Anda di halaman 1dari 23

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Kenakalan Remaja

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belum lama ini kita semua mungkin terheran mendengar berbagai pemberitaan
dimedia massa yang mengangkat realita yang dialami oleh kaum remaja di Indonesia.
Dimulai dari peristiwa seorang remaja putri yang mengalami kehamilan tidak diinginkan
(KTD) melakukan persalinan atau melahirkan bayinya di dalam sebuah bemo yang
dikendarai oleh Bapaknya sendiri, tepat berada di halaman depan Instalasi Rawat Darurat
(IRD) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP).

Kembali terdengar kabar seorang remaja putra yang putus sekolah telah melakukan
pelecehan seksual hingga pemerkosaan terhadap delapan orang remaja putri. Yang
mencengangkan, remaja tersebut mengakui bahwa dirinya sudah terbiasa dan sering
memaksa melakukan hubungan seksual kepada semua remaja putri yang dipacarinya dengan
alasan ingin merasakan keperawanan dari siswi-siswi tersebut.

Kabar berita terakhir mengatakan ada seseorang remaja putri yang menjadi
korbannya, telah mengandung (hamil) tujuh bulan. Tidak berhenti sampai disana, muncul
pula berbagai fakta-fakta negatif tentang remaja. Seperti berbagai tayangan video singkat
yang direkam melalui handphone menggambarkan adegan mesra sepasang remaja melakukan
hubungan layaknya suami-istri ataupun film amatir lainnya yang memperlihatkan perkelahian
beberapa remaja putri sekolah menengah pertama (SMP) memperebutkan seorang remaja
putra. Selain itu, mulai terbuka selubung tirai kriminalitas remaja dimana didapati banyak
klinik dan tenaga medis illegal yang melayani aborsi pasangan remaja secara tidak aman dan
tidak bertanggung-jawab.
Beberapa remaja menggunakan perilaku yang beresiko agar dapat menampakkan
kesehatan mereka. Kasus kematian terbanyak pada remaja adalah kecelakaan yang tidak
disengaja. Sekitar 80% semua kecelakaan motor,yang kedua bunuh diri, ketiga kematian
karena neoplasma,cardiovaskuler dan penyakit kongenital. Dari beberapa ada satu dari empat
remaja juga beresiko tinggi terhadap tindakan kekerasan, PSM, kehamilan tidak disengaja,
kekerasan antar sesama dan tekanan disekolah.

Dampak yang ditimbulkan dari berbagai penyimpangan remaja tersebut sangat


berpengaruh pada kelanjutan masa depan bangsa Indonesia karena kunci kemajuan bangsa
ada pada remaja. Tentu hal ini menjadi tugas tersendiri bagi pemerintah dan pelayan
kesehatan untuk meminimalkan penyimpangan remaja yang faktanya telah merusak moral
dan adat ketimuran bahkan kesehatan.
Anak dan remaja membutuhkan edukasi akurat dan komprehensif tentang seksualitas
untuk praktik perilaku seksual sebagai orang dewasa. Kini, eksploitasi atau risiko aktivitas
seksual mungkin menjadi masalah kesehatan dan social seperti kehamilan yang tidak
diinginkan dan penyakit menular seksual meliputi HIV/AIDS.

Oleh sebab itu, kami sebagai tenaga kesehatan akan melakukan penyuluhan tentang
pergaulan bebas remaja yang dapat mengganggu kesehatan khususnya siswa-siswi SMA
Negeri 1 Slahung Ponorogo guna menekan angka penyimpangan remaja.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa strategi advokasi untuk menekan pergaulan bebas remaja?


2. Bagaimana strategi social support untuk menekan pergaulan bebas remaja?
3. Apa strategi empowerment dalam menjauhi pergaulan bebas?
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Khusus


Dapat dilakukannya promosi kesehatan tentang pergaulan remaja di SMA Negeri 1 Slahung
Ponorogo.

1.3.2 Tujuan Umum


1. Kepala sekolah memberikan izin untuk diadakan penyuluhan mengenai pergaulan bebas
remaja.
2. Guru BK memberikan dukungan dan informasi mengenai kenakalan remaja yang terjadi di
SMA Negeri 1 Slahung Ponorogo.
3. Dengan mengadakan kegiatan positif seperti ekstra kurikuler untuk membantu
pengembangan karakter siswa untuk menghindari pergaulan bebas.
BAB II
PERENCANAAN STRATEGI

2.1 Advokasi

1. Sasaran : Kepala sekolah SMA Negeri 1 Slahung Ponorogo


2. Tujuan : Acara ini mendapat persetujuan dan dukungan dari kepala
sekolah Negeri 1 Slahung Ponorogo agar kegiatan
promosi kesehatan ini dapat berjalan dengan lancar.
3. Pokok Bahasan : Pengetahuan tentang dampak pergaulan bebas remaja terhadap
kesehatan reproduksi.

METODE MASALAH KEGIATAN SASARAN TEMPAT MEDIA EVALUASI

Dengan Peningkatan Memberikan Kepala Kantor Makalah Bapak kepala


mendatangi angka pengetahuan sekolah kepala sekolah
di kantor menikah bahaya hamil sekolah mengerti dan
kepala diusia muda sebelum usia mendukung
sekolah. akibat hamil 20 tahun bagi serta
di luar nikah sistem menurunkan
reproduksi. surat
keputusan
untuk
diadakannya
promosi
kesehatan di
SMA N 1
Slahung
Dengan Tingginya Memberikan Kepala Kantor Makalah Bapak kepala
mendatangi angka aborsi pengetahuan kepala desa
sekolah
di kantor di kalangan bahayanya sekolah menyetujui
kepala remaja melakukan dan
sekolah. aborsi pada menurunkan
kesehatan surat
reproduksi. keputusan
untuk
menyelengga
rakan
promosi
kesehatan di
SMA N 1
Slahung .

2.2 Social Support (Kemitraan)

1. Sasaran : Guru BK SMA Negeri 1 Slahung Ponorogo


2.Tujuan : Guru BK mengetahui dan ikut berperan dalam meminimalkan
angka pergaulan bebas remaja serta memberikan data falid
mengenai kasus yang sering terjadi pada siswa-siswi SMA N 1
Slahung
3.Pokok Bahasan : Pengetahuan dampak pergaulan bebas remaja yang
membahayakan kesehatan reproduksi

METODE MASALAH KEGIATAN SASARAN TEMPAT MEDIA EVALUASI

Dengan Peningkatan Memberikan Guru BK Kantor Makalah Bapak/Ibu


mendatangi angka pengetahuan BK BK mengerti
di kantor menikah bahaya hamil dan
Bimbingan diusia muda sebelum usia mendukung
konseling akibat hamil 20 tahun bagi serta
(BK) di luar nikah system menurunkan
reproduksi surat
keputusan
untuk
diadakannya
promosi
kesehatan di
SMA N 1
Slahung

Dengan Tingginya Memberikan Guru BK Kantor Makalah Bapak/Ibu


mendatangi angka aborsi pengetahuan BK BK mengerti
di kantor di kalangan bahayanya dan
Bimbingan remaja melakukan mendukung
Konseling aborsi pada serta
(BK) kesehatan menurunkan
reproduksi surat
keputusan
untuk
diadakannya
promosi
kesehatan di
SMA N 1
Slahung

2.3 Empowerment

1. Sasaran : Siswa-siswi SMA Negeri 1 Slahung Ponorogo


2. Tujuan : Siswa-siswi mengerti bahaya pergaulan bebas terhadap kesehatan
sehingga diharapkan angka hamil usia muda dan aborsi dapat di
minimalkan.
3. Pokok Bahasan : Bahayanya pergaulan bebas terhadap kesehatan reproduksi

METODE MASALAH KEGIATAN SASARAN TEMPAT MEDIA EVALUASI

Dengan Peningkatan Memberikan Siswa- Aula Laptop, Siswa-siswi


mengadakan angka pengetahuan siswi SMA SMA LCD mengetahui
penyuluhan menikah bahaya hamil Negeri 1 Negeri 1 Proyekt dan
diusia muda sebelum usia Slahung Slahung or, menyadari
akibat hamil 20 tahun bagi Leaflet bahaya
di luar nikah sistem pergaulan
reproduksi bebas bagi
kesehatan

Dengan Tingginya Memberikan Siswa- Aula Laptop, Siswa-siswi


mengadakan angka aborsi pengetahuan siswi SMA SMA LCD mengetahui
penyuluhan di kalangan bahayanya Negeri 1 Negeri 1 Proyekt dan
remaja melakukan Slahung Slahung or, menyadari
aborsi pada Leaflet bahaya
kesehatan pergaulan
reproduksi. bebas bagi
kesehatan
BAB III
RENCANA ACARA PENYULUHAN

3.1 Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Topik : Pergaulan Bebas pada Remaja


Sasaran : Siswa-siswi SMA Negeri 1 Slahung Ponorogo
Waktu : 40 Menit
Tempat : Aula SMA Negeri 1 Slahung
Tujuan Umum : Untuk menekan angka pergaulan bebas di kalangan
remaja yang dapat merusak moral dan norma
Tujuan Khusus : Untuk menekan angka hamil usia muda dan aborsi
remaja khususnya siswa-siswi SMA Negeri 1 Slahung
Metode : Kegiatan promosi kesehatan ini menggunakan metode
yaitu ceramah
Media : Kegiatan promosi kesehatan ini menggunakan media
pendukung yaitu laptop, LCD proyektor dan leaflet
Alat Evaluasi : Setelah di beri lembar pertanyaan audien dapat menjawab
sehingga dapat di simpulkan bahwa audien telah
mencerna materi dengan baik
Pertanyaan dari audien : 1. Bagaimana cara menolak teman yang mengganggu jam
belajar kita tanpa membuatnya tersinggung? (Amelia)
2.Kan kita sebagai wanita sangat rawan terkena pelecehan. Lalu bagaimana kita menghindari
hal tersebut padahal wanita selalu dianggap kaum lemah? (Kristina)
3. Mama dan papa saya telah bercerai dan mereka sibuk
bekerja, saya bingung dan saya hampir terjerumus pada
kebebasan, lalu apa yang harus saya lakukan agar saya
tidak terjerumus? (Miftahus)

3.2 Materi Penyuluhan (Terlampir)


3.3 Kegiatan Operasional

Kegiatan
Tahapan Waktu Kegiatan Penyuluhan
Audient
Pendahuluan 5 menit 1. Membuka Mendengar dan
Menjawab
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
penyuluhan
4. Menggali pengetahuan siswa-
siswi tentang arti remaja

Penyajian 20 menit 1. Menjelaskan definisi dari remaja Mendengar dan


Melihat
2. Menjelaskan tentang dampak pergaulan
bebas bagi kesehatan reproduksi
3. Menjelaskan tentang penyakit apa saja
yang dapat ditimbulkan dari pergaulan
bebas yang menyebabkan hamil usia
muda dan aborsi

Tanya jawab 10 menit 1. Memberi kesempatan pada audien Audien


untuk bertanya enanyakan
2. Melakukan evaluasi pada audien tentang hal-hal
dengan memberikan lembar khusus
yang belum di
untuk di jawab
mengeti dan
narasumber
menjawab
pertanyaan
yang di
sampaikan.

Penutup 5 menit - Menarik Kesimpulan, Salam Penutup Mendengar

3.4 Evaluasi

3.4.1 Evaluasi Struktur

1. Peserta hadir ditempat penyuluhan


2.Penyelenggaraan penyuluhan yang dilaksanakan diaula SMA Negeri 1 Slahung
Ponorogo
3.4.2 Evaluasi Proses

1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan


2. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara penyuluhan selesai.

3. Peserta mengajukan pertanyaan

4. Peserta mampu menjawab pertanyaan sekilas tentang materi penyuluhan

5. Peserta penyuluhan memahami tentang dampak pergaulan bebas bagi kesehatan


BAB IV

LAMPIRAN MATERI KEGIATAN

4.1 Definisi

Remaja adalah masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan
antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode
transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira
kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja
bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis,
perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah
dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini,
pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak,
dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.

Ada banyak contoh kenakalan remaja terutama saat ini dimana kenakalan remaja
tersebut sangat banyak di pengaruhi oleh faktor - faktor eksternal.Oleh beberapa ahli
Kenakalan remaja (juvenile delinquency) didefenisikan sebagai suatu perbuatan yang
melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja
atau transisi masa anak-anak dan dewasa.

Sedangkan Menurut Paul Moedikdo, SH kenakalan remaja adalah :


1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak
merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri,
menganiaya dan sebagainya.
2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan
keonaran dalam masyarakat.
3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
4.1.1 Ciri ciri perkembangan remaja, dibagi menjadi tiga tahap yaitu :

A. Masa remaja awal ( 10 12 th) ;


1. Lebih dekat dengan teman sebaya,
2. Ingin bebas,
3. Lebih banyak mmemperhatikan tubuhnya.

B. Masa remaja tengah ( 13 15 th) ;


1. Mencari identitas dini,
2. Timbulnya keinginan untuk kencan,
3. Mempunyai rasa cinta yang mendalam,
4. Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak,
5. Berkhayal tentang aktivitas seks.

C. Masa remaja akhir ( 16 19 th) ;


1. Pengungkapan kebebasan diri,
2. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya,
3. Mempunyai citra jasmani dirinya,
4. Dapat mewujudkan rasa cinta Mampu berpikir abstrak.

4.1.2 Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan munculnya tanda sebagai berikut :

A. Tanda tanda seks primer:


1. Terjadinya haid pada remaja puteri (menarche),
2. Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki.

B. Tanda tanda seks skunder :


1. Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar
bertambah besar, terjadinya. ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan berotot, tumbuhnya
kumis, cambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak
2. Pada remaja puteri ; pinggul melebar, tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar kemaluan
(pubis)

4.1.3 Perubahan kejiwaan pada masa remaja:

A. Perubahan emosi :
1. Sensitive (mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa),
2. Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh, sehingga misalnya
mudah berkelahi

B. Perkembangan intelegensia:
1. Mampu berfikir abstrak,
2. Ingin mengetahui hal hal baru

4.2 Kasus Akibat Pergaulan Bebas

4.2.1 Hamil Usia Muda

Hamil usia muda adalah salah satu contoh kasus akibat pergaulan bebas remaja. Pada
saat ini , privatenews banyak sekali menemui kejadian atau kasus kehamilan pada remaja
putri, bahkan kasus tersebut paling banyak dialami pada saat para remaja putri belum
menikah alias hamil di luar nikah. Padahal, kehamilan di usia muda memiliki resiko yang
tinggi , tidak hanya merusak masa depan remaja yang bersangkutan, tetapi juga sangat
berbahaya untuk kesehatannya. Bahkan faktanya saat ini hamil di luar nikah bukanlah
menjadi suatu hal yang tabu dan bahkan cenderung dianggap biasa terjadi dimasyarakat.
Tentu hal ini menjadi pekerjaan tersendiri bagi pemerintah dan pelayan kesehatan untuk
menekan angka pergaulan bebas yang mengakibatkan hamil diluar nikah.

Perempuan yang belum cukup umur disarankan jangan menikah dulu karena organ-
organ reproduksinya belum kuat untuk berhubungan intim atau melahirkan. Remaja hamil
berisiko 4 kali lipat mengalami luka serius dan meninggal saat melahirkan.

Negara-negara di Asia Pasifik bisa dikatakan gagal menangani masalah remaja dan
anak muda. Meski mengalami pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pelayanan kesehatan
secara keseluruhan, namun saat berbicara tentang kesehatan dan hak seksual dan reproduksi,
remaja dan anak muda masih kurang mendapatkan informasi dan tidak terlayani.
"Sebagai contoh, semua negara di wilayah Asia Pasifik memiliki hukum yang
melawan pernikahan anak, tetapi pada banyak negara hampir 50 persen wanita menikah
sebelum usia 18 tahun," ujar Dr Nafis Sadik, Special Envoy of the United Nations Secretary-
General for HIV/AIDS in Asia Pasific dalam acara the 6th Asia Pacific Conference on Sexual
and Reproductive Health and Right 2011 di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, seperti
ditulis Jumat (21/10/2011).

4.2.2 Aborsi

Istilah pacaran muncul sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, merupakan salah
satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi
persaingan untuk mendapatkan pacar. Pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah
sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini
banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak
hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan.

Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti


harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan
pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus
berlangsung selamanya. Pacaran pada saat ini sering kali berorientasi kepada seks bebas dan
pada akhirnya kalau sang pelaku tak mau tanggung jawab akan di aborsikan anaknya hanya
karena takut ketahuan hamil duluhan sebelum menikah. Fenomena seperti ini sering terjadi di
daerah pedesaan namun juga ada yang di daerah kota.

Aborsi pun akhirnya menjadi masalah di Indonesia. Disisi lain aborsi dengan alasan
non medik dilarang dengan keras di Indonesia tapi di sisi lainnya aborsi ilegal meningkatkan
resiko kematian akibat kurangnya fasilitas dan prasarana medis, bahkan aborsi ilegal sebagian
besarnya dilakukan dengan cara tradisonal yang semakin meningkatkan resiko tersebut.

Aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum)


yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.

Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah terjadi keguguran janin;
melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak
menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). Secara umum, istilah aborsi diartikan sebagai
pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara
sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke
empat masa kehamilan)

Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:

1. Aborsi Spontan / Alamiah

Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan


disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma

2. Aborsi Buatan / Sengaja

Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28


minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si
pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).

3. Aborsi Terapeutik / Medis

Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas
indikasi medik.Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit
darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik
calon ibu maupun janin yang dikandungnya.Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang
matang dan tidak tergesa-gesah

Angka kematian akibat aborsi mencapai sekitar 11 % dari angka kematian ibu hamil
dan melahirkan, yang diIndonesia mencapai 390 per 100.000 kelahiran hidup, sebuah angka
yang cukup tinggi bahkan untuk ukuran Asia maupun dunia.

Tapi ada satu hal yang perlu digaris bawahi mengenai hal ini. Angka kematian akibat
aborsi itu adalah angka resmi dari pemerintah, sementara aborsi yang dilakukan remaja
karena sebagian besarnya adalah aborsi ilegal. Praktek aborsi yang dilakukan remaja
sebagaimana dilaporkan oleh sebuah media terbitan tanah air diperkirakan mencapai 5 juta
kasus per tahun, sebuah jumlah yang sangat fantastis bahkan untuk ukuran dunia sekalipun.
Dan karena ilegal aborsi yang dilakukan remaja ini sangat beresiko berakhir dengan
kematian.

Memang mencegah lebih baik daripada mengobati. Memberi pengetahuan mengenai


beresikonya melakukan seks pra nikah atau sex bebas bagi kesehatan reproduksi adalah salah
satu metode paling tepat untuk menurunkan resiko kehamilan di luar nikah. Akan tetapi
ketika nasi telah menjadi bubur apa tindakan kita. Apakah kita hanya terbatas pada
menghukum dan menghakimi mereka saja.

Kesalahan mereka tidak bisa terlepas dari kesalahan kita juga, baik sebagai orang tua,
pendidik maupun komponen masyarakat lainnya. Oleh karena itulah perlu dicarikan sebuah
solusi yang tepat dalam menangani masalah ini.

Indonesia memang bukan seperti negara maju, dimana mereka sudah berpengalaman
dalam menangani masalah-masalah seperti ini dengan melibatkan semua pihak, baik orang
tua, para guru, teman-temannya di sekolah, tenaga kesehatan bahkan juga pemerintah.
Sementara Indonesia yang merupakan negara yang bertransisi dari masyarakat tradisonalis ke
masyarakat modern bahkan pra modern tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi persoalan
ini. Sehingga aksi-aksi yang dilakukan pun lebih banyak merupakan aksi panik seperti halnya
mengeluarkan siswi hamil tersebut.

Resiko meningkatnya perilaku seks pra nikah dan seks bebas tidak dapat dihindari
akibat perkembangan budaya modern dan meningkatnya usia pasangan nikah. Tapi sangat
disayangkan apabila pemerintah dan juga kalangan pendidik dan komponen masyarakat tidak
memiliki sebuah konsep yang terarah dan jelas untuk menghadap fenomena sosial ini.
Peningkatan usia nikah harusnya juga diikuti dengan pembekalan mengenai sex pada
kalangan remaja sehingga mereka bisa mengendalikan diri dan menjauhi perilaku sex
beresiko tersebut. Akan tetapi budaya sex tabu menempatkan kalangan remaja seperti anak
kecil yang dipandang dan dianggap tidak perlu tau masalah sex.

Selain itu perlu ada jaminan, bila memang pemerintah mengambil kebijakan pro live
seharusnya diikuti kebijakan-kebijakan lain yang sifatnya melindungi hak kalangan remaja
bila mereka mengalami kehamilan di luar nikah , diantaranya hak untuk meneruskan
pendidikan, hak untuk mendapatkan fasilitas perawatan medis dan psikis yang memadai serta
jaminan perawatan terhadap bayi yang akan dilahirkannya.

Apabila jaminan seperti ini tidak mampu disediakan oleh pemerintah maupun
lembaga swadaya masyarakat maupun komponen masyarakat lainnya termasuk orang tua dan
pendidik, maka kebijakan pelarangan aborsi menjadi kontra produktif bagi remaja, dan
pencegahan praktek aborsi ilegal oleh remaja menjadi tidak berarti.

4.3 Dampak dari Pergaulan Bebas Remaja


4.3.1 Dampak Hamil Usia Muda bagi Kesehatan Reproduksi
Berikut ini resiko atau bahaya yang mengancam gadis dibawah umur saat hamil di
usia muda (Di bawah 20 tahun) :

1. Secara ilmu kedokteran ,organ reproduksi untuk gadis dengan umur dibawah 20 tahun ia
belum siap untuk berhubungan seks atau mengandung, sehingga jika terjadi kehamilan
berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak kuat). Kondisi ini biasanya
tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal, tapi nantinya menyebabkan kejang-kejang,
perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya.

2. Kondisi sel telur pada gadis dibawah 20 tahun , belum begitu sempurna, sehingga
dikhawatirkan bayi yang dilahirkan mengalami cacat fisik.

3. Berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim), karena semakin muda usia pertama
kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar risiko daerah reproduksi
terkontaminasi virus.

Beberapa risiko medis lain yang kemungkinan akan dialami, diantaranya:

1. Kurangnya perawatan kehamilan


Remaja perempuan yang sedang hamil, terutama jika tidak memiliki dukungan dari
orang tua, dapat berada pada risiko tidak mendapatkan perawatan kehamilan yang memadai.
Kehamilannya menjadi genting, terutama pada bulan-bulan pertama kehamilan.

2. Tekanan darah tinggi


Remaja perempuan yang hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan darah
tinggi dibandingkan dengan wanita hamil yang berusia 20-30 tahun. Kondisi tersebut disebut
dengan pregnancy-induced hypertension. Remaja perempuan yang hamil juga memiliki risiko
lebih tinggi dari preeklamsia. Preeklamsia merupakan kondisi medis berbahaya yang
merupakan komninasi dari tekanan darah tinggi dengan kelebihan protein dalam urin,
pembengkakan tangan dan wajah, serta kerusakan organ.

3. Kelahiran premature
Sebuah usia kehamilan penuh berlangsung selama 40 minggu. Bayi yang lahir
sebelum 37 minggu dapat dikategorikan sebagai bayi prematur. Bayi yang lahir lebih awal,
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah pernapasan, pencernaan, penglihatan,
kognitif, dan masalah lainnya.

4. Berat lahir bayi rendah


Remaja perempuan yang hamil berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan
berat badan yang rendah. Hal tersebut karena bayi memiliki waktu yang kurang dalam rahim
untuk tumbuh. Bayi lahir dengan berat badan rendah biasanya memiliki berat badan sekitar
1.500-2.500 gram.
5. Penyakit menular seksual (PMS)
Untuk remaja yang berhubungan seks selama kehamilan, penyakit menular seksual
seperti klamidia dan HIV adalah perhatian utama. PMS ini dapat naik melalui serviks dan
menginfeksi rahim dan pertumbuhan bayi.

6. Depresi postpartum
Remaja perempuan yang hamil mungkin lebih berisiko mengalami depresi
postpartum, yaitu depresi yang dimulai setelah melahirkan bayi. Remaja perempuan yang
merasa down dan sedih, baik saat hamil atau setelah melahirkan, harus berbicara secara
terbuka dengan dokter atau orang lain yang mereka percaya. Depresi dapat mengganggu
merawat bayi yang baru lahir.
7. Merasa sendirian dan terkucilkan
Khusus untuk remaja yang berpikir tidak dapat memberitahu orang tuanya bahwa
sedang hamil, merasa takut, terisolasi, dan merasa sendiri dapat menjadi masalah nyata.
8. Mengalami perdarahan

Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim yang
terlalu lemah dalam proses involusi. Selain itu juga disebabkan selaput ketuban stosel
(bekuan darah yang tertinggal didalam rahim).kemudian proses pembekuan darah yang
lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir.

9. Kemungkinan keguguran / abortus

Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. Hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja, baik dengan obat-
obatan maupun memakai alat.
10. Persalinan yang lama dan sulit

Adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin.penyebab dari


persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan panggul, kelaina
kekuatan his dan mengejan serta pimpinan persalinan yang salah menyebabkan kematian ibu.
Kematian pada saat melahirkan yang disebabkan oleh perdarahan dan infeksi.

11. Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan

Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). hal ini terjadi
karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.

12. Cacat bawaan bagi bayi

Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat pertumbuhan.hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus
rubela serta faktor gizi dan kelainan hormon.

13. Kematian bayi

Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau kematian perinatal.
Yang disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (259
hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan asfiksia.(Manuaba,1998).

4.3.2 Dampak Aborsi pada Kesehatan Reproduksi

Berikut adalah dampak aborsi bagi kesehatan dikalangan remaja:

1. Kerusakan leher rahim


Hal ini terjadi karena leher rahim robek akibat penggunaan alat aborsi.

2. Infeksi
Penggunaan peralatan medis yang tidak steril kemudian dimasukkan dalam rahim bisa
menyebabkan infeksi. Selain itu infeksi juga disebabkan jika masih ada bagian janin yang
tersisa dalam rahim.
3.Pendarahan hebat
Ini adalah risiko yang sering dialami wanita yang aborsi. Pendarahan terjadi karena leher
rahim robek dan terbuka lebar. Tentunya hal ini sangat membahayakan jika tidak ditangani
dengan cepat.

4. Kematian
Kehabisan banyak darah akibat pendarahan dan infeksi bisa membuat sang ibu
meninggal.

5. Risiko kanker
Karena leher rahim yang robek dan rusak bisa meningkatkan risiko kanker serviks. Ada
pula risiko kanker lainnya seperti kanker payudara, indung telur dan hati.

6. Depresi
Rasa bersalah dan berdosa yang dialami oleh sipelaku bisa membuatnya mengalami
depresi, trauma pada kehamilan, menyesal ingin bunuh diri dan lainnya.

7. Prematur
Seorang perempuan yang sebelumnya sudah mengalami aborsi, maka dalam
kehamilannya yang berikutnya bisa lebih beresiko mengalami prematur.
8. Organ reproduksi

Perempuan yang sedang hamil dipaksa menggugurkan kandungannya, maka leher


rahimnya bisa robek atau terluka.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Umum

Dari pembahasan masalah diatas dapat di simpulkan bahwa tingkat pergaulan bebas
diIndonesia mencapai titik menghawatirkan. Pergaulan bebas sangat berpengaruh pada
kesehatan reproduksi. Resiko terburuk dari pergaulan bebas yang mengakibatkan hamil usia
muda dan tindakan aborsi adalah kehilangan nyawa.
Hal ini merupakan tugas tersendiri bagi tenaga kesehatan dan pemerintah. Lebih baik
menghindari suatu yang merugikan daripada menyesal dikemudian hari. Suatu program
pendidikan dan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi memang harus diadakan untuk
mencegah dan menekan angka penyakit seksual bahkan kematian remaja akibat hamil usia
muda dan tindakan aborsi.

5.1.2 Kesimpulan Khusus

Siswa-siswi SMA Negeri 1 Slahung Ponorogo telah menerima dan memahami materi
penyuluhan yang telah disampaikan. Diharapkan siswa-siswi dapat menindaklanjutinya
pemahaman yang didapat dan lebih cermat dalam memilih pergaulan.

5.2 Saran.
1. Harus ada kepercayaan orang tua terhadap remaja. Karena dapat bertanggung jawab terhadap
dirinya dan keluarga. Dengan memberikan penghargaan remaja akan merasa dihargai, dan
sebaliknya ereka pula akan menghargai pula terhadap keluarga

2. Pendidikan agama sejak dini. Saat ini pendidikan agama adalah mencipkan suasana agamis
dikeluarga. Sholat berjamaah, membaca alquran,dan suka menolong orang miskin.
3. Dalam masa pacaran, remaja hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan.
Remaja hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan
kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran.
Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung
selamanya.

4. Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta,
orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan.
Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak
diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orang tua yang dapat menyebabkan
mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi.Apabila usia makin meningkat, orangtua
dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka
tidak salah jalan.

5. Kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-
menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat
akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi
remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.

6. Untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas juga harus dibentengi pula dengan
pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman.

7. Pendidikan dan penyuluhan seks juga diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja
tentang dampak kesehatan yang ditimbulkan dari pergaulan bebas.

8. Pihak sekolah juga diharapkan melakukan pengawasan ketat terhadap siswa-siswinya agar
penyimpangan remaja dapat diminimalkan.

Diposting oleh iin Kurnia di 18.04


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya
iin Kurnia
Nama saya Iin Kurniawati, kuliah di Akbid Harapan Mulya Ponorogo
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
2015 (2)
o Mei (2)
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Kenakalan Remaja
satuan acara penyuluhan(SAP) MP-ASI

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blog

Anda mungkin juga menyukai