebulatan. Jadi, dalam arti yang pertama ini ilmu mengacu pada ilmu yang
seumumnya (science in general).
Amsal Bakhtiar mengutip dalam kamus Al-Munawwir karya Ahmad
Warson Munawir, disebutkan bahwa ilmu berasal dari bahasa arab : ‘Alima,
ya’lamu, ‘ilman, dengan wajan fa’ila, yaf’alu, yang berarti : mengerti, memahami
benar-benar. Sedangkan Muhammad Taqi Mishbah mendefinisikan makna teknis
ilmu yaitu himpunan proposisi-proposisi yang bisa dibuktikan dengan pengalaman
indrawi.
Sebagaimana yang dikutip The Liang Gie sari The American Dictionary-
dictionary karya C. L. Barnhart, arti kedua dari ilmu menunjuk pad msing-masing
bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari suatu pokok tertentu. Dalam arti ini
ilmu berarti sesuatu cabang ilu khusus seperti misalnya antropologi, biologi,
geografi atau sikologi. Istilah inggris “Science” kadang-kadang diberi arti sebagai
ilmu khusus yang lebih terbatas lagi, yakni sebagai pengetahuan sistematis
mengenal dunia fisis atau material. Dari segi makna, pengertian ilmu sepanjang

3
yang terbaca dalam pustaka menunjuk pada sekurang-kurangnya 3 hal yakni,
pengetahuan, aktivitas, dan metode. Dalam hal yang pertama ini yang terumum,
ilmu senantiasa berarti pengetahuan (knowledge) sementara itu proses sendiri
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna yaitu runtunan perubahan
(peristiwa) dalam perkembangan sesuatu, rangkaian tindakan pembuatan atau
pengolahan yang menghasilkan produk.
Titus (1984) juga mengatakan orang telah mempergunakan istilah ilmu
untuk menyebutkan suatu metode guna memperoleh pengetahuan yang objektif dan
dapat diperiksa kebenarannya.
Pada zaman Yunani kuno episteme atau pengetahuan rasional mencakup filsafat
maupun ilmu. Thales (625-547SM) sebagai seorang filsuf juga mempelajari
astronomi dan topik-topik pengetahuan yang termasuk fisika. Fisika adalah
pengetahuan teoretis yang mempelajari alam. Pengetahuan ini disebut juga filsafat
alam (kosmologi).
Suriasumantri (2005), pengertian ilmu adalah salah satu dari buah
pemikiran manusia dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Ilmu merupakan salah
satu dari pengetahuan manusia. Untuk dapat menghargai ilmu sebagai mana
mestinya sesungguhnya kita harus mengerti apakah hakikat ilmu itu sebenarnya.
Seperti kata peribahasa Perancis, “mengerti berarti memanfaatkan segalanya”,
maka pengerian yang mendalam terhadap hakikat ilmu, akan memikat apresiai kita
terhadap ilmu namun juga membuka mata kita terhadap berbaga kekurangannya.

Dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang


disusun secara sistematis, konsisten dan kebenarannya telah teruji secara empiris.

2. Struktur pengetahuan ilmiah

Pengetahuan ilmiah ini diproses lewat serangkaian langkah-langkah


tertentu yang dilakukan dengan penuh kedisiplinan, dan dari karaktersistik inilah
maka ilmu sering dikonotasikan sebagai disiplin. Disiplin ini yang memungkinkan
penemuan pengetahuan-pengetahuan lainnya. Ilmu dapat diibaratkan sebagai
paramida terbalik dengan perkembangan pengetahuannya yang bersifat kumulatif

4
dimana penemuan pengetahuan ilmiah yang satu memungkinkan penemuan
pengetahuan-pengetahuan ilmiah lainya.
Sebuah hipotesis yang telah teruji secara formal diakui sebagai pernyataan
pengetahuan ilmiah yang baru yang memperkaya khasanah ilmu yang telah ada.
Sekiranya pengetahuan ilmiah yang baru ini kemudian ternyata salah, disebabkan
kelengahan dalam satu langkah dari proses penemuannya, maka cepat atau lambat
kesalahan ini akan diketahui dan pengetahuan ini akan dibuang dari khasah
keilmuan. Metode ilmiah mempunyai mekanisme umpan balik yang bersifat korektif
yang memungkinkan upaya keilmuan menemukan kesalahan yang mungkin
diperbuatnya. Sebaliknya bila ternyata bahwa sebuah pengetahuan ilmiah yang baru
itu adalah benar, maka pernyataan yang terkandung dalam pengetahuan ini dapat
dipergunakan sebagai premis baru dalam kerangka pemikiran yang menghasilkan
hipotesis-hipotesis baru, yang bila kemudian ternyata dibenarkan dalam proses
pengujian akan menghasilkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah baru pula. Pada
dasarnya ilmu dibangun secara bertahap dan sedikit demi sedikit dimana para
ilmuwan memberikan sumbangannya menurut kemampuannya. Tidak benar
anggapan bahwa ilmu dikembangkan hanya oleh para jenius saja yang bergerak
dalam bidang keilmuan.

Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai


suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Umpamanya dalam ilmu
ekonomi dikenal teori ekonomi makro dan mikro sedangkan dalam fisika dikenal
dengan mekanika Newton dan teori relatifitas Einstein. Sebenarnya tujuan akhir dari
displin keilmuan adalah mengembangkan sebuah teori keilmuan yang bersifat utuh
dan konsisten, namun hal ini baru di capai oleh beberapa disiplin keilmuan saja
seperti umpamanya fisika.

Struktur ilmiah itu adalah kesimpulan dari proses, bahwa terjadi struktur
ilmiah berdasarkan proses ilmiah tadi, struktur ilmiah itu ada : pengalaman sehari-
hari, pemurnian, hipotesis,pengujian hukum, teori. Tapi ketika ada fakta-fakta baru

5
maka akan ada teori baru, dan tetap melalui struktur ini. Jadi struktur ilmiah tersebut
secara umum berlangsug seperti tadi dan teori itu adalah pemurnian dari pengujian
dari hepotesis melalui didalamnya ada prosedur maka terumuslah struktur ilmiah.

Struktur ilmiah :
 Pengalaman sehari-hari
 Pemurnian
 Hipotesis
 Pengujian hokum
 Teori

3. Ilmu sebagai produk

Dalam arti ketiga ini, ilmu merupakan kumpulan pengetahuan sistematis


yang merupakan produk dari aktivitas penelitian dengan metode ilmiah/ sebagai
sistem pengetahuan, ilmu mempunyai obyek material dan obyek formal. Obyek
material sering disebut pokok soal (subject matter), sedangkan obyek material
dinamakan titik perhatian (focus of interest) atau sikap pikiran (attitude of mind).
Lebih lazim, obyek formal dinamakan sudut pandang. Sebagai sistem pengetahuan
atau pengetahuan sistematis, ilmu memiliki ciri- ciri empiris, sistematis, obyektif,
analitis, dan verifikatif. Ciri empiris mengandaikan pengamatan (observasi) atau
percobaan (eksperimen). Ilmu berbeda dari pengetahuan karena ciri sistematis, dan
berbeda dari filsafat karena ciri empirisnya. Ciri sistematis berarti bahwa kumpulan
pengetahuan-pengetahuan itu memiliki hubungan-hubungan ketergantungan dan
teratur. Ciri obyektif ilmu berarti bahwa pengetahuan ilmiah bebas dari rasangka
perseorangan (personal bias) dan pamrih pribadi. ilmu arus berisi data yang
menggambarkan secara tepat gejala-gejala. ilmu berciri analitis artinya ilmu
melakukan pemilahan-pemilahan atas pokok soal ke dalam bagian-bagian untuk
mengetahui sifat dan hubungan bagian-bagian tersebut. Ciri verifikatif ilmu berarti
bahwa tujuan yang ingin dicapai ilmu ialah kebenaran ilmiah. Kebenaran ini dapat
berupa kaidah-kaidah atau azas-azas yang universal. Dengan demikian, manusia
dapat membuat ramalan dan menguasai alam. Berdasarkan uraian-uraian di atas,

6
The Liang Gie memberikan definisi sebagai berikut tentang ilmu. Dia mengatakan:
” ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan
berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan
kumpulan -pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman,
kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh,
pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan. ”
Ilmu sebagai produk mempunyai dua system teori dan penemuan :

—>Theoretical Science

—> Applied Science

Theoretical science adalah ilmu yang di temukan melalui proses ilmiah


sebagai jawaban terhadap masalah atau pertanyaan yang belum bisa dijawab
sebelumnya

Applied Science/Ilmu Terapan adalah ilmu lanjutan dari ilmu murni berupa
masalah masalah yang menjadi konsekuensi terhadap ilmu murni.kemudian di telaah
lagi hingga menghasilkan ilmu terapan. Contoh fisika adalah ilmu murni kemudian
ilmu terapannya adalah ilmu teknik karena ilmu teknik merupakan ilmu lanjutan
dari fisika.

7
DAFTAR PUSTAKA

Gie, T. L. (1996). Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty.

Suriasumantri, J. S. (2000). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka


Sinar Harapan.

Suriasumantri, J. S. (2009). Ilmu dalam perspektif.

Suriasumntri, J. S. (2003). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka


Sinar Harapan.

Anda mungkin juga menyukai