MODUL PERKULIAHAN
PERAWATAN PALIATIF DAN MENJELANG AJAL
Dengan buku ini diharapkan peserta didik mampu menerapkan asuhan keperawatan secara
professional pada tatanan praktek keperawatan sebenarnya. Sehingga mahasiswa akan mudah
dalam menerapkan pada rumah sakit. Besar harapan kami untuk ada kritik dan saran demi
kesempurnaan buku ini.
Jakarta
( Team Penyusun )
BAB I
KEPERAWATAN PALIATIF DAN MENJELANG AJAL
Pendahuluan
Deskripsi MataKuliah
Mata kuliah ini mempelajari tentang prespektif keperawatan dan konsep
perawatan paliatif, etik, kebijakan, teknik menyampaikan berita buruk,
komunikator, kebutuhan psikologis pasien paliatif, manajemen nyeri, berbagai
macam terapai komplementer, tinjauan agama dan budaya tentang penyakit
kronik.
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, bila diberi kasus, mahasiswa mampu:
Menjelaskan perspektif keperawatan dan konsep perawatanpaliatif.
Menjelaskan etik dan kebijakan tentang perawatanpaliatif.
Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga yang mendapat perawatanpaliatif.
Menjelaskan patofisiologi penyakitterminal.
KMelakukan pengkajian bio, psiko, sosio, spritual dankultural.
Menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien penyakitterminal.
Penyajian
Pengertian Perspektif Keperawatan
Definisi Keperawatan
Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan sebagai
berikut, keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang
komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat
baiksakitmaupunsehatyangmencakupseluruhproseskehidupan
manusia.
Florence Nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut,
keperawatan adalah menempatkan pasien dalam kondisipaling
baik bagi alam dan isinya untuk bertindak.
Calista Roy (1976) mendefinisikan keperawatan merupakan definisi
ilmiahyangberorientasikepadapraktikkeperawatanyangmemiliki
sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien.
Martha E. Rogers mendifinisikan keperawatan adalah ilmu humanisti atau
humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia
dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secaraumum
dengan memperkirakan prinsip – prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan
praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang
alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.
Dari keempat definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keperawatan
adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan
professional, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, standart pelayanan
dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat
professional secara mandiri atau melalui upayakolaborasi.
TujuanKeperawatan
Memberi bantuan kepada klien (seperti memberikan informasidan
pencapaian haknya sebagai klien)
Memenuhi dasar kebutuhan klien (makanan, minuman danobat-obatan)
Memberi kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan ilmunya
(walaupun sudah jadi perawat tetap menggali ilmu pengetahuan agartidak
ketinggalan zaman)
Memelihara hubungan kerja antar parawat (keperawatan membantu perawat
untuk hidup seperti keluarga, tanpa adanya iri diantara perawat, perawat
dengan perawat bisa saja saling bertukar pikiran dan saling memberi
masukan sehingga terciptalah keperawatan yang seperti diharapkan).
Ciri-ciri KeperawatanProfessional
Berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Berbasis keahlian pada jenjangtinggi.
Terbuka dengan ide-idebaru.
Memilii rasahumor.
Dapat berinteraksi dengan orang lain secara harmonis.
Berpenampilanbaik.
Periang.
Dalam bekerja tidak semata-mata berorientasi karenauang.
Memiliki kodeetik.
Memiliki organisasiprofesi.
Nilai-Nilai DalamKeperawatan
Nilai adalah keyakinan personal mengenai harga atas suatu ide, tingkah
laku, kebiasaan atau objek yang menyusun suatu standar yang mempengaruhi
tingkah laku. (Rokeach, 1973).
FungsiNilai
Membentuk perilakuseseorang.
Filter : menyaring hal-hal penting dalambersosialisasi.
Memberikan pedoman dalam pelayanankesehatan.
cukup lama serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan.
Ciri-CiriProfesi
Berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Pelayanan keperawatan yang diberikan berdasarkan pada ilmu
pengetahuan
Adanya otonomi.
Memiliki kodeetik.
Adanya organisasiprofesi.
KarakteristikProfesi
Pekerjaan dilakukan secara menetap, mungkin seumurhidup.
Pekerjaan yang dilakukan memberi kepuasan karena merupakanpanggilan
jiwa.
Memiliki keterampilan khusus menyangkut ilmu danseni.
Keputusan yang diambil didasarkan pada prinsip/teori dalamkegiatan
professional.
Berorientasi pada asuhan untuk memenuhi kebutuhankesehatan.
Asuhan yang diberikan didasarkan atas kebutuhanobjektif.
Mempunyai otonomi dalam menentukan tindakan.
Memiliki standar etika dan praktikprofessional.
Mempunyai wadah yang berbentuk organisasi profesi.
Peran SebagaiKoordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemeberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien.
FungsiPerawat
Fungsiindependen.
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri
dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan
fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan
dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktivitas, dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan
kenyamanan,pemenuhankebutuhancintamencintai,pemenuhan
kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
FungsiDependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas
pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan
pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat
spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat
pelaksana.
FungsiInterdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara tim satu dengan lainnya fungsi ini dapat terjadi
apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian
pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita
yang mempunyai penyakit kompleks keadaan ini tidak dapat diatasi
dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainya, seperti
dokter dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama dengan perawat
dalam pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.
Konsep PerawatanPaliatif
Pengertian KeperawatanPalliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latin''palliare,''untuk jubah) adalah
setiap bentuk perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada
pengurangan keparahan gejala penyakit, daripada berusaha untuk
menghentikan, menunda, atau sebaliknya perkembangan dari penyakit itu
sendiri atau memberikan menyembuhkan.
Tujuannya adalah untuk mencegah dan mengurangi penderitaan dan
meningkatkan kualitas hidup orang menghadapi yang serius, penyakit yang
kompleks. Non-rumah sakit perawatan paliatif tidak tergantung pada
prognosis dan ditawarkan dalam hubungannya dengan kuratif dan semua
bentuk lain yang sesuai perawatan medis.
Di Amerika Serikat, pembedaan dibuat antara perawatan paliatif
rumah sakit umum dan perawatan, yang memberikan perawatan paliatifuntuk
mereka pada akhir kehidupan; dua aspek perawatan berbagi filosofi yang
sama tetapi berbeda dalam sistem pembayaran mereka dan lokasi layanan.
Di tempat lain, misalnya di Inggris, pembedaan ini tidak operatif: di
samping penampungan khusus, tim paliatif non-perawatan berbasis rumah
sakit memberikan perawatan kepada mereka dengan membatasi hidup
penyakit pada setiap tahap penyakit. Istilah "perawatan paliatif" umumnya
mengacu pada setiap perawatan yang meredakan gejala, apakah ada atau tidak
ada harapan penyembuhan dengan cara lain, dengan demikian, WHO baru-
baru pernyataan panggilan perawatan paliatif "pendekatan yang meningkatkan
kualitashiduppasiendanmerekakeluargamenghadapimasalahyangterkait
dengan penyakit yang mengancam jiwa.
Perawatan paliatif juga dapat digunakan untuk mengurangi efek
samping dari pengobatan kuratif, seperti mengurangi rasa mual yang
berhubungan dengan kemoterapi. Istilah "perawatan paliatif" semakin
digunakan berkaitan dengan penyakit lain selain kanker seperti kronis,
gangguan paru progresif, penyakit ginjal, gagal jantung kronis, HIV / AIDS,
dan kondisi neurologis progresif. Selain itu, bidang yang berkembang pesat
perawatan paliatif pediatrik telah menunjukkan dengan jelas kebutuhan untuk
layanan diarahkan khusus untuk anak-anak dengan penyakit serius. Meskipun
konsep perawatan paliatif bukanlah hal yang baru, kebanyakan dokter secara
tradisional berkonsentrasi pada mencoba untuk menyembuhkan pasien.
Pengobatan untuk pengentasan gejala dipandang sebagai berbahaya dan
dilihat sebagai kecanduan mengundang dan efek samping yangtidak
diinginkan.
Fokus pada kualitas hidup pasien telah meningkat sangat selama dua
puluh tahun terakhir. Di Amerika Serikat saat ini, 55% dari rumah sakit
dengan lebih dari 100 tempat tidur menawarkan program perawatan paliatif,
dan hampir seperlima dari rumah sakit masyarakat memiliki program
perawatan paliatif. Sebuah perkembangan yang relatif baru adalah konsep dari
tim perawatan kesehatan khusus yang sepenuhnya diarahkan untuk perawatan
paliatif: tim perawatan paliatif. Ada sering kebingungan antara istilah rumah
sakit dan perawatan paliatif. Di Amerika Serikat, rumah sakit layanan dan
program perawatan paliatif berbagi tujuan yang sama untuk memberikan
bantuan gejala dan manajemen nyeri. Non-rumah sakit perawatan paliatif
yangsesuaiuntukorangdenganpenyakitserius,kompleks,apakahmereka
diharapkan untuk pulih sepenuhnya, untuk hidup dengan penyakit kronis
untuk waktu yang lama, atau mengalami perkembangan penyakit. Sebaliknya,
meskipun perawatan rumah sakit juga paliatif, yang berlaku untukjangka
rumah sakit perawatan diberikan menjelang akhir kehidupan.
Definisi perawatan paliatif telah mengalami beberapa evolusi. menurut
WHO pada 1990 perawatan palliative adalah perawatan total dan aktif dari
untuk penderita yang penyakitnya tidaklagi responsive terhadap pengobatan
kuratif. Berdasarkan definisi ini maka jelas Perawatan Paliatif hanya diberikan
kepada penderita yang penyakitnya sudah tidak respossif terhadap
pengobatankuratif. Artinya sudah tidak dapat disembuhkan dengan upaya
kuratif apapun. Tetapi definisiPerawatan Paliatif menurut WHO 15 tahun
kemudian sudah sangat berbeda.
Definisi perawatan paliatif yang diberikan oleh WHO pada tahun 2005
bahwa perawatan paliatif adalah sistemperawatan terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeridan penderitaan
lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat
diagnosaditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang
kehilangan/berduka.
Di sini dengan jelas dikatakan bahwa Perawatan Paliatif diberikan
sejak diagnosa ditegakkansampai akhir hayat. Artinya tidak memperdulikan
pada stadium dini atau lanjut, masih bisadisembuhkan atau tidak, mutlak
Perawatan Paliatif harus diberikan kepada penderita itu.Perawatan Paliatif
tidak berhenti setelah penderita meninggal, tetapi masih diteruskan
denganmemberikan dukungan kepada anggota keluarga yang berduka.
Perawatan paliatif tidak hanyasebatas aspek fisik dari penderita itu
yang ditangani, tetapi juga aspek lain seperti psikologis, sosialdan
spiritual.Titik sentral dari perawatan adalah pasien sebagai manusia
seutuhnya, bukan hanya penyakit yangdideritanya. Dan perhatian ini tidak
dibatasi pada pasien secara individu, namun diperluas sampaimencakup
keluarganya. Untuk itu metode pendekatan yang terbaik adalah melalui
pendekatanterintegrasi dengan mengikutsertakan beberapa profesi terkait.
Dengan demikian, pelayanan padapasien diberikan secara paripurna, hingga
meliputi segi fisik, mental, social, dan spiritual. Makatimbullah pelayanan
palliative care atau perawatan paliatif yang mencakup pelayanan
terintegrasiantara dokter, perawat, terapis, petugas social-medis,psikolog,
rohaniwan, relawan, dan profesilain yang diperlukan.Lebih lanjut, Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menekankan lagi bahwa pelayanan paliatif berpijak
pada pola dasar berikut ini :
Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai
proses yang normal.
Tidak mempercepat atau menundakematian.
Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yangmenganggu.
Menjaga keseimbangan psikologis danspiritual.
Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya.
Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita padakeluarga.
HospiceCare
Adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana pengobatan
terhadappenyakitnya tidak diperlukan lagi. Perawatan ini bertujuan
meringankan penderitaan dan rasa tidaknyaman dari pasien, berlandaskan
pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual. (Hospice Home Care, 2011) The focus of
hospice relies on the belief that each of us has the right to die pain-free and
withdignity,andthatourlovedoneswillreceivethenecessarysupportto
allow us to do so.
Hospice focuses on caring, not curing and, in most cases; care isprovided
in the persons home.
RuangLingkup
Pasien yg tinggal di daerahpedalaman.
Pasien dengan Ca, heart disease, AIDS, kidney and lungdisease.
Pasien di nursinghome.
Pasien yg tinggalsendirian
TujuanPelayananHospiceCare
Meringankan pasien daripenderitaannya.
Memberikan dukungan moril, spirituil maupun pelatihan praktis dalamhal
perawatan pasienbagi keluarga pasien dan pelaku rawat.
Memberikan dukungan moril bagi keluarga pasien selama masa dukacita.
TimPelaksanaHospiceCare
Dokter.
Perawat.
PekerjaSosial.
Relawan.
Bentuk HospiceCare
The InstitutionHospiceCare
HospiceHomeCare
Palliative Care
Standar AsuhanKeperwatan
Standard I : Perawat mengumpulkan data kesehatanklien
Standard II : Dalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat
melakukan analisa terhadap data yangtelah terkumpul
StandardIII:Perawatmengidentifikasihasilyangdiharapkanbaikdari
klien maupun lingkungannya.
Standard IV : Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan
denganmenetapkanintervensiyangakandilakukanuntukmencapaihasil
yang diharapkan.
StandardV:Perawatmelaksanakanrencanaintervensiyangtelahdi
tetapkan dalam perencanaan.
Standard VI : Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien yang
mengarah ke pencapaian hasil yangdiharapkan.
Beneficienec (berbuatbaik)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, m
emerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang,
dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan ot
onomi.
Justice(keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nil
ai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika tim perawatan paliatif bek
erja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yan
g benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Confidentiality(Kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang
Pasien harus dijaga privasinya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kes
ehatan Pasien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan Pasien. Tak ada sa
tu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin kan oleh
Pasien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang Pasien diluar area pelaya
nan, menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang Pasien dengan tenag
a kesehatan lain harus dicegah. Komunikasi yang terjaga adalah informasi yan
g diberikan oleh tim perawatan kepada Pasien dengan kepercayaan dan keyaki
nan informasi tersebut tidak akan bocor ( Perry & Potter, 1997).
Accountability(Akuntabilitas)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggu
ng jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang
lain. Akuntabilitas merupakan standar yang pasti yang mana tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Tim Perawatan seringkali mengandalkan pertimbangan mereka denagn meng
gunakan (Teori Moral Mandle, 1994, dalam Perry & Potter, 1997 ) yaitu Teori
Deontologi : Pemikiran mengarahkan seseorang untuk mempertimbangkan ke
benaran dan kesalahan bawaan dari dari suatu tindakan atau kewajibantersebu
t. Teori Teleologis : umumnya mempertimbangkan konsekwensi suatutindaka
n. Teori moral semacam ini memulai sesuatu yang baik dengan melihat pada si
tuasi untuk menentukan apa yang harus dilakukan, berdasaran konsekwensi
apa yang akan dialami orang yang terlibat jika tindakan tersebut dilakukan.
Sumber DayaManusia
Pelaksanaperawatanpaliatifadalahtenagakesehatan,pekerjasosial,
rohaniawan, keluarga, relawan.
Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikan/pelatihan perawatan paliatif dan telah mendapatsertifikat.
Pelatihan
Modul pelatihan : Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan
kerjasama antara para pakar perawatan paliatif dengan Departemen
Kesehatan (Badan Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik). Modul-
modultersebutterdiridarimoduluntukdokter,moduluntukperawat,
modul untuk tenaga kesehatan lainnya, modul untuk tenaga non medis.
Pelatih:PakarperawatanpaliatifdariRSPendidikandanFakultas
Kedokteran.
Sertifikasi : dari Departemen Kesehatan c.q Pusat Pelatihandan
Pendidikan Badan PPSDM.
Pada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk pelaksana
perawatan paliatif di 5 (lima) propinsi yaitu : Jakarta, Yogyakarta,
Surabaya, Denpasar, Makasar. Pada tahap selanjutnyasertifikasi
diberikan setelah mengikuti pelatihan.
Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif, ilmu
keperawatan paliatif).
Pendanaan
Pendanaan yang diperlukan untuk:
pengembangan sarana danprasarana
peningkatan kualitasSDM/pelatihan
pembinaan dan pengawasan
peningkatan mutu pelayanan.
Sumber pendanaan dapat dibebankan pada APBN/APBD dan sumber-sumber
lain yang tidak mengikat. Untuk perawatan pasien miskin dan PNS dapat
dimasukan dalam skema Askeskin dan Askes.
Ada beberapa langkah praktis dan logis yang dapat diikuti saat
menyampaiakan kabar buruk kepada pasien. Meskipun ini berfungsi sebagai
pedoman, namun tidak ada peraturan tegas untuk selalu melakukan lamgkah-
langkah tersebut, hal tersebut tergantung dari tantangan medis yang ada. Hal
tersebut tergantung dari penilain secara klinis dan juga pengalaman pelayan
kesehatan tersebut tentang bagaimana berita burukbisa disampaikan secara efektif,
dimana setiap kasus harus dilakukan secara berbeda.Ada lima langkah utama :
Personal preparation
Dibutuhkan waktu yang tepat untuk memberikan suatu berita buruksecara
benar dan disertai
Menanamkan kepercayaan disertai dukungan dengan selalu siap untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan. Untuk alasan tersebut , tidak tepat
rasanya jika menyampaikan kabar buruk di tengah-tengah sebuah klinik
yang sinuk dan ramai. Namun, sebelum melihat pasien terlebih dahulu
Anda harus mengambil beberapa saat untuk mempertimbangkan informasi
apa yang diketahui dan apa yang perlu ditangani. Adapun hal-hal yang
harus dipertimbangkan adalah sebagaiberikut:
Apakah pasien mengharapkan kabar buruk , atau aku ' masuk dingin'?
Apakah harus ada orang lain hadir ( seperti perawat atau kerabat)?
Apa pasien sudah tahu tentang penyakit, atau apa yang telah terjadi?
Apa kemampuan pribadi yang pasien miliki?
Apakah saya mempunyai cukup waktu untuk menghabiskanwaktu
dengan pasien ?
Apakah ada ' bagaimana jika . . . ' Pertanyaan dimana saya harus
mempersiapkan diri untuk menjawabnya ? ( misalnya, ' Bagaimana
kalau dia marah dengan saya ?')
The physicalsetting
Pengaturan fisik yang ideal adalah kamar pribadi yang cukup nyaman,
bebas dari gangguan, dan memiliki suasana yang tenang. Tentu saja, hal
tersebut tidak selalu dapat terjadi. Namun, dalam beberapa pengaturan,
disebutkan bahwa harus adanya upaya yang dilakukan untuk menjamin privasi
dan kenyamanan pasien. Sebuah tirai harus ditarik di sekitar pasien di sebuah
ksamar terbuka jika tidak mungkin untuk pindah ke kamar pribadi.
Posisi fisik Anda jika dikaitankan dengan pasien adalah penting. Jika
pasien di tempat tidur, itu lebih sulit untuk mempertahankan mata ditingkat
yang sama. Beberapa dokter lebih memilih untuk duduk di sisi tempat tidur,
tetapi hal ini dapat membuat pasien merasa tengganggu dan terlalu dekat bagi
pasien. Duduk di sebuah kursi kantor di samping tempat tidur adalah lebih
baik dan nayaman. Yang lain lebih memilih untuk mengadopsi defensif
posisi bersandar di dinding dekat dengan pasien, hal ini mengindikasikan
postursantaidankomitmenuntuktetapdidalamruangan.Namun,ada
beberapa hal yang tidak boleh Anda lakukan, yaitu :
Janganmemberikankabarburukpadaakhirpemeriksaanfisiksementara
Pasien belum dalam keadaan siap.
Jangan memberikan berita buruk di koridor dan melalui telepon (jika bisa hal
ini harusdihindari).
Janganmondar-mandirdisekitarpasien,lalumelihatkeluarjendelaatau
melakukan hal yang dapat mengganggu pasien.
Terkadang kita bergantung pada alat peraga dalam situasi sulit . Bila
memungkinkan hindari meraba-raba melalui catatan klinis ketika berbicara
dengan pasien. Hal ini penting untuk mempertahankan kontak mata.
Lepaskanlah jaket Anda atau tutupi jas putih Anda, jika Anda lebih suka,
hal ini bisa menciptakan kedekatan yang lebih pribadi dan juga suasana
ramah serta menghindari situasi yang aneh. Selanjutnya lebih baik lagi jika
tidak memakai stetoskop di leher. Potensi sumber gangguan dari telepon,
televisi dan radio pun harusdihindari.
Empati
Seharusnya tidak terlalu sulit untuk berempati dengan seseorang
yang telah mengalami kehilangan atau telah mendengar kabar buruk,
karena kebanyakan dari kita dapat dengan mudah mengidentifikasikan
seseorang yang sedang menghadapi atau mengalami kesulitan. Empati
berarti mampu menempatkan diri di tempat orang lain, terutama seseorang
yang mungkin tertekan. Mendengarkan dengan penuh perhatian kepada
pasien dan berusaha untuk memahami kesulitan mereka lebihlengkap
adalah salah satu deskripsi empati. Anda juga harus menjadi empatik
dengan tidak memperkenalkan informasi baru terlalu cepat dan tidak
memaksakan pandangan dan membuat sebuah asumsi yang tidak sesuai
dengan keadaan.
Dimulai dengan apa yang pasien atau kerabatnya sudah tahu atau pahami
Sebelummemberikankabarburuk,salahsatuhalyangpenting
adalah mengetahui bagaimana kesan pasien tentang penyakitnya. Hal ini
akan langsung mempengaruhi bagaimana Anda nantinya menyampaikan
kabar. Seorang pasien yang terlalu optimis atau tidak, dan tampak
memahami implikasi serius dari penyakit perlu diperkenalkan kepada
berita yang lebih bertahap. Disana sejumlah pertanyaan yang bisa diajukan
dalam rangka untuk mencari tahu apa pasien sudah tahu tentang
penyakitnya dan mungkin mengharapkan suatu kesembuhan. Dalam
beberapa kasus, pasien mungkin memberikan kesan mengetahui sangat
sedikit tentang kondisi mereka meskipun telah melakuakn konsultasi
sebelumnya. Mereka mungkin banyak yang berharap bahwa informasi
baru telah datang untuk mengubah kabar sebelumnya atau mereka
mungkin tidak ingin mendengar berita buruk. Kedua hal ini menunjukkan
penolakan keparahan penyakit dan mungkin diperlukan pertemuan pertama
untuk mengingatkan pasien dari percakapan sebelumnya. Demikian pula,
Anda harus memperhatikan dekat dengan respon pasien terhadap
pertanyaan, keadaan emosional dan intelektual, karena ini secara langsung
mempengaruhi apa yang mungkin perlu dijelaskan secara lebih detail, dan
cara terbaik yang bagaiman untuk menyampakan kabar buruk. Hal ini
penting untuk memeriksa pemahaman pasien tentang istilah tertentu.
Maramis,W.F., 2009. Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa. Surabaya: Airlangga Universitas Press.
Sofyan S. Willis, 2004. Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta
Nuhonni dkk (2010) : Bunga Rampai Perawatan paliatif , Badan Penerbit FKUI Jakarta
Phipps..J Wilma et al (2003) : Medical surgical nursing : Health and illness perspectives, ,Mosby
Inc., USA Ruland & Shirley dalam Tomey & Alligood : Peace end of life (2006), 6th ed,
Mosby Elsevier, St Louis Missouri
Tshudin Verena (1988) : Nursing the patient with cancer, Prentice Hall, New York
White,PG,2002 , Word Hospice Palliative Care The Loss of Child Day, Pediatric Heart Network,
www.hospiceinternational.com, diambil pada tanggal 12 Januari 2017
Woodruff Asperula Melbourne 4th edn 2004. Standards for Providing Quality Palliative Care for
all Australians. Palliative Care Australia.Palliative Medicine