Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TAKE HOME

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata kuliah : Metodologi Penelitian


Dosen Pengajar : Ns, Nur Eni Lestari, Sp, Kep.An

Disusun Oleh :

TRIDARA FEBRUALUKI 09180000069


Keperawatan Reg Semester 6A

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2021
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN INDONESIA
Indonesian Nursing and Scientific Journal
Research Article
Volume: - Dongeng Meningkatkan
Issue: - KualitasTidur Pada Anak Usia
Years: 2018 Sekolah yang Mengalami
Hospitalisasi
Ari Kristanti1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jln. Harapan Nomor 50, Lenteng Agung – Jakartaa
Selatan 12610
Email Corespondent : example@stikim.ac.id

Editor:Tridara Februaluki

Received: 08 Aug 2021 Abstract

Accepted: 09 Aug 2021


Background: Kesehatan seorang anak yang tengah mengalami
Published: 10 Aug 2021 hospitalisasi akan banyak dipengaruhi oleh bagaimana kualitas

Available Article : tidur anak tersebut. Tidur yang berkualitas dapat mempengaruhi
123456789/iiiii.vl01.321
lamanya tingkat penyembuhan pada anak.
Copyright : ©2021 This article has Objectives: Untuk mengetahui pengaruh dongeng terhadap
open access and is distributable under
the terms of the Creative Commons kualitas tidur pada anak usia sekolah yang mengalami
Attribution License, which permits un-
hospitalisasi.
restricted use, distribution and reproduc-
tion in any medium, provided the name Methods: Kuarsi eksperimen (one group pre test post test design
of the author and the original source are
included. This work is licensed under a without control) pada 27 responden dengan analisis uji McNemar.
Creative Commons Attribution-Share
Results: Terdapat pengaruh yang signifikan dongeng terhadap
Alike 4.0 International License
kualitas tidur pada anak usia sekolah yang mengalami hospitalisasi
Conflict of interest statement :
Declarethat this research is (nilai p=0,000)
independent of theconflict of interest
of both individuals and organization Conclusion: Rumah sakit dapat menjadikan dongeng sebagai

salah satu solusi guna meningkatkan kualitas tidur pada anak usia
Funding : Personal Funding
sekolah sehingga tingkat penyembuhan anak akan meningkat.
Keywords: Dongeng, kualitas tidur, hospitalisasi

Introduction
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur. Hal tersebut dapat
mempengaruhi berbagai aspek yaitu perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu
dan apatis, kehitaman disekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata
perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering mengantuk. Kualitas tidur
merupakan suatu fenomena yang dapat melibatkan beberapa dimensi. Kualitas tidur
ditentukan oleh bagaimana seseorang mempersiapkan pola tidurnya, seperti kedalaman
tidur, kemampuan tinggal tidur, dan kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis.
Kualitas tidur dapat memperbaiki status kesehatan.
Kualitas tidur terdiri dari beberapa aspek yaitu lama tidur, waktu yang diperlukan
untuk dapat tertidur, frekuensi terbangun, dan beberapa aspek subjektif seperti kedalaman
dan kepuasan tidur. Kualitas tidur seseorang dapat diketahui melalui pemeriksaan
rekaman arus listrik dari otak. Perekaman listrik dari permukaan otak atau permukaan
luar kepala dapat menunjukan adanya aktivitas listrik yang terus menerus timbul dalam
otak.
Kebutuhan tidur pada anak-anak bervariasi, bergantung pada tahapan usianya. Rata-
rata anak usia sekolah membutuhkan sekitar 12 jam dalam semalam dan jarang tidur
siang. Tidur dengan pola yang teratur lebih penting jika dibandingkan dengan jumlah
tidur. Kebutuhan tidur manusia tergantung pada tingkat perkembangan seseorang.
Penduduk Indonesia diperkirakan 11,7% mengalami kesulitan tidur. Hospitalisasi pada
anak merupakan pengalaman yang penuh dengan stres, baik bagi anak itu sendiri maupun
orang tua. Banyaknya stresor yang dialami anak ketika menjalani hospitalisasi
menimbulkan dampak negatif yang mengganggu perkembangan anak. Lingkungan rumah
sakit dapat merupakan penyebab stres dan kecemasan pada anak. Berdasarkan data
Perhimpunan Nasional Rumah Sakit Anak di Amerika, sebanyak 6,5 juta anak/tahun yang
menjalani perawatan di rumah sakit dengan usia kurang dari 17 tahun.
Kualitas tidur yang tidak baik akan meningkatkan risiko penyakit dengan penyakit
kronis lebih banyak. Hal tersebut akan mengakibatkan masalah dalam memulai tidur dan
lebih sering terbangun pada malam hari. Gangguan tidur sering diikuti dengan berbagai
penyakit somatik, psikiatrik dan neurologis. Tidur yang buruk memiliki dampak negatif
terhadap mood dan perilaku, gangguan tidur laten pada beberapa kasus dan dapat
bermanifestasi sebagai gejala psikiatrik, hiperaktivitas dan masalah emosional.
Hospitalisasi atau rawat inap merupakan sebuah proses yang mengharuskan seseorang
anak tinggal dirumah sakit karena adanya gangguan kesehatan untuk menjalani terapi dan
perawatan sampai pada waktu anak diperbolehkan pulang. Hospitalisi merupakan sebuah
pengalaman yang tidak menyenangkan dan dianggap mengancam sehingga menjadi
pengalaman yang traumatik bagi setiap orang yang pernah mengalaminya.
Dongeng merupakan seni yang menggabungkan antara bahasa, vokalisasi, gerakan
fisik dan isyarat tertentu dalam mengungkapkan cerita. Metode mendongeng merupakan
kegiatan menyenangkan dimana anak akan mendengarkan cerita yang menarik sehingga
diupayakan anak bisa merasa lebih santai dan nyaman sehingga dapat membantu anak
melupakan sejenak perasaan atau emosi negatif akibat stresor yang diterima sehingga
anak dapat tidur dengan lebih baik.
Penelitian ini dilakukan di Jawa Timur menggambarkan pengaruh dongeng
terhadap perubahan gangguan tidur anak usia prasekolah akibat hospitalisasi secara
nyata12. Penelitain lain yang sejalan juga menggambarkan bahwa terapi bercerita
memiliki pengaruh terhadap kualitas tidur anak usia prasekolah yang menjalani
hospitalisasi14. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk mengeksplor
pengaruh dongeng terhadap kualitas tidur pada anak usia sekolah yang mengalami
hospitalisasi.

1
Dongeng Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Anak Usia Sekolah
Methods
Penelitian ini menggunakan metode Quasi eksperimen dengan one group pre test post test
without design control pada 27 responden dengan analisis McNemar. Penelitian ini dilakukan di
ruang rawat inap anak RS Kedam Cijantung. Alat pengukuran kualitas tidur menggunakan
instrumen Pittsburgh Sleep Quality Index. Prosedur penelitian ini yaitu ( 1 ) Pendekatan teradap
responden dengan menjelaskan tujuan penelitian dan persetujuan atau inform konsen serta tanda
tangan pada lembar persetujuan ( 2 ) Pembagian kuesioner pada responden sebelum
dilakukannya intervensi dongeng ( 3 ) Penelitian memberikan cerita dongeng untuk diberikan
dongeng bagi yang tidak memiliki buku dongeng ( 4 ) Setelah tiga hari peneliti melakukan
pengukuran kualitas tidur setelah dilakukan dongeng.

Results
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa kualitas tidur 27 responden (100%) tidak baik
sebelum dilakukan dongeng pada anak usia sekolah yang mengalami hospitalisiasi. Sedangkan
kualitas tidur setelah dilakukan intervensi dongeng mayoritas baik dengan sejumlah 23
responden (85,2%).

Tabel 1. Pengaruh Dongeng Terhadap Kualitas Tidur Anak Usia Sekolah Yang Mengalami
Hospitalisasi diRS Kesdam Cijantung (n=27)

Intervensi Kualitas Tidur Total Nilai p


Dongeng Baik Tidak Baik
Sebelum 0 27 27 0,000
Sesudah 23 4 27

2
Discussion
Hasil penelitian ini mendapatkan hasil bahwa adanya pengaruh dongeng terhadap kualitas
tidur anak usia sekolah yang mengalami hospitalisasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian penelitian yang lain yang mendekripsikan bahwa mayoritas anak pra sekolah memiliki
gangguan pola tidur sebelum dilakukan terapi bercerita. Penelitian lain yang sejalan
menggambarkan sebagian besar 81 % anak mengalami kecemasan dan sulit tidur saaat dirawat di
rumah sakit.
Keadaan hospitalisasi yang dialami anak usia sekolah mempengaruhi kemampuan anak
untuk tidur atau tetap tertidur. Stres berat sangat lekat dengan jam tidur yang rendah. Stres berat
yang dialami anak yang mengalami hospitalisasi dikarenakan anak berada pada kondisi
lingkungan asing yaitu rumah sakit. Anak takut akan prosedur pengobatan yang dilakukan dan
merasa pengobatan yang akan diberikan menyakitkan. Selain itu anak yang dirawat dirumah
sakit akan merasa sendiri dan kesepian karena jauh dari keluarga dan suasana rumah yang akrab.
Kondisi tersebut menjadi faktor stresor pada anak. Selain itu, stres berat sangat berpengaruh dan
berhubungan positif dengan mimpi buruk dan keluhan tidur. Stres emosional dapat
menyebabkan individu merasa tegang dan putus asa. Perasaan tersebut menyebabkan individu
menjadi sulit tidur, sering terbangun saat tidur atau terlalu banyak tidur. Bila stres
berkepanjangan dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk.
Penelitian lain yang sejalan anak dengan stres hospitalisasi berat sejumlah 64%
responden mengalami gangguan pola tidur buruk, anak dengan stres hospitalisasi sedang
mengalami gangguan pola tidur buruk sejumlah 34% dan anak dengan stres hospitalisasi ringan
mengalami gangguan pola tidur buruk sejumlah 2% responden. Berdasarakan uji statistik
terdapat pengaruh stres hospitalisasi terhadap gangguan pola tidur pada anak. Hasil penelitian
lain yang sejalan menunjukan 100% responden mengalami penurunan skor gangguan tidur.
Dongeng dapat merangsang batang otak atas dalam mengaktivasi korteks serebral.
Aktivasi korteks serebral kemudian akan menstimulus penurunan Retikular activating System
(RAS). Hasil penelitian lain yang sejalan mengatakan bahwaa terdapat pengaruh cerita dongeng
dengan kualitas tidur anak yang mengalami hospitalisasi karena memalui cerita anak terbawa
untuk mengimajinasikan tokoh di dalam cerita dan terbawa dalam alur cerita, sehingga cerita
yang menyenangkan akan membawa anak pada kondisi yang menyenangkan sehingga anak
terhindar dari stresss dan meningkatkan kualitas tidur anak.
Dongeng mampu meningkatkan pelepasan endofrin yang dapat mengurangi cemas.
Dongeng atau cerita membawa anak kedalam fantasi. Cerita yang mengandung hiburan akan
menimbulkaan rasa tenang dan membuat anak menjadi rileks. Anak menyukai cerita yang sangat
imajinatif, terdapat bukti bahwa mereka lebih menyukai cerita tentang hal- hal yang dapat terjadi.
Dengan kata lain, mereka lebih menyukai cerita yang dibumbui dengan sedikit khayal ketimbang
yang terjadi sebenarnya atau tentang sesuatu yang jauh diluar jangkauan pengalamannya
sehingga dapat mereka pahami. Kebanyakan anak lebih menyukai cerita tentang orang dan
hewan yang dikenalnya. Mereka menyukai karakter ini karena kualitas pribadi atau humornya.
Karena mereka mampu mengidentifikasi diri dengan hewan, mereka memperoleh kegembiraan
yang besar dari mendengarkan hal-halyang dilakukan karakter itu.

Conclusion
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 27 responden tentang pengaruh dongeng terhadap
kualitas tidur anak usia sekolah yang mengaalami hosspitaliasi memiliki kualitas tidur yang
tidak baik sebelum dilakukan intervensi dongeng ( 100 % ). Sebagian besar aaak usia sekolah
yang mengalami hospitalisasi memiliki kualitas tidur yang baik setelah dilakukan intervensi
dongeng ( 85,2 % ). Adapun saran yang peneliti berikan yaitu membacakan dongeng dapat
dijadikan salah satu standar operasional prosedur yang dapat dilakukan di ruang rawat inap anak
pada anak sekolah yang mengalami hospitalisasi.
Conflict of Interest Declaration
Declare that this research is independent of the conflict of interest of both individuals and
organizations

Acknlowledge
Thank you to everyone involved and everyone who participated in this research

Funding
Personal funding
Dongeng Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Anak Usia Sekolah

References

1. Agung N & Sidharta, V. M. (2001). Pengaruh Sindrana Prementasi Terhadap Gangguan


Tidur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya Ddamianus Journal Of
Mediline. 10, 77 – 80.
2. Anggraeni. (2014). Pengaruh Terapi music terhadap kualitas tidur anak akibat
hospitalisasi. JurnalKesehatan Indonesia, (5), 54-58.
3. Asmadi, (2008). Teknik Prosedur Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Keperawatan
Dasar Klien. Jakarta : Salemba.
4. Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Praktek revisi . Jakarta : PT rineka,
Metode Penelitian Kuantitatif.. Jakarta : Kencana
5. Azwar, Azrul. (2010). Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. PT. Bina Rupa
Aksar
6. Azwar Saifudin. (2003). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
7. Buysee, dkk. (1988). The pittsburgh sleep quality index: A New Instrument for
Psychiatri Ppraticeand Research,
diperolehdari:http://www.sleep.pitt.edu/includes/showFile.asp?fltype=doc&fll=129
8. Febriana, Desita & Wahyuningsih, Aries.(2011). Kajian stress hospitalisasi terhadap
pemenuhan pola tidur anak usia prasekolah di ruang anak rs baptis Kediri. Jurnal Stikes
Rs. Baptis Kediri, (4), 66-71.
9. Guyton & Hall, (2008). Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11, Jakarta; EGC.
10. Hedo, DJP & Sudhana, H. Perbedaan agresivitas pada Anak Usia Dini yang
Dibacakan Dongeng dengan yang tidak Dibacakan dongeng Sebelum Tidur Oleh Ibu,
Universitas Udayana, 2014, 1 (2)
:213 – 226
11. Hidayat, AA. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan,
Salemba Medika, Jakart, p. 57
12. Heven , KF. (2000). Super Simple Storytelling: a can do guide for every clasroom every
day, Teacher idea press, East Belleview Avenue.
13. Hurlock. (2012). Perkembangan Anak , Jilid 2. Jakarta: erlangga.
14. Rinik, dkk. (2012). Pengaruh Dongeng Terhadap Perubahan Gangguan Tidur Anak
Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi di Rumah Sakit. J. K Mesencephalon. Vol. 3 No. 1
hal 32-38.
15. Kozier, B (2005). Fundamental of Nursing ; Concepts, Process, and practice, New
jersey : Prentice- Hall.
16. Luknis Sabri. (2013). Statistik Kesehatan. Jakarta Rajawali Pers.
17. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
18. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
19. Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan : Aplikasi dalam praktek keperawatan
profesional. (Edisi 4). Jakarta : Salemba Medika.
20. Prasasti, Sarah. (2005). Seri Belajar Bahsa Indonesia dan Bahasa Inggris dengan
Kreaktif Gambar dan Cerita ( Draw and Tell). Jakarta: PT. Elex Media Kanputindo.
21. Potter P.A, Perry A.G (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
22. Potter & Perry (2010).Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses & Praktek.
Jakarta : EGC.
23. Sari, a. W. (2011). Hubungan Kualitas Antara Insomnia Dengan Prestasi Belajar Pada
Santri Di Madrasah Aliyah Ttahfidzul Quran Isykarima Karang Anyar, scholany Article, 11 –
45.
24. Sugiyono. (2009).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
25. Sugiyono. (2011). Statistik untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.
26. Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif dan R & D. Bandung ::
Alfabeta.
27. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV
Alfabeta.
28. Supartini, Y. (2004). Buku ajar Konsepdasar Keperawatan Anak, Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
29. Utamin Yuli. Dampak Hospitalisasi Terhadap Perkembangan Anak (2014). Jurnal
IlmiahWidya vol. 2 no. 2
30. Wahyuningsih, A & Febriana, D. Kajianstres hospitalisasi terhadap pemenuhan pola tidur
anak usia prasekolah di ruang anak Rs baptis kediri .Jurnal Stikes Baptis, 2011,4(2): 66 – 70
31. Whaley & Wong (2002). Nursing Care Of Infant and Children, Inc. St. Louis Missoun :
Mosby year Book
32. Wong, DL, dkk. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 2, Penerbit Buku
Kedpokteran EGC, Jakarta.
33. Wulandari, R. P. (2012). Hubungan Tingkat Stres dengan Gangguan Tidur pada
Mahasiswa skripsi di Salah Satu Menpan Science Technologi UI. Skripsi. Univ. Indonesia.
34. Yuniartini, P. E. (2012). Pengaruh Terapi Bercerita Terhadap Kualitas Tidur Anak Usia
Prasekolah Yang Menjalani Hospitalisasi Di ruang Perawatan Anak RSUP. Sangla Denpasar.
Kartu Ujian Akhir Semester

Anda mungkin juga menyukai