Disusun oleh ;
Kelompok 5
Wildan Fikri Ansyah (23010230095)
Ahmad Farid Rahman (23010230096)
Ahnaful Arif (23010230097)
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. I
DAFTAR ISI ............................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu .................................................................................... 3
B. Persoalan dan Permasalahan Pengembangan Ilmu Menurut Filsafat
Ilmu ...................................................................................................... 3
C. Dasar-dasar Pengembangan Ilmu Ontology, Epistemology,
Aksoilogy ............................................................................................. 7
D. Contoh Ontology, Epistemology,Aksiology......................................... 8
E. Prinsip Prinsip Persoalan Pokok Dalam Pengembangan Ilmu ............. 8
F. Batasan Persoalan Pokok Dalam Pengembangan Ilmu ....................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 12
II
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu telah mengalami perkembangan yang pesat. Indikasi untuk itu adalah
munculnya ilmu-ilmu yang baru, serta ditemukannya teori-teori ilmiah dalam
berbagai bidang. Berkembangnya ilmu membawa keuntungan dan kemudahan
bagi kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu beserta
penerapannya yaitu tekhnologi, merupakan unsur kebudayaan yang sangat
dibutuhkan bagi kehidupan manusia.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu
Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis. Ia juga
merupakan cabang pengetahuan yang memiliki ciri-ciri tertentu. Meskipun
secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-
ilmu sosial. Ilmu memang berbeda dari pengetahuan-pengetahuan secara filsafat,
namun tidak terdapat perbedaan prinsip antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu
sosial, dimana keduannya mempunya ciri-ciri keilmuan yang sama. Permasalah
yang muncul salah satunya yaitu perlukah adanya penyesuaian ontologi,
epistemologi, dan aksiologinya?
Mempelajari sejarah dan filsafat ilmu dapat menyaring elemen-elemen
yang tidak Islami, maka fungsinya termodifikasi, sehingga dapat dipergunakan
untuk melayani kebutuhan dan cita-cita islam. Dengan demikian praktek
Pendidikan dapat mencapai tujuan Pendidikan yang diharapkan.
Kajian seputar kaitan antara problem keilmuan dengan proses Pendidikan
tampaknya masih merupakan wilayah yang diterlantarkan. Padahal pandangan
tentang apa hakikat ilmu dan bagaimana pertumbuhannya menjadi salah satu
pilar yang sangat menentukan corak dan pelaksanaa Pendidikan itu sendiri.
Dalam perspektif filsafat ilmu, persoalan keilmuan yang paling sentral hingga
saat ini adalah persoalan hakikat ilmu dan pertumbuhan ilmu pengetahuan.
3
yang berwujud, atau usaha untuk mengetahui tentang nilai segala sesuatu yang
mengelilingi manusia dalam alam semesta.
4
• Bagaimana proses yang memungkinkan ditibanya suatu ilmu?
• Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan agar kita dapat mendapat
pengetahuan yang benar?
• Sarana apa yang membantu kita mendapatkan suatu ilmu?
Etika disebut juga filsafat moral, yang berasal darikata ethos (Yunani)
yang berarti watak. Moral berarti dari kata mos atau mores yang artinya
kebiasaan. Dalam Bahasa Indonesia istilah moral atau etika diartikan
kesusilaan.
Problem estetika termasuk dalam pembahasan landasan aksiologi atau
filsafat nilai. Walter Weimer, ahli filsuf mengemukakan salah satu problem
filsafat ilmu adalah mengenai kejujuran intelektual. Problem ini menyangkut
perilaku senyatannya dari pada ilmuan dengan teori yang mereka anut.
4.Problem estetika
Estetika disebut juga filsafat keindahan yang berasal dari kata aistheika
atau aesthesis (Yunani) yang artinya hal-hal yang dapat dicerap dengan Indera
atau cerapan indra.
7. Problem metafisis
Metafisika berasal dari Bahasa Yunani, yaitu meta ta physika yang
berarti segala sesuatu yang berada dibalik hal-hal yang sifatnya fisik.
Metafisika sendiri dapat diartikan sebagai cabang filsafat yang paling utama
yang membicarakan mengenai eksistensi dan esensi.
5
Dalam buku pengantar filsafat ilmu, LiyangGie mengungkapkan
metafisika belakangan ini dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada.
Segi filsafat ilmu mempersoalkan misalnya eksiatensi dan entitas-entitas
dalam suatu ilmu khusus.
Secara spesifik problem-problem tentang metafisika dicontohkan
dalam pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Objek apa yang ditelaah ilmu?
• Bagaimana wujud hakiki objek tersebut?
• Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia yang
membuahkan pengetahuan.
8. Problem Ontologi
Istilah ontologi, secara bahasa berasal dari bahasa yunani, ontos dan
logos. Ontos berarti sesuatu yangberwujud, sedangkan logos berarti ilmu atau
teori. Secara bahasa ontologi dapat diartikan sebagai ilmuatau teori tentang
wujud dan tentang hakikat yang ada. Secara terminologi, ontologi merupakan
kajiantentang hakikat segala sesuatu atau realitas yang ada yang memiliki
sifat universal, untuk memahamiadanya eksistensi.Ontologi merupakan salah
satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani.
Studitersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh
Yunani yang memiliki pandanganyang bersifat ontologis dikenal seperti
Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada masanya, kebanyakan orangbelum
membedaan antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai
filosof yang pernahsampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi
terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu.
7. Problem Aksiologi
Secara etimologis, istilah eksiologi berasal dari bahasa Yunani Kuno,
terdiri dari kata “axios” yang berarti nilai dan “logos” yang berarti teori. Jadi,
aksiologi merupakan cabang dari filsafat yang mempelajari nilai. Aksiologi
mempelajari tentang hakikat nilai. Dalam hal ini aksiologi berkaitan dengan
kebaikan dan keindahan tentang nilai dan penilaian. Dasar aksiologis ilmu
6
membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang
didapatkanya. Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu telah memberikan
kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam mengendalikan kekuatan-
kekuatan alam. Dangan mempelajari atom kita dapat memanfaatkan untuk
sumber energi bagi keselamatan manusa, tetapi hal ini juga dapat
menimbulkan malapetaka bagi manusia. Penciptaan bom atom akan
meningkatkan kualitas persenjataan dalam perang, sehingga jika senjata itu
dipergunakan akan mengancam keselamatan umat manusia. Aksiologi
merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya.
7
• Etika, aksiologi mempertanyakan tentang apa yang membuat suatu
Tindakan menjadi benar atau salah.
• Estetika, aksiologi mempertanyakan tentang apa yang membuat
suatu objek atau karya seni menjadi indah atau tidak indah.
• Aksiologi poitik, mempertanyakan tentang apa yang membuat
suatu Tindakan politik menjadi benar atau salah.
8
1. Prinsip Tauhid
2. Prinsip Integrated
3. Prinsip Pengamalan
Ilmu pengetahuan dalam Islam bukan hanya untuk kepuasan ilmu itu
sendiri (sience for science) melainkan ilmu tersebut harus diamalkan dan
dimanfaatkan baik untuk kepentingan sendiri, maupun kepentingan bangsa
4. Prinsip Pengajaran
9
Dr. Mr. D.C Mulder menulis dalam karyanya yang berjudul Iman
dan Ilmu Pengetahuan, “Tiap- tiap ahli ilmu vak menghadapi soal- soal yang
tak dapat dipecahkan dengan melulu memakai pengetahuan vak itu sendiri.
Ada soal- soal pokok atau soal- soal dasar yang melalui kompetensi dari ilmu
vak itu sendiri. Misalnya, dimanakah batas- batas lapangan yang saya
selidiki ini? Dimanakah tempatnya di dalam kenyataan seluruhnya ini?
Metode yang saya gunakan ini sampai dimanakah? Umpamanya soal yang
sangat sulit sekali apakah causalitas kealaman (natuur causaliteit) berlaku
juga atas lapangan hayat, psychs, historis, sosial, dan yuridis? Dan tentu ada
lain- lain lagi. Jelaslah untuk menjawab soal- soal semacam itu ilmu- ilmu
vak membutuhkan suatu instansi yang sedemikian itu? Ada juga, yaitu ilmu
filsafat.”
Mengapa ilmu hanya membatasi daripada hal-hal yang berbeda
dalam pengalaman kita? Jawabnya terletak pada fungsi ilmu itu sendiri
dalam kehidupan manusia; yakni sebagai alat pembantu manusia dalam
menanggulangi masalah yang dihadapi sehari-hari. Ilmu membatasi lingkup
penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode
yang dipergunakan dalam menyusun yang telah teruji kebenarannya secara
empiris. Sekiranya ilmu memasukkan daerah di luar batas pengalaman
empirisnya, bagaimanakah kita melakukan suatu kontradiksi yang
menghilangkan kesahihan metode ilmiah? Kalau begitu maka sempit sekali
batas pengembangan ilmu, kata seorang, Cuma sepotong dari sekian
permasalahan kehidupan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri ciri yang spesifik mengenai apa
ontology, epitemologi, aksiologi, metafisis, metodologi, etika, estetika, dan
logika. Ontology merupakan kajian tentang hakikat sesuatu atau realitas yang
ada yang memiliki sifat universal. Epistemology cabang yang membicarakan
tentang asal muasal. Aksiologi cabang filsafat ang mempertanyakan bagaimana
manusia menggunakan ilmunya. Metafisis mempelajari sesuatu tentang sifat
terdalam dari kenyataan atau keberadaan. Metodologis merupakan penelaahan
terhadap metode khusus yang dipergunakan dalam suatu ilmu. Etika cabang ini
menyangkut perilaku senyatanya dari pada ilmuan dengan teori yang mereka
anut. Estetika menyangkut reflwksi kritis terhadap nilai-nilai atau sesuatu yang
disebut indah atau tidak indah. Logika menyangkut pengkajian untuk berfikir
secara shohih.
Dan juga prinsip-prinsip dalam pengembangan ilmu yang terdiri dari
prinsip tauhid,prinsip integrated, prinsip pengalaman, prinsip pengajaran,
prinsip berpegang pada kebenaran. Dan batas batas dalam pengembangan ilmu
Dapat disimpulkan bahwa Batas dari pengembangan ilmu hanyalah
”Pengalaman” manusia, yaitu mulai dari pengalaman manusia dan berhenti pada
pengalaman manusia.
B. Saran
Pastinya makalah kami ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, kami sebagai pemakalah
sangat memohon bantuan kritik dan saran dari pihak lain sejkalian untuk
kesempurnaan makalah kami yang akan datang.
11
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prinsip-Prinsip
Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Islam, 2022.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-syarif-
hidayatullah-jakarta/pengantar-studi-keislaman/prinsip-prinsip-
pengembangan-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-dalam-islam/42998000.
Diakses 26 September 2023.
Auliya,Catatan Kecil,Ilmu Filsafat:Batas Pengembangan Ilmu,2015
http://evasanty.blogspot.com/2015/08/ilmu-filsafat-batas-pengembangan-
ilmu_14.html?m=1. Diakses, 26 Semptember 2023.
Ueiehjd, Persoalan Persoalan Dalam Pengembangan Ilmu.
https://id.scibd.com/document/396604184/Persoalan-Persoalan-dalam-
Pengembangan-Ilmu . Diakses Senin, 25 September 2023
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Persoalan Pokok Dalam Pengembangan
Ilmu,2020.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-ar-
raniry/filsafat-ilmu/persoalan-pokok-dalam-pengembangan-ilmu/46358065.
Diakses Senin, 25 September 2023
Gie,liang. Pengantar Filsafat Ilmu. Bab V.
12