NOVA FAJRI
NPM. 1306346121
NOVA FAJRI
NPM. 1306346121
IYPM 1306346121
Tanda Tangan
Tanggal
W+
Juni 2016
lil
Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang
berjudul "Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir dengan Masalah Kenyamanan
dan Pernapasan Melalui Penerapan Pengisapan Lendir 'Empat Tangan'
Berdasarkan Pendekatan Teori Kenyamanan Kolcaba" bebas dari plagiarisme
dan bukan hasil karya orang lain.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian dari karya ilmiah akhir
tersebut terdapat indikasi plagiarisme, saya bersedia menerima sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang herlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari
siapapun.
Dibuat di Depok
Padatanggal 15 Juni 2016
IV
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
Puji syukur kepada Allah S.W.T atas segala limpahan nikmat iman dan nikmat
Islam, serta karena ridho dan kehendak-Nya penulis bisa menyelesaikan karya
ilmiah akhir ini. Karya ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan Program
Spesialis Keperawatan Anak pada Fakultas Illmu Keperawatan, Universitas
Indonesia. Penyelesaian karya ilmiah akhir ini tidak lepas dari kontribusi berbagai
pihak. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1) Ibu Yeni Rustina, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D, selaku supervisor utama dan
pembimbing akademik yang telah mengajarkan penulis tentang arti
membimbing yang sebenarnya, yang telah bersedia meluangkan banyak
waktu, perhatian, serta mencurahkan tenaga dan ilmunya untuk mengarahkan,
membimbing, dan mendukung saya untuk menyelesaikan karya ilmiah akhir
ini;
2) Ibu Fajar Tri Waluyanti, M.Kep., Sp.Kep.An., IBCLC selaku supervisor yang
juga telah membimbing dan membuka wawasan penulis dalam menyusun
karya ilmiah akhir;
3) Dewan penguji yang bersedia meluangkan waktu dan memberikan masukan
untuk kesempurnaan karya ilmiah akhir ini;
4) Dra. Junaiti Sahar, S.Kp., M.App.Sc., PhD., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia;
5) Dr. Novy H. Catharina Daulima, S.Kp., M.Sc., selaku Ketua Program Pasca
Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia;
6) Seluruh dosen Departemen Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu dan wawasan;
7) Direktur dan bagian keperawatan RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSAB
Harapan Kita yang telah mengijinkan praktik residensi keperawatan;
8) Perawat ruang Perinatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSAB
Harapan Kita Jakarta yang telah bersedia berbagi pengalaman dan wawasan
tentang keperawatan anak;
v Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016
9) Terkhusus kepada ayahanda dan ibunda yang terus mendoakan dimanapun
berada, dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil;
10) Seluruh sahabat yang ikut mendoakan dan memberi dukungan, serta rekan-
rekan Peminatan Keperawatan Anak Angkatan 2013 yang telah banyak
membantu dan mendukung penyelesaian karya ilmiah akhir ini.
11) Seluruh pihak yang turut memberikan dukungan dan bantuan dalam
penyelesaian karya ilmiah akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga karya ilmiah akhir ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
dan pengembangan ilmu keperawatan.
Penulis
vi
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
beserta perangkat yang ada (ika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti ini
Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola
dalam bentnk pangkalan data(database),merawat, dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulislpencipta dan sebagai
pemilikHak Cipta.
dibuat di : Depok
Yang menyatakan
('iA,
(Nova Fajri)
vll
Kata kunci: Bayi baru lahir, kenyamanan, pernapasan, Neonatal Intensive Care
Unit.
Newborn was discomfort in the intensive care unit. The purpose of this writing is
to provide an analysis of Kolcaba comfort theory applications in nursing care for
newborns with comfort and respiratory problems. Case study method was used in
5 infants treated in perinatology. Nursing care given using the assessment of
physical comfort, psychospiritual, socio-cultural, and environmental. The
implementation of four-handed suction technique as one of the comfort
intervention which evaluated by pediatric comfort assessment tool. The
application of the Kolcaba comfort theory gives good results towards the comfort
of five infants. Psychospiritual comfort and sociocultural be fulfilled; whereas
physical comfort is influenced by various factors. The conclusion of this study is
Kolcaba nursing comfort theory has very comprehensive aspects therefore highly
recommended for newborns' comfort through simultaneous and continuous
implementation.
ix Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................ ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME........................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................vii
ABSTRAK ..........................................................................................................viii
ABSTRACT........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................... xii
DAFTAR SKEMA.............................................................................................. xiii
DAFTAR GRAFIK............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xv
1. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................................... 4
1.3 Sistematika Penulisan............................................................................... 5
x
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016
4. PEMBAHASAN ............................................................................................ 32
4.1 Penerapan Teori Kenyamanan oleh Katharine Kolcaba dalam
Asuhan Keperawatan Bayi dengan Masalah Kenyamanan dan
Pernapasan................................................................................................ 56
4.1.1 Pengkajian Keperawatan ................................................................. 56
4.1.2 Diagnosis Keperawatan ................................................................... 62
4.1.3 Perencanaan dan Implementasi Keperawatan ................................. 63
4.1.4 Evaluasi Keperawatan ..................................................................... 64
4.2 Praktik Spesialis Keperawatan Anak dalam Pencapaian target
Kompetensi............................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
xi
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016
DAFTAR TABEL
xii
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016
DAFTAR SKEMA
xiii
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1. Rerata nilai saturasi kelompok kontrol dan intervensi ............................ 52
Grafik 3.2. Rerata nilai denyut jantung kelompok kontrol dan intervensi................. 53
Grafik 3.3. Rerata skor Kenyamanan (Pediatric Comfort Assessment)..................... 54
xv
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Universitas Indonesia
Perilaku stres pada bayi dapat ditunjukkan dengan merentangkan jari kaki
dan tangan, menangis, dan perubahan warna kulit (Rustina, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Casey (2006) selama delapan tahun tentang
kemampuan intelektual bayi prematur didapatkan bahwa kemampuan
intelektual bayi prematur lebih rendah dari bayi cukup bulan. Banyak
dampak lain ketidaknyamanan pada bayi terutama bayi prematur yang dapat
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 2
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN
2.1.1. Kasus 1
Bayi Ny. YN, usia kronologis 7 hari dengan berat badan sekarang 1800
gram. Diagnosis medis Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan
(NKB-SMK) dengan usia gestasi 32 minggu dan berat badan lahir 1905
gram, Respiratory Distress (RD) e.c tersangka Sepsis Neonatorum Awitan
Dini (SNAD), Apnea of Prematurity (AOP), dan Patent Ductus Arteriosus
(PDA) kecil. Lahir secara Sectio Caesarea (SC) atas indikasi gawat janin,
ibu dengan impending eklampsia. Bayi dengan apgar skor 5/7 dipasangkan
alat Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dengan Positive End
Expiration Pressure (PEEP) mencapai 8 dengan fraksi oksigen (FiO2) 30%
dan turun menjadi PEEP 5 FiO2 21% pada usia 4 hari. Saat pengkajian
didapatkan data bahwa bayi Ny. YN mengalami periode apnea dan
desaturasi berulang, terkadang terdapat lendir pada jalan napas. Bayi juga
mengalami instabilitas suhu. Pada saat dilakukan pengisapan lendir bayi
terlihat ekstremitas meregang, saturasi oksigen menurun, dan denyut
jantung meningkat. Skor Pediatric Comfort Assessment (PCA) adalah 15
dengan batas nilai 0-19.
6
Universitas Indonesia
2.1.2. Kasus 2
Bayi Ny. RH, usia kronologis 2 hari dengan diagnosis medis NKB-SMK
dengan usia gestasi 32 minggu dan berat badan lahir 1200 gram, RD ec
Hyalin Membran Disease (HMD) dd tersangka SNAD. Lahir secara SC
atas indikasi ketuban pecah dini dan oligohidramnion berat. Nilai apgar
skor 7/9, usia 5 menit terdapat napas cuping hidung dan retraksi intercostal
minimal dan dipasangkan CPAP PEEP 7, FiO2 21% dan dapat diturunkan
hingga PEEP 5 dengan FiO2 21% pada usia 10 jam, dan lepas CPAP pada
usia dua hari. Saat pengkajian didapatkan data bahwa bayi Ny. RH
mengalami desaturasi dengan SpO2 mencapai 76% dan bradikardia hingga
85 kali/menit, kemudian dipasangkan CPAP PEEP 5 FiO2 21%. Pada saat
dilakukan pengisapan lendir bayi terlihat meregang, saturasi oksigen
menurun, dan denyut jantung meningkat, skor PCA 15 (range nilai 0-19).
Ibu belum berani mengunjungi bayinya karena akan sedih dan merasa
bersalah.
Universitas Indonesia
Setelah dilakukan perawatan selama tiga hari, bayi sudah lepas CPAP dan
sudah tidak terdapat lendir pada jalan napas. Terjadi peningkatan berat
badan dan jumlah minum yang diberikan serta bayi dapat mentoleransi
pemberian minum dengan baik. Ibu sudah berani mengunjungi bayinya
dan selalu menyediakan ASI untuk bayi. Infeksi tidak terjadi pada bayi.
2.1.3. Kasus 3
Bayi Ny. SS, usia kronologis 8 hari dengan berat badan sekarang 1538
gram. Diagnosis medis yaitu NKB-SMK dengan usia gestasi 31 minggu
dan berat badan lahir 1579 gram, post RDS e.c HMD, pierre robin
sequence, post neonatal fits, dan post hiperbilirubinemia. Lahir secara SC
atas indikasi gawat janin, ketuban pecah 22 hari sebelum persalinan,
oligohidramnion. Bayi lahir tidak segera menangis, apgar skor 1/5/6,
dilakukan intubasi dengan ETT no. 3 batas 8,5 dengan mode PC-AC+VG.
Wajah tidah simetris dan ubun-ubun menonjol. Pada hari ke dua dilakukan
ekstubasi dan dipasang NCPAP PEEP 7, dan diturunkan menjadi PEEP 6.
Hari ke tiga lepas CPAP dan dipasang Nasal Canul Low Flow (NCLF) 0,5
liter/menit.
Universitas Indonesia
Setelah dilakukan perawatan selama lima hari, bayi dicobakan untuk lepas
NCLF, bayi terlihat lebih tenang saat dilakukan pengisapan lendir, ibu
sering mengunjungi bayinya dan mengatakan telah menerima kondisi
anaknya dan yakin akan merawatnya dengan baik. Bayi dipindahkan ke
level 1.
2.1.4. Kasus 4
Bayi AD, usia kronologis 77 hari dengan berat badan sekarang 1695 gram.
Diagnosis medis yaitu NKB-SMK dengan usia gestasi 30 minggu dan
berat badan lahir 1100 gram, post RDS e.c Pneumonia, pierre robin
sequence, dan meningitis. Lahir secara SC atas indikasi ibu Pre Eklampsia
Berat (PEB). Bayi lahir tidak segera menangis, apgar skor 7/8,
dipasangkan CPAP selama 6 hari dan riwayat penggunaan ventilator
selama 3 hari. Saat pengkajian didapatkan data bahwa bayi AD baru saja
dipindahkan ke level IIB karena apnea dan kejang. Bayi terpasang NCLF
0,5 liter/menit, terlihat sering menangis, terdapat banyak lendir di hidung
dan mulutnya. Bayi terpasang OGT dan tidak dapat menelan dengan baik.
Ketika dilakukan pengisapan lendir, bayi menangis, meronta, mengalami
desaturasi serta takikardia, Skor PCA 17 (range nilai 0-19). Ibu
mengatakan khawatir akan kondisi bayinya dan akan cuti bekerja kembali
dalam waktu dekat agar dapat fokus merawat bayinya. Ibu juga
Universitas Indonesia
mengatakan bayinya belum dekat dengan dirinya dan lebih dekat dengan
perawat yang merawat.
Pada hari kedua perawatan, bayi dicobakan untuk lepas NCLF, bayi
terlihat lebih tenang saat dilakukan pengisapan lendir, ibu sering
mengunjungi bayinya dan berusaha untuk menenangkan bayi dan
menggendongnya.
2.1.5. Kasus 5
Bayi Ny. MG, usia kronologis 14 hari dengan berat badan sekarang 2940
gram. Diagnosis medis yaitu NCB-SMK dengan usia gestasi 38 minggu
dan berat badan lahir 2600 gram, omfalokel, RD e.c pneumonia e.c
Acinetobacter Baumanii dan Enterobacter Ciloacae, hipereaktivitas
bronkus, PJB (heart rotated dan PFO). Lahir secara SC atas indikasi
tersangka hernia diafragmatika dan omfalokel. Bayi lahir langsung
menangis, langsung diintubasi dan pemasangan HFO dengan frekuensi 11,
MAP 9, amplitudo 27. Pemberian antibiotik lini I diberikan.
Universitas Indonesia
Respon fisik berupa perubahan pada denyut jantung dan saturasi oksigen
merupakan salah satu respon bayi terhadap tindakan seperti penghisapan
lendir. Jika kedua nilai ini stabil mengindikasikan bahwa tindakan dapat
ditoleransi dengan baik. Selain respon fisik, respon lainnya adalah respon
Universitas Indonesia
stres yang dapat dilihat adalah kadar kortisol darah yang juga sinkron
dengan kadar kortisol dalam saliva (Calixto, Martinez, Jorge, Moreira, &
Martinelli, 2002). Pelaksanaan prosedur yang tidak nyaman akan
meningkatkan kadar kortisol, begitu juga sebaliknya menurun pada
tindakan yang membuat nyaman seperti kontak kulit dengan kulit
(Morelius, Theodorsson, & Nelson, 2005). Respon selanjutnya dapat
dilihat dari respon perilaku.
Regulasi perilaku dapat dilihat dari variasi kondisi tidur, terjaga penuh,
dan menangis. Salah satu prosedur yang sering dilakukan dan direspon
oleh bayi adalah prosedur pengisapan lendir.
Henti nafas sering terjadi pada bayi dengan usia gestasi kurang dari 37
minggu. Committee on Fetus and Newborn (2003 dalam Weiss &
Tolomeo, 2012) menyebutkan bahwa apnea yang signifikan pada bayi
adalah henti nafas selama lebih dari 20 detik atau lebih dari 10 detik yang
disertai bradikardia atau desaturasi <80-85%. Apnea of prematurity terjadi
pada lebih dari 50% bayi prematur dan mayoritas pada bayi dengan berat
lahir kurang dari 1000 gram (Alden et al., 1972 dalam Weiss & Tolomeo,
2012).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.3. Integrasi Teori dan Konsep Keperawatan Comfort Kolcaba dalam Proses
Keperawatan
2.3.1. Teori dan Konsep Keperawatan Comfort oleh Katharine Kolcaba
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Intervensi kenyamanan:
- Four-handed suction Kebutuhan rasa Faktor yang
- Sentuhan lembut nyaman: mempengaruhi
- Nesting & bedong Kenyamanan Fisik (minimal
- Kehadiran orang tua Kenyamanan perubahan):
- Menghindari kebisingan Psikospiritual Prognosis penyakit
& pencahayaan Kenyamanan Finansial keluarga
berlebih Sosiokultural
- Penyediaan ASI Kenyamanan
- Pengaturan posisi Lingkungan
- Dan lainya
Kenyamanan
meningkat
Praktik
terbaik
Perilaku
Integritas
pencapaian
kelembaga-
kesehatan
an
Kebijakan
terbaik
Perilaku Meninggal
Perilaku internal:
Tanda vital normal Eksternal: dengan tenang
Terhindar dari - Pertumbuhan &
infeksi (marker perkembangan bayi
infeksi normal) yang optimal
Cairan & nutrisi - Kepercayaan diri
terpenuhi keluarga dalam
merawat bayi
Universitas Indonesia
b. Keluhan utama
Bayi mengalami periode apnea dan desaturasi berulang.
Bayi lahir tidak bernapas (apgar skor 5/7), denyut jantung kurang dari
100 kali/menit, dibawa ke infant warmer dan dibungkus plastik,
dilakukan VTP 25/5 FiO2 30%. Usia 5 menit, bayi merintih, kemudian
dipasangkan CPAP PEEP 7, FiO2 21% saturasi 70% dan hipotermia
Universitas Indonesia
d. Diagnosis medis
NKB-SMK, RD e.c tersangka SNAD, AOP, dan PDA
2.4.2. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 juni 2016 mulai pukul 13.45 WIB.
a. Pengkajian Kenyamanan Fisik
Bayi Ny. YN dengan keadaan umum lemah, sadar, terpasang CPAP
PEEP 5 dengan FiO2 21%, OGT, PICC, dan stopper. Pada pengukuran
tanda-tanda vital diperoleh hasil frekuensi denyut jantung 150
kali/menit, pernapasan 40 kali/menit, suhu 36,4oC (suhu pagi pukul 09
WIB hipotermia yaitu 35,2oC, pukul 10 WIB naik 36,5 oC, pukul 12-14
WIB 36,3-36,4 oC), SpO2 98%. Pemeriksaan fisik di dapatkan tidak ada
retraksi dinding dada, abdomen distensi, supel, bising usus ada, akral
hangat, CRT<3 detik. Terdapat desaturasi berulang dan masih ada
periode apnea, bayi mulai minum kembali 10ml/Kg/hari setelah
sebelumnya dipuasakan.
Universitas Indonesia
Terdapat lendir pada mulut, hidung dan pada nasal pronge, pada saat
dilakukan penghisapan lendir, terlihat ekstremitas meregang, saturasi
oksigen menurun, dan denyut jantung meningkat.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
c. Ketidakefektifan termoregulasi
Tujuan dan kriteria hasil:
Setelah 3x24 jam by. Ny. YN menunjukkan termoregulasi yang efektif
dengan kriteria hasil:
Suhu tubuh 36,5-37,5C, warna kulit merah muda, tidak terjadi
peningkatan denyut jantung karena suhu ekstrim.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
f. Risiko infeksi
Tujuan dan kriteria hasil:
Setelah 2x24 jam diharapkan faktor risiko infeksi pada by. Ny. YN
akan hilang dengan kriteria hasil: Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda
infeksi (bayi aktif; suhu 36,5-37,5C; kultur darah steril; nilai CRP 0,0-
5,0 mg/l; nilai prokalsitonin <0,1 ng/ml; nilai IT ratio 0,0-0,2; nilai
leukosit dalam batas normal), higiene personal yang adekuat,
mengindikasikan status gastrointestinal, pernapasan, genitourinaria dan
imun dalam batas normal.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
DX Implementasi Evaluasi
Tipe Relief Ease Trancendence
Kenyamanan
pada kedua paru, turun namun
sedikit terdengar masih dalam
ronkhi batas
Membersihkan hidung normal, dan
dari kotoran yang denyut
mengeras dengan kasa jantung
yang dilembabkan dalam batas
dengan air hangat normal
Melakukan pengisapan - Hasil konsul
lendir dengan teknik 4 ekokardiogr
tangan afi jam
Memantau respon bayi 08.00 pagi
ketika pengisapan (bayi dalam
lendir: terapi
- SpO2 88%, denyut farmadol
jantung 165 hari ke-6),
kali/menit, bayi didapatkan
tidak mengangis dan hasil bahwa
tidak meronta PDA
Meninggikan posisi mengecil
kepala bayi 45o dengan 1,5-1,8mm,
mengatur posisi terapi
penyangga tempat tidur farmadol
bayi pada inkubator dilanjutkan
Memposisikan bayi dan konsul
supinasi dengan leher ulang 3 hari
sedikit ekstensi dan kemudian.
leher tidak tertekuk
Melanjutkan pemberian
CPAP PEEP 5 FiO2 21%
2,4 Membersihkan mulut Sosiokultural - Perawat
5,6 bayi dengan kasa belum
lembab dan hangat bertemu
4,5 Mengganti dan orang tua
menimbang popok bayi bayi
- Tidak ada BAB, pada
BAK ada 20 ml dinas
5,6 Mengganti plester sore ini.
dengan lembut, Menurut
memindahkan letak perawat
sensor saturasi lainnya
5,6 Memasang nesting dan orang tua
memposisikan bayi bayi
ekstremitas atas dan kemarin
bawah fleksi, dan datang
midline position menjeng
3 Memantau nilai uk
albumin:
- Albumin tanggal
19/2/16: 4,13 (hari
ini sedang dalam
pemeriksaan
albumin)
Memeriksa apakah ada
muntah dan distensi
Universitas Indonesia
DX Implementasi Evaluasi
Tipe Relief Ease Trancendence
Kenyamanan
abdomen, mengukur
lingkar perut:
- Tidak ada kenaikan
lingkar perut, tidak
ada muntah, perut Lingkungan - Terdapat - Bayi di
distensi, namun kebising manipulasi
supel an yang setiap 3 jam
Memberikan ASI 2 ml dihasilka sesuai
secara perlahan n oleh dengan
Kolaborasi: mesin prinsip
Memberikan ASI dan minimal
8x2ml orang- handling,
PG2 9,5 ml/jam (Dx orang terdapat
12,5, GIR 10,4) yang penutup
IL 1,2 ml/jam (kal berada di inkubator
106,4) ruang untuk
D10+Ca(2) sebanyak perawata meminimalk
2,3 ml/jam n bayi an
5,6 Melakukan kontak mata masih. pencahayaan
dan mengajak berbicara pada bayi
saat berinteraksi dengan
bayi
5,6 Membacakan sholawat
nabi agar bayi tenang
4 Melihat warna kulit
bayi, apakah adanya lesi
kulit, keletihan
Memantau nilai
laboratorium yang
mengindikasikan adanya
infeksi:
- Bayi sedang dalam
pemeriksaan kultur
darah, CRP, IT,
albumin, dan darah
rutin
- Hasil laboratorium
tanggal 19/2/16:
Hemoglobin: 16,2
gr/dl, hematokrit
48,7%, leukosit
8.420/l, trombosit
135.000/l, CRP
0,2, It 0,12
2,4 Membersihkan mulut
5,6 bayi dengan kasa
lembab dan hangat
4,5 Mengganti dan
menimbang popok bayi
- Tidak ada BAB,
BAK ada
2 Mengukur suhu bayi:
- Suhu 37,8oC dengan
suhu inkubator 33 oC
Menurunkan suhu
Universitas Indonesia
DX Implementasi Evaluasi
Tipe Relief Ease Trancendence
Kenyamanan
inkubator menjadi 32,5
o
C
3 Memeriksa apakah ada
muntah dan distensi
abdomen, mengukur
lingkar perut:
- Tidak ada kenaikan
lingkar perut, tidak
ada muntah, tidak
distensi dan supel
Memberikan ASI 2 ml
secara perlahan
Melakukan kontak mata
dan mengajak berbicara
saat berinteraksi dengan
bayi
Memasang nesting dan
memposisikan bayi
ekstremitas atas dan
bawah fleksi, dan
midline position
2,4, Mengukur suhu bayi:
5 - Suhu 38,7oC dengan
suhu inkubator 32,5
o
C
Menurunkan suhu
inkubator menjadi 31,5
o
C
2,4, Mengukur suhu bayi:
5 Suhu 37,3oC dengan
suhu inkubator 31,5 oC
Universitas Indonesia
DX Implementasi Evaluasi
Tipe Relief Ease Trancendence
Kenyamanan
1 Mencuci tangan 5 dilakukan
langkah dengan hands penghisapa
rub n lendir,
2,5 Menghangatkan tangan, terlihat bayi
termometer, dan lebih
stetoskop tenang,
5,6 Membuka jendela saturasi
inkubator dengan oksigen
perlahan turun
2,5, Menghangatkan nesting namun
6 dan popok masih
2 Mengukur suhu tubuh dalam batas
bayi: normal, dan
- Suhu 37,2oC denyut
1 Mengauskultasi suara jantung
napas: dalam batas
- Suara napas simetris normal
pada kedua paru,
sedikit terdengar Sosiokultural - Ibu
ronkhi mengatakan
Membersihkan hidung dapat
dari kotoran yang memahami
mengeras dengan kasa penjelasan
yang dilembabkan perawat
dengan air hangat tentang
- Terdapat lesi di pentingnya
hidung kehadiran
Melakukan pengisapan orang tua
lendir dengan teknik 4 dan
tangan penyediaan
Memantau respon bayi ASI
ketika pengisapan
lendir: Lingkungan - Terdapat - Bayi di
- SpO2 89%, denyut kebisinga manipulasi
jantung 164 n yang setiap 3 jam
kali/menit, bayi dihasilka sesuai dengan
tidak mengangis dan n oleh prinsip
tidak meronta mesin minimal
Meninggikan posisi dan handling,
kepala bayi 45o dengan orang- terdapat
mengatur posisi orang penutup
penyangga tempat tidur yang inkubator
bayi pada inkubator berada di untuk
Memposisikan bayi ruang meminimalka
supinasi dengan leher perawata n pencahayaan
sedikit ekstensi dan n bayi pada bayi
leher tidak tertekuk masih.
Melanjutkan pemberian
CPAP PEEP 5 FiO2
21%
2,4 Membersihkan mulut
5,6 bayi dengan kasa
lembab dan hangat
4,5 Mengganti dan
menimbang popok bayi
Universitas Indonesia
DX Implementasi Evaluasi
Tipe Relief Ease Trancendence
Kenyamanan
5,6 Mengganti plester
dengan lembut,
memindahkan letak
sensor saturasi
5,6 Memasang nesting dan
memposisikan bayi
ekstremitas atas dan
bawah fleksi, dan
midline position
3 Memantau nilai
albumin:
- Albumin tanggal
22/2/16: 3,58
Memeriksa apakah ada
muntah dan distensi
abdomen, mengukur
lingkar perut:
- Ada distensi
abdomen, ada
muntah, bayi
dipuasakan
- BBS: 1800gram
Kolaborasi:
Cairan
140ml/Kg/hari
Memberikan tranfusi
albumin 7,5ml+lasix
1,5mg
PG2 9 ml/jam (Dx
12,5, GIR 10,4)
IL 1,2 ml/jam
D10+Ca(2) sebanyak
2,3 ml/jam
Kalori 95kkal/Kg
5,6 Melakukan kontak mata
dan mengajak berbicara
saat berinteraksi dengan
bayi
5,6 Membacakan sholawat
nabi agar bayi tenang
4 Melihat warna kulit
bayi, apakah adanya lesi
kulit, keletihan
Memantau nilai
laboratorium yang
mengindikasikan adanya
infeksi:
- Hasil laboratorium
tanggal 22/2/16:
Kultur darah steril,
Hemoglobin: 10,8
gr/dl (direncanakan
tranfusi PRC),
hematokrit 30,4%,
leukosit 13.720/l,
Universitas Indonesia
DX Implementasi Evaluasi
Tipe Relief Ease Trancendence
Kenyamanan
trombosit
295.000/l, CRP <1,
IT 0,16
7 Menjelaskan kepada
orang tua pentingnya
kehadiran dan stimulasi
orang tua kepada bayi
Menjelaskan kepada
orang tua pentingnya
ASI bagi bayi dan
menganjurkan orang tua
menyediakan ASI selalu
untuk bayinya
Membantu orang tua
menerjemahkan isyarat
bayi
Mengajarkan cara
menenangkan bayi
Menganjurkan orang tua
untuk berkomunikasi
dengan bayinya,
memberikan sentuhan
lembut, dan kontak
mata.
2,4 Membersihkan mulut
5,6 bayi dengan kasa
lembab dan hangat
4,5 Mengganti dan
menimbang popok bayi
- BAB ada, BAK ada
5,6 Memasang nesting dan
memposisikan bayi
ekstremitas atas dan
bawah fleksi, dan
midline position
Universitas Indonesia
DX Implementasi Evaluasi
Tipe Relief Ease Trancendence
Kenyamanan
tidak ada napas
cuping hidung
1 Mencuci tangan 5 Psikospiritual - Pada saat
langkah dengan hands dilakukan
rub penghisapan
2,5 Menghangatkan tangan, lendir,
termometer, dan terlihat bayi
stetoskop lebih
5,6 Membuka jendela tenang,
inkubator dengan saturasi
perlahan oksigen
2,5,6 Menghangatkan nesting turun namun
dan popok masih dalam
2 Mengukur suhu tubuh batas
bayi: normal, dan
- Suhu 36,6oC denyut
1 Mengauskultasi suara jantung
napas: dalam batas
- Suara napas simetris normal
pada kedua paru,
sedikit terdengar Sosiokultural - Ibu datang
ronkhi mengunjung
Membersihkan hidung i bayinya
dari kotoran yang 1kali sehari
mengeras dengan kasa dan
yang dilembabkan membawa
dengan air hangat ASI perah
- Lesi di hidung
membaik
Melakukan pengisapan Lingkungan - Terdapat - Bayi di
lendir dengan teknik 4 kebising manipulasi
tangan an yang setiap 3 jam
Memantau respon bayi dihasilka sesuai dengan
ketika pengisapan n oleh prinsip minimal
lendir: mesin handling,
- SpO2 88%, denyut dan terdapat
jantung 170 orang- penutup
kali/menit, bayi orang inkubator untuk
tidak mengangis dan yang meminimalkan
tidak meronta berada di pencahayaan
Meninggikan posisi ruang pada bayi
kepala bayi 45o dengan perawata
mengatur posisi n bayi
penyangga tempat tidur masih.
bayi pada inkubator
Memposisikan bayi
supinasi dengan leher
sedikit ekstensi dan
leher tidak tertekuk
Melanjutkan pemberian
CPAP PEEP 5 FiO2
21%
2,4 Membersihkan mulut
5,6 bayi dengan kasa
lembab dan hangat
Universitas Indonesia
DX Implementasi Evaluasi
Tipe Relief Ease Trancendence
Kenyamanan
4,5 Mengganti dan
menimbang popok bayi
5,6 Mengganti plester
dengan lembut,
memindahkan letak
sensor saturasi
5,6 Memasang nesting dan
memposisikan bayi
ekstremitas atas dan
bawah fleksi, dan
midline position
3 Memantau nilai
albumin:
- Belum ada
pemeriksaan ulang
Memeriksa apakah ada
muntah dan distensi
abdomen, mengukur
lingkar perut:
- Ada distensi
abdomen
(LP=32cm), bayi
dipuasakan, aliran
dari OGT berwarna
kuning keruh, bising
usus ada
- BBS: 1850gram
Kolaborasi:
Cairan
130ml/Kg/hari
Memberikan tranfusi
albumin (III)
7,5ml+lasix 1,5mg
PG2(4) 9,2 ml/jam
(Dx 13, GIR 10,8)
IL(2,2) 0,5 ml/jam
Kalori 90kkal/Kg
5,6 Melakukan kontak mata
dan mengajak berbicara
saat berinteraksi dengan
bayi
5,6 Membacakan sholawat
nabi agar bayi tenang
4 Melihat warna kulit
bayi, apakah adanya lesi
kulit, keletihan
Memantau nilai
laboratorium yang
mengindikasikan adanya
infeksi:
Belum ada
pemeriksaan marker
infeksi selanjutnya
2,4 Membersihkan mulut
5,6 bayi dengan kasa
Universitas Indonesia
DX Implementasi Evaluasi
Tipe Relief Ease Trancendence
Kenyamanan
lembab dan hangat
Universitas Indonesia
DX Implementasi Evaluasi
Tipe Relief Ease Trancendence
Kenyamanan
- Suara napas simetris
pada kedua paru,
sedikit terdengar Sosiokultural - Ibu datang
ronkhi mengunjungi
Membersihkan hidung bayinya pagi
dari kotoran yang dan sore dan
mengeras dengan kasa membawa ASI
yang dilembabkan perah
dengan air hangat
- Lesi di hidung Lingkungan - Terdapat - Bayi di
membaik kebisinga manipulasi
Melakukan pengisapan n yang setiap 3 jam
lendir dengan teknik 4 dihasilka sesuai dengan
tangan n oleh prinsip minimal
Memantau respon bayi mesin handling,
ketika pengisapan dan terdapat
lendir: orang- penutup
- SpO2 88%, denyut orang inkubator untuk
jantung 167 yang meminimalkan
kali/menit, bayi berada di pencahayaan
tidak mengangis dan ruang pada bayi
tidak meronta perawata
Meninggikan posisi n bayi
kepala bayi 45o dengan masih.
mengatur posisi
penyangga tempat tidur
bayi pada inkubator
Memposisikan bayi
supinasi dengan leher
sedikit ekstensi dan
leher tidak tertekuk
Melanjutkan pemberian
CPAP PEEP 5 FiO2
21%
2,4 Membersihkan mulut
5,6 bayi dengan kasa
lembab dan hangat
4,5 Mengganti dan
menimbang popok bayi
5,6 Mengganti plester
dengan lembut,
memindahkan letak
sensor saturasi
5,6 Memasang nesting dan
memposisikan bayi
ekstremitas atas dan
bawah fleksi, dan
midline position
3 Memantau nilai
albumin:
- Belum ada
pemeriksaan ulang
Memeriksa apakah ada
muntah dan distensi
abdomen, mengukur
Universitas Indonesia
DX Implementasi Evaluasi
Tipe Relief Ease Trancendence
Kenyamanan
lingkar perut:
- Sudah tidak ada
distensi abdomen,
bayi mulai oral care
4x1ml, bising usus
ada
Kolaborasi pemberian
TPN
5,6 Melakukan kontak mata
dan mengajak berbicara
saat berinteraksi dengan
bayi
5,6 Membacakan sholawat
nabi agar bayi tenang
4 Melihat warna kulit
bayi, apakah adanya lesi
kulit, keletihan
Memantau nilai
laboratorium yang
mengindikasikan adanya
infeksi:
Belum ada
pemeriksaan marker
infeksi selanjutnya
2,4 Membersihkan mulut
5,6 bayi dengan kasa
lembab dan hangat
4,5 Mengganti dan
menimbang popok bayi
- BAB ada, BAK ada
5,6 Memasang nesting dan
memposisikan bayi
ekstremitas atas dan
bawah fleksi, dan
midline position
4 Mengingatkan kembali
orang tua untuk mencuci
tangan sebelum dan
setelah memegang
bayinya
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
DX Implementasi Evaluasi
Tipe Relief Ease Trancendence
Kenyamanan
Meninggikan posisi
kepala bayi 45o dengan
mengatur posisi
penyangga tempat tidur
bayi pada inkubator
Memposisikan bayi
supinasi dengan leher
sedikit ekstensi dan
leher tidak tertekuk
Melanjutkan pemberian
CPAP PEEP 5 FiO2
21%
2,4 Membersihkan mulut
5,6 bayi dengan kasa
lembab dan hangat
4,5 Mengganti dan
menimbang popok bayi
5,6 Mengganti plester
dengan lembut,
memindahkan letak
sensor saturasi
5,6 Memasang nesting dan
memposisikan bayi
ekstremitas atas dan
bawah fleksi, dan
midline position
3 Memantau nilai
albumin:
- Sedang pemeriksaan
ulang
Memeriksa apakah ada
muntah dan distensi
abdomen, mengukur
lingkar perut:
- Distensi abdomen
membaik, bising
usus ada
Kolaborasi pemberian
TPN
5,6 Melakukan kontak mata
dan mengajak berbicara
saat berinteraksi dengan
bayi
5,6 Membacakan sholawat
nabi agar bayi tenang
4 Melihat warna kulit
bayi, apakah adanya lesi
kulit, keletihan
Memantau nilai
laboratorium yang
mengindikasikan adanya
infeksi:
Belum ada
pemeriksaan marker
infeksi selanjutnya
Universitas Indonesia
DX Implementasi Evaluasi
Tipe Relief Ease Trancendence
Kenyamanan
2,4 Membersihkan mulut
5,6 bayi dengan kasa
lembab dan hangat
4,5 Mengganti dan
menimbang popok bayi
- BAB ada, BAK ada
5,6 Memasang nesting dan
memposisikan bayi
ekstremitas atas dan
bawah fleksi, dan
midline position
7 Memberikan penguatan
kepada orang tua untuk
berdoa untuk
kesembuhan bayinya
dan mengingatkan untuk
menjenguk bayi
2.4.6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada tanggal 26 Februari 2016
a. Kenyamanan Fisik
Setelah dilakukan perawatan selama 5 hari, keadaan umum bayi masih
lemah, berat badan meninngkat, tidak ada instabilitas suhu, masih
terdapat desaturasi, maka kenyamanan fisik bayi berada pada fase Ease.
b. Kenyamanan Psikospiritual
Kenyamanan psikospiritual bayi berada pada fase Trancendence yaitu
bayi sering diajak bicara oleh orang tuanya dan didoakan. Perawat juga
melakukan hal yang sama saat berinteraksi dengan bayi.
c. Kenyamanan Sosiokultural
Kenyamanan sosiokultural bayi berada pada fase Trancendence yaitu
orang tua datang mengunjungi bayinya lebih sering dan menyediakan
ASI untuk bayinya.
d. Kenyamanan Lingkungan
Kenyamanan lingkungan bayi berada pada fase Ease yaitu suhu yang
terkontrol, tidak ada instabilitas suhu, dan pengaturan pencahayaan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 3
PENCAPAIAN KOMPETENSI
Pemahaman tentang proses dan kompetensi yang akan dicapai merupakan hal
yang sangat penting untuk dimiliki oleh mahasiswa perawat spesialis dan
harus menjadi perhatian utama dari institusi pendidikan. Pembelajaran ini
diharapkan mampu menyelaraskan antara kebutuhan di tatanan pelayanan dan
perspektif pendidikan yang diperoleh mahasiswa di institusi pendidikan.
Pengembangan kurikulum terus diperlukan untuk memperoleh sumber daya
yang berkualitas (Crathern, Clark, Evans, Styche, & Thurlby, 2016). Standar
kompetensi yang ditetapkan diharapkan dapat diaplikasikan pada pelayanan
pasien dan mampu megikuti tuntunan industri kesehatan sampai pada tingkat
internasional (PPNI, 2005). Dalam pelaksanaan residensi, mahasiswa
mendapatkan pengayaan kemudian dilanjutkan dengan praktik klinik. Berikut
ini dipaparkan tentang pencapaian kompetensi, praktik spesialis keperawatan
anak dalam pencapaian kompetensi, dan implementasi evidence based
nursing practice.
44 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
3.3.3.Tahap Evaluasi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hal yang sama juga terjadi pada denyut jantung yaitu kelompok
kontrol mengalami denyut jantung dengan nilai yang abnormal
dibandingkan dengan denyut jantung bayi pada kelompok
intervensi. Hal ini tergambar pada grafik di bawah ini.
175
170
165
160 DJ KK
155 DJ KI
150
145
Waktu
140
Sebelum Saat Setelah
Grafik 3.2. Rerata nilai denyut jantung kelompok kontrol dan intervensi
Universitas Indonesia
Skor PCA
20
18
16
14
12
PCA KK
10
8 PCA KI
6
4
2
0 Waktu
Sebelum Saat
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 4
PEMBAHASAN
56
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bayi terlihat sering menangis dan selalu ingin ada orang di dekatnya,
membelai, dan mengajaknya berinteraksi. Sentuhan kulit dengan kulit,
belaian, dan suaa dapat memberikan kenyamanan psikologis pada bayi
(Feldman, Weller, Sirota, & Eidelman, 2003) sehingga mempertemukan
bayi dengan orang tua sebagai orang terdekat bayi juga merupakan satu
bentuk pemenuhan kenyamanan psikospiritual bayi. Pada kasus 4, pada
awalnya ibu telah bekerja kembali dan menjenguk anaknya sesekali.
Kemudian ibu memutuskan untuk mengambil cuti kembali dan fokus pada
kesembuhan anaknya. Kehadiran orang tua terutama ibu merupakan
sumber kekuatan bagi bayi. Selanjutnya, selain psikologis, aspek spiritual
bayi juga merupakan hal yang harus menjadi perhatian perawat.
Aspek spiritual bayi terkait dengan keyakinan yang dianut oleh orang tua.
Berdasarkan keyakinan orang tua, empat kasus memiliki keyakinan yang
sama yaitu Islam; sedangkan satu kasus lainnya adalah Kristen. Residen
keperawatan menyesuaikan pemenuhan kebutuhan spiritual sesuai dengan
keyakinan orang tua bayi. Orang tua dipersilahkan untuk mendoakan
bayinya sesuai dengan kepercayaan mereka. Pada jam kunjungan, orang
tua bayi pada kasus 2 juga mendatangkan nenek dan tokoh agama untuk
mendoakan bayinya. Hal ini dilakukan dari jendela kaca ruang rawat bayi
karena hanya orang tua yang diperbolehkan masuk ke dalam ruang rawat
untuk mencegah terjadinya infeksi. Pada kelima kasus orang tua tidak
Universitas Indonesia
hanya datang saja, tetapi juga selalu mendoakan bayinya. Hal ini penting
dilakukan orang tua selain untuk kesembuhan bayi, juga untuk sumber
kekuatan orang tua. Ketika berdoa, maka keyakinan akan bertambah, dan
akan mengurangi kecemasan. Kemampuan meyakinkan pasien dan
keluarga melalui pendekatan spiritual dan kultural juga harus dimiliki oleh
tenaga kesehatan (American Association of Health Education, 2008).
Bayi pada kasus 1 dan 2 pada awalnya terlihat masih jarang dikunjungi
oleh orang tuanya karena ibu merasa tidak tega melihat bayinya. Pada
kasus 2, ibu merasa bersalah dan sangat sedih jika melihat bayinya
sehingga suaminya juga melarang istrinya untuk melihat bayinya jika
kondisinya belum siap, selain karena kondisi ibu yang masih dalam
perawatan. Orang tua baik ayah maupun ibu bayi prematur cenderung
memiliki kecemasan tinggi ketika bayinya dirawat (Gale, Franck, Kools, &
Lynch, 2004; Tandberg et al., 2013). Kunjungan keluarga juga dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi keluarga.
Kelima orang tua pada kasus pilihan memiliki pekerjaan tetap. Tiga
diantaranya menggunakan asuransi kesehatan dari pemerintah untuk
pilihan membayar; sedangkan dua kasus lainnya yaitu kasus 2 dan kasus 4,
keluarga menggunakan asuransi dari perusahaan tempat bekerja sebagai
pilihan membayar biaya pengobatan anaknya. Kebutuhan akan biaya yang
Universitas Indonesia
besar juga dapat menjadi stressor tersendiri bagi orang tua bayi prematur
(Kantrowitz-Gordon, Altman, & Vandermause, 2016). Ketika
mengunjungi bayinya, hal yang pertama kali ingin diketahui orang tua
adalah kondisi bayinya.
Tidak jarang bayi yang telah pulang dari perawatan di perinatologi harus
kembali lagi ke rumah sakit setelah beberapa lama perawatan di rumah.
Bayi dirawat kembali dengan berbagai kondisi seperti hipotermia, infeksi,
aspirasi, dan yang paling sering adalah rehospitalisasi karena ikterik
(Escobar et al., 2005). Penyebab terjadinya hal ini dapat berupa informasi
yang kurang mengenai perawatan bayi baru lahir di rumah, cara menyusui
yang benar, dukungan keluarga dan sistem pendukung lain bagi orang tua.
Oleh karena itu mempersiapkan orang tua agar dapat merawat bayinya di
rumah nantinya dengan baik merupakan hal besar yang menjadi tanggung
jawab perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada kasus 5, keluarga berasal dari luar daerah sehingga memilih untuk
menetap sementara dirumah saudara di Jakarta selama bayi dirawat,
namun dalam kesehariannya orang tua lebih banyak menghabiskan waktu
di rumah sakit untuk melihat bayinya. Ketersediaan tempat duduk dan
istirahat merupakan salah satu bentuk perhatian yang diberikan oleh rumah
sakit kepada orang tua dan keluarga bayi. Di kedua rumah sakit tempat
residen keperawatan praktik terdapat kursi panjang untuk orang
tua/pengunjung duduk dan beristirahat sejenak.
Universitas Indonesia
Infeksi juga sangat rentan terjadi pada bayi terutama bayi prematur. Faktor
yang mempengaruhi terjadinya infeksi pada bayi dapat berasal dari faktor
dari bayi dan faktor luar. Faktor yang berasal dari luar seperti lingkungan
dan budaya mencuci tangan oleh tenaga kesehatan. Hal ini harus menjadi
perhatian penting tenaga kesehatan sebagai strategi pencegahan infeksi
pada bayi (Rustina, 2015).
Masalah gangguan nutrisi sering terjadi pada bayi terutama bayi prematur.
Hal ini dapat disebabkan oleh motilitas dan penyerapan usus yang
terganggu karena ketidakmatangan organ-organ pencernaan yang terjadi
pada kondisi prematuritas.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Iklim belajar yang baik dan semangat belajar dari perawat ruangan juga
memberikan kesempatan besar untuk saling berbagi ilmu. Residen
keperawatan mendapat beberapa kali kesempatan untuk memaparkan
tentang EBN pada perawat ruangan khususnya perinatologi. Residen
keperawatan juga dapat bekerjasama dengan perawat dan tim kesehatan
lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada bayi.
Universitas Indonesia
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
66
Universitas Indonesia
5.2. Saran
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Adama, E. A., Bayes, S., & Sundin, D. (2016). Parents experiences of caring for
preterm infants after discharge from Neonatal Intensive Care Unit: A meta-
synthesis of the literature. Journal of Neonatal Nursing, 22(1), 2751.
http://doi.org/10.1016/j.jnn.2015.07.006
Barbosa, A., Cardoso, M., Brasil, T., & Scochi, C. (2011). Endotracheal and upper
airways suctioning: Changes in newborns physiological parameters. Rev Lat
Am Enfermagem, 19(6), 69-76.
Cone, S., Pickler, R. H., Grap, M. J., Mcgrath, J., & Wiley, P. M. (2013).
Endotracheal suctioning in preterm infants using four-handed versus routine
care. Journal of Obstetric, Gynecologic, and Neonatal Nursing, 42(1), 92
104. http://doi.org/10.1111/1552-6909.12004
Crathern, L., Clark, S. J., Evans, D., Styche, T., & Thurlby, A. (2016).
Developing an advanced neonatal nurse practitioner (ANNP) programme: A
conversation on the process from both a service and education perspective.
Journal of Neonatal Nursing, 22(1), 28.
http://doi.org/10.1016/j.jnn.2015.07.007
Escobar, G. J., Greene, J. D., Hulac, P., Kincannon, E., Bischoff, K., Gardner, M.
N., France, E. K. (2005). Rehospitalisation after birth hospitalisation:
Patterns among infants of all gestations. Archives of Disease in Childhood,
90(2), 125131. http://doi.org/10.1136/adc.2003.039974
Universitas Indonesia
Fairchild, K., Mohr, M., Paget-Brown, A., Tabacaru, C., Lake, D., Delos, J.,
Kattwinkel, J. (2016). Clinical associations of immature breathing in preterm
infants: Part 1central apnea. Pediatric Research.
http://doi.org/10.1038/pr.2016.43
Feldman, R., Weller, A., Sirota, L., & Eidelman, A. I. (2003). Testing a family
intervention hypothesis: The contribution of mother-infant skin-to-skin
contact (kangaroo care) to family interaction, proximity, and touch. Journal
of Family Psychology, 17(1), 94107. http://doi.org/10.1037/0893-
3200.17.1.94
Gale, G., Franck, L. S., Kools, S., & Lynch, M. (2004). Parents perceptions of
their infant's pain experience in the NICU. International Journal of Nursing
Studies, 41(1), 5158. http://doi.org/10.1016/S0020-7489(03)00096-8
Hough, J. L., Shearman, A. D., Liley, H., Grant, C. A., & Schibler, A. (2014).
Lung recruitment and endotracheal suction in ventilated preterm infants
measured with electrical impedance tomography. Journal of Paediatrics and
Child Health, 50(11), 884889. http://doi.org/10.1111/jpc.12661
Universitas Indonesia
Kolcaba, K., Tilton, C., & Drouin, C. (2006). Comfort theory: A unifying
framework to enhance the practice environment. The Journal Of Nursing
Administration, 36(11), 538544. http://doi.org/10.1097/00005110-
200611000-00010
Kolcaba, K., & Wilson, L. (2002). Comfort care: A framework for perianesthesia
nursing. Journal of Perianesthesia Nursing, 17(2), 102114.
http://doi.org/10.1053/jpan.2002.31657
Lista, G., Castoldi, F., Fontana, P., Frongia, M., Mirjana, P., Tansini, L., &
Pivetti, V. (2013). Non-invasive respiratory support and preterm infants: The
crucial role of nurse management. Journal of Nursing Education and
Practice, 3(12), 111116. http://doi.org/10.5430/jnep.v3n12p111
Paes, E. C., Mink van der Molen, A. B., Muradin, M. S. M., Speleman, L., Sloot,
F., Kon, M., & Breugem, C. C. (2013). A systematic review on the outcome
of mandibular distraction osteogenesis in infants suffering Robin sequence.
Clinical Oral Investigations, 17(8), 18071820.
http://doi.org/10.1007/s00784-013-0998-z
Parker, M. E., & Smith, M. C. (2010). Nursing theories and nursing practice
(Third edit). Philadelphia: E. A. Davis Company.
Pillai Ridell, R., Racine, N., Turcotte, K., Uman, L. S., Horton, R., Osmun, L. D.,
Lisi, D. (2011). Nonpharmacological management of procedural pain in
infants and young children: An abridged Cochrane review. Pain Research &
Management: The Journal of the Canadian Pain Society, 16(5), 321330.
Polin, R. A., Denson, S., & Brady, M. T. (2012). Strategies for prevention of
health care associated infections in the NICU. Pediatrics, 129(4), 1085
1093. http://doi.org/10.1542/peds-2012-0145
Tandberg, B. S., Sandtro, H. P., Vardal, M., & Ronnestad, A. (2013). Parents of
preterm evaluation of stress and nursing support. Journal of Neonatal
Nursing, 19(6), 317326. http://doi.org/10.1016/j.jnn.2013.01.008
Turner, M., Chur-Hansen, A., Winefield, H., & Stanners, M. (2015). The
assessment of parental stress and support in the neonatal intensive care unit
using the Parent Stress Scale - Neonatal Intensive Care Unit. Women and
Birth, 28(3), 252258. http://doi.org/10.1016/j.wombi.2015.04.001
Universitas Indonesia
Valeri, B. O., Holsti, L., & Linhares, M. B. M. (2014). Neonatal pain and
developmental outcomes in children born preterm: A systematic review. The
Clinical Journal of Pain, 31(4), 131.
http://doi.org/10.1097/AJP.0000000000000114
Walter-Nicolet, E., Annequin, D., Biran, V., Mitanchez, D., & Tourniaire, B.
(2010). Pain management in newborns: From prevention to treatment.
Pediatric Drugs, 12(6), 353365. http://doi.org/10.2165/11318900-
000000000-00000
Weiss, P., & Tolomeo, C. (2012). Neonatal lung disease: Apnea of prematurity
and bronchopulmonary dysplasia. In Nursing care in pediatric respiratory
disease (pp. 85109). West Sussex:Wiley-Blackwell.
Zannin, E., Pellegrino, R., Di Toro, A., Antonelli, A., Dellac, R. L., & Bernardi,
L. (2015). Parasympathetic stimuli on bronchial and cardiovascular systems
in humans. PLoS ONE, 10(6), 112.
http://doi.org/10.1371/journal.pone.0127697
Universitas Indonesia
LAMPIRAN 2
(Asuhan Keperawatan pada Kasus 2-5)
1. PENGKAJIAN
- Pemeriksaan Fisik
Kulit : Warna kulit merah muda, tidak terdapat sianosis, tidak
terdapat kemerahan (rash), tidak terdapat tanda lahir,
turgor kulit elastis, suhu kulit 36,6C.
Kepala & leher : Lingkar kepala 27 cm dengan frontanel anterior lunak.
Sutura belum menutup, letak sutura sagitalis normal dan
tidak tumpang tindih.
Gambaran wajah simetris, tidak terdapat Caput
Succedaneum dan Cephalhematoma.
Bentuk daun telinga normal dengan letak simetris kanan
dan kiri.
Hidung dengan dua cavum nasal simetris, tidak terdapat
napas cuping hidung, frekuensi napas 50-54 kali/menit.
Kedua mata simetris, terdapat sedikit keluaran sekret
berwarna jernih kekuningan, sklera tidak ikterik.
Bentuk dada normal dengan pengembangan paru
simetris.
3
2. MASALAH KEPERAWATAN
3. RENCANA KEPERAWATAN
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
11
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
- SpO2 89%, denyut jantung - Bayi terlihat terdapat
160 kali/menit, bayi tidak lebih nyaman penutup
mengangis dan tidak meronta saat inkubator
Bayi dicobakan lepas CPAP pengisapan untuk
Meninggikan posisi kepala bayi lendir meminimalk
45o dengan mengatur posisi dilakukan an
penyangga tempat tidur bayi pada dengan teknik pencahayaan
inkubator four-handed pada bayi
Memposisikan bayi supinasi suction (skor
dengan leher sedikit ekstensi dan PCA: 10
leher tidak tertekuk (range 0-19)
1-3 Membersihkan mulut bayi dengan
kasa lembab dan hangat Kenyamanan
4 Mengganti dan menimbang popok sosial:
bayi - Ayah belum
- Tidak ada BAB, BAK ada 25 berani
ml menyentuh
4 Menghitung balans cairan dan bayi, namun
keluaran urin sudah
- Balans cairan: -44 ml/24 jam memulai
- Keluaran urin: 3,8 berinteraksi
ml/KgBB/jam dengan bayi
3,6 Mengganti plester dengan lembut, dengan
memindahkan letak sensor mengajak
saturasi berbicara dan
5 Menilai adanya tanda-tanda menatap mata
infeksi pada area pemasangan bayi
IVFD perifer
- Tidak terdapat kemerahan,
panas, bengkak, dan
perubahan fungsi pada area
IVFD di tangan kiri
- Aliran cairan lancar
3,6 Memasang nesting dan
memposisikan bayi ekstremitas
atas dan bawah fleksi, dan midline
position
4 Memantau nilai laboratorium:
- Belum ada pemeriksaan
ulang, hasil pemeriksaan
terakhir dalam batas normal.
Memeriksa apakah ada muntah
dan distensi abdomen, mengukur
lingkar perut:
- Tidak ada kenaikan lingkar
perut, tidak ada muntah,
abdomen supel
Memberikan priming ASI 3 ml
secara perlahan
Kolaborasi:
4 Total cairan 90 ml/KgBB/hari
PG1 3,8 ml/jam (GIR 6, 50
Kkal/Kg/hari)
IL20 0,5 ml/jam
D10+Ca(2) 0,2 ml/jam
Memberikan ASI 8x3ml
12
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
(priming)
5 Antibiotik Ampicilin 2x60
mgIV (hari ke-2)
Gentamisin 6 mg/36 jam
Nystatin 3x0,5 ml
2 Aminofilin 2x3,6 mgIV
3,6 Melakukan kontak mata dan
mengajak berbicara saat
berinteraksi dengan bayi
7 Mengajari ayah bayi cues yang
dimunculkan bayi dan cara
berinteraksi dengan bayi
4 Melihat warna kulit bayi, apakah
adanya lesi kulit, keletihan
Memantau nilai laboratorium
yang mengindikasikan adanya
infeksi:
- Belum ada pemeriksaan
ulang, nilai terakhir CRP, IT,
albumin, dan laboratorium
lainnya dalam batas normal
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
popok mematikan alarm dan napas
3,6 Mengukur suhu tubuh bayi: ketika berbunyi cuping
- Suhu 36,8-37,1oC hidung
1-2 Mengauskultasi suara napas: - Jalan napas
- Suara napas simetris pada bersih dan
kedua paru, tidak terdengar tidak
ronkhi dilakukan
Membersihkan hidung dengan pengisapan
kasa lembab lendir
Meninggikan posisi kepala bayi - Tidak
45o dengan mengatur posisi terdapat
penyangga tempat tidur bayi pada tanda infeksi
inkubator pada area
Memposisikan bayi supinasi tusukan,
dengan leher sedikit ekstensi dan hasil
leher tidak tertekuk laboratorium
1-3 Membersihkan mulut bayi dengan marker
kasa lembab dan hangat infeksi
4 Mengganti dan menimbang popok dalam batas
bayi normal
- BAB ada meconium, BAK
ada 20 ml (pukul 09.00 WIB) Kenyamanan
4 Menghitung balans cairan dan lingkungan:
keluaran urin - Bayi di
- Balans cairan: -60,3 ml/24jam manipulasi
- Keluaran urin: 3,9 setiap 3 jam
ml/KgBB/jam sesuai
3,6 Mengganti plester dengan lembut, dengan
memindahkan letak sensor prinsip
saturasi minimal
5 Menilai adanya tanda-tanda handling,
infeksi pada area pemasangan terdapat
IVFD perifer penutup
- Tidak terdapat kemerahan, inkubator
panas, bengkak, dan untuk
perubahan fungsi pada area meminimalk
IVFD (telah diganti ke kaki an
kanan) pencahayaan
- Aliran cairan lancar pada bayi
3,6 Memasang nesting dan
memposisikan bayi ekstremitas Kenyamanan
atas dan bawah fleksi, dan midline sosial:
position - Ayah sudah
4 Memantau nilai laboratorium: berani
- Belum ada pemeriksaan menyentuh
ulang, hasil pemeriksaan bayi dan
terakhir dalam batas normal. berinteraksi
Memeriksa apakah ada muntah dengan bayi
dan distensi abdomen, mengukur dengan
lingkar perut: mengajak
- Tidak ada kenaikan lingkar berbicara
perut, tidak ada muntah, dan menatap
abdomen supel mata bayi
Memberikan ASI 12x3 ml melalui
OGT.
Kolaborasi:
14
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
4 Total cairan 120
ml/KgBB/hari
PG1 6,5 ml/jam (GIR 6, 50
Kkal/Kg/hari)
IL20 0,8 ml/jam
Antibiotik Ampicilin 2x60
mgIV (hari ke-3)
5 Gentamisin 6 mg/36 jam
Nystatin 3x0,5 ml
2 Aminofilin 2x3,6 mgIV
3,6 Melakukan kontak mata dan
mengajak berbicara saat
berinteraksi dengan bayi
7 Mengajari ayah bayi cues yang
dimunculkan bayi dan cara
berinteraksi dengan bayi
4 Melihat warna kulit bayi, apakah
adanya lesi kulit, keletihan
Memantau nilai laboratorium
yang mengindikasikan adanya
infeksi:
- Belum ada pemeriksaan
ulang, nilai terakhir CRP, IT,
albumin, dan laboratorium
lainnya dalam batas normal
15
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
dengan perlahan dihasilkan berani melihat bayinya
3,6 Menghangatkan nesting dan oleh mesin secara langsung dan
popok semaksimal mengajaknya
3,6 Mengukur suhu tubuh bayi: mungkin berinteraksi, menatap,
- Suhu 36,8-37,0oC diminimalka mendoakan, dan
1-2 Mengauskultasi suara napas: n dengan mengelus bayinya. Ibu
- Suara napas simetris pada segera juga tertarik untuk
kedua paru, tidak terdengar mematikan segera dapat
ronkhi ketika melakukan PMK
Meninggikan posisi kepala bayi berbunyi - Orang tua mengajak
45o dengan mengatur posisi - Orang yang nenek untuk
penyangga tempat tidur bayi pada berada di mendoakan bayinya
inkubator ruang rawat dari luar jendela.
Memposisikan bayi supinasi telah - Ibu selalu
dengan leher sedikit ekstensi dan diingatkan menyediakan ASI
leher tidak tertekuk untuk untuk bayinya
1-3 Membersihkan mulut bayi dengan mengurangi
kasa lembab dan hangat kebisingan. Kenyamanan
4 Mengganti dan menimbang popok lingkungan:
bayi - Bayi di manipulasi
- BAB ada meconium, BAK setiap 3 jam sesuai
ada 20 ml (pukul 09.00 WIB) dengan prinsip minimal
3,6 Mengganti plester dengan lembut, handling, terdapat
memindahkan letak sensor penutup inkubator
saturasi untuk meminimalkan
5 Menilai adanya tanda-tanda pencahayaan pada bayi
infeksi pada area pemasangan
IVFD perifer
- Tidak terdapat kemerahan,
panas, bengkak, dan
perubahan fungsi pada area
IVFD (telah diganti ke kaki
kanan)
- Aliran cairan lancar
3,6 Memasang nesting dan
memposisikan bayi ekstremitas
atas dan bawah fleksi, dan midline
position
4 Memantau nilai laboratorium:
- Belum ada pemeriksaan
ulang, hasil pemeriksaan
terakhir dalam batas normal.
Memeriksa apakah ada muntah
dan distensi abdomen, mengukur
lingkar perut:
- Tidak ada kenaikan lingkar
perut, tidak ada muntah,
abdomen supel
Memberikan ASI 6x5 ml dan 6x6
ml melalui OGT.
Kolaborasi:
4 Total cairan 150
ml/KgBB/hari
PG2 2,5 ml/jam
IL20 0,8 ml/jam
5 Antibiotik
16
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
Ampicilin 2x60 mgIV (hari
ke-3)
Gentamisin 6 mg/36 jam
Nystatin 3x0,5 ml
2 Aminofilin 2x3,6 mgIV
3,6 Melakukan kontak mata dan
mengajak berbicara saat
berinteraksi dengan bayi
7 Mengajari ayah bayi cues yang
dimunculkan bayi dan cara
berinteraksi dengan bayi
4 Melihat warna kulit bayi, apakah
adanya lesi kulit, keletihan
Memantau nilai laboratorium
yang mengindikasikan adanya
infeksi:
- Belum ada pemeriksaan
ulang, nilai terakhir CRP, IT,
albumin, dan laboratorium
lainnya dalam batas normal
5. EVALUASI
5.2.Kenyamanan Psikospiritual
Kenyamanan psikospiritual bayi berada pada fase Trancendence yaitu bayi
telah sering berinteraksi dengan orang tuanya, ditatap, dan disentuh. Bayi
juga didoakan oleh kedua orang tua dan neneknya.
5.3.Kenyamanan Sosiokultural
Kenyamanan sosiokultural bayi berada pada fase Trancendence yaitu
orang tua datang mengunjungi bayinya lebih sering, berinteraksi, dan
menyentuh bayi. Orang tua juga menyediakan ASI untuk bayinya.
17
5.4.Kenyamanan Lingkungan
Kenyamanan lingkungan bayi berada pada fase Ease yaitu suhu yang
terkontrol, tidak ada instabilitas suhu, dan pengaturan pencahayaan yang
baik, namun pengaturan kebisingan belum dapat dikontrol dengan sangat
baik. Mengingatkan semua orang yang berada di ruang rawat merupakan
salah satu hal yang dilakukan untuk merubah perilaku. Selain itu segera
mematikan suara alarm ketika berbunyi juga dilakukan untuk mengontrol
kebisingan yang berasal dari mesin.
18
1. PENGKAJIAN
19
- Pemeriksaan Fisik
Kulit : Warna kulit merah muda, tidak terdapat sianosis, tidak
terdapat kemerahan (rash), tidak terdapat tanda lahir,
turgor kulit elastis, suhu kulit 36,7C.
Kepala & leher : Lingkar kepala 24 cm, ubun-ubun menonjol. Sutura
belum menutup.
Gambaran wajah tidak simetris, tidak terdapat
Cephalhematoma.
Bentuk daun telinga kecil, tidak simetris, dan sedikit
tertarik ke belakang dalam.
Hidung dengan dua cavum nasal, namun bagian kiri
terlihat lebih sempit, tidak terdapat napas cuping
hidung, frekuensi napas 29-59 kali/menit.
Kedua mata simetris, terdapat sekret berwarna putih
kekuningan, sklera tidak ikterik.
20
21
Karena ruang rawat ini merupakan level I dan II, sehingga hanya terdapat
beberapa peralatan pendukung seperti infus pump, monitor, dan oksimetri.
Oleh karena itu kebisingan di ruang ini masih dapat dikontrol. Petugas
kesehatan yang bertugas di ruang rawat bayi juga tidak begitu banyak,
sehingga kebisingan dari suara manusia juga masih dapat terkontrol.
Pencegahan penerangan yang berlebih menggunakan penutup inkubator
yang hanya dibuka jika diperlukan. Ruang perawatan memiliki kursi tunggu
yang dapat digunakan keluarga untuk beristirahat yang terletak di luar ruang
perawatan. Pemeliharaan kebersihan dilakukan secara rutin oleh petugas
kebersihan baik terhadap ruangan maupun peralatan yang digunakan.
22
2. MASALAH KEPERAWATAN
23
3. RENCANA KEPERAWATAN
24
25
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
ringan, dan tidak ada napas lendir tidak ada
cuping hidung - Saat retraksi
Mengukur tanda vital dilakukan dinding
- Saturasi oksigen 88-93% pada pengisapan dada dan
kondisi tenang lendir, napas
- Denyut jantung 156kali/menit saturasi cuping
- Pengisian kapiler <3 detik sedikit hidung
- Akral hangat menurun, - Toleransi
3 Mengukur dan memantau namun minum baik,
kenaikan berat badan (BB) regulasi abdomen
- BB sekarang 1.538 gram dan perilaku bayi tidak
BB lahir 1.579 gram. baik distensi.
- Terjadi penurunan 10 gram
dari BB kemarin Kenyamanan - Tidak
2,5 Menghangatkan tangan, fisik dan terdapat
termometer, dan stetoskop Psikospiritual: tanda infeksi
2,5 Membuka jendela inkubator - Bayi terlihat pada area
dengan perlahan lebih nyaman tusukan,
2,5 Menghangatkan nesting dan saat hasil
popok pengisapan laboratorium
1-5 Mengukur suhu tubuh bayi: lendir marker
- Suhu 36,8oC dilakukan infeksi
1 Mengauskultasi suara napas: dengan teknik dalam batas
- Suara napas simetris pada four-handed normal
kedua paru, sedikit terdengar suction (skor
ronkhi PCA: 11 Kenyamanan
Membersihkan hidung dengan (range 0-19) lingkungan:
kasa lembab - Bayi di
Melakukan pengisapan lendir Kenyamanan manipulasi
dengan teknik 4 tangan sosial: setiap 3 jam
Memantau respon bayi ketika - Ibu sesuai
pengisapan lendir: memahami dengan
- SpO2 83%, denyut jantung penjelasan prinsip
162 kali/menit, bayi tidak tentang minimal
mengangis dan tidak meronta kondisi anak handling,
Meninggikan posisi kepala bayi dan masih terdapat
45o dengan mengatur posisi mencoba penutup
penyangga tempat tidur bayi pada untuk inkubator
inkubator atau memposisikan bayi menerima untuk
telungkup kondisi bayi meminimalk
1,2, Membersihkan mulut bayi dengan an
5 kasa lembab dan hangat Kenyamanan pencahayaan
3 Mengganti dan menimbang popok Lingkungan: pada bayi
bayi, BAK dan BAB ada - Kebisingan
3 Menghitung balans cairan dan yang
keluaran urin dihasilkan
- Balans cairan: +19,4 ml/24 oleh mesin
jam dan orang-
- Keluaran urin: 5,5 orang yang
ml/KgBB/jam berada di
2,5 Mengganti plester dengan lembut, ruang
memindahkan letak sensor perawatan
saturasi bayi masih
4 Menilai adanya tanda-tanda dapat
infeksi pada area pemasangan terkontrol
IVFD perifer
28
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
- Tidak terdapat kemerahan,
panas, bengkak, dan
perubahan fungsi pada area
IVFD di kaki kiri
- Aliran cairan lancar
2,5 Memasang nesting dan
memposisikan bayi ekstremitas
atas dan bawah fleksi, dan midline
position
3 Memeriksa apakah ada muntah
dan distensi abdomen, mengukur
lingkar perut:
- Tidak ada kenaikan lingkar
perut, tidak ada muntah,
abdomen supel
Memberikan ASI 4x22 ml dan
4x24 ml melalui OGT gravitasi
Kolaborasi:
1 - Terapi Oksigen Nasal Canul
Low Flow (NCLF) 0,5
liter/menit.
3 - Nutrisi: ASI/SF Prematur 4x22
ml dan 4x24 ml melalui sonde
gravitasi
- Cairan: Aminosteril 6% 2,9
ml/jam (total volume cairan 160
ml/Kg/hari
1,5 - Sibital IV 4 mg/12 jam
2,5, Melakukan kontak mata dan
6 mengajak berbicara saat
berinteraksi dengan bayi
2,5, Memberi support kepada ibu
6 untuk menyediakan ASI dan
mendoakan bayi, menjelaskan
tentang kondisi bayi.
4 Melihat warna kulit bayi, apakah
adanya lesi kulit, keletihan
Memantau nilai laboratorium
yang mengindikasikan adanya
infeksi:
- CRP, IT, albumin, dan
laboratorium lainnya dalam
batas normal
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
pernapasan: bersih setelah aktif,
- Frekuensi napas: 50 dilakukan menangis
kali/menit, retraksi dada pengisapan kuat, tidak
ringan, dan tidak ada napas lendir terdapat
cuping hidung desaturasi
Mengukur tanda vital Kenyamanan dan apnea,
- Saturasi oksigen 88-94% pada fisik dan tidak ada
kondisi tenang Psikospiritual: retraksi
- Denyut jantung 157kali/menit - Bayi terlihat dinding
- Pengisian kapiler <3 detik lebih nyaman dada dan
- Akral hangat saat napas
3 Mengukur dan memantau pengisapan cuping
kenaikan berat badan (BB) lendir hidung
- BB sekarang 1.574 gram dan dilakukan - Saat
BB lahir 1.579 gram. dengan teknik dilakukan
- Terjadi peningkatan 36 gram four-handed pengisapan
dari BB kemarin suction (skor lendir,
2,5 Menghangatkan tangan, PCA: 10 saturasi
termometer, dan stetoskop (range 0-19) dalam
2,5 Membuka jendela inkubator rentang
dengan perlahan Kenyamanan normal,
2,5 Menghangatkan nesting dan sosial: regulasi
popok - Ibu sudah perilaku
1-5 Mengukur suhu tubuh bayi: mulai dapat bayi baik
- Suhu 37,0oC menerima - Toleransi
1 Mengauskultasi suara napas: kondisi bayi minum baik,
- Suara napas simetris pada dan abdomen
kedua paru, sedikit terdengar menanyakan tidak
ronkhi hal positif apa distensi.
Membersihkan hidung dengan yang dapat
kasa lembab dilakukan - Tidak
Melakukan pengisapan lendir terdapat
dengan teknik 4 tangan Kenyamanan tanda infeksi
Memantau respon bayi ketika Lingkungan: pada area
pengisapan lendir: - Kebisingan tusukan,
- SpO2 88%, denyut jantung yang hasil
160 kali/menit, bayi tidak dihasilkan laboratorium
mengangis dan tidak meronta oleh mesin marker
Meninggikan posisi kepala bayi dan orang- infeksi
45o dengan mengatur posisi orang yang dalam batas
penyangga tempat tidur bayi pada berada di normal
inkubator atau memposisikan bayi ruang
telungkup perawatan Kenyamanan
1,2, Membersihkan mulut bayi dengan bayi masih lingkungan:
5 kasa lembab dan hangat dapat - Bayi di
3 Mengganti dan menimbang popok terkontrol manipulasi
bayi, BAK dan BAB ada setiap 3 jam
3 Menghitung balans cairan dan sesuai
keluaran urin dengan
- Balans cairan: +14,4 ml/24 prinsip
jam minimal
- Keluaran urin: 5,2 handling,
ml/KgBB/jam terdapat
2,5 Mengganti plester dengan lembut, penutup
memindahkan letak sensor inkubator
saturasi untuk
30
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
4 Menilai adanya tanda-tanda meminimalk
infeksi pada area pemasangan an
IVFD perifer pencahayaan
- Tidak terdapat kemerahan, pada bayi
panas, bengkak, dan
perubahan fungsi pada area
IVFD di kaki kiri
- Aliran cairan lancar
2,5 Memasang nesting dan
memposisikan bayi ekstremitas
atas dan bawah fleksi, dan midline
position
3 Memeriksa apakah ada muntah
dan distensi abdomen, mengukur
lingkar perut:
- Tidak ada kenaikan lingkar
perut, tidak ada muntah,
abdomen supel
Memberikan ASI 4x26 ml dan
4x27 ml melalui OGT gravitasi
Kolaborasi:
1 - Terapi Oksigen Nasal Canul
Low Flow (NCLF) 0,5
liter/menit.
3 - Nutrisi: ASI/SF Prematur 4x26
ml dan 4x27 ml melalui sonde
gravitasi
- Cairan: Aminosteril 6% 2,9
ml/jam
1,5 - Sibital IV 4 mg/12 jam
2,5, Melakukan kontak mata dan
6 mengajak berbicara saat
berinteraksi dengan bayi
2,5, Memberi support kepada ibu
6 untuk menyediakan ASI dan
mendoakan bayi, menjelaskan
tentang kondisi bayi.
4 Melihat warna kulit bayi, apakah
adanya lesi kulit, keletihan
Memantau nilai laboratorium
yang mengindikasikan adanya
infeksi:
- CRP, IT, albumin, dan
laboratorium lainnya dalam
batas normal
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
1 Menghitung frekuensi napas, liter/menit - Bayi sadar,
kedalaman, dan upaya - Jalan napas motorik
pernapasan: bersih setelah aktif,
- Frekuensi napas: 50 dilakukan menangis
kali/menit, retraksi dada pengisapan kuat, tidak
ringan, dan tidak ada napas lendir terdapat
cuping hidung desaturasi
Mengukur tanda vital Kenyamanan dan apnea,
- Saturasi oksigen 89-94% pada fisik dan tidak ada
kondisi tenang Psikospiritual: retraksi
- Denyut jantung 148kali/menit - Bayi terlihat dinding
- Pengisian kapiler <3 detik lebih nyaman dada dan
- Akral hangat saat napas
3 Mengukur dan memantau pengisapan cuping
kenaikan berat badan (BB) lendir hidung
- BB sekarang 1.600 gram dan dilakukan - Saat
BB lahir 1.579 gram. dengan teknik dilakukan
- Terjadi peningkatan 26 gram four-handed pengisapan
dari BB kemarin suction (skor lendir,
2,5 Menghangatkan tangan, PCA: 10 saturasi
termometer, dan stetoskop (range 0-19) dalam
2,5 Membuka jendela inkubator rentang
dengan perlahan Kenyamanan normal,
2,5 Menghangatkan nesting dan Lingkungan: regulasi
popok - Kebisingan perilaku
1-5 Mengukur suhu tubuh bayi: yang bayi baik
- Suhu 37,1oC dihasilkan - Toleransi
1 Mengauskultasi suara napas: oleh mesin minum baik,
- Suara napas simetris pada dan orang- abdomen
kedua paru, sedikit terdengar orang yang tidak
ronkhi berada di distensi.
Membersihkan hidung dengan ruang
kasa lembab perawatan - Tidak
Melakukan pengisapan lendir bayi masih terdapat
dengan teknik 4 tangan dapat tanda infeksi
Memantau respon bayi ketika terkontrol pada area
pengisapan lendir: tusukan,
- SpO2 89%, denyut jantung hasil
160 kali/menit, bayi tidak laboratorium
mengangis dan tidak meronta marker
Meninggikan posisi kepala bayi infeksi
45o dengan mengatur posisi dalam batas
penyangga tempat tidur bayi pada normal
inkubator atau memposisikan bayi
telungkup Kenyamanan
1,2, Membersihkan mulut bayi dengan sosial:
5 kasa lembab dan hangat - Ibu
3 Mengganti dan menimbang popok mengatakan
bayi, BAK dan BAB ada senang
3 Menghitung balans cairan dan bahwa tidak
keluaran urin terdapat
- Balans cairan: +10,2 ml/24 kelainan
jam kromosom
- Keluaran urin: 5,1 pada
ml/KgBB/jam anaknya.
2,5 Mengganti plester dengan lembut, - Ibu juga
32
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
memindahkan letak sensor akan
saturasi merawat
4 Menilai adanya tanda-tanda bayinya
infeksi pada area pemasangan dengan baik
IVFD perifer dan optimis
- Tidak terdapat kemerahan, dapat sukses
panas, bengkak, dan
perubahan fungsi pada area Kenyamanan
IVFD di kaki kiri lingkungan:
- Aliran cairan lancar - Bayi di
2,5 Memasang nesting dan manipulasi
memposisikan bayi ekstremitas setiap 3 jam
atas dan bawah fleksi, dan midline sesuai
position dengan
3 Memeriksa apakah ada muntah prinsip
dan distensi abdomen, mengukur minimal
lingkar perut: handling,
- Tidak ada kenaikan lingkar terdapat
perut, tidak ada muntah, penutup
abdomen supel inkubator
Memberikan ASI 4x28 ml dan untuk
4x30 ml melalui OGT gravitasi meminimalk
Kolaborasi: an
1 - Terapi Oksigen Nasal Canul pencahayaan
Low Flow (NCLF) 0,5 pada bayi
liter/menit.
3 - Nutrisi: ASI/SF Prematur 4x28
ml dan 4x30 ml melalui sonde
gravitasi
- Cairan: Aminosteril 6% 2,9
ml/jam
1,5 - Sibital IV 4 mg/12 jam
2,5, Melakukan kontak mata dan
6 mengajak berbicara saat
berinteraksi dengan bayi
2,5, Menunjukkan video anak dengan
6 keterbatasan namun sukses dalam
menghafal Al-quran sesuai
dengan cita-cita ibu terhadap
bayinya.
Memberitahukan hasil
pemeriksaan kromosom bahwa
tidak terdapat kelainan kromosom
pada bayinya
4 Melihat warna kulit bayi, apakah
adanya lesi kulit, keletihan
Memantau nilai laboratorium
yang mengindikasikan adanya
infeksi:
- CRP, IT, albumin, dan
laboratorium lainnya dalam
batas normal
33
5. EVALUASI
5.2.Kenyamanan Psikospiritual
Kenyamanan psikospiritual bayi berada pada fase Trancendence yaitu bayi
telah sering berinteraksi dengan orang tuanya, ditatap, dan disentuh. Bayi
juga mendapat penerimaan yang baik dari orang tua.
5.3.Kenyamanan Sosiokultural
Kenyamanan sosiokultural bayi berada pada fase Trancendence yaitu Ibu
dapat menerima kondisi bayi dan optimis dalam merawat bayi. Ibu juga
menyediakan ASI untuk bayinya.
5.4.Kenyamanan Lingkungan
Kenyamanan lingkungan bayi berada pada fase Ease yaitu suhu yang
terkontrol, tidak ada instabilitas suhu, dan pengaturan pencahayaan yang
baik. Kebisingan masih dapat dikontrol dengan mengingatkan semua
orang yang berada di ruang rawat merupakan salah satu hal yang
dilakukan untuk merubah perilaku. Selain itu segera mematikan suara
alarm ketika berbunyi juga dilakukan untuk mengontrol kebisingan yang
berasal dari peralatan.
34
1. PENGKAJIAN
- Kolaborasi:
Terapi Oksigen Nasal Canul Low Flow (NCLF) 0,5 liter/menit.
Nutrisi: ASI+HMF (Human Milk Fortifier) 8x37,5 ml melalui sonde
gravitasi
Sibital 2x4 mgIV
Caffein sitrat 16 mg/24 jam
Meronem hari ke-19
Inhalasi 2kali/24 jam
- Pemeriksaan Fisik
Kulit : Warna kulit merah muda, tidak terdapat sianosis, tidak
terdapat kemerahan (rash), tidak terdapat tanda lahir,
turgor kulit elastis, suhu kulit 36,8C.
Kepala & leher : Lingkar kepala 25 cm, ubun-ubun menonjol. Sutura
belum menutup.
Gambaran wajah tidak simetris, tidak terdapat
Cephalhematoma.
Bentuk daun telinga kecil, tidak simetris, dan sedikit
tertarik ke belakang dalam.
Hidung dengan dua cavum nasal, namun bagian kiri
terlihat lebih sempit, tidak terdapat napas cuping
hidung, frekuensi napas 30-59 kali/menit.
Kedua mata simetris, terdapat sekret berwarna putih
kekuningan, sklera tidak ikterik.
37
Karena ruang rawat ini merupakan level I dan II, sehingga hanya terdapat
beberapa peralatan pendukung seperti infus pump, monitor, dan oksimetri.
Oleh karena itu kebisingan di ruang ini masih dapat dikontrol. Petugas
kesehatan yang bertugas di ruang rawat bayi juga tidak begitu banyak,
sehingga kebisingan dari suara manusia juga masih dapat terkontrol.
Pencegahan penerangan yang berlebih menggunakan penutup inkubator
yang hanya dibuka jika diperlukan. Ruang perawatan memiliki kursi tunggu
yang dapat digunakan keluarga untuk beristirahat yang terletak di luar ruang
perawatan. Pemeliharaan kebersihan dilakukan secara rutin oleh petugas
kebersihan baik terhadap ruangan maupun peralatan yang digunakan.
38
2. MASALAH KEPERAWATAN
3. RENCANA KEPERAWATAN
39
40
41
42
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
43
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
bayi, BAK dan BAB ada Kenyamanan
4 Menghitung balans cairan dan Lingkungan:
keluaran urin - Kebisingan
- Balans cairan: -10,4 ml/24 yang
jam dihasilkan
- Keluaran urin: 5,0 oleh mesin
ml/KgBB/jam dan orang-
3,5 Mengganti plester dengan lembut, orang yang
memindahkan letak sensor berada di
saturasi ruang
Menilai adanya tanda-tanda perawatan
infeksi pada area pemasangan bayi masih
IVFD perifer dapat
- Tidak terdapat kemerahan, terkontrol
panas, bengkak, dan
perubahan fungsi pada area
IVFD di kaki kanan
- Aliran cairan lancar
3,5 Memasang nesting dan
memposisikan bayi ekstremitas
atas dan bawah fleksi, dan midline
position
4 Memeriksa apakah ada muntah
dan distensi abdomen, mengukur
lingkar perut:
- Tidak ada kenaikan lingkar
perut, tidak ada muntah,
abdomen supel
Memberikan ASI+HMF
8x37,5ml, dicobakan
menggunakan cawan, namun bayi
tidak mampu, dilanjutkan dengan
OGT. Bayi kesulitan menelan
karena ada kelainan struktur lidah
dan palatum
Kolaborasi:
- Terapi Oksigen Nasal Canul
Low Flow (NCLF) 0,5
liter/menit.
- Nutrisi: ASI+HMF (Human
Milk Fortifier) 8x37,5 ml
melalui sonde gravitasi
- Sibital 2x4 mgIV
- Caffein sitrat 16 mg/24 jam
- Meronem hari ke-19
- Inhalasi 2kali/24 jam
3,5, Melakukan kontak mata dan
6 mengajak berbicara saat
berinteraksi dengan bayi
3,5, Memberi support kepada ibu
6 untuk menyediakan ASI dan
mendoakan bayi, menjelaskan
tentang kondisi bayi.
44
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
4 Menghitung balans cairan dan - Kebisingan
keluaran urin yang
- Balans cairan: -9,3 ml/24 jam dihasilkan
- Keluaran urin: 5,1 oleh mesin
ml/KgBB/jam dan orang-
3,5 Mengganti plester dengan lembut, orang yang
memindahkan letak sensor berada di
saturasi ruang
Menilai adanya tanda-tanda perawatan
infeksi pada area pemasangan bayi masih
IVFD perifer dapat
- Tidak terdapat kemerahan, terkontrol
panas, bengkak, dan
perubahan fungsi pada area
IVFD di kaki kanan
- Aliran cairan lancar
3,5 Memasang nesting dan
memposisikan bayi ekstremitas
atas dan bawah fleksi, dan midline
position
4 Memeriksa apakah ada muntah
dan distensi abdomen, mengukur
lingkar perut:
- Tidak ada kenaikan lingkar
perut, tidak ada muntah,
abdomen supel
Memberikan ASI+HMF
8x37,5ml, dicobakan
menggunakan cawan, namun bayi
tidak mampu, dilanjutkan dengan
OGT. Bayi kesulitan menelan
karena ada kelainan struktur lidah
dan palatum
Kolaborasi:
- Terapi Oksigen Nasal Canul
Low Flow (NCLF) 0,5
liter/menit.
- Nutrisi: ASI+HMF (Human
Milk Fortifier) 8x39 ml melalui
sonde gravitasi
- Sibital 2x4 mgIV
- Caffein sitrat 16 mg/24 jam
- Meronem hari ke-20
- Inhalasi 2kali/24 jam
3,5, Melakukan kontak mata dan
6 mengajak berbicara saat
berinteraksi dengan bayi
3,5, Memberi support kepada ibu
6 untuk menyediakan ASI dan
mendoakan bayi, menjelaskan
tentang kondisi bayi.
46
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
4 Menghitung balans cairan dan Kenyamanan
keluaran urin Lingkungan:
- Balans cairan: -10,3 ml/24 - Kebisingan
jam yang
- Keluaran urin: 5,2 dihasilkan
ml/KgBB/jam oleh mesin
3,5 Mengganti plester dengan lembut, dan orang-
memindahkan letak sensor orang yang
saturasi berada di
Menilai adanya tanda-tanda ruang
infeksi pada area pemasangan perawatan
IVFD perifer bayi masih
- Tidak terdapat kemerahan, dapat
panas, bengkak, dan terkontrol
perubahan fungsi pada area
IVFD di kaki kanan
- Aliran cairan lancar
3,5 Memasang nesting dan
memposisikan bayi ekstremitas
atas dan bawah fleksi, dan midline
position
4 Memeriksa apakah ada muntah
dan distensi abdomen, mengukur
lingkar perut:
- Tidak ada kenaikan lingkar
perut, tidak ada muntah,
abdomen supel
Memberikan ASI+HMF
8x37,5ml, dicobakan
menggunakan cawan, namun bayi
tidak mampu, dilanjutkan dengan
OGT. Bayi kesulitan menelan
karena ada kelainan struktur lidah
dan palatum
Kolaborasi:
- Coba lepas terapi Oksigen
NCLF
- Nutrisi: ASI+HMF (Human
Milk Fortifier) 8x42 ml melalui
sonde gravitasi
- Sibital 2x4 mgIV
- Caffein sitrat 16 mg/24 jam
- Meronem hari ke-21 (hari
terakhir)
- Inhalasi 2kali/24 jam
3,5, Melakukan kontak mata dan
6 mengajak berbicara saat
berinteraksi dengan bayi
3,5, Memberi support kepada ibu
6 untuk menyediakan ASI dan
mendoakan bayi, menjelaskan
tentang kondisi bayi.
48
5. EVALUASI
5.2.Kenyamanan Psikospiritual
Kenyamanan psikospiritual bayi berada pada fase Trancendence yaitu bayi
telah sering berinteraksi dengan orang tuanya, ditatap, dan disentuh. Bayi
juga mendapat penerimaan yang baik dari orang tua.
5.3.Kenyamanan Sosiokultural
Kenyamanan sosiokultural bayi berada pada fase Trancendence yaitu ibu
mengunjungi bayinya sekali dalam sehari dan berencana untuk cuti bekerja
kembali dan fokus merawat bayi.
5.4.Kenyamanan Lingkungan
Kenyamanan lingkungan bayi berada pada fase Ease yaitu suhu yang
terkontrol, tidak ada instabilitas suhu, dan pengaturan pencahayaan yang
baik. Kebisingan masih dapat dikontrol dengan mengingatkan semua
orang yang berada di ruang rawat merupakan salah satu hal yang
dilakukan untuk merubah perilaku. Selain itu segera mematikan suara
alarm ketika berbunyi juga dilakukan untuk mengontrol kebisingan yang
berasal dari peralatan.
49
1. PENGKAJIAN
50
- Terapi medis:
Oksigen dengan ventilator mekanik mode PC-AC, tekanan inspirasi
24, PEEP 5, waktu inspirasi 0,45, rate 45
Antibiotik piptazobactam 3x190 gram (10), Amikasin 3x19 gram
Farmadol 3x35 gram dan Framadol 3x5 gram (bergantian)
- Cairan:
Total cairan 150ml/KgBB/hari
PG2 (3 gram): 11,0 ml/jam (D 12,5%)
IL20 (2,5 gram): 1,5 ml/jam
D10+Ca (2 gram): 2,1 ml/jam
GIR 10,5 (100,2 Kkal/KgBB/hari)
ASI 8x1 ml melalui OGT
- Pemeriksaan Fisik
Kulit : Warna kulit merah muda, tidak terdapat sianosis, tidak
terdapat kemerahan (rash), tidak terdapat tanda lahir,
turgor kulit elastis, suhu kulit 36,9C.
Kepala & leher : Lingkar kepala dalam nilai normal dengan frontanel
anterior lunak. Sutura belum menutup, letak sutura
sagitalis normal dan tidak tumpang tindih.
Gambaran wajah simetris, tidak terdapat Caput
Succedaneum dan Cephalhematoma.
Bentuk daun telinga normal dengan letak simetris kanan
dan kiri.
Hidung dengan dua cavum nasal simetris, tidak terdapat
napas cuping hidung, bernapas dengan bantuan
ventilator.
Kedua mata simetris, terdapat sedikit keluaran sekret
berwarna jernih kekuningan, sklera tidak ikterik.
Bentuk dada normal dengan pengembangan paru
simetris.
51
52
perawatan di rumah. Kedua orang tua selalu berada di rumah sakit dan
sering masuk untuk melihat dan berinteraksi dengan bayi.
53
2. MASALAH KEPERAWATAN
3. RENCANA KEPERAWATAN
54
55
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
memanipulasi bayi ventilator dilakukan terdapat
1 Menghitung frekuensi napas, dengan mode pengisapan retraksi
kedalaman, dan upaya PC-AC lendir dinding
pernapasan: - Saat dada,
- Bayi masih menggunakan dilakukan motorik
ventilator dengan mode PC- Kenyamanan pengisapan aktif,
AC dengan rate 45kali/menit Lingkungan: lendir, toleransi
Mengukur tanda vital - Terdapat saturasi minum baik,
- Saturasi oksigen 88-94% pada kebisingan sedikit abdomen
kondisi tenang yang menurun tidak
- Denyut jantung 151kali/menit dihasilkan namun masih distensi.
- Pengisian kapiler <3 detik oleh mesin dalam nilai
- Akral hangat dan orang- normal. - Tidak
4 Mengukur dan memantau orang yang terdapat
kenaikan berat badan (BB) berada di - Bayi mulai tanda infeksi
- BB sekarang 2.940 gram, BB ruang priming ASI pada area
lahir 2.600 gram perawatan 8x1 ml/hari tusukan dan
3 Menghangatkan tangan, bayi masih. - Tidak ada daerah
termometer, dan stetoskop distensi balutan
3 Membuka jendela inkubator abdomen dan
dengan perlahan abdomen Kenyamanan
3 Menghangatkan nesting dan supel sosial:
popok Kedua orang
3 Mengukur suhu tubuh bayi: Kenyamanan tua selalu
- Suhu 37,0oC fisik dan menemani
1 Mengauskultasi suara napas: Psikospiritual: bayi di rumah
- Suara napas simetris pada - Bayi terlihat sakit dan
kedua paru, sedikit terdengar lebih nyaman mengajak bayi
ronkhi saat berinteraksi
Membersihkan hidung dengan pengisapan
kasa lembab lendir Kenyamanan
Melakukan pengisapan lendir dilakukan lingkungan:
dengan teknik 4 tangan dengan teknik - Bayi di
Memantau respon bayi ketika four-handed manipulasi
pengisapan lendir: suction (skor setiap 3 jam
- SpO2 80%, denyut jantung PCA: 15 sesuai
162 kali/menit, bayi tidak (range 0-19) dengan
mengangis dan tidak meronta prinsip
Meninggikan posisi kepala bayi minimal
45o dengan mengatur posisi handling,
penyangga tempat tidur bayi pada terdapat
inkubator penutup
Memposisikan bayi supinasi inkubator
dengan leher sedikit ekstensi dan untuk
leher tidak tertekuk meminimalk
2-3 Membersihkan mulut bayi dengan an
kasa lembab dan hangat pencahayaan
4 Mengganti dan menimbang popok pada bayi
bayi
- BAB dan BAK ada
4 Menghitung balans cairan dan
keluaran urin
- Balans cairan: +92 ml/24 jam
- Keluaran urin: 2,3
ml/KgBB/jam
2,3 Mengganti plester dengan lembut,
58
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
memindahkan letak sensor
saturasi
2 Menilai adanya tanda-tanda
infeksi pada area pemasangan
PICC
- Tidak terdapat kemerahan,
panas, bengkak, dan
perubahan fungsi pada area
PICC di lengan kanan
- Aliran cairan lancar
- Menilai tanda-tanda infeksi
pada balutan omfalokel
- Menjaga balutan agar tidak
terbuka
3 Memasang nesting dan
memposisikan bayi ekstremitas
atas dan bawah fleksi, dan midline
position
Menyangga Omfalokel dengan
kain agar tetap tegak lurus
4 Memantau nilai laboratorium
albumin
- Belum ada hasil pemeriksaan
Memeriksa apakah ada muntah
dan distensi abdomen, mengukur
lingkar perut:
- Lingkar perut sulit diukur
karena ada omfalokel, tidak
ada muntah
Memberikan priming ASI 1 ml
secara perlahan
Kolaborasi:
- Oksigen dengan ventilator
mekanik mode PC-AC, tekanan
inspirasi 24, PEEP 5, waktu
inspirasi 0,45, rate 45
- Antibiotik piptazobactam
3x190 gram (10), Amikasin
3x19 gram
- Farmadol 3x35 gram dan
Framadol 3x5 gram
(bergantian)
- Cairan:
o Total cairan
150ml/KgBB/hari
o PG2 (3 gram): 11,0 ml/jam (D
12,5%)
o IL20 (2,5 gram): 1,5 ml/jam
o D10+Ca (2 gram): 2,1 ml/jam
o GIR 10,5 (100,2
Kkal/KgBB/hari)
o ASI 8x1 ml melalui OGT
3,5 Melakukan kontak mata dan
mengajak berbicara saat
berinteraksi dengan bayi
3,5 Mengajari ayah bayi cues yang
59
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
dimunculkan bayi dan cara
berinteraksi dengan bayi
2 Melihat warna kulit bayi, apakah
adanya lesi kulit, keletihan
Memantau nilai laboratorium
yang mengindikasikan adanya
infeksi:
- Sedang dalam pemeriksaan
ulang CRP, IT, albumin
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
inkubator prinsip
Memposisikan bayi supinasi minimal
dengan leher sedikit ekstensi dan handling,
leher tidak tertekuk terdapat
2-3 Membersihkan mulut bayi dengan penutup
kasa lembab dan hangat inkubator
4 Mengganti dan menimbang popok untuk
bayi meminimalk
- BAB dan BAK ada an
4 Menghitung balans cairan dan pencahayaan
keluaran urin pada bayi
- Balans cairan: +38,76 ml/24
jam
- Keluaran urin: 3,4
ml/KgBB/jam
2,3 Mengganti plester dengan lembut,
memindahkan letak sensor
saturasi
2 Menilai adanya tanda-tanda
infeksi pada area pemasangan
PICC
- Tidak terdapat kemerahan,
panas, bengkak, dan
perubahan fungsi pada area
PICC di lengan kanan
- Aliran cairan lancar
- Menilai tanda-tanda infeksi
pada balutan omfalokel
- Menjaga balutan agar tidak
terbuka
3 Memasang nesting dan
memposisikan bayi ekstremitas
atas dan bawah fleksi, dan midline
position
Menyangga Omfalokel dengan
kain agar tetap tegak lurus
4 Memantau nilai laboratorium
albumin
- Albumin: 3,64, Hb: 14,8
gr/dl, trombosit 132.000
(turun)
Memeriksa apakah ada muntah
dan distensi abdomen, mengukur
lingkar perut:
- Lingkar perut sulit diukur
karena ada omfalokel, tidak
ada muntah
- Produksi OGT keruh
kecoklatan, sehingga asupan
menjadi oral care 4x1ml
Kolaborasi:
- Oksigen dengan ventilator
mekanik mode PC-AC, tekanan
inspirasi 24, PEEP 5, waktu
inspirasi 0,45, rate 45
- Antibiotik piptazobactam
61
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
3x190 gram (10), Amikasin
3x19 gram
- Farmadol 3x35 gram dan
Framadol 3x5 gram
(bergantian)
- Cairan:
o Total cairan
150ml/KgBB/hari
o PG2 (3 gram): 11,0 ml/jam (D
12,5%)
o IL20 (2,5 gram): 1,5 ml/jam
o D10+Ca (2 gram): 2,1 ml/jam
o GIR 10,5 (100,2
Kkal/KgBB/hari)
o ASI 4x1 ml oral care
3,5 Melakukan kontak mata dan
mengajak berbicara saat
berinteraksi dengan bayi
3,5 Mengajari ayah bayi cues yang
dimunculkan bayi dan cara
berinteraksi dengan bayi
2 Melihat warna kulit bayi, apakah
adanya lesi kulit, keletihan
Memantau nilai laboratorium
yang mengindikasikan adanya
infeksi:
- IT: 22,8
- CRP: 0,05
- Albumin 3,64
- Perburukan marker infeksi,
anti biotik menjadi lini III
(meropenem 3x120mg)
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
termometer, dan stetoskop saturasi tanda infeksi
3 Membuka jendela inkubator sedikit pada area
dengan perlahan - ASI 4x1 tusukan dan
3 Menghangatkan nesting dan ml/hari (oral daerah
popok care) balutan
3 Mengukur suhu tubuh bayi:
- Suhu 37,2oC Kenyamanan Kenyamanan
1 Mengauskultasi suara napas: fisik dan sosial:
- Suara napas simetris pada Psikospiritual: Kedua orang
kedua paru, sedikit terdengar - Bayi terlihat tua selalu
ronkhi lebih nyaman menemani
Membersihkan hidung dengan saat bayi di rumah
kasa lembab pengisapan sakit dan
Melakukan pengisapan lendir lendir mengajak bayi
dengan teknik 4 tangan dilakukan berinteraksi
Memantau respon bayi ketika dengan teknik
pengisapan lendir: four-handed Kenyamanan
- SpO2 88%, denyut jantung suction (skor lingkungan:
160 kali/menit, bayi tidak PCA: 13 - Bayi di
mengangis dan tidak meronta (range 0-19) manipulasi
Meninggikan posisi kepala bayi setiap 3 jam
45o dengan mengatur posisi Kenyamanan sesuai
penyangga tempat tidur bayi pada Lingkungan: dengan
inkubator - Terdapat prinsip
Memposisikan bayi supinasi kebisingan minimal
dengan leher sedikit ekstensi dan yang handling,
leher tidak tertekuk dihasilkan terdapat
2-3 Membersihkan mulut bayi dengan oleh mesin penutup
kasa lembab dan hangat dan orang- inkubator
4 Mengganti dan menimbang popok orang yang untuk
bayi berada di meminimalk
- BAB dan BAK ada ruang an
4 Menghitung balans cairan dan perawatan pencahayaan
keluaran urin bayi masih, pada bayi
- Balans cairan: +38,76 ml/24 namun telah
jam diupayakan
- Keluaran urin: 3,2 untuk
ml/KgBB/jam dikontrol
2,3 Mengganti plester dengan lembut,
memindahkan letak sensor
saturasi
2 Menilai adanya tanda-tanda
infeksi pada area pemasangan
PICC
- Tidak terdapat kemerahan,
panas, bengkak, dan
perubahan fungsi pada area
PICC di lengan kanan
- Aliran cairan lancar
- Menilai tanda-tanda infeksi
pada balutan omfalokel
- Menjaga balutan agar tidak
terbuka
3 Memasang nesting dan
memposisikan bayi ekstremitas
atas dan bawah fleksi, dan midline
63
DX Implementasi Evaluasi
Relief Ease Trancendence
position
Menyangga Omfalokel dengan
kain agar tetap tegak lurus
4 Memantau nilai laboratorium
albumin
- Belum ada pemeriksaan ulang
- Transfusi albumin 25%,
12ml+lasix 3 mg
Memeriksa apakah ada muntah
dan distensi abdomen, mengukur
lingkar perut:
- Lingkar perut sulit diukur
karena ada omfalokel, tidak
ada muntah
- Produksi OGT keruh
kecoklatan, sehingga asupan
menjadi oral care 4x1ml
Kolaborasi:
- Oksigen dengan ventilator
mekanik mode PC-AC, tekanan
inspirasi 25, PEEP 5, waktu
inspirasi 0,45, rate 45
- Antibiotik meropenem 3x120
gram (hari ke-2)
- Farmadol 3x35 gram dan
Framadol 3x5 gram
(bergantian)
- Inhalasi NaCl 0,9% setiap 8
jam
- Fluconazole 9 mg setiap 3 hari
- Cairan:
o Total cairan
150ml/KgBB/hari dikurangi
dengan kelebihan balans
cairan
o PG2 (3 gram): 14,0 ml/jam (D
10%) (bila albumin masuk,
PG2 diturunkan menjadi
13,5ml/jam
o IL20 (2,5 gram): 1,8 ml/jam
o D10+Ca (2 gram): 2,1 ml/jam
o ASI 4x1 ml oral care
3,5 Melakukan kontak mata dan
mengajak berbicara saat
berinteraksi dengan bayi
2 Melihat warna kulit bayi, apakah
adanya lesi kulit, keletihan
Memantau nilai laboratorium
yang mengindikasikan adanya
infeksi:
- Belum ada pemeriksaan ulang
64
5. EVALUASI
5.2.Kenyamanan Psikospiritual
Kenyamanan psikospiritual bayi berada pada fase Trancendence yaitu bayi
sering berinteraksi dengan orang tuanya, ditatap, dan disentuh.
5.3.Kenyamanan Sosiokultural
Kenyamanan sosiokultural bayi berada pada fase Trancendence yaitu
kedua orang tua selalu menemani bayi selama perawatan.
5.4.Kenyamanan Lingkungan
Kenyamanan lingkungan bayi berada pada fase Ease yaitu suhu yang
terkontrol, tidak ada instabilitas suhu, dan pengaturan pencahayaan yang
baik. Kebisingan masih dapat dikontrol dengan mengingatkan semua
orang yang berada di ruang rawat merupakan salah satu hal yang
dilakukan untuk merubah perilaku. Selain itu segera mematikan suara
alarm ketika berbunyi juga dilakukan untuk mengontrol kebisingan yang
berasal dari peralatan.
65
Disusun oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi dengan berat lahir rendah terutama bayi prematur memiliki struktur
dan fungsi organ yang belum berkembang sempurna. Berbagai
permasalahan kesehatan dapat terjadi pada bayi-bayi tersebut seperti
masalah pernapasan, infeksi, gangguan penyerapan nutrisi, dan berbagai
masalah lainnya sehingga mereka harus dirawat di ruang perawatan intensif
untuk meningkatkan kestabilan kondisi. Disisi lain, ruang perawatan intensif
dengan berbagai peralatan dan tindakan yang penuh dengan stressor
membuat bayi stres dan tidak nyaman. Peralatan kesehatan seperti monitor,
CPAP, ventilator mekanik, HFO, infus pump, syringe pump, dan alat suction
menimbulkan kebisingan yang menjadi stressor bagi neonatus terutama
pada neonatus kurang bulan. Tindakan keperawatan dan tatalaksana medis
yang juga dapat menimbulkan stres pada neonatus seperti pemasangan
infus, pengambilan darah, pengisapan lendir (suctioning), dan manipulasi
bayi dengan cara lain (Altimier, 2007).
Respon stres yang muncul pada bayi saat tindakan dapat berupa respon
fisik. Seperti respon pada tindakan seperti penghisapan lendir yaitu
perubahan respirasi (rate, saturasi oksigen, dan retraksi) dan denyut jantung
(takikardi). Selain itu terjadi perilaku yang menunjukkan stres pada bayi
seperti perilaku menolak dan merejang. Perilaku stres pada bayi terutama
pada bayi prematur dapat memberikan dampak terhadap perkembangan bayi
dan dapat mengganggu berbagai sistem tubuh bayi seperti neurologis,
respirasi, sensorik, keseimbangan, dan lainnya. Selain berefek pada bayi,
kondisi ruang NICU juga mempengaruhi pemberi pelayanan kesehatan
terutama perawat.
bayi maupun lingkungan kerja. Stres yang berasal dari kondisi bayi seperti
ketidakstabilan fisik bayi dan mengalami perubahan yang cepat,
pengawasan ketat yang harus dilakukan terhadap bayi, serta penanganan
cepat dan tepat yang harus dilakukan. Stres yang berasal dari lingkungan
seperti kebisingan ruangan yang berasal dari alat kesehatan, beban kerja,
serta pengawasan dan supervisi yang dilakukan terhadap pekerjaan yang
dilakukan oleh mereka. Hal ini dapat berpotensi memunculkan terjadinya
peningkatan tekanan darah, stres, dan ketidakpuasan pada perawat
(McEwen & Wills, 2010) dan berisiko terjadinya kesalahan dan kelalaian
kerja American Association of Critical Care Nurses, 2005). Oleh karena itu,
meminimalkan risiko ketidaktepatan seperti intervensi non-farmakologis
harus dilakukan (Hadian & Sabet, 2013), seperti salah satunya dengan
teknik four-handed pada pelaksanaan penghisapan lendir.
Pelaksanaan penghisapan lendir oleh dua orang ini telah diteliti diberbagai
tempat dan menjadi menjadi rekomendasi serta panduan di beberapa rumah
sakit. Oleh karena itu, mahasiswa tertarik untuk menerapkan Evidence-
Based Nursing ini di ruang perinatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo dan
RSAB Harapan Kita Jakarta.
1.2. Tujuan
Tujuan pelaksanaan proyek inovasi ini yaitu:
1.2.1. Tujuan Umum
Meningkatkan kenyamanan neonatus dengan memberikan intervensi
keperawatan berdasarkan evidence-based nursing practice yaitu
pelaksanaan suctioning dengan teknik four-handed untuk
mengurangi stres dan meningkatkan perilaku pengaturan diri pada
neonatus di ruang Perinatologi.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dilaksanakannya proyek inovasi ini bagi pasien, perawat
dan praktik keperawatan, serta rumah sakit yaitu:
BAB 2
FOUR-HANDED SUCTIONING
Regulasi perilaku dapat dilihat dari variasi kondisi tidur, terjaga penuh,
dan menangis. Respon perilaku mampu beradaptasi dan mampu
meregulasi diri merupakan kemampuan berespon terhadap kondisi
lingkungan.
BAB 3
IDENTIFIKASI DAN PENYELESAIAN MASALAH
Penulis & Judul Jurnal Desain Penelitian Intervensi dan outcome Hasil
Gonalves, R., Tsuzuki, L., & Carvalho, M. Integrative literature review Pelaksanaan suction Rekomendasi yang dihasilkan yaitu suction terutama
(2015). Endotracheal suctioning in intubated terhadap guidlines dan sistematic endotracheal suction dilaksanakan oleh sedikitnya 2 orang,
newborns: An integrative literature review. Rev review dengan atau tanpa meta- waktu penghisapan lendir harus kurang dari 15 detik,
Bras Ter Intensiva, 27(3):284-292 analisa yang dipublikasikan tekanan negatif suction harus dibawah 100mmHg.
dalam bahasa Inggris dari tahun Hioeroksigenasi seharusnya tidak dilakukan pada kondisi
2000-2013. Ditemukan 93 yang biasa. Namun jika terindikasi dibutuhkan, dapat
publikasi (57 dari Cochrane, 19 menaikkan nilai fraksi 10-20% dari nilai sebelumnya yang
dari PEDro, dan 17 dari PubMed), dilakukan 30-60 detik sebelum, selama, dan 1 menit
89 diantaranya dieksklusikan setelah prosedur.
karena bukan sistematic review
dengan atau tanpa meta-analisa,
serta bukan guidline.
Cone, S., Pickler, R., Grap, M., McGrath, J., & RCT dengan cross over yang Melakukan penghisapan lendir Tidak ada perbedaan yang signifikan pada kestabilan fisik
Wiley, P. (2013). Endotracheal suctioning in dilakukan terhadap 20 bayi dengan teknik four-handed bayi antara suction konvensional dengan four-handed.
preterm infants using four-handed versus routine preterm yang terintubasi di ruang untuk kestabilan fisik bayi dan Namun, teknik four-handed dapat menurunkan stres dan
care. JOGNN,42:92-104 NICU respon perilaku pengaturan perilaku penolakan/pertahanan pada bayi saat dilakukan
diri yang baik suction serta meningkatkan perilaku pertahanan diri (0,001
dan 0,016)
Hadian, Z., & Sabet, R. (2013). The effect of Kuasi-eksperimental dengan Edukasi yang diberikan untuk Edukasi dapat meningkatkan performa perawat dalam
endotracheal tube suctioning education of nurses sampel 25 perawat NICU dan 50 meningkatkan performa melakukan suction dan menurunkan nyeri akibat suction
on decreasing pain in premature neonates. Iran J bayi preterm yang terintubasi perawat dalam melakukan pada neonatus, namun nyeri masih dalam kategori nyeri
Penulis & Judul Jurnal Desain Penelitian Intervensi dan outcome Hasil
Pediatric, 23(3);340-344 suction yang dilihat efeknya sedang, sehingga intervensi lainnya perlu untuk
terhadap nyeri pada bayi dipertimbangkan untuk menurunkan nyeri tersebut
Barbosa, A., Cardoso, M., Brasil, T., & Scochi, C. 104 bayi yang menggunakan Pengukuran alterasi Terjadi perubahan yang signifikan pada pernafasan dan
(2011). Endotracheal and upper airways terapi oksigen dan yang (perubahan) pada saturasi denyut jantung bayi. Saran dari penelitian ini yaitu perawat
suctioning: Changes in newborns physiological memerlukan suctioning pada ET oksigen dan denyut jantung dapat mengembangkan intervensi non farmakologis untuk
parameters. Eerp.usp.br/rlae, 19(6):69-76 dan jalan nafas atas. bayi saat tindakan suction mengurangi potensial perubahan berdasarkan parameter
fisiologis karena prosedur suction.
10
BAB 4
PLAN OF ACTION (POA)
11
12
4.3. Study
Pada tahap ini mahasiswa mempelajari dan menganalisis perbedaan
respon fisiologis serta perilaku bayi sebelum, saat, dan setelah
penghisapan lendir baik pada kelompok prosedur konvensional dan
prosedur suction dengan four-handed berdasarkan data yang telah dicatat
dan penilaian respon kenyamanan bayi menggunakan Pediatric Comfort
Assessment (PCA).
4.4. Act
Evidence-Based Nursing yang diimplementasikan ini (four-handed
suctioning) diharapkan dapat menjadi Standar Operasional Prosedur
pelaksanaan suction pada bayi terutama pada bayi prematur.
Proyek inovasi ini dilaksanakan pada bulan maret sampai 22 April 2016, dengan
rincian sebagai berikut:
13
14
BAB 5
HASIL PROYEK INOVASI
5.1. Hasil
Evidence Based Nursing Practice yang diterapkan pada bayi di ruang
perinatologi adalah pelaksanaan pengisapan lendir dengan menggunakan
empat tangan (dua orang). Inovasi ini dilaksanakan selama 11 minggu praktik
di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RSAB Harapan Kita. Pelaksanaan
ini dilakukan pada 20 bayi (10 bayi kelompok intervensi dan 10 bayi
kelompok kontrol). Proses implementasi terdiri dari tiga tahapan yaitu
persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.
15
16
5.1.3.Tahap Evaluasi
Tabel 3.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Gestasi
dan Usia Koreksi (N=20)
Variabel Kelompok N Mean SD
Usia gestasi Intervensi 10 32,9 2,13
Kontrol 10 32,7 2,11
Usia koreksi Intervensi 10 33,6 1,83
Kontrol 10 34,1 1,72
17
Hal yang sama juga terjadi pada denyut jantung yaitu kelompok
kontrol mengalami denyut jantung dengan nilai yang abnormal
dibandingkan dengan denyut jantung bayi pada kelompok
intervensi. Hal ini tergambar pada grafik di bawah ini.
Denyut jantung (kali/menit)
175
170
165
160 DJ KK
155 DJ KI
150
145
Waktu
140
Sebelum Saat Setelah
18
20
18
16
14
12
PCA KK
10
8 PCA KI
6
4
2
0 Waktu
Sebelum Saat
Grafik 3. Rerata skor Kenyamanan (Pediatric Comfort Assessment)
19
20
BAB 6
PENUTUP
6.1 Simpulan
Teknik empat tangan dapat membuat bayi nyaman dan meningkatkan
kestabilan fisik saat dilakukan pengisapan lendir. Bayi dapat lebih tenang dan
respon perilaku lebih terkontrol.
6.2 Saran
a. Teknik ini agar dapat dilaksanakan saat melakukan pengisapan lendir pada
bayi di ruang perinatologi.
b. Dua orang pelaksana teknik ini dapat di atur yaitu dilaksanakan oleh
perawat penangunggjawab bayi yang dilakukan pengisapan lendir dan
ketua tim ruangan tersebut. Ketua tim dapat membantu pengisapan lendir
pada setiap bayi di ruang tersebut secara bergantian.
21
DAFTAR PUSTAKA
Barbosa, A., Cardoso, M., Brasil, T., & Scochi, C. (2011). Endotracheal and upper
airways suctioning: Changes in newborns physiological parameters. Rev
Lat Am Enfermagem, 19(6), 69-76.
Calixto, C., Martinez, F. E., Jorge, S. M., Moreira, A. C., Martinelli, C. E. (2002).
Correlation between plasma and salivary cortisol levels in preterm infants.
The Journal of Pediatrics, 140(1), 116-118.
Cone, S., Pickler, R., Grap, M., McGrath, J., & Wiley, P. (2013). Endotracheal
suctioning in preterm infants using four-handed versus routine care.
JOGNN, 42(1), 92-104.
Hadian, Z., & Sabet, R. (2013). The effect of endotracheal tube suctioning
education of nurses on decreasing pain in premature neonates. Iran J
Pediatric, 23(3), 340-344.
McEwen, M., & Wills, E., (2010). Theoretical basis for nursing: Third edition.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Morelius, E., Theodorsson, E., & Nelson, N. (2005). Salivary cortisol and mood
and pain profiles during skin-to-skin care for an unselected group of
mothers and infants in neonatal intensive care. Pediatrics, 16(1), 1105-1113.
Zannin, E., Pellegrino, R., Di Toro, A., Antonelli, A., Dellac, R. L., & Bernardi,
L. (2015). Parasympathetic stimuli on bronchial and cardiovascular systems
in humans. PLoS ONE, 10(6), 112.
22
LAMPIRAN 4
(Riwayat Hidup Penulis)
Riwayat Pendidikan:
1. SDN 56 Banda Aceh tahun 1993 - 1999
2. SMPN 1 Banda Aceh tahun 1999 - 2002
3. SMAN 3 Banda Aceh tahun 2002 - 2005
4. Program Sarjana Keperawatan PSIK FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2005 2009
5. Program Profesi Ners PSIK FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2009
2011
6. Program Pascasarjana Peminatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia tahun 2013 sekarang.
Riwayat Pekerjaan:
1. Asisten Laboratorium Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh 2006 2007
2. Asisten Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh 2007 2008
3. Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2011
sekarang
4. Penguji tamu Skripsi dan KIAN Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia