Peneliti:
Pembimbing:
KATA PENGANTAR
Hasil dari program skrining bayi baru lahir di beberapa negara menunjukkan
bahwa insiden hipotiroid kongenital (HK) lebih tinggi pada bayi lahir kurang bulan
dan berat lahir rendah (BBLR) dibandingkan dengan bayi cukup bulan karena
gangguan perkembangan aksis hipotalamus. Prevalensi pada bayi berat lahir sangat
rendah (VLBW) bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 g adalah 1 dari 400 kasus,
secara signifikan lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan (1 dari 4000 kasus); Namun,
hanya sepertiga dari bayi-bayi ini dapat didiagnosis dengan menggunakan program
skrining. Oleh karena itu, penting untuk melakukan skrining pada bayi kurang bulan,
pada bayi baru lahir di beberapa negara sangat terbatas sehingga menyebabkan
Penelitian tentang perbandingan antara TSH, FT4 dan volume kelenjar tiroid
pada bayi baru lahir di Indonesia masih belum ada. Hasil penelitian diharapkan dapat
bayi baru lahir dan diharapkan juga menjadi masukan bagi lembaga pembuat
Penulis
Segala puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT. Atas segala kekuatanNya-lah
penelitian ini dapat terlaksana dan terselesaikan. Terima kasih dan penghargaan
Yang sangat saya hormati, para orang tua pasien dan keluarganya, yang terlibat
dalam penelitian ini dan telah memberikan sumbangsih besar bagi penelitian ini dan
bagi keilmuan.
Yang sangat saya hormati guru-guru saya, Muhammad Faizi, dr., SpA (K), Nur
Rochmah, dr.,SpA(K), Dr. Risa Etika, dr., SpA(K) demikian pula Dr. Hartono,
dr., Sp. PK (K), MQIH, Dr. Anggraini Dwi Sensusiati, dr. Sp Rad (K) dan
Budiono, dr., M.Kes untuk semua kepercayaan, bimbingan, dan petunjuk dalam
Ahmad Suryawan, dr., SpA(K), dr. Agus Hariyanto SpA(K) dan Dr. Alpha
Fardah Athiyyah, dr., SpA(K) selaku tim penguji atas masukan, saran dan kritik
Para sejawat penelitian saya Tim perawat RSUD dr. Sutomo, yang sangat
berperan dalam pelaksanaan penelitian ini, suatu pengalaman kerja sama lapangan
Yang sangat saya sayangi, suami dan anak-anak Slamet Riyadi, Cakra Dharma,
Titah Kasih dan Kusuma Ayu, untuk semua dukungan, kasih dan doa.
Kesempatan memiliki dan bertumbuh bersama kalian adalah anugerah terbaik dalam
hidup saya.
Orangtua yang saya hormati almarhum bapak Minari dan ibu Sri Sulistyawati,
kakak saya Novan Basuki Arianto dan adik saya Ragil Sugeng Dewantoro atas
semua bantuan, dukungan dan doa hingga pendidikan keahlian ini terselesaikan.
Dr. dr. Mahrus A Rachman, SpA(K) selaku Ketua Program Studi (KPS) Program
Pendidikan Spesialis 1 Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/ RSUD Dr. Soetomo; dr.
FK Unair/ RSUD Dr. Soetomo; dan Dr. dr Irwanto SpA(K) selaku koordinator
RSUD Dr Soetomo yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu atas semua
dan duka selama menempuh pendidikan spesialis anak, terlebih rekan PPDS Ilmu
Kesehatan Anak se-angkatan saya, Deasy Fiasry, Arda Pratama, Dhini Karunia,
Adalah harapan saya bahwa penelitian ini dapat memberikan manfaat. Semoga
Penulis
RINGKASAN
Hasil dari program skrining bayi baru lahir di beberapa negara menunjukkan
bahwa insiden hipotiroid kongenital (HK) lebih tinggi pada bayi lahir kurang bulan
dan berat lahir rendah (BBLR) dibandingkan dengan bayi cukup bulan karena
gangguan perkembangan aksis hipotalamus. Prevalensi pada bayi berat lahir sangat
rendah (VLBW) bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 g adalah 1 dari 400 kasus,
secara signifikan lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan (1 dari 4000 kasus); Namun,
hanya sepertiga dari bayi-bayi ini dapat didiagnosis dengan menggunakan program
skrining. Oleh karena itu, penting untuk melakukan skrining pada bayi kurang bulan,
Amerika Utara, Eropa Barat dan Jepang disebabkan oleh kelainan perkembangan
kelenjar tiroid (tiroid disgenesis). Disgenesis tiroid dapat menyebabkan tidak adanya
jaringan tiroid (agenesis) atau parsial (hipoplasia) yang sering disertai dengan
kegagalan untuk migrasi ke leher (ektopi). Penelitian tentang volume kelenjar tiroid
dengan metode ultrasonografi (USG) pada bayi baru lahir di beberapa negara sangat
Subyek penelitian dalam penelitian ini terdiri atas 84 Bayi baru lahir diambil
secara total consecutive sampling untuk pemeriksaan fungsi dan volume tiroid
kemaknaan (), digunakan 5%. Semiua bayi dikelompokkan menjadi 42 bayi cukup
bulan dan 42 bayi kurang bulan. Rerata TSH bayi cukup bulan 4,83 + 8,35 mU/L
(95% CI 2,3-7,4 mU/L, p 0,04) dan bayi kurang bulan 5,10 + 4,02 mU/L (95% CI
4,04-6,17 mU/L, p 0,04). Rerata FT4 bayi cukup bulan 1,54 + 0,76 ng/dL (95% CI
1,30-1,77 ng/dL, p 0,41) bayi kurang bulan 1,45 + 0,94 ng/dL (95% CI 1,15-1,74
ng/dL, p 0,41). Rerata volume kelenjar tiroid bayi cukup bulan 0,34 + 0,14 ml (95%
CI 0,3-0,39 ml, p 0,006) sedangkan bayi kurang bulan 0,27 + 0,1 ml (95% CI 0,23-
0,30 ml , p 0,006)
Didapatkan perbedaan bermakna rerata TSH dan volume tiroid bayi cukup
SUMMARY
infants weighing less than 1500 g was 1 in 400 cases, significantly higher than in term
infants (1 in 4000 cases); However, only a third of these infants can be diagnosed
using a screening program. Therefore, it is important to screen for infants less than
North America, Western Europe and Japan are caused by developmental disorders of
the thyroid gland (thyroid dysgenesis). Thyroid dysgenesis can result in the absence
failure to migrate to the neck (ectop). Research on the volume of the thyroid gland by
The subjects of the study in this study consisted of 84 Newborns were taken in
total consecutive sampling for functional examination TSH, FT4 and thyroid volume
significance level (), used 5%. There were 42 term and 42 preterm babies. Mean
TSH of term infant 4.83 + 8.35 mU/L (95% CI 2,3-7,4 mU/L, p 0,04) and preterm
infant 5,10 + 4,02 mU/L ( 95% CI 4.04-6.17 mU/L, p 0.04). Mean FT4 of term infant
1.54 + 0.76 ng/dL (95% CI 1.30-1.77 ng/dL, p 0.41) preterm infants 1.45 + 0.94
ng/dL (95 % CI 1.15-1.74 ng / dL, p 0.41). The average volume of term infant's
thyroid gland was 0.34 + 0.14 ml (95% CI 0.3-0.39 ml, p 0.006) and preterm infant
There were significant difference of mean TSH and thyroid volume of term and
preterm infant
ABSTRAK
Latar belakang; Insiden hipotiroid kongenital (HK) lebih tinggi pada bayi lahir
kurang bulan dan berat lahir rendah (BBLR) dibandingkan dengan bayi cukup bulan
karena gangguan perkembangan aksis hipotalamus. Sepertiga dapat didiagnosis
dengan program skrining yang sangat penting untuk mencegah dan meminimalkan
kerusakan tumbuh kembang. Metode pencitraan, seperti ultrasound membantu
menentukan anatomi dan fungsi kelenjar tiroid. Penelitian tentang volume kelenjar
tiroid dengan USG sangat terbatas sehingga menyebabkan kegagalan dalam
penentuan standar ukuran tiroid normal bayi baru lahir.
Tujuan: Mengetahui perbandingan hasil TSH, FT4 dan volume tiroid antara bayi
kurang bulan dengan bayi cukup bulan
Metode: Bayi baru lahir diambil secara total consecutive sampling untuk pemeriksaan
fungsi dan volume tiroid dikelompokkan menjadi dua kelompok bayi cukup dan
kurang bulan. Variabel independen dianalisa menggunakan uji Mann-whitney tingkat
kemaknaan (), digunakan 5%
Hasil: 84 bayi baru lahir 42 bayi cukup bulan dan 42 bayi kurang bulan. Rerata TSH
bayi cukup bulan 4,83 + 8,35 mU/L (95% CI 2,3-7,4 mU/L, p 0,04) dan bayi kurang
bulan 5,10 + 4,02 mU/L (95% CI 4,04-6,17 mU/L, p 0,04). Rerata FT4 bayi cukup
bulan 1,54 + 0,76 ng/dL (95% CI 1,30-1,77 ng/dL, p 0,41) bayi kurang bulan 1,45 +
0,94 ng/dL (95% CI 1,15-1,74 ng/dL, p 0,41). Rerata volume kelenjar tiroid bayi
cukup bulan 0,34 + 0,14 ml (95% CI 0,3-0,39 ml, p 0,006) sedangkan bayi kurang
bulan 0,27 + 0,1 ml (95% CI 0,23-0,30 ml , p 0,006),
Kesimpulan: Didapatkan perbedaan bermakna rerata TSH dan volume tiroid bayi
cukup bulan dan kurang bulan
Kata kunci: bayi baru lahir, TSH, FT4, volume kelenjar tiroid
ABSTRACT
Background; Incidence of congenital hypothyroidism (HK) is higher in underweight
and low birth weight (BBLR) compared with term infants due to impaired
development of the hypothalamic axis. One-third can be diagnosed with screening
program to prevent and minimize growth and development damage. Imaging
methods, such as ultrasound, help determine the anatomy and function of the thyroid
gland. Research of the thyroid gland with ultrasound is so limited that it leads to
failure in the determination of standard normal thyroid size of newborns.
Objective: To compare TSH, FT4 and thyroid volume between term and preterm
infants
Methods: Newborns taken in total consecutive sampling for TSH, FT4 and thyroid
volume are grouped into term and preterm infants. The independent variables were
analyzed using Mann-whitney test of significance level (), used 5%
Outcome: 84 newborns of 42 term and 42 preterm babies. Mean TSH of term infant
4.83 + 8.35 mU/L (95% CI 2,3-7,4 mU/L, p 0,04) and preterm infant 5,10 + 4,02
mU/L ( 95% CI 4.04-6.17 mU/L, p 0.04). Mean FT4 of term infant 1.54 + 0.76 ng/dL
(95% CI 1.30-1.77 ng/dL, p 0.41) preterm infants 1.45 + 0.94 ng/dL (95 % CI 1.15-
1.74 ng / dL, p 0.41). The average volume of term infant's thyroid gland was 0.34 +
0.14 ml (95% CI 0.3-0.39 ml, p 0.006) and preterm infant 0.27 + 0.1 ml (95% CI 0.23
-0.30 ml, p 0.006)
Conclusion: There were significant difference of mean TSH and thyroid volume of
term and preterm infant
Keywords: newborn, TSH, FT4, thyroid gland volume
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul……………………………………………………………………… i
Lembar pengesahan………………………………………………………………. ii
Kata pengantar…………………………………………………………………….. iv
Ucapan terimakasih………………………………………………………………. v
Ringkasan…………………………………………………………………………. vi
Abstrak……………………………………………………………………………. vii
Daftar tabel............................................................................................................... ix
Daftar gambar.......................................................................................................... x
Daftar lampiran…………………………………………………………………... xi
Bab I Pendahuluan
5.2 Perbandingan hasil TSH antara bayi kurang bulan dan cukup bulan…. 69
5.3 Perbandingan hasil FT4 antara bayi kurang bulan dan cukup bulan…. 71
5.4 Perbandingan volume tiroid antara bayi kurang bulan dan cukup bulan .72
Bab VI Pembahasan
6.2 Perbedaan hasil TSH antara bayi kurang bulan dan cukup bulan
6.3 Perbandingan hasil FT4 antara bayi kurang bulan dan cukup bulan
6.4 Perbandingan volume tiroid antara bayi kurang bulan dan cukup bulan
Daftar Kepustakaan
Lampiran
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.3: Nilai acuan serum Free T4 dan tirotropin pada bayi prematur
Tabel 2.4: Nilai acuan ukuran kelenjar tiroid sesuai umur (cm)………… 45
Tabel 5.1: Karakteristik subyek penelitian hasil uji fungsi tiroid TSH,
FT4 dan volume tiroid bayi kurang bulan dan cukup bulan…… 68
Tabel 5.2: Perbandingan hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan volume
kelenjar tiroid pada bayi cukup bulan dan kurang bulan………… 69
Tabel 5.3: Hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan volume tiroid pada
bayi kurang bulan dan cukup bulan …………………………… 70
Tabel 5.4: Hasil uji analisis Kruskal-Wallis…………………………….. 73
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.2. Perubahan pada TRH dan TSH janin pada pankreas,
Gambar 2.9. Pola perubahan parameter fungsi tiroid janin dan neonatal……… 36
Gambar 2.10. Level serum T4, T4 bebas, TBG, T3, reverse T3 dan TSH
Gambar 2.11. Perubahan postnatal pada T4, T4 bebas, TBG, T3, rT3
Gambar 2.17. Variabel biologis faktor pengatur utama pada tirosit manusia…. 50
Gambar 5.1. Diagram boxplot perbandingan TSH pada bayi kurang bulan
Gambar 5.2. Diagram boxplot perbandingan FT4 pada bayi kurang bulan
Gambar 5.3. Diagram boxplot perbandingan volume tiroid pada bayi kurang bulan
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
DAG : Diacylglycerol
DIT : Deiodothyrosin
GH : Growth hormone
HK : Hipotiroid kongenital
I– : Iodide
IFN : Interferon
IL1 : Interleukin1
LT-4 : Levothyroxine
PLC : Phospholipase C
T3 : Triiodotironin
T4 : Tiroksin
Tg : Thyroglobulin
BAB I
PENDAHULUAN
thyroid stimulating hormone (TSH) selama separuh akhir umur kehamilan (Fisher et al.,
2000). Serum TSH janin meningkat dari level terendah pada umur kehamilan 18 sampai
20 minggu dan mencapai nilai puncak 7 sampai 10 mU/L pada bayi cukup bulan.( de
Zegher et al., 1994). Kelenjar tiroid janin mencapai kematangan pada usia kehamilan
minggu 11-12 dan mulai mengeluarkan hormon tiroid sekitar minggu ke-16 (Obregon et
al., 2007). Konsentrasi serum tiroksin janin (T4) mulai meningkat pada pertengahan
kehamilan dan meningkat secara progresif setelah kehamilan cukup bulan. Konsentrasi
free thyroxin (FT4) meningkat progresif antara 20 dan 40 minggu. FT4 menurun pada
bayi usia kehamilan kurang dari 35 minggu (Fisher dan Grueters, 2008a)
Hasil dari program skrining bayi baru lahir di beberapa negara menunjukkan bahwa
insiden hipotiroid kongenital (HK) lebih tinggi pada bayi lahir kurang bulan dan berat
lahir rendah (BBLR) dibandingkan dengan bayi cukup bulan karena gangguan
perkembangan aksis hipotalamus. Prevalensi pada bayi berat lahir sangat rendah
(VLBW) bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 g adalah 1 dari 400 kasus, secara
signifikan lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan (1 dari 4000 kasus); Namun, hanya
sepertiga dari bayi-bayi ini dapat didiagnosis dengan menggunakan program skrining.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan skrining pada bayi kurang bulan, untuk
al, 2011)
Utara, Eropa Barat dan Jepang disebabkan oleh kelainan perkembangan kelenjar tiroid
(tiroid disgenesis). Disgenesis tiroid dapat menyebabkan tidak adanya jaringan tiroid
(agenesis) atau parsial (hipoplasia) yang sering disertai dengan kegagalan untuk migrasi
ke leher (ektopi). (Brown, 2012) Penelitian tentang volume kelenjar tiroid dengan metode
ultrasonografi (USG) pada bayi baru lahir di beberapa negara sangat terbatas sehingga
menyebabkan kegagalan dalam penentuan standar ukuran normal bayi baru lahir (Vade et
al, 1997)
Penelitian oleh Freire, 2014 rerata volume kelenjar tiroid bayi cukup bulan dengan
fungsi tiroid normal adalah 1 ml (SD = 0,28, 95% confidence interval, 0.95–1.03 ml),
nilai rasio Yasumoto 1.71 ml merupakan nilai cut off disgenesis tiroid bayi cukup bulan
dengan hipotiroid kongenital (Freire et al., 2014). Penelitian tentang perbandingan antara
TSH, FT4 dan volume kelenjar tiroid pada bayi baru lahir di Indonesia masih belum ada
1.2.Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan dalam perbandingan antara TSH, FT4 serta volume
kelenjar tiroid antara bayi kurang bulan dan bayi cukup bulan dalam skrining hipotiroid
1.3.Tujuan penelitian
Untuk mengetahui perbandingan hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan volume tiroid
antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan dalam skrining hipotiroid kongenital
1. Untuk membandingkan kadar TSH bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan
pada program skrining hipotiroid kongenital bayi baru lahir di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya.
2. Untuk membandingkan kadar FT4 bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan
pada program skrining hipotiroid kongenital bayi baru lahir di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
3. Untuk membandingkan volume kelenjar tiroid bayi kurang bulan dengan bayi
cukup bulan pada program skrining hipotiroid kongenital bayi baru lahir di RSUD
1.4.Manfaat penelitian
Mendapatkan data TSH dan FT4 serta volume kelenjar tiroid yang dapat
Mendapatkan data fungsi tiroid dan volume kelenjar tiroid yang akan mendukung
Orang tua pasien mendapatkan informasi tentang status tiroid bayi sejak dini
sehingga mendapatkan terapi lebih awal yang akan mencegah gangguan tumbuh
kembang anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hipotiroid kongenital (HK) adalah defisiensi hormon tiroid sejak lahir. Defisiensi
hormon tiroid pada umumnya disebabkan karena adanya gangguan pada proses
% disebabkan gangguan transien yang sering pada bayi kurang bulan dimana
gambaran klinis menyerupai gambaran disgenesis tiroid. (Brown dan Demmer, 2002)
tercapai pada beberapa minggu usia kelahiran sedangkan pada HK permanen akan
mengalami defisiensi hormon tiroid sepanjang usia. (Salim dan Varma, 2014). Pada
adalah disgenesis tiroid (Takashima et al., 1997; Babcock et al., 2006). Defisiensi
hipotiroid yang disebabkan karena reseptor TSH atau transduksi sinyal. Hipotiroid
hormon (TRH) dan produksi TSH. Hipotiroid transien disebabkan karena faktor
maternal atau neonatus. Faktor maternal termasuk pengobatan antitiroid, blok dari
kelebihan iodin. Sedangkan faktor neonatus termasuk defisiensi atau kelebihan iodin
neonatus, congenital liver hemangiomas dan mutasi gen. ( Mandel et al., 2000)
85% HK disebabkan karena dysgenesis tiroid yang terdiri dari 30-45% tiroid
et al., 2000). Gejala klinis HK sering sekali tidak terlihat, sehingga pada HK banyak
sekali yang tidak terdiagnosis saat lahir. (LaFranchi, 2007). Hal tersebut disebabkan
baik dengan atau tanpa gejala manifestasi sesuai HK 1:3000 hingga 1:4000. (Fisher et
al., 2000) Insiden HK bervariasi sesuai lokasi geografis. Laporan hasil skrining bayi
menunjukkan peningkatan dari 1:4094 pada tahun 1987 menjadi 1:2372 tahun 2002.
Insiden HK lebih tinggi pada ras kaukasoid dibanding ras negro. Perempuan lebih
banyak menderita HK dengan rasio 2:1, dan resiko HK lebih besar pada penderita
Penyebab peningkatan insiden tersebut masih belum jelas, namun dapat juga
beberapa negara, insiden HK di dunia lebih banyak ditemukan di Asia, Amerika ras
kulit putih dan Hispanik dan lebih sedikit pada Amerika ras kulit hitam. Sebagai
tambahan, pada program yang dilakukan di New York, insiden HK pada bayi kembar
(1:876). Usia ibu saat melahirkan (> 39 tahun) juga memiliki insiden yang lebih tinggi
(1:1328) dibanding usia ibu muda (< 20 tahun, 1:1703). Insiden HK juga lebih tinggi
pada bayi kurang bulan dibanding bayi cukup bulan. Sedangkan berdasarkan jenis
Pemeriksaan fisik HK pada umumnya disertai ikterus, muka bengkak, ubun ubun
besar yang lebar dengan sutura yang masih terbuka. Nasal bridge datar dan
pseudohypertelorism pada mata. (Faizi dan Pratono, 2008). Mulutnya sedikit terbuka
bradikardi dan perut yang besar disertai hernia umbilikalis. Pemeriksaan neurologis
menunjukkan hipotonia dengan reflek yang menurun. Kulit dingin jika disentuh dan
Spesimen yang digunakan untuk skrining HK yaitu darah yang diambil pada bayi
baru lahir usia 2-5 hari (atau saat keluar dari rumah sakit). Sebagai tambahan
beberapa program skrining menggunakan dua kali pengambilan, yaitu antara usia 2-6
minggu. Bayi baru lahir dengan hasil skrining yang tidak normal harus dikonfirmasi
kembali. Penting sekali untuk membandingkan hasil serum dengan usia bayi. Pada
beberapa hari setelah lahir, serum TSH dapat setinggi 39 mU/L dan kemudian
Bayi kurang bulan atau bayi baru lahir yang sakit disertai hipotiroid primer
dengan hasil laboratorium yang normal pada pemeriksaan yang pertama dianjurkan
peningkatan TSH meskipun hasil skrining pertama normal, yaitu sekitar 1:18000 bayi
baru lahir. ( Mandel et al., 2000) Pada hasil FT4 dan TSH yang normal, diagnosis
dengan hipotiroid transien dan tidak memerlukan terapi yang lama. Pasien harus
dievaluasi secara rutin, terutama gejala klinis seperti konstipasi dan keterlambatan
termasuk hubungan antara intelligence quotient (IQ) dan usia saat didiagnosis.
(LaFranchi, 2007)
studi yang melibatkan 47 bayi baru lahir dengan dosis l-thyroxine yang bervariasi
(ESPE) adalah 10-15 mcg/kg per day. Pada bayi cukup bulan yaitu berkisar antara
37.5-50 mcg per hari. Bayi baru lahir yang menerima l-thyroxine dengan dosis 50
mcg per hari (12-17 mcg/kg/hari) dibanding 37.5 mcg (10-15 mcg/kg/hari)
mempunyai hasil skor IQ 11 poin lebih tinggi dibanding dengan dosis awal terapi 12-
17 mcg/kg/hari. Bayi baru lahir dengan hasil serum T4 yang rendah, kurang dari
5μg/dl seharusnya diterapi dengan dosis 12-17 mcg/kg/hari. (Selva et al., 2002, 2005,
Target terapi pada HK menurut AAP hampir sama dengan ESPE, yaitu : Serum
FT4 pada kisaran angka normal pada tahun pertama kehidupan, nilai target FT4 pada
tahun pertama kehidupan yaitu 1.4 - 2.3 ng/dl, Serum TSH tetap dibawah 5 mU/L.
Dosis pemberian l-thyroxine yang tinggi berhubungan dengan skor IQ yang tinggi
pada 7 dan 8 tahun kehidupan, khususnya pada area memori verbal. Variasi serum T4
dan TSH pada awal kehidupan berhubungan dengan perubahan perkembangan mental
Hormon tiroid merupakan gen pengatur utama dalam myelinisasi dan diferensiasi
sel neuron dan sel glial yang sangat penting untuk perkembangan otak selama masa
Kelenjar tiroid janin mencapai kematangan pada usia kehamilan minggu 11-12,
mendekati akhir trimester pertama dan mulai mengeluarkan hormon tiroid sekitar
minggu ke-16.(Obregon et al., 2007) Selama periode ini, pasokan yang cukup dari
hormon tiroid ibu harus dipertahankan untuk pertumbuhan neurologis yang normal.
mental, tuli dan spastisitas. (de Escobar et al., 2004, Glinoer et al., 2007)
Hormon tiroid dan reseptor yang terkait telah ditemukan pada jaringan utama
janin yang berhubungan dengan produksi dan sekresi hormon tiroid janin pada usia
kehamilan 16-18 minggu didapatkan T4 dan T3 pada cerebral cortex manusia pada
umur kehamilan 12 minggu. (Calvo et al., 2002, Kester et al., 2004) Variasi serum T4
dan TSH pada awal kehidupan berhubungan dengan perkembangan mental dan verbal
10
Janin melakukan sekresi T4 secara aktif maka level T4 pada jaringan janin akan
sama dengan level T4 plasma yang rendah hal ini menunjukkan deiodinasi aktif tipe 3
jaringan yang berbeda, sebagai contoh level akan rendah pada liver dan plasma tetapi
tinggi pada otak dan jaringan adipose coklat. ( Obregon et al., 2007)
menjadi T3 aktif. Hal ini menunjukkan peran penting dari T3 pada proses
perkembangan dan maturasi otak. D3 juga aktif di dalam plasenta, memastikan janin
Gangguan pada setiap tahap pembentukan hormon tiroid akan menyebabkan bayi
mental, tuli dan spastisitas. (de Escobar et al., 2004, Glinoer et al., 2007)
11
Gambar 2.1. (A) menunjukkan ontogeni fungsi tiroid pada janin serta ekspresi
reseptor hormon tiroid dan enzim deiodinase selama kehamilan dan awal tahun
postnatal.
(B) titik waktu kritis selama kehamilan yang memerlukan tindakan hormon tiroid
untuk perkembangan saraf janin. Kelainan neurologis dapat dilihat jika hipotiroidisme
ibu atau janin hadir selama kehamilan.
(C) penelitian tikus, waktu dan tindakan tertentu yang tepat pentingnya hormon tiroid
pada pertumbuhan struktur neurologis dan pendengaran.
12
Dikutip dari: Bernal J, 2005. Tiroid hormones and brain development. Vitamins and
Hormones, vol.71, pp.95–122.
Gambar 2.2. Perubahan pada TRH dan TSH janin pada pankreas,hipotalamus, serum
dan pituitari selama kehamilan. Konsentrasi TRH meningkat secara progresif selama
manusia.
2.2.2 Hormonogenesis
Hormon tiroid disintesis dan disekresi oleh kelenjar tiroid diaktifkan dan
adalah molekul thyronine yang terdiri dari (tirosil atau α) cincin dalam dan cincin luar
13
menghasilkan T3 terbalik (RT3), yang secara metabolit aktif; 98% RT3 berasal dari
permukaan apikal sel folikel dengan endositosis. Tetesan koloid yang masuk akan
fagolisosom, yang kemudian akan terjadi hidrolisis Tg. MIT, DIT, T3, T4 yang bebas
dalam fagolisosom kemudian dilepaskan ke sel folikel. T3 dan T4 dilepas dengan cara
difusi dari sel folikular tiroid ke dalam kapiler darah. MIT dan DIT yang dilepas
secara deiodinasi oleh senyawa iodida deiodinase akan memasuki kembali pusat
intraseluler untuk dimanfaatkan kembali pada sintesis hormon yang baru. Deiodinasi
14
T4 yang akan menghasilkan T3 adalah sumber T3 kedua dalam tiroid. (Fisher et al.,
2008b)
(T4). T3 dibentuk dengan kopling dari satu DIT dan satu molekul MIT; kopling dua
Hormon tiroid disekresi oleh folikel yang terdiri dari dua jenis sel yang
mengelilingi inti koloid pusat. Sel-sel folikel tersebut terletak berselang seling dengan
dan memisahkannya dari pembuluh darah dan pembuluh limfatik serta saraf terminal.
teriodinasi yang berfungsi sebagai prekursor hormon tiroid dan melakukan pengaturan
penyimpanan yodium dan residu tyrosyl iodinasi. Sintesis dan sekresi hormon tiroid
sel yang sama. Yodium diubah untuk iodida dalam usus dan terkonsentrasi 20-40 kali
difasilitasi oleh transporter dikodekan oleh Pendrin (PDS), sebuah gen pada
15
Gambar 2.4. Animasi dari sel folikular tiroid menggambarkan sintesis dan sekresi
hormon tiroid. TSH mengatur melalui proses plasma reseptor membran TSH G-
protein-linked. Ikatan TSH merangsang sintesis tiroglobulin dan penyerapan sodium
iodida symporter (iodida transporter) terhadap iodida yang beredar di sirkulasi. Iodida
berdifusi dalam sitosol ke membran apikal dan diangkut ke lumen apikal oleh
Pendrin, keluarga penukar anion-bicarconate membuat iodida tersedia untuk kation
kompleks enzim organifikasi. Residu tirosin dari tiroglobulin di-iodinasi di membran
sel apikal dan dikatalisis oleh peroksidase tiroid, enzim organifikasi.
Monoiodotyrosine yang dihasilkan (MIT) dan Diiodothyrosine (DIT) residu
berpasangan membentuk iodotironins tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dalam
molekul tiroglobulin yang disimpan. TSH juga merangsang mikropinositosis tetesan
koloid dan progresif proteolisis tiroglobulin dihasilkan dalam fagolisosom. T4 dan T3
disekresikan ke dalam sirkulasi. MIT yang tidak berpasangan dan DIT yang
deiodinasi oleh deiodinase iodotyrosin (DEHAL) melepaskan iodida, yang sebagian
besar didaur ulang dalam sel folikel.
Dikutip dari: http//www.uptodate.com/contents/regulation-of- thyroid- hormone-
production.
Fisher, Grueters, 2008b. Thyroid disorders in childhood and adolescence. Dalam:
Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia, Saunders Elsevier,
p.227-54
translasi untuk mencapai struktur tersier dan kuaterner. Tg diangkut secara eksositosis
ke dalam lumen folikel (koloid) menghasilkan oksidasi I2 dan iodinasi dari residu
al., 2008),
16
pertumbuhan tiroid dan sintesa serta sekresi hormon tiroid, terutama sebagai tiroksin
17
dan sebagian kecil menjadi triiodotironin. Tiroksin (T4) dirubah secara biologis
menjadi lebih aktif 3,5,30-triiodotironin (T3) dengan adanya tambahan cincin luar
(outer ring deiodinases ORD) yang kemudian akan diekspresi pada jaringan tepi.
Kedua hormon tiroid, tiroksin dan triiodotironin, dipengaruhi oleh umpan balik
negatif dari hipotalamus dan pituitari. Hormon tiroid sulit larut dalam air dan sebagian
besar berada dalam sirkulasi sebagai T4 dan T3 yang terikat dengan plasma protein,
sebagian besar dengan tiroksin binding globulin tetapi juga dengan transtiretin
2008b; Huang et al, 2007), Dalam serum normal, 0.02% T4 dan 0.30% terdapat dalam
fraksi bebas, T3 dengan cepat tersedia dalam jaringan dan ikatan hormon yang
bertindak sebagai reservoir dari ligand yang inaktif (Larsen et al., 2003).
serta resistensi jaringan terhadap hormon tiroid dan percepatan gradasi hormon tiroid
anterior mengendalikan sintesis dan pelepasan dari TSH. (Franklin dan Shephard,
2000)
TRH juga ditemukan pada bagian lain dari hipotalamus, otak, dan medula
spinalis, di mana ia berfungsi sebagai suatu neurotransmiter. Gen untuk repro TRH
18
mengandung suatu unit transkripsi 3.3-kb yang menydani enam molekul TRH. Gen
ini juga menydani neuropeptida lain yang secara biologik kemungkinan bermakna.
Pada kelenjar hipofisis anterior, TRH berikatan dengan reseptor membran spesifik
pada tirotrop dan sel pensekresi-prolaktin, merangsang sintesis dan pelepasan TSH
Respons dari tirotrop hipofisis terhadap TRH adalah bimodal yang pertama,
merangsang pelepasan dari hormon yang disimpan; kedua, merangsang aktivitas gen,
yang meningkatkan sintesis hormon. TRH berikatan dengan reseptornya pada tirotrop
trifosfat (IP3). IP3 merangsang pelepasan dari Ca2+ intraselular, yang menyebabkan
walaupun bertanggung jawab untuk fase kedua dan bertahan dari sekresi hormon.
Peningkatan dalam Ca2+ intraselular dan kinase protein C dapat melibatkan suatu
TRH juga merangsang glikosilasi TSH, yang diperlukan untuk aktivitas biologik
penuh dari hormon ini. Dengan demikian pasien dengan tumor hipotalamus dan
hipotiroidisme kemungkinan mempunyai TSH yang terukur, yang tidak aktif secara
menginhibisi transkripsi dari gen prepro TRH dan dengan demikian pula sintesis TRH
19
hal ini juga merupakan inhibitor yang efektif dari sintesis dan sekresi TRH. ( Franklin
TRH dimetabolisir dengan cepat, dengan suatu waktu paruh hormon yang
diberikan secara intravena sekitar 5 menit. Kadar TRH plasma pada orang normal
sangat rendah, berentang dari 25 hingga 100 Pg/mL. Sekresi TSH yang dirangsang-
TRH terjadi dalam suatu cara pulsasi sepanjang 24 jam. Subjek normal mempunyai
suatu amplitudo pulsa TSH rata-rata sekitar 0,6 mU/mL dan frekuensi rerata satu
pulsa setiap 1,8 jam. Pada orang normal memperlihatkan irama sirkadian, dengan
TSH serum puncak pada malam hari, biasanya antara tengah malam dan jam 4 pagi.
Puncak ini tidak berhubungan dengan tidur, makan, atau sekresi hormon hipofisis
lain. Irama ini kemungkinan dikontrol oleh suatu "generator pulsa" neuronal
nokturnal lebih besar dibandingkan normal, dan pada pasien dengan hipertiroidisme
kedua pulsa dan peningkatan nokturnal mengalami supresi yang nyata. Pada hewan
eksperimental dan pada neonatus, paparan dengan dingin peningkatan sekresi TRH
dan TSH, tetapi hal ini tidak dijumpai pada manusia dewasa. ( Franklin dan Shephard,
2000)
20
Hormon dan obat-obatan tertentu dapat mengubah sintesis dan pelepasan TRH.
yang meningkat) dan blokade alfa-adrenergik. TRH yang diberikan secara intravena
pada manusia dengan dosis bolus 200-500 μg menimbulkan suatu peningkatan yang
cepat dari TSH serum, mencapai puncak pada sekitar 30 menit dan bertahan selama 2-
2.2.6 Tirotropin
merupakan suatu glikoprotein yang disintesis dan disekresikan oleh tirotrop dari
kelenjar hipofisis anterior. Mempunyai berat molekul sekitar 28.000 dan terdiri dari
dua subunit yang dihubungan secara kovalen, alfa dan beta. Subunit alfa lazim untuk
dua glikoprotein hipofisis lain, FSH dan LH, dan juga untuk hormon plasenta hCG;
21
subunit beta berbeda untuk setiap hormon glikoprotein dan memberikan sifat
pengikatan dan aktivitas biologik yang spesifik. Subunit alfa manusia mempunyai
suatu inti apoprotein dari 92 asam amino dan mengandung satu rantai oligosakarida (
Glikosilasi terjadi dalam retikulum endoplasma kasar dan Golgi dari tirotrop, di
mana residu glukosa, manosa, dan fukosa dan sulfat terminal atau residu asam sialik
dihubungkan dengan inti apoprotein. Fungsi dari residu karbohidrat ini tidak
secara nyata dan kecepatan bersihan metaboliknya meningkat dengan nyata ( Franklin
Lesi atau tumor destruktif dari hipotalamus atau hipofisis anterior dapat
mengganggu sekresi TRH dan TSH dengan destruksi dari sel-sel sekretori. Hal ini
berada di bawah kontrol umpan balik negatif dengan hormon tiroid yang bekerja pada
pertumbuhan dengan mengikat reseptor yang terletak pada basal membran plasma
Deksametason (dexa) adalah salah satu glukortikoid sintetis yang digunakan pada
satu diantara 10 kehamilan di Amerika, walaupun banyak bayi kurang bulan yang
22
selamat dari respratory distress syndrome (RDS) tetapi pemberian dexa ini
meyebabkan berbagai gangguan pada janin, penggunaan dexa mungkin perlu dibatasi
karena gangguan fungsi tiroid walaupun hanya terjadi sangat ringan pada saat
Penurunan plasma T4-binding globulin (TBG) atau transthyretin serta akumulasi zat
yang menurunkan kapasitas pengikatan plasma dengan hormon tiroid juga merupakan
perubahan penting kadar hormon tiroid selama penyakit kritis (Warner dan Beckett,
2010).
Salah satu penjelasan potensial untuk temuan penelitian dalam hal ini adalah
dopamin dapat menekan hipofisis pelepasan TSH dan dengan demikian berpotensi
pengumpulan sampel darah untuk pengukuran hormon tiroid. (Williams et al., 2005).
Namun, dalam mayoritas studi yang tersisa, pengukuran hormon tiroid dilakukan
tubuh sel-sel yang mengekspresikan TSH reseptor sel-sel tersebut terutama termasuk
subset sel hematopoietik pada tulang sumsum, serta monosit perifer, dendritik sel,
23
dan-limfosit T. Selanjutnya, beberapa atas sel jenis dapat menghasilkan TSH biologis
aktif yang dapat memiliki tindakan autokrin dan parakrin, yang mendapat pengaruh
sistemik. Ulasan mengenai hubungan antara tiroid fungsi dan sepsis atau syok septik
dapat diekstrapolasi dengan jenis lain dari penyakit kritis. beberapa inflamasi sitokin,
seperti IL1b, IL6, dan TNF-a, dapat menekan, melalui jalur langsung atau tidak
langsung, fungsi tiroid di tingkat yang berbeda (McIver dan Gorman, 1997). Pada
kritis lain. Dalam hal ini, tingkat dasar tiroid hormon, termasuk T4, T3, dan TSH,
dapat secara substansial lebih rendah pada pasien septik dibandingkan pasien non-
septik dengan penyakit kritis keparahan yang sama (Mo¨nig et al., 1999)
Folikel tiroid mempunyai suplai kapiler kaya yang membawa serat saraf
percobaan, zat ini neuropeptida lain memodifikasi aliran darah tiroid dan sekresi
hormon. Di samping itu, faktor pertumbuhan seperti insulin, IGF-1, dan EGF dan
kerja autokrin dari prostaglandin dan sitokin dapat mengubah pertumbuhan sel tiroid
dan produksi hormon. Namun, belum jelas seberapa penting efek ini dalam situasi
ketersediaan iodin, tidak tergantung dari TSH hipofisis. Dengan demikian, manusia
24
dapat mempertahankan sekresi tiroid normal dengan asupan iodida yang bervariasi
dari 50 μg hingga beberapa miligram per hari. Beberapa dari efek defisiensi atau
kelebihan iodida dibahas di atas. Penyesuaian utama terhadap asupan iodida yang
rendah adalah sintesis istimewa dari T3 ketimbang T4, peningkatan dari efektivitas
metabolik dari hormon yang disekresikan. (Barret et al, 2005; Magner, 1993)
dan pengikatan dari TSH dan TSH-R Ab dengan reseptor TSH. Beberapa dari efek ini
dapat diperantarai oleh pembentukan dari asam lemak teriodinasi intratiroidal. (Barret
Kemampuan dari tiroid normal untuk "lolos" dari efek inhibisi (efek Wolff-
asupan iodida makanan yang tinggi. Penting untuk dicatat bahwa hal ini berbeda efek
terapeutik iodida dalam terapi dari penyakit Graves. Di sini, kadar iodida yang tinggi
hormon tiroid dan menurunkan kadar hormon sirkulasi. Disamping itu, inhibisi dari
yang bermanfaat selama pembedahan. Efek ini juga bersifat sementara, berlangsung
Kemampuan dari limfosit B untuk mensintesis antibodi reseptor TSH yang dapat
menghambat aksi dari TSH ataupun meniru aktivitas TSH dengan berikatan dengan
daerah-daerah yang berbeda pada reseptor TSH memberikan suatu bentuk pengaturan
tiroid oleh sistem kekebalan. Dengan demikian, sintesis dan sekresi dari hormon tiroid
dikontrol oleh tiga tingkatan yang berbeda : (1) tingkat dari hipotalamus, dengan
25
mengubah sekresi TRH; (2) tingkat hipofisis, dengan menghambat atau merangsang
sekresi TSH; dan (3) tingkat tiroid, melalui autoregulasi dan blokade atau
tiroid yang memungkinkan pelepasan hormon bebas sesuai kebutuhan dan pada saat
yang sama melindungi jaringan dari hormon berlebihan. Protein transport tidak
berperan pada saat fungsi tiroid normal. T3 dan T4 mempunyai kemampuan untuk
berdifusi ke dalam inti sel dan berikatan dengan protein reseptor hormon tiroid DNA.
Ikatan ini akan meregulasi sejumlah proses metabolik yang berpengaruh pada tumbuh
kembang, maturasi sistem saraf sentral dan pembentukan tulang. (Maia et al., 2005).
Penilaian definitif status tiroid membutuhkan analisa yang valid untuk serum TSH
sensitif dan T4 dengan interpretasi berdasarkan pada hubungan antara dua nilai
tersebut. Hal ini umumnya diasumsikan bahwa respon TSH terbalik dengan
perubahan FT4. Konsep ini berguna, data terakhir menunjukkan bahwa hubungan
bervariasi status tiroid dengan amplifikasi semakin besar respon TSH karena
penurunan fungsi tiroid. (Hoermann et al., 2010) variasi diurnal TSH serum, dengan
amplitudo sekitar 50% dengan tingkat yang lebih tinggi antara 2100 dan 600, yang
bersamaan dengan sekresi pulsatil cepat dengan amplitudo sekitar 10%, sekresi basal
dan pulsasi keduanya meningkat pada hipotiroidisme primer, dengan retensi variasi
diurnal karena hubungan umpan balik antara tropik dan kelenjar sasaran hormon,
26
Gambar 2.6. Hubungan antara TSH serum dan konsentrasi T4 bebas ditunjukkan
untuk batasan nilai normal ( N ) dan dalam kelainan khas fungsi tiroid : A ,
hipotiroidisme primer ; B , pusat atau hipofisis - dependent hipotiroidisme ; C ,
hipertiroidisme karena otonomi atau stimulasi abnormal kelenjar ; D , hipertiroidisme
TSH - dependent atau resistensi hormon tiroid . Perhatikan bahwa perubahan linear
dalam konsentrasi T4 sesuai sekitar untuk perubahan logaritmik di TSH serum.
Dikutip dari Stockigt, 2011. Clinical strategies in the testing of thyroid function.
www. thyroidmanager.org.
Perubahan kecil dalam T4 serum dan konsentrasi T3, dalam kisaran normal,
mengubah TSH serum, menunjukkan bahwa hubungan umpan balik terbalik antara
serum T4 bebas dan TSH berlaku di seluruh rentang normal. Studi dari subyek normal
menunjukkan variasi individu menurut jenis kelamin dan usia signifikan, di setpoint
dari sumbu hipofisis-tiroid yang menunjukkan bahwa TSH set-point untuk T4 bebas
et al., 2002)
Penelitian yang dilakukan oleh Andersen et al, 2002 sampel diambil dari subyek
normal setiap bulan antara 900 dan 1200 anak selama satu tahun, menunjukkan bahwa
referensi individu berkisar untuk T4 dan T3 hanya sekitar setengah lebar rentang
referensi penduduk, menunjukkan bahwa hasil tes dalam kisaran populasi tidak tentu
normal untuk individu tersebut. Serum TSH menunjukkan lebih besar variasi antara-
sampel untuk setiap individu daripada T4 serum atau T3. Berdasarkan tingkat variasi
27
individu, diperkirakan bahwa konsentrasi serum TSH yang normal dibutuhkan 0,2-1,6
didefinisikan T4 dan T3 ke dalam 25%, dan serum TSH hanya dalam 50%. (Andersen
et al., 2002),
TSH serum sebagai tes awal fungsi tiroid, TSH serum atau T4 bebas dapat
digunakan sebagai tes awal fungsi tiroid dapat membedakan lebih baik dengan biaya
yang sedikit lebih tinggi. Konsentrasi TSH serum normal memiliki nilai prediksi
negatif yang tinggi dalam mengesampingkan penyakit tiroid primer, dan pengujian
digunakan sebagai tes awal tunggal fungsi tiroid, dengan tes lebih lanjut dilakukan
secara rutin jika TSH serum abnormal. Jika TSH serum meningkat, T4 bebas diukur
pada sampel yang sama untuk membedakan antara hipotiroidisme yang nyata dan
Gambar 2.7. Algoritma penilaian awal fungsi tiroid, berdasarkan uji awal serum TSH.
Dikutip dari Stockigt, 2011. Clinical Strategies in the Testing of Thyroid Function.
www. thyroidmanager.org.
28
Dasar pemikiran untuk menggunakan TSH sendiri sebagai tes lini pertama dari
fungsi tiroid terletak pada asumsi bahwa thyroprivic, atau hipotiroidisme primer jauh
lebih umum daripada hipotiroidisme sentral atau sekunder. Kelemahan utama dari
frekuensi konsentrasi TSH yang abnormal dengan tidak adanya disfungsi tiroid,
Beckett dan Toft, 2003 telah menunjukkan konsekuensi yang merugikan tidak
mengdanalkan TSH serum yang normal untuk menyingkirkan gangguan fungsi tiroid.
Diagnosis gangguan ini seringkali sulit, dengan beragam presentasi untuk berbagai
praktisi yang mungkin tidak selaras dengan gambaran klinis utama. sebanyak 1.500
kasus per tahun dari hipotiroidisme sentral tidak terdeteksi di Inggris jika
Estimasi T4 bebas, atau total T4 terkait dengan pengukuran hormon tiroid dengan
TSH serum, kini telah menjadi metode standar untuk menilai fungsi tiroid, kecuali
dalam pengaturan di mana tetap dilakukan strategi skrining TSH awal. Tes total T4
sehingga jumlah hormon yang tersedia untuk kompetisi dengan antibodi assay. Tes
29
bebas. Teori dasar, kegunaan praktis, dan validitas dari banyak pendekatan yang
berbeda dengan estimasi serum T4 bebas dan T3, telah dipertimbangkan secara rinci.
Dua asumsi utama dalam metode estimasi T4 bebas (i) bahwa disosiasi terikat
hormon dengan pengenceran sampel mirip dalam sampel dan standar, dan (ii) bahwa
sampel dan standar menunjukkan protein identik pengikatan tracer pemeriksaan. Jika
salah satu dari kondisi ini tidak dilakukan pemeriksan mungkin memberikan hasil
yang tidak akurat. Serum T4 bebas dan T3 bebas dapat diperkirakan baik dengan dua
langkah metode yang memisahkan sebagian kecil dari kolam hormon bebas dari
protein yang mengikat sebelum pengujian inkubasi, atau dengan metode satu-langkah
di mana konsentrasi hormon gratis diukur dalam kehadiran protein yang mengikat. (
Metode satu-langkah menjadi tidak valid ketika sampel dan standar berbeda dalam
mengikat assay pelacak, tetapi metode dua langkah kurang rentan terhadap artefak
yang berguna untuk variasi moderat konsentrasi TBG serum. ( Franklin dan Shephard,
Jumlah iodida yang memadai sangat penting untuk sintesis hormon tiroid dan
selama kehamilan kelenjar tiroid janin bersaing dengan kelenjar ibu untuk
janin dan ibu meningkat dengan meningkatnya ukuran dan aktivitas yodium yang
berkonsentrasi dari kelenjar tiroid ibu. Dalam spesies yang lebih rendah, plasenta
30
menghasilkan serum janin / ibu dengan rasio konsentrasi iodida serum 5-9:1, hal ini
tidak terjadi pada manusia, dan kemungkinan terjadinya kretinisme meningkat pada
neonatus dengan ibu yang menderita defisiensi yodium. (Fisher, Greuters, 2008a)
Plasenta manusia memiliki permeabel yang tinggi terhadap iodida, masih belum
jelas apakah transfer ini memerlukan mediator (seperti klorida atau sulfat transfer).
Plasenta mempunyai daya penghalang relatif terhadap hormon tiroid dan kedap TSH
secara otonom dari sistem ibu. Total gradien tiroksin bebas (T4) dan triiodotironin
(T3) yang melalui plasenta dalam sistem maternal-fetal sangat tinggi selama masa
MATERNAL JANIN
Gambar 2.8. Peran plasenta dalam metabolisme tiroid selama kehamilan. Plasenta
menghasilkan estrogen dan chorionic gonadotropin (hCG), yang meningkatkan kadar
TBG ibu dan merangsang produksi hormon tiroid ibu. Aktivitas T4 ibu dan
konsentrasi T3 yang meningkat dan menghambat sekresi TSH ibu. Iodida dan TRH
mudah melewati plasenta. Selain itu, plasenta mensintesis TRH. plasenta kedap TSH
dan hanya sebagian permeabel terhadap T4 dan T3. Jenis enzim pada plasenta yaitu
iodotironin monodeiodinase -3akan menurunkan T4 menjadi T3 dan T3 ke 3,3 'T2.
Plasenta juga permeabel terhadap obat tiourea yang digunakan untuk mengobati ibu
dengan penyakit Graves '.
Dikutip dari: Fisher, Grueters, 2008a. Disorders of the thyroid in the newborn and
infant. Dalam: Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia,
Saunders Elsevier, p.198-226
31
Konsentrasi serum T3 janin tetap rendah (15 ng / dL) sampai 30 minggu, dan
kemudian meningkat dalam dua tahap yang berbeda (fase prenatal dan postnatal).
sebelum lahir, serum T3 meningkat perlahan setelah 30 minggu usia kehamilan dan
mencapai sekitar 50 ng / dL (atau 0.77 nmol / L) dalam serum tali pusat bayi cukup
yang digunakan untuk mengaktifkan monodeiodinase tipe III di plasenta dan jaringan
,
janin yang mendegradasi T3 ke T2. ( Burrow et al., 1994; Santini et al., 1999)
Pada masa postnatal, serum konsentrasi T3 dan T4 meningkat dua hingga enam
kali lipat dalam beberapa jam pertama kehidupan dan memuncak pada 24 sampai 36
jam setelah lahir. Serum konsentrasi kemudian secara bertahap menurun ke tingkat
penurunan degradasi T3 dalam plasenta. (Burrow et al., 1994; Santini et al., 1999) ,
Serum TSH janin meningkat dari level terendah pada umur kehamilan 18 sampai
20 minggu dan mencapai nilai puncak sekitar 7 sampai 10 mU / L pada bayi cukup
bulan. Pada saat kelahiran, neonatal memiliki respon dalam menanggapi paparan suhu
diluar rahim maka terjadi pelepasan TSH (lonjakan TSH) dengan konsentrasi serum
TSH dalam sirkulasi tetap tinggi selama 3 sampai 5 hari setelah lahir. Sekresi TSH
dan peningkatan kadar T4 serum segera setelah lahir tergantung pada peningkatan
32
pengaruh peningkatan kadar TSH selama separuh akhir umur kehamilan. Tingkat
serum FT4 cenderung mendatar setelah 24 minggu, dan TSH rasio dibandingkan FT4
perubahan hipofisis thyrotroph terhadap umpan balik negatif efek hormon tiroid
terhadap sekresi TSH dan perubahan sensitivitas sel folikel tiroid untuk TSH. (Fisher
et al., 2000)
Gambar 2.9. (a) Pola perubahan parameter fungsi tiroid janin dan neonatal selama
kehamilan serta adaptasi ekstrauterin. Konsentrasi serum tiroksin janin (T4) mulai
meningkat pada pertengahan kehamilan dan meningkat secara progresif setelah
kehamilan cukup bulan. Peningkatan ini disebabkan terutama oleh peningkatan
konsentrasi tiroksin-binding globulin, namun konsentrasi T4 bebas meningkat
progresif antara 20 dan 40 minggu. T4 pada janin terutama dimetabolisme menjadi
inaktif reverse triiodotironin (RT3) dan analog sulfat (T4S, T3s). Monodeiodination
T4 menjadi triiodotironin aktif (T3) meningkat sekitar 30 minggu mendekati level 50
ng / dL pada bayi cukup bulan. (b) Lonjakan TSH puncak terjadi pada 25 sampai 30
menit setelah terpapar extrauterine, merangsang tiroidal T4 dan sekresi T3. T4
neonatal dan T3 mencapai puncak pada 2 sampai 3 hari. Konsentrasi Serum T3 tetap
pada level yang lebih tinggi postnatal karena meningkatnya konversi T4 ke T3-
dimediasi oleh peningkatan tipe I iodotironin deiodinase aktivitas dalam jaringan baru
lahir.
Dikutip dari: Fisher, Grueters, 2008a. Disorders of the thyroid in the newborn and
infant. Dalam: Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia,
Saunders Elsevier, p.198-226
2.3.5 Perbedaan evaluasi status tiroid bayi kurang bulan dan cukup bulan
Pada periode neonatal sebagai konsekuensi dari penurunan suhu kamar yang
tajam, TSH plasma meningkat tajam pada bayi baru lahir normal, dengan puncaknya
33
pada 24 jam pertama kehidupan. Hal ini diikuti kemudian dengan peningkatan T4
plasma, memuncak pada hari kedua kehidupan. Dengan demikian, skrining untuk CH
menggunakan TSH sebagai metode utama harus ditunda setelah 24 jam kehidupan,
jika tidak maka jumlah tes positif palsu akan menjadi sangat tinggi pada bayi kurang
bulan yang baru lahir, puncak postnatal TSH dan T4 terjadi dalam rentang waktu yang
sama, tetapi amplitudo mereka sedikit lebih rendah dari bayi cukup bulan.(Van Vliet
et al., 2007)
Gambar 2.10. Level serum T4, T4 bebas, TBG, T3, reverse T3 dan TSH pada tali
pusat bayi. Level T3 yang rendah dan konsentrasi level T3 yang tidak sesuai dengan
level T4 total dan level T4 bebas pada bayi kurang bulan.
Dikutip dari: Fisher, Grueters, 2008a. Disorders of the Tiroid in the Newborn and
Infant. Dalam: Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia,
Saunders Elsevier, p.198-226
Anak dengan dishormonogenesis tiroid dapat memiliki TSH normal dan T4 sama
seperti bayi baru lahir yang lain dan belum nampak gejala klinis dalam dua tahun
hipotiroidisme berat. (de Zegger et al.,1992; Vincent et al., 2002) Infus dopamin
34
dapat menyebabkan hasil TSH plasma normal yang palsu meskipun terjadi
Gambar 2.11. Perubahan postnatal pada T4, T4 bebas, TBG, T3, rT3 dan TSH sesuai
dengan umur kehamilan. Peningkatan T4, T4 bebas dan TBG pada bayi cukup bulan
dalam minggu pertama kehidupannya. T3 naik dengan tajam transien rT3 dan TSH
menurun. Peningkatan T4 dan T4 bebas menurun pada bayi <35 minggu, dan tidak
terlihat pada bayi sangat kurang bulan dimana level hormon tiroid menurun.
Dikutip dari: Fisher, Grueters, 2008a. Disorders of the thyroid in the newborn and
infant. Dalam: Sperling MA ed. Pediatric Endocrinology, 3rd ed. Philadelphia.
Saunders Elsevier, p.198-226
35
Tabel 2.3. Nilai acuan serum Free T4 dan tirotropin pada bayi kurang bulan dan
cukup bulan saat minggu pertama kehidupan
alat yang dapat digunakan sebagai alat diagnosis dan evaluasi tindak lanjut dari terapi
serta evaluasi keseluruhan luas kelainan dapat segera dicapai tanpa menggunakan
dishormonogenesis sehingga pemeriksaan fungsi tiroid dan diagnosis dini akan dapat
kepada keluarga bahwa bayi mereka memiliki kelainan yang akan menetap seumur
hidup (walaupun gejala klinis tidak tampak), memperkuat diagnosis (80% kasus)
pada masa kanak - kanak tetapi juga mewujudkan kepatuhan yang baik untuk
36
penting dalam menentukan apakah terdapat kelenjar tiroid, ukuran, konfigurasi, dan
dengan ukuran yang normal atau membesar sedangkan HK karena kelainan sentral
atau transien sangat jarang terjadi dimana kelenjar tiroid terletak pada posisi dan
dan otot strap, berbatasan posterolateral oleh otot longus colli dan di setiap sisi oleh
arteri karotis dan vena jugularis. Setiap lobus tiroid berbatasan medial oleh trakea,
yang terletak posterior ke isthmus dan lobus kiri berbatasan posteromedial dengan
kerongkongan. Lobus kanan mungkin sedikit lebih besar dari lobus kiri. Sebuah
kapsul fibrosa meliputi tiroid dan perbaikan itu ke pretracheal dalam fasia,
terletak di sepanjang permukaan posterior dari lobus tiroid. Folikel koloid tampak
sebagai daerah kistik anechoic kecil (<3 mm diameter) dalam parenkim tiroid.
37
Gambar 2.12. Anatomi kelenjar tiroid dan jaringan sekitar. (dikutip dari: Netter FH,
The Ciba Collection of Medical Illustrations, vol. 4, Endocrine system and selected
metabolic diseases, Ciba, 1965, with permission).
Penentuan anatomi kelenjar tiroid pada bayi baru lahir untuk memastikan
dalam menentukan apakah kelenjar membesar, ukuran normal, kecil, atau tidak ada
(0,2% dari kasus), hemiagenesis tiroid dapat terjadi, kegagalan pembentukan dua
lobus, dengan lobus kiri absen di 60% kasus. Bila tidak ada jaringan tiroid yang dapat
dasar lidah, karena jaringan dapat berada di sepanjang jalur embriologi, jaringan
tiroid ektopik dapat ditemukan di sepanjang jalur migrasi primordial tiroid, dari
38
pangkal lidah ke trakea intra torakal; 90% jaringan tiroid ektopik ditemukan di dasar
Tempat lain yang jarang untuk jaringan tiroid termasuk daerah sekitar laring, leher
neonatus dengan jaringan tiroid ektopik biasanya menunjukkan struktur bulat telur
yang didefinisikan dengan baik seperti tekstur jaringan tiroid normal dan terlihat
hiperemis dengan pewarnaan Doppler. Hasil ultrasonografi kelenjar tiroid normal atau
2.4.2 Cara pemeriksaan ultrasonografi kelenjar tiroid pada bayi baru lahir
Pasien ditempatkan dalam posisi telentang dengan leher di sanggah oleh bantal
atau handuk, yang ditempatkan di belakang leher. Kesulitan sering dialami pada
39
pemeriksaan secara rinci. Transduser linear dengan frekuensi tinggi yang paling
secara longitudinal dan pencitraan melintang harus dilakukan dari seluruh kelenjar.
Gambar 2.14. Posisi ideal untuk pemeriksaan ultrasonografi kelenjar tiroid pada bayi
dengan leher hiperekstensi.
Dikutip dari: Supakul N, Delaney LR, Siddiqui AR, Jennings SG, Eugster EA,
Karmazyn B, 2012. Ultrasound for primary imaging of congenital hypothyroidism.
AJR Am J Roentgenol, vol.199, no 3, pp.W360-6.
Doppler berwarna digunakan untuk pemeriksaan lebih lengkap dari massa atau
nodul. Kelenjar tiroid terletak di ruang visceral leher infrahyoid dan terdiri dari kanan
dan kiri lobus yang dihubungkan di garis tengah anterior dari isthmus kelenjar.
Kelenjar meluas superior ke tingkat kartilago tiroid dan inferior untuk cincin trakea 5
atau 6. Pada 50% pasien, didapatkan garis tengah lobus disebut piramida lobus
membesar sebagai akibat dari meningkatnya level thyrotropin. (Goldis et al., 2016)
40
Literatur yang menggunakan rasio Yasumoto (rasio lebar tiroid ke lebar trakea)
tiroid pada neonatus. Titik cutoff 1,7 mL digunakan untuk disgenesis tiroid pada
neonatus. Ukuran tiroid dan berat bervariasi dengan usia pasien. Pengukuran untuk
bayi yang baru lahir bervariasi dari 0,84 + 0,38 mL sampai 1,62 + 0,41 mL.
signifikan volume tiroid antara bayi baru lahir yang diperiksa dalam 3 minggu
Tabel 2.4. Nilai acuan ukuran kelenjar tiroid sesuai umur (Supakul)
Plane Bayi dan anak Remaja dan dewasa
Transversal (cm) 1–1.5 2–4
Longitudinal (cm) 2–3 5–8
Anteroposterior9cm) 0.2–1.2 1–2.5
Dikutip dari: Supakul N, Delaney LR, Siddiqui AR, Jennings SG, Eugster EA,
Karmazyn B, 2012. Ultrasound for primary imaging of congenital hypothyroidism.
AJR Am J Roentgenol, vol.199, no 3, pp.W360-6.
41
morfologi tiroid dan mencerminkan status anatomi kelenjar, tetapi tidak dapat
Sel Tiroid terdiri dari tirosit (70%), sel-sel endotel (20%), dan fibroblas (10%)
(proporsi diukur dalam tiroid anjing) sedangkan pada sel tiroid manusia: 80% sel
folikel untuk sel endotel 20% stroma dan fibroblas 80%. (Christov, 1985)
Pada orang dewasa, berat dan komposisi jaringan normal tetap relatif konstan.
Proliferasi rendah ditunjukkan secara signifikan dalam semua jenis sel, regenerasi sel-
sel baru seimbang dengan kematian sel (Christov, 1985, Dumont et al, 1992). Tirosit
manusia akan mengalami regenerasi 1-5 per 10 tahun yaitu, enam sampai delapan
pembaharuan selama masa kehidupan. onset pada anak adalah 2 per tahun (Dumont et
al, 1992). Populasi sel yang normal dapat diatur bukan hanya di tingkat proliferasi
tetapi juga kematian sel. Pertumbuhan yang normal yaitu pembangunan atau
stimulasi, jenis sel yang berbeda tumbuh lebih kurang secara paralel, yang
Empat variabel biologis utama diatur dalam tirosit seperti pada jenis sel lain:
fungsi, ukuran sel, jumlah sel, dan diferensiasi. Ketiga variabel pertama adalah
kuantitatif dan yang terakhir adalah kualitatif. Dalam sel tiroid terdapat reseptor TSH
fisiologis memungkinkan untuk mengontrol jenis sel oleh faktor parakrin seperti FGF,
IGF-I, NO (Dumont et al, 1991). Isolasi sel endotel tiroid manusia yang baik akan
memungkinkan penelitian yang lebih rinci mengenai interaksi ini (Patel et al, 2003).
42
Mekanisme autoregulasi volume sel tiroid masih tidak diketahui. (Uyttersprot et al,
1997).
atau transkripsi inti. Konsentrasi TSH yang diperlukan untuk merangsang ekspresi
diferensiasi lebih rendah dibandingkan proliferasi sel (Roger et al, 1988). Peningkatan
vaskular (VEGF) pada tirosit manusia. Sangat menarik dalam hal ini dukungan
vaskular dari folikel mencerminkan aktivitas sel dengan konsep unit angiofollicular
Gambar 2.16. Jalur mitogenik tiroid. Data sistem sel tiroid yang terintegrasi dalam
kaskade proliferasi sel secara umum. Pada saat awal kehidupan terlihat beberapa
aktivator sel tiroid anjing dan manusia. berbagai level waktu dan postulat hubungan
43
sebab akibat dari interaksi awal sinyal ekstra seluler yang pada akhirnya
menghasilkan ekspresinproliferasi dan diferensiasi. pada sel tiroid anjing asetilkolin
akan mengaktifkan reseptor muskarinik phospholipase C cascade. PCNA,
proliferating cell nuclear antigen; cAPK, cyclic adenosine monophosphate dependent
kinase; CDK, cyclin dependent kinase; DAG, diacylglycerol, + , stimulation; + ,
inhibition; ; ♦ + , induction; GFR, growth factor receptor; ODC, ornithine
decarboxylase; PI3K, phosphatidyl inositol 3kinase; PKB, protein kinase B; PLC,
phospholipase C; RSK, ribosomal S6 kinase.
Dikutip dari: Dumont JE, Lamy F, Roger PP dan Maenhaut C. 2011. Ontogeny,
anatomy, metabolism and physiology of the thyroid. www. thyroidmanager.org.
2.5.2 Variabel biologis faktor pengatur utama pada tirosit manusia
Penelitian tentang pengendalian proliferasi sel tiroid masih belum jelas dengan
ekstrapolasi data yang diperoleh dalam sistem model yang berbeda, termasuk garis sel
tiroid tikus yang berbeda pada tahapan yang berbeda dengan tiroid manusia. Dalam
pertumbuhan sel tiroid setidaknya tiga jalur mitogenik yang berbeda telah
didefinisikan dengan baik yaitu reseptor hormon - Gs-adenilat siklase - sistem protein
kinase cAMP dependent, jalur reseptor hormon - tirosin protein kinase dan jalur
1990).
Mekanisme autoregulasi ukuran sel tiroid masih tidak diketahui. Anjing dan
tiroid secara independen dari TSH (Uyttersprot et al, 1997). Reseptor - tirosin kinase
dapat dibagi menjadi dua cabang; beberapa faktor pertumbuhan, seperti EGF,
seperti FGF dalam sel anjing atau IGF-I dan insulin, yang baik mitogenik atau
diperlukan untuk efek proliferasi faktor lain tanpa mitogenik sendiri, tetapi mereka
tidak menghambat ekspresi diferensiasi. Dalam sel tiroid manusia, IGF-I diperlukan
untuk aksi mitogenik dari TSH atau EGF tetapi jika bekerja tunggal hanya
merangsang proliferasi secara lemah (Pohl et al, 1990; Roger dan Dumont, 1984).
44
Kultur sel anjing dan tirosit manusia setelah induksi reseptor insulin oleh TSH,
konsentrasi fisiologis insulin akan membantu fungsi proliferasi TSH. IGF- 1 adalah
mitogenik lemah dalam sel PCCl3 dan tikus dan tiroid tikus in vivo sedangkan pada
sel-sel tiroid babi menghasilkan efek yang kuat (Saji et al, 1987; Clement et al, 2001).
thyroperoxidase dan konten tiroglobulin mRNA atau transkripsi inti, diinduksi oleh
TSH, forskolin, toksin kolera, dan analog cAMP (Dumont et al, 1992). Efek ini
diperoleh di semua kultur sel, seperti yang ditunjukkan oleh percobaan hibridisasi in
situ. Kondisi ini reversibel; dapat terjadi baik setelah penangkapan proliferasi atau
selama siklus pembelahan sel (Pohl et al, 1990). Selain itu, ekspresi diferensiasi
diukur dengan transportasi iodida, dirangsang oleh konsentrasi TSH yang lebih
EGF menginduksi proliferasi sel tiroid pada berbagai spesies. EGF secara umum
dijelaskan diatas, efek EGF pada diferensiasi berbeda dengan efek proliferasi. EGF
bekerja pada sel yang tidak berproliferasi karena ketiadaan insulin dan pada sel
manusia dimana efek proliferasi lemah sedangkan pada sel babi berada pada
et al, 1992).
Pada beberapa model sel tiroid konsentrasi insulin yang tinggi diperlukan untuk
pertumbuhan sel walaupun terdapat EGF yang merupakan prasyarat yang diperlukan
untuk reseptor IGF-1(Dumont et al, 1992) Kebutuhan ini menghilang pada sel nodul
tiroid hal ini mungkin disebabkan karena sel tersebut memiliki somatomedin sendiri
dan menjadi aotonom karena adanya faktor pertumbuhan, sebaliknya pada kultur sel
45
anjing dan manusia yang normal konsentrasi insulin yang rendah yang bekerja pada
reseptor insulin efisien untuk mendukung efek mitogenik TSH dan cAMP ketika
reseptor insulin di induksi dengan TSH level yang tinggi (Burikhanov et al, 1996;
Gambar 2.17. Variabel biologis faktor pengatur utama pada tirosit manusia. EGF,
epidermal growth factor; FGF, fibroblast growth factor; GH, growth hormone; HGF,
hepatocyte growth factor; I – , iodide; GFI, insulinlike growth factor; IFN, interferon;
IL1, interleukin1; TGFβ , tumor growth factor β; TNF, tumor necrosis factor; TSAb,
thyroidstimulating immunoglobulins; positive control (stimulasi); + : negative
control (inhibisi)--//.
Dikutip dari: Dumont JE, Lamy F, Roger PP dan Maenhaut C. 2011. Ontogeny,
anatomy, metabolism and physiology of the thyroid. www. thyroidmanager.org
Inkompatibilitas sel pada saat proliferasi dan diferensiasi sering terjadi dalam
biologi. secara umum sel dengan tingkat proliferasi yang tinggi akan berdiferensiasi
secara tidak baik dan pada saat sel berdiferensiasi secara progresif maka kapasitas
membelah saat mencapai diferensiasi penuh, fenomena ini disebut dengan terminal
differentiation. Efek dari kaskade cAMP berlawanan dengan konsep secara umum
dimana TSH dan cAMP menginduksi proliferasi tirosit anjing bersamaan dengan
46
ekspresi diferensiasi, kedua program proliferasi dan diferensiasi dapat dicetuskan oleh
Kondisi ini sering terjadi dimana neuroblast dalam siklus sel akan berdiferensiasi
secara simultan. Hal ini berhubungan terbalik dengan karakteristik unik dari jalur
mitogenik yang tergantung cAMP dimana aktivasi akan berkurang atau bahkan
pada sel tirosit anjing dan manusia. aktivasi kaskade cAMP dalam sel tirosit akan
penting. Setelah satu jam pertama kenaikan level cmyc mRNA, ekspresi cmyc akan
menurun dibawah level kontrol, pada fase kedua cAMP menurunkan level cmyc
mRNA, seperti halnya proliferasi akan menghambat fibroblas begitu pula dengan
induksi ekspresi EGF. Fase pertama diperlukan untuk proliferasi sedangkan fase
kedua merefleksikan stimulasi diferensiasi oleh TSH (Reuse et al, 1990; Pirson et al,
1996).
pada sel tirosit anjing dan manusia tetapi tidak untuk respon tehadap faktor
BAB III
47
Keterangan :
Dari kerangka teori diatas dapat dijelaskan bahwa TSH merangsang proliferasi secara
dievaluasi oleh NIS atau dengan thyroperoxidase dan konten tiroglobulin mRNA atau
transkripsi inti, diinduksi oleh TSH, forskolin, toksin kolera, dan analog cAMP. Efek dari
kaskade cAMP berlawanan dengan konsep secara umum dimana TSH dan cAMP
proliferasi dan diferensiasi dapat dicetuskan oleh TSH pada saat yang sama. Karakteristik
unik dari jalur mitogenik yang tergantung cAMP dimana aktivasi akan berkurang atau
bahkan inhibisi dari kaskade Ras/MAPkinase/cjun/ cyclin D1. Aktivasi kaskade cAMP
dalam sel tirosit akan menyebabkan proliferasi dan diferensiasi, ekspresi kinetik gen
cmycberperan sangat penting. Setelah satu jam pertama kenaikan level cmyc mRNA,
ekspresi cmyc akan menurun dibawah level kontrol, pada fase kedua cAMP menurunkan
level cmyc mRNA, seperti halnya proliferasi akan menghambat fibroblas begitu pula
dengan induksi ekspresi EGF. Fase pertama diperlukan untuk proliferasi sedangkan fase
Pada penelitian ini kami mencoba menganalisa apakah terdapat perbedaan pada
perbandingan antara rerata nilai fungsi tiroid dan volume kelenjar tiroid antara bayi
kurang bulan dan bayi cukup bulan pada program skrining hipotiroid kongenital bayi
baru lahir.
1. H0 : Didapatkan perbedaan pada perbandingan kadar TSH antara bayi kurang bulan
2. H0 : Didapatkan perbedaan pada perbandingan kadar FT4 antara bayi kurang bulan
3. H0 : Didapatkan perbedaan pada perbandingan volume tiroid antara bayi kurang bulan
BAB IV
METODE PENELITIAN
Data diambil dari seluruh bayi baru lahir hidup di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Pengambilan data primer dilakukan mulai bulan September 2016 – Februari 2017.
4.4.1. Populasi: bayi baru lahir hidup yang di rawat di RSUD Dr. Soetomo
4.4.2. Sampel: bayi baru lahir hidup di RSUD Dr. Soetomo yang diambil secara total
50
menggunakan rumus besar sampel uji hipotesis rerata dua populasi independen
2
n1=n2=2 (zα+zβ)s
(x1 –x2)
2
n1=n2=2 (1,96 + 0,84)7
( 3)
Pengukuran fungsi tiroid TSH dengan menggunakan zα 0,96 dan zβ 0,842, beda
sebesar 7 mU dianggap berarti dan simpang baku kedua kelompok dianggap sama 3
mU didapatkan besar sampel adalah 84 bayi baru lahir yang menjalani pemeriksaan
fungsi tiroid
Subjek bayi baru lahir yang di rawat di Ruang perawatan bayi RSUD
informed consent.
1) Kurang bulan
2) Late preterm
3) Moderate preterm
4) Very preterm
5) Cukup bulan
2) TSH
3) FT4
1. Bayi lahir hidup; adalah keluarnya atau ekstraksi hasil konsepsi dari ibu selama
kehidupan yang lain seperti denyut jantung, pulsasi tali pusat atau gerakan
involunter, baik setelah pemotongan tali pusat ataupun saat masih tersambung
jantung, pulsasi tali pusat atau gerakan involunter. Satuan pengukuran: bayi lahir
skor dari New Ballard score setelah bayi lahir dan dinyatakan dalam minggu
gestasi yang dilakukan oleh peneliti (Ballard et al, 1991). Durasi kehamilan diukur
dari hari pertama periode menstruasi terakhir. Usia kehamilan dinyatakan dalam
hari atau minggu (contoh: durasi waktu sejak 280–286 hari setelah hari pertama
merupakan hari ke-0 bukan hari ke-1 sehingga hari 0-6 menyatakan minggu ke-0
3. Ballard Score adalah satu set prosedur yang dikembangkan oleh Dr Jeanne L
neuromuskular bayi yang baru lahir meliputi penilaian fisik dan kematangan
a. Kurang bulan: umur kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari) 36 6/7 minggu
(Gomela, 2013)
e. Cukup bulan: umur kehamilan 37 0/7 sampai 41 6/7 minggu ( Gomela, 2013)
ditambah dengan bayi umur kehamilan 42 0/7 minggu atau lebih (Gomela, 2013)
4. Volume kelenjar tiroid adalah ukuran kelenjar tiroid yang diperoleh dari
Systems, Milwaukee, WI) dilengkapi dengan transduser linear array 6-13 MHz
pemeriksaan. Diameter maksimum (lebar) dari lobus kanan (a) dan lobus kiri (b)
dari tiroid diukur dengan bagian melintang di tingkat leher. Lebar trakea (c) pada
tingkat tiroid juga diukur dan ditunjuk sebagai Tr. Untuk setiap pengukuran,
jumlah dari lebar maksimum dari 2 tiroid lobus (a + b) dihitung sebagai indikasi
ukuran kelenjar tiroid, yang ditunjuk sebagai Th. Evaluasi Th menurut dimensi
untuk anak sehat sesuai tinggi badan berdasarkan penelitian Ueda (Supakul, 2012)
dan disekresikan oleh tirotrop dari kelenjar hipofisis anterior. Mempunyai berat
molekul sekitar 28.000 dan terdiri dari dua subunit yang dihubungan secara
kovalen, alfa dan beta. Subunit alfa lazim untuk dua glikoprotein hipofisis lain,
FSH dan LH, dan juga untuk hormon plasenta hCG; subunit beta berbeda untuk
biologik yang spesifik. Subunit alfa manusia mempunyai suatu inti apoprotein dari
Shephard, 2000)
MC7 dengan mekanisme yang masih belum jelas dapat merupakan proses difusi
atau transport. T4 di iodinasi oleh enzim spesifik deiodinase dan iodida yang
resirkulasi di dalam kompartemen tiroid. Pada stimulasi yang akut akan terjadi
pelepasan asam amino dan iodida dari kelenjar tiroid. Sekresi makropinositosis
dipicu oleh aktivasi kaskade cAMP dan dihambat oleh Ca pada dua tingkatan:
7. Berat badan adalah hasil peningkatan semua jaringan yang ada pada tubuh yang
dihitung dengan menggunakan timbangan digital merk seca dengan ketelitian 0,01
kg. Berat badan diukur dengan baju minimal atau tanpa baju atau tanpa popok
(Gibson, 2005).
sehingga kepala bayi menyentuh papan penahan kepala dalam posisi bidang datar.
Pengukur kedua menahan agar lutut dan tumit bayi secara datar menempel dengan
9. Lingkar kepala diukur dengan menggunakan pita pengukur fleksibel yang tidak
10. Skor Apgar adalah metode sederhana untuk menilai kondisi kesehatan bayi baru
lahir sesaat setelah kelahiran, dihitung dengan menilai kondisi bayi baru lahir
dengan skala nilai nol, satu, dan dua (Cloherty J.P., 2008).
petugas lapangan yang terlibat. Koordinasi tersebut dipandang penting, agar semua
petugas mempunyai pemahaman dan perlakuan yang sama pada bayi yang menjadi
tanggal 4 Mei 2017. Pertemuan dihadiri oleh, dokter dan perawat ruang neonatus dan
Bayi baru lahir di ruang bersalin IRD lantai 2 dan dirawat di ROI NEO, Neonatus
inklusi dan eksklusi untuk mengikuti penelitian ini. Pengambilan sampel penelitian
berdasarkan total consecutive sampling dan bila orangtua bayi telah mendanatangani
surat persetujuan sebagai sampel penelitian. Bayi diperiksa keadaan umumnya, berat
badan, panjang badan, dan lingkar kepala. Bayi yang memenuhi kriteria inklusi akan
umur yaitu kurang bulan dan cukup bulan. Pemeriksaan kadar TSH dan FT4
dilakukan saat usia bayi 2-5 hari, pemeriksaan USG kelenjar tiroid dilakukan saat
2) Pengambilan sampel darah pada bayi baru lahir di RSUD Dr.Soetomo Surabaya
3) Spesimen yang digunakan untuk skrining HK yaitu darah yang diambil pada bayi
baru lahir usia 2-7 hari sebanyak 2 ml. Pengambilan darah untuk pemeriksaan
FT4 dan TSH akan dilakukan di Gedung Pusat Diagnostik Terpadu untuk bayi
cukup bulan dan di ruang perawatan intensif neonatus IRD untuk bayi kurang
Pengambilan darah dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dengan prosedur
4) Pemeriksaan TSH dan FT4 menggunakan alat immunoassay ADVIA Centaur dan
(GE Medical Systems, Milwaukee, WI) dilengkapi dengan transduser linear array
6-13 MHz panjang 4-cm. akan dilakukan oleh satu orang residen radiologi senior
yang terlatih dibawah bimbingan dokter spesialis radiologi sesuai dengan prosedur
6) Pengumpulan data sesuai identitas dan hasil pemeriksaan laboratorium dari rekam
2) Infantometer
5) Alat USG merk Vivid Q ultrasound scanner (GE Medical Systems, Milwaukee,
WI) dilengkapi dengan transduser hockey linear array 6-13 MHz panjang 4-cm
7) Reagen FT4 Lite Reagent dan Solid Phase 250 ADVIA Centaur Master Curve
card
8) TSH3-Ultra Lite Reagent, Solid Phase, dan Ancillary Reagent 500 ADVIA
2) Analisis statistik:
Untuk mengetahui perbedaan antara hasil uji fungsi tiroid dan volume kelenjar tiroid
bayi kurang bulan dan bayi cukup bulan dianalisa dengan menggunakan uji t test
independen jika data berdistribusi normal dan uji Mann-whitney apabila data tidak
BAB V
HASIL PENELITIAN
yang dilakukan selama 6 bulan dimulai dari bulan Mei 2017- November 2017 untuk
mengetahui perbedaan perbandingan hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan volume tiroid
antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan dalam skrining hipotiroid kongenital
60
Populasi penelitian yang dicapai pada penelitian ini adalah semua bayi lahir hidup di
ruang perawatan intensif neonatus. Sampel penelitian bayi baru lahir hidup di RSUD Dr.
Soetomo yang diambil secara total consecutive sampling untuk menjalani pemeriksaan
fungsi tiroid dan pengukuran volume tiroid serta bersedia mengikuti penelitian tercatat 84
bayi yang sesuai dengan besar sampel minimal penelitian ini yaitu sebesar 84 bayi.
Data akhir penelitian ini berupa hasil pengukuran kadar serum TSH, FT4 dan volume
kelenjar tiroid pada bayi baru lahir yang dibedakan menurut umur kehamilan yaitu 42
bayi cukup bulan dan 42 bayi kurang bulan yang kemudian dianalis menggunakan
Sebanyak 48 (57,1%) adalah bayi laki laki dan 36 (42,9%) perempuan dengan rerata
umur usia kehamilan 34,9 + 3,37 minggu dengan usia kehamilan termuda 28 minggu dan
usia kehamilan tertua adalah 40 minggu. Berdasar pembagian kelompok umur terdiri dari
4 kelompok umur dengan pembagian kelompok umur bayi cukup bulan usia 37-40
minggu sebanyak 42 (50%) bayi, sedangkan kelompok bayi kurang bulan usia kurang
dari 37 minggu dibagi menjadi 3 kelompok umur yaitu kelompok umiur kehamilan late
preterm usia 34-37 minggu 16 (38,2%) bayi, kelompok umur kehamilan moderate
preterm 32-34 minggu 14 (33,3%) bayi dan kelompok umur kehamilan very preterm 20-
Berat badan lahir bayi dengan rerata 2108,7 gram + 930,4 gram dengan berat badan
lahir terendah 800 gram dan berat badan lahir tertinggi 5500 gram, berdasar pembagian
kelompok berat badan lahir terdiri dari 5 kelompok dengan berat badan lahir besar >
3500gram 7 (8,3 %) bayi, berat badan lahir normal 2500-3500 gram 17 (20,2%), berat
badan lahir rendah 1500-2500 gram 39 (46,4%), berat badan lahir sangat rendah 1000-
1500 gram 17(20,2%) bayi dan berat badan lahir amat sangat rendah < 1000 gram 4
(9,5%) bayi.
Tabel 5.1. Karakteristik subyek penelitian hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan
volume tiroid antara bayi baru lahir berdasarkan kelompok umur
Kelompok umur N(%) Mean (SD) 95% CI
Kurang bulan (minggu)
Late preterm 16 (19) 34,1 (0,25) 33.9-34,2
Moderate preterm 14 (16,7) 32,2 (0,33) 32,2-31,8
Very preterm 12 (14,3) 29,2 (1,14) 28,5-29,9
Cukup bulan (minggu) 42 (50) 38,1 (0.96) 37,7-38,3
Tabel 5.2. Karakteristik subyek penelitian hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan
volume tiroid antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan
Variabel Cukup bulan Kurang bulan P
*
N (%) N (%)
Uji
Jenis kelamin Laki -laki 26 (61,9) 22 (52,4) 0,38
per
Perempuan 16 (39,1) 20 (47,6) bed
Kelompok Berat lahir 7 (16,6) 0 <0,01 aan
berat badan lahir besar ant
Normal 17 (40,4) 0 ar
vari
BBLR 16 (38) 23 (54,7)
abe
BBLSR 2 (4,7) 15 (35,7) l
ant
BBLASR 0 4 (9,5) ar
kel
Kelompok BMK 7 (16,6) 1 (2.2) 0,34 om
Berat badan lahir pok
/umur SMK 19 (45,2) 36 (83,6)
dila
KMK 16 (38,2) 5 (11,8) kuk
an
Cara persalinan Spontan 6 (14,2) 1 (2,4) 0,92 me
Sectio caesar 35 (83,2) 40 (95,2) ngg
Manual aid 1 (2.4) 1 (2,4) una
kan
Apgar score Non asfiksia 40 (95,2) 31 (73,8) <0,01 tes
(5 menit pertama) Asfiksia 2 (9,4) 11 (26,2) On
e
way Anova bermakna bila p < 0,01
Sebagian besar bayi dilahirkan secara sectio caesaria 75 (89,3%) bayi sedangkan
persalinan normal 7 (8,3%) bayi dan sebanyak 2(2,4%) bayi dilahirkan secara spontan
dibantu dengan manual aid forcep dan vakum ekstraksi. Skor Apgar untuk menilai
kebugaran bayi dilakukan pada menit 1,3 dan 5 didapatkan 72 (85,7%) bayi dengan skor
apgar pada menit ke-5 lebih atau sama dengan lima dikelompokkan dalam kelompok bayi
non asfiksia dan 12 (14,3%) bayi dengan skor apgar pada menit ke-5 kurang dari lima
dikelompokkan dalam bayi asfiksia. Didapatkan asfiksia pada bayi umur kehamilan
kurang bulan secara statistik lebih tinggi dibandingkan dengan bayi cukup bulan dengan
p <0,01
5.2 Perbandingan hasil uji fungsi tiroid TSH antara bayi kurang bulan dengan bayi
cukup bulan
Hasil pengukuran uji fungsi tiroid pada bayi baru lahir didapatkan dengan rerata
kadar TSH 4,96 + 6,35 mU/L. Hasil analisa pemeriksaan TSH menggunakan Mann
kehamilan bayi cukup bulan dibandingkan dengan kelompok bayi kurang bulan dengan p
0,04. Dengan rerata TSH pada bayi cukup bulan 4,83 + 8,35 mU/L (95% CI 2,3-7,4
mU/L, p 0,04) dan bayi kurang bulan 5,10 + 4,02 mU/L (95% CI 4,04-6,17 mU/L, p
0,04)
Tabel 5.3. Hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan volume tiroid pada bayi cukup
bulan dan kurang bulan
* Uji perbedaan antar variabel antar kelompok dilakukan menggunakan Mann Whitney
test bila p < 0,05
bermakna antara kelompok bayi umur kehamilan late preterm, kelompok bayi umur
Tabel 5.4. Hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan volume tiroid pada bayi kurang
bulan dengan cukup bulan sesuai kelompok umur
Gambar 5.1. Diagram boxplot perbandingan uji fungsi tiroid TSH pada bayi kurang
bulan dan cukup bulan menurut kelompok umur
5.3 Perbandingan hasil uji fungsi tiroid FT4 antara bayi kurang bulan dengan bayi
cukup bulan
Hasil pengukuran uji fungsi tiroid pada bayi baru lahir didapatkan dengan rerata
kadar FT4 1,49 + 0,85 ng/dL. Hasil analisis pemeriksaan FT4 menggunakan Mann
umur kehamilan bayi cukup bulan 1,54 + 0,76 ng/dL (95% CI 1,30-1,77 ng/dL, p 0,41)
dibandingkan dengan kelompok bayi kurang bulan 1,45 + 0,94 ng/dL (95% CI 1,15-1,74
ng/dL, p 0,41) baik kelompok bayi umur kehamilan late preterm, kelompok bayi umur
Gambar 5.2. Diagram boxplot perbandingan uji fungsi tiroid FT4 pada bayi kurang bulan
dan cukup bulan menurut kelompok umur
5.4 Perbandingan volume tiroid antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan
Analisa statistik dengan menggunakan Kruskal-Wallis dan uji post hoc Mann
Whitney terdapat perbedaan volume kelenjar tiroid berdasarkan kelompok umur dengan
nilai p 0,006.
Gambar 5.3. Diagram boxplot perbandingan volume tiroid pada bayi kurang bulan dan
cukup bulan menurut kelompok umur
Dari hasil perbandingan volume kelenjar tiroid bayi cukup bulan dan bayi kurang
bulan berdasarkan kelompok umur didapatkan volume kelenjar tiroid bayi cukup bulan
dengan ukuran 0,34 + 0,14 ml (95% CI 0,3-0,39 ml, p 0,006) sedangkan pada kelompok
umur kehamilan late preterm volume kelenjar tiroid 0,28 + 0,08 ml (95% CI 0, 25-0,33
ml , p 0,006), kelompok bayi umur kehamilan moderate preterm volume kelenjar tiroid
0,29 + 0,13 ml (95% CI 0, 23-0,35 ml , p 0,006), kelompok bayi umur kehamilan very
preterm dengan volume kelenjar tiroid paling rendah yaitu 0,22 + 0,1 ml (95% CI 0,16 -
0,28 ml , p 0,006).
Dari Hasil uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji post hoc Mann Whitney
kelompok bayi cukup bulan dengan kelompok bayi very preterm didapatkan perbedaan
bermakna volume kelenjar tiroid dengan p 0,007 sedangkan pada kelompok yang lain
Pada penelitian ini didapatkan dua (2,4%) bayi dengan hipotiroid kongenital.
Karakteristik bayi pertama bayi cukup bulan usia kehamilan 40 minggu jenis kelamin
laki-laki berat badan lahir 2500 gram dilahirkan dengan sectio caesaria, apgar score
setelah 5 menit pertama 7-8, bayi dengan malformasi kongenital yaitu cleft left palate dan
VSD perimembranous sedang. Pemeriksaan fungsi tiroid pada usia 2 hari dengan kadar
serum FT4 0,39mU, TSH 55mU dan volume kelenjar tiroid 0,31 ml.
Karakteristik bayi kedua bayi cukup bulan usia kehamilan 38 minggu jenis
kelamin perempuan berat badan lahir 3000 gram dilahirkan dengan sectio caesaria, apgas
score setelah 5 menit pertama 7-8, bayi dengan gejala klinis Down syndrom, sadle nose,
epicantous palpebra. Pemeriksaan fungsi tiroid pada usia dua hari dengan kadar FT4 1,12
BAB VI
PEMBAHASAN
Sejumlah 84 bayi baru lahir menjadi sampel penelitian ini dibagi menjadi dua
kelompok umur kehamilan cukup bulan dan kurang bulan, tidak ada perbedaan bermakna
antara jumlah bayi laki-laki dan perempuan pada kedua kelompok ini serta cara
kelompok umur pada berat badan lahir dan skor Apgar di kedua kelompok bayi.
Penggunaan Thyroid stimulating hormone (TSH) merupakan tes lini pertama dari
sekunder (konsentrasi immunoreaktif serum TSH normal) dan konsentrasi TSH yang
abnormal tanpa adanya disfungsi tiroid, terutama pasien dengan penyakit kritis. (Stockigt,
2011) Free thyroxine (FT4) dapat mengidentifikasi HK transien dan HK sekunder dengan
6.2 Perbedaan hasil pemeriksaan kadar serum TSH pada bayi cukup bulan dan
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan bermakna pada hasil
pemeriksaan kadar serum TSH pada bayi cukup bulan dan kurang bulan menurut
kelompok umur, berat badan lahir maupun berat badan lahir/umur, didapatkan tingkat
60
70
Fungsi tiroid pada bayi kurang bulan (sebelum 30 sampai 32 minggu) ditandai dengan
tingkat sirkulasi yang rendah T4 dan FT4, tingkat TSH normal atau rendah, respon TSH
ke TRH normal atau memanjang menunjukkan keadaan defisiensi TRH fisiologis. Bayi
kurang bulan merespon TRH dari ibu dengan peningkatan TSH yang lama, menunjukkan
relatif hipotalamus (tersier) hipotiroidisme. Sumber TRH dari jaringan perifer (plasenta
dan pankreas) berkontribusi pada peningkatan kadar sirkulasi janin dan TRH darah tali
pusat serta bertanggung jawab untuk merangsang pelepasan TSH pada janin sebelum
Perbedaan pada kadar serum TSH pada bayi cukup bulan dan kurang bulan dapat
disebabkan karena adanya kenaikan TSH yang terlambat late rise in TSH (LRT)
didefinisikan sebagai tingkat TSH yang meningkat mengikuti TSH normal pada awal
bayi baru lahir, dengan T4 normal atau rendah. LRT dapat terjadi pada bayi prematur
atau sakit dan bayi dengan berat lahir sangat rendah. Penelitian yang dilakukan oleh
Tamar, 2010 merekomendasikan pemantauan rutin fungsi tiroid pada bayi yang baru lahir
(Tamar, 2010).
dari sindrom eutiroid. Penelitian yang dilakukan oleh Hyman 2007 menemukan 14 bayi
secara spontan, sedangkan 8 bayi lainnya membutuhkan penggantian hormon tiroid. Dari
14 bayi ini, 79% prematur dan 7 memiliki berat lahir sangat rendah (VLBW). Sepuluh
bayi ini menjalani operasi dan di antaranya, 6 memiliki kadar urine yodium tinggi. LRT
71
pada bayi yang baru lahir mungkin merupakan temuan umum dan tidak harus dikaitkan
Penelitian yang dilakukan oleh Bastug, dkk 2017 menemukan bahwa tingkat
TSH> 5 mU / L (nilai yang setara dengan konsentrasi TSH serum 11,2 mIU / L) pada
seluruh sampel kadar serum yang dikumpulkan untuk menilai defisiensi yodium bayi
baru lahir merupakan salah satu indikator yang baik dalam menentukan status yodium,
bayi lahir cukup bulan dengan yodium defisiensi memiliki kadar TSH serum yang tinggi
6.3 Hasil pemeriksaan kadar serum FT4 pada bayi cukup bulan dan bayi kurang
Tidak didapatkan perbedaan bermakna dari hasil pemeriksaan kadar serum FT4
dari kelompok bayi kurang bulan dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Didapatkan
penurunan rerata FT4 pada bayi kurang bulan tetapi tidak bermakna secara statistik
TBG serum dan konsentrasi FT4 pada bayi kurang bulan lebih rendah
dibandingkan dengan bayi cukup bulan saat lahir. Lonjakan TSH neonatal terhambat,
aktivitas tipe monodeiodinase jaringan dan level serum T3 lebih rendah, Konsentrasi
TSH dan FT4 postnatal lebih rendah, bioinactive tingkat analog hormon tiroid lebih
tinggi, BAT (brown adipose tissue) mekanisme termoregulasi belum matang dan sistem
respon hormon tiroid pada jaringan masih imatur. Tingkat immaturitas ini berhubungan
dengan usia kehamilan. Pada bayi BBLASR dan BBLSR kurang dari 30 minggu usia
kehamilan, lonjakan TSH dan respon tiroidal awal terbatas serta diikuti oleh penurunan
72
total progresif T4 dengan level terendah dalam serum pada 7 sampai 10 hari kehidupan
yang dilakukan oleh Corbetta, 2009 hasil fungsi tiroid jangka panjang pada anak dengan
hipertirotropinemia ringan pada periode neonatal rerata pada usia 5,3 tahun,
hipotiroidisme subklinis bertahan pada 43,2% (19 dari 44) anak dengan peningkatan TSH
dan peningkatan sekresi FT4 yang lebih tinggi dibandingkan dengan pada bayi cukup
Bayi kelompok umur very late preterm mencapai keseimbangan yodium negatif
yodium dan peningkatan sekresi T4 seperti pada bayi cukup bulan yang lebih besar (
Sangat sedikit penelitian yang mengevaluasi profil hormon tiroid pada bayi
KMK selama hari-hari pertama kehidupan. Penelitian menunjukkan bahwa bayi baru
lahir KMK memiliki kadar basal TSH yang jauh lebih tinggi daripada bayi SMK kurang
bulan. Sebaliknya, tidak ada perbedaan yang ditemukan pada tingkat serum T4 dan T3
atau responsif tiroid pada stimulasi TRH menunjukkan bahwa persentase peningkatan
73
serum TSH setelah injeksi intravena 40 μg TRH, antara 5 dan 167 jam setelah kelahiran,
bayi kurang bulan KMK dan SMK didapatkan hasil yang sama pada bayi baru lahir
cukup bulan. Menariknya, meskipun kadar FT4 lebih tinggi daripada yang diamati pada
bayi baru lahir kurang bulan kadar T4 serum di KMK bertahan pada tingkat yang jauh
lebih rendah daripada bayi SMK dalam jangka panjang sampai hari ke 49 (Banoli et al,
2013)
melonjak pada bayi dengan berat lahir sangat rendah (BBLASR), dan hubungan antara
hormon tiroid dan sindrom gangguan pernafasan respiratory distress syndrome (RDS)
masih belum dapat dijelaskan. Penelitian Tanaka, 2007 mengukur kadar serum FT4 dan
TSH segera setelah kelahiran pada 449 bayi prematur, yaitu lahir pada 22 - 36 minggu
masa kehamilan, dan menentukan hubungan dengan kejadian RDS dan faktor klinis yang
diakui terkait dengan RDS menunjukkan hasil tingkat serum FT4 dan TSH, dan rasio FT4
/ TSH, pada kelompok usia kehamilan 22-24 minggu secara statistic bermakna lebih
rendah dari pada kelompok usia 28 - 36 minggu. Tingkat dan rasio meningkat secara
bermakna dengan peningkatan usia kehamilan. Ada korelasi yang signifikan antara
tingkat fT4 serum dan berat lahir, skor Apgar, usia kehamilan, cara persalinan dan berat
lahir. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara tingkat FT4 dan
stres dan penyakit kritis (Lodha et al., 2007) Triiodothyronine (T3) rendah dapat
74
dan Beckett, 2010; Peeters et al., 2003). dengan meningkatnya keparahan penyakit, total
FT4 menurun dan didapatkan pula tingkat TSH rendah (Peeters et al., 2003). Penurunan
plasma T4-binding globulin (TBG) atau transthyretin serta akumulasi zat yang
menurunkan kapasitas pengikatan plasma terhadap hormon tiroid selama penyakit kritis
Penelitian yang dilakukan oleh van Wassenaer, 1997 dan William 2005
merefleksikan tingkat morbiditas neonatal. Serum level FT4 yang rendah diukur dengan
immunoassay dibawah 10 pmol/L (0.78 ng/dL) akan memicu peningkatan serum TSH
pada bayi berat badan lahir sangat rendah ( BBLSR) dimana hal ini menunjukkan
Rabin et al, 2004 menyatakan bahwa level FT4 bervariasi dipengaruhi oleh
konsentrasi darah tali pusat yang diakibatkan karena penurunan ikatan TBG yang
bervariasi dan sensitivitas metode immunoassay yang digunakan untuk mengukur FT4.
sementara dan serum level FT4 akan seimbang dalam 3 sampai 4 minggu (Rabin et al,
2004)
Pada masa neonatus jika didapatkan FT4 yang rendah tapi TSH normal, perlu
Hipotiroidisme sentral terisolasi sangat langka tetapi juga mungkin memiliki efek jangka
panjang yang mendalam pada perkembangan selanjutnya: dapat disebabkan oleh mutasi
yang menonaktifkan gen beta-subunit dari TSH atau gen reseptor TRH.
75
Beberapa penelitian dilakukan untuk meneliti nilai konsentrasi FT4 pada janin
menunjukkan adanya peningkatan progresif pada saat intrauterine dan kemudian kadar
menetap dalam tali pusat antara 24 minggu hingga kehamilan cukup bulan. (Thorpe-
tetapi masih dalam batas normal bayi kurang bulan sesuai dengan usia kehamilan dan
berat lahir. Level serum TBG cenderung rendah dan mungkin terdapat inhibitor pada
ikatan T4 dan TBG ( seperti pada sindrom T3 rendah pada dewasa) ( van Wassenaer,
dan konsentrasi TSH yang tinggi. lebih sering terjadi di benua Eropa dibandingkan
dengan Amerika, prevalensi bervariasi sesuai daerah geografi tergantung dengan jumlah
skrining neonatal normal, penting untuk mengulangi penentuan TSH dan T4. Kondisi
pertama yang perlu dikesampingkan pada bayi baru lahir dengan total konsentrasi T4
rendah terkait dengan plasma TSH normal adalah defisiensi tiroksin-binding globulin
(TBG). Kondisi terkait gen X ini ditemukan hanya dengan program skrining
tingkat plasma bebas hormon tiroid normal dan subyek eutiroid. Kehilangan protein dari
76
pengobatan defisiensi TBG sangat jarang dilakukan. (Van Vliet et al., 2007)
15 sampai 20% dari bayi kurang bulan (dan prevalensi lebih tinggi dengan penurunan
usia kehamilan). T4 dan TSH dalam tali pusat pada bayi ini terdapat dalam kisaran
normal untuk bayi kurang bulan. Bayi kurang bulan membutuhkan tingkat asupan
yodium lebih tinggi daripada bayi cukup bulan untuk menjaga keseimbangan yodium
geografis kekurangan yodium bayi kurang bulan dapat menderita transien defisiensi
hypothyroxinemia (T4 level <10th persentil pada hari 7, 14, atau 28 dengan koreksi umur
kehamilan) secara signifikan lebih rendah daripada bayi eutiroid (level T4 lebih diatas 10
persentil dan kurang dari 90 persentil selama sepanjang hari), penilaian dengan skala
McCarthy mempunyai skala lebih rendah secara bermakna pada tingkat cognitive umum
6.4 Perbedaan hasil pemeriksaan volume tiroid pada bayi cukup bulan dan bayi
kurang bulan
Pada hasil penelitian ini didapatkan perbedaan volume tiroid yang bermakna secara
statistik pada bayi cukup bulan dibandingkan dengan bayi kurang bulan pada kelompok
Penelitian tentang ukuran tiroid pada bayi baru lahir normal menjadi data referensi
untuk dibandingkan dengan bayi yang dicurigai gangguan pertumbuhan kelenjar tiroid.
77
Mengingat perbedaan yang cukup besar antara ukuran lobus kanan dan kiri pada bayi,
maka pengukuran berdasarkan panjang, lebar, dan kedalaman. Setiap lobus ditentukan
bersama dengan volume masing-masing lobus dan volume gabungan. Perhitungan ini
menyumbang sebagian kecil volume tiroid, jika setiap lobus dianggap sebagai ellipsoid,
Peran yang paling penting dari pemeriksaan ultrasound adalah untuk menentukan ada
tidaknya jaringan tiroid atau tidak. Menetapkan apakah ukuran tiroid yang kecil, normal,
atau besar merupakan hal yang penting dan lebih sulit karena kelenjar adalah struktur tiga
dimensi. Objek penelitian ini tidak hanya untuk menetapkan volume normal tiroid pada
populasi bayi kita, tapi juga untuk membandingkan data normatif dengan laporan dari
penelitian negara lain menggunakan perhitungan volumetrik yang sama. (Perry, 2012)
Variasi ukuran kelenjar tiroid pada bayi baru lahir telah dilaporkan dari berbagai
negara Skotlandania, Jerman, Belgia, dan Brasil. Penelitian Yao, 2011 mengevaluasi
volume kelenjar tiroid 408 bayi sehat di Cina usia kurang dari 12 bulan dan menunjukkan
mengembangkan data normatif populasi untuk digunakan dalam penilaian volume tiroid
bayi. (Yao, et al., 2011) Penelitian oleh Marginean O dan Belei O, 2016 di Rumania,
dengan 100 bayi yang sehat, ditemukan perbedaan dalam beberapa kelompok ras.
Data dari beberapa studi di berbagai populasi menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam volume tiroid pada bayi laki-laki dibandingkan bayi perempuan.
Penelitian yang dilakukan oleh Perry, 2002 penelitian observasional prospektif terhadap
78
100 bayi baru lahir(49 laki-laki). Panjang, lebar, dan kedalamannya diukur, dan volume
(volume = panjang 'lebar' kedalaman 'p / 6). Semua pengukuran menunjukkan distribusi
gaussian, tanpa perbedaan yang signifikan antara kanan dan lobus kiri. Nilai (mean (SD)
range) adalah: panjang (cm), 1,94 (0,24) 0,9-2,5; luasnya (cm), 0,88 (0,16) 0,5-1,4;
kedalaman (cm), 0,96 (0,17) 0,6-2,0; volume (ml), 0,81 (0,24) 0,3-1,7; gabungan volume
(ml), 1,62 (0,41) 0,7-3,3, tidak ada hubungan yang bermakna antara umur kehamilan dan
berat badan lahir dengan ukuran kelenjar tiroid dengan standar deviasi volume 1,62
Penelitian yang dilakukan oleh Freire, 2014 pada 125 bayi cukup bulan, eutiroid
dengan kadar yodium yang cukup, interval nilai normal volume tiroid dengan sonografi
berkisar antara 0.45–1.53 ml, dengan rerata volume kelenjar tiroid 1.00 ml (SD = 0,28,
95% confidence interval, 0.95–1,03 ml), dan nilai rasio Yasumoto 1,71– 2,87, dimana
nilai rasio 1,7 dapat digunakan sebagai nilai cut off untuk disgenesis tiroid pada bayi
Penelitian yang dilakukan oleh Mikołajczak, 2015 sebanyak total 148 bayi cukup
bulan dari ibu dengan fungsi tiroid normal diperiksa selama minggu pertama kehidupan
melintang untuk membuat grafik persentilitas nilai referensi untuk volume tiroid pada
bayi cukup bulan yang sehat. Volume lobus kanan, kiri dan kedua lobus 0.502 (0.228–
0.931), 0.511 (0.294–0.959), dan 1.014 (0.526–1.849) mL. Hal yang menyebabkan
79
menyebabkan kenaikan ukuran tiroid, tingkat yodium di udara di dalam Jerman atau
Penelitian yang dilakukan oleh Koksal, 2008 pengukuran volume tiroid 100 bayi baru
lahir cukup bulan yang sehat (51 anak laki-laki dan 49 perempuan; usia gestasi rata-rata
38,9 ± 1,1 minggu; dan berat lahir rata-rata 3370 ± 446 gram) yang diukur selama
dengan usia kehamilan, berat lahir, jenis kelamin, dan nilai TSH dan juga dengan faktor
penyakit jantung. Semua sampel darah untuk TSH diambil selama 5 hari pertama (rata-
rata 1,09 ± 0,9 hari). Tingkat TSH rata-rata dalam semua bayi laki-laki dan perempuan
adalah 3,77 ± 3,71, 4,57 ± 3,61, dan 2,93 ± 3,66 mIU / l. Perbedaan ini secara statistik
signifikan (p = 0,006). Tidak ada perbedaan signifikan dalam volume tiroid sehubungan
dengan usia kehamilan, berat lahir, jenis kelamin, nilai TSH dan faktor ibu. (Koksal,
2008)
Tujuan dari program skrining bayi baru lahir tidak hanya bertujuan untuk mendeteksi
bayi dengan hipotiroidisme sentral. Namun bertujuan untuk diagnosis dini dan
primer bawaan untuk hasil tumbuh kembang optimal. Selama periode 6 tahun
analisa serum TSH dan FT4 yang valid dengan interpretasi berdasarkan pada hubungan
80
dengan atau tanpa gejala manifestasi sesuai HK 1:3000 hingga 1:4000.( Fisher et al.,
1983). Insiden HK bervariasi sesuai lokasi geografis. Laporan hasil skrining bayi baru
lahir di Prancis 20 tahun terakhir menghasilkan jumlah insiden HK yang menetap sebesar
dari 1:4094 pada tahun 1987 menjadi 1:2372 tahun 2002. Insiden HK lebih tinggi pada
ras kaukasoid dibanding ras negro. Perempuan lebih banyak menderita HK dengan rasio
2:1, dan resiko HK lebih besar pada penderita Down Syndrome. Insiden HK juga lebih
tinggi pada bayi kurang bulan dibanding bayi cukup bulan (LaFranchi, 2007)
Sekitar 1/3 bayi baru lahir dengan HK memiliki berat badan lebih dari persentil 90.
Hipotiroid kongenital juga disertai oleh ikterus yang menetap dan malas menetek.
congenital malformations (CM). Pada sebuah studi mengenai 1420 bayi baru lahir
hipopituitarisme meliputi bibir sumbing dan langit-langit dan optik hipoplasia saraf. (
BAB VII
7.1 Kesimpulan
1) Terdapat perbedaan bermakna antara kadar serum TSH bayi kelompok umur
7.2 Saran
1) Penelitian ini mendukung penggunaan TSH sebagai lini pertama dalam skrining
2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk dilakukan evaluasi ulang kadar
serum TSH setelah rentang waktu 14 hari sampai 30 hari pada bayi kurang bulan
82
DAFTAR PUSTAKA
Andersen S, Pedersen K dan Bruun NH. 2002. Narrow individual variation in serum T4
Ballard JL, Khoury JC dan Wedig K. 1991. Ballard Score. J Pediatr, 119:417–23
Bambang M, Moeslichan M dan Sudigdo S, dkk. 2011. Perkiraan besar sampel. Dalam:
Sudigdo S, editor. Dasar dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. Jakarta:
Banoli F, Laura F dan Salvatore G. 2013. Thyroid function in small for gestational age
Bastug O, Korkmaz L dan Halis H, et.al. 2017. Thyroid status of iodine deficient
newborn infants living in central region of Turkey: a pilot study. World J Pediatr,
1:1-6
receptor and VGF messenger ribonucleic acid in the arcuate nucleus of the
Beckett GJ dan Toft AD. 2003. First-line thyroid function tests -TSH alone is not enough.
Bekhit OE dan Yousef RM. 2013. Permanent and transient congenital hypothyroidism in
Bernal J. 2005. Thyroid hormone receptors in brain development and function. Nature
Bianco AC, Salvatore D dan Gereben B, et al. 2002. Biochemistry, cellular and molecular
Rev, 23:38–89.
during the first 2 weeks of life and their relationship to outcome. Pediatr,109:
222–7.
Brook CG, Clayton P dan Brown R. 2007. Brook's Clinical Pediatric Endocrinology
Brown RS. 2012. Disorders of the Thyroid Gland in Infancy, Childhood and
Burrow GN, Fisher DA dan Larsen PR. 1994. Maternal and fetal thyroid function. N Engl
J Med, 331:1072-78.
Burikhanov R, Coulonval K dan Pirson I,et al. 1996. Thyrotropin via cyclic AMP induces
insulin and insulin-like growth factor signaling pathways in dog thyroid epithelial
Calvo R, Obregón MJ, Ruiz de Oña C dan Ferreiro B, et. al. 1990. Thyroid hormone
Christov K. 1985. Cell population kinetics and DNA content during thyroid
Cloherty JP, Eichenwald EC dan Stark AR. 2008. Thyroid disorder. Manual of Neonatal
Corbetta. 2009. Fetal and neonatal thyroid function: review and summary of significant
de Escobar GM, Obregon MJ dan del Rey FE. 2004. Role of thyroid hormone during
de Zegher F, Van hole C dan Van den Berghe G. 1994. Properties of thyroid stimulating
hormone and cortisol secretion by the human newborn on the day of birth. J Clin
Delahunty C, Falconer S dan Hume R, et al. 2010. Levels of neonatal thyroid hormone in
Delange FM dan Dunn JT. 2005. Iodine insufficiency. Dalam: Braverman LE, Utiger RD
(eds.), The thyroid, 9th ed. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins. p.264-88.
Dumont JE, Lamy F, Roger PP dan Maenhaut C. 1992. Physiological and pathological
Dumont JE, Lamy F, Roger PP dan Maenhaut C. 2011. Ontogeny, anatomy, metabolism
Faizi M dan Pratono NHE. 2008. Hipotiroid. Dalam: Pedoman diagnosis dan terapi Ilmu
Kesehatan Anak. Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo. 3rd ed, Surabaya, pp.58-
63.
Fisher DA dan Grueters A. 2008a. Disorders of the Thyroid in the Newborn and Infant.
Fisher D dan Grueters A. 2014. Disorders of the thyroid in the newborn and infant. In:
Fisher DA, Nelson JC, Carlton EI dan Wilcox RB. 2000. Maturation of human
Franklin J dan Sheppard M. 2000. Evaluation of thyroid function in health and disease.
www. thyroidmanager.org.
Freire R, Monte O dan Tomimori EK. 2015. Sonographic evaluation of the thyroid size in
Gibson RS. 2005. Principles of Nutritional Assessment. Oxford University Press Inc.
2nd. Edition.
Glinoer D. 2007. The importance of iodine nutrition during pregnancy. Public Health
Gomela TL, Cunningham MD dan Eyal FG. 2013. Gestational age and birth weight
Harris KB dan Pass KA. 2007. Increase in congenital hypothyroidism in New York State
Huang SA. 2007. Hypothyroidism. Dalam: Lifshitz F, Ed. Pediatric endocrinology. New
Hume R, Simpson J dan Delahunty C. 2004. Human and cord serum thyroid hormones:
Hyman SJ, Greig F, Holzman I, Patel A, Wallach E dan Rapaport R. 2007. Late rise
Klein JR. 2003. Physiological relevance of thyroid stimulating hormone and thyroid
stimulating hormone receptor in tissues other than the thyroid. Autoimmunity, 36:
417–421.
Köksal N, Aktürk B, Sa ˇglam H, Yazıcı Z, dan Çetinkaya M. 2008. Reference values for
LaFranchi S. 2007. Disorders of the tiroid gland. In: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson
HB, Stanton BF, editors. Nelson textbook of pediatrics. 18th ed. Philadelphia:
La Gamma EF, van Wassenaer AG dan Golombek SG. 2006. Neonatal thyroxine
Lanting CI, van Tijn DA, Loeber JG, Vulsma T, de Vijlder JJ dan Verkerk PH. 2005.
Lodha R, Vivekanandhan S, Sarthi M, Arun S dan Kabra SK. 2007. Thyroid function in
children with sepsis and septic shock. Acta Paediatr, 96: 406-9.
Maia AL, Kim BW, Huang SA, Harney JW dan Larsen PR. 2005 Type 2 iodothyronine
115:2524-33
Mandel SJ, Hermos RJ, Larson CA, Prigozhin AB, Rojas DA, Mitchell ML. 2000.
10:693–695.
Mikołajczak. 2015 Sonographic Reference Ranges for the Thyroid Gland in Euthyroid
Murphy N, Hume R dan van Toor H, et al. 2004. The hypothalamic -pituitary-thyroid
axis in preterm infants; changes in the first 24 hours of postnatal life. J Clin
Nordyke RA, Reppun TS dan Madanay LD. 1998. Alternative sequences of thyrotropin
and free thyroxine assays for routine thyroid function testing. Arch Intern Med,
158: 266-72.
Rabin CW, Hopper AO, Job L, 2002. Incidence of low free T4 values in premature
infants as determined by direct equilibrium dialysis. J Perinatol, 24:640.
Oerbeck B, Sundet K, Kase BF dan Heyerdahl S. 2003. Congenital hypotiroidism:
Patel VA, Logan A dan Watkinson JC et al. Isolation and characterization of human
Paternot S, Dumont JE dan Roger PP. 2006. Differential utilization of cyclin D1 and
Perry RJ, Hollman AS dan Wood AM. 2002. Ultrasound of the thyroid gland in the
newborn: normative data. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed, 87: 209.
Peeters RP, Wouters PJ dan Kaptein E, et al. 2003. Reduced activation and increased
Pirson I, Coulonval K, Lamy F dan Dumont JE. 1996. C-myc expression is controlled by
Rabin CW, Hopper AO dan Job L. 2002. Incidence of low free T4 values in premature
Reuse S, Pirson I dan Dumont JE. 1991. Differential regulation of protooncogenes c-jun
and jun D expressions by protein tyrosine kinase, protein kinase C, and cyclic-
Roger PP, Taton M, Van Sande J dan Dumont JE. 1988. Mitogenic effects of thyrotropin
Roger PP dan Dumont JE. 1984. Factors controlling proliferation and differentiation of
cyclic AMP and growth factors. Molecular and Cellular Endocrinology, 36: 79-
93.
Rose SR, Brown RS dan Foley T, et al. 2006. American Academy of Pediatrics; Section
117:2290–303
Rosenberg HK dan Kessler A. 2008. Sonography of the pediatric neck. In: McGahan JP,
Goldberg BB, editors. Diagnostic ultrasound. 2nd edition. New York, Informa
Salim FA dan Varma SK. 2014. Congenital Hypothyroidism and the Importance of
Selva KA, Harper A, Downs A, Blasco PA dan Lafranchi SH. 2005. Neurodevelopmental
Selva KA, Mandel SH, Rien L, Sesser D, Miyahira R dan Skeels M, et al. 2002. Initial
thyroidmanager.org.
Supakul N, Delaney LR dan Siddiqui AR, et al. 2012. Ultrasound for primary imaging of
Physiol, 258:445-50
Tamar S dan Robert R. 2010. Update on some aspects of neonatal thyroid disease. J Clin
free t4 and thyroid stimulating hormone levels in preterm infants and relationship
between these levels and respiratory distress syndrome. Pediatr Inter, 49: 447–51
Taylor PN, Iqbal A dan Minassian C, et al. 2014 Falling threshold for treatment of
Thorpe-Beeston JG, Nicolaides KH dan McGregor AM. 1992. Fetal thyroid function.
Thyroid, 2: 207.
Uyttersprot N, Allgeier A dan Baptist M. 1997. The cAMP in thyroid. From the TSH
40.
Vade A, Gottschalk ME dan Yetter EM, et al. 1997. Sonographic measurements of the
Van Keymeulen A, Dumont JE dan Roger PP. 2000. TSH induces insulin receptors that
Van Vliet G dan Polak M. 2007. Thyroid Disorders in Infancy. in: Lifshitz F, ed.Pediatric
Van Wassenaer AG, Kok JH, Briët JM, van Baar AL dan de Vijlder JJ. 1997. Thyroid
Warner M dan Beckett GJ. 2010. Mechanisms behind the non-thyroidal illness syndrome:
Williams FL, Ogston SA, Van TH, Visser TJ dan Hume R. 2005. Serum thyroid
hormones in preterm infants: associations with postnatal illnesses and drug usage.
Woo HC, Lizarda A, dan Tucker R, et al. 2011. Congenital hypothyroidism with a
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
INFORMASI SUBYEK STUDI UNTUK
PERSETUJUAN
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.
SOETOMO
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164
SURABAYA 60286
Formulir ini memberi anda informasi tentang manfaat dan resiko bila anak anda
mengikuti penelitian ini. Proses ini dikenal sebagai memberi persetujuan (informed
consent). Bila anak anda ikut serta dalam studi, anda diminta menandatangani formulir ini.
Sebelum anak anda mengikuti studi ini maupun setiap saat selama masa studi anda berhak
menanyakan pendapat kedua tentang perawatan anak anda dari dokter lain yang tak terlibat
dari studi ini. Keikutsertaan anak anda dalam studi ini bukanlah suatu hal yang bersifat
wajib.
Pada formulir ini bila ada kata-kata yang tidak anda mengerti, silahkan langsung
ditanyakan kepada peneliti untuk memperoleh kejelasan.
Latar Belakang
Bayi yang menderita hipotiroid mengalami berbagai gangguan post natal termasuk
keterbelakangan mental, tuli dan spastisitas. (de Escobar et al., 2004, Glinoer et al., 2007)
(LaFranchi, 2007). Penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara waktu terapi dan
outcome, termasuk hubungan antara intelligence quotient (IQ) dan usia saat terdiagnosis
(LaFranchi, 2007)
Gejala klinis HK sering sekali tidak terlihat sehingga banyak bayi tidak terdiagnosis
saat lahir. (LaFranchi, 2007) Penggunaan Thyroid stimulating hormone (TSH) merupakan
tes lini pertama dari fungsi tiroid. Kelemahan utama dari pendekatan ini adalah
serum TSH normal) dan konsentrasi TSH yang abnormal dengan tanpa adanya disfungsi
tiroid, terutama pada pasien dengan penyakit kritis. (Stockigt, 2011) Free thyroxine (FT4)
peningkatan TSH yang terlambat (Soneda et al., 2014) Penilaian definitif status tiroid
membutuhkan analisa serum TSH dan FT4 yang valid dengan interpretasi berdasarkan
pada hubungan antara dua nilai tersebut (de Zegger et al.,1992; Vincent et al., 2002;
Stockigt, 2011)
TSH mempunyai banyak pengaruh pada sel tiroid. Sebagian besar diperantarai
tiroid secara langsung serta mempertahankan ekspresi diferensiasi yang kemudian akan
dievaluasi oleh NIS atau dengan thyroperoxidase dan TSH menginduksi konten
tiroglobulin mRNA atau transkripsi nuklir. Konsentrasi TSH yang diperlukan untuk
merangsang ekspresi diferensiasi lebih rendah dibandingkan untuk proliferasi sel.( Roger,
1988)
menentukan kelainan kelenjar tiroid, letak anatomi, volume, konfigurasi dan tekstur
jaringan. (Rossenberg, 2009; Chang et al., 2009). Penelitian oleh Freire, 2014 rerata
volume kelenjar tiroid bayi cukup bulan eutiroid adalah 1 ml (SD = 0,28, 95% confidence
interval, 0.95–1.03 ml), nilai rasio Yasumoto 1.71 ml merupakan nilai cut off disgenesis
Penelitian tentang perbandingan antara TSH, FT4 dan volume kelenjar tiroid pada
1.2.Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan dalam perbandingan antara TSH, FT4 dan volume kelenjar
tiroid antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan dalam skrining hipotiroid
1.3.Tujuan penelitian
Untuk mengetahui perbedaan dalam perbandingan hasil uji fungsi tiroid TSH, FT4 dan
volume tiroid antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan dalam skrining
1. Untuk membandingkan TSH dan FT4 bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan
pada program skrining hipotiroid kongenital bayi baru lahir di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
2. Untuk membandingkan volume kelenjar tiroid bayi kurang bulan dengan bayi
cukup bulan pada program skrining hipotiroid kongenital bayi baru lahir di RSUD
1.4.Manfaat penelitian
Mendapatkan data TSH dan FT4 serta volume kelenjar tiroid yang dapat
dimanfaatkan untuk penelitian lebih lanjut dalam rangka mencari tatalaksana medik
Mendapatkan data fungsi tiroid dan volume kelenjar tiroid yang akan mendukung
Orang tua pasien mendapatkan informasi tentang status tiroid bayi sejak dini
sehingga mendapatkan terapi lebih awal yang akan mencegah gangguan tumbuh
kembang anak.
Prosedur Pelaksanaan
• Dimintakan persetujuan orang tua kemudian ditentukan kriteria inklusi dan eksklusi.
Bayi yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan pengisian LPD, , dan pengambilan
sampel darah untuk pemeriksaan FT4 dan TSH kemudian ultrasonografi kelenjar tiroid
dengan langkah sebagai berikut:
1. Sebagai awal akan dilakukan penyuluhan kepada anda tentang penelitian ini,
kemudian dilakukan wawancara untuk pengisian Lembar Pengumpul Data
(LPD)
2. Pengambilan darah sejumlah 1-2 ml untuk pemeriksaan FT4 dan TSH akan
dilakukan di Gedung Pusat Diagnostik Terpadu untuk bayi cukup bulan dan di
ruang perawatan intensif neonatus IRD untuk bayi kurang bulan kemudian
sampel darah akan dikirim ke laboratorium Patologi Klinis.
3. Pengambilan darah dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dengan prosedur
pengambilan darah yang sudah di tetapkan oleh RSUD dr. Sutomo dan
pemberian EMLA untuk mengurangi resiko nyeri pada bayi.
4. Pemeriksaan USG tiroid akan dilakukan di dua tempat yaitu di Gedung Pusat
Diagnostik Terpadu untuk bayi cukup bulan dan ruang perawatan intensif
neonatus IRD untuk bayi kurang bulan
5. Pemeriksaan USG tiroid menggunakan Vivid Q ultrasound scanner (GE
Medical Systems, Milwaukee, WI) dilengkapi dengan transduser linear array 6-
13 MHz panjang 4-cm akan dilakukan oleh satu orang residen radiologi senior
yang terlatih dibawah bimbingan dokter spesialis radiologi sesuai prosedur
pelaksanaan pemeriksaan ultrasonografi tiroid pada bayi.
6. Prosedur penelitian :
• Setiap data yang didapat dicatat pada Lembar Pengumpul Data (LPD) untuk diolah
lebih lanjut.
Biaya Keikutsertaan Dalam Uji Klinis
Seluruh biaya pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan darah pada pelaksanaan
studi ini dibiayai oleh peneliti.
Resiko yang mungkin timbul
Resiko yang mungkin timbul pada saat dilakukan pemeriksaan yaitu: perdarahan dan
bengkak di tempat lokasi pengambilan darah dan penurunan suhu pada saat di lakukan
• Jika terjadi resiko yang tersebut diatas maka dilakukan: bebat tekan pada tempat
• Jika terdapat hasil TSH > 40μU/mL pada usia lebih dari 14 hari maka akan diberikan
terapi levothyroxin
Surabaya,
Yang menerima penjelasan Yang memberi penjelasan
_____________________ _____________________
Saksi 1 (………..……………………)
Saksi 2 (……………………………)
LAMPIRAN 3
Surabaya, …………………………
(……………………………)
Saksi 1 (……………………………)
Saksi 2 (…………………...............)
LAMPIRAN 4
Nama :……………………………………………………………………
Umur :……………………………………………………………………
Alamat :……………………………………………………………………
Tlp / Email…………………………………………………………………
Fakultas / Instansi,,,,………………………………………………………
Sesudah mendengarkan penjelasan yang diberikan dengan ini memberikan :
PERSETUJUAN
Dengan judul penelitian: “Perbedaan rerata nilai fungsi tiroid dan volume kelenjar tiroid
bayi kurang bulan dibandingkan dengan bayi cukup bulan pada program deteksi
hipotiroid kongenital bayi baru lahir”
Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
Surabaya, …………………………
(……………………………)
Saksi 1 (……………………………)
Saksi 2 (…………………...............)
LAMPIRAN 5
Nama :……………………………………………………………………
Umur :……………………………………………………………………
Alamat :……………………………………………………………………
Tlp / Email…………………………………………………………………
Fakultas / Instansi,,,,………………………………………………………
Sesudah mendengarkan penjelasan yang diberikan maka dengan ini memberikan :
PERSETUJUAN
Dengan judul penelitian: “Perbedaan rerata nilai fungsi tiroid dan volume kelenjar tiroid
bayi kurang bulan dibandingkan dengan bayi cukup bulan pada program deteksi
hipotiroid kongenital bayi baru lahir”
Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
Surabaya, …………………………
Saksi 2 (…………………...............)
LAMPIRAN 6
Nama :……………………………………………………………………
Umur :……………………………………………………………………
Alamat :……………………………………………………………………
Tlp / Email…………………………………………………………………
Fakultas / Instansi:…………………………………………………………
Dengan ini menyatakan MENGUNDURKAN DIRI sebagai subjek penelitian
Dengan judul penelitian: “Perbedaan rerata nilai fungsi tiroid dan volume kelenjar tiroid
bayi kurang bulan dibandingkan dengan bayi cukup bulan pada program deteksi
hipotiroid kongenital bayi baru lahir”
Demikian lembar pengunduran diri ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa
paksaan.
Surabaya, …………………………
(………………………)
Saksi 1 (……………………………)
Saksi 2 (…………………...............)
LAMPIRAN 7
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164
SURABAYA 60286
No rekam medis
LAMPIRAN 8
Notes
Comments
Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav
Filter <none>
Input
Weight <none>
EXAMINE VARIABLES=umurkehamilan
BY kelumur2
/COMPARE GROUPS
Syntax
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Kel umur2
kelumur2 Cases
Descriptives
Median 38.00
Variance .925
Minimum 37
Maximum 40
Range 3
Interquartile Range 1
Median 34.00
Variance .063
Minimum 34
Maximum 35
Range 1
Interquartile Range 0
Median 32.00
Variance .335
Minimum 31
Maximum 33
Range 2
Interquartile Range 1
Variance 1.295
Minimum 28
Maximum 31
Range 3
Interquartile Range 2
Umur kehamilan
Explore
Notes
Comments
Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav
Filter <none>
Input
Weight <none>
/COMPARE GROUPS
Syntax
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
kelumur2
kelumur2 Cases
Descriptives
Median 1.4200
Variance .581
Minimum .37
Maximum 3.96
Range 3.59
FT4
Interquartile Range .94
Median 1.5200
Variance .725
Minimum .32
Maximum 3.00
Range 2.68
Median 1.0810
Variance .940
Minimum .33
Maximum 4.01
Range 3.68
Median 1.1950
Variance 1.097
Minimum .12
Maximum 3.67
Range 3.55
Median 3.1465
Minimum .89
Maximum 55.00
Range 54.11
Median 3.8770
Variance 7.968
Minimum 1.19
Maximum 11.76
Range 10.57
Variance 17.885
Minimum 1.23
Maximum 14.89
Range 13.66
Median 3.9540
Variance 7.513
Minimum .92
Maximum 10.49
Range 9.56
Median .3300
Variance .019
Minimum .06
Maximum .81
Range .75
Median .2700
Variance .006
late preterm
Std. Deviation .07977
Minimum .17
Maximum .43
Range .26
Median .2650
Variance .016
Minimum .14
Maximum .57
Range .43
Median .2200
Variance .011
Minimum .06
Maximum .36
Range .30
FT4
TSH
Volume tiroid
Kel umur
kelumur Cases
Descriptives
Median 1.4200
Variance .581
Minimum .37
Maximum 3.96
Range 3.59
Median 1.3000
Variance .887
Minimum .12
Maximum 4.01
Range 3.89
Median 3.1465
Variance 69.794
Minimum .89
Maximum 55.00
Range 54.11
Median 4.0240
prematur
Variance 11.676
Minimum .92
Maximum 14.89
Range 13.97
Median .3300
Variance .019
Minimum .06
Maximum .81
volumetiroid
Range .75
Median .2600
Variance .011
Minimum .06
Maximum .57
Range .51
TSH
Volume tiroid
Notes
Comments
Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav
Filter <none>
Input
Weight <none>
NPAR TESTS
/MISSING ANALYSIS.
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 84
Test Statisticsa
TSH
Mann-Whitney U 652.500
Wilcoxon W 1555.500
Z -2.053
NPAR TESTS
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Notes
Comments
Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav
Filter <none>
Input
Weight <none>
NPAR TESTS
/MISSING ANALYSIS.
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 84
Total 84
Test Statisticsa
FT4 volumetiroid
Z -.819 -2.749
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
NPAR TESTS
/MISSING ANALYSIS.
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Aterm 42 37.04
Total 84
Test Statisticsa,b
TSH
Chi-Square 5.815
df 3
b. Grouping Variable:
kelumur2
Notes
Comments
Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav
Filter <none>
Input
Weight <none>
NPAR TESTS
/K-W=volumetiroid BY kelumur2(1 4)
Syntax
/MEDIAN=volumetiroid BY kelumur2(1
4)
/MISSING ANALYSIS.
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Aterm 42 49.81
Total 84
Test Statisticsa,b
Volumetiroid
Chi-Square 9.403
df 3
Notes
Comments
Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav
Filter <none>
Input
Weight <none>
NPAR TESTS
/MISSING ANALYSIS.
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 58
Test Statisticsa
volumetiroid
Mann-Whitney U 238.000
Wilcoxon W 374.000
Z -1.707
notes
Comments
Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav
Filter <none>
Input
Weight <none>
NPAR TESTS
/MISSING ANALYSIS.
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 56
Test Statisticsa
volumetiroid
Mann-Whitney U 213.500
Wilcoxon W 318.500
Z -1.524
NPar Tests
Notes
Comments
Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav
Filter <none>
Input
Weight <none>
NPAR TESTS
/MISSING ANALYSIS.
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 54
Test Statisticsa
volumetiroid
Mann-Whitney U 123.500
Wilcoxon W 201.500
Z -2.676
/MISSING ANALYSIS.
Oneway
Notes
Comments
Data C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav
Filter <none>
Input
Weight <none>
/MISSING ANALYSIS.
[DataSet1] C:\Users\Novi\Documents\tiroid1.sav
ANOVA
Total 8.702 83
Total 20.893 83
Total 20.571 83
Total 103.810 83
Total 77.571 83
Total 26.988 83