Anda di halaman 1dari 169

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERBANDINGAN THYROID STIMULATING HORMON,


FREE THYROXIN DAN VOLUME KELENJAR TIROID ANTARA
BAYI KURANG BULAN DENGAN CUKUP BULAN
DALAM SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL

Penelitian Karya Ilmiah Akhir

Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan


Program Pendidikan Dokter Spesialis I
Ilmu Kesehatan Anak

Peneliti:

Nama: Novi Rahayu Arianti, dr.


NIM: 011218116302

Pembimbing:

Muhammad Faizi, dr., SpA (K)


Nur Rochmah, dr.,SpA(K)
Dr. Risa Etika, dr., SpA(K)
Budiono, dr., M.Kes
Dr. Hartono, dr., Sp. PK (K), MQIH
Dr. Anggraini Dwi Sensusiati, dr. Sp Rad (K)

Departemen Ilmu Kesehatan Anak


Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
2017

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ii

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iii

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iv

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
v

KATA PENGANTAR

Hasil dari program skrining bayi baru lahir di beberapa negara menunjukkan

bahwa insiden hipotiroid kongenital (HK) lebih tinggi pada bayi lahir kurang bulan

dan berat lahir rendah (BBLR) dibandingkan dengan bayi cukup bulan karena

gangguan perkembangan aksis hipotalamus. Prevalensi pada bayi berat lahir sangat

rendah (VLBW) bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 g adalah 1 dari 400 kasus,

secara signifikan lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan (1 dari 4000 kasus); Namun,

hanya sepertiga dari bayi-bayi ini dapat didiagnosis dengan menggunakan program

skrining. Oleh karena itu, penting untuk melakukan skrining pada bayi kurang bulan,

untuk mencegah dan meminimalkan kerusakan tumbuh kembang.

Penelitian tentang volume kelenjar tiroid dengan metode ultrasonografi (USG)

pada bayi baru lahir di beberapa negara sangat terbatas sehingga menyebabkan

kegagalan dalam penentuan standar ukuran normal bayi baru lahir.

Penelitian tentang perbandingan antara TSH, FT4 dan volume kelenjar tiroid

pada bayi baru lahir di Indonesia masih belum ada. Hasil penelitian diharapkan dapat

memberikan pemahaman lebih baik dalam penatalaksanaan hipotiroid kongenital pada

bayi baru lahir dan diharapkan juga menjadi masukan bagi lembaga pembuat

kebijakan yang terkait dalam merencanakan program skrining hipotiroid kongenital

Penulis

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT. Atas segala kekuatanNya-lah

penelitian ini dapat terlaksana dan terselesaikan. Terima kasih dan penghargaan

sedalam-dalamnya saya sampaikan kepada:

 Yang sangat saya hormati, para orang tua pasien dan keluarganya, yang terlibat

dalam penelitian ini dan telah memberikan sumbangsih besar bagi penelitian ini dan

bagi keilmuan.

 Yang sangat saya hormati guru-guru saya, Muhammad Faizi, dr., SpA (K), Nur

Rochmah, dr.,SpA(K), Dr. Risa Etika, dr., SpA(K) demikian pula Dr. Hartono,

dr., Sp. PK (K), MQIH, Dr. Anggraini Dwi Sensusiati, dr. Sp Rad (K) dan

Budiono, dr., M.Kes untuk semua kepercayaan, bimbingan, dan petunjuk dalam

pelaksanaan dan penyelesaian penelitian tugas akhir ini.

 Dr. Roedi Irawan dr.MKes. SpA(K), Dr.Mahrus A. Rahman,dr. SpA(K), Dr.

Ahmad Suryawan, dr., SpA(K), dr. Agus Hariyanto SpA(K) dan Dr. Alpha

Fardah Athiyyah, dr., SpA(K) selaku tim penguji atas masukan, saran dan kritik

yang sangat berharga dalam penyusunan karya ilmiah akhir ini

 Para sejawat penelitian saya Tim perawat RSUD dr. Sutomo, yang sangat

berperan dalam pelaksanaan penelitian ini, suatu pengalaman kerja sama lapangan

yang tidak akan pernah saya lupakan.

 Yang sangat saya sayangi, suami dan anak-anak Slamet Riyadi, Cakra Dharma,

Titah Kasih dan Kusuma Ayu, untuk semua dukungan, kasih dan doa.

Kesempatan memiliki dan bertumbuh bersama kalian adalah anugerah terbaik dalam

hidup saya.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
vii

 Orangtua yang saya hormati almarhum bapak Minari dan ibu Sri Sulistyawati,

kakak saya Novan Basuki Arianto dan adik saya Ragil Sugeng Dewantoro atas

semua bantuan, dukungan dan doa hingga pendidikan keahlian ini terselesaikan.

 Dr. dr. Mahrus A Rachman, SpA(K) selaku Ketua Program Studi (KPS) Program

Pendidikan Spesialis 1 Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/ RSUD Dr. Soetomo; dr.

Muhammad Faizi, SpA(K) selaku Kepala Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Anak

FK Unair/ RSUD Dr. Soetomo; dan Dr. dr Irwanto SpA(K) selaku koordinator

Penelitian dan Pengembangan Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas

Kedokteran Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo, untuk kesempatan berharga

menuntut ilmu di institusi ini.

 Seluruh staf pengajar di Departemen/ SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/

RSUD Dr Soetomo yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu atas semua

pengetahuan, bimbingan, dorongan dan nasehat.

 Seluruh rekan sejawat PPDS Ilmu Kesehatan Anak Fakultas kedokteran

Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo, yang telah bersama-sama dalam suka

dan duka selama menempuh pendidikan spesialis anak, terlebih rekan PPDS Ilmu

Kesehatan Anak se-angkatan saya, Deasy Fiasry, Arda Pratama, Dhini Karunia,

Maria Nababan, Reny Wijayanti, Nur Nailul, Elizabeth Beatrice, Zulfito

Marendra, Sri Dharaswari dan Ahmad Zakky.

Adalah harapan saya bahwa penelitian ini dapat memberikan manfaat. Semoga

Allah SWT memberkati usaha kita semua.

Penulis

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
viii

RINGKASAN

Hasil dari program skrining bayi baru lahir di beberapa negara menunjukkan

bahwa insiden hipotiroid kongenital (HK) lebih tinggi pada bayi lahir kurang bulan

dan berat lahir rendah (BBLR) dibandingkan dengan bayi cukup bulan karena

gangguan perkembangan aksis hipotalamus. Prevalensi pada bayi berat lahir sangat

rendah (VLBW) bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 g adalah 1 dari 400 kasus,

secara signifikan lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan (1 dari 4000 kasus); Namun,

hanya sepertiga dari bayi-bayi ini dapat didiagnosis dengan menggunakan program

skrining. Oleh karena itu, penting untuk melakukan skrining pada bayi kurang bulan,

untuk mencegah dan meminimalkan kerusakan tumbuh kembang.

Mayoritas (85 sampai 90%) kasus hipotiroidisme kongenital permanen di

Amerika Utara, Eropa Barat dan Jepang disebabkan oleh kelainan perkembangan

kelenjar tiroid (tiroid disgenesis). Disgenesis tiroid dapat menyebabkan tidak adanya

jaringan tiroid (agenesis) atau parsial (hipoplasia) yang sering disertai dengan

kegagalan untuk migrasi ke leher (ektopi). Penelitian tentang volume kelenjar tiroid

dengan metode ultrasonografi (USG) pada bayi baru lahir di beberapa negara sangat

terbatas sehingga menyebabkan kegagalan dalam penentuan standar ukuran normal

bayi baru lahir

Subyek penelitian dalam penelitian ini terdiri atas 84 Bayi baru lahir diambil

secara total consecutive sampling untuk pemeriksaan fungsi dan volume tiroid

dikelompokkan menjadi dua kelompok bayi cukup dan kurang bulan.

Variabel independen dianalisa menggunakan uji Mann-whitney tingkat

kemaknaan (), digunakan 5%. Semiua bayi dikelompokkan menjadi 42 bayi cukup

bulan dan 42 bayi kurang bulan. Rerata TSH bayi cukup bulan 4,83 + 8,35 mU/L

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ix

(95% CI 2,3-7,4 mU/L, p 0,04) dan bayi kurang bulan 5,10 + 4,02 mU/L (95% CI

4,04-6,17 mU/L, p 0,04). Rerata FT4 bayi cukup bulan 1,54 + 0,76 ng/dL (95% CI

1,30-1,77 ng/dL, p 0,41) bayi kurang bulan 1,45 + 0,94 ng/dL (95% CI 1,15-1,74

ng/dL, p 0,41). Rerata volume kelenjar tiroid bayi cukup bulan 0,34 + 0,14 ml (95%

CI 0,3-0,39 ml, p 0,006) sedangkan bayi kurang bulan 0,27 + 0,1 ml (95% CI 0,23-

0,30 ml , p 0,006)

Didapatkan perbedaan bermakna rerata TSH dan volume tiroid bayi cukup

bulan dan kurang bulan.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
x

SUMMARY

Results of newborn screening programs in some countries show that incidence

of congenital hypothyroidism (HK) is higher in underweight and low birth weight

(BBLR) compared with term infants due to impaired development of the

hypothalamic axis. The prevalence of very low birth-weight babies (VLBW) of

infants weighing less than 1500 g was 1 in 400 cases, significantly higher than in term

infants (1 in 4000 cases); However, only a third of these infants can be diagnosed

using a screening program. Therefore, it is important to screen for infants less than

months, to prevent and minimize the damage to growth and development.

The majority (85 to 90%) of permanent congenital hypothyroidism cases in

North America, Western Europe and Japan are caused by developmental disorders of

the thyroid gland (thyroid dysgenesis). Thyroid dysgenesis can result in the absence

of thyroid (agenesis) or partial tissue (hypoplasia) which is often accompanied by

failure to migrate to the neck (ectop). Research on the volume of the thyroid gland by

ultrasound method (ultrasound) in newborns in some countries is so limited that it

leads to failure in the determination of the normal size standards of newborns

The subjects of the study in this study consisted of 84 Newborns were taken in

total consecutive sampling for functional examination TSH, FT4 and thyroid volume

are grouped into term and preterm infants.

The independent variables were analyzed using Mann-whitney test of

significance level (), used 5%. There were 42 term and 42 preterm babies. Mean

TSH of term infant 4.83 + 8.35 mU/L (95% CI 2,3-7,4 mU/L, p 0,04) and preterm

infant 5,10 + 4,02 mU/L ( 95% CI 4.04-6.17 mU/L, p 0.04). Mean FT4 of term infant

1.54 + 0.76 ng/dL (95% CI 1.30-1.77 ng/dL, p 0.41) preterm infants 1.45 + 0.94

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xi

ng/dL (95 % CI 1.15-1.74 ng / dL, p 0.41). The average volume of term infant's

thyroid gland was 0.34 + 0.14 ml (95% CI 0.3-0.39 ml, p 0.006) and preterm infant

0.27 + 0.1 ml (95% CI 0.23 -0.30 ml, p 0.006).

There were significant difference of mean TSH and thyroid volume of term and

preterm infant

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xii

PERBANDINGAN THYROID STIMULATING HORMON,


FREE THYROXIN DAN VOLUME KELENJAR TIROID ANTARA
BAYI KURANG BULAN DENGAN CUKUP BULAN
DALAM SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL

Novi Rahayu Arianti, Muhammad Faizi1, Nur Rochmah1,


Risa Etika1, Hartono2, Anggraini Dwi Sensusiati3

Departemen Ilmu Kesehatan Anak1,


Departemen Patologi Klinik2, Departemen Radiologi3
Universitas Airlangga- RSUD Dr. Soetomo Surabaya

ABSTRAK
Latar belakang; Insiden hipotiroid kongenital (HK) lebih tinggi pada bayi lahir
kurang bulan dan berat lahir rendah (BBLR) dibandingkan dengan bayi cukup bulan
karena gangguan perkembangan aksis hipotalamus. Sepertiga dapat didiagnosis
dengan program skrining yang sangat penting untuk mencegah dan meminimalkan
kerusakan tumbuh kembang. Metode pencitraan, seperti ultrasound membantu
menentukan anatomi dan fungsi kelenjar tiroid. Penelitian tentang volume kelenjar
tiroid dengan USG sangat terbatas sehingga menyebabkan kegagalan dalam
penentuan standar ukuran tiroid normal bayi baru lahir.
Tujuan: Mengetahui perbandingan hasil TSH, FT4 dan volume tiroid antara bayi
kurang bulan dengan bayi cukup bulan
Metode: Bayi baru lahir diambil secara total consecutive sampling untuk pemeriksaan
fungsi dan volume tiroid dikelompokkan menjadi dua kelompok bayi cukup dan
kurang bulan. Variabel independen dianalisa menggunakan uji Mann-whitney tingkat
kemaknaan (), digunakan 5%
Hasil: 84 bayi baru lahir 42 bayi cukup bulan dan 42 bayi kurang bulan. Rerata TSH
bayi cukup bulan 4,83 + 8,35 mU/L (95% CI 2,3-7,4 mU/L, p 0,04) dan bayi kurang
bulan 5,10 + 4,02 mU/L (95% CI 4,04-6,17 mU/L, p 0,04). Rerata FT4 bayi cukup
bulan 1,54 + 0,76 ng/dL (95% CI 1,30-1,77 ng/dL, p 0,41) bayi kurang bulan 1,45 +
0,94 ng/dL (95% CI 1,15-1,74 ng/dL, p 0,41). Rerata volume kelenjar tiroid bayi
cukup bulan 0,34 + 0,14 ml (95% CI 0,3-0,39 ml, p 0,006) sedangkan bayi kurang
bulan 0,27 + 0,1 ml (95% CI 0,23-0,30 ml , p 0,006),
Kesimpulan: Didapatkan perbedaan bermakna rerata TSH dan volume tiroid bayi
cukup bulan dan kurang bulan
Kata kunci: bayi baru lahir, TSH, FT4, volume kelenjar tiroid

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xiii

COMPARISON OF THYROID STIMULATING HORMON,


FREE THYROXIN AND THYROID VOLUME
BETWEEN PRETERM AND TERM INFANT
IN CONGENITAL HYPOTHYROID SCREENING

Novi Rahayu Arianti, Muhammad Faizi1, Nur Rochmah1,


Risa Etika1, Hartono2, Anggraini Dwi Sensusiati3

Department of Pediatrics1, Department of Clinical Pathology2,


Department of Radiology 3
University of Airlangga- Dr. Soetomo Hospital Surabaya

ABSTRACT
Background; Incidence of congenital hypothyroidism (HK) is higher in underweight
and low birth weight (BBLR) compared with term infants due to impaired
development of the hypothalamic axis. One-third can be diagnosed with screening
program to prevent and minimize growth and development damage. Imaging
methods, such as ultrasound, help determine the anatomy and function of the thyroid
gland. Research of the thyroid gland with ultrasound is so limited that it leads to
failure in the determination of standard normal thyroid size of newborns.
Objective: To compare TSH, FT4 and thyroid volume between term and preterm
infants
Methods: Newborns taken in total consecutive sampling for TSH, FT4 and thyroid
volume are grouped into term and preterm infants. The independent variables were
analyzed using Mann-whitney test of significance level (), used 5%
Outcome: 84 newborns of 42 term and 42 preterm babies. Mean TSH of term infant
4.83 + 8.35 mU/L (95% CI 2,3-7,4 mU/L, p 0,04) and preterm infant 5,10 + 4,02
mU/L ( 95% CI 4.04-6.17 mU/L, p 0.04). Mean FT4 of term infant 1.54 + 0.76 ng/dL
(95% CI 1.30-1.77 ng/dL, p 0.41) preterm infants 1.45 + 0.94 ng/dL (95 % CI 1.15-
1.74 ng / dL, p 0.41). The average volume of term infant's thyroid gland was 0.34 +
0.14 ml (95% CI 0.3-0.39 ml, p 0.006) and preterm infant 0.27 + 0.1 ml (95% CI 0.23
-0.30 ml, p 0.006)
Conclusion: There were significant difference of mean TSH and thyroid volume of
term and preterm infant
Keywords: newborn, TSH, FT4, thyroid gland volume

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xiv

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul……………………………………………………………………… i

Lembar pengesahan………………………………………………………………. ii

Lembar keputusan penguji………………………………………………………… iii

Kata pengantar…………………………………………………………………….. iv

Ucapan terimakasih………………………………………………………………. v

Ringkasan…………………………………………………………………………. vi

Abstrak……………………………………………………………………………. vii

Daftar isi………………………………………………………………………….. viii

Daftar tabel............................................................................................................... ix

Daftar gambar.......................................................................................................... x

Daftar lampiran…………………………………………………………………... xi

Daftar singkatan…………………………………………………………………. xii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang....................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah................................................................................. 2

1.3 Tujuan penelitian…………………………………………………… 3

1.4 Manfaat penelitian…………………………………………………. 4

Bab II Tinjauan pustaka

2.1 Hipotiroid kongenital………………………………………………… 5

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xv

2.2 Hormon tiroid………………………………………………………… 10


2.2.1. Ontogenesis hormon tiroid…………………………………… 10
2.2.2. Hormonogenesis……………………………………………… 12
2.2.3. Sintesis, uptake dan sekresi………………………………….. 14
2.2.4. Regulasi dan fungsi hormon tiroid…………………………… 16
2.2.5. Thyrotropin releasing hormon……………………………….. 17
2.2.6. Tirotropin…………………………………………………….. 21
2.2.7. Autoregulasi tiroidal…………………………………………. 25
2.2.8. Regulasi autoimun…………………………………………….. 26
2.3 Pemeriksaan uji fungsi tiroid………………………………………… 27
2.3.1 Hubungan antara TSH serum dan konsentrasi T4 bebas……… 28
2.3.2 Keterbatasan strategi skrining TSH awal……………………… 30
2.3.3 Serum T4 bebas dan total T4………………………………….. 31
2.3.4 Yodium plasental dan adaptasi neonatal……………………… 32
2.3.5 Perbedaan evaluasi status tiroid bayi kurang bulan dan cukup
bulan…………………………………………………………….
2.4 Pemeriksaan volume kelenjar tiroid…………………………………… 40
2.4.1 Anatomi kelenjar tiroid………………………………………… 41
2.4.2 Cara pemeriksaan ultrasonografi tiroid pada bayi baru lahir…… 43
2.4.3 Pengukuran volume kelenjar tiroid pada bayi baru lahir……… 45
2.5 Pengaruh TSH terhadap sel tiroid……………………………………… 46
2.5.1 Jalur mitogenik sel tiroid……………………………………………46
2.5.2 Variabel biologis faktor pengatur utama pada tirosit manusia…… 48
Bab III Kerangka teori, konseptual dan hipotesa

3.1 Kerangka teori………………………………………………………… 52


3.2 Kerangka konseptual………………………………………………… 53
3.3 Hipotesa penelitian…………………………………………………… 54
Bab IV Metode penelitian

4.1 Rancangan penelitian………………………………………………… 55

4.2 Lokasi penelitian……………………………………………………… 55

4.3 Waktu penelitian……………………………………………………… 55

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xvi

4.4 Populasi dan sampel…………………………………………………… 56

4.5 Variabel penelitian……………………………………………………. 57

4.6 Definisi operasional…………………………………………………… 57

4.7 Alur penelitian………………………………………………………… 62

4.8 Prosedur penelitian…………………………………………………… 62

4.9 Alat dan bahan………………………………………………………… 63

4.10 Metode pengumpulan data…………………………………………… 64

4.11 Analisis data…………………………………………………………. 64

4.12 Anggaran penelitian………………………………………………… 65

Bab V Hasil penelitian

5.1 Karakteristik subyek penelitian…………………………………………67

5.2 Perbandingan hasil TSH antara bayi kurang bulan dan cukup bulan…. 69

5.3 Perbandingan hasil FT4 antara bayi kurang bulan dan cukup bulan…. 71

5.4 Perbandingan volume tiroid antara bayi kurang bulan dan cukup bulan .72

5.5 Hipotiroid kongenital……………………………………………………73

Bab VI Pembahasan

6.1 Karakteristik subyek penelitian………………………………………. 74

6.2 Perbedaan hasil TSH antara bayi kurang bulan dan cukup bulan

berdasarkan umur kehamilan………………………………………… 75

6.3 Perbandingan hasil FT4 antara bayi kurang bulan dan cukup bulan

berdasarkan umur kehamilan………………………………………… 77

6.4 Perbandingan volume tiroid antara bayi kurang bulan dan cukup bulan

berdasarkan umur kehamilan………………………………………… 82

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xvii

Bab VII Kesimpulan dan saran…………………………………………………… 86

Daftar Kepustakaan

Lampiran

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1: Faktor-faktor yang Mengatur Sekresi Hormon Tiroid……… 20

Tabel 2.2: Konsentrasi serum T4, TSH, TBG dan Thyroglobulin

(Tg) sesuai umur)……………………………………………….. 39

Tabel 2.3: Nilai acuan serum Free T4 dan tirotropin pada bayi prematur

dan aterm saat minggu pertama kehidupan………………………. 39

Tabel 2.4: Nilai acuan ukuran kelenjar tiroid sesuai umur (cm)………… 45

Tabel 5.1: Karakteristik subyek penelitian hasil uji fungsi tiroid TSH,
FT4 dan volume tiroid bayi kurang bulan dan cukup bulan…… 68
Tabel 5.2: Perbandingan hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan volume
kelenjar tiroid pada bayi cukup bulan dan kurang bulan………… 69
Tabel 5.3: Hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan volume tiroid pada
bayi kurang bulan dan cukup bulan …………………………… 70
Tabel 5.4: Hasil uji analisis Kruskal-Wallis…………………………….. 73

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Ontogeni fungsi tiroid pada janin…………………………………. 11

Gambar 2.2. Perubahan pada TRH dan TSH janin pada pankreas,

hipotalamus, serum dan pituitari selama kehamilan………………….. 13

Gambar 2.3. Metabolisme tiroksin……………………………………………….. 13

Gambar 2.4. Animasi dari sel folikular tiroid…………………………………… 16

Gambar 2.5. Animasi dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid……………………. 15

Gambar 2.6. Hubungan antara TSH serum dan konsentrasi T4 bebas………… 28

Gambar 2.7: Algoritma untuk penilaian awal fungsi tiroid berdasarkan

uji awal serum TSH ………………………………………………… 30

Gambar 2.8. Peran plasenta dalam metabolisme tiroid selama kehamilan……….. 33

Gambar 2.9. Pola perubahan parameter fungsi tiroid janin dan neonatal……… 36

Gambar 2.10. Level serum T4, T4 bebas, TBG, T3, reverse T3 dan TSH

pada tali pusat bayi………………………………………………… 37

Gambar 2.11. Perubahan postnatal pada T4, T4 bebas, TBG, T3, rT3

dan TSH sesuai dengan umur kehamilan…………………………… 38

Gambar 2.12. Anatomi kelenjar tiroid…………………………………………. 41

Gambar 2.13. Ultrasonografi transversal anatomi tiroid normal………………. 43

Gambar 2.14. Cara pemeriksaan ultrasonografi pada bayi baru lahir…………. 44

Gambar 2.15 . Pengukuran menggunakan rasio Yasumoto pada

sonogram transversal tiroid………………………………………. 45

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xx

Gambar 2.16. Jalur mitogenik tiroid…………………………………………… 47

Gambar 2.17. Variabel biologis faktor pengatur utama pada tirosit manusia…. 50

Gambar 2.18. Pembagian umur kehamilan bayi baru lahir……………………. 58

Gambar 5.1. Diagram boxplot perbandingan TSH pada bayi kurang bulan

dan cukup bulan menurut kelompok umur………………………… 70

Gambar 5.2. Diagram boxplot perbandingan FT4 pada bayi kurang bulan

dan cukup bulan menurut kelompok umur…………………………… 71

Gambar 5.3. Diagram boxplot perbandingan volume tiroid pada bayi kurang bulan

dan cukup bulan menurut kelompok umur……………………………… 72

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembar keterangan kelaikan Etik

Lampiran 2 :Informasi subyek studi untuk persetujuan

Lampiran 3: Form informed consent

Lampiran 4: Form persetujuan tindakan medis

Lampiran 5: Form pengunduran diri sebagai subyek penelitian

Lampiran 6: Lembar pengumpul data

Lampiran 7 :Hasil analisa

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xxii

DAFTAR SINGKATAN

AAP : American Academy of Pediatrics

BBLASR : Bayi berat lahir amat sangat rendah

BBLR : Bayi berat lahir rendah

BBLSR : Bayi berat lahir sangat rendah

cAPK : cyclic Adenosine monophosphate dependent kinase;

CDK : Cyclin dependent kinase;

DAG : Diacylglycerol

DIT : Deiodothyrosin

EGF : Epidermal growth factor

ESPE : European Society for Paediatric Endocrinology (ESPE)

FGF : Fibroblast growth factor

FT3 : Triiodotironin bebas (free triiodotironin)

FT4 : Tiroksin bebas (free tiroksin)

GFI : Insulin like growth factor

GFR : Growth factor receptor

GH : Growth hormone

HGF : Hepatocyte growth factor

HK : Hipotiroid kongenital

I– : Iodide

IFN : Interferon

IL1 : Interleukin1

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xxiii

LT-4 : Levothyroxine

MIT : Monodeiodinase Thyrosin

ODC : Cornithine decarboxylase

PCNA : Proliferating cell nuclear antigen

PI3K : Phosphatidyl inositol 3kinase

PKB : Protein kinase B

PLC : Phospholipase C

RSK : Ribosomal S6 kinase.

T3 : Triiodotironin

T4 : Tiroksin

Tg : Thyroglobulin

TGFβ : Tumor growth factor β

THOP : Transient Hypothyroxinemia of Prematurity

TNF : Tumor necrosis factor

TRH : Thyrotropin releasing hormon

TSAb : Thyroid stimulating immunoglobulins

TSH : Thyroid Stimulating hormone (tirotropin)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fungsi kelenjar tiroid janin berkembang di bawah pengaruh peningkatan kadar

thyroid stimulating hormone (TSH) selama separuh akhir umur kehamilan (Fisher et al.,

2000). Serum TSH janin meningkat dari level terendah pada umur kehamilan 18 sampai

20 minggu dan mencapai nilai puncak 7 sampai 10 mU/L pada bayi cukup bulan.( de

Zegher et al., 1994). Kelenjar tiroid janin mencapai kematangan pada usia kehamilan

minggu 11-12 dan mulai mengeluarkan hormon tiroid sekitar minggu ke-16 (Obregon et

al., 2007). Konsentrasi serum tiroksin janin (T4) mulai meningkat pada pertengahan

kehamilan dan meningkat secara progresif setelah kehamilan cukup bulan. Konsentrasi

free thyroxin (FT4) meningkat progresif antara 20 dan 40 minggu. FT4 menurun pada

bayi usia kehamilan kurang dari 35 minggu (Fisher dan Grueters, 2008a)

Hasil dari program skrining bayi baru lahir di beberapa negara menunjukkan bahwa

insiden hipotiroid kongenital (HK) lebih tinggi pada bayi lahir kurang bulan dan berat

lahir rendah (BBLR) dibandingkan dengan bayi cukup bulan karena gangguan

perkembangan aksis hipotalamus. Prevalensi pada bayi berat lahir sangat rendah

(VLBW) bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 g adalah 1 dari 400 kasus, secara

signifikan lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan (1 dari 4000 kasus); Namun, hanya

sepertiga dari bayi-bayi ini dapat didiagnosis dengan menggunakan program skrining.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan skrining pada bayi kurang bulan, untuk

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

mencegah dan meminimalkan kerusakan tumbuh kembang (Murphy et al 2004;Woo et

al, 2011)

Mayoritas (85 sampai 90%) kasus hipotiroidisme kongenital permanen di Amerika

Utara, Eropa Barat dan Jepang disebabkan oleh kelainan perkembangan kelenjar tiroid

(tiroid disgenesis). Disgenesis tiroid dapat menyebabkan tidak adanya jaringan tiroid

(agenesis) atau parsial (hipoplasia) yang sering disertai dengan kegagalan untuk migrasi

ke leher (ektopi). (Brown, 2012) Penelitian tentang volume kelenjar tiroid dengan metode

ultrasonografi (USG) pada bayi baru lahir di beberapa negara sangat terbatas sehingga

menyebabkan kegagalan dalam penentuan standar ukuran normal bayi baru lahir (Vade et

al, 1997)

Penelitian oleh Freire, 2014 rerata volume kelenjar tiroid bayi cukup bulan dengan

fungsi tiroid normal adalah 1 ml (SD = 0,28, 95% confidence interval, 0.95–1.03 ml),

nilai rasio Yasumoto 1.71 ml merupakan nilai cut off disgenesis tiroid bayi cukup bulan

dengan hipotiroid kongenital (Freire et al., 2014). Penelitian tentang perbandingan antara

TSH, FT4 dan volume kelenjar tiroid pada bayi baru lahir di Indonesia masih belum ada

1.2.Rumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan dalam perbandingan antara TSH, FT4 serta volume

kelenjar tiroid antara bayi kurang bulan dan bayi cukup bulan dalam skrining hipotiroid

kongenital bayi baru lahir di RSUD Dr. Soetomo Surabaya?

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

1.3.Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui perbandingan hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan volume tiroid

antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan dalam skrining hipotiroid kongenital

bayi baru lahir di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

1.3.2. Tujuan khusus

1. Untuk membandingkan kadar TSH bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan

pada program skrining hipotiroid kongenital bayi baru lahir di RSUD Dr.

Soetomo Surabaya.

2. Untuk membandingkan kadar FT4 bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan

pada program skrining hipotiroid kongenital bayi baru lahir di RSUD Dr.

Soetomo Surabaya

3. Untuk membandingkan volume kelenjar tiroid bayi kurang bulan dengan bayi

cukup bulan pada program skrining hipotiroid kongenital bayi baru lahir di RSUD

Dr. Soetomo Surabaya

1.4.Manfaat penelitian

1.4.1. Manfaat ilmiah

Mendapatkan data TSH dan FT4 serta volume kelenjar tiroid yang dapat

dimanfaatkan untuk penelitian lebih lanjut dalam rangka mencari tatalaksana

medik baru HK di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

1.4.2. Manfaat klinis

Mendapatkan data fungsi tiroid dan volume kelenjar tiroid yang akan mendukung

diagnosis dini HK di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

1.4.3. Manfaat untuk pasien

Orang tua pasien mendapatkan informasi tentang status tiroid bayi sejak dini

sehingga mendapatkan terapi lebih awal yang akan mencegah gangguan tumbuh

kembang anak.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipotiroid Kongenital

Hipotiroid kongenital (HK) adalah defisiensi hormon tiroid sejak lahir. Defisiensi

hormon tiroid pada umumnya disebabkan karena adanya gangguan pada proses

perkembangan kelenjar tiroid (dysgenesis) atau pada sintesis hormon tiroid

(dyshormonogenesis) (Faizi dan Pranoto, 2008) Abnormalitas hormon tiroid 90 %

disebabkan abnormalitas kelenjar tiroid yang permanen, 10-15 % karena

dishormonogenesis dan 80-85 % karena disgenesis tiroid sedangkan sebagian kecil 10

% disebabkan gangguan transien yang sering pada bayi kurang bulan dimana

gambaran klinis menyerupai gambaran disgenesis tiroid. (Brown dan Demmer, 2002)

HK dapat dibedakan menjadi transien dan permanen, status eutiroid HK transien

tercapai pada beberapa minggu usia kelahiran sedangkan pada HK permanen akan

mengalami defisiensi hormon tiroid sepanjang usia. (Salim dan Varma, 2014). Pada

negara berkembang sebagian besar HK transien disebabkan karena kekurangan

asupan yodium. Penyebab kasus HK di negara kekurangan yodium sebanyak 85 %

adalah disgenesis tiroid (Takashima et al., 1997; Babcock et al., 2006). Defisiensi

yodium menyebabkan gangguan hipotiroid transien, gangguan pembentukan kelenjar

tiroid dan peningkatan volume tiroid bayi. (Brown, 2012)

HK yang menetap dapat disebabkan karena primer dan sekunder (sentral).

Penyebab primer; gangguan perkembangan kelenjar tiroid, defisiensi hormon dan

hipotiroid yang disebabkan karena reseptor TSH atau transduksi sinyal. Hipotiroid

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

perifer disebabkan karena gangguan transportasi, metabolisme atau fungsi hormon

tiroid. Hipotiroid sentral disebabkan gangguan pengeluaran thyrotropin releasing

hormon (TRH) dan produksi TSH. Hipotiroid transien disebabkan karena faktor

maternal atau neonatus. Faktor maternal termasuk pengobatan antitiroid, blok dari

antibodi reseptor transplacental thyrotropin dan paparan terhadap defisiensi atau

kelebihan iodin. Sedangkan faktor neonatus termasuk defisiensi atau kelebihan iodin

neonatus, congenital liver hemangiomas dan mutasi gen. ( Mandel et al., 2000)

85% HK disebabkan karena dysgenesis tiroid yang terdiri dari 30-45% tiroid

ektopik, 35-45% agenesis tiroid dan 5% hipoplasia tiroid. 10-15% kasus HK

berhubungan dengan gangguan sintesis hormon tiroid (dyshormonogenesis). ( Mandel

et al., 2000). Gejala klinis HK sering sekali tidak terlihat, sehingga pada HK banyak

sekali yang tidak terdiagnosis saat lahir. (LaFranchi, 2007). Hal tersebut disebabkan

karena hormon tiroid maternal menembus plasenta. Hormon tiroid maternal

mempunyai efek protektif, khususnya otak fetus. (Calvo et al., 1990)

Bayi yang didiagnosis HK di negara yang telah menjalani program skrining HK

baik dengan atau tanpa gejala manifestasi sesuai HK 1:3000 hingga 1:4000. (Fisher et

al., 2000) Insiden HK bervariasi sesuai lokasi geografis. Laporan hasil skrining bayi

baru lahir di Prancis 20 tahun terakhir menghasilkan jumlah insiden HK yang

menetap sebesar 1:10000, Sedangkan di Yunani 1:800. Data di Amerika Serikat

menunjukkan peningkatan dari 1:4094 pada tahun 1987 menjadi 1:2372 tahun 2002.

Insiden HK lebih tinggi pada ras kaukasoid dibanding ras negro. Perempuan lebih

banyak menderita HK dengan rasio 2:1, dan resiko HK lebih besar pada penderita

down syndrome. (Harris dan Pass, 2007).

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Penyebab peningkatan insiden tersebut masih belum jelas, namun dapat juga

disebabkan karena perubahan strategi skrining. Dari hasil laporan skrining di

beberapa negara, insiden HK di dunia lebih banyak ditemukan di Asia, Amerika ras

kulit putih dan Hispanik dan lebih sedikit pada Amerika ras kulit hitam. Sebagai

tambahan, pada program yang dilakukan di New York, insiden HK pada bayi kembar

(1:876). Usia ibu saat melahirkan (> 39 tahun) juga memiliki insiden yang lebih tinggi

(1:1328) dibanding usia ibu muda (< 20 tahun, 1:1703). Insiden HK juga lebih tinggi

pada bayi kurang bulan dibanding bayi cukup bulan. Sedangkan berdasarkan jenis

kelamin, rasio perempuan dibanding laki yaitu 2:1. (LaFranchi, 2007)

Pemeriksaan fisik HK pada umumnya disertai ikterus, muka bengkak, ubun ubun

besar yang lebar dengan sutura yang masih terbuka. Nasal bridge datar dan

pseudohypertelorism pada mata. (Faizi dan Pratono, 2008). Mulutnya sedikit terbuka

menunjukkan makroglossia. Pada pemeriksaan fisik lainnya juga menunjukkan

bradikardi dan perut yang besar disertai hernia umbilikalis. Pemeriksaan neurologis

menunjukkan hipotonia dengan reflek yang menurun. Kulit dingin jika disentuh dan

terlihat belang menunjukkan gangguan sirkulasi. (LaFranchi, 2007)

Spesimen yang digunakan untuk skrining HK yaitu darah yang diambil pada bayi

baru lahir usia 2-5 hari (atau saat keluar dari rumah sakit). Sebagai tambahan

beberapa program skrining menggunakan dua kali pengambilan, yaitu antara usia 2-6

minggu. Bayi baru lahir dengan hasil skrining yang tidak normal harus dikonfirmasi

kembali. Penting sekali untuk membandingkan hasil serum dengan usia bayi. Pada

beberapa hari setelah lahir, serum TSH dapat setinggi 39 mU/L dan kemudian

menurun sesuai usia. ( Mandel et al., 2000)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Bayi kurang bulan atau bayi baru lahir yang sakit disertai hipotiroid primer

dengan hasil laboratorium yang normal pada pemeriksaan yang pertama dianjurkan

dilakukan 2 kali pengambilan spesimen. Banyak bayi lahir yang menunjukkan

peningkatan TSH meskipun hasil skrining pertama normal, yaitu sekitar 1:18000 bayi

baru lahir. ( Mandel et al., 2000) Pada hasil FT4 dan TSH yang normal, diagnosis

dengan hipotiroid transien dan tidak memerlukan terapi yang lama. Pasien harus

dievaluasi secara rutin, terutama gejala klinis seperti konstipasi dan keterlambatan

tumbuh kembang. (Selva et al., 2002, 2005)

Hipotiroid kongenital merupakan penyebab retardasi mental yang dapat diobati.

Penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara waktu terapi dan outcome,

termasuk hubungan antara intelligence quotient (IQ) dan usia saat didiagnosis.

(LaFranchi, 2007)

Levothyroxine (l-thyroxine) merupakan terapi pilihan untuk HK. Pada sebuah

studi yang melibatkan 47 bayi baru lahir dengan dosis l-thyroxine yang bervariasi

menghasilkan terapi tunggal l-thyroxine efektif. (Bongers-Schokking et al., 2005)

Dosis l-thyroxine saat awal terapi yang direkomendasikan oleh American

Academy of Pediatrics (AAP) dan European Society for Paediatric Endocrinology

(ESPE) adalah 10-15 mcg/kg per day. Pada bayi cukup bulan yaitu berkisar antara

37.5-50 mcg per hari. Bayi baru lahir yang menerima l-thyroxine dengan dosis 50

mcg per hari (12-17 mcg/kg/hari) dibanding 37.5 mcg (10-15 mcg/kg/hari)

mempunyai hasil skor IQ 11 poin lebih tinggi dibanding dengan dosis awal terapi 12-

17 mcg/kg/hari. Bayi baru lahir dengan hasil serum T4 yang rendah, kurang dari

5μg/dl seharusnya diterapi dengan dosis 12-17 mcg/kg/hari. (Selva et al., 2002, 2005,

Rose et al., 2006)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Target terapi pada HK menurut AAP hampir sama dengan ESPE, yaitu : Serum

FT4 pada kisaran angka normal pada tahun pertama kehidupan, nilai target FT4 pada

tahun pertama kehidupan yaitu 1.4 - 2.3 ng/dl, Serum TSH tetap dibawah 5 mU/L.

Dosis pemberian l-thyroxine yang tinggi berhubungan dengan skor IQ yang tinggi

pada 7 dan 8 tahun kehidupan, khususnya pada area memori verbal. Variasi serum T4

dan TSH pada awal kehidupan berhubungan dengan perubahan perkembangan mental

dan verbal intelligence quotient. (Oerbeck, 2003)

2.2 Hormon Tiroid

Hormon tiroid merupakan gen pengatur utama dalam myelinisasi dan diferensiasi

sel neuron dan sel glial yang sangat penting untuk perkembangan otak selama masa

kehamilan dan tahun pertama kehidupan bayi (Bernal, 2005)

Kelenjar tiroid janin mencapai kematangan pada usia kehamilan minggu 11-12,

mendekati akhir trimester pertama dan mulai mengeluarkan hormon tiroid sekitar

minggu ke-16.(Obregon et al., 2007) Selama periode ini, pasokan yang cukup dari

hormon tiroid ibu harus dipertahankan untuk pertumbuhan neurologis yang normal.

Bayi hipotiroid menderita berbagai gangguan postnatal termasuk keterbelakangan

mental, tuli dan spastisitas. (de Escobar et al., 2004, Glinoer et al., 2007)

Hormon tiroid dan reseptor yang terkait telah ditemukan pada jaringan utama

janin yang berhubungan dengan produksi dan sekresi hormon tiroid janin pada usia

kehamilan 16-18 minggu didapatkan T4 dan T3 pada cerebral cortex manusia pada

umur kehamilan 12 minggu. (Calvo et al., 2002, Kester et al., 2004) Variasi serum T4

dan TSH pada awal kehidupan berhubungan dengan perkembangan mental dan verbal

intelligence quotient. (Oerbeck, 2003)

2.2.1 Ontogenesis hormon tiroid

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

10

Janin melakukan sekresi T4 secara aktif maka level T4 pada jaringan janin akan

sama dengan level T4 plasma yang rendah hal ini menunjukkan deiodinasi aktif tipe 3

pada janin. D3 mengubah T4 menjadi T3 yang berlawanan secara inaktif dan

berlawanan dengan level T4 pada jaringan, konsentrasi T3 akan bervariasi pada

jaringan yang berbeda, sebagai contoh level akan rendah pada liver dan plasma tetapi

tinggi pada otak dan jaringan adipose coklat. ( Obregon et al., 2007)

Perbedaan ini terjadi karena aktivitas D2 yang bervariasi yang merubah T4

menjadi T3 aktif. Hal ini menunjukkan peran penting dari T3 pada proses

perkembangan dan maturasi otak. D3 juga aktif di dalam plasenta, memastikan janin

tidak terpapar terhadap T4 ibu yang berlebihan. ( Galton et al., 2005)

Gangguan pada setiap tahap pembentukan hormon tiroid akan menyebabkan bayi

menderita hipotiroid dan berbagai gangguan postnatal termasuk keterbelakangan

mental, tuli dan spastisitas. (de Escobar et al., 2004, Glinoer et al., 2007)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

11

Gambar 2.1. (A) menunjukkan ontogeni fungsi tiroid pada janin serta ekspresi
reseptor hormon tiroid dan enzim deiodinase selama kehamilan dan awal tahun
postnatal.
(B) titik waktu kritis selama kehamilan yang memerlukan tindakan hormon tiroid
untuk perkembangan saraf janin. Kelainan neurologis dapat dilihat jika hipotiroidisme
ibu atau janin hadir selama kehamilan.
(C) penelitian tikus, waktu dan tindakan tertentu yang tepat pentingnya hormon tiroid
pada pertumbuhan struktur neurologis dan pendengaran.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

12

Dikutip dari: Bernal J, 2005. Tiroid hormones and brain development. Vitamins and
Hormones, vol.71, pp.95–122.

Gambar 2.2. Perubahan pada TRH dan TSH janin pada pankreas,hipotalamus, serum

dan pituitari selama kehamilan. Konsentrasi TRH meningkat secara progresif selama

tengah masa kehamilan tetapi perubahan tidak di dokumentasikan pada janin

manusia.

Dikutip dari: Fisher, Grueters, 2008b. Thyroid disorders in childhood dan


adolescence. Dalam: Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia,
Saunders Elsevier, p.227-54

2.2.2 Hormonogenesis

Hormon tiroid disintesis dan disekresi oleh kelenjar tiroid diaktifkan dan

dinonaktifkan dengan langkah monodeiodinase pada target jaringan. T4 dan T3

adalah molekul thyronine yang terdiri dari (tirosil atau α) cincin dalam dan cincin luar

(fenolik atau β). (Rose, 2006; Fisher , Grueters, 2008b),

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

13

Gambar 2.3. Metabolisme tiroksin. Jalur utama metabolisme adalah monodeiodinasi


progresif yang dimediasi oleh enzim triiodotironin tipe I,II,III. Cincin luar fenolik 5’
monodeiodinasi menghasilkan 3,5,3’ triiodotironin. Cincin dalam tirosil
5’monodeiodinasi menghasilkan reverse 3,3’,5’triiodotironin inaktif. Deiodinase Tipe
I juga dapat terjadi dari monodeiodinasi cincin dalam. Reaksi degradasi rantai alanin
pada cincin tirosil termasuk deaminasi dan dekarboksilasi. Reaksi sulfokonjugasi dan
konjugasi glukuronida bagian cincin fenolik 4’ terjadi sebagian besar di dalam liver.

Dikutip dari: Fisher, Grueters, 2008b. Thyroid disorders in childhood and


adolescence. Dalam: Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia,
Saunders Elsevier, p.227-54.
Monodeiodinase dari lingkaran luar hasil T4 di T3, yaitu 3 atau 4 kali lebih

metabolis aktif dari T4 in vivo. Monodeiodinase dari cincin bagian dalam

menghasilkan T3 terbalik (RT3), yang secara metabolit aktif; 98% RT3 berasal dari

konversi perifer. Hormon tiroid disimpan dalam koloid kemudian dilepaskan ke

sirkulasi oleh serangkaian proses yang pada awalnya dimasukkan ke dalam

permukaan apikal sel folikel dengan endositosis. Tetesan koloid yang masuk akan

menyatu dengan enzim lisosom apikal streaming proteolitik untuk membentuk

fagolisosom, yang kemudian akan terjadi hidrolisis Tg. MIT, DIT, T3, T4 yang bebas

dalam fagolisosom kemudian dilepaskan ke sel folikel. T3 dan T4 dilepas dengan cara

difusi dari sel folikular tiroid ke dalam kapiler darah. MIT dan DIT yang dilepas

secara deiodinasi oleh senyawa iodida deiodinase akan memasuki kembali pusat

intraseluler untuk dimanfaatkan kembali pada sintesis hormon yang baru. Deiodinasi

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

14

T4 yang akan menghasilkan T3 adalah sumber T3 kedua dalam tiroid. (Fisher et al.,

2008b)

Oksidasi dan organofikasi iodida dan kation keduanya dikatalisasi oleh

peroksidase tiroid (TPO), yang juga mengkatalisis kopling iodotyrosines dalam

molekul Tg untuk membentuk triiodotironin (T3) dan tetraiodotironin atau tiroksin

(T4). T3 dibentuk dengan kopling dari satu DIT dan satu molekul MIT; kopling dua

molekul DIT menghasilkan T4. Iodinasi membutuhkan hidrogen peroksida, yang

sebagian diatur oleh enzim oksidase tiroid. (Brook et al., 2008),

2.2.3 Sintesis, uptake dan sekresi

Hormon tiroid disekresi oleh folikel yang terdiri dari dua jenis sel yang

mengelilingi inti koloid pusat. Sel-sel folikel tersebut terletak berselang seling dengan

calcitonin sekreting C-sel parafollicular. Sebuah membran basal mengelilingi folikel

dan memisahkannya dari pembuluh darah dan pembuluh limfatik serta saraf terminal.

(Fisher, Grueters., 2008b),

Pembentuk utama koloid adalah tiroglobulin (Tg), glikoprotein dimer besar

teriodinasi yang berfungsi sebagai prekursor hormon tiroid dan melakukan pengaturan

penyimpanan yodium dan residu tyrosyl iodinasi. Sintesis dan sekresi hormon tiroid

melalui serangkaian proses, masing-masing proses berjalan secara bersamaan dalam

sel yang sama. Yodium diubah untuk iodida dalam usus dan terkonsentrasi 20-40 kali

dalam tiroid dengan mekanisme transpor aktif. iodida transportasi ke lumen

difasilitasi oleh transporter dikodekan oleh Pendrin (PDS), sebuah gen pada

kromosom 7q. (Fisher, Grueters, 2008b; Brook et al., 2008)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

15

Gambar 2.4. Animasi dari sel folikular tiroid menggambarkan sintesis dan sekresi
hormon tiroid. TSH mengatur melalui proses plasma reseptor membran TSH G-
protein-linked. Ikatan TSH merangsang sintesis tiroglobulin dan penyerapan sodium
iodida symporter (iodida transporter) terhadap iodida yang beredar di sirkulasi. Iodida
berdifusi dalam sitosol ke membran apikal dan diangkut ke lumen apikal oleh
Pendrin, keluarga penukar anion-bicarconate membuat iodida tersedia untuk kation
kompleks enzim organifikasi. Residu tirosin dari tiroglobulin di-iodinasi di membran
sel apikal dan dikatalisis oleh peroksidase tiroid, enzim organifikasi.
Monoiodotyrosine yang dihasilkan (MIT) dan Diiodothyrosine (DIT) residu
berpasangan membentuk iodotironins tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dalam
molekul tiroglobulin yang disimpan. TSH juga merangsang mikropinositosis tetesan
koloid dan progresif proteolisis tiroglobulin dihasilkan dalam fagolisosom. T4 dan T3
disekresikan ke dalam sirkulasi. MIT yang tidak berpasangan dan DIT yang
deiodinasi oleh deiodinase iodotyrosin (DEHAL) melepaskan iodida, yang sebagian
besar didaur ulang dalam sel folikel.
Dikutip dari: http//www.uptodate.com/contents/regulation-of- thyroid- hormone-
production.
Fisher, Grueters, 2008b. Thyroid disorders in childhood and adolescence. Dalam:
Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia, Saunders Elsevier,
p.227-54

Tiroglobulin (Tg) disintesis dalam folikel kemudian mengalami proses pasca-

translasi untuk mencapai struktur tersier dan kuaterner. Tg diangkut secara eksositosis

ke dalam lumen folikel (koloid) menghasilkan oksidasi I2 dan iodinasi dari residu

tyrosyl membentuk monoiodotyrosine (MIT) dan Diiodothyrosine (DIT). (Brook et

al., 2008),

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

16

2.3 Regulasi dan fungsi hormon tiroid

Produksi dan sekresi hormon tiroid diregulasi oleh hypothalamic–pituitari–tiroid

axis. Hipotalamus memproduksi tripeptide thyrotropin releasing hormone (TRH),

yang akan merangsang thyrotrophs dari pituitari untuk mengeluarkan thyrotropin.

(Maia et al., 2005; Bianco et al., 2002) ,

Gambar 2.5. Animasi dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid menunjukkan stimulasi


TRH hipotalamus oleh sekresi TSH hipofisis melalui sistem vaskular portal pituitari
dan modulasi hipotalamus-hipofisis axis. Sekresi TSH oleh tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3) sebagai penghambat feedback negatif. Produk utama kelenjar tiroid
adalah T4, yang berfungsi sebagai prohormon terikat pada beberapa protein yang
berada dalam sirkulasi. Hanya 0,03% T4 dan 0,30% T3 di sirkulasi terdapat dalam
bentuk bebas atau tidak terikat. 10%- 20% T3 disekresi oleh kelenjar tiroid. 80%-90%
sebagian besar berasal dari monodeiodination dari T4 ke T3 aktif dalam perifer
jaringan (liver). Sebagian besar T3 dalam sirkulasi diproduksi oleh jaringan hati.
Dikutip dari: http//www.uptodate.com/contents/regulation-of- thyroid- hormone-
production. Fisher, Grueters, 2008b. Thyroid disorders in childhood dan adolescence.
Dalam: Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia, Saunders
Elsevier, p.227-54.
Tirotropin disebut juga tiroid-stimulating hormone (TSH), akan merangsang

pertumbuhan tiroid dan sintesa serta sekresi hormon tiroid, terutama sebagai tiroksin

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

17

dan sebagian kecil menjadi triiodotironin. Tiroksin (T4) dirubah secara biologis

menjadi lebih aktif 3,5,30-triiodotironin (T3) dengan adanya tambahan cincin luar

(outer ring deiodinases ORD) yang kemudian akan diekspresi pada jaringan tepi.

(Maia et al., 2005; Bianco et al., 2002),

Kedua hormon tiroid, tiroksin dan triiodotironin, dipengaruhi oleh umpan balik

negatif dari hipotalamus dan pituitari. Hormon tiroid sulit larut dalam air dan sebagian

besar berada dalam sirkulasi sebagai T4 dan T3 yang terikat dengan plasma protein,

sebagian besar dengan tiroksin binding globulin tetapi juga dengan transtiretin

(sebelumnya disebut dengan T4-binding prealbumin) dan albumin. (Fisher, Grueters,

2008b; Huang et al, 2007), Dalam serum normal, 0.02% T4 dan 0.30% terdapat dalam

fraksi bebas, T3 dengan cepat tersedia dalam jaringan dan ikatan hormon yang

bertindak sebagai reservoir dari ligand yang inaktif (Larsen et al., 2003).

Hipotiroidisme dapat disebabkan kerusakan sekresi pada tiap tingkat aksis

hipotalamus-pituitari-tiroid, seperti menurunnya sekresi TRH, TSH, atau T4 dan T3,

serta resistensi jaringan terhadap hormon tiroid dan percepatan gradasi hormon tiroid

(Huang et al., 2007).

2.2.5 Thyrotropin-Releasing Hormone

Hormon pelepas-tirotropin thyrotropin releasing hormone (TRH) merupakan suatu

tripeptida, piroglutamil-histdil-prolineamida, disintesis oleh neuron dalam nuklei

supraoptik dan supraventrikuler dari hipotalamus. Hormon dari hipotalamus dan

kemudian diangkut sistem venosa portal ke batang hipofisis ke kelenjar hipofisis

anterior mengendalikan sintesis dan pelepasan dari TSH. (Franklin dan Shephard,

2000)

TRH juga ditemukan pada bagian lain dari hipotalamus, otak, dan medula

spinalis, di mana ia berfungsi sebagai suatu neurotransmiter. Gen untuk repro TRH

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

18

mengandung suatu unit transkripsi 3.3-kb yang menydani enam molekul TRH. Gen

ini juga menydani neuropeptida lain yang secara biologik kemungkinan bermakna.

Pada kelenjar hipofisis anterior, TRH berikatan dengan reseptor membran spesifik

pada tirotrop dan sel pensekresi-prolaktin, merangsang sintesis dan pelepasan TSH

maupun prolaktin. Hormon tiroid menyebabkan suatu pengosongan lambat dari

reseptor TRH hipofisis, mengurangi respons TRH; estrogen meningkatkan reseptor

TRH, meningkatkan kepekaan hipofisis. ( Franklin dan Shephard, 2000)

Respons dari tirotrop hipofisis terhadap TRH adalah bimodal yang pertama,

merangsang pelepasan dari hormon yang disimpan; kedua, merangsang aktivitas gen,

yang meningkatkan sintesis hormon. TRH berikatan dengan reseptornya pada tirotrop

dan mengaktivasi suatu protein G, yang pada gilirannya mengaktivasi fosfolipase c

untuk menghidrolisa fosfatidilinositol-4,5-bisfosfat (PIP2) menjadi inositol-1,4,5-

trifosfat (IP3). IP3 merangsang pelepasan dari Ca2+ intraselular, yang menyebabkan

respons letupan pertama dari pelepasan hormon. Secara serentak, terdapat

pembangkitan dari 1,2-diasilgliserol (1,2-DG), yang mengaktivasi protein kinase C,

walaupun bertanggung jawab untuk fase kedua dan bertahan dari sekresi hormon.

Peningkatan dalam Ca2+ intraselular dan kinase protein C dapat melibatkan suatu

peningkatan transkripsi. ( Franklin dan Shephard, 2000)

TRH juga merangsang glikosilasi TSH, yang diperlukan untuk aktivitas biologik

penuh dari hormon ini. Dengan demikian pasien dengan tumor hipotalamus dan

hipotiroidisme kemungkinan mempunyai TSH yang terukur, yang tidak aktif secara

biologik. Penelitian in vitro dan in vivo memperlihatkan bahwa T3 secara langsung

menginhibisi transkripsi dari gen prepro TRH dan dengan demikian pula sintesis TRH

dalam hipotalamus. Karena T4 diubah menjadi T3 di dalam neuron peptidergik, maka

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

19

hal ini juga merupakan inhibitor yang efektif dari sintesis dan sekresi TRH. ( Franklin

dan Shephard, 2000)

TRH dimetabolisir dengan cepat, dengan suatu waktu paruh hormon yang

diberikan secara intravena sekitar 5 menit. Kadar TRH plasma pada orang normal

sangat rendah, berentang dari 25 hingga 100 Pg/mL. Sekresi TSH yang dirangsang-

TRH terjadi dalam suatu cara pulsasi sepanjang 24 jam. Subjek normal mempunyai

suatu amplitudo pulsa TSH rata-rata sekitar 0,6 mU/mL dan frekuensi rerata satu

pulsa setiap 1,8 jam. Pada orang normal memperlihatkan irama sirkadian, dengan

TSH serum puncak pada malam hari, biasanya antara tengah malam dan jam 4 pagi.

( Franklin dan Shephard, 2000)

Puncak ini tidak berhubungan dengan tidur, makan, atau sekresi hormon hipofisis

lain. Irama ini kemungkinan dikontrol oleh suatu "generator pulsa" neuronal

hipotalamik yang mendorong sintesis TRH dalam inti supraoptik dan

supraventrikular. Pada pasien hipotiroid, amplitudo dari pulsa dan peningkatan

nokturnal lebih besar dibandingkan normal, dan pada pasien dengan hipertiroidisme

kedua pulsa dan peningkatan nokturnal mengalami supresi yang nyata. Pada hewan

eksperimental dan pada neonatus, paparan dengan dingin peningkatan sekresi TRH

dan TSH, tetapi hal ini tidak dijumpai pada manusia dewasa. ( Franklin dan Shephard,

2000)

Tabel 2.1. Faktor-faktor yang Mengatur Sekresi Hormon Tiroid

1. HIPOTALAMUS : Sintesis dan pelepasan TRH


Perangsangan :
Penurunan Ta dan T3 serum, dan T3 intraneuronal
Neurogenik : sekresi bergelombang dan irama sirkadian
Paparan terhadap dingin (hewan dan bayi baru lahir)
Katekolamin adrenergik-alfa
Vasopresin arginin
Penghambatan :
Peningkatan Ta dan T3 serum, dan T3 intraneuronal
Penghambat adrenergik alfa
Tumor hipotalamus

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

20

2. HIPOFISIS ANTERIOR: Sintesis dan pelepasan TSH


Perangsangan :
TRH
Penurunan T4 dan T3 serum, dan T3 intratirotrop
Penurunan aktivitas deiodinasi-5' tipe 2
Estrogen : meningkatkan tempat pengikatan TRH
Penghambatan:
Peningkatan T4 dan T3 serum, dan T3 intratirotrop
Peningkatan aktivitas deiodinase-5' Tipe 2
Somatostatin
Dopamin, agonis dopamin : bromokriptin
Glukokortikoid
Penyakit-penyakit kronis
Tumor hipofisis

3. TIROID : Sintesis dan pelepasan hormon tiroid


Perangsangan :
TSH
Antibodi perangsangan TSH-R
Penghambatan :
Antibodi penghambat TSH-R
Kelebihan iodida
Dikutip dari Franklin J dan Sheppard M. 2000. Evaluation of thyroid function in
health
and disease. www. thyroidmanager.org.

Hormon dan obat-obatan tertentu dapat mengubah sintesis dan pelepasan TRH.

Sekresi TRH distimulasi oleh penurunan T4 atau T3 serum (dengan penurunan T3

intraneuronal), oleh agonis adrenergik-alfa, dan oleh arginin vasopresin. Sebaliknya,

sekresi TRH diinhibisi oleh peningkatan T4 dan T3 serum (dengan T3 intraneuronal

yang meningkat) dan blokade alfa-adrenergik. TRH yang diberikan secara intravena

pada manusia dengan dosis bolus 200-500 μg menimbulkan suatu peningkatan yang

cepat dari TSH serum, mencapai puncak pada sekitar 30 menit dan bertahan selama 2-

3 jam (Franklin dan Shephard, 2000)

2.2.6 Tirotropin

Thyroid-stimulating hormone (hormon perangsang-tiroid), atau tirotropin (TSH),

merupakan suatu glikoprotein yang disintesis dan disekresikan oleh tirotrop dari

kelenjar hipofisis anterior. Mempunyai berat molekul sekitar 28.000 dan terdiri dari

dua subunit yang dihubungan secara kovalen, alfa dan beta. Subunit alfa lazim untuk

dua glikoprotein hipofisis lain, FSH dan LH, dan juga untuk hormon plasenta hCG;

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

21

subunit beta berbeda untuk setiap hormon glikoprotein dan memberikan sifat

pengikatan dan aktivitas biologik yang spesifik. Subunit alfa manusia mempunyai

suatu inti apoprotein dari 92 asam amino dan mengandung satu rantai oligosakarida (

Franklin dan Shephard, 2000)

Glikosilasi terjadi dalam retikulum endoplasma kasar dan Golgi dari tirotrop, di

mana residu glukosa, manosa, dan fukosa dan sulfat terminal atau residu asam sialik

dihubungkan dengan inti apoprotein. Fungsi dari residu karbohidrat ini tidak

seluruhnya jelas, tetapi ada kemungkinan bahwa mereka meningkatkan aktivitas

biologik TSH dan memodifikasi kecepatan bersihan metaboliknya. Contohnya, TSH

deglikosilasi akan berikatan dengan reseptornya, tetapi aktivitas biologiknya menurun

secara nyata dan kecepatan bersihan metaboliknya meningkat dengan nyata ( Franklin

dan Shephard, 2000)

Kontrol Sekresi TSH Hipofisis

Lesi atau tumor destruktif dari hipotalamus atau hipofisis anterior dapat

mengganggu sekresi TRH dan TSH dengan destruksi dari sel-sel sekretori. Hal ini

akan menimbulkan "hipotiroidisme sekunder" akibat destruksi tirotrop hipofisis atau

"hipotiroidisme tersier" akibat destruksi dari TRH-secreting neuron. Sekresi TSH

berada di bawah kontrol umpan balik negatif dengan hormon tiroid yang bekerja pada

hipotalamus dan tingkat hipofisis. Dopamin, somatostatin dan kortikosteroid dosis

tinggi menghambat pelepasan TSH. Penurunan suhu lingkungan dan tubuh

meningkatkan pelepasan TRH. TSH merangsang fungsi kelenjar tiroid dan

pertumbuhan dengan mengikat reseptor yang terletak pada basal membran plasma

(Maia, et al., 2005).

Deksametason (dexa) adalah salah satu glukortikoid sintetis yang digunakan pada

satu diantara 10 kehamilan di Amerika, walaupun banyak bayi kurang bulan yang

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

22

selamat dari respratory distress syndrome (RDS) tetapi pemberian dexa ini

mempengaruhi beberapa fungsi sentral yaitu sensitivitas dopamin, aktivitas

serotoninergik dan hypothalamic-pituitary-adrenal axis (HPAA) hal ini akan

meyebabkan berbagai gangguan pada janin, penggunaan dexa mungkin perlu dibatasi

karena gangguan fungsi tiroid walaupun hanya terjadi sangat ringan pada saat

perkembangan janin akan menyebabkan peningkatan resiko gangguan fungsi susunan

syaraf pusat. (Taylor et al., 2014).

Kadar serum TSH, FT4, T3 dan T4 berhubungan secara signifikan dengan

bakterimia, kultur dari endo trakeal, persistent ductus arteriosus, necrotizing

enterocolitis, perubahan ultrasonografi otak, ketergantungan oksigen dan penggunaan

aminofilin, kafein, dexametasone, diamorfin dan dopamin. ( Williams et al, 2005)

Penurunan plasma T4-binding globulin (TBG) atau transthyretin serta akumulasi zat

yang menurunkan kapasitas pengikatan plasma dengan hormon tiroid juga merupakan

perubahan penting kadar hormon tiroid selama penyakit kritis (Warner dan Beckett,

2010).

Salah satu penjelasan potensial untuk temuan penelitian dalam hal ini adalah

dopamin dapat menekan hipofisis pelepasan TSH dan dengan demikian berpotensi

produksi T3 sedangkan norepinefrin diyakini untuk merangsang sekresi TSH. Namun,

itu tidak secara khusus menyatakan apakah pemberian dopamin didahului

pengumpulan sampel darah untuk pengukuran hormon tiroid. (Williams et al., 2005).

Namun, dalam mayoritas studi yang tersisa, pengukuran hormon tiroid dilakukan

sebelum penggunaan dopamin (Lodha et al., 2007).

TSH mempengaruhi fungsi berbagai jenis hematopoietik dan sistem kekebalan

tubuh sel-sel yang mengekspresikan TSH reseptor sel-sel tersebut terutama termasuk

subset sel hematopoietik pada tulang sumsum, serta monosit perifer, dendritik sel,

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

23

dan-limfosit T. Selanjutnya, beberapa atas sel jenis dapat menghasilkan TSH biologis

aktif yang dapat memiliki tindakan autokrin dan parakrin, yang mendapat pengaruh

tahap awal respon imun terhadap antigen (Klein, 2003)

Sel sistem kekebalan tubuh dapat mempengaruhi aktivitas hormon tiroid

sistemik. Ulasan mengenai hubungan antara tiroid fungsi dan sepsis atau syok septik

dapat diekstrapolasi dengan jenis lain dari penyakit kritis. beberapa inflamasi sitokin,

seperti IL1b, IL6, dan TNF-a, dapat menekan, melalui jalur langsung atau tidak

langsung, fungsi tiroid di tingkat yang berbeda (McIver dan Gorman, 1997). Pada

sepsis, peningkatan produksi sitokin pro-inflamasi lebih sering daripada penyakit

kritis lain. Dalam hal ini, tingkat dasar tiroid hormon, termasuk T4, T3, dan TSH,

dapat secara substansial lebih rendah pada pasien septik dibandingkan pasien non-

septik dengan penyakit kritis keparahan yang sama (Mo¨nig et al., 1999)

Perangsangan dan Penghambatan Tiroid Lainnya

Folikel tiroid mempunyai suplai kapiler kaya yang membawa serat saraf

noradrenergik dari ganglion servikalis superior dan serat saraf positif-asetilkolin

mensekresi kalsitonin maupun peptida kalsitonin terkait-gen (CGRP). Pada hewan

percobaan, zat ini neuropeptida lain memodifikasi aliran darah tiroid dan sekresi

hormon. Di samping itu, faktor pertumbuhan seperti insulin, IGF-1, dan EGF dan

kerja autokrin dari prostaglandin dan sitokin dapat mengubah pertumbuhan sel tiroid

dan produksi hormon. Namun, belum jelas seberapa penting efek ini dalam situasi

klinis. (Barret et al., 2005; Magner, 1993)

2.2.7 Autoregulasi Tiroidal

Autoregulasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan dari kelenjar tiroid untuk

memodifikasi fungsinya untuk menyesuikan diri dengan perubahan dalam

ketersediaan iodin, tidak tergantung dari TSH hipofisis. Dengan demikian, manusia

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

24

dapat mempertahankan sekresi tiroid normal dengan asupan iodida yang bervariasi

dari 50 μg hingga beberapa miligram per hari. Beberapa dari efek defisiensi atau

kelebihan iodida dibahas di atas. Penyesuaian utama terhadap asupan iodida yang

rendah adalah sintesis istimewa dari T3 ketimbang T4, peningkatan dari efektivitas

metabolik dari hormon yang disekresikan. (Barret et al, 2005; Magner, 1993)

Di lain sisi, kelebihan iodida, menghambat banyak fungsi tiroid, termasuk

transpor I, pembentukan cAMP, pembangkitan H2O2, sintesis dan sekresi hormon,

dan pengikatan dari TSH dan TSH-R Ab dengan reseptor TSH. Beberapa dari efek ini

dapat diperantarai oleh pembentukan dari asam lemak teriodinasi intratiroidal. (Barret

et al., 2005; Magner, 1993)

Kemampuan dari tiroid normal untuk "lolos" dari efek inhibisi (efek Wolff-

Chaikoff) memungkinkan kelenjar untuk terus mensekresikan hormon walaupun

asupan iodida makanan yang tinggi. Penting untuk dicatat bahwa hal ini berbeda efek

terapeutik iodida dalam terapi dari penyakit Graves. Di sini, kadar iodida yang tinggi

menghambat endositosis tiroglobulin dan aktivitas lisosomal, menurunkan pelepasan

hormon tiroid dan menurunkan kadar hormon sirkulasi. Disamping itu, inhibisi dari

aktivitas TSH-R Ab [stim] mengurangi vaskularitas kelenjar, dengan konsekuensi

yang bermanfaat selama pembedahan. Efek ini juga bersifat sementara, berlangsung

sekitar 10 hari hingga 2 minggu.(Barret et al., 2005; Magner, 1993)

2.2.8 Regulasi Autoimun

Kemampuan dari limfosit B untuk mensintesis antibodi reseptor TSH yang dapat

menghambat aksi dari TSH ataupun meniru aktivitas TSH dengan berikatan dengan

daerah-daerah yang berbeda pada reseptor TSH memberikan suatu bentuk pengaturan

tiroid oleh sistem kekebalan. Dengan demikian, sintesis dan sekresi dari hormon tiroid

dikontrol oleh tiga tingkatan yang berbeda : (1) tingkat dari hipotalamus, dengan

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

25

mengubah sekresi TRH; (2) tingkat hipofisis, dengan menghambat atau merangsang

sekresi TSH; dan (3) tingkat tiroid, melalui autoregulasi dan blokade atau

perangsangan dari reseptor TSH. (Barret, 2003; Magner, 1990)

Protein transport berfungsi sebagai penyimpanan utama extra tiroidal hormon

tiroid yang memungkinkan pelepasan hormon bebas sesuai kebutuhan dan pada saat

yang sama melindungi jaringan dari hormon berlebihan. Protein transport tidak

berperan pada saat fungsi tiroid normal. T3 dan T4 mempunyai kemampuan untuk

berdifusi ke dalam inti sel dan berikatan dengan protein reseptor hormon tiroid DNA.

Ikatan ini akan meregulasi sejumlah proses metabolik yang berpengaruh pada tumbuh

kembang, maturasi sistem saraf sentral dan pembentukan tulang. (Maia et al., 2005).

2.3.1 Pemeriksaan uji Fungsi tiroid

Penilaian definitif status tiroid membutuhkan analisa yang valid untuk serum TSH

sensitif dan T4 dengan interpretasi berdasarkan pada hubungan antara dua nilai

tersebut. Hal ini umumnya diasumsikan bahwa respon TSH terbalik dengan

perubahan FT4. Konsep ini berguna, data terakhir menunjukkan bahwa hubungan

bervariasi status tiroid dengan amplifikasi semakin besar respon TSH karena

penurunan fungsi tiroid. (Hoermann et al., 2010) variasi diurnal TSH serum, dengan

amplitudo sekitar 50% dengan tingkat yang lebih tinggi antara 2100 dan 600, yang

bersamaan dengan sekresi pulsatil cepat dengan amplitudo sekitar 10%, sekresi basal

dan pulsasi keduanya meningkat pada hipotiroidisme primer, dengan retensi variasi

diurnal karena hubungan umpan balik antara tropik dan kelenjar sasaran hormon,

perubahan menyebabkan penyimpangan diagonal hubungan T4- TSH dari normal

(Roelfsema, et al., 2010).

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

26

Gambar 2.6. Hubungan antara TSH serum dan konsentrasi T4 bebas ditunjukkan
untuk batasan nilai normal ( N ) dan dalam kelainan khas fungsi tiroid : A ,
hipotiroidisme primer ; B , pusat atau hipofisis - dependent hipotiroidisme ; C ,
hipertiroidisme karena otonomi atau stimulasi abnormal kelenjar ; D , hipertiroidisme
TSH - dependent atau resistensi hormon tiroid . Perhatikan bahwa perubahan linear
dalam konsentrasi T4 sesuai sekitar untuk perubahan logaritmik di TSH serum.
Dikutip dari Stockigt, 2011. Clinical strategies in the testing of thyroid function.
www. thyroidmanager.org.

2.3.1 Hubungan antara TSH serum dan konsentrasi T4 bebas

Perubahan kecil dalam T4 serum dan konsentrasi T3, dalam kisaran normal,

mengubah TSH serum, menunjukkan bahwa hubungan umpan balik terbalik antara

serum T4 bebas dan TSH berlaku di seluruh rentang normal. Studi dari subyek normal

menunjukkan variasi individu menurut jenis kelamin dan usia signifikan, di setpoint

dari sumbu hipofisis-tiroid yang menunjukkan bahwa TSH set-point untuk T4 bebas

serum tertentu atau konsentrasi T3 bebas merupakan karakteristik individu. (Andersen

et al., 2002)

Penelitian yang dilakukan oleh Andersen et al, 2002 sampel diambil dari subyek

normal setiap bulan antara 900 dan 1200 anak selama satu tahun, menunjukkan bahwa

referensi individu berkisar untuk T4 dan T3 hanya sekitar setengah lebar rentang

referensi penduduk, menunjukkan bahwa hasil tes dalam kisaran populasi tidak tentu

normal untuk individu tersebut. Serum TSH menunjukkan lebih besar variasi antara-

sampel untuk setiap individu daripada T4 serum atau T3. Berdasarkan tingkat variasi

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

27

individu, diperkirakan bahwa konsentrasi serum TSH yang normal dibutuhkan 0,2-1,6

mU / l. Berdasarkan analisis ini, diperkirakan bahwa sampel pagi tunggal serum

didefinisikan T4 dan T3 ke dalam 25%, dan serum TSH hanya dalam 50%. (Andersen

et al., 2002),

TSH serum sebagai tes awal fungsi tiroid, TSH serum atau T4 bebas dapat

digunakan sebagai tes awal fungsi tiroid dapat membedakan lebih baik dengan biaya

yang sedikit lebih tinggi. Konsentrasi TSH serum normal memiliki nilai prediksi

negatif yang tinggi dalam mengesampingkan penyakit tiroid primer, dan pengujian

digunakan sebagai tes awal tunggal fungsi tiroid, dengan tes lebih lanjut dilakukan

secara rutin jika TSH serum abnormal. Jika TSH serum meningkat, T4 bebas diukur

pada sampel yang sama untuk membedakan antara hipotiroidisme yang nyata dan

subklinis. (Nordyke et al., 1998).

Gambar 2.7. Algoritma penilaian awal fungsi tiroid, berdasarkan uji awal serum TSH.
Dikutip dari Stockigt, 2011. Clinical Strategies in the Testing of Thyroid Function.
www. thyroidmanager.org.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

28

2.3.2 Keterbatasan strategi skriningTSH awal

Dasar pemikiran untuk menggunakan TSH sendiri sebagai tes lini pertama dari

fungsi tiroid terletak pada asumsi bahwa thyroprivic, atau hipotiroidisme primer jauh

lebih umum daripada hipotiroidisme sentral atau sekunder. Kelemahan utama dari

pendekatan ini adalah kemungkinan hipotiroidisme sekunder hilang (di mana

konsentrasi immunoreactive serum TSH sering normal ketimbang rendah), dan

frekuensi konsentrasi TSH yang abnormal dengan tidak adanya disfungsi tiroid,

terutama pada pasien dengan penyakit penyerta. (Nordyke et al., 1998)

Beckett dan Toft, 2003 telah menunjukkan konsekuensi yang merugikan tidak

terdiagnosisnya hipotiroidisme sekunder karena kegagalan hipofisis dalam

mengdanalkan TSH serum yang normal untuk menyingkirkan gangguan fungsi tiroid.

Diagnosis gangguan ini seringkali sulit, dengan beragam presentasi untuk berbagai

praktisi yang mungkin tidak selaras dengan gambaran klinis utama. sebanyak 1.500

kasus per tahun dari hipotiroidisme sentral tidak terdeteksi di Inggris jika

menggunakan strategi skrining TSH awal saja.(Beckett dan Toft, 2003)

2.3.3 Serum T4 bebas dan total T4

Estimasi T4 bebas, atau total T4 terkait dengan pengukuran hormon tiroid dengan

TSH serum, kini telah menjadi metode standar untuk menilai fungsi tiroid, kecuali

dalam pengaturan di mana tetap dilakukan strategi skrining TSH awal. Tes total T4

dan T3 yang telah terekstraksi dari serum termasuk reagen seperti 8-

anilinonaphthalene asam sulfonat yang blok T4 dan T3 mengikat protein serum,

sehingga jumlah hormon yang tersedia untuk kompetisi dengan antibodi assay. Tes

untuk T4 bebas atau T3 menghilangkan blocking reagen ini dan menggunakan

berbagai manuver untuk mengisolasi bagian yang mencerminkan konsentrasi hormon

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

29

bebas. Teori dasar, kegunaan praktis, dan validitas dari banyak pendekatan yang

berbeda dengan estimasi serum T4 bebas dan T3, telah dipertimbangkan secara rinci.

(Franklin dan Shephard, 2000)

Dua asumsi utama dalam metode estimasi T4 bebas (i) bahwa disosiasi terikat

hormon dengan pengenceran sampel mirip dalam sampel dan standar, dan (ii) bahwa

sampel dan standar menunjukkan protein identik pengikatan tracer pemeriksaan. Jika

salah satu dari kondisi ini tidak dilakukan pemeriksan mungkin memberikan hasil

yang tidak akurat. Serum T4 bebas dan T3 bebas dapat diperkirakan baik dengan dua

langkah metode yang memisahkan sebagian kecil dari kolam hormon bebas dari

protein yang mengikat sebelum pengujian inkubasi, atau dengan metode satu-langkah

di mana konsentrasi hormon gratis diukur dalam kehadiran protein yang mengikat. (

Franklin dan Shephard, 2000; Stockgit, 2011)

Metode satu-langkah menjadi tidak valid ketika sampel dan standar berbeda dalam

mengikat assay pelacak, tetapi metode dua langkah kurang rentan terhadap artefak

non-spesifik. Hampir semua teknik memperkirakan T4 bebas memberikan koreksi

yang berguna untuk variasi moderat konsentrasi TBG serum. ( Franklin dan Shephard,

2000; Stockgit, 2011)

2.3.4 Yodium plasental dan metabolisme tiroid pada janin

Jumlah iodida yang memadai sangat penting untuk sintesis hormon tiroid dan

selama kehamilan kelenjar tiroid janin bersaing dengan kelenjar ibu untuk

menyediakan pasokan yodium. Di daerah defisiensi yodium, persaingan antara tiroid

janin dan ibu meningkat dengan meningkatnya ukuran dan aktivitas yodium yang

berkonsentrasi dari kelenjar tiroid ibu. Dalam spesies yang lebih rendah, plasenta

mengkompensasi dengan aktif mengangkut iodida dalam arah ibu-ke-janin.

Penelitian pada kelinci menunjukkan bahwa transportasi iodida plasenta mampu

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

30

menghasilkan serum janin / ibu dengan rasio konsentrasi iodida serum 5-9:1, hal ini

tidak terjadi pada manusia, dan kemungkinan terjadinya kretinisme meningkat pada

neonatus dengan ibu yang menderita defisiensi yodium. (Fisher, Greuters, 2008a)

Plasenta manusia memiliki permeabel yang tinggi terhadap iodida, masih belum

jelas apakah transfer ini memerlukan mediator (seperti klorida atau sulfat transfer).

Plasenta mempunyai daya penghalang relatif terhadap hormon tiroid dan kedap TSH

sehingga janin sebagian besar mengembangkan sistem hipotalamus-hipofisis-tiroid

secara otonom dari sistem ibu. Total gradien tiroksin bebas (T4) dan triiodotironin

(T3) yang melalui plasenta dalam sistem maternal-fetal sangat tinggi selama masa

kehamilan ( Burrow et al., 1994). ,

MATERNAL JANIN

Gambar 2.8. Peran plasenta dalam metabolisme tiroid selama kehamilan. Plasenta
menghasilkan estrogen dan chorionic gonadotropin (hCG), yang meningkatkan kadar
TBG ibu dan merangsang produksi hormon tiroid ibu. Aktivitas T4 ibu dan
konsentrasi T3 yang meningkat dan menghambat sekresi TSH ibu. Iodida dan TRH
mudah melewati plasenta. Selain itu, plasenta mensintesis TRH. plasenta kedap TSH
dan hanya sebagian permeabel terhadap T4 dan T3. Jenis enzim pada plasenta yaitu
iodotironin monodeiodinase -3akan menurunkan T4 menjadi T3 dan T3 ke 3,3 'T2.
Plasenta juga permeabel terhadap obat tiourea yang digunakan untuk mengobati ibu
dengan penyakit Graves '.
Dikutip dari: Fisher, Grueters, 2008a. Disorders of the thyroid in the newborn and
infant. Dalam: Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia,
Saunders Elsevier, p.198-226

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

31

Konsentrasi serum T3 janin tetap rendah (15 ng / dL) sampai 30 minggu, dan

kemudian meningkat dalam dua tahap yang berbeda (fase prenatal dan postnatal).

sebelum lahir, serum T3 meningkat perlahan setelah 30 minggu usia kehamilan dan

mencapai sekitar 50 ng / dL (atau 0.77 nmol / L) dalam serum tali pusat bayi cukup

bulan. Konsentrasi T3 janin rendah karena rendahnya tingkat tipe I iodotironin

monodeiodinase dan relatif rendahnya tingkat konversi T4 ke T3 pada jaringan janin

yang digunakan untuk mengaktifkan monodeiodinase tipe III di plasenta dan jaringan
,
janin yang mendegradasi T3 ke T2. ( Burrow et al., 1994; Santini et al., 1999)

Pada masa postnatal, serum konsentrasi T3 dan T4 meningkat dua hingga enam

kali lipat dalam beberapa jam pertama kehidupan dan memuncak pada 24 sampai 36

jam setelah lahir. Serum konsentrasi kemudian secara bertahap menurun ke tingkat

karakteristik bayi setelah 4 sampai 5 minggu pertama kehidupan. Peningkatan serum

T3 prenatal disebabkan pematangan progresif cincin luar tipe hati I (fenolik)

iodotironin. Kegiatan deiodinase meningkatkan konversi T4 menjadi T3 di hati dan

penurunan degradasi T3 dalam plasenta. (Burrow et al., 1994; Santini et al., 1999) ,

Serum TSH janin meningkat dari level terendah pada umur kehamilan 18 sampai

20 minggu dan mencapai nilai puncak sekitar 7 sampai 10 mU / L pada bayi cukup

bulan. Pada saat kelahiran, neonatal memiliki respon dalam menanggapi paparan suhu

diluar rahim maka terjadi pelepasan TSH (lonjakan TSH) dengan konsentrasi serum

memuncak pada konsentrasi rata-rata mendekati 70 mU / L pada 30 menit pertama.

TSH dalam sirkulasi tetap tinggi selama 3 sampai 5 hari setelah lahir. Sekresi TSH

pada periode neonatal meningkat dengan tingkat yang mendekati 3 mU / L / menit,

dan peningkatan kadar T4 serum segera setelah lahir tergantung pada peningkatan

TSH.( de Zeggler et al., 1994).Fungsi kelenjar tiroid janin berkembang di bawah

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

32

pengaruh peningkatan kadar TSH selama separuh akhir umur kehamilan. Tingkat

serum FT4 cenderung mendatar setelah 24 minggu, dan TSH rasio dibandingkan FT4

yang cenderung meningkat, menunjukkan peningkatan sekresi TRH dan kepekaan

perubahan hipofisis thyrotroph terhadap umpan balik negatif efek hormon tiroid

terhadap sekresi TSH dan perubahan sensitivitas sel folikel tiroid untuk TSH. (Fisher

et al., 2000)

Gambar 2.9. (a) Pola perubahan parameter fungsi tiroid janin dan neonatal selama
kehamilan serta adaptasi ekstrauterin. Konsentrasi serum tiroksin janin (T4) mulai
meningkat pada pertengahan kehamilan dan meningkat secara progresif setelah
kehamilan cukup bulan. Peningkatan ini disebabkan terutama oleh peningkatan
konsentrasi tiroksin-binding globulin, namun konsentrasi T4 bebas meningkat
progresif antara 20 dan 40 minggu. T4 pada janin terutama dimetabolisme menjadi
inaktif reverse triiodotironin (RT3) dan analog sulfat (T4S, T3s). Monodeiodination
T4 menjadi triiodotironin aktif (T3) meningkat sekitar 30 minggu mendekati level 50
ng / dL pada bayi cukup bulan. (b) Lonjakan TSH puncak terjadi pada 25 sampai 30
menit setelah terpapar extrauterine, merangsang tiroidal T4 dan sekresi T3. T4
neonatal dan T3 mencapai puncak pada 2 sampai 3 hari. Konsentrasi Serum T3 tetap
pada level yang lebih tinggi postnatal karena meningkatnya konversi T4 ke T3-
dimediasi oleh peningkatan tipe I iodotironin deiodinase aktivitas dalam jaringan baru
lahir.
Dikutip dari: Fisher, Grueters, 2008a. Disorders of the thyroid in the newborn and
infant. Dalam: Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia,
Saunders Elsevier, p.198-226

2.3.5 Perbedaan evaluasi status tiroid bayi kurang bulan dan cukup bulan

Pada periode neonatal sebagai konsekuensi dari penurunan suhu kamar yang

tajam, TSH plasma meningkat tajam pada bayi baru lahir normal, dengan puncaknya

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

33

pada 24 jam pertama kehidupan. Hal ini diikuti kemudian dengan peningkatan T4

plasma, memuncak pada hari kedua kehidupan. Dengan demikian, skrining untuk CH

menggunakan TSH sebagai metode utama harus ditunda setelah 24 jam kehidupan,

jika tidak maka jumlah tes positif palsu akan menjadi sangat tinggi pada bayi kurang

bulan yang baru lahir, puncak postnatal TSH dan T4 terjadi dalam rentang waktu yang

sama, tetapi amplitudo mereka sedikit lebih rendah dari bayi cukup bulan.(Van Vliet

et al., 2007)

Gambar 2.10. Level serum T4, T4 bebas, TBG, T3, reverse T3 dan TSH pada tali
pusat bayi. Level T3 yang rendah dan konsentrasi level T3 yang tidak sesuai dengan
level T4 total dan level T4 bebas pada bayi kurang bulan.
Dikutip dari: Fisher, Grueters, 2008a. Disorders of the Tiroid in the Newborn and
Infant. Dalam: Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia,
Saunders Elsevier, p.198-226
Anak dengan dishormonogenesis tiroid dapat memiliki TSH normal dan T4 sama

seperti bayi baru lahir yang lain dan belum nampak gejala klinis dalam dua tahun

pertama kehidupan tetapi hasil laboratorium dan biokimia menunjukkan

hipotiroidisme berat. (de Zegger et al.,1992; Vincent et al., 2002) Infus dopamin

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

34

dapat menyebabkan hasil TSH plasma normal yang palsu meskipun terjadi

hipotiroidisme primer. (de Zegger et al.,1994)

Gambar 2.11. Perubahan postnatal pada T4, T4 bebas, TBG, T3, rT3 dan TSH sesuai
dengan umur kehamilan. Peningkatan T4, T4 bebas dan TBG pada bayi cukup bulan
dalam minggu pertama kehidupannya. T3 naik dengan tajam transien rT3 dan TSH
menurun. Peningkatan T4 dan T4 bebas menurun pada bayi <35 minggu, dan tidak
terlihat pada bayi sangat kurang bulan dimana level hormon tiroid menurun.
Dikutip dari: Fisher, Grueters, 2008a. Disorders of the thyroid in the newborn and
infant. Dalam: Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia.
Saunders Elsevier, p.198-226

Tabel 2.2 : Konsentrasi serum T4, TSH, TBG, Thyroglobulin (Tg)


sesuai umur)

Umur TSH T4 TBG TG


(μU/mL) (μg/dL) (mg/dL) (ng/mL)
Plasenta 1-20 6.6-15.0 0.8-5.2 15-101
1-7 hari 1-39 11-22 0.8-5.2 1-110
1-4 minggu 0.5-6.5 8.2-17 0.6-5.0 11-92
1-12 bulan 0.5-6.5 5.9-16 1.6-3.6 12-113
1-5 tahun 0.6-6.3 7.3-15 1.4-2.8 5-72
6-10 tahun 0.6-6.3 6.4-13 1.4-2.8 3-40
11-15 tahun 0.6-6.3 5.5-12 1.4-2.8 3-40
16-20 tahun 0.5-6.0 4.2-12 1.4-2.8 2-36
21-50 tahun 0.5-60 4.3-12 1.2-2.6 2-35

Dikutip dari: Fisher, Grueters, 2008b. Thyroid disorders in childhood and


adolescence. Dalam: Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia,
Saunders Elsevier, p.227-54

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

35

Tabel 2.3. Nilai acuan serum Free T4 dan tirotropin pada bayi kurang bulan dan
cukup bulan saat minggu pertama kehidupan

Kelompok Umur Berat badan g Free T4 Tirotropin


umur (minggu) (SD) ng/dL (mean) (mU/L)
Kurang bulan 25-27 772 (233) 0.6-2.2 (1.4) 0.2-30.3
28-30 1,260 (238) 0.6-3.4 (2.0) 0.2-20.6
31-33 1,786 (255) 1.0-3.8 (2.4) 0.7-27.9
34-36 2,125 (376) 1.2-4.4 (2.8) 1.2-21.6
Cukup bulan 37-42 >2,500 2.0-5.3 (3.8) 1.0-39
T4 = thyroxine; SD = standard deviation.
Dikutip dari: Cloherty JP, Eichenwald EC, Stark AR, thyroid disorder. Manual of
Neonatal Care, 6th Edition, Philadelphia, 2008

2.4 Pemeriksaan volume kelenjar tiroid

Ultrasonografi adalah modalitas pilihan untuk evaluasi kelenjar tiroid di pediatri,

termasuk neonatus. Penggunaan alat non-ion, noninvasif, hemat biaya, merupakan

alat yang dapat digunakan sebagai alat diagnosis dan evaluasi tindak lanjut dari terapi

serta evaluasi keseluruhan luas kelainan dapat segera dicapai tanpa menggunakan

bahan kontras, sedasi, atau anesthesia. (Supakul et al., 2012)

Pemeriksaan imaging kelenjar tiroid akan memberikan manfaat yaitu mendukung

penegakan diagnosis serta pemeriksaan konseling genetik pada kasus

dishormonogenesis sehingga pemeriksaan fungsi tiroid dan diagnosis dini akan dapat

dilakukan pada saudara kandung selanjutnya, memberikan informasi bukti visual

kepada keluarga bahwa bayi mereka memiliki kelainan yang akan menetap seumur

hidup (walaupun gejala klinis tidak tampak), memperkuat diagnosis (80% kasus)

tidak hanya memecahkan masalah diagnosis dan mengurangi penundaan pemeriksaan

pada masa kanak - kanak tetapi juga mewujudkan kepatuhan yang baik untuk

pengobatan jangka panjang, penentuan diagnosis dapat memberikan informasi untuk

penentuan dosis pengobatan T4. ( Rossenberg, 2009)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

36

Struktur leher yang berdekatan termasuk dalam evaluasi ultrasonografi tiroid,

terutama rantai jugularis dan nodus supraklavikula. Ultrasonografi memiliki peran

penting dalam menentukan apakah terdapat kelenjar tiroid, ukuran, konfigurasi, dan

tekstur jaringan. ( Rossenberg, 2009)

HK yang disebabkan dishormogenesis lokasi tiroid terletak pada posisi anatomi

dengan ukuran yang normal atau membesar sedangkan HK karena kelainan sentral

atau transien sangat jarang terjadi dimana kelenjar tiroid terletak pada posisi dan

ukuran yang normal. (Kreisner et al., 2003)

2.4.1 Anatomi kelenjar tiroid dan gambaran ultrasonografi kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid berbatasan secara anterolateral dengan otot sternokleidomastoid

dan otot strap, berbatasan posterolateral oleh otot longus colli dan di setiap sisi oleh

arteri karotis dan vena jugularis. Setiap lobus tiroid berbatasan medial oleh trakea,

yang terletak posterior ke isthmus dan lobus kiri berbatasan posteromedial dengan

kerongkongan. Lobus kanan mungkin sedikit lebih besar dari lobus kiri. Sebuah

kapsul fibrosa meliputi tiroid dan perbaikan itu ke pretracheal dalam fasia,

menyebabkan kelenjar bergerak ke atas saat menelan. Empat kelenjar paratiroid

terletak di sepanjang permukaan posterior dari lobus tiroid. Folikel koloid tampak

sebagai daerah kistik anechoic kecil (<3 mm diameter) dalam parenkim tiroid.

Kadang-kadang, folikel mengandung koloid inspissated, yang muncul sebagai tanda

baca ekogenik fokus (Goldis et al., 2016)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

37

Gambar 2.12. Anatomi kelenjar tiroid dan jaringan sekitar. (dikutip dari: Netter FH,
The Ciba Collection of Medical Illustrations, vol. 4, Endocrine system and selected
metabolic diseases, Ciba, 1965, with permission).

Penentuan anatomi kelenjar tiroid pada bayi baru lahir untuk memastikan

penyebab terjadinya HK merupakan hal utama dalam penatalaksanaan HK (Perry et

al., 2002) Penggunaan ultrasonografi tiroid pada KH masih kontroversial. Peran

ultrasonografi adalah untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya jaringan tiroid,

membedakan kelenjar dasar dari kelenjar tiroid anatomis normal, dan

mengidentifikasi pembesaran kelenjar atau gondok. Leher dan mediastinum superior

termasuk dalam pemeriksaan untuk kelenjar tiroid ektopik. Ultrasonografi membantu

dalam menentukan apakah kelenjar membesar, ukuran normal, kecil, atau tidak ada

(0,2% dari kasus), hemiagenesis tiroid dapat terjadi, kegagalan pembentukan dua

lobus, dengan lobus kiri absen di 60% kasus. Bila tidak ada jaringan tiroid yang dapat

di identifikasi, pencitraan harus terdiri dari pemindaian superior di garis tengah ke

dasar lidah, karena jaringan dapat berada di sepanjang jalur embriologi, jaringan

tiroid ektopik dapat ditemukan di sepanjang jalur migrasi primordial tiroid, dari

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

38

pangkal lidah ke trakea intra torakal; 90% jaringan tiroid ektopik ditemukan di dasar

lidah. (Goldis et al., 2016)

Tempat lain yang jarang untuk jaringan tiroid termasuk daerah sekitar laring, leher

bagian bawah, mediastinum, perikardium, atau jantung. Temuan ultrasonografi pada

neonatus dengan jaringan tiroid ektopik biasanya menunjukkan struktur bulat telur

yang didefinisikan dengan baik seperti tekstur jaringan tiroid normal dan terlihat

hiperemis dengan pewarnaan Doppler. Hasil ultrasonografi kelenjar tiroid normal atau

membesar memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis.

Kelenjar hiperplastik berhubungan dengan hipotiroidisme permanen parah akibat

terganggunya organifikasi yodium. (Goldis et al., 2016)

Gambar 2.13. Tiroid Normal. Ultrasonografi transversal anatomi tiroid normal


(a.,arteri; CA, carotid artery; E, esophagus; Int, internal; JV, jugular vein; m., muscle;
SCM, sternocleidomastoid muscle; SM, strap muscle; T, tiroid; TRV, transverse
view; v., vena). Echotexture normal homogen dengan hiper echoic ringan.
Dikutip dari: Goldis M, Waldman L, Marginean O, Rosenberg HK & Rapaport R.
2016.Thyroid imaging in infants. Endocrinol Metab Clin N Am, vol. 45, pp. 255–66.

2.4.2 Cara pemeriksaan ultrasonografi kelenjar tiroid pada bayi baru lahir

Pasien ditempatkan dalam posisi telentang dengan leher di sanggah oleh bantal

atau handuk, yang ditempatkan di belakang leher. Kesulitan sering dialami pada

pemeriksaan neonatus karena diperlukan posisi yang baik untuk mendapatkan

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

39

pemeriksaan secara rinci. Transduser linear dengan frekuensi tinggi yang paling

sering digunakan untuk pemeriksaan tiroid; khususnya, untuk neonatus. Gambaran

secara longitudinal dan pencitraan melintang harus dilakukan dari seluruh kelenjar.

Gambar 2.14. Posisi ideal untuk pemeriksaan ultrasonografi kelenjar tiroid pada bayi
dengan leher hiperekstensi.
Dikutip dari: Supakul N, Delaney LR, Siddiqui AR, Jennings SG, Eugster EA,
Karmazyn B, 2012. Ultrasound for primary imaging of congenital hypothyroidism.
AJR Am J Roentgenol, vol.199, no 3, pp.W360-6.

Doppler berwarna digunakan untuk pemeriksaan lebih lengkap dari massa atau

nodul. Kelenjar tiroid terletak di ruang visceral leher infrahyoid dan terdiri dari kanan

dan kiri lobus yang dihubungkan di garis tengah anterior dari isthmus kelenjar.

Kelenjar meluas superior ke tingkat kartilago tiroid dan inferior untuk cincin trakea 5

atau 6. Pada 50% pasien, didapatkan garis tengah lobus disebut piramida lobus

mungkin ada, yang membentang superior dari isthmus. Kelenjar tiroid

dyshormonogenesis pada ultrasonografi terlihat dengan lobus cembung lateral yang

membesar sebagai akibat dari meningkatnya level thyrotropin. (Goldis et al., 2016)

2.4.3 Pengukuran volume kelenjar tiroid bayi baru lahir

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

40

Literatur yang menggunakan rasio Yasumoto (rasio lebar tiroid ke lebar trakea)

sebagai metode ultrasonografi yang disederhanakan untuk memperkirakan ukuran

tiroid pada neonatus. Titik cutoff 1,7 mL digunakan untuk disgenesis tiroid pada

neonatus. Ukuran tiroid dan berat bervariasi dengan usia pasien. Pengukuran untuk

bayi yang baru lahir bervariasi dari 0,84 + 0,38 mL sampai 1,62 + 0,41 mL.

Kepustakaan mengenai ukuran kelenjar tiroid menjelaskan tidak ada perbedaan

signifikan volume tiroid antara bayi baru lahir yang diperiksa dalam 3 minggu

pertama. (Freire et al., 2014)

Gambar 2.15. Pengukuran menggunakan rasio Yasumoto pada sonogram transversal


tiroid. Hasil penjumlahan antara lebar dari lobus tiroid (a1b) dibagi dengan lebar
trakea pada tingkat tiroid (c) pada lapang pandang sonogram secara transversal
menggunakan rasio Yasumoto (Freire et al., 2014).
Dikutip dari: Supakul N, Delaney LR, Siddiqui AR, Jennings SG, Eugster EA,
Karmazyn B, 2012. Ultrasound for primary imaging of congenital hypothyroidism.
AJR Am J Roentgenol, vol.199, no 3, pp.W360-6.

Tabel 2.4. Nilai acuan ukuran kelenjar tiroid sesuai umur (Supakul)
Plane Bayi dan anak Remaja dan dewasa
Transversal (cm) 1–1.5 2–4
Longitudinal (cm) 2–3 5–8
Anteroposterior9cm) 0.2–1.2 1–2.5
Dikutip dari: Supakul N, Delaney LR, Siddiqui AR, Jennings SG, Eugster EA,
Karmazyn B, 2012. Ultrasound for primary imaging of congenital hypothyroidism.
AJR Am J Roentgenol, vol.199, no 3, pp.W360-6.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

41

Ultrasonografi lebih unggul dibandingkan dengan skintigrafi dalam penilaian

morfologi tiroid dan mencerminkan status anatomi kelenjar, tetapi tidak dapat

memberikan data pada status fungsional kelenjar. (Goldis et al., 2016)

2.5 Pengaruh TSH terhadap Sel Tiroid

2.5.1 Jalur mitogenik tiroid

Sel Tiroid terdiri dari tirosit (70%), sel-sel endotel (20%), dan fibroblas (10%)

(proporsi diukur dalam tiroid anjing) sedangkan pada sel tiroid manusia: 80% sel

folikel untuk sel endotel 20% stroma dan fibroblas 80%. (Christov, 1985)

Pada orang dewasa, berat dan komposisi jaringan normal tetap relatif konstan.

Proliferasi rendah ditunjukkan secara signifikan dalam semua jenis sel, regenerasi sel-

sel baru seimbang dengan kematian sel (Christov, 1985, Dumont et al, 1992). Tirosit

manusia akan mengalami regenerasi 1-5 per 10 tahun yaitu, enam sampai delapan

pembaharuan selama masa kehidupan. onset pada anak adalah 2 per tahun (Dumont et

al, 1992). Populasi sel yang normal dapat diatur bukan hanya di tingkat proliferasi

tetapi juga kematian sel. Pertumbuhan yang normal yaitu pembangunan atau

stimulasi, jenis sel yang berbeda tumbuh lebih kurang secara paralel, yang

menyiratkan koordinasi sel (Dumont et al, 1991).

Empat variabel biologis utama diatur dalam tirosit seperti pada jenis sel lain:

fungsi, ukuran sel, jumlah sel, dan diferensiasi. Ketiga variabel pertama adalah

kuantitatif dan yang terakhir adalah kualitatif. Dalam sel tiroid terdapat reseptor TSH

dan metabolisme yodium yang berdampingan yang merupakan penerima informasi

fisiologis memungkinkan untuk mengontrol jenis sel oleh faktor parakrin seperti FGF,

IGF-I, NO (Dumont et al, 1991). Isolasi sel endotel tiroid manusia yang baik akan

memungkinkan penelitian yang lebih rinci mengenai interaksi ini (Patel et al, 2003).

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

42

Mekanisme autoregulasi volume sel tiroid masih tidak diketahui. (Uyttersprot et al,

1997).

TSH merangsang proliferasi sel kelenjar tiroid secara langsung serta

mempertahankan ekspresi diferensiasi dan menginduksi konten tiroglobulin mRNA

atau transkripsi inti. Konsentrasi TSH yang diperlukan untuk merangsang ekspresi

diferensiasi lebih rendah dibandingkan proliferasi sel (Roger et al, 1988). Peningkatan

TSH menunjukkan peningkatan regulasi produksi faktor pertumbuhan endotel sel

vaskular (VEGF) pada tirosit manusia. Sangat menarik dalam hal ini dukungan

vaskular dari folikel mencerminkan aktivitas sel dengan konsep unit angiofollicular

(Gerard et al, 1988)

Gambar 2.16. Jalur mitogenik tiroid. Data sistem sel tiroid yang terintegrasi dalam
kaskade proliferasi sel secara umum. Pada saat awal kehidupan terlihat beberapa
aktivator sel tiroid anjing dan manusia. berbagai level waktu dan postulat hubungan

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

43

sebab akibat dari interaksi awal sinyal ekstra seluler yang pada akhirnya
menghasilkan ekspresinproliferasi dan diferensiasi. pada sel tiroid anjing asetilkolin
akan mengaktifkan reseptor muskarinik phospholipase C cascade. PCNA,
proliferating cell nuclear antigen; cAPK, cyclic adenosine monophosphate dependent
kinase; CDK, cyclin dependent kinase; DAG, diacylglycerol, + , stimulation;  + ,
inhibition; ;  ♦ + , induction; GFR, growth factor receptor; ODC, ornithine
decarboxylase; PI3K, phosphatidyl inositol 3kinase; PKB, protein kinase B; PLC,
phospholipase C; RSK, ribosomal S6 kinase.
Dikutip dari: Dumont JE, Lamy F, Roger PP dan Maenhaut C. 2011. Ontogeny,
anatomy, metabolism and physiology of the thyroid. www. thyroidmanager.org.
2.5.2 Variabel biologis faktor pengatur utama pada tirosit manusia

Penelitian tentang pengendalian proliferasi sel tiroid masih belum jelas dengan

ekstrapolasi data yang diperoleh dalam sistem model yang berbeda, termasuk garis sel

tiroid tikus yang berbeda pada tahapan yang berbeda dengan tiroid manusia. Dalam

pertumbuhan sel tiroid setidaknya tiga jalur mitogenik yang berbeda telah

didefinisikan dengan baik yaitu reseptor hormon - Gs-adenilat siklase - sistem protein

kinase cAMP dependent, jalur reseptor hormon - tirosin protein kinase dan jalur

reseptor hormon – Gq phospholipase C cascade (Dumont et al, 1991: Takasu et al,

1990).

Mekanisme autoregulasi ukuran sel tiroid masih tidak diketahui. Anjing dan

manusia yang mendapatkan terapi tiroksin mengkompensasi hilangnya satu lobus

tiroid secara independen dari TSH (Uyttersprot et al, 1997). Reseptor - tirosin kinase

dapat dibagi menjadi dua cabang; beberapa faktor pertumbuhan, seperti EGF,

menginduksi proliferasi dan menekan ekspresi diferensiasi, sedangkan yang lain,

seperti FGF dalam sel anjing atau IGF-I dan insulin, yang baik mitogenik atau

diperlukan untuk efek proliferasi faktor lain tanpa mitogenik sendiri, tetapi mereka

tidak menghambat ekspresi diferensiasi. Dalam sel tiroid manusia, IGF-I diperlukan

untuk aksi mitogenik dari TSH atau EGF tetapi jika bekerja tunggal hanya

merangsang proliferasi secara lemah (Pohl et al, 1990; Roger dan Dumont, 1984).

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

44

Kultur sel anjing dan tirosit manusia setelah induksi reseptor insulin oleh TSH,

konsentrasi fisiologis insulin akan membantu fungsi proliferasi TSH. IGF- 1 adalah

mitogenik lemah dalam sel PCCl3 dan tikus dan tiroid tikus in vivo sedangkan pada

sel-sel tiroid babi menghasilkan efek yang kuat (Saji et al, 1987; Clement et al, 2001).

TSH merangsang proliferasi secara langsung dan saat bersamaan mempertahankan

ekspresi diferensiasi. Ekspresi diferensiasi dievaluasi oleh NIS atau dengan

thyroperoxidase dan konten tiroglobulin mRNA atau transkripsi inti, diinduksi oleh

TSH, forskolin, toksin kolera, dan analog cAMP (Dumont et al, 1992). Efek ini

diperoleh di semua kultur sel, seperti yang ditunjukkan oleh percobaan hibridisasi in

situ. Kondisi ini reversibel; dapat terjadi baik setelah penangkapan proliferasi atau

selama siklus pembelahan sel (Pohl et al, 1990). Selain itu, ekspresi diferensiasi

diukur dengan transportasi iodida, dirangsang oleh konsentrasi TSH yang lebih

rendah dari yang dibutuhkan untuk proliferasi (Roger et al, 1999)

EGF menginduksi proliferasi sel tiroid pada berbagai spesies. EGF secara umum

akan mengakibatkan hilangnya ekpresi diferensiasi yang reversibel seperti yang

dijelaskan diatas, efek EGF pada diferensiasi berbeda dengan efek proliferasi. EGF

bekerja pada sel yang tidak berproliferasi karena ketiadaan insulin dan pada sel

manusia dimana efek proliferasi lemah sedangkan pada sel babi berada pada

konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi mitogenik (Dumont

et al, 1992).

Pada beberapa model sel tiroid konsentrasi insulin yang tinggi diperlukan untuk

pertumbuhan sel walaupun terdapat EGF yang merupakan prasyarat yang diperlukan

untuk reseptor IGF-1(Dumont et al, 1992) Kebutuhan ini menghilang pada sel nodul

tiroid hal ini mungkin disebabkan karena sel tersebut memiliki somatomedin sendiri

dan menjadi aotonom karena adanya faktor pertumbuhan, sebaliknya pada kultur sel

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

45

anjing dan manusia yang normal konsentrasi insulin yang rendah yang bekerja pada

reseptor insulin efisien untuk mendukung efek mitogenik TSH dan cAMP ketika

reseptor insulin di induksi dengan TSH level yang tinggi (Burikhanov et al, 1996;

Van Keymeulen et al, 2000)

Gambar 2.17. Variabel biologis faktor pengatur utama pada tirosit manusia. EGF,
epidermal growth factor; FGF, fibroblast growth factor; GH, growth hormone; HGF,
hepatocyte growth factor; I – , iodide; GFI, insulinlike growth factor; IFN, interferon;
IL1, interleukin1; TGFβ , tumor growth factor β; TNF, tumor necrosis factor; TSAb,
thyroidstimulating immunoglobulins; positive control (stimulasi);  + : negative
control (inhibisi)--//.
Dikutip dari: Dumont JE, Lamy F, Roger PP dan Maenhaut C. 2011. Ontogeny,
anatomy, metabolism and physiology of the thyroid. www. thyroidmanager.org
Inkompatibilitas sel pada saat proliferasi dan diferensiasi sering terjadi dalam

biologi. secara umum sel dengan tingkat proliferasi yang tinggi akan berdiferensiasi

secara tidak baik dan pada saat sel berdiferensiasi secara progresif maka kapasitas

proliferasi akan menurun. beberapa sel bahkan kehilangan kemampuan untuk

membelah saat mencapai diferensiasi penuh, fenomena ini disebut dengan terminal

differentiation. Efek dari kaskade cAMP berlawanan dengan konsep secara umum

dimana TSH dan cAMP menginduksi proliferasi tirosit anjing bersamaan dengan

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

46

ekspresi diferensiasi, kedua program proliferasi dan diferensiasi dapat dicetuskan oleh

TSH pada saat yang sama (Pohl et al, 1990)

Kondisi ini sering terjadi dimana neuroblast dalam siklus sel akan berdiferensiasi

secara simultan. Hal ini berhubungan terbalik dengan karakteristik unik dari jalur

mitogenik yang tergantung cAMP dimana aktivasi akan berkurang atau bahkan

inhibisi dari kaskade Ras/MAPkinase/cjun/ cyclin D1seperti yang telah dipelajari

pada sel tirosit anjing dan manusia. aktivasi kaskade cAMP dalam sel tirosit akan

menyebabkan proliferasi dan diferensiasi, ekspresi kinetik gen cmycberperan sangat

penting. Setelah satu jam pertama kenaikan level cmyc mRNA, ekspresi cmyc akan

menurun dibawah level kontrol, pada fase kedua cAMP menurunkan level cmyc

mRNA, seperti halnya proliferasi akan menghambat fibroblas begitu pula dengan

induksi ekspresi EGF. Fase pertama diperlukan untuk proliferasi sedangkan fase

kedua merefleksikan stimulasi diferensiasi oleh TSH (Reuse et al, 1990; Pirson et al,

1996).

Keterlibatan spesifik cyclin D3 dalam stimulasi mitogenik yang tergantung cAMP

pada sel tirosit anjing dan manusia tetapi tidak untuk respon tehadap faktor

pertumbuhan (Paternot et al, 2006)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB III

KERANGKA TEORI DAN KONSEPTUAL

3.1 Kerangka teori

47

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48

3.2 Kerangka konseptual

Keterangan :

: variabel yang diteliti


: variabel yang tidak diteliti

Dari kerangka teori diatas dapat dijelaskan bahwa TSH merangsang proliferasi secara

langsung dan saat bersamaan mempertahankan ekspresi diferensiasi. Ekspresi diferensiasi

dievaluasi oleh NIS atau dengan thyroperoxidase dan konten tiroglobulin mRNA atau

transkripsi inti, diinduksi oleh TSH, forskolin, toksin kolera, dan analog cAMP. Efek dari

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49

kaskade cAMP berlawanan dengan konsep secara umum dimana TSH dan cAMP

menginduksi proliferasi tirosit bersamaan dengan ekspresi diferensiasi, kedua program

proliferasi dan diferensiasi dapat dicetuskan oleh TSH pada saat yang sama. Karakteristik

unik dari jalur mitogenik yang tergantung cAMP dimana aktivasi akan berkurang atau

bahkan inhibisi dari kaskade Ras/MAPkinase/cjun/ cyclin D1. Aktivasi kaskade cAMP

dalam sel tirosit akan menyebabkan proliferasi dan diferensiasi, ekspresi kinetik gen

cmycberperan sangat penting. Setelah satu jam pertama kenaikan level cmyc mRNA,

ekspresi cmyc akan menurun dibawah level kontrol, pada fase kedua cAMP menurunkan

level cmyc mRNA, seperti halnya proliferasi akan menghambat fibroblas begitu pula

dengan induksi ekspresi EGF. Fase pertama diperlukan untuk proliferasi sedangkan fase

kedua merefleksikan stimulasi diferensiasi oleh TSH

Pada penelitian ini kami mencoba menganalisa apakah terdapat perbedaan pada

perbandingan antara rerata nilai fungsi tiroid dan volume kelenjar tiroid antara bayi

kurang bulan dan bayi cukup bulan pada program skrining hipotiroid kongenital bayi

baru lahir.

3.2 Hipotesa penelitian

1. H0 : Didapatkan perbedaan pada perbandingan kadar TSH antara bayi kurang bulan

dengan bayi cukup bulan

2. H0 : Didapatkan perbedaan pada perbandingan kadar FT4 antara bayi kurang bulan

dengan bayi cukup bulan

3. H0 : Didapatkan perbedaan pada perbandingan volume tiroid antara bayi kurang bulan

dengan bayi cukup bulan

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode penelitian observasional

analitik dengan pengambilan data secara cross sectional

4.2 Lokasi Penelitian

Data diambil dari seluruh bayi baru lahir hidup di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

4.3 Waktu penelitian

Pengambilan data primer dilakukan mulai bulan September 2016 – Februari 2017.

Jadwal penelitian dapat dilihat di bawah ini.

Juli Agustus 2016- Maret - September Oktober


2016 Februari 2017 Agustus 2017 2017 2017
Literatur review
Penyusunan
proposal & etik
Pengumpulan
data
Analisis Data &
Laporan
Presentasi

4.4 Populasi dan Sampel

4.4.1. Populasi: bayi baru lahir hidup yang di rawat di RSUD Dr. Soetomo

4.4.2. Sampel: bayi baru lahir hidup di RSUD Dr. Soetomo yang diambil secara total

consecutive sampling untuk menjalani pemeriksaan fungsi tiroid dan pengukuran

volume tiroid serta bersedia mengikuti penelitian. Penghitungan besar sampel

50

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51

menggunakan rumus besar sampel uji hipotesis rerata dua populasi independen

menggunakan data numerik. (Sudigdo, 2011)

2
n1=n2=2 (zα+zβ)s

(x1 –x2)
2
n1=n2=2 (1,96 + 0,84)7

( 3)

Pengukuran fungsi tiroid TSH dengan menggunakan zα 0,96 dan zβ 0,842, beda

sebesar 7 mU dianggap berarti dan simpang baku kedua kelompok dianggap sama 3

mU didapatkan besar sampel adalah 84 bayi baru lahir yang menjalani pemeriksaan

fungsi tiroid

4.4.3 Kriteria inklusi:

Subjek bayi baru lahir yang di rawat di Ruang perawatan bayi RSUD

Dr.Soetomo. Orang tua bersedia berpartisipasi dalam studi dan mendanatangani

informed consent.

4.4.4 Kriteria eksklusi

Orangtua yang tidak bersedia berpatisipasi dalam penelitian ini

4.4.5 Kriteria putus uji

1) Penderita meninggal dunia sebelum periode penelitian selesai.

2) Orang tua menarik diri dari keikutsertaan penelitian.

4.5 Variabel Penelitian

4.5.3 Variabel Bebas

Usia kehamilan dengan kategori

1) Kurang bulan

2) Late preterm

3) Moderate preterm

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52

4) Very preterm

5) Cukup bulan

4.5.4 Variabel Tergantung

1) Volume kelenjar tiroid

2) TSH

3) FT4

4.6 Definisi Operasional

1. Bayi lahir hidup; adalah keluarnya atau ekstraksi hasil konsepsi dari ibu selama

masa kehamilan setelah pemisahan menunjukkan tanda bernafas atau tanda

kehidupan yang lain seperti denyut jantung, pulsasi tali pusat atau gerakan

involunter, baik setelah pemotongan tali pusat ataupun saat masih tersambung

dengan plasenta. Cara pengukuran: observasi tanda kehidupan bernafas, denyut

jantung, pulsasi tali pusat atau gerakan involunter. Satuan pengukuran: bayi lahir

hidup atau mati. (Gomela, 2013)

2. Usia kehamilan: Usia gestasi/kehamilan diukur berdasarkan PMA/HPHT atau

skor dari New Ballard score setelah bayi lahir dan dinyatakan dalam minggu

gestasi yang dilakukan oleh peneliti (Ballard et al, 1991). Durasi kehamilan diukur

dari hari pertama periode menstruasi terakhir. Usia kehamilan dinyatakan dalam

hari atau minggu (contoh: durasi waktu sejak 280–286 hari setelah hari pertama

periode menstruasi terakhir dinyatakan dalam usia kehamilan 40 minggu).

pengukuran menggunakan hari pertama haid terakhir menyatakan hari pertama

merupakan hari ke-0 bukan hari ke-1 sehingga hari 0-6 menyatakan minggu ke-0

lengkap, hari 7-13 menyatakan minggu ke 1 lengkap dan minggu ke 40 pada

kehamilan menyatakan minggu ke 39 lengkap (Gomela,2013) Jika tanggal hari

pertama haid terakhir tidak tersedia maka menggunakan ballard score.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53

3. Ballard Score adalah satu set prosedur yang dikembangkan oleh Dr Jeanne L

Ballard, MD untuk menentukan umur kehamilan melalui penilaian fisik dan

neuromuskular bayi yang baru lahir meliputi penilaian fisik dan kematangan

neuromuskular. (Ballard et al, 1991),

Gambar 4.1. Pembagian umur kehamilan bayi baru lahir


Dikutip dari Avery, 2006. Neonatal hdanbook. Sixth ed. Philadelphia, Saunders
Elsevier, p.198-226

a. Kurang bulan: umur kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari) 36 6/7 minggu

(Gomela, 2013)

b. Very preterm: umur kehamilan 20 0/7 minggu sampai 31 6/7 minggu

c. Moderate preterm: umur kehamilan 32 0/7 minggu sampai 33 6/7 minggu

d. Late preterm: umur kehamilan 34 0/7 minggu sampai 36 6/7 minggu

e. Cukup bulan: umur kehamilan 37 0/7 sampai 41 6/7 minggu ( Gomela, 2013)

ditambah dengan bayi umur kehamilan 42 0/7 minggu atau lebih (Gomela, 2013)

4. Volume kelenjar tiroid adalah ukuran kelenjar tiroid yang diperoleh dari

pemeriksaan ultrasonografi pada daerah kelenjar tiroid. Cara pengukuran: dengan

menggunakan rumus Yashimoto. Satuan pengukuran: milimeter. Pemeriksaan

sonografi dilakukan menggunakan Vivid Q ultrasound scanner (GE Medical

Systems, Milwaukee, WI) dilengkapi dengan transduser linear array 6-13 MHz

panjang 4-cm. Masing-masing subjek penelitian diposisikan terlentang selama

pemeriksaan. Diameter maksimum (lebar) dari lobus kanan (a) dan lobus kiri (b)

dari tiroid diukur dengan bagian melintang di tingkat leher. Lebar trakea (c) pada

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54

tingkat tiroid juga diukur dan ditunjuk sebagai Tr. Untuk setiap pengukuran,

jumlah dari lebar maksimum dari 2 tiroid lobus (a + b) dihitung sebagai indikasi

ukuran kelenjar tiroid, yang ditunjuk sebagai Th. Evaluasi Th menurut dimensi

untuk anak sehat sesuai tinggi badan berdasarkan penelitian Ueda (Supakul, 2012)

5. Thyroid stimulating hormone (TSH) adalah suatu glikoprotein yang disintesis

dan disekresikan oleh tirotrop dari kelenjar hipofisis anterior. Mempunyai berat

molekul sekitar 28.000 dan terdiri dari dua subunit yang dihubungan secara

kovalen, alfa dan beta. Subunit alfa lazim untuk dua glikoprotein hipofisis lain,

FSH dan LH, dan juga untuk hormon plasenta hCG; subunit beta berbeda untuk

setiap hormon glikoprotein dan memberikan sifat pengikatan dan aktivitas

biologik yang spesifik. Subunit alfa manusia mempunyai suatu inti apoprotein dari

92 asam amino dan mengandung satu rantai oligosakarida (Franklin dan

Shephard, 2000)

6. Free thyroxin (FT4): hormon FT 4 dikeluarkan oleh transporter hormon tiroid

MC7 dengan mekanisme yang masih belum jelas dapat merupakan proses difusi

atau transport. T4 di iodinasi oleh enzim spesifik deiodinase dan iodida yang

resirkulasi di dalam kompartemen tiroid. Pada stimulasi yang akut akan terjadi

pelepasan asam amino dan iodida dari kelenjar tiroid. Sekresi makropinositosis

dipicu oleh aktivasi kaskade cAMP dan dihambat oleh Ca pada dua tingkatan:

akumulasi cAMP dan aktivitas cAMP. (Dumont, 2015)

7. Berat badan adalah hasil peningkatan semua jaringan yang ada pada tubuh yang

dihitung dengan menggunakan timbangan digital merk seca dengan ketelitian 0,01

kg. Berat badan diukur dengan baju minimal atau tanpa baju atau tanpa popok

(Gibson, 2005).

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55

8. Panjang badan diukur dengan menggunakan papan pengukur panjang

(infantometer) merk seca. Pengukuran panjang dilakukan oleh dua orang

pengukur. Pengukur pertama memposisikan bayi agar lurus dipapan pengukur

sehingga kepala bayi menyentuh papan penahan kepala dalam posisi bidang datar.

Pengukur kedua menahan agar lutut dan tumit bayi secara datar menempel dengan

papan penahan kaki (Gibson, 2005).

9. Lingkar kepala diukur dengan menggunakan pita pengukur fleksibel yang tidak

dapat diregangkan dengan menggunakan merk seca. Pengukuran dicatat

dengan ketelitian 0,1 cm (Gibson, 2005).

10. Skor Apgar adalah metode sederhana untuk menilai kondisi kesehatan bayi baru

lahir sesaat setelah kelahiran, dihitung dengan menilai kondisi bayi baru lahir

menggunakan lima kriteria (Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiratio)

dengan skala nilai nol, satu, dan dua (Cloherty J.P., 2008).

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56

4.7 Alur penelitian

4.8 Cara Kerja

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57

Sebelum penelitian dilaksanakan, diadakan pertemuan koordinasi kepada semua

petugas lapangan yang terlibat. Koordinasi tersebut dipandang penting, agar semua

petugas mempunyai pemahaman dan perlakuan yang sama pada bayi yang menjadi

sampel penelitian. Pemahaman petugas diperlukan untuk menjaga keamanan dan

kenyamanan bayi. Koordinasi petugas yang terlibat dalam penelitian, dilakukan

tanggal 4 Mei 2017. Pertemuan dihadiri oleh, dokter dan perawat ruang neonatus dan

ruang bersalin IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Bayi baru lahir di ruang bersalin IRD lantai 2 dan dirawat di ROI NEO, Neonatus

Intermediate, Ruang Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi untuk mengikuti penelitian ini. Pengambilan sampel penelitian

berdasarkan total consecutive sampling dan bila orangtua bayi telah mendanatangani

surat persetujuan sebagai sampel penelitian. Bayi diperiksa keadaan umumnya, berat

badan, panjang badan, dan lingkar kepala. Bayi yang memenuhi kriteria inklusi akan

dimasukkan sebagai sampel penelitian ini dan dikelompokkan dalam 2 kelompok

umur yaitu kurang bulan dan cukup bulan. Pemeriksaan kadar TSH dan FT4

dilakukan saat usia bayi 2-5 hari, pemeriksaan USG kelenjar tiroid dilakukan saat

yang bersamaan dengan pengambilan darah bayi.

4.8 Prosedur penelitian

1) Orang tua memberikan tanda tangan Informed consent untuk persetujuan

dilakukan tindakan pengambilan darah dan pemeriksaan USG pada bayi

2) Pengambilan sampel darah pada bayi baru lahir di RSUD Dr.Soetomo Surabaya

3) Spesimen yang digunakan untuk skrining HK yaitu darah yang diambil pada bayi

baru lahir usia 2-7 hari sebanyak 2 ml. Pengambilan darah untuk pemeriksaan

FT4 dan TSH akan dilakukan di Gedung Pusat Diagnostik Terpadu untuk bayi

cukup bulan dan di ruang perawatan intensif neonatus IRD untuk bayi kurang

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58

bulan kemudian sampel darah akan dikirim ke laboratorium Patologi Klinis.

Pengambilan darah dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dengan prosedur

pengambilan darah yang sudah di tetapkan oleh RSUD dr. Sutomo.

4) Pemeriksaan TSH dan FT4 menggunakan alat immunoassay ADVIA Centaur dan

ADVIA Centaur XP systems

5) Pemeriksaan ultrasonografi kelenjar tiroid pada bayi baru lahir di RSUD

Dr.Soetomo Surabaya menggunakan alat USG merk Vivid Q ultrasound scanner

(GE Medical Systems, Milwaukee, WI) dilengkapi dengan transduser linear array

6-13 MHz panjang 4-cm. akan dilakukan oleh satu orang residen radiologi senior

yang terlatih dibawah bimbingan dokter spesialis radiologi sesuai dengan prosedur

pelaksanaan pemeriksaan ultrasonografi tiroid pada bayi.

6) Pengumpulan data sesuai identitas dan hasil pemeriksaan laboratorium dari rekam

medis di tulis dalam Lembar pengumpulan data.(lampiran)

4.9 Alat dan bahan

1) Timbangan neonatus digital

2) Infantometer

3) Alat ukur/pita lingkar kepala,

4) Semua mengunakan merk terstandarisasi Seca

5) Alat USG merk Vivid Q ultrasound scanner (GE Medical Systems, Milwaukee,

WI) dilengkapi dengan transduser hockey linear array 6-13 MHz panjang 4-cm

6) Alat immunoassay ADVIA Centaur dan ADVIA Centaur XP systems

7) Reagen FT4 Lite Reagent dan Solid Phase 250 ADVIA Centaur Master Curve

card

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59

8) TSH3-Ultra Lite Reagent, Solid Phase, dan Ancillary Reagent 500 ADVIA

Centaur dan ADVIA Centaur CP TSH3-Ultra Master Curve card

4.10 Metode pengumpulan, penyajian dan analisis data

4.10.1 Metode pengumpulan data

1) Permohonan izin pada komite etik RSDS

2) Sosialisasi dan permohonan persetujuan orang tua untuk mengikuti penelitian

3) Dokumentasi hasil pemeriksaan dalam lembar pengumpul data

4.10.2 Metode penyajian data

1) Data dipilih, dikaji dan dianalisis dengan SPSS

2) Data ditampilkan dalam bentuk tabel dan heksogram

3) Teks diberikan untuk memperjelas tabel

4.10.3 Analisis data

Pengolahan dan analisis data penelitian dilakukan dengan komputerisasi

menggunakan program SPSS ver. 21, yaitu:

1) Analisis deskriptif: Untuk mengetahui gambaran dan distribusi sampel

2) Analisis statistik:

Untuk mengetahui perbedaan antara hasil uji fungsi tiroid dan volume kelenjar tiroid

bayi kurang bulan dan bayi cukup bulan dianalisa dengan menggunakan uji t test

independen jika data berdistribusi normal dan uji Mann-whitney apabila data tidak

berdistribusi normal tingkat kemaknaan (), digunakan 5%

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB V

HASIL PENELITIAN

Penelitian observasional analitik dengan pengambilan data secara cross sectional

yang dilakukan selama 6 bulan dimulai dari bulan Mei 2017- November 2017 untuk

mengetahui perbedaan perbandingan hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan volume tiroid

antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan dalam skrining hipotiroid kongenital

bayi baru lahir di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Rincian subyek penelitian sebagai berikut

84 bayi baru lahir

42 bayi cukup 42 bayi kurang bulan


bulan

Pemeriksaan FT4, TSH dan


USG tiroid

2 bayi Hipotiroid 82 bayi


kongenital eutiroid

60

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61

5.1. Karakteristik subyek penelitian

Populasi penelitian yang dicapai pada penelitian ini adalah semua bayi lahir hidup di

ruang perawatan intensif neonatus. Sampel penelitian bayi baru lahir hidup di RSUD Dr.

Soetomo yang diambil secara total consecutive sampling untuk menjalani pemeriksaan

fungsi tiroid dan pengukuran volume tiroid serta bersedia mengikuti penelitian tercatat 84

bayi yang sesuai dengan besar sampel minimal penelitian ini yaitu sebesar 84 bayi.

Data akhir penelitian ini berupa hasil pengukuran kadar serum TSH, FT4 dan volume

kelenjar tiroid pada bayi baru lahir yang dibedakan menurut umur kehamilan yaitu 42

bayi cukup bulan dan 42 bayi kurang bulan yang kemudian dianalis menggunakan

statistik deskriptif dan analitik..

Sebanyak 48 (57,1%) adalah bayi laki laki dan 36 (42,9%) perempuan dengan rerata

umur usia kehamilan 34,9 + 3,37 minggu dengan usia kehamilan termuda 28 minggu dan

usia kehamilan tertua adalah 40 minggu. Berdasar pembagian kelompok umur terdiri dari

4 kelompok umur dengan pembagian kelompok umur bayi cukup bulan usia 37-40

minggu sebanyak 42 (50%) bayi, sedangkan kelompok bayi kurang bulan usia kurang

dari 37 minggu dibagi menjadi 3 kelompok umur yaitu kelompok umiur kehamilan late

preterm usia 34-37 minggu 16 (38,2%) bayi, kelompok umur kehamilan moderate

preterm 32-34 minggu 14 (33,3%) bayi dan kelompok umur kehamilan very preterm 20-

32 minggu 12 (28,5%) bayi.

Berat badan lahir bayi dengan rerata 2108,7 gram + 930,4 gram dengan berat badan

lahir terendah 800 gram dan berat badan lahir tertinggi 5500 gram, berdasar pembagian

kelompok berat badan lahir terdiri dari 5 kelompok dengan berat badan lahir besar >

3500gram 7 (8,3 %) bayi, berat badan lahir normal 2500-3500 gram 17 (20,2%), berat

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62

badan lahir rendah 1500-2500 gram 39 (46,4%), berat badan lahir sangat rendah 1000-

1500 gram 17(20,2%) bayi dan berat badan lahir amat sangat rendah < 1000 gram 4

(9,5%) bayi.

Tabel 5.1. Karakteristik subyek penelitian hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan
volume tiroid antara bayi baru lahir berdasarkan kelompok umur
Kelompok umur N(%) Mean (SD) 95% CI
Kurang bulan (minggu)
Late preterm 16 (19) 34,1 (0,25) 33.9-34,2
Moderate preterm 14 (16,7) 32,2 (0,33) 32,2-31,8
Very preterm 12 (14,3) 29,2 (1,14) 28,5-29,9
Cukup bulan (minggu) 42 (50) 38,1 (0.96) 37,7-38,3

Tabel 5.2. Karakteristik subyek penelitian hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan
volume tiroid antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan
Variabel Cukup bulan Kurang bulan P
*
N (%) N (%)
Uji
Jenis kelamin Laki -laki 26 (61,9) 22 (52,4) 0,38
per
Perempuan 16 (39,1) 20 (47,6) bed
Kelompok Berat lahir 7 (16,6) 0 <0,01 aan
berat badan lahir besar ant
Normal 17 (40,4) 0 ar
vari
BBLR 16 (38) 23 (54,7)
abe
BBLSR 2 (4,7) 15 (35,7) l
ant
BBLASR 0 4 (9,5) ar
kel
Kelompok BMK 7 (16,6) 1 (2.2) 0,34 om
Berat badan lahir pok
/umur SMK 19 (45,2) 36 (83,6)
dila
KMK 16 (38,2) 5 (11,8) kuk
an
Cara persalinan Spontan 6 (14,2) 1 (2,4) 0,92 me
Sectio caesar 35 (83,2) 40 (95,2) ngg
Manual aid 1 (2.4) 1 (2,4) una
kan
Apgar score Non asfiksia 40 (95,2) 31 (73,8) <0,01 tes
(5 menit pertama) Asfiksia 2 (9,4) 11 (26,2) On
e
way Anova bermakna bila p < 0,01

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63

Sebagian besar bayi dilahirkan secara sectio caesaria 75 (89,3%) bayi sedangkan

persalinan normal 7 (8,3%) bayi dan sebanyak 2(2,4%) bayi dilahirkan secara spontan

dibantu dengan manual aid forcep dan vakum ekstraksi. Skor Apgar untuk menilai

kebugaran bayi dilakukan pada menit 1,3 dan 5 didapatkan 72 (85,7%) bayi dengan skor

apgar pada menit ke-5 lebih atau sama dengan lima dikelompokkan dalam kelompok bayi

non asfiksia dan 12 (14,3%) bayi dengan skor apgar pada menit ke-5 kurang dari lima

dikelompokkan dalam bayi asfiksia. Didapatkan asfiksia pada bayi umur kehamilan

kurang bulan secara statistik lebih tinggi dibandingkan dengan bayi cukup bulan dengan

p <0,01

5.2 Perbandingan hasil uji fungsi tiroid TSH antara bayi kurang bulan dengan bayi

cukup bulan

Hasil pengukuran uji fungsi tiroid pada bayi baru lahir didapatkan dengan rerata

kadar TSH 4,96 + 6,35 mU/L. Hasil analisa pemeriksaan TSH menggunakan Mann

Whitney didapatkan perbedaan bermakna secara statistik antara kelompok umur

kehamilan bayi cukup bulan dibandingkan dengan kelompok bayi kurang bulan dengan p

0,04. Dengan rerata TSH pada bayi cukup bulan 4,83 + 8,35 mU/L (95% CI 2,3-7,4

mU/L, p 0,04) dan bayi kurang bulan 5,10 + 4,02 mU/L (95% CI 4,04-6,17 mU/L, p

0,04)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64

Tabel 5.3. Hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan volume tiroid pada bayi cukup
bulan dan kurang bulan

Variabel Mean (SD) 95% CI P

TSH (mU/L) Cukup bulan 4,83 (8,35) 2,22-7,43 0,04

Kurang bulan 5,10 (4,02) 4,04-6,17

FT4 (ng/dL) Cukup bulan 1,54(0,76) 1,30-1,77 0,41

Kurang bulan 1,45(0,94) 1,15-1,74

Volume tiroid (ml) Cukup bulan 0,34 (0,14) 0,30-0,39 0,006

Kurang bulan 0,27 (0,1) 0,23-0,30

* Uji perbedaan antar variabel antar kelompok dilakukan menggunakan Mann Whitney
test bila p < 0,05

Hasil pemeriksaan TSH menggunakan Kruskal-Wallis tidak didapatkan perbedaan

bermakna antara kelompok bayi umur kehamilan late preterm, kelompok bayi umur

kehamilan moderate preterm maupun kelompok bayi very preterm

Tabel 5.4. Hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan volume tiroid pada bayi kurang
bulan dengan cukup bulan sesuai kelompok umur

Variabel Cukup Kurang bulan P


bulan Late Moderate Very
preterm preterm preterm
TSH (mU/L) 4,83 (8,35) 4,56 (2,82) 6,54(4,23) 4,16(2,74) 0,12
FT4(ng/dL) 1,54(0,76) 1,66 (0,85) 1,33(0,97) 1,30(1,05) 0,41
Volume tiroid (ml) 0,34 (0,13) 0,28 (0,08) 0,29(0,13) 0,23(0,11) 0,02
* Uji perbedaan antar variabel antar kelompok dilakukan menggunakan Kruskall Wallis
test bermakna bila p < 0,05

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65

Gambar 5.1. Diagram boxplot perbandingan uji fungsi tiroid TSH pada bayi kurang
bulan dan cukup bulan menurut kelompok umur

5.3 Perbandingan hasil uji fungsi tiroid FT4 antara bayi kurang bulan dengan bayi

cukup bulan

Hasil pengukuran uji fungsi tiroid pada bayi baru lahir didapatkan dengan rerata

kadar FT4 1,49 + 0,85 ng/dL. Hasil analisis pemeriksaan FT4 menggunakan Mann

Whitney dan Kruskal-Wallis tidak didapatkan perbedaan bermakna antara kelompok

umur kehamilan bayi cukup bulan 1,54 + 0,76 ng/dL (95% CI 1,30-1,77 ng/dL, p 0,41)

dibandingkan dengan kelompok bayi kurang bulan 1,45 + 0,94 ng/dL (95% CI 1,15-1,74

ng/dL, p 0,41) baik kelompok bayi umur kehamilan late preterm, kelompok bayi umur

kehamilan moderate preterm maupun kelompok bayi very preterm.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66

Gambar 5.2. Diagram boxplot perbandingan uji fungsi tiroid FT4 pada bayi kurang bulan
dan cukup bulan menurut kelompok umur

5.4 Perbandingan volume tiroid antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan

Analisa statistik dengan menggunakan Kruskal-Wallis dan uji post hoc Mann

Whitney terdapat perbedaan volume kelenjar tiroid berdasarkan kelompok umur dengan

nilai p 0,006.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67

Gambar 5.3. Diagram boxplot perbandingan volume tiroid pada bayi kurang bulan dan
cukup bulan menurut kelompok umur

Tabel 5.5. Hasil uji analisis Kruskal – Wallis

Mean (SD) 95% CI P


Volume Kurang bulan (minggu)
tiroid (ml) Late preterm 0,28 (0,08) 0,24-0,33 0,09
Moderate preterm 0,29 (0,13) 0,22-0,36 0,13
Very preterm 0,22 (0,1) 0,16-0,29 0,007
Cukup bulan (minggu) 0,34 (0.14) 0,30-0,39
*Hasil uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan uji post hoc Mann-Whitney bermakna jika
p <0,05

Dari hasil perbandingan volume kelenjar tiroid bayi cukup bulan dan bayi kurang

bulan berdasarkan kelompok umur didapatkan volume kelenjar tiroid bayi cukup bulan

dengan ukuran 0,34 + 0,14 ml (95% CI 0,3-0,39 ml, p 0,006) sedangkan pada kelompok

umur kehamilan late preterm volume kelenjar tiroid 0,28 + 0,08 ml (95% CI 0, 25-0,33

ml , p 0,006), kelompok bayi umur kehamilan moderate preterm volume kelenjar tiroid

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68

0,29 + 0,13 ml (95% CI 0, 23-0,35 ml , p 0,006), kelompok bayi umur kehamilan very

preterm dengan volume kelenjar tiroid paling rendah yaitu 0,22 + 0,1 ml (95% CI 0,16 -

0,28 ml , p 0,006).

Dari Hasil uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji post hoc Mann Whitney

kelompok bayi cukup bulan dengan kelompok bayi very preterm didapatkan perbedaan

bermakna volume kelenjar tiroid dengan p 0,007 sedangkan pada kelompok yang lain

tidak didapatkan perbedaan bermakna.

5.5 Hipotiroid kongenital

Pada penelitian ini didapatkan dua (2,4%) bayi dengan hipotiroid kongenital.

Karakteristik bayi pertama bayi cukup bulan usia kehamilan 40 minggu jenis kelamin

laki-laki berat badan lahir 2500 gram dilahirkan dengan sectio caesaria, apgar score

setelah 5 menit pertama 7-8, bayi dengan malformasi kongenital yaitu cleft left palate dan

VSD perimembranous sedang. Pemeriksaan fungsi tiroid pada usia 2 hari dengan kadar

serum FT4 0,39mU, TSH 55mU dan volume kelenjar tiroid 0,31 ml.

Karakteristik bayi kedua bayi cukup bulan usia kehamilan 38 minggu jenis

kelamin perempuan berat badan lahir 3000 gram dilahirkan dengan sectio caesaria, apgas

score setelah 5 menit pertama 7-8, bayi dengan gejala klinis Down syndrom, sadle nose,

epicantous palpebra. Pemeriksaan fungsi tiroid pada usia dua hari dengan kadar FT4 1,12

mU, TSH 8,95mU dan volume kelenjar tiroid 0,32 ml.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik subyek penelitian

Sejumlah 84 bayi baru lahir menjadi sampel penelitian ini dibagi menjadi dua

kelompok umur kehamilan cukup bulan dan kurang bulan, tidak ada perbedaan bermakna

antara jumlah bayi laki-laki dan perempuan pada kedua kelompok ini serta cara

persalinan pada kedua kelompok, didapatkan perbedaan bermakna antara kedua

kelompok umur pada berat badan lahir dan skor Apgar di kedua kelompok bayi.

Penggunaan Thyroid stimulating hormone (TSH) merupakan tes lini pertama dari

fungsi tiroid. Kelemahan utama adalah kemungkinan tidak terdeteksinya hipotiroidisme

sekunder (konsentrasi immunoreaktif serum TSH normal) dan konsentrasi TSH yang

abnormal tanpa adanya disfungsi tiroid, terutama pasien dengan penyakit kritis. (Stockigt,

2011) Free thyroxine (FT4) dapat mengidentifikasi HK transien dan HK sekunder dengan

peningkatan TSH yang terlambat (Soneda et al., 2014)

6.2 Perbedaan hasil pemeriksaan kadar serum TSH pada bayi cukup bulan dan

bayi kurang bulan berdasarkan umur kehamilan

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan bermakna pada hasil

pemeriksaan kadar serum TSH pada bayi cukup bulan dan kurang bulan menurut

kelompok umur, berat badan lahir maupun berat badan lahir/umur, didapatkan tingkat

rerata TSH yang mengalami kenaikan pada bayi kurang bulan.

60

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

70

Fungsi tiroid pada bayi kurang bulan (sebelum 30 sampai 32 minggu) ditandai dengan

tingkat sirkulasi yang rendah T4 dan FT4, tingkat TSH normal atau rendah, respon TSH

ke TRH normal atau memanjang menunjukkan keadaan defisiensi TRH fisiologis. Bayi

kurang bulan merespon TRH dari ibu dengan peningkatan TSH yang lama, menunjukkan

relatif hipotalamus (tersier) hipotiroidisme. Sumber TRH dari jaringan perifer (plasenta

dan pankreas) berkontribusi pada peningkatan kadar sirkulasi janin dan TRH darah tali

pusat serta bertanggung jawab untuk merangsang pelepasan TSH pada janin sebelum

kenaikan konsentrasi TRH hipotalamus ( Fisher, 1998)

Perbedaan pada kadar serum TSH pada bayi cukup bulan dan kurang bulan dapat

disebabkan karena adanya kenaikan TSH yang terlambat late rise in TSH (LRT)

didefinisikan sebagai tingkat TSH yang meningkat mengikuti TSH normal pada awal

bayi baru lahir, dengan T4 normal atau rendah. LRT dapat terjadi pada bayi prematur

atau sakit dan bayi dengan berat lahir sangat rendah. Penelitian yang dilakukan oleh

Tamar, 2010 merekomendasikan pemantauan rutin fungsi tiroid pada bayi yang baru lahir

(Tamar, 2010).

Kemungkinan penyebab LRT adalah keterlambatan perkembangan dalam pematangan

sumbu tiroid hipotalamus-hipofisis, paparan obat-obatan dan antiseptik, dan pemulihan

dari sindrom eutiroid. Penelitian yang dilakukan oleh Hyman 2007 menemukan 14 bayi

yang mengalami peningkatan TSH terlambat hampir setengah kasus (n = 6) sembuh

secara spontan, sedangkan 8 bayi lainnya membutuhkan penggantian hormon tiroid. Dari

14 bayi ini, 79% prematur dan 7 memiliki berat lahir sangat rendah (VLBW). Sepuluh

bayi ini menjalani operasi dan di antaranya, 6 memiliki kadar urine yodium tinggi. LRT

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

71

pada bayi yang baru lahir mungkin merupakan temuan umum dan tidak harus dikaitkan

dengan berat lahir (Hyman, 2007)

Penelitian yang dilakukan oleh Bastug, dkk 2017 menemukan bahwa tingkat

TSH> 5 mU / L (nilai yang setara dengan konsentrasi TSH serum 11,2 mIU / L) pada

seluruh sampel kadar serum yang dikumpulkan untuk menilai defisiensi yodium bayi

baru lahir merupakan salah satu indikator yang baik dalam menentukan status yodium,

bayi lahir cukup bulan dengan yodium defisiensi memiliki kadar TSH serum yang tinggi

≥11.2 mIU / L (Bastug, 2017)

6.3 Hasil pemeriksaan kadar serum FT4 pada bayi cukup bulan dan bayi kurang

bulan berdasarkan umur kehamilan

Tidak didapatkan perbedaan bermakna dari hasil pemeriksaan kadar serum FT4

dari kelompok bayi kurang bulan dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Didapatkan

penurunan rerata FT4 pada bayi kurang bulan tetapi tidak bermakna secara statistik

TBG serum dan konsentrasi FT4 pada bayi kurang bulan lebih rendah

dibandingkan dengan bayi cukup bulan saat lahir. Lonjakan TSH neonatal terhambat,

aktivitas tipe monodeiodinase jaringan dan level serum T3 lebih rendah, Konsentrasi

TSH dan FT4 postnatal lebih rendah, bioinactive tingkat analog hormon tiroid lebih

tinggi, BAT (brown adipose tissue) mekanisme termoregulasi belum matang dan sistem

respon hormon tiroid pada jaringan masih imatur. Tingkat immaturitas ini berhubungan

dengan usia kehamilan. Pada bayi BBLASR dan BBLSR kurang dari 30 minggu usia

kehamilan, lonjakan TSH dan respon tiroidal awal terbatas serta diikuti oleh penurunan

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

72

total progresif T4 dengan level terendah dalam serum pada 7 sampai 10 hari kehidupan

postnatal. (Perry et al, 2002; William, 2005) ,

Menurunkan nilai cutoff TSH untuk skrining neonatal menyebabkan lebih

banyak kasus hipertirotropinemia ringan yang dapat dideteksi. Penelitian longitudinal

yang dilakukan oleh Corbetta, 2009 hasil fungsi tiroid jangka panjang pada anak dengan

hipertirotropinemia ringan pada periode neonatal rerata pada usia 5,3 tahun,

hipotiroidisme subklinis bertahan pada 43,2% (19 dari 44) anak dengan peningkatan TSH

di periode neonatal. (Corbetta, 2009)

Bayi sangat kurang bulan mencapai keseimbangan yodium negatif selama

minggu-minggu awal setelah dilahirkan menunjukkan bahwa mereka tidak mampu

beradaptasi dengan lingkungan ekstrauterin dengan augmentasi thyroidal serapan yodium

dan peningkatan sekresi FT4 yang lebih tinggi dibandingkan dengan pada bayi cukup

bulan ( Fisher, Greuters, 2008a)

Bayi kelompok umur very late preterm mencapai keseimbangan yodium negatif

selama minggu-minggu awal setelah melahirkan, menunjukkan bahwa mereka tidak

mampu beradaptasi dengan lingkungan ekstrauterin dengan augmentasi tiroidal serapan

yodium dan peningkatan sekresi T4 seperti pada bayi cukup bulan yang lebih besar (

Fisher, Greuters, 2008a)

Sangat sedikit penelitian yang mengevaluasi profil hormon tiroid pada bayi

KMK selama hari-hari pertama kehidupan. Penelitian menunjukkan bahwa bayi baru

lahir KMK memiliki kadar basal TSH yang jauh lebih tinggi daripada bayi SMK kurang

bulan. Sebaliknya, tidak ada perbedaan yang ditemukan pada tingkat serum T4 dan T3

atau responsif tiroid pada stimulasi TRH menunjukkan bahwa persentase peningkatan

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

73

serum TSH setelah injeksi intravena 40 μg TRH, antara 5 dan 167 jam setelah kelahiran,

bayi kurang bulan KMK dan SMK didapatkan hasil yang sama pada bayi baru lahir

cukup bulan. Menariknya, meskipun kadar FT4 lebih tinggi daripada yang diamati pada

bayi baru lahir kurang bulan kadar T4 serum di KMK bertahan pada tingkat yang jauh

lebih rendah daripada bayi SMK dalam jangka panjang sampai hari ke 49 (Banoli et al,

2013)

Beberapa penelitian tentang hormon tiroid stimulating hormone (TSH) yang

melonjak pada bayi dengan berat lahir sangat rendah (BBLASR), dan hubungan antara

hormon tiroid dan sindrom gangguan pernafasan respiratory distress syndrome (RDS)

masih belum dapat dijelaskan. Penelitian Tanaka, 2007 mengukur kadar serum FT4 dan

TSH segera setelah kelahiran pada 449 bayi prematur, yaitu lahir pada 22 - 36 minggu

masa kehamilan, dan menentukan hubungan dengan kejadian RDS dan faktor klinis yang

diakui terkait dengan RDS menunjukkan hasil tingkat serum FT4 dan TSH, dan rasio FT4

/ TSH, pada kelompok usia kehamilan 22-24 minggu secara statistic bermakna lebih

rendah dari pada kelompok usia 28 - 36 minggu. Tingkat dan rasio meningkat secara

bermakna dengan peningkatan usia kehamilan. Ada korelasi yang signifikan antara

tingkat fT4 serum dan berat lahir, skor Apgar, usia kehamilan, cara persalinan dan berat

lahir. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara tingkat FT4 dan

TSH dengan kejadian RDS. ( Tanaka, 2007)

Hormon tiroid memainkan peran penting dalam adaptasi fungsi metabolisme

stres dan penyakit kritis (Lodha et al., 2007) Triiodothyronine (T3) rendah dapat

dikaitkan dengan peningkatan deiodinasi tiroksin (T4) untuk membalikkan T3 (rT3),

daripada T3, dan peningkatan katabolisme T3 untuk 3,3-diiodothyronine (T2) (Warner

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

74

dan Beckett, 2010; Peeters et al., 2003). dengan meningkatnya keparahan penyakit, total

FT4 menurun dan didapatkan pula tingkat TSH rendah (Peeters et al., 2003). Penurunan

plasma T4-binding globulin (TBG) atau transthyretin serta akumulasi zat yang

menurunkan kapasitas pengikatan plasma terhadap hormon tiroid selama penyakit kritis

(Warner dan Beckett, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh van Wassenaer, 1997 dan William 2005

menunjukkan penurunan konsentrasi T4 serum total sebagian karena penurunan TBG

merefleksikan tingkat morbiditas neonatal. Serum level FT4 yang rendah diukur dengan

immunoassay dibawah 10 pmol/L (0.78 ng/dL) akan memicu peningkatan serum TSH

pada bayi berat badan lahir sangat rendah ( BBLSR) dimana hal ini menunjukkan

dominasi NTI (van Wassenaer, 1997; William, 2005)

Rabin et al, 2004 menyatakan bahwa level FT4 bervariasi dipengaruhi oleh

konsentrasi darah tali pusat yang diakibatkan karena penurunan ikatan TBG yang

bervariasi dan sensitivitas metode immunoassay yang digunakan untuk mengukur FT4.

Serum level TSH biasanya tidak meningkat dalam merespon hypothyroxinemia

sementara dan serum level FT4 akan seimbang dalam 3 sampai 4 minggu (Rabin et al,

2004)

Pada masa neonatus jika didapatkan FT4 yang rendah tapi TSH normal, perlu

dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan adanya hypotiroidism sentral.

Hipotiroidisme sentral terisolasi sangat langka tetapi juga mungkin memiliki efek jangka

panjang yang mendalam pada perkembangan selanjutnya: dapat disebabkan oleh mutasi

yang menonaktifkan gen beta-subunit dari TSH atau gen reseptor TRH.

(Karges et al., 2004)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

75

Beberapa penelitian dilakukan untuk meneliti nilai konsentrasi FT4 pada janin

menunjukkan adanya peningkatan progresif pada saat intrauterine dan kemudian kadar

menetap dalam tali pusat antara 24 minggu hingga kehamilan cukup bulan. (Thorpe-

Beeston et al., 1994; Hume et al., 2004),

Tingginya prevalensi morbiditas neonatal pada bayi dikaitkan dengan

karakteristik NTI, termasuk konsentrasi serum T3 rendah (secara sekunder mengalami

penurunan tingkat konversi T4 menjadi T3) dan penurunan konsentrasi T4 bervariasi

tetapi masih dalam batas normal bayi kurang bulan sesuai dengan usia kehamilan dan

berat lahir. Level serum TBG cenderung rendah dan mungkin terdapat inhibitor pada

ikatan T4 dan TBG ( seperti pada sindrom T3 rendah pada dewasa) ( van Wassenaer,

1997; William, 2005).,

Transient hypothyroidism pada neonatus ditandai dengan rendahnya serum T4

dan konsentrasi TSH yang tinggi. lebih sering terjadi di benua Eropa dibandingkan

dengan Amerika, prevalensi bervariasi sesuai daerah geografi tergantung dengan jumlah

intake yodium. ( Selva et al, 2002, 2005)

Jika didapatkan tanda-tanda dan gejala sugestif hipotiroidisme meskipun hasil

skrining neonatal normal, penting untuk mengulangi penentuan TSH dan T4. Kondisi

pertama yang perlu dikesampingkan pada bayi baru lahir dengan total konsentrasi T4

rendah terkait dengan plasma TSH normal adalah defisiensi tiroksin-binding globulin

(TBG). Kondisi terkait gen X ini ditemukan hanya dengan program skrining

menggunakan pendekatan T4 primer. Hal ini tidak memerlukan pengobatan, karena

tingkat plasma bebas hormon tiroid normal dan subyek eutiroid. Kehilangan protein dari

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

76

sindrom nefrotik juga dapat menyebabkan jumlah T4 rendah. Pemeriksaan dan

pengobatan defisiensi TBG sangat jarang dilakukan. (Van Vliet et al., 2007)

Hipotiroidisme transien di Belgia, pada daerah kekurangan yodium terjadi pada

15 sampai 20% dari bayi kurang bulan (dan prevalensi lebih tinggi dengan penurunan

usia kehamilan). T4 dan TSH dalam tali pusat pada bayi ini terdapat dalam kisaran

normal untuk bayi kurang bulan. Bayi kurang bulan membutuhkan tingkat asupan

yodium lebih tinggi daripada bayi cukup bulan untuk menjaga keseimbangan yodium

positif dan produksi T4 dalam lingkungan ekstrauterin yang memadai, di wilayah

geografis kekurangan yodium bayi kurang bulan dapat menderita transien defisiensi

yodium. ( Selva et al, 2005; Fisher, Greuters, 2008a) ,

Penelitian oleh Delahunty et al, 2010 menyatakan bahwa bayi dengan

hypothyroxinemia (T4 level <10th persentil pada hari 7, 14, atau 28 dengan koreksi umur

kehamilan) secara signifikan lebih rendah daripada bayi eutiroid (level T4 lebih diatas 10

persentil dan kurang dari 90 persentil selama sepanjang hari), penilaian dengan skala

McCarthy mempunyai skala lebih rendah secara bermakna pada tingkat cognitive umum

dan kemampuan verbal dibandingkan bayi eutiroid. (Delahunty et al, 2010)

6.4 Perbedaan hasil pemeriksaan volume tiroid pada bayi cukup bulan dan bayi

kurang bulan

Pada hasil penelitian ini didapatkan perbedaan volume tiroid yang bermakna secara

statistik pada bayi cukup bulan dibandingkan dengan bayi kurang bulan pada kelompok

umur kehamilan, berat badan lahir dan berat badan lahir/umur.

Penelitian tentang ukuran tiroid pada bayi baru lahir normal menjadi data referensi

untuk dibandingkan dengan bayi yang dicurigai gangguan pertumbuhan kelenjar tiroid.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

77

Mengingat perbedaan yang cukup besar antara ukuran lobus kanan dan kiri pada bayi,

maka pengukuran berdasarkan panjang, lebar, dan kedalaman. Setiap lobus ditentukan

bersama dengan volume masing-masing lobus dan volume gabungan. Perhitungan ini

dilakukan tidak memperhitungkan ukuran hormon tiroid, struktur tiroid hanya

menyumbang sebagian kecil volume tiroid, jika setiap lobus dianggap sebagai ellipsoid,

sebagian besar kontribusi dari isthmus disertakan. (Perry, 2012)

Peran yang paling penting dari pemeriksaan ultrasound adalah untuk menentukan ada

tidaknya jaringan tiroid atau tidak. Menetapkan apakah ukuran tiroid yang kecil, normal,

atau besar merupakan hal yang penting dan lebih sulit karena kelenjar adalah struktur tiga

dimensi. Objek penelitian ini tidak hanya untuk menetapkan volume normal tiroid pada

populasi bayi kita, tapi juga untuk membandingkan data normatif dengan laporan dari

penelitian negara lain menggunakan perhitungan volumetrik yang sama. (Perry, 2012)

Variasi ukuran kelenjar tiroid pada bayi baru lahir telah dilaporkan dari berbagai

negara Skotlandania, Jerman, Belgia, dan Brasil. Penelitian Yao, 2011 mengevaluasi

volume kelenjar tiroid 408 bayi sehat di Cina usia kurang dari 12 bulan dan menunjukkan

bahwa volume tiroid memiliki perbedaan regional, menunjukkan pentingnya

mengembangkan data normatif populasi untuk digunakan dalam penilaian volume tiroid

bayi. (Yao, et al., 2011) Penelitian oleh Marginean O dan Belei O, 2016 di Rumania,

dengan 100 bayi yang sehat, ditemukan perbedaan dalam beberapa kelompok ras.

(Marginean dan Belei, 2016).

Data dari beberapa studi di berbagai populasi menunjukkan tidak ada perbedaan yang

signifikan dalam volume tiroid pada bayi laki-laki dibandingkan bayi perempuan.

Penelitian yang dilakukan oleh Perry, 2002 penelitian observasional prospektif terhadap

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

78

100 bayi baru lahir(49 laki-laki). Panjang, lebar, dan kedalamannya diukur, dan volume

masing-masing lobus dihitung dengan menggunakan rumus untuk ellipsoid prolate

(volume = panjang 'lebar' kedalaman 'p / 6). Semua pengukuran menunjukkan distribusi

gaussian, tanpa perbedaan yang signifikan antara kanan dan lobus kiri. Nilai (mean (SD)

range) adalah: panjang (cm), 1,94 (0,24) 0,9-2,5; luasnya (cm), 0,88 (0,16) 0,5-1,4;

kedalaman (cm), 0,96 (0,17) 0,6-2,0; volume (ml), 0,81 (0,24) 0,3-1,7; gabungan volume

(ml), 1,62 (0,41) 0,7-3,3, tidak ada hubungan yang bermakna antara umur kehamilan dan

berat badan lahir dengan ukuran kelenjar tiroid dengan standar deviasi volume 1,62

(0,41)mL. ( Perry et al., 2002)

Penelitian yang dilakukan oleh Freire, 2014 pada 125 bayi cukup bulan, eutiroid

dengan kadar yodium yang cukup, interval nilai normal volume tiroid dengan sonografi

berkisar antara 0.45–1.53 ml, dengan rerata volume kelenjar tiroid 1.00 ml (SD = 0,28,

95% confidence interval, 0.95–1,03 ml), dan nilai rasio Yasumoto 1,71– 2,87, dimana

nilai rasio 1,7 dapat digunakan sebagai nilai cut off untuk disgenesis tiroid pada bayi

cukup bulan. (Freire et al., 2014)

Penelitian yang dilakukan oleh Mikołajczak, 2015 sebanyak total 148 bayi cukup

bulan dari ibu dengan fungsi tiroid normal diperiksa selama minggu pertama kehidupan

mereka. Pemeriksaan ultrasound dilakukan baik secara proyeksi longitudinal dan

melintang untuk membuat grafik persentilitas nilai referensi untuk volume tiroid pada

bayi cukup bulan yang sehat. Volume lobus kanan, kiri dan kedua lobus 0.502 (0.228–

0.931), 0.511 (0.294–0.959), dan 1.014 (0.526–1.849) mL. Hal yang menyebabkan

adanya perbedaan volume tiroid adalah pengaruh kekurangan yodium dapat

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

79

menyebabkan kenaikan ukuran tiroid, tingkat yodium di udara di dalam Jerman atau

Poldania lebih rendah daripada di Skotldania. (Mikołajczak, 2015)

Penelitian yang dilakukan oleh Koksal, 2008 pengukuran volume tiroid 100 bayi baru

lahir cukup bulan yang sehat (51 anak laki-laki dan 49 perempuan; usia gestasi rata-rata

38,9 ± 1,1 minggu; dan berat lahir rata-rata 3370 ± 446 gram) yang diukur selama

minggu pertama kehidupan menggunakan ultrasonografi tiroid. Data ini dibandingkan

dengan usia kehamilan, berat lahir, jenis kelamin, dan nilai TSH dan juga dengan faktor

ibu seperti gestational diabetes, preeklamsia, merokok, penggunaan obat-obatan, dan

penyakit jantung. Semua sampel darah untuk TSH diambil selama 5 hari pertama (rata-

rata 1,09 ± 0,9 hari). Tingkat TSH rata-rata dalam semua bayi laki-laki dan perempuan

adalah 3,77 ± 3,71, 4,57 ± 3,61, dan 2,93 ± 3,66 mIU / l. Perbedaan ini secara statistik

signifikan (p = 0,006). Tidak ada perbedaan signifikan dalam volume tiroid sehubungan

dengan usia kehamilan, berat lahir, jenis kelamin, nilai TSH dan faktor ibu. (Koksal,

2008)

6.5 Hipotiroid kongenital

Tujuan dari program skrining bayi baru lahir tidak hanya bertujuan untuk mendeteksi

bayi dengan hipotiroidisme sentral. Namun bertujuan untuk diagnosis dini dan

penanganan hipotiroid kongenital sentral yang sama pentingnya dengan hipotiroidisme

primer bawaan untuk hasil tumbuh kembang optimal. Selama periode 6 tahun

hipotiroidisme kongenital sentral menyumbang 13,5% dari semua kasus hipotiroidisme

kongenital permanen (Lanting, 2006). Penilaian definitif status tiroid membutuhkan

analisa serum TSH dan FT4 yang valid dengan interpretasi berdasarkan pada hubungan

antara dua nilai tersebut (de Zegger et al.,1992; Stockigt, 2011).

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

80

Bayi didiagnosis HK di negara yang telah menjalani program skrining HK baik

dengan atau tanpa gejala manifestasi sesuai HK 1:3000 hingga 1:4000.( Fisher et al.,

1983). Insiden HK bervariasi sesuai lokasi geografis. Laporan hasil skrining bayi baru

lahir di Prancis 20 tahun terakhir menghasilkan jumlah insiden HK yang menetap sebesar

1:10000, Sedangkan di Yunani 1:800. Data di Amerika Serikat menunjukkan peningkatan

dari 1:4094 pada tahun 1987 menjadi 1:2372 tahun 2002. Insiden HK lebih tinggi pada

ras kaukasoid dibanding ras negro. Perempuan lebih banyak menderita HK dengan rasio

2:1, dan resiko HK lebih besar pada penderita Down Syndrome. Insiden HK juga lebih

tinggi pada bayi kurang bulan dibanding bayi cukup bulan (LaFranchi, 2007)

Sekitar 1/3 bayi baru lahir dengan HK memiliki berat badan lebih dari persentil 90.

Hipotiroid kongenital juga disertai oleh ikterus yang menetap dan malas menetek.

(Delange dan Dunn, 2005) Hipotiroid kongenital berhubungan dengan gangguan

congenital malformations (CM). Pada sebuah studi mengenai 1420 bayi baru lahir

dengan CM, ditemukan 8,4% nya disertai dengan HK (Olivieri, 2002).

Hipotiroidisme sentral berhubungan dengan kekurangan hormon hipofisis anterior

lainnya: hipoglikemia, hiperbilirubinemia terkonjugasi, microphallus, dan kriptorkismus

yang memerlukan suplementasi terkait hormon pertumbuhan, adrenokortikotropik

hormon, dan luteinizing hormon, Tanda-tanda klinis yang mendukung adanya

hipopituitarisme meliputi bibir sumbing dan langit-langit dan optik hipoplasia saraf. (

Karges et al., 2004)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan

1) Terdapat perbedaan bermakna antara kadar serum TSH bayi kelompok umur

kurang bulan dengan cukup bulan

2) Tidak didapatkan adanya perbedaan bermakna antara kadar serum FT4bayi

kelompok umur kurang bulan dengan cukup bulan

3) Didapatkan adanya perbedaan bermakna antara volume tiroid bayi kelompok

umur kurang bulan dengan cukup bulan

7.2 Saran

1) Penelitian ini mendukung penggunaan TSH sebagai lini pertama dalam skrining

hipotiroid kongenital bayi baru lahir

2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk dilakukan evaluasi ulang kadar

serum TSH setelah rentang waktu 14 hari sampai 30 hari pada bayi kurang bulan

82

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
83

DAFTAR PUSTAKA

Andersen S, Pedersen K dan Bruun NH. 2002. Narrow individual variation in serum T4

and T3 in normal subjects: a clue to the understanding of subclinical thyroid

disease. J Clin Endocrinol Metab,87: 1068-72.

Ballard JL, Khoury JC dan Wedig K. 1991. Ballard Score. J Pediatr, 119:417–23

Bambang M, Moeslichan M dan Sudigdo S, dkk. 2011. Perkiraan besar sampel. Dalam:

Sudigdo S, editor. Dasar dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. Jakarta:

Sagung seto. pp. 348–59.

Banoli F, Laura F dan Salvatore G. 2013. Thyroid function in small for gestational age

newborns: A Review. J Clin Res Endocrinol Pediatr, 5: 2-7

Bastug O, Korkmaz L dan Halis H, et.al. 2017. Thyroid status of iodine deficient

newborn infants living in central region of Turkey: a pilot study. World J Pediatr,

1:1-6

Barrett P, Ross AW dan Balik A. 2005. Photoperiodic regulation of histamine H3

receptor and VGF messenger ribonucleic acid in the arcuate nucleus of the

Siberian hamster. Endocrinology, 146:1930 –1939

Beckett GJ dan Toft AD. 2003. First-line thyroid function tests -TSH alone is not enough.

Clin Endocrinol, 56: 20-1.

Bekhit OE dan Yousef RM. 2013. Permanent and transient congenital hypothyroidism in

Fayoum, Egypt: A descriptive retrospective study. Plos One, 8: 6804-8.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
84

Bernal J. 2005. Thyroid hormone receptors in brain development and function. Nature

Clinical Practice. Endocrinol & Metab,3:249–59.

Bianco AC, Salvatore D dan Gereben B, et al. 2002. Biochemistry, cellular and molecular

biology, and physiological roles of the iodothyronine selenodeiodinases. Endocr

Rev, 23:38–89.

Biswas S, Buffery J dan Enoch H, et al. 2002. A longitudinal assessment of thyroid

hormone concentrations in preterm infants younger than 30 weeks’ gestation

during the first 2 weeks of life and their relationship to outcome. Pediatr,109:

222–7.

Brook CG, Clayton P dan Brown R. 2007. Brook's Clinical Pediatric Endocrinology

Brown RS. 2012. Disorders of the Thyroid Gland in Infancy, Childhood and

Adolescence. Thyroid disease manager. Endotext.

Burrow GN, Fisher DA dan Larsen PR. 1994. Maternal and fetal thyroid function. N Engl

J Med, 331:1072-78.

Burikhanov R, Coulonval K dan Pirson I,et al. 1996. Thyrotropin via cyclic AMP induces

insulin receptor expression and insulin co-stimulation of growth and amplifies

insulin and insulin-like growth factor signaling pathways in dog thyroid epithelial

cells. J Bio Chem, 271: 29400-6

Calvo R, Obregón MJ, Ruiz de Oña C dan Ferreiro B, et. al. 1990. Thyroid hormone

economy in pregnant rats near term. A "physiological" animal model of non-

thyroidal illness? Endocrinology 127:10-16

Christov K. 1985. Cell population kinetics and DNA content during thyroid

carcinogenesis. Cell Tissue Kinetics,18:1191-31

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
85

Clement S, Refetoff S, Robaye B, Dumont JE dan Schurmans S. 2001. Low TSH

requirement and goiter in transgenic mice overexpressing IGF-I and IGF-I

receptor in the thyroid gland. Endocrinol, 142: 5131-9

Cloherty JP, Eichenwald EC dan Stark AR. 2008. Thyroid disorder. Manual of Neonatal

Care, 6th Edition, Philadelphia.

Corbetta. 2009. Fetal and neonatal thyroid function: review and summary of significant

new findings. Eur J Endocrinol,181: 25–7

de Escobar GM, Obregon MJ dan del Rey FE. 2004. Role of thyroid hormone during

early brain development. Eur J Endocrinol, 151: 25–37

de Zegher F, Van hole C dan Van den Berghe G. 1994. Properties of thyroid stimulating

hormone and cortisol secretion by the human newborn on the day of birth. J Clin

Endocrinol Metab, 79: 576.

Delahunty C, Falconer S dan Hume R, et al. 2010. Levels of neonatal thyroid hormone in

preterm infants and neurodevelopmental outcome at 51⁄2 years: Millennium

cohort study. J Clin Endocrinol Metab, 95: 4898–908.

Delange FM dan Dunn JT. 2005. Iodine insufficiency. Dalam: Braverman LE, Utiger RD

(eds.), The thyroid, 9th ed. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins. p.264-88.

Dumont JE, Lamy F, Roger PP dan Maenhaut C. 1992. Physiological and pathological

regulation of thyroid cell proliferation and differentiation by thyrotropin and other

factors. Physiological Rev, 72: 6676-97

Dumont JE, Lamy F, Roger PP dan Maenhaut C. 2011. Ontogeny, anatomy, metabolism

and physiology of the thyroid. www. thyroidmanager.org.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
86

Faizi M dan Pratono NHE. 2008. Hipotiroid. Dalam: Pedoman diagnosis dan terapi Ilmu

Kesehatan Anak. Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo. 3rd ed, Surabaya, pp.58-

63.

Fisher DA dan Grueters A. 2008a. Disorders of the Thyroid in the Newborn and Infant.

Dalam: Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia. Saunders

Elsevier. pp. 198-226.

Fisher DA dan Grueters A. 2008b. Thyroid Disorders in Childhood and Adolescence.

Dalam: Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia. Saunders

Elsevier. pp. 227-54.

Fisher D dan Grueters A. 2014. Disorders of the thyroid in the newborn and infant. In:

Sperling M, editor. Pediatric endocrinology. 3rd edition. Philadelphia: Elsevier

Saunders. pp. 198–226.

Fisher DA, Nelson JC, Carlton EI dan Wilcox RB. 2000. Maturation of human

hypothalamic-pituitary-thyroid function and control. Thyroid, 10: 229.

Fisher DA. 1998. Thyroid function in premature infants: The hypothyroxinemia of

prematurity. Clin Perinatol, 25: 999.

Franklin J dan Sheppard M. 2000. Evaluation of thyroid function in health and disease.

www. thyroidmanager.org.

Freire R, Monte O dan Tomimori EK. 2015. Sonographic evaluation of the thyroid size in

neonates. J Clin Ultrasound, 43: 224–9.

Galton VA. 2005. The roles of the iodothyronine deiodinases in mammalian

development. Thyroid, 15: 823-34.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
87

Gibson RS. 2005. Principles of Nutritional Assessment. Oxford University Press Inc.

2nd. Edition.

Glinoer D. 2007. The importance of iodine nutrition during pregnancy. Public Health

Nutrition, 10: 1542–6

Gerard CM, Lefort A, Libert F, Christophe D, Dumont JE dan Vassart G. 1988.

Transcriptional regulation of the thyroperoxydase gene by thyrotropin and

forskolin. Mol Cell Endocrinol, 60(2-3):239-242

Gomela TL, Cunningham MD dan Eyal FG. 2013. Gestational age and birth weight

classification. in neonatology management, procedures, on call problems, disease

and drugs. 7th ed. Mc graw hill education. pp. 884-9

Goldis A,Waldman L, Marginean O, Rosenberg HK dan Rapaport R, 2016. Thyroid

Imaging in Infants. Endocrinol Metab Clin N Am. 45:255–66

Harris KB dan Pass KA. 2007. Increase in congenital hypothyroidism in New York State

and in the United States. Mol Genet Metab, 91:268–77.

Huang SA. 2007. Hypothyroidism. Dalam: Lifshitz F, Ed. Pediatric endocrinology. New

York: Informa Healthcare; pp.405-13.

Hume R, Simpson J dan Delahunty C. 2004. Human and cord serum thyroid hormones:

developmental trends and interrelationships. J Clin Endocrinol Metab, 89: 4097.

Hyman SJ, Greig F, Holzman I, Patel A, Wallach E dan Rapaport R. 2007. Late rise

of thyroid stimulating hormone in ill newborns. J Pediatr Endocrinol, 20:501-10.

Karges B, Leheup B dan Schoenle E. 2004. Compound heterozygous and homozygous

mutations of the TSH beta gene as a cause of congenital central hypothyroidism

in Europe. Horm Res, 62: 149–55.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
88

Klein JR. 2003. Physiological relevance of thyroid stimulating hormone and thyroid

stimulating hormone receptor in tissues other than the thyroid. Autoimmunity, 36:

417–421.

Köksal N, Aktürk B, Sa ˇglam H, Yazıcı Z, dan Çetinkaya M. 2008. Reference values for

neonatal thyroid volumes in a moderately iodine-deficient area. J. Endocrinol.

Invest, 31: 642-646

Kreisner E, Camargo-Neto E dan Maia CR. 2003. Accuracy of ultrasonography to

establish the diagnosis and aetiology of permanent primary congenital

hypothyroidism. Clin Endocrinol, 59: 361.

LaFranchi S. 2007. Disorders of the tiroid gland. In: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson

HB, Stanton BF, editors. Nelson textbook of pediatrics. 18th ed. Philadelphia:

Sounders Elsevier. pp 2316–2327

La Gamma EF, van Wassenaer AG dan Golombek SG. 2006. Neonatal thyroxine

supplementation for transient hypothyroxinemia of prematurity (THOP):

Beneficial or detrimental ?Treat Endocrinol, 5: 335.

Lanting CI, van Tijn DA, Loeber JG, Vulsma T, de Vijlder JJ dan Verkerk PH. 2005.

Clinical effectiveness and cost-effectiveness of the use of the thyroxine/thyroxine-

binding globulin ratio to detect congenital hypothyroidism of thyroidal and central

origin in a neonatal screening program. Pediatrics. 116:168-73

Lodha R, Vivekanandhan S, Sarthi M, Arun S dan Kabra SK. 2007. Thyroid function in

children with sepsis and septic shock. Acta Paediatr, 96: 406-9.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
89

Maia AL, Kim BW, Huang SA, Harney JW dan Larsen PR. 2005 Type 2 iodothyronine

deiodinase is the major source of plasma T3 in euthyroid humans. J Clin Invest

115:2524-33

Magner JA. 1993. TSH-mediated hyperthyroidism. Endocrinologist 3: 289

Mandel SJ, Hermos RJ, Larson CA, Prigozhin AB, Rojas DA, Mitchell ML. 2000.

Atypical hypothyroidism and the very low birthweight infant. Thyroid,

10:693–695.

Marginean O dan Belei O. 2016. An updated review on congenital hypothyroidism. Acta

Paediatr, 97: 306-9.

Mikołajczak. 2015 Sonographic Reference Ranges for the Thyroid Gland in Euthyroid

Term Newborns. American J Perinatol, 5: 1-8

Murphy N, Hume R dan van Toor H, et al. 2004. The hypothalamic -pituitary-thyroid

axis in preterm infants; changes in the first 24 hours of postnatal life. J Clin

Endocrinol Metab. 89:2824-31.

Nordyke RA, Reppun TS dan Madanay LD. 1998. Alternative sequences of thyrotropin

and free thyroxine assays for routine thyroid function testing. Arch Intern Med,

158: 266-72.

Rabin CW, Hopper AO, Job L, 2002. Incidence of low free T4 values in premature
infants as determined by direct equilibrium dialysis. J Perinatol, 24:640.
Oerbeck B, Sundet K, Kase BF dan Heyerdahl S. 2003. Congenital hypotiroidism:

influence of disease severity and L-thyroxine treatment on intellectual motor, and

school-associated outcomes in young adults. Pediatr, 112: 923-30.

Olivieri A, Stazi M dan Mastroiacovo P, et al. 2002. A population-based study on the

frequency of additional congenital malformations in infants with congenital

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
90

hypothyroidism: data from the Italian. Registry for congenital hypothyroidism

(1991–1998). Journal Clin Endocrinol & Metab, 82:557–62

Patel VA, Logan A dan Watkinson JC et al. Isolation and characterization of human

thyroid endothelial cells. 2003. American Journal of Physiology-Endocrinology

and Metabolism, 284(1):E168-E176.

Paternot S, Dumont JE dan Roger PP. 2006. Differential utilization of cyclin D1 and

cyclin D3 in the distinct mitogenic stimulations by growth factors and TSH of

human thyrocytes in primary culture. Mol Endocrinol, 20: 3279-92

Perry RJ, Hollman AS dan Wood AM. 2002. Ultrasound of the thyroid gland in the

newborn: normative data. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed, 87: 209.

Peeters RP, Wouters PJ dan Kaptein E, et al. 2003. Reduced activation and increased

inactivation of thyroid hormone in tissues of critically ill patients. J Clin

Endocrinol & Metab, 88:3202-11

Pirson I, Coulonval K, Lamy F dan Dumont JE. 1996. C-myc expression is controlled by

the mitogenic cAMP-cascade in thyrocytes. J Cell Physiol, 168: 59-70.

Pohl V, Abramowicz M, Vassart G, Dumont JE dan Roger PP. 1993. Thyroperoxidase

mRNA in quiescent and proliferating thyroid epithelial cells: expression and

subcellular localization studied by in situ hydridization. European Journal of Cell

Biology, 62: 94-104

Rabin CW, Hopper AO dan Job L. 2002. Incidence of low free T4 values in premature

infants as determined by direct equilibrium dialysis. J Perinatol, 24: 640.

Reuse S, Pirson I dan Dumont JE. 1991. Differential regulation of protooncogenes c-jun

and jun D expressions by protein tyrosine kinase, protein kinase C, and cyclic-

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
91

AMP mitogenic pathways in dog primary thyrocytes: TSH and cyclic-AMP

induce proliferation but downregulate C-jun expression. Expzerimental Cell

Research, 196: 210-5.

Roger PP, Taton M, Van Sande J dan Dumont JE. 1988. Mitogenic effects of thyrotropin

and adenosine 3′,5’monophosphate in differentiated normal human thyroid cells

in vitro. J Clin Endocrinol Metab, 66: 1158-65

Roger PP dan Dumont JE. 1984. Factors controlling proliferation and differentiation of

canine thyroid cells cultured in reduced serum conditions: effects of thyrotropin,

cyclic AMP and growth factors. Molecular and Cellular Endocrinology, 36: 79-

93.

Rose SR, Brown RS dan Foley T, et al. 2006. American Academy of Pediatrics; Section

on Endocrinology and Committee on Genetics, American Thyroid Association;

Public Health Committee, Lawson Wilkins Pediatric Endocrine Society. Update

of newborn screening and therapy for congenital hypothyroidism. Pediatrics.

117:2290–303

Rosenberg HK dan Kessler A. 2008. Sonography of the pediatric neck. In: McGahan JP,

Goldberg BB, editors. Diagnostic ultrasound. 2nd edition. New York, Informa

Health Inc.pp. 169

Saji M, Akamizu T dan Sanchez M. 1992. Regulation of thyrotropin receptor gene

expression in rat FRTL-5 thyroid cells. Endocrinology,130: 520-33

Salim FA dan Varma SK. 2014. Congenital Hypothyroidism and the Importance of

Universal Newborn Screening. Indian J Pediatr, 81: 53–7.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
92

Selva KA, Harper A, Downs A, Blasco PA dan Lafranchi SH. 2005. Neurodevelopmental

outcomes in congenital hypotiroidism: comparison of initial T4 dose and time to

reach target T4 and TSH. J pediatr, 147: 775-80.

Selva KA, Mandel SH, Rien L, Sesser D, Miyahira R dan Skeels M, et al. 2002. Initial

treatment dose of L-thyroxine in congenital hypotiroidism. J pediatr, 141: 786-92.

Soneda A, Adachi A, Muroya K, Asakura Y, Yamagami Y dan Hirahara F. 2014. Overall

usefulness of newborn screening for congenital hypothyroidism by using free

thyroxine measurement. Endocrine Journal, 61:1025-30

Stockigt J. 2001. Clinical Strategies in the Testing of Thyroid Function. www.

thyroidmanager.org.

Supakul N, Delaney LR dan Siddiqui AR, et al. 2012. Ultrasound for primary imaging of

congenital hypothyroidism. AJR Am J Roentgenol, 199:360

Takashima S, Nomura N dan Tanaka H. 1995. Congenital hypothyroidism: assessment

with ultrasound. AJNR, 16: 1117.

Takasu N, Komiya I dan Nagasawa Y. 1990. Stimulation of porcine thyroid cell

alkalinization and growth by EGF, phorbol ester, and diacylglycerol. Am J

Physiol, 258:445-50

Tamar S dan Robert R. 2010. Update on some aspects of neonatal thyroid disease. J Clin

Res Pediatr Endocrinol, 2: 95–9.

Tanaka K, Shimizu T , Hosaka A , Tokita A , Shiga S dan Yamashiro Y. 2007. Serum

free t4 and thyroid stimulating hormone levels in preterm infants and relationship

between these levels and respiratory distress syndrome. Pediatr Inter, 49: 447–51

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
93

Taylor PN, Iqbal A dan Minassian C, et al. 2014 Falling threshold for treatment of

borderline elevated thyrotropin levels-balancing benefits and risks: evidence from

a large community-based study. JAMA Intern Med, 174: 32-9.

Thorpe-Beeston JG, Nicolaides KH dan McGregor AM. 1992. Fetal thyroid function.

Thyroid, 2: 207.

Uyttersprot N, Allgeier A dan Baptist M. 1997. The cAMP in thyroid. From the TSH

receptor to mitogenesis and tumorigenesis. In: Corbin J, Francis S, editors. Signal

Transduction in Health and Disease, Advances in Second Messenger and

Phosphorylation Research. Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers, pp. 125-

40.

Vade A, Gottschalk ME dan Yetter EM, et al. 1997. Sonographic measurements of the

neonatal thyroid gland. J Ultrasound Med, 16:395.

Van Keymeulen A, Dumont JE dan Roger PP. 2000. TSH induces insulin receptors that

mediate insulin costimulation of growth in normal human thyroid cells. Biochem

Biophys Research Comm, 279: 202-7

Van Vliet G dan Polak M. 2007. Thyroid Disorders in Infancy. in: Lifshitz F, ed.Pediatric

Endocrinology. 5th edition. New York: Informa Healthcare. pp. 391-401.

Van Wassenaer AG, Kok JH, Briët JM, van Baar AL dan de Vijlder JJ. 1997. Thyroid

function in preterm newborns; is T4 treatment required in infants < 27 weeks'

gestational age? Exp Clin Endocrinol Diabetes, 105:12–18.

Warner M dan Beckett GJ. 2010. Mechanisms behind the non-thyroidal illness syndrome:

an update. Journal of Endocrinology. 205:1–13

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
94

Williams FL, Ogston SA, Van TH, Visser TJ dan Hume R. 2005. Serum thyroid

hormones in preterm infants: associations with postnatal illnesses and drug usage.

J Clin Endocrinol Metab, 90: 5954–63.

Woo HC, Lizarda A, dan Tucker R, et al. 2011. Congenital hypothyroidism with a

delayed thyroid-stimulating hormone elevation in very premature infants:

incidence and growth and developmental outcomes. J Pediatr. 158:538-42.

Yao D, He X dan Yang RL. 2011. Sonographic measurement of thyroid volumes in

healthy Chinese infants aged 0 to 12 months. J Ultrasound Med, 30: 895.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN TYHROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 1

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 2
INFORMASI SUBYEK STUDI UNTUK
PERSETUJUAN
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.
SOETOMO
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164
SURABAYA 60286

Judul : Perbandingan antara TSH, FT4 dan volume kelenjar tiroid


antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan dalam
skrining hipotiroid kongenital bayi baru lahir
Peneliti Utama : Novi Rahayu Arianti, dr
Pembimbing : Dr. Risa Etika, dr., SpA(K)

Muhammad Faizi, dr., SpA (K)


Martono Tri Utomo, dr., SpA(K)
Budiono, dr., M.Kes
Dr. Hartono, dr., Sp. PK (K), MQIH
Dr. Anggraini Dwi Sensusiati, dr. Sp Rad (K)
Alamat : Departemen/ SMF Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo
Jl. Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya

Formulir ini memberi anda informasi tentang manfaat dan resiko bila anak anda
mengikuti penelitian ini. Proses ini dikenal sebagai memberi persetujuan (informed
consent). Bila anak anda ikut serta dalam studi, anda diminta menandatangani formulir ini.
Sebelum anak anda mengikuti studi ini maupun setiap saat selama masa studi anda berhak
menanyakan pendapat kedua tentang perawatan anak anda dari dokter lain yang tak terlibat

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dari studi ini. Keikutsertaan anak anda dalam studi ini bukanlah suatu hal yang bersifat
wajib.
Pada formulir ini bila ada kata-kata yang tidak anda mengerti, silahkan langsung
ditanyakan kepada peneliti untuk memperoleh kejelasan.

Latar Belakang

Bayi yang menderita hipotiroid mengalami berbagai gangguan post natal termasuk

keterbelakangan mental, tuli dan spastisitas. (de Escobar et al., 2004, Glinoer et al., 2007)

Hipotiroid kongenital merupakan penyebab retardasi mental yang dapat diobati

(LaFranchi, 2007). Penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara waktu terapi dan

outcome, termasuk hubungan antara intelligence quotient (IQ) dan usia saat terdiagnosis

(LaFranchi, 2007)

Gejala klinis HK sering sekali tidak terlihat sehingga banyak bayi tidak terdiagnosis

saat lahir. (LaFranchi, 2007) Penggunaan Thyroid stimulating hormone (TSH) merupakan

tes lini pertama dari fungsi tiroid. Kelemahan utama dari pendekatan ini adalah

kemungkinan tidak terdeteksinya hipotiroidisme sekunder (konsentrasi immunoreaktif

serum TSH normal) dan konsentrasi TSH yang abnormal dengan tanpa adanya disfungsi

tiroid, terutama pada pasien dengan penyakit kritis. (Stockigt, 2011) Free thyroxine (FT4)

sebagai sistem skrining dapat mengidentifikasi HK transien dan HK sekunder dengan

peningkatan TSH yang terlambat (Soneda et al., 2014) Penilaian definitif status tiroid

membutuhkan analisa serum TSH dan FT4 yang valid dengan interpretasi berdasarkan

pada hubungan antara dua nilai tersebut (de Zegger et al.,1992; Vincent et al., 2002;

Stockigt, 2011)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TSH mempunyai banyak pengaruh pada sel tiroid. Sebagian besar diperantarai

melalui sistem G protein-adenilil siklase-cAMP. TSH merangsang proliferasi sel kelenjar

tiroid secara langsung serta mempertahankan ekspresi diferensiasi yang kemudian akan

dievaluasi oleh NIS atau dengan thyroperoxidase dan TSH menginduksi konten

tiroglobulin mRNA atau transkripsi nuklir. Konsentrasi TSH yang diperlukan untuk

merangsang ekspresi diferensiasi lebih rendah dibandingkan untuk proliferasi sel.( Roger,

1988)

Ultrasonografi merupakan metode yang mudah digunakan dan penting umtuk

menentukan kelainan kelenjar tiroid, letak anatomi, volume, konfigurasi dan tekstur

jaringan. (Rossenberg, 2009; Chang et al., 2009). Penelitian oleh Freire, 2014 rerata

volume kelenjar tiroid bayi cukup bulan eutiroid adalah 1 ml (SD = 0,28, 95% confidence

interval, 0.95–1.03 ml), nilai rasio Yasumoto 1.71 ml merupakan nilai cut off disgenesis

tiroid bayi cukup bulan dengan HK. (Freire et al., 2014).

Penelitian tentang perbandingan antara TSH, FT4 dan volume kelenjar tiroid pada

bayi baru lahir di Indonesia masih belum ada

1.2.Rumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan dalam perbandingan antara TSH, FT4 dan volume kelenjar

tiroid antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan dalam skrining hipotiroid

kongenital bayi baru lahir di RSUD Dr. Soetomo Surabaya?

1.3.Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan umum

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Untuk mengetahui perbedaan dalam perbandingan hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan

volume tiroid antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan dalam skrining

hipotiroid kongenital bayi baru lahir di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

1.3.2. Tujuan khusus

1. Untuk membandingkan TSH dan FT4 bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan

pada program skrining hipotiroid kongenital bayi baru lahir di RSUD Dr. Soetomo

Surabaya.

2. Untuk membandingkan volume kelenjar tiroid bayi kurang bulan dengan bayi

cukup bulan pada program skrining hipotiroid kongenital bayi baru lahir di RSUD

Dr. Soetomo Surabaya

1.4.Manfaat penelitian

1.4.1. Manfaat ilmiah

Mendapatkan data TSH dan FT4 serta volume kelenjar tiroid yang dapat

dimanfaatkan untuk penelitian lebih lanjut dalam rangka mencari tatalaksana medik

baru HK di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

1.4.2. Manfaat klinis

Mendapatkan data fungsi tiroid dan volume kelenjar tiroid yang akan mendukung

diagnosis dini HK di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

1.4.3. Manfaat untuk pasien

Orang tua pasien mendapatkan informasi tentang status tiroid bayi sejak dini

sehingga mendapatkan terapi lebih awal yang akan mencegah gangguan tumbuh

kembang anak.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Prosedur Pelaksanaan

• Dimintakan persetujuan orang tua kemudian ditentukan kriteria inklusi dan eksklusi.
Bayi yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan pengisian LPD, , dan pengambilan
sampel darah untuk pemeriksaan FT4 dan TSH kemudian ultrasonografi kelenjar tiroid
dengan langkah sebagai berikut:
1. Sebagai awal akan dilakukan penyuluhan kepada anda tentang penelitian ini,
kemudian dilakukan wawancara untuk pengisian Lembar Pengumpul Data
(LPD)
2. Pengambilan darah sejumlah 1-2 ml untuk pemeriksaan FT4 dan TSH akan
dilakukan di Gedung Pusat Diagnostik Terpadu untuk bayi cukup bulan dan di
ruang perawatan intensif neonatus IRD untuk bayi kurang bulan kemudian
sampel darah akan dikirim ke laboratorium Patologi Klinis.
3. Pengambilan darah dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dengan prosedur
pengambilan darah yang sudah di tetapkan oleh RSUD dr. Sutomo dan
pemberian EMLA untuk mengurangi resiko nyeri pada bayi.
4. Pemeriksaan USG tiroid akan dilakukan di dua tempat yaitu di Gedung Pusat
Diagnostik Terpadu untuk bayi cukup bulan dan ruang perawatan intensif
neonatus IRD untuk bayi kurang bulan
5. Pemeriksaan USG tiroid menggunakan Vivid Q ultrasound scanner (GE
Medical Systems, Milwaukee, WI) dilengkapi dengan transduser linear array 6-
13 MHz panjang 4-cm akan dilakukan oleh satu orang residen radiologi senior
yang terlatih dibawah bimbingan dokter spesialis radiologi sesuai prosedur
pelaksanaan pemeriksaan ultrasonografi tiroid pada bayi.

6. Prosedur penelitian :

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

• Setiap data yang didapat dicatat pada Lembar Pengumpul Data (LPD) untuk diolah
lebih lanjut.
Biaya Keikutsertaan Dalam Uji Klinis
Seluruh biaya pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan darah pada pelaksanaan
studi ini dibiayai oleh peneliti.
Resiko yang mungkin timbul

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Resiko yang mungkin timbul pada saat dilakukan pemeriksaan yaitu: perdarahan dan

bengkak di tempat lokasi pengambilan darah dan penurunan suhu pada saat di lakukan

pemeriksaan USG kelenjar tiroid

Tindak lanjut jika terjadi insiden saat dilaksanakan penelitian

• Jika terjadi resiko yang tersebut diatas maka dilakukan: bebat tekan pada tempat

perdarahan, penghentian pemeriksaan USG dan bayi di hangatkan.

• Jika terdapat hasil TSH > 40μU/mL pada usia lebih dari 14 hari maka akan diberikan

terapi levothyroxin

Informasi dan Kerahasiaan


Semua catatan kesehatan anak anda yang diperoleh selama studi ini akan dijamin
kerahasiaan. Informasi yang akan digunakan untuk kepentingan analisa data, publikasi di
jurnal/pertemuan ilmiah, atau untuk kepentingan pihak lain yang berhubungan dengan
studi ini hanya boleh disampaikan dalam bentuk nama inisial, sedangkan nama aslinya
hanya diketahui oleh dokter peneliti. Anda boleh melihat dan mengkopi informasi
kesehatan anak anda, termasuk hasil pemeriksaan laboratorium.
Informasi Perkembangan Penyakit Selama Studi
Anda berhak dan dianjurkan untuk bertanya tentang uji klinik ini setiap saat. Jika
anda mempunyai pertanyaan mengenai uji klinik atau anak anda mengalami gangguan
yang menurut anda berhubungan dengan uji klinik, maka anda bisa menghubungi dr. Novi
Rahayu Arianti secara langsung atau melalui nomor telepon 082231346985. Jika dalam
pemeriksaan fungsi tiroid didapatkan nilai TSH lebih dari 40μUnit maka bayi akan
mendapatkan terapi Levothyroxin untuk mencegah gangguan tumbuh kembang
selanjutnya
Hak untuk menolak menjadi subyek penelitian
Anda berhak untuk menolak mengikuti penelitian dengan tidak memberikan tanda
tngan persetujuan informed consent dalam penelitian ini.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Subyek dapat dikeluarkan dari penelitian


Bila anda tidak mentaati instruksi yang diberikan oleh peneliti, anda dapat
dikeluarkan dari setiap saat dari penelitian ini.
Penarikan Kembali dalam Uji Klinik
Partisipasi anda dalam uji klinik ini adalah sukarela. Anda setiap saat dapat
memutuskan untuk tidak melanjutkan keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa memperoleh
sangsi apapun dari institusi studi maupun dari dokter.

Surabaya,
Yang menerima penjelasan Yang memberi penjelasan

_____________________ _____________________

Saksi 1 (………..……………………)

Saksi 2 (……………………………)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 3

FORM INFORMED CONSENT

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164
SURABAYA 60286

LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (Informed consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :……………………………………………………………………
Umur :……………………………………………………………………
Alamat :……………………………………………………………………
Tlp / Email…………………………………………………………………
Fakultas / Instansi…………………………………………………………
Sesudah mendengarkan penjelasan yang diberikan dengan ini memberikan :
PERSETUJUAN
Mengikuti penelitian sebagai subyek penelitian dengan judul penelitian
“ Perbandingan antara TSH, FT4 dan volume kelenjar tiroid antara bayi kurang bulan
dengan bayi cukup bulan dalam skrining hipotiroid kongenital bayi baru lahir ”
Semua pembiayaan dalam penelitian ini ditanggung oleh peneliti dan sewaktu-waktu saya
berhak mengundurkan diri.
Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Surabaya, …………………………

Yang Membuat Pernyataan

(……………………………)
Saksi 1 (……………………………)

Saksi 2 (…………………...............)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 4

FORM PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164
SURABAYA 60286

LEMBAR PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :……………………………………………………………………
Umur :……………………………………………………………………
Alamat :……………………………………………………………………
Tlp / Email…………………………………………………………………
Fakultas / Instansi,,,,………………………………………………………
Sesudah mendengarkan penjelasan yang diberikan dengan ini memberikan :

PERSETUJUAN

Untuk dilakukan tindakan medis berupa:PENGAMBILAN DARAH

Dengan judul penelitian: “Perbedaan rerata nilai fungsi tiroid dan volume kelenjar tiroid
bayi kurang bulan dibandingkan dengan bayi cukup bulan pada program deteksi
hipotiroid kongenital bayi baru lahir”
Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Surabaya, …………………………

Yang Membuat Pernyataan

(……………………………)
Saksi 1 (……………………………)

Saksi 2 (…………………...............)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 5

FORM PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164
SURABAYA 60286

LEMBAR PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :……………………………………………………………………
Umur :……………………………………………………………………
Alamat :……………………………………………………………………
Tlp / Email…………………………………………………………………
Fakultas / Instansi,,,,………………………………………………………
Sesudah mendengarkan penjelasan yang diberikan maka dengan ini memberikan :

PERSETUJUAN

Untuk dilakukan tindakan medis berupa: Pemeriksaan ultrasonografi kelenjar tiroid

Dengan judul penelitian: “Perbedaan rerata nilai fungsi tiroid dan volume kelenjar tiroid
bayi kurang bulan dibandingkan dengan bayi cukup bulan pada program deteksi
hipotiroid kongenital bayi baru lahir”
Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Surabaya, …………………………

Yang Membuat Pernyataan


(……………………………)
Saksi 1 (……………………………)

Saksi 2 (…………………...............)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 6

FORM PENGUNDURAN DIRI SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164
SURABAYA 60286

LEMBAR PENGUNDURAN DIRI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :……………………………………………………………………
Umur :……………………………………………………………………
Alamat :……………………………………………………………………
Tlp / Email…………………………………………………………………
Fakultas / Instansi:…………………………………………………………
Dengan ini menyatakan MENGUNDURKAN DIRI sebagai subjek penelitian

Dengan judul penelitian: “Perbedaan rerata nilai fungsi tiroid dan volume kelenjar tiroid
bayi kurang bulan dibandingkan dengan bayi cukup bulan pada program deteksi
hipotiroid kongenital bayi baru lahir”
Demikian lembar pengunduran diri ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa
paksaan.

Surabaya, …………………………

Yang Membuat Pernyataan

(………………………)
Saksi 1 (……………………………)

Saksi 2 (…………………...............)

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 7
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164
SURABAYA 60286

No rekam medis

1. Apakah bayi lahir di RSUD dr Sutomo? [Ya] [Tidak]


2. Apakah bayi lahir hidup? [Ya] [Tidak]
3. Tanggal lahir [hari / bulan / tahun]
4. Nama bayi ____________________(nama ibu jika bayi belum diberi nama)
5. Tanggal lahir [hari / bulan / tahun]
6. Jenis kelamin [L][P][?]
7. Umur hari jam (dilengkapi)
8. Tempat persalinan [Rumah] [Rumah sakit] [Klinik/ Puskesmas] [lainnya]
9. Pertolongan persalinan oleh [Dokter] [perawat atau bidan ] [dukun bayi]
10. Penimbangan saat lahir [Ya] [Tidak] Berat lahir (gram)
panjang badan (cm) lingkar kepala (cm)
11. Umur kehamilan minggu
[Cukup bulan 37-42 minggu]
[Kurang bulan < 37 minggu]
[Lebih bulan, >42 week]
Hasil pemeriksaan laboratorium [hari / bulan / tahun]
Thyroid stimulating Hormon (TSH) μU/mL
Free thyroxine (FT4) μU/mL
Hasil Ultrasonografi kelenjar tiroid [hari / bulan / tahun]
Volume kelenjar tiroid ml

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 8

Notes

Output Created 17-JAN-2018 01:08:03

Comments

Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>
Input
Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 128

User-defined missing values for dependent


Definition of Missing
variables are treated as missing.

Missing Value Handling


Statistics are based on cases with no
Cases Used missing values for any dependent variable
or factor used.

EXAMINE VARIABLES=umurkehamilan
BY kelumur2

/PLOT BOXPLOT STEMLEAF

/COMPARE GROUPS

Syntax
/STATISTICS DESCRIPTIVES

/CINTERVAL 95

/MISSING LISTWISE

/NOTOTAL.

Resources Processor Time 00:00:00.55

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Elapsed Time 00:00:00.87

Kel umur2

Case Processing Summary

kelumur2 Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Aterm 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%

late preterm 16 100.0% 0 0.0% 16 100.0%


umurkehamilan
moderate preterm 14 100.0% 0 0.0% 14 100.0%

very preterm 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%

Descriptives

kelumur2 Statistic Std. Error

Mean 38.05 .148

Lower Bound 37.75


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 38.35
umurkehamilan Aterm
5% Trimmed Mean 38.00

Median 38.00

Variance .925

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Std. Deviation .962

Minimum 37

Maximum 40

Range 3

Interquartile Range 1

Skewness .766 .365

Kurtosis -.179 .717

Mean 34.06 .063

Lower Bound 33.93


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 34.20

5% Trimmed Mean 34.01

Median 34.00

Variance .063

late preterm Std. Deviation .250

Minimum 34

Maximum 35

Range 1

Interquartile Range 0

Skewness 4.000 .564

Kurtosis 16.000 1.091

moderate preterm Mean 32.21 .155

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lower Bound 31.88


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 32.55

5% Trimmed Mean 32.24

Median 32.00

Variance .335

Std. Deviation .579

Minimum 31

Maximum 33

Range 2

Interquartile Range 1

Skewness .028 .597

Kurtosis .209 1.154

Mean 29.25 .329

Lower Bound 28.53


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 29.97

5% Trimmed Mean 29.22

very preterm Median 29.00

Variance 1.295

Std. Deviation 1.138

Minimum 28

Maximum 31

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Range 3

Interquartile Range 2

Skewness .305 .637

Kurtosis -1.265 1.232

Umur kehamilan

Explore

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Notes

Output Created 17-JAN-2018 01:33:30

Comments

Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>
Input
Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 128

User-defined missing values for dependent


Definition of Missing
variables are treated as missing.

Missing Value Handling


Statistics are based on cases with no
Cases Used missing values for any dependent variable
or factor used.

EXAMINE VARIABLES=FT4 TSH


volumetiroid BY kelumur2 kelumur

/PLOT BOXPLOT STEMLEAF

/COMPARE GROUPS
Syntax
/STATISTICS DESCRIPTIVES

/CINTERVAL 95

/MISSING LISTWISE

/NOTOTAL.

Processor Time 00:00:02.55


Resources
Elapsed Time 00:00:03.17

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kelumur2

Case Processing Summary

kelumur2 Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

aterm 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%

late preterm 16 100.0% 0 0.0% 16 100.0%


FT4
moderate preterm 14 100.0% 0 0.0% 14 100.0%

very preterm 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%

aterm 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%

late preterm 16 100.0% 0 0.0% 16 100.0%


TSH
moderate preterm 14 100.0% 0 0.0% 14 100.0%

very preterm 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%

aterm 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%

late preterm 16 100.0% 0 0.0% 16 100.0%


volumetiroid
moderate preterm 14 100.0% 0 0.0% 14 100.0%

very preterm 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%

Descriptives

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kelumur2 Statistic Std. Error

Mean 1.5412 .11764

Lower Bound 1.3037


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 1.7788

5% Trimmed Mean 1.4937

Median 1.4200

Variance .581

aterm Std. Deviation .76241

Minimum .37

Maximum 3.96

Range 3.59
FT4
Interquartile Range .94

Skewness .957 .365

Kurtosis 1.454 .717

Mean 1.6619 .21290

Lower Bound 1.2081


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 2.1157

late preterm 5% Trimmed Mean 1.6621

Median 1.5200

Variance .725

Std. Deviation .85158

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Minimum .32

Maximum 3.00

Range 2.68

Interquartile Range 1.51

Skewness .262 .564

Kurtosis -1.074 1.091

Mean 1.3311 .25916

Lower Bound .7712


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 1.8910

5% Trimmed Mean 1.2377

Median 1.0810

Variance .940

moderate preterm Std. Deviation .96970

Minimum .33

Maximum 4.01

Range 3.68

Interquartile Range 1.10

Skewness 1.739 .597

Kurtosis 3.808 1.154

Mean 1.3008 .30236


very preterm
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound .6353

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Upper Bound 1.9663

5% Trimmed Mean 1.2348

Median 1.1950

Variance 1.097

Std. Deviation 1.04740

Minimum .12

Maximum 3.67

Range 3.55

Interquartile Range 1.54

Skewness 1.001 .637

Kurtosis 1.008 1.232

Mean 4.8271 1.28909

Lower Bound 2.2237


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 7.4304

5% Trimmed Mean 3.4445

Median 3.1465

TSH aterm Variance 69.794

Std. Deviation 8.35428

Minimum .89

Maximum 55.00

Range 54.11

Interquartile Range 2.56

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Skewness 5.568 .365

Kurtosis 33.565 .717

Mean 4.5612 .70568

Lower Bound 3.0571


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 6.0653

5% Trimmed Mean 4.3485

Median 3.8770

Variance 7.968

late preterm Std. Deviation 2.82272

Minimum 1.19

Maximum 11.76

Range 10.57

Interquartile Range 2.92

Skewness 1.260 .564

Kurtosis 1.706 1.091

Mean 6.5355 1.13028

Lower Bound 4.0937


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 8.9773

5% Trimmed Mean 6.3660


moderate preterm
Median 6.9625

Variance 17.885

Std. Deviation 4.22910

Minimum 1.23

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Maximum 14.89

Range 13.66

Interquartile Range 6.87

Skewness .533 .597

Kurtosis -.520 1.154

Mean 4.1620 .79126

Lower Bound 2.4204


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 5.9036

5% Trimmed Mean 3.9906

Median 3.9540

Variance 7.513

very preterm Std. Deviation 2.74102

Minimum .92

Maximum 10.49

Range 9.56

Interquartile Range 3.29

Skewness 1.151 .637

Kurtosis 1.419 1.232

Mean .3471 .02140

Lower Bound .3039


volumetiroid aterm 95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound .3904

5% Trimmed Mean .3417

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Median .3300

Variance .019

Std. Deviation .13866

Minimum .06

Maximum .81

Range .75

Interquartile Range .14

Skewness .843 .365

Kurtosis 2.081 .717

Mean .2881 .01994

Lower Bound .2456


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound .3306

5% Trimmed Mean .2868

Median .2700

Variance .006
late preterm
Std. Deviation .07977

Minimum .17

Maximum .43

Range .26

Interquartile Range .13

Skewness .379 .564

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kurtosis -.761 1.091

Mean .2900 .03384

Lower Bound .2169


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound .3631

5% Trimmed Mean .2828

Median .2650

Variance .016

moderate preterm Std. Deviation .12661

Minimum .14

Maximum .57

Range .43

Interquartile Range .21

Skewness .856 .597

Kurtosis .087 1.154

Mean .2250 .03006

Lower Bound .1588


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound .2912

very preterm 5% Trimmed Mean .2267

Median .2200

Variance .011

Std. Deviation .10414

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Minimum .06

Maximum .36

Range .30

Interquartile Range .22

Skewness -.090 .637

Kurtosis -1.257 1.232

FT4

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TSH

Volume tiroid

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kel umur

Case Processing Summary

kelumur Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

aterm 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%


FT4
prematur 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%

aterm 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%


TSH
prematur 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%

aterm 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%


volumetiroid
prematur 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%

Descriptives

Kelumur Statistic Std. Error

Mean 1.5412 .11764

Lower Bound 1.3037


95% Confidence Interval for Mean
FT4 aterm Upper Bound 1.7788

5% Trimmed Mean 1.4937

Median 1.4200

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Variance .581

Std. Deviation .76241

Minimum .37

Maximum 3.96

Range 3.59

Interquartile Range .94

Skewness .957 .365

Kurtosis 1.454 .717

Mean 1.4485 .14530

Lower Bound 1.1550


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 1.7419

5% Trimmed Mean 1.3892

Median 1.3000

Variance .887

prematur Std. Deviation .94162

Minimum .12

Maximum 4.01

Range 3.89

Interquartile Range 1.23

Skewness .851 .365

Kurtosis .379 .717

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mean 4.8271 1.28909

Lower Bound 2.2237


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 7.4304

5% Trimmed Mean 3.4445

Median 3.1465

Variance 69.794

aterm Std. Deviation 8.35428

Minimum .89

Maximum 55.00

Range 54.11

Interquartile Range 2.56

TSH Skewness 5.568 .365

Kurtosis 33.565 .717

Mean 5.1052 .52726

Lower Bound 4.0404


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 6.1701

5% Trimmed Mean 4.8532

Median 4.0240
prematur
Variance 11.676

Std. Deviation 3.41704

Minimum .92

Maximum 14.89

Range 13.97

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Interquartile Range 4.64

Skewness 1.050 .365

Kurtosis .620 .717

Mean .3471 .02140

Lower Bound .3039


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound .3904

5% Trimmed Mean .3417

Median .3300

Variance .019

aterm Std. Deviation .13866

Minimum .06

Maximum .81
volumetiroid
Range .75

Interquartile Range .14

Skewness .843 .365

Kurtosis 2.081 .717

Mean .2707 .01631

Lower Bound .2378


95% Confidence Interval for Mean
prematur Upper Bound .3037

5% Trimmed Mean .2684

Median .2600

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Variance .011

Std. Deviation .10572

Minimum .06

Maximum .57

Range .51

Interquartile Range .15

Skewness .448 .365

Kurtosis .281 .717

TSH

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Volume tiroid

Notes

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Output Created 17-JAN-2018 01:38:38

Comments

Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>
Input
Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 128

User-defined missing values are treated as


Definition of Missing
missing.

Missing Value Handling


Statistics for each test are based on all cases
Cases Used with valid data for the variable(s) used in
that test.

NPAR TESTS

Syntax /M-W= TSH BY kelumur(1 2)

/MISSING ANALYSIS.

Processor Time 00:00:00.00

Resources Elapsed Time 00:00:00.05

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.

Mann-Whitney Test

Ranks

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kelumur N Mean Rank Sum of Ranks

aterm 42 37.04 1555.50

TSH prematur 42 47.96 2014.50

Total 84

Test Statisticsa

TSH

Mann-Whitney U 652.500

Wilcoxon W 1555.500

Z -2.053

Asymp. Sig. (2-tailed) .040

a. Grouping Variable: kelumur

NPAR TESTS

/M-W= FT4 volumetiroid BY kelumur(1 2)

/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

Notes

Output Created 17-JAN-2018 01:39:11

Comments

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>
Input
Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 128

User-defined missing values are treated as


Definition of Missing
missing.

Missing Value Handling


Statistics for each test are based on all cases
Cases Used with valid data for the variable(s) used in
that test.

NPAR TESTS

/M-W= FT4 volumetiroid BY kelumur(1


Syntax
2)

/MISSING ANALYSIS.

Processor Time 00:00:00.02

Resources Elapsed Time 00:00:00.03

Number of Cases Alloweda 98304

a. Based on availability of workspace memory.

Mann-Whitney Test

Ranks

kelumur N Mean Rank Sum of Ranks

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

aterm 42 44.68 1876.50

FT4 prematur 42 40.32 1693.50

Total 84

aterm 42 49.81 2092.00

volumetiroid prematur 42 35.19 1478.00

Total 84

Test Statisticsa

FT4 volumetiroid

Mann-Whitney U 790.500 575.000

Wilcoxon W 1693.500 1478.000

Z -.819 -2.749

Asymp. Sig. (2-tailed) .413 .006

a. Grouping Variable: kelumur

Notes

Output Created 17-JAN-2018 01:39:58

Comments

Input Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 128

User-defined missing values are treated as


Definition of Missing
missing.

Missing Value Handling


Statistics for each test are based on all cases
Cases Used with valid data for the variable(s) used in
that test.

NPAR TESTS

Syntax /K-W=TSH BY kelumur2(1 4)

/MISSING ANALYSIS.

Processor Time 00:00:00.00

Resources Elapsed Time 00:00:00.03

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.

Kruskal-Wallis Test

Ranks

kelumur2 N Mean Rank

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Aterm 42 37.04

late preterm 16 46.34

TSH moderate preterm 14 54.36

very preterm 12 42.67

Total 84

Test Statisticsa,b

TSH

Chi-Square 5.815

df 3

Asymp. Sig. .121

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:
kelumur2

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Notes

Output Created 17-JAN-2018 01:51:28

Comments

Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>
Input
Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 128

User-defined missing values are treated as


Definition of Missing
missing.

Missing Value Handling


Statistics for each test are based on all cases
Cases Used with valid data for the variable(s) used in
that test.

NPAR TESTS

/K-W=volumetiroid BY kelumur2(1 4)

Syntax
/MEDIAN=volumetiroid BY kelumur2(1
4)

/MISSING ANALYSIS.

Processor Time 00:00:00.02

Resources Elapsed Time 00:00:00.03

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.

Kruskal-Wallis Test

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Ranks

kelumur2 N Mean Rank

Aterm 42 49.81

late preterm 16 39.06

volumetiroid moderate preterm 14 37.64

very preterm 12 27.17

Total 84

Test Statisticsa,b

Volumetiroid

Chi-Square 9.403

df 3

Asymp. Sig. .024

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: kelumur2

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Notes

Output Created 17-JAN-2018 01:54:55

Comments

Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>
Input
Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 128

User-defined missing values are treated as


Definition of Missing
missing.

Missing Value Handling


Statistics for each test are based on all cases
Cases Used with valid data for the variable(s) used in
that test.

NPAR TESTS

Syntax /M-W= volumetiroid BY kelumur2(1 2)

/MISSING ANALYSIS.

Processor Time 00:00:00.02

Resources Elapsed Time 00:00:00.02

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mann-Whitney Test

Ranks

kelumur2 N Mean Rank Sum of Ranks

aterm 42 31.83 1337.00

volumetiroid late preterm 16 23.38 374.00

Total 58

Test Statisticsa

volumetiroid

Mann-Whitney U 238.000

Wilcoxon W 374.000

Z -1.707

Asymp. Sig. (2-tailed) .088

a. Grouping Variable: kelumur2

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

notes

Output Created 17-JAN-2018 01:55:27

Comments

Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>
Input
Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 128

User-defined missing values are treated as


Definition of Missing
missing.

Missing Value Handling


Statistics for each test are based on all cases
Cases Used with valid data for the variable(s) used in
that test.

NPAR TESTS

Syntax /M-W= volumetiroid BY kelumur2(1 3)

/MISSING ANALYSIS.

Processor Time 00:00:00.02

Resources Elapsed Time 00:00:00.07

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mann-Whitney Test

Ranks

kelumur2 N Mean Rank Sum of Ranks

Aterm 42 30.42 1277.50

volumetiroid moderate preterm 14 22.75 318.50

Total 56

Test Statisticsa

volumetiroid

Mann-Whitney U 213.500

Wilcoxon W 318.500

Z -1.524

Asymp. Sig. (2-tailed) .127

a. Grouping Variable: kelumur2

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

NPar Tests

Notes

Output Created 17-JAN-2018 01:55:59

Comments

Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>
Input
Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 128

User-defined missing values are treated as


Definition of Missing
missing.

Missing Value Handling


Statistics for each test are based on all cases
Cases Used with valid data for the variable(s) used in
that test.

NPAR TESTS

Syntax /M-W= volumetiroid BY kelumur2(1 4)

/MISSING ANALYSIS.

Processor Time 00:00:00.02

Resources Elapsed Time 00:00:00.03

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mann-Whitney Test

Ranks

kelumur2 N Mean Rank Sum of Ranks

aterm 42 30.56 1283.50

volumetiroid very preterm 12 16.79 201.50

Total 54

Test Statisticsa

volumetiroid

Mann-Whitney U 123.500

Wilcoxon W 201.500

Z -2.676

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

a. Grouping Variable: kelumur2

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ONEWAY carapartus kelAS jeniskelamin kelumur2 kelberat kelberumur BY kelumur

/MISSING ANALYSIS.

Oneway

Notes

Output Created 17-JAN-2018 02:07:17

Comments

Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>
Input
Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 128

User-defined missing values are treated as


Definition of Missing
missing.

Missing Value Handling


Statistics for each analysis are based on
Cases Used cases with no missing data for any variable
in the analysis.

ONEWAY carapartus kelAS jeniskelamin


kelumur2 kelberat kelberumur BY kelumur
Syntax

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.02

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Elapsed Time 00:00:00.04

[DataSet1] C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .298 1 .298 2.904 .092

carapartus Within Groups 8.405 82 .102

Total 8.702 83

Between Groups 2.012 1 2.012 8.738 .004

kelAS Within Groups 18.881 82 .230

Total 20.893 83

Between Groups .190 1 .190 .766 .384

jeniskelamin Within Groups 20.381 82 .249

Total 20.571 83

Between Groups 76.190 1 76.190 226.207 .000

kelumur2 Within Groups 27.619 82 .337

Total 103.810 83

Between Groups 32.190 1 32.190 58.166 .000


kelberat
Within Groups 45.381 82 .553

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU


IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Total 77.571 83

Between Groups .298 1 .298 .914 .342

kelberumur Within Groups 26.690 82 .325

Total 26.988 83

KARYA AKHIR PERBANDINGAN THYROID… NOVI RAHAYU

Anda mungkin juga menyukai