Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH FILSAFAT ILMU

“TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN FILSAFAT ILMU”


Dosen Pengajar: Dr. Rahadian Indarto Susilo, dr., Sp.BS (K)

Disusun Oleh : Kelompok N


Alda Rahmadhani 012128176304
Antonio Akbar Santoso 012128076302
Apolonia Berenika Badu 012128066313
Benny Roland Nababan 012128036303
Intan Nurani Indrajanu 012128096301
Jindan Zulfi Fahmi 012128236304
Koyuki Atifa Rahmi 012128026320
Moh. Faisal Riza 012128026318
Raditya Rizki Muhammad 012128136305
Yuni Pratiwi 012128146302
Zia Maula Fadhlullah 012128206302

MATA KULIAH DASAR UMUM


PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
2.1 Pengertian Filsafat ................................................................................................................. 5
2.2 Definisi Ilmu ......................................................................................................................... 8
2.3 Hubungan Filsafat dengan Ilmu ............................................................................................ 9
2.4 Definisi Filsafat Ilmu ............................................................................................................ 9
2.5 Lingkup Filsafat Ilmu .......................................................................................................... 11
2.6 Objek Material dan Objek Formal Filsafat Ilmu ................................................................. 12
2.7 Tujuan Filsafat Ilmu ............................................................................................................ 13
2.8 Manfaat Filsafat Ilmu .......................................................................................................... 15
2.9 Pentingnya Belajar Filsafat Ilmu Bagi Mahasiswa ............................................................. 15
BAB 3 KESIMPULAN................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 18

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Tujuan dan Manfaat Pembelajaran
Filsafat Ilmu” ini dapat selesai tepat waktu.
Makalah ini disusun sebagai bagian dari tugas Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)
bagi mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis I (PPDS I) Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga untuk memenuhi persyaratan tugas kelompok. Makalah ini secara
garis besar meliputi sejarah dan definisi dasar dari Filsafat Ilmu serta pembahasan
mengenai tujuan dan manfaat mempelajari Filsafat Ilmu.
Ucapan terimakasih sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Dr. Rahadian Indarto
Susilo, dr., Sp. BS (K) selaku pembimbing dalam materi Filsafat Ilmu dan seluruh teman
sejawat yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini memiliki banyak kekurangan sehingga saran dan kritik dari berbagai pihak
sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan tugas ilmiah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan mengenai Filsafat Ilmu dan
menjadi referensi serta bagi yang membaca makalah ini.

Surabaya, Maret 2022

Penulis

2
BAB 1 PENDAHULUAN

Pernahkan kita bertanya kenapa manusia diciptakan berbeda jenis kelamin antara laki-laki
dan perempuan, atau mengajukan pertanyaan kenapa kita ada di dunia ini, untuk apa kita hidup di
dunia ini dan kenapa kita memiliki perasaan sedih, gembira dan malu. (1)
Berawal dari keingintahuan hati dan pikiran kita yang terdalam, pada dasarnya kita sudah
melakukan kegiatan berfilsafat. Filsafat adalah suatu tindakan atau aktivitas. Maka dari itu
tindakan berfilsafat meliputi tindakan berpikir, tindakan mencari solusi dari suatu permasalahan
dan keterampilan mengambil hikmah dari kesimpulan yang diperoleh. (1)
Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari
ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat
berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan
masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai
ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan
serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi;
formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk
mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan
terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.(2)
Pengetahuan tentang filsafat ilmu semakin dirasakan manfaatnya mengingat seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan semakin menyimpang jauh dari filsafat. Pada awalnya,
filsafat mengkaji ilmu dengan tujuan untuk mensejahterakan umat manusia. Aspek penyadaran
akan penyimpangan ilmu sangat dibutuhkan bagi mahasiswa, sehingga mereka tidak mengulangi
hal yang sama di masa mendatang. Manfaatnya akan semakin terasa pada saat akan melakukan
penelitian. Pengetahuan yang memadai sangat diperlukan, supaya penelitian yang akan dilakukan
dapat direncanakan dengan baik, sistematis, efisien dan menghasilkan sesuatu sesuai dengan
rencana. Banyak kasus dimana peneliti tidak memahami dengan baik rencana penelitian yang telah
dibuat, sehingga pada waktu melakukan penelitian di lapangan, melakukan penelitian yang
sesungguhnya tidak sesuai dengan rancangan penelitian yang direncanakan. (3)
Pada makalah ini dipaparkan mengenai manfaat filsafat ilmu pengetahuan untuk
memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang bagaimana perkembangan ilmu dari dulu

3
sampai saat ini, dan bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan jika disandingkan dengan
filsafat.

4
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat


Apa itu filsafat? Dalam kajian awal filsafat, masalah pertama yang harus diselesaikan
adalah apa itu filsafat? Timbulnya pertanyaan itu berarti telah memasuki lapangan filsafat,
karena pertanyaan yang dimulai dengan apa merupakan pertanyaan filsafat. Pertanyaan
demikian dijawab dengan pengertian. Pengertian dirumuskan dengan definisi.(5)
Filsafat dan Hikmah Dalam bahasa Inggris filsafat berarti philosophy, sedangkan dalam
bahasa Yunani berarti philosophia yang terdiri atas philos = cinta atau philia = persahabatan
(tertarik kepada) dan kata sophos = hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, ketrampilan,
pengalaman praktis, intelegensi). Secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau
kebenaran (love of wisdom). (3)
Beberapa pengertian tentang filsafat di antaranya :
1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik dan lengkap tentang
realitas.
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir, dasar dan nyata.
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan (sumber, hakikat,
keabsahan dan nilainya)
4. Penyelidikan kritis atas pengandaian dan pernyataan yang diajukan oleh pengetahuan
5. Disiplin ilmu yang membantu melihat apa yang dikatakan dan untuk mengatakan apa yang
dilihat.
Sejak masa sebelum Masehi hingga kini telah banyak filsuf memberikan pengertian apa itu
filsafat. Pendapat ahli-ahli tersebut akan memperluas pengertian tentang filsafat dan ruang
lingkupnya. Adapun beberapa pendapat tersebut adalah seperti berikut ini:
1. Plato (427-347 SM);
Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada. Pada masa Plato ini belum ada
deferensiasi pengetahuan. Belum ada batas antara ilmu dan filsafat. Untuk menjadi filosof,
orang harus menguasai semua pengetahuan yang ada saat itu. Hal ini sangat dimungkinkan
karena jumlah atau volume pengetahuan belum sebanyak saat sekarang. Seiring
perkembangan teknologi informasi, para ahli mulai memisah-misahkan ilmu dalam
berbagai cabang. Cabang dipisahkan lagi menjadi ranting, ranting menjadi sub ranting.

5
Seseorang tidak mampu menguasai berbagai pengetahuan sebagaimana para filsuf dahulu.
Zaman sekarang seseorang hanya menjadi ahli dalam satu bidang ilmu saja (spesialis). (4)
2. Aristoteles (384-322 SM);
Aristoteles beranggapan, bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas
segala benda. Filsafat bersifat ilmu yang umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab
telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu. Sebab awal atau sebab dari sebab masuk
bidang filsafat. Sedangkan pertanyaan: “apa sebab kejadian?” masuk medan ilmu. Jadi
tentang asas dan sebab yang pertama masuk medan filsafat. (4)
3. Cicero (106-43 SM).
Cicero mengatakan, bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang ilmu tinggi-tinggi saja
dan jalan 2 Filsafat Ilmu Setya Widyawati untuk mencapai ilmu itu. Filsafat adalah induk
segala ilmu dunia, ilmu kepunyaan Allah swt. Filsafat melahirkan berbagai ilmu. Suatu
masalah yang dibicarakan filsafat dapat menggerakkan ahli/ilmuwan untuk melakukan
riset. Hasil riset menumbuhkan ilmu. (4)
4. Epicuros;
Filsuf ini memandang filsafat sebagai jalan mencari kepuasan dan kesenangan dalam
hidup. Ia berguna untuk praktik hidup di dunia. Filsafat membentuk pandangan dunia dan
sikap hidup. Dengan terjawabnya masalah-masalah rumit yang menggelisahkan filsuf,
puaslah dia. Pengertian sempit membawa orang sempit berpikir. Filsafat membawa kepada
berpikir luas dan dalam sehingga menimbulkan kepuasan. Pandangan dunia dan sikap
hidup menggariskan praktik hidup. Dengan memahami hakikat hidup, yang pertanyaannya
beragam sekali, memahami asal dan tujuan hidup, mungkinlah orang mencapai kepuasan
dalam menjalankan kehidupan. (4)
5. Al Farabi (870 – 950 M)
Seorang Filsuf Skolastik Muslim mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan
tentang alam maujud, bagaimana hakikatnya yang sebenarnya. Filsafat bertumpu kepada
akal budi, memakai dalil yang disusun oleh akal budi. Menurut Al Farabi terdapat alat
filsafat yang disebut ilmu mantiq atau sekarang disebut teori pengetahuan atau
epistemologi. Dalam ilmu mantiq ini dibahas tentang hukum berpikir, mencari dalil,
menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dalam memperoleh suatu kebenaran,

6
membahas hukum yang umum untuk pikiran, menghindarkan pikiran dari kesalahan (ilmu
logika). (4)
6. Immanuel Kant (1724-1804 M);
Filsafat adalah pokok dan pangkal segala pengetahuan dan pekerjaan. Ada empat
pertanyaan yang menggariskan lapangan filsafat: Metafisika (apa yang dapat kita ketahui).
Etika (apa yang boleh kita kerjakan). Agama (sampai dimanakah pengharapan kita).
Antropologi (apakah yang dinamakan manusia).(4)
7. Leibniz;
Membandingkan filsafat dengan akar suatu pohon, maka dahan-dahan pohon itu terjadi
dari ilmu yang lain satu demi satu. Dahan tumbuh dan diberi makan oleh akar. Tanpa akar
dahan itu akan layu dan akan mati. Demikianlah perbandingan filsafat dan ilmu. (4)
8. Fichte;
Filsafat adalah ilmu dari ilmu-ilmu yakni ilmu yang umum yang menjadi dasar segala
ilmu. Ilmu membicarakan suatu bidang atau jenis kenyataan, sedangkan filsafat
membicarakan seluruh bidang dan seluruh jenis. Ilmu mencari kebenaran dan kenyataan
tertentu. Filsafat mencari kebenaran dari seluruh kenyataan. Setelah ilmu mencapai
kebenaran, datang filsafat mempersoalkan kebenaran itu. Filsafat mencari kebenaran dari
kebenaran ilmu. Yang dimaksud dengan kebenaran adalah hakikat atau esensi
kebenaran.(4)
9. Herbert Spencer (1820-1903M)
Kewajiban filsafat adalah mengerjakan pengertian-pengertian yang dipakai oleh ilmu
ilmu lain. Dalam kerjanya, ilmu mulai dengan pertanyaan apa tentang sesuatu yang
dihadapinya. Menjawabnya dengan pembentukan pengertian. Pengertian itu dirumuskan
oleh definisi. Nah, yang membentuk pengertian dan merumuskan definisi itu adalah
filsafat. Ketika seorang ahli ilmu melakukan kerja ini, sesungguhnya ia telah memasuki
bidang filsafat tanpa disadarinya. Namun umumnya orang mengira masih bergerak di
medan ilmu. (4)
10. Harun Hadiwijono;
Filsafat adalah usaha manusia dengan akalnya untuk memperoleh suatu pandangan
dunia dan hidup yang memuaskan hati.(4)
11. Paul Natorp;

7
Menyebut filsafat sebagai ilmu dasar yang hendak menentukan kesatuan pengetahuan
manusia dengan jalan menunjukkan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya.
Pengertian Natorp mengingatkan pada kewajiban filsafat menurut Aristoteles: menyelidiki
asas segala benda. (4)
12. Windelband;
Mengatakan sifat filsafat: merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang suatu
keadaan atau hal yang nyata. Tentang suatu masalah yang dihadapi dengan berpikir dan
berpikir, sehingga terjawablah masalah itu tanpa melahirkan pertanyaan baru. (4)

2.2 Definisi Ilmu


Ilmu berasal dari bahasa Arab : ‘alima, ya’lamu, ‘ilman, dan wazan fa’ila, yaf’alu yang
artinya mengerti, memahami dengan benar. Dalam bahasa Inggris berarti science, bahasa Latin
berarti scientia (pengetahuan) dan scire (mengetahui). Dalam kamus besar bahasa Indonesia
artinya pengetahuan suatu bidang secara sistematis berdasarkan metode tertentu yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang itu. Ciri-ciri ilmu menurut terminology
: a. Koheren, empiris, sistematis, dapat diukur dan dibuktikan. b. Koherensi sistematik c. Tidak
memerlukan kepastian lengkap menurut penalaran perorangan. d. Metode yang berhasil harus
terbuka. e. Metodologi f. Bersumber di dalam kesatuan objeknya. (3)
Definisi ilmu menurut beberapa ahli : Mohammad Hatta, ilmu adalah pengetahuan yang
teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam masalah yang sama tabiatnya, kedudukannya
yang tampak dari luar dan bangunannya dari dalam. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag,
ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, yang keempatnya serentak. Ashley
Montagu, ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari
pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang
diuji. 5 Karl Pearson, ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten
tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana. Menurut Alfanasyef, ilmu adalah
pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Harsojo, ilmu adalah : 1.
Akumulasi pengetahuan yang sistematis. 2. Pendekatan atau metode pendekatan seluruh dunia
empiris. 3. Cara menganalisis yang mengizinkan ahlinya untuk menyatakan : ‘Jika B., maka
B.” Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang terklarifikasi, tersistem, terukur, dapat
dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sedangkan pengetahuan adalah informasi berupa

8
common sense, keseluruhan pengetahuan yang belum, tersusun baik metafisik maupun fisik.
Kedudukan ilmu lebih tinggi dari pengetahuan karena memiliki metode dan mekanisme
tertentu.(3)

2.3 Hubungan Filsafat dengan Ilmu


Ilmu pengetahuan berasal dari “kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya’.
Manusia dibekali dengan rasa ingin tahu dan ini dapat terlihat sejak manusia masih kanak-
kanak. Apa saja yang dilihat, dirasa dan didengar, manusia selalu memulai pertanyaan dengan
apa dan mengapa. Hal ini terus berlanjut sampai ia beranjak dewasa.(5)
Oleh Sidi Gazalba, pengetahuan itu dikelompokkan atas 3 bagian yaitu pengetahuan indera,
pengetahuan ilmu dan pengetahuan filsafat. Semua pengetahuan itu ada batasnya. Pengetahuan
indera hanya dapat menangkap sepanjang yang diketahuinya menurut alat indera yang dimiliki.
Apabila batas indera tidak sanggup memberi jawaban, maka ia maju selangkah kepada
pengetahuan ilmu. Demikian juga dengan pengetahuan ilmu, ia memiliki batas
kesanggupannya dan apabila sampai kepada batas ini, maka selanjutnya diserahkan kepada
filsafat untuk menjawabnya. (5)
Berbicara tentang ilmu dan filsafat, pada dasarnya filsafat berusaha untuk menyatupadukan
masing-masing disiplin ilmu. Tugas filsafat yaitu berupaya mengatasi spesialisasi dan
merumuskan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusiaan yang
luas.salah satunya adalah keterkaitan filsafat yang memerlukan landasan terhadap pengetahuan
ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin dikatakan nisbi dan salah. Di sisi lain perkembangan
ilmu saat ini, menyediakan filsafat sebagai bahan tentang fakta-fakta dalam perkembangan ide
filsafati yang tepat sehingga seiring dengan pengetahuan ilmiah.(1)
Hubungan yang timbal balik antara ilmu dan filsafat juga diperkuat dengan argumen dari
michael Whiteman bahwa filsafat dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah
dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat.(1)

2.4 Definisi Filsafat Ilmu


Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat
ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, setiap saat ilmu itu berubah mengikuti
perkembangan zaman dan keadaan. Pengetahuan yang lalu menjadi pijakan untuk mencari

9
pengetahuan baru.(6,7) Ada berbagai definisi filsafat ilmu yang dihimpun oleh The Liang Gie,
beberapa diantaranya, sebagai berikut :
1. Robert Ackermann : Filsafat Ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat - pendapat
ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat - pendapat terdahulu yang telah
dibuktikan. (6)
2. Lewis White Beck : Filsafat ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode - metode
pemikiran ilmiah, serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai
suatu keseluruhan.(6)
3. Cornelius Benjamin : Filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafat yang menelaah
sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode - metodenya. Konsep - konsepnya, dan
praanggapan - praanggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang
pengetahuan intelektual.(6)
4. May Brodbeck : Filsafat ilmu itu sebagai analisis yang netral secara etis dan filsafati.
pelukisan, dan penjelasan mengenai landasan - landasan ilmu.
Keempat definisi tersebut memperlihatkan ruang lingkup atau cakupan yang dibahas di
dalam filsafat ilmu, meliputi antara lain (6):
1. Komparasi kritis sejarah perkembangan ilmu.
2. Sifat dasar ilmu pengetahuan.
3. Metode ilmiah.
4. Praanggapan - praanggapan ilmiah.
5. Sikap etis dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Di antara faktor - faktor itu, yang paling banyak dibicarakan terutama adalah sejarah
perkembangan ilmu, metode ilmiah dan sikap etis dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Peter Caws mengemukakan bahwa filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang
mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman
manusia. Filsafat melakukan dua macam hal: di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang
manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan
tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai
suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan
pada penghapusan kesalahan. Berdasarkan pendapat di atas diperoleh gambaran bahwa filsafat
ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu,

10
yang ditinjau dari segi ontologis, epistemologis maupun aksiologisnya. Sikap etis dalam
pengembangan ilmu pengetahuan merupakan salah satu isu penting dalam filsafat ilmu,
terutama untuk menjawab persoalan apakah ilmu itu bebas nilai atau tidak. Dalam
perkembangan ilmu pengetahuan ada dua kubu yang saling berhadapan, di satu pihak yang
beranggapan bahwa ilmu itu harus bebas nilai (misalnya: Positivisme), di pihak lain ada yang
beranggapan bahwa ilmu itu tidak mungkin bebas nilai, karena selalu terkait dengan
kepentingan sosial.(6)(8)

2.5 Lingkup Filsafat Ilmu


Berdasarkan pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan
telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, dengan ruang
lingkup berikut :
1. Landasan Ontologis
Objek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari objek tersebut?
Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan
pengetahuan ? Dasar ontologi dari ilmu berhubungan dengan materi yang menjadi objek
penelaahan ilmu. Oleh karena itu ontologis dari ilmu psikologi berhubungan dengan objek
penelaahan psikologi yakni perilaku manusia. Ilmu pengetahuan menghendaki objeknya
dapat diamati, diukur dan dicatat secara objektif. Ilmu psikologi mendasari objek
penelaahan ilmunya adalah tingkah laku manusia dikarenakan perilaku dianggap lebih
mudah diamati, diukur dan dicatat dengan sistematis serta dapat terhindari dari
subjektivitas.(8)
Pada dasarnya perilaku manusia mencakup dua jenis perilaku, yakni perilaku yang
kasat mata dan tidak kasat mata. Perilaku yang tampak langsung seperti makan, berbicara,
berjalan, menangis dan sebagainya. Sedangkan perilaku yang tidak tampak langsung
misalnya motivasi, emosi, proses berfikir, dan proses-proses mental lainnya. Kedua
perilaku ini dapat diamati, diukur dan dicatat dengan pertimbangan bahwa perilaku-
perilaku yang kasat mata merupakan manifestasi dari perilaku yang tidak tampak.(8)
2. Landasan Epistemologis
Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendapatkan

11
pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah
kriterianya? Cara, teknik, sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan
yang berupa ilmu? (8)
Epistemologi membahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha
untuk memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu epistemologi psikologi membahas proses
yang terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan mengenai perilaku manusia.(8)
3. Landasan Aksiologis
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara
cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural
yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional?
Aksiologi membahas mengenai manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang
didapatkannya.(8)

2.6 Objek Material dan Objek Formal Filsafat Ilmu


Setiap ilmu pengetahuan memiliki objek tertentu yang menjadi lapangan penyelidikan atau
lapangan studinya. Objek ini diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang, metode, dan
sistem tertentu. Adanya objek menjadikan setiap ilmu pengetahuan berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Objek filsafat ilmu adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian
atau pembentukan pengetahuan (9). Objek studi filsafat ilmu dibagi menjadi dua (7) :
1. Objek Material
Objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu. Objek material juga adalah hal yang diselidiki, dipandang, atau disorot
oleh suatu disiplin ilmu. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret ataupun
hal yang abstrak. Objek material dari filsafat ada beberapa istilah dari para cendekiawan,
namun semua itu sebenarnya tidak ada yang bertentangan. Objek material mencakup apa
saja, baik hal-hal konkret ataupun hal yang abstrak. Selain itu, objek materi adalah sasaran
material suatu penyelidikan, pemikiran, atau penelitian keilmuan. Ia bisa berupa apa saja
baik apakah benda-benda material atau benda benda non material. Ia tidak terbatas pada
apakah hanya di dalam kenyataan konkret seperti manusia maupun alam semesta ataukah
hanya di dalam realitas abstrak seperti Tuhan atau sesuatu yang bersifat ilahiah lainnya.

12
Lebih dalam lagi bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada
dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang
ada itu di bagi dua, yaitu :
a. Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada
pada umumnya.
b. Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak (theodicee) dan
tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi metafisika) dan alam (kosmologi).
(9)
2. Objek Formal
Objek formal filsafat ilmu merupakan sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari
penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu di
sorot. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu
lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat
ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu
bagi manusia. Problem inilah yang dibicarakan dalam landasan pengembangan ilmu
pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis. Objek formal filsafat
ilmu adalah sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu disorot. Dalam praktiknya, objek
formal adalah pusat perhatian dalam penelaah ilmuwan terhadap fenomena itu, yang
merupakan perpaduan antara objek material dan objek formal sehingga merupakan topik
utama yang dibahas dalam pengetahuan ilmiah sebagai objek yang sebenarnya dari cabang
ilmu yang bersangkutan. (7)(9)

2.7 Tujuan Filsafat Ilmu


Tujuan filsafat ilmu sendiri dapat meliputi berbagai aspek, diantaranya yaitu sebagai
sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis dan cermat terhadap
kegiatan ilmiah. Maksudnya seorang ilmuwan harus memiliki sikap kritis terhadap bidang
ilmunya sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap solipsistik, menganggap
bahwa hanya pendapatnya yang paling benar.(10)
Filsafat ilmu merupakan usaha refleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode
keilmuan. Sebab kecenderungan yang terjadi di kalangan ilmuwan modern adalah

13
menerapkan suatu metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu
sendiri. Satu sikap yang diperlukan disini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai
atau cocok dengan struktur ilmu pengetahuan, bukan sebaliknya. Metode hanya saran
berpikir, bukan merupakan hakikat ilmu pengetahuan.(10)
Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode
ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar
dapat dipahami dan dipergunakan secara umum. Semakin luas penerimaan dan
penggunaan metode ilmiah, maka semakin valid metode tersebut. Pembahasan mengenai
hal ini dibicarakan dalam metodologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara-cara untuk
memperoleh kebenaran.(11)
Tujuan Filsafat ilmu diantaranya (12):
1. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita bisa memahami,
sumber, hakikat, dan tujuan ilmu.
2. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu di berbagai
bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara
historis.
3. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan
tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non ilmiah.
4. Mendorong pada calon ilmuwan dan ilmuwan untuk konsisten dalam mendalami ilmu
dan mengembangkannya.
5. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak
ada pertentangan.
6. Memahami dampak kegiatan ilmiah (penelitian) yang berupa teknologi ilmu (misalnya
alat yang digunakan oleh bidang medis, teknik, komputer) dengan masyarakat yaitu
berupa tanggung jawab dan implikasi etis. Contoh dampak tersebut misalnya masalah
euthanasia dalam dunia kedokteran masih sangat dilematis dan problematik,
penjebolan terhadap sistem sekuriti komputer, pemalsuan terhadap hak atas kekayaaan
intelektual (HAKI) , plagiarisme dalam karya ilmiah.

14
2.8 Manfaat Filsafat Ilmu
Mempelajari filsafat ilmu dapat memberikan manfaat antara lain; sebagai sarana pengujian
penalaran ilmiah, sehingga menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah, merupakan metode untuk
merefleksi, menguji, mengkritisi, memberikan asumsi keilmuan, dan terakhir memberikan
pendasaran logis terhadap metode keilmuan.(13)
Manfaat lain mengkaji filsafat ilmu adalah (11,12):
1. Tidak terjebak dalam budaya arogansi intelektual.
2. Kritis terhadap aktivitas ilmu/keilmuan.
3. Merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode ilmu terus menerus sehingga ilmuwan
tetap bermain dalam koridor yang benar (metode dan struktur ilmu).
4. Mempertanggungjawabkan metode keilmuan secara logis rasional.
5. Memecahkan masalah keilmuan secara cerdas dan valid.
6. Berpikir sintetis-aplikatif (lintas ilmu-kontekstual).

2.9 Pentingnya Belajar Filsafat Ilmu Bagi Mahasiswa


Belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa manfaat yang
dirasakan, antara lain (13):
1. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap
ilmiahnya. Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk berpikir kritis terhadap
berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber
lainnya.
2. Mempelajari filsafat ilmu mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon
ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah. Dengan
mempelajari filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh mengenai
ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam proses
pembelajaran dan penelitian ilmiah.
3. Mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat praktis. Setelah mahasiswa lulus dan bekerja,
mereka pasti berhadapan dengan berbagai masalah dalam pekerjaannya. Untuk
memecahkan masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis berbagai
hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Dalam konteks inilah pengalaman
mempelajari filsafat ilmu diterapkan.

15
4. Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam opini dan argumentasi yang
dikemukakan.
5. Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas). Karena para
ahli filsafat tidak pernah memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan permasalahan
maupun penyusunan jawabannya.
6. Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah.

16
BAB 3 KESIMPULAN

Filsafat dan Hikmah Dalam bahasa Inggris filsafat berarti philosophy, sedangkan dalam bahasa
Yunani berarti philosophia yang terdiri atas philos = cinta atau philia = persahabatan (tertarik
kepada) dan kata sophos = hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, ketrampilan, pengalaman praktis,
intelegensi). Ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam masalah
yang sama tabiatnya, kedudukannya yang tampak dari luar dan bangunannya dari dalam.
Tugas filsafat yaitu berupaya mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup
yang didasarkan atas pengalaman kemanusiaan yang luas. Salah satunya adalah keterkaitan filsafat
yang memerlukan landasan terhadap pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin
dikatakan nisbi dan salah.
Di sisi lain perkembangan ilmu saat ini, menyediakan filsafat sebagai bahan tentang fakta-
fakta dalam perkembangan ide filsafati yang tepat sehingga seiring dengan pengetahuan ilmiah.
Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu
adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan
zaman dan keadaan. Objek filsafat ilmu adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu
penelitian atau pembentukan pengetahuan
Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai
hakikat ilmu, dengan ruang lingkup landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Objek
filsafat ilmu adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan
pengetahuan dibagi dua menjadi objek material dan objek formal
Mempelajari filsafat ilmu dapat memberikan manfaat antara lain; sebagai sarana pengujian
penalaran ilmiah, sehingga menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah, merupakan metode untuk
merefleksi, menguji, mengkritisi, memberikan asumsi keilmuan, dan terakhir memberikan
pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Filsafat ilmu merupakan usaha refleksi, menguji,
mengkritik asumsi dan metode keilmuan

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Sudibyo, Lies, dkk. 2014. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Deepublish


2. Bakhtiar, I. Konsep Filsafat Ilmu. Diakses pada 18 Maret 2021 dari
https://ilhamkons.wordpress.com/2011/09/10/konsep-filsafat-ilmu/
3. Nessa, Natsir, dkk. 2014. Buku Ajar Filsafat Ilmu. Makassar : Program studi S2 Ilmu
Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin
4. Widyawati, Setya. 2018. Filsafat Ilmu. Surakarta : Isi Press
5. Jauhari, Iman, dkk. 2020. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Deepublish
6. Mustansyir, R dan Munir M. 2003. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
7. Muhadjir, Noeng. 1998. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rake Sarasin
8. Ismaun. (2001). Filsafat Ilmu. Bandung: UPI
9. Alboin Parluhutan. 2020. Objek Formal & Material Filsafat Ilmu Serta Implikasinya
Dalam Pendidikan. Jurnal Pionir Lppm Universitas Asahan Vol. 7 N0 3 Juli 2020
10. Gie, T. L. 2007. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
11. Mutansyir, Rizal. 2001. Filsafat ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
12. Sumarna, Cecep. 2020. Filsafat Ilmu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
13. Susanto. 2013. FIlsafat ilmu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

18
Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Filsafat Ilmu

Dosen Pengajar: Dr. Rahadian Indarto Susilo, dr., SpBS(K)

Kelompok N
Alda Rahmadhani 012128176304
Antonio Akbar Santoso 012128076302
Apolonia Berenika Badu 012128066313
Benny Roland Nababan 012128036303
Intan Nurani Indrajanu 012128096301
Jindan Zulfi Fahmi 012128236304
Koyuki Atifa Rahmi 012128026320
Moh. Faisal Riza 012128026318
Raditya Rizki Muhammad 012128136305
Yuni Pratiwi 012128146302
Zia Maula Fadhlullah 012128206302
PENDAHULUAN

 Filsafat dan Ilmu saling berhubungan


 Tujuan Filsafat Ilmu :
1. Membahas dan mengevaluasi metode ilmiah
2. Menemukan nilai ilmiah
3. Menemukan pentingnya keilmiahan
 Dasar perkembangan dan kemajuan
 Menjadi lebih kreatif dan Inovatif
Arti Kata Filsafat

 Dari Kata Yunani


 Philosophia → Pecinta kebijaksanaan
 Philia : Persahabatan / Cinta
 Sophia : Kebijaksanaan, pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, praktis,
intelegensi

Secara Etimologi → cinta kebijaksaaan dan kebenaran

Lebih luas lagi, filsafat perwujudan keinginan untuk mencapai kepandaian


dan cinta pada kebijakan
Arti kata Ilmu
Berasal dari bahasa Arab : ‘alima, ya’lamu, ‘ilman, dan wazan fa’ila, yaf’alu yang artinya
mengerti, memahami dengan benar
Dalam Bahasa Inggris : Science, Bahsaa Latin : Scientia (pengetahuan) dan scire
(mengetahui)
Ciri-ciri ilmu menurut terminology :
a. Koheren, empiris, sistematis, dapat diukur dan dibuktikan.
b. Koherensi sistematik
c. Tidak memerlukan kepastian lengkap menurut penalaran perorangan
d. Metode yang berhasil harus terbuka.
e. Metodologi
f. Bersumber di dalam kesatuan objeknya
Ilmu Menurut Para Tokoh
Mohammad Hatta :
Ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam masalah yang sama
tabiatnya, kedudukannya yang tampak dari luar dan bangunannya dari dalam.
Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag:
Ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, yang keempatnya serentak.
Ashley Montagu :
Ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan
percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang diuji.
Karl Pearson:
Ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman
dengan istilah yang sederhana.
Alfanasyef :
Ilmu adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran.
Harsojo :
Ilmu adalah : 1. Akumulasi pengetahuan yang sistematis. 2. Pendekatan atau metode pendekatan seluruh
dunia empiris. 3. Cara menganalisis yang mengizinkan ahlinya untuk menyatakan : ‘Jika B., maka B.”
Hubungan Filsafat dengan Ilmu
 Persamaan :
Pemikiran reflektif terhadap kehidupan
Terbuka pada kebenaran
Terorganisir dan sistematis
 Perbedaan :

Ilmu Filsafat
Bidang terbatas Secara menyeluruh
Analitis dan Deskriptif Sinoptis, bila analitik maka holistic
Observasi, eksperimen, data Mencari mengapa, bagaimana,
dan hubungan secara luas
Menemukan hukum yang Mengkaji hukum yang mendasari
mendasari
Filsafat lebih luas → bila ilmu tidak dapat menjawab → filsafat dapat
membantu bahkan mempertanyakan ilmu tersbeut

Ilmu berusaha empiris, tetapi kadang tidak dapat sepenuhnya dijawab;


bersifat spekulatif

Jadi, filsafat ilmu merupakan bidang berbeda yang saling timbal balik dan
berpengaruh satu sama lain
Definisi Filsafat Ilmu
Berbagai definisi filsafat ilmu yang dihimpun oleh The Liang Gie, beberapa diantaranya :

1. Robert Ackermann : Filsafat Ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat -
pendapat ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat - pendapat
terdahulu yang telah dibuktikan. (6)

2. Lewis White Beck : Filsafat ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode - metode
pemikiran ilmiah, serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah
sebagai suatu keseluruhan.(6)

3. Cornelius Benjamin : Filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafat yang


menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode - metodenya. Konsep -
konsepnya, dan praanggapan - praanggapannya, serta letaknya dalam kerangka
umum dari cabang pengetahuan intelektual.(6)

4. May Brodbeck : Filsafat ilmu itu sebagai analisis yang netral secara etis dan filsafati.
pelukisan, dan penjelasan mengenai landasan - landasan ilmu.
Keempat definisi tersebut memperlihatkan ruang lingkup atau cakupan
yang dibahas di dalam filsafat ilmu, meliputi antara lain :

1. Komparasi kritis sejarah perkembangan ilmu.

2. Sifat dasar ilmu pengetahuan.

3. Metode ilmiah.

4. Praanggapan - praanggapan ilmiah.

5. Sikap etis dalam pengembangan ilmu pengetahuan.


Lingkup Filsafat Ilmu

1. Landasan ontologis
Mendasari objek penelaahan ilmunya adalah tingkah laku manusia dikarenakan
perilaku dianggap lebih mudah diamati, diukur dan dicatat dengan sistematis
serta dapat terhindari dari subjektivitas.
a) Tingkah laku manusia mencakup dua jenis, yakni perilaku yang kasat mata dan
tidak kasat mata, dimana tingkah laku yang kasat mata merupakan manifestasi
dari tingkah laku yang tidak kasat mata.
− Tingkah laku yang kasat mata seperti makan, berbicara, berjalan, menangis
dan sebagainya
− Tingkah laku yang tidak kasat mata misalnya motivasi, emosi, proses berfikir,
dan proses-proses mental lainnya
2. Landasan epistemologis
Membahas proses yang terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan
mengenai perilaku manusia

3. Landasan aksiologis
Membahas mengenai manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang
didapatkannya
Obyek Material dan Objek Formal
Filsafat Ilmu

Objek Material
 merupakan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu
 mencakup apa saja, baik hal-hal konkret ataupun hal yang abstrak
 merupakan sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran, atau penelitian
keilmuan, bisa berupa apa saja baik apakah benda-benda material atau
benda benda non material.
 tidak terbatas pada apakah hanya di dalam kenyataan konkret seperti manusia
maupun alam semesta ataukah hanya di dalam realitas abstrak seperti Tuhan
atau sesuatu yang bersifat ilmiah lainnya
 merupakan segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam
kenyataan maupun ada dalam kemungkinan
Objek Formal
 Merupakan pusat perhatian dalam penelaah ilmuwan terhadap fenomena
itu, yang merupakan perpaduan antara objek material dan obyek formal
sehingga merupakan topik utama yang dibahas dalam pengetahuan
ilmiah sebagai objek yang sebenarnya dari cabang ilmu yang
bersangkutan
Tujuan Filsafat Ilmu
2. Memahami
sejarah
pertumbuhan,
perkembangan
dan kemajuan
ilmu di berbagai
bidang 3. Menjadi
pedoman bagi para
1. Mendalami unsur- dosen dan
unsur pokok ilmu mahasiswa dalam
mendalami studi di
perguruan tinggi

Tujuan Filsafat
6. Memahami Ilmu
dampak kegiatan 4. Mendorong pada
ilmiah (penelitian) calon ilmuwan dan
yang berupa ilmuwan untuk
teknologi ilmu konsisten dalam
dengan masyarakat mendalami ilmu dan
yaitu berupa 5. Mempertegas mengembangkannya
tanggung jawab dan bahwa dalam
implikasi etis persoalan sumber
dan tujuan antara
ilmu dan agama
tidak ada
pertentangan
Manfaat Filsafat Ilmu

• Sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah


• Metode untuk merefleksi, menguji, mengkritisi, memberikan
asumsi keilmuan
• Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan
• Tidak terjebak dalam budaya arogansi intelektual
Manfaat Filsafat • Kritis terhadap aktivitas ilmu/keilmuan
Ilmu • Merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode ilmu terus
menerus sehingga ilmuwan tetap bermain dalam koridor
yang benar
• Mempertanggungjawabkan metode keilmuan secara logis
rasional
• Memecahkan masalah keilmuan secara cerdas dan valid
• Berpikir sintetis-aplikatif (lintas ilmu-kontekstual).
Pentingnya Belajar Filsafat Ilmu Bagi Mahasiswa

• Diharapkan untuk berpikir kritis terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya
di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya
• Diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu
menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam proses
pembelajaran dan penelitian ilmiah
• Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam
menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi
• Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam opini dan argumentasi yang
dikemukakan
• Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan
• Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah
KESIMPULAN
 Filsafat dan Hikmah Dalam bahasa Inggris filsafat berarti philosophy, sedangkan dalam bahasa
Yunani berarti philosophia yang terdiri atas philos = cinta atau philia = persahabatan (tertarik
kepada) dan kata sophos = hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, ketrampilan, pengalaman
praktis, intelegensi). Ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal
dalam masalah yang sama tabiatnya, kedudukannya yang tampak dari luar dan bangunannya
dari dalam.

 Tugas filsafat yaitu berupaya mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup
yang didasarkan atas pengalaman kemanusiaan yang luas. Salah satunya adalah keterkaitan
filsafat yang memerlukan landasan terhadap pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak
ingin dikatakan nisbi dan salah.

 Di sisi lain perkembangan ilmu saat ini, menyediakan filsafat sebagai bahan tentang fakta-fakta
dalam perkembangan ide filsafati yang tepat sehingga seiring dengan pengetahuan ilmiah.
Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu
adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan
zaman dan keadaan. Objek filsafat ilmu adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu
penelitian atau pembentukan pengetahuan.
 Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan
mengenai hakikat ilmu, dengan ruang lingkup landasan ontologis,
epistemologis, dan aksiologis. Objek filsafat ilmu adalah sesuatu yang
merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan
dibagi dua menjadi objek material dan objek formal.

 Mempelajari filsafat ilmu dapat memberikan manfaat antara lain; sebagai


sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga menjadi kritis terhadap kegiatan
ilmiah, merupakan metode untuk merefleksi, menguji, mengkritisi, memberikan
asumsi keilmuan, dan terakhir memberikan pendasaran logis terhadap metode
keilmuan. Filsafat ilmu merupakan usaha refleksi, menguji, mengkritik asumsi dan
metode keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudibyo, Lies, dkk. 2014. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Deepublish
2. Bakhtiar, I. Konsep Filsafat Ilmu. Diakses pada 18 Maret 2021 dari
https://ilhamkons.wordpress.com/2011/09/10/konsep-filsafat-ilmu/
3. Nessa, Natsir, dkk. 2014. Buku Ajar Filsafat Ilmu. Makassar : Program studi S2 Ilmu Perikanan Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin
4. Widyawati, Setya. 2018. Filsafat Ilmu. Surakarta : Isi Press
5. Jauhari, Iman, dkk. 2020. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Deepublish
6. Mustansyir, R dan Munir M. 2003. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
7. Muhadjir, Noeng. 1998. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rake Sarasin
8. Ismaun. (2001). Filsafat Ilmu. Bandung: UPI
9. Alboin Parluhutan. 2020. Objek Formal & Material Filsafat Ilmu Serta Implikasinya Dalam Pendidikan. Jurnal
Pionir Lppm Universitas Asahan Vol. 7 N0 3 Juli 2020
10. Gie, T. L. 2007. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
11. Mutansyir, Rizal. 2001. Filsafat ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
12. Sumarna, Cecep. 2020. Filsafat Ilmu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
13. Susanto. 2013. FIlsafat ilmu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Terima Kasih ☺

Anda mungkin juga menyukai