Anda di halaman 1dari 22

KELUARGA BERENCANA

PENGGUNAAN IMPLANT

Disusun Oleh :
SITI HAJAR ARIF

KELAS : AKPER II A
DOSEN PEMBIMBING : Ns. Ria Murkawaty, S.Kep.,M.Kep

AKADEMIK KEPERAWATAN PELAMONIA


2019-2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan karunia-Nyalah kami selaku penulis makalah berjudul
“PENGGUNAAN KB IMPLANT“
yang mana makalah ini sebagai salah satu tugas Mata kuliah
“KOMUNIKASI KEPERAWATAN”, Alhamdulillah dapat terselesaikan
tepat waktunya.
Maka dengan terselesaikannya makalah ini, maka kami selaku penulis
tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih yang sebanyak-banyaknya
kepada dosen pembimbing yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini,. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga dapat dipergunakan
untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian dan kerja
sama kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 28 November 2019

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
D. Manfaat................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Implant ..................................................................................... 5
B. Jenis Kontrasepsi Implant..................................................................... 6
C. Mekanisme Kerja KB Implant ............................................................... 7
D. Keuntungan dan Kerugian KB Implant ................................................. 8
E. Indikasi dan Kontra Indikasi KB Implant .............................................. 12
F. Waktu Penggunaan KB Implant........................................................... 13
G. Cara Pemasangan Implant .................................................................. 14
H. Cara Pencabutan Implant .................................................................... 16
I. Efek Samping Implant ......................................................................... 16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 17
B. Saran .................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,
maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,
bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Program keluarga berencana mempunyai misi yang sangat
menekankan pentingnya upaya menghormati hak – hak reproduksi
dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga. Sedangkan
visi dari program keluarga berencana adalah memberdayakan
masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang
kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan
ketahanan keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi.
Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan (Sarwono,2014). Implant adalah suatu alat kontrasepsi
yang mengandung levonogestrel yang dibungkus dalam kapsul
silasticsilikon (polidemetsilixane) dan di susukkan dibawah kulit
(Sarwono,2014). Implant adalah metode kontrasepsi yang hanya
mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah,
reversible untuk wanita (Speroff leon , 2005).
Kontrasepsi implant adalah batang silastik lembut untuk pencegah
kehamilan yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan pembedahan
minor untuk insersi (pemasangan) dan pencabutan
Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik
berisi hormon jenis progestin (progestin sintetik) yang dipasang
dibawah kulit (BKKBN, 2010).
Kontrasepsi implant disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena
dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini
disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.

2
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus
plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api.
Kontrasepsi implan dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul
atau tergantung jenis Kontrasepsi implan yang akan dipakai. Di
dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. kontrasepsi implant tersebut
akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep
kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi
sperma.
Pemakaian kontrasepsi implant dapat diganti setiap 5 tahun, 3
tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan
kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum
waktunya jika memang ingin hamil lagi.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara memberikan pendidikan kesehatan tentang
pemasangan implant dan indikasi pemasangan implant ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan cara melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu yang
ingin melakukan program keluarga berencana diharapkan dapat
mengerti dan memahami dengan pemasangan implant.
2. Tujuan Khusus
Setelah menikuti keiatan penyuluan ibu ibu desa Suka Maju
dapat menjelaskan kembali tentan :
a. Pengertian kontrasepsi implant
b. Tujuan kontrasepsi implant
c. Tingkat keberhasilan dari pemasangan implant
d. Manfaat dari pemasangan implant
e. Jenis-jenis implant dan jangka waktunya
f. Cara pemasangan implant
g. Efek samping dari pemasangan implant

3
D. Manfaat
1. Mengembangkan dan menerapkan pengetahuan serta
kemampuan peneliti terhadap mata kuliah Keperawatan
Maternitas I dengan Pemasangan Implant.
2. Sebagai referensi atas data yang telah ada, untuk mengkaji dan
mengembangkan informasi tentang KB khususnya mengenai
pemasangan KB implant.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Implant
Imlpant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung
levonorgestrel yang di bungkus dalam kapsul silastik silicon
(polydimetbylsioxane) dan di susupkan di bawah kulit wanita
(Proverawati, 2009).
Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa
susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon,
dipasang pada lengan atas Implant adalah metode kontrasepsi yang
hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis
rendah, reversible untuk wanita (Handayani, 2010).
Kontrasepsi implant adalah batang silastik lembut untuk pencegah
kehamilan yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan pembedahan
minor untuk insersi (pemasangan) dan pencabutan. Pemakaian
kontrasepsi implant dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada
juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya
ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang
ingin hamil lagi (Winkjosastro, 2013).

5
B. Jenis kontrasepsi implant
Menurut (Prawirahardjo, 2014) terdapat 3 jenis implant yaitu:
1. Norplant
a. Berisi 6 batang yang mengandung hormon levonorgestrel.
b. Tiap kapsul : panjangnya 3,4 cm, diameter 2,4 mm,berisi 36
mg levonorgestrel yang efektif mencegah kehamilan selama 5
tahun.

2. Implanon
a. Berisi 1 batang putih lentur mengandung 63 mg 3-keto-
desogestrel
b. Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun.

6
3. Indoplant Dan Jadena
a. Berisi 2 batang, mengandung 75 mg levonorgestrel
b. Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun

C. Mekanisme kerja KB implant


Mekanisme kerja implant menurut (Saifuddin, 2006) adalah sebagai
berikut:
1. Mengentalkan lendir serviks
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata
terhadap terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan
jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi
sperma.
2. Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik
endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan
atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi
fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi
yang dapat dideteksi pada pengguna implan.

7
3. Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit,
sehingga menghambat pergerakan sperma.
4. Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasan LH
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan
luteinizing hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis,
yang penting untuk ovulasi.
D. Keuntungan dan kerugian KB implant
1. Keuntungan
Keuntungan implant menurut (Noviawati, 2009) antara lain:
a. Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi
berkesinambungan yang aman dan sangat efektif. Efektivitas
penggunaan implant sangat mendekati efektivitas teoretis.
Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka
panjang. Masa kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis
implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling
panjang pada jenis norplant.
c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu
rendah untuk dapat diukur dalam 48 jam setelah
pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh
kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama
setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun pertama
setelah pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada
wanita yang tidak menggunakan metode kontrasepsi dan
berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang
kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah

8
pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan
berada dalam batas-batas normal. Implan memungkinkan
penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya
ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.
d. Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan
mengandung hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan
kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam
penggunaan kontrasepsi implan.
e. Tidak mengganggu hubungan sexual
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan
sanggama, karena diinsersikan pada bagian subdermal di
bagian dalam lengan atas.
f. Tidak mengganggu produksi ASI
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita
menyusui. Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air
susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru
menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan
dapat diisersikan segera Postpartum.
g. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
(Sulistyawati, 2011)
h. Kontrol medis ringan
i. Dapat dilayani didaerah pedesaan
j. Penyulit medis tidak terlalu tinggi
k. Biaya ringan
2. Kerugian
Kerugian implant menurut (Anggraini, 2011) antara lain :
a. Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat
menstruasi, terjadi perdarahan bercak (spothing) dan
perdarahan tidak teratur. Sejumlah perubahan pola haid akan
terjadi pada tahun pertama penggunaan, kira-kira 80%

9
pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada
interval antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah,
serta spotting (bercak-bercak perdarahan). Oligomenore dan
amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10%
setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan
memanjang biasanya terjadi pada tahun pertama. Walaupun
terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah
perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun.
b. Berat badan bertambah
Wanita yang meggunakan implan lebih sering
mengeluhkan peningkatan berat badan dibandingkan
penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan
pada pengguna implan dikacaukanoleh perubahan olahraga,
diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan nafsu makan dapat
dihubungkan dengan aktivitas androgenik levonorgestrel,
kadar rendah implan agaknya tidakmempunyai dampak klinis
apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun pada 75
wanita yang menggunakan implan Norplant dapat
menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam indeks masa
tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan yang tidak
teratur dengan berat badan).
c. Menimbulkan acne (jerawat), ketegangan pada payudara
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak,
merupakan keluhan kulit yang paling umum di antara
pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas
androgenik levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak
langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar
globulin pengikat hormon 5EKX (SHBG, sex hormonne
binding globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid
bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini
berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang

10
mengandung levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar
SHBG-nya (suatu peningkatan) menghasilkan penurunan
dalam androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum
untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan,
praktik higiene kulit yang baik dengan menggunakan sabun
atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal
(misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin
topikal). Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian
besar pengguna untuk terus menggunakan implan.
d. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan.
Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui
prosedur pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih.
Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan metode tersebut
tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang mengalami
komplikasi adalah kira-kira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi
paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan pengalaman
dalam melakukan pemasangan serta pencabutan implan. Klien
tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini
sesuai dengan keinginannya, akan tetapi harus pergi ke klinik
untuk pencabutan. Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan
pengangkatan implan.
e. Tidak memberikan perlindungan terhadap Infeksi Menular sexual
HIV/AIDS
Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap
penyakit menular sexual seperti herpes, human papiloma virus,
HIV AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna yang berisiko
menderita penyakit menular sexual harus mempertimbangkan
untuk menambahkan metode perintang (kondom) guna mencegah
infeksi.

11
E. Indikasi dan Kontra Indikasi KB Implant
1. Indikasi
Indikasi Implant menurut (Varney, 2004) adalah sebagai berikut :
a. Wanita yang sedang dalam masa menyusui (setelah enam
minggu masa nifas).
b. Wanita pasca keguguran.
c. Wanita usia reproduksi.
d. Wanita yang mengalami efek samping yang tidak diinginkan
akibat penggunaan pil kontrasepsi oral kombinasi yang
mengandung estrogen.
e. Wanita yang sulit mengalami kesulitan mengingat jadwal
meminum pil atau enggan melakukan manipulasi yang
diperlukan pada metode sawar.
f. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah
pembekuan darah, atau anemia bulan sabit.
g. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
h. Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang (misal
Wanita yang masa usianya suburnya telah berakhir, tetapi
tidak menginginkan strelisasi).
i. Wanita yang ingin mengatur jarak kehamilannya.
2. Kontra Indikasi
Kontra indikasi menurut (Noviawati Setya, 2009) antara lain :
a. Hamil atau diduga hamil.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara
atau riwayat kanker payudara.
d. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
e. Menderita mioma uterus dan kanker payudara.

12
f. Penyakit jantung, hipertensi, diabetes militus. Penyakit
tromboemboli.
g. Gangguan toleransi glukosa.
F. Waktu Penggunaan KB Implant :
Waktu memulai menggunakan implant menurut (Saifudin, 2006)
sebagai berikut :
1. Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke tujuh,
tidak perlu metode kontrasepsi tambahan.
2. Insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak
terjadi kehamilan . Apabila insersi setelah -7 hari siklus haid, klien
dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan sexual, atau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari saja.
3. Apabila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat,
dengan syarat diyakini tidak terjadi kehamilan, klien dianjurkan
tidak melakukan hubungan sexual atau menggunakan metode
kontrsepsi lain untuk tujuh hari saja.
4. Apabila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan
pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat.
5. Apabila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid
kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, klien dianjurkan untuk
tidak melakukan hubungan sexual selama tujuh hari atau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari.
6. Apabila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin
menggantinya dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat,
dengan syarat diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien
menggunakan kontrsepsi dengan benar.
7. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, implan
dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntik, tidak perlu
metode kontrasepsi lain.
8. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsihormonal (
kecuali AKDR) dan klien ingin menggatinya dengan norplant,

13
insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini klien
tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid
berikutnya.
9. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin
menggantinya dengan implan, maka dapat diinsersikan pada saat
haid hari ke-7 dan klien dianjurkan tidak melakukan hubungan
5EKXual selama tujuh hari atau gunakan metode kontrasepsi lain
untuk tujuh hari saja. AKDR segera dicabut.
10. Pasca keguguran, implan dapat segera di insersikan.
G. Cara Pemasangan Implant
1. Persiapan alat – alat yang diperlukan :
a. Sabun antiseptik
b. Kasa steril
c. Kain steril yang mempunyai lubang
d. Obat anestesi lokal
e. Semprit dan jarum suntik
f. Trokar no. 10
g. Sepasang sarung tangan steril
h. Satu set implant
i. Scapel yang tajam
Pemasangan Implant biasanya dilakukan dibagian atas (bawah
kulit) pada lengan kiri wanita (lengan kanan bagian yang kidal ), agar
tidak menggangu kegiatan. Implant dapat dipasang pada waktu
menstruasi atau setelah melahirkan oleh dokter atau bidan yang
terlatih. Sebelum pemasangan dilakukan pemeriksaan kesehatan
terlebih dahulu dan juga disuntik untuk mencegah rasa sakit. Luka
bekas pemasangan harus dijaga agar tetap bersih kering dan tidak
boleh terkena air selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh
dokter seminggu setelah pemasangan. Setelah itu setahun sekali
selama pemakaian dan setelah 5 tahun implant harus diambil atau di
lepas. Saat pemsangan yang tepat adalah pada waktu menstruasi

14
atau 1-2 setelah menstruasi. Akseptor sebaiknya berbaring horizontal
atau duduk Selama pemasangan implant untuk mempermudah
pemsangan (Noviawati Setya, 2009).
a. Lengan yang tidak dominan (lengan kiri) diletakan lurus setinggi
pundak. Tentukan daerah pemsangan biasanya sekitar 8 cm
hingga 10 cm di atas lipat siku. Lakukan pembersihan di daerah
tindakan dan sekitarnya.
b. Lakukan anestesi local di tempat insersi dan dengan arah seperti
kipas sepanjang 4-4,5 cm dengan pembius local.
c. Lakukan sayatan melintang selebar 2-3 mm ditempat suntikan,
agar luka tidak dijahit dan mengurangi kemugkinan infeksi.
d. Tusukkan trochar melalui sayatan ke bawah kulit, perhatikan
tanda batasnya dan tusukkan sampai tanda batas dekat pangkal
trochar.
e. Keluarkan batang dalam trochar dan masukkan kapsul implant ke
dalam batang ke luar trochar dengan memakai pinset anatomis,
dorong pelan-pelan dengan batang pendorong sampai terasa ada
tahanan.
f. Pertahankan posisi batang pendorong, tarik trochar perlahan-
lahan sepanjang batang pendorong sampai batas paling ujung.
Implant terlepas dari trokar kalau tanda batas paling ujung terlihat
pada luka insisi dan dipastikan dengan meraba ujung trokar
dengan jari.
g. Raba implant terpasang dengan telunjuk kiri, dorong trokar pada
posisi sebelahnya tanpa terlebih dahulu mengeluarkan ujungnya
dari sayatan. Pasang seluruh implant dengan posisi menyerupai
kipas, sehingga keenam kapsul terpasang baik. Olesi luka sayatan
dengan antisepstik, tutup dengan plester dan kasa steril dan balut
dengan perban.

15
H. Cara Pencabutan Implant
Cara pencabutan implant menurut (Noviawati Setya, 2009) sebagai
berikut :
1. Tentukan posisi implant dengan palpasi. Lakukan desinfeksi di
daerah tindakan dan sekitarnya. Lakukan anastesi local pada
tempat insersi dengan bentuk seperti kipas dengan cairan
pembius local.
2. Lakukan sayatan 2-3 mm, agar luka tidak perlu dijahit dan
mengurangi kemungkinan infeksi.
3. Tekan Implan dengan jari kea rah sayatan, setelah ujung tampak,
jepit dengan pean dan tarik keluar.
4. Bersihkan implant dari jaringan yang menutupi ujungnya dengan
menggunakan scalpel.
Jepit ujung implant yang telah bersih dengan pean yang lain. Tarik
keluar implant perlahan-lahan sampai terlepas seluruhnya.
Lakukan hal yang sama sampai semua implant (6 btg)
dikeluarkan. Rapatkan luka, tutup dengan plester, kasa steril dan
balut dengan perban.
I. Efek Samping Implant
Menurut (Handayani, 2010) efek samping dan penanganan implant
adalah sebagai berikut :
1. Amenorea
2. Perdarahan bercak (spotting) ringan
3. Ekspulsi
4. Infeksi pada daerah insersi
5. Berat badan naik / turun

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Imlpant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung
levonorgestrel yang di bungkus dalam kapsul silastik silicon
(polydimetbylsioxane) dan di susupkan di bawah kulit. Implan
merupakan kontrasepsi wanita yang disusupkan di bawah kulit bagian
tangan (Proverawati, 2009). Jenis-jenis pemasangan KB Implan yaitu
Norplant, Implanon, Indoplant dan Jadena.
Mekanisme kerja pemasangan KB Implant adalah dengan
mengentalkan lendir serviks, menggangu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi, mengurangi
transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga
menghambat pergerakan sperma, dan menekan ovulasi.
B. Saran
Dalam pemasangan implant diperlukan orang yang berkompeten
dalam bidangnya, seperti perawat atau bidan. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan oleh perawat atau bidan dalam pemasangan
implant adalah teknik steril. Sebaiknya petugas kesehatan yang akan
memasang implant sudah melakukan konselng kepada ibu dan
keluarga sehingga pilihan implant merupakan pemilihan yang paling
tepat untuk ibu dan keluarga, kemudian ibu dapat mengetahui efek
samping maupun keuntungan dari pemakaian KB implant ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Noviawati. 2009. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan.
BKKBN, 2010. Rakerdas Pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Berencana, Medan : Salemba Medika.
Handayani, 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan, Bogor : ECG.
Anggraini, 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

18

Anda mungkin juga menyukai