Anda di halaman 1dari 20

Mata Kuliah : Keperawatan Anak

Dosen Pembimbing : Ns. Zakariyati. S.Kep

MAKALAH
SISTEM PERLINDUNGAN ANAK DI INDONESIA

Di Susun Oleh :
NAMA : SITI HAJAR ARIF
NIM : 218035
KELAS : AKPER II A

AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA MAKASSAR


YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang


Maha Pemurah karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami
selesaikan sesuai yang diharapkan.

Kami menyadari, bahwa proses penulisan makalah ini masih jauh


dari kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran dan susulan guna penyempurnaan makalah ini
di kemudian hari.

Kami sadar pula, bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak.Untuk itu dalam kesempatan ini kami
menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah.

Makassar, 18 Maret 2020

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................3
1. Tujuan Umum...................................................................3
2. Tujuan Khusus..................................................................3
C. Manfaat...................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian...............................................................................4
B. Hak-Hak Anak.........................................................................5
C. Jenis Perlindungan Anak Khusus...........................................8
D. Sistem Perlindungan Anak...................................................11

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................15
B. Saran.......................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha
Esa.Keberadaannya merupakan anugrah yang harus dijaga, dirawat
dan dilindungi.SetiaP anak secara kodrati memiliki harkat, martabat
dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi oleh
siapapun. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati ,di
junjung tinggi dan di lindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
Oleh karena itu pengakuan dan penghargaan terhadap
keberadaan anak dilakukan dengan memberikan perlindungan
terhadap kepentingan anak. Perlindungan terhadapanak merupakan
hal yanpenting untuk di wujudkan karenaanak merupakan tunas,
potensi , dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa,
memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang
menjamin kelangsungan eksistensi bangsadan Negara pada masa
depan.
Berkaitandengan eksistensi anak, Purnianti mengatakan bahwa
sesungguhnya pembangunan anak terdiri dari tiga kegiatan utama,
yaitu: pembinaan, pengembangan dan perlindungan. Pembinaan anak
berusaha untuk memberikan anak yang terbaik bagi pertumbuhannya,
sedangkan pengembangan adalah menumbuhkan segala
kemampuan dan bakat yang terkandung dalam diri anak.
Perlindungan anak ditujukan pada segala kegiatan untuk menj aga
agar anak dapat tumbuh dengan wajar , secara lahir dan bathin dan
bebas dari segala bentuk ancaman, hambatan dangan ganggguan.
Upaya pemeliharaan, pengasuhan dan perlindungan merupakan

1
suatu hak yang paling asasi yang haruus diterima oleh setiap anak
tanpa kecuali.
Perlindungan anak merupakan suatu bidang pembangunan
nasional, karena melindungi anak berarti melindungi manusia dan
membangun manusia seutuh mungkin. Hakekat pembangunan
nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya, oleh karena itu
mengabaikan perlindungan terhadap anak berarti tidak akan
memantapkan pembangunan nasional.
Upaya-upaya perlindungan anak harus telah dimulai sedini
mungkin, agar kelak dapat berpartisipasi secara optimal bagi
pembangunan bangsa dan negara. Dalam Pasal 2 ayat (3) dan ayat
(4) Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak,
ditentukan bahwa: "Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan,
baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan. Anak
berhak atas perlindungan-perlindungan dari lingkungan hidup yang
dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan
perkembangan dengan wajar".
Kedua ayat di atas dengan jelas menyatakan dan mendorong
tentang perlunya perlindungan anak dalam rangka mengusahakan
kesejahteraan anak dan perlakuan yang adil terhadap
anak.Perlindungan terhadap anak pada suatu masyarakat bangsa
merupakan tolak ukur peradaban bangsa tersebut, karenanya wajib
diusahakan sesuai dengan kemampuan demi kepentingan nusa dan
bangsa.Kegiatan perlindungan anak merupakan suatu tindakan
hukum yang membawa akibat hukum.Oleh karena itu, perlu adanya
jaminan hukum bagi kegiatan perlindungan anak. Kepastian hukum
perlu diusahakan demi kelangsungan kegiatan perlindungan anak dan
mencegah penyelewengan yang membawa akibat negatif yang tidak
diinginkan dalam pelaksanaan kegiatan perlindungan anak.Untuk itu
kegiatan perlindungananak setidaknya memiliki dua aspek. Aspek
pertama berkaitan dengan kebijakan dan peraturan perundangan

2
yang mengatur mengenai perlindungan hak-hak anak. Aspek
keduamenyangkut pelaksanaan kebijakan dan peraturan
perundangan tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan wawasan dalam memperoleh ilmu
pengetahuan tentang Sistem Perlindungan Anak Di Indonesia
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui Definisi
b. Untuk mengetahui Hak-Hak Anak
c. Untuk mengetahui Jenis Perlindungan Anak Khusu
d. Untuk mengetahui Sistem perlindungan Anak
C. Manfaat

1. BagiPenulis
Untuk memperoleh ilmu pengetahuan serta tambahan ilmu
dalam penulisan.
2. BagiPendidikan
Sebagai bahan untuk perkembangan kualitas ilmu
keperawatan, serta menjadi bahan bagi mereka yang akan
mengadakan penulisan lebih lanjut.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Secara umum yang dimaksud dengan anak adalah keturunan atau
generasi sebagai suatu hasil dari hubungan kelamin atau
persetubuhan (sexual intercoss) antara seorang laki-laki dengan
seorang perempuan baik dalam ikatan perkawinan maupun diluar
perkawinan.
Kemudian di dalam hukum adat sebagaimana yang dinyatakan
oleh Soerojo Wignjodipoero yang dikutip oleh Tholib Setiadi,
dinyatakan bahwa:
” kecuali dilihat oleh orang tuanya sebagai penerus generasi juga
anak itu dipandang pula sebagai wadah di mana semua harapan
orang tuanya kelak kemudian hari wajib ditumpahkan, pula dipandang
sebagai pelindung orang tuanya kelak bila orang tua itu sudah tidak
mampu lagi secara fisik untuk mencari nafkah (Tholib Setiady, 2010:
173).
Berikut ini merupakan pengertian anak menurut beberapa
peraturan perundang-undangan yang berlaku Di Indonesia antara lain:
1. Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah
mencapai umum 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur
18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.
2. Undang-Undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Dinyatakan bahwa anak adalah setiap manusia yang berusia di
bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk
anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah
demi kepentingannya.
3. Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak
Dinyatakan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

4
4. Convention On The Rights Of Child (1989) yang telah
diratifikasipemerintah Indonesia melalui Keppres Nomor 39 Tahun
1990 disebutkan bahwa anak adalah mereka yang berusia 18
tahunkebawah.
5. UNICEF mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia
0sampai dengan 18 tahun.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat dinyatakan
bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun (0-18
tahun).
B. Hak – Hak Anak
Berikut ini merupakan hak-hak anak menurut beberapa peraturan
perundang-undangan yang berlaku Di Indonesia antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan
Anak
Dalam Bab II Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak, mengatur tentang hak-hak anak atas
kesejahteraan, yaitu:
a. Hak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan.
b. Hak atas pelayanan.
c. Hak atas pemeliharaan dan perlindungan.
d. Hak atas perlindungan lingkungan hidup.
e. Hak mendapatkan pertolongan pertama.
f. Hak untuk memperoleh asuhan.
g. Hak untuk memperoleh bantuan.
h. Hak diberi pelayanan dan asuhan.
i. Hak untuk memeperoleh pelayanan khusus.
j. Hak untuk mendapatkan bantuan dan pelayanan.
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia
Hak anak dalam Undang-Undang ini diatur dalam Bab III
bagian kesepuluh, pasal 52-66, yang meliputi:

5
a. Hak atas perlindungan
b. Hak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan
taraf kehidupannya.
c. Hak atas suatu nama dan status kewarganegaraan.
d. Bagi anak yang cacat fisik dan atau mental hak:
1) Memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan
bantuan khusus.
2) Untuk menjamin kehidupannya sesuai dengan martabat
kemanusiaan.
3) Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
e. Hak untuk beribadah menurut agamanya.
f. Hak untuk dibesarkan, dipelihara, dirawat, dididik, diarahkan,
dan dibimbing.
g. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum.
h. Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
i. Hak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial.
j. Hak untuk tidak dirampas kebebasannya secara melawan
hukum.
Selain itu, secara khusus dalam Pasal 66 Undang-Undang 39
Tahun 1999 tentang hak anak-anak yang dirampas
kebebasannya, yakni meliputi:
a. Hak untuk tidak dijatuhi hukuman mati atau hukuman seumur
hidup.
b. Hak untuk mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan
dengan memperhatikan kebutuhan pengembangan pribadi
sesuai dengan usianya dan harus dipisahkan dari orang
dewasa, kecuali demi kepentingannya.
c. Hak untuk memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya
secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang
berlaku.

6
d. Hak untuk membela diri dan memperoleh keadilan di depan
Pengadilan Anak yang objektif dan tidak memihak dalam
sidang yang tertutup untuk umum.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak
Dalam Undang-Undang Perlindungan Anak ini, hak-hak anak
diatur dalam Pasal 4 - Pasal 18, yang meliputi:
a. Hak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi,
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
b. Hak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
kewarganegaraan.
c. Hak untuk beribadah menurut agamanya.
d. Hak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial.
e. Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
f. Bagi anak yang menyandang cacat juga hak memperoleh
pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki
keunggulan juga hak mendapatkan pendidikan khusus.
g. Hak menyatakan dan didengar pendapatnya.
h. Hak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang.
i. Bagi anak penyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi,
bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.
j. Bagi anak yang berada dalam pengasuhan orang tua/ wali,
berhak mendapat perlindungan dari perlakuan:
1) Diskriminasi
2) Eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual
3) Penelantaran
4) Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan
5) Ketidakadilan
6) Perlakuan salah lainnya.
k. Hak untuk memperoleh perlindungan dari :
1) Penyalahgunaan dalam kegiatan politik

7
2) Pelibatan dalam sengketa bersenjata
3) Pelibatan dalam kerusuhan sosial
4) Pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur
kekerasan
5) Pelibatan dalam peperangan.
l. Hak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.
m. Setiap anak yang dirampas kebebasannya hak untuk :
1) Mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan
penempatannya dipisahkan dari orang dewasa
2) Memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara
efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku
3) Membela diri dan memperoleh keadilan di depan
pengadilan anak yang objektif dan tidak memihak dalam
sidang tertutup untuk umum.
n. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan
seksual atau yang berhadapan dengan hukum berhak
dirahasiakan.
o. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana
berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya
C. Jenis Perlindungan Anak khusus
1. Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi
pengungsidilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum
humaniter.
2. Perlindungan khusus bagi anak korban kerusuhan,
korbanbencana, dan anak dalam situasi konflik bersenjata,
meliputi:
a. Pemenuhan kebutuhan dasar, yaitu: pangan,
sandang,pemukiman, pendidikan, kesehatan, belajar dan
berekreasi,jaminan keamanan, dan persamaan perlakuan;
dan

8
b. Pemenuhan kebutuhan khusus bagi anak yang menyandang
cacat dan anak yang mengalami gangguan psikososial.
3. Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum,
anak yang berkonflik dengan hukum dan anak korbantindak
pidana, meliputi:
a. Perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan
martabat dan hak-hak anak
b. Penyediaan petugas pendamping khusus anak sejak dini
c. Penyediaan sarana dan prasarana khusus
d. Penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan yang terbaik
bagi anak
e. Pemantauan dan pencatatan terus menerus terhadap
perkembangan anak yang berhadapan dengan hokum
f. Pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan dengan
orang tua atau keluarga
g. Perlindungan dari pemberitaan identitas melalui mediamassa
dan untuk menghindari labelisasi.
4. Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban tindak
pidana meliputi:
a. Upaya rehabilitasi, baik dalam lembaga maupun di luar
lembaga
b. Upaya perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media
massa dan untuk menghindari labelisasi
c. Pemberian jaminan keselamatan bagi saksi korban dan saksi
ahli, baik fisik, mental, maupun sosial
d. Pemberian aksesibilitas untuk mendapatkan informasi
mengenai perkembangan perkara.

5. Perlindungan khusus bagi anak dari kelompok minoritas dan


terisolasi dilakukan melalui penyediaan prasarana dan sarana
untuk dapat menikmati budayanya sendiri, mengakui dan

9
melaksanakan ajaran agamanya sendiri, dan menggunakan
bahasanya sendiri.
6. Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi secara ekonomi
dan/atau seksual, meliputi:
a. Penyebarluasan dan/atau sosialisasi ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan
anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual
b. Pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi
c. Pelibatan berbagai instansi pemerintah, perusahaan, serikat
pekerja, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat
dalam penghapusan eksploitasi terhadap anak secara
ekonomi dan/atau seksual.
7. Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban
penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya (napza), dan terlibat dalam produksi dan distribusinya,
dilakukan melalui upaya pengawasan, pencegahan, perawatan,
dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat.
8. Perlindungan khusus bagi anak korban penculikan, penjualan, dan
perdagangan anak dilakukan melalui upaya pengawasan,
perlindungan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh
pemerintah dan masyarakat.
9. Perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan
meliputikekerasan fisik, psikis, dan seksual dilakukan melalui
upaya :
a. Penyebarluasan dan sosialisasi ketentuan peraturan
perundang-undangan yang melindungi anak korban
tindakkekerasan; dan pemantauan, pelaporan, dan pemberian
sanksi.
10. Perlindungan khusus bagi anak yang menyandang cacat
dilakukan melalui upaya :

10
a. perlakuan anak secara manusiawi sesuai dengan martabat
dan hak anak
b. pemenuhan kebutuhan-kebutuhan khusus
c. memperoleh perlakuan yang sama dengan anak lainnya untuk
mencapai integrasi sosial sepenuh mungkin dan
pengembangan individu.
11. Perlindungan khusus bagi anak korban perlakuan salah dan
penelantaran dilakukan melalui pengawasan, pencegahan,
perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat.
D. Sistem Perlindungan Anak
Indonesia menghadapi masalah serius terkait dengan hak dan
kesejahteraananak-anak. Hampir setengah dari anak-anak Indonesia
berusia antara 13 dan 18 tahun putus sekolah hampir tiga juta anak
terlibat dalam perburuhan anak berpotensi berbahaya, dan sekitar 2,5
juta anak Indonesia menjadi korbankekerasan setiap tahun. Lebih dari
80% anak-anak sedang menjalani proses peradilan berakhir di
belakang bar dan jumlah yang lebih besar adalah tanpa bantuan
hukum. Statistik ini menggarisbawahi kebutuhan untuk
mengintensifkan dan memperkuat upaya saat ini untuk meningkatkan
perlindungan anak di Indonesia 2008 review dari Pemerintah Program
Negara Indonesia dan Unicef kerjasama menyoroti hubungan antara
kebutuhanuntuk meningkatkan perlindungan anak dan
pengembangan ekonomi nasionalyang adil dan berkelanjutan.
Kesenjangan yang signifikan tetap dalam ketersediaan informasi
pembangunankerangka kebijakan di Indonesia dan aktual, on-the-
tanah program di bidanghak-hak anak dan perlindungan anak.Ada
kebutuhan mendesak untuk berpindah dari penyediaan ad-hoc,
responsif, dan donor-driven upaya perlindungan anak ke sistem anak
strategis dan komprehensif perlindungan.
Sistem seperti menggunakan proses standar untuk mengumpulkan
data,menggunakan data tersebut untuk program-program desain, dan

11
alamatkeprihatinan perlindungan anak dalam yang lebih luas sosial,
ekonomi, konteks politik dan hukum.
Dalam konteks ini bahwa columbia University dan Universitas
Indonesia, bekerja sama dengan UNICEF dan Departemen
Perencanaan Bahasa Indonesia (BAPPENAS) mendirikan Universitas
berbasis “Center of Excellence”, pusat tentang Perlindungan yang
akan berfungsi sebagai model dari akademisi, pemerintah dan
keterlibatan masyarakat sipil yang memberikan kontribusiuntuk
sistematisasi dan profesionalisasi perlindungan anak di Indonesia
melalui penelitian, analisis dan evaluasi.
Pusat ini difokuskan pada membangun kapasitas praktisi
pemerintah, profesional muncul, para pemimpin masyarakat sipil dan
akademisi.Hal ini bertujuan untuk mempromosikan seragam, solusi
berkelanjutan untuk masalahkompleks yang mempengaruhi anak-
anak, keluarga, dan masyarakat. Selain itu,ia mendorong kolaborasi
dan pertukaran pengetahuan di kawasan Asia/Pasifik.
Negara Indonesia, saat ini sedang mengembangkan
kesejahteraan anak dan keluarga yang fokus pada sistem untuk
pencegahan dan merespon semua bentuk-bentuk kekerasan pada
anak.Hal ini merupakan refleksi pada pendekatan baru pada upaya
perlindungan anak secara internasional.
Kendati negara Indonesia telah mengembangkan sebuah
kerangka kerja progresif untuk hak-hak anak, hanya saja dalam
pelaksanaannya kurangmampu berkembang untuk perlindungan
anak. Disisi lain, belum ada mandate secara jelas bagi sebuah
lembaga untuk mengelola pelayanan pen/egahan danmerespon
masalah-masalah anak terkait dengan kesenangan dan akuntabilitas
untuk melindungi secara legal dan efektif.
Pendekatan dalam penyediaan layanan perlindungan anak
berbasis sistemmulai dikembangkan berbeda dengan pendekatan
tradisional yang dijalankan saat ini. Dimana, dalam pendekatan

12
tradisional dilakukan berdasarkan responyang berbasis
kesejahteraan, lebih dipimpin oleh NGOs, berorientasi
padakedaruratan, berbasis pada issu (seperti perdagangan anak;
peradilan anak), bekerja berdasarkan jaringan dan bukan sistem; dan
hanya terfokus padakelompok anak yang termarjinalkan dan rentan,
serta layanan perlindungananak lebih mengedepankan pada respon
atau gejala saja.
Upaya untuk mengadopsi pendekatan “membangun sistem” ini
merupakanupaya untuk mengkerangkakan kembali sebuah
pendekatan pada anak yangmembutuhkan atau beresiko, memikirkan
kembali bagaimana membangunstrategi untuk perlindungan anak,
mendifinisikan apa itu persekutuan/kemitraan, bagaimana peran,
tanggung jawab, serta memprogramkan kembali intervensi dari
masing masing stakeholder diperlindungan anak.
Kerja-kerja yang dilakukan dalam membangun sistem merupakan
kerja-kerja yang komprehensif yang saling terkait satu dengan lainnya
atau saling berinteraksi dalam kondisi yang harmonis dan
teratur.Komponen yang salingterkait antara lain adalah kerangka
hukum dan kebijakan yang kuat untuk PA,tersedianya anggaran yang
memadai, koordinasi multi sektoral, sistem layanan pencegahan yang
ramah anak dan responsif, tenaga kerja PA yang profesional,
pengawasan dan regulasi, serta data dan informasi yang kuat tentang
isu isu PA.
Dalam sistem perlindungan anak meliputi
1. Pencegahan terhadap kekerasan, penelantaran, perlakukan salah
dan eksploitasi yang direspon secara efektif ketika hal tersebut
muncul sertamenyediakan layanan yang dibutuhkan, rehabilitasi
dan kompensasi terhadap para korban.
2. Memperoleh pengetahuan tentang akar penyebab kegagalan
pada perlindungan anak dan sejauhmana mengetahui tentang

13
kekerasan , penelantaran, eksploitasi dan perlakukan salah
terhadap anak disemua kondisi
3. Mengembangkan kebijakan dan regulasi, yang mempengaruhi
untuk tindakan pencegahan dan penanganan, dan bagiamana
memastikan perkembangannya.
4. Mendorong partisipasi anak baik laki dan perempuan, orang tua,
wali danmasyarakat, international dan nasional NGO serta
masyarakat sipil.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum yang dimaksud dengan anak adalah keturunan atau
generasi sebagai suatu hasil dari hubungan kelamin atau
persetubuhan (sexual intercoss) antara seorang laki-laki dengan
seorang perempuan baik dalam ikatan perkawinan maupun diluar
perkawinan.
Adapun hak-hak anak yaitu : Hak atas kesejahteraan, perawatan,
asuhan dan bimbingan, Hak atas pelayana, Hak atas pemeliharaan
dan perlindungan, Hak atas perlindungan lingkungan hidup, Hak
mendapatkan pertolongan pertama, Hak untuk memperoleh asuhan,
Hak untuk memperoleh bantuan, Hak diberi pelayanan dan asuhan,
Hak untuk memeperoleh pelayanan khusus, Hak untuk mendapatkan
bantuan dan pelayanan.
Dalam sistem perlindungan anak meliputi, Pencegahan terhadap
kekerasan, penelantaran, perlakukan salah dan eksploitasi yang
direspon secara efektif ketika hal tersebut muncul serta menyediakan
layanan yang dibutuhkan, rehabilitasi dan kompensasi terhadap para
korban, Memperoleh pengetahuan tentang akar penyebab kegagalan
pada perlindungan anak dan sejauhmana mengetahui tentang
kekerasan , penelantaran, eksploitasi dan perlakukan salah terhadap
anak disemua kondisi, Mengembangkan kebijakan dan regulasi, yang
mempengaruhi untuk tindakan pencegahan dan penanganan, dan
bagiamana memastikan perkembangannya, Mendorong partisipasi
anak baik laki dan perempuan, orang tua, wali dan masyarakat,
international dan nasional NGO serta masyarakat sipil.

15
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca atau mahasiswa dapat memahami
lebih luas tentang materi ini karena banyak sekali manfaat yang
didapatkan dalam materi ini serta saran dan kritik yang baik demi
membangun keberhasilan dan kelengkapan makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Maidin Gultom. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem


Peradilan Pidana Anak Di Indonesia.PT Refika Aditama. 2014.

Rika Saraswati. Hukum Perlindungan Anak di Indonesia. Pt Cita Aditya


Bakti. Bandung. 2015.

Irwanto, Anak Yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di


Indonesia :Analisis Situasi, Jakarta : KPM Unika Atma Jaya.

Muhammad Joni dan Zulchaina, Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam


Perspektif Konvensi Hak Anak,Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Abintoro Prakoso, Pembaruan Sistem Peradilan Pidana Anak,.PT


Laksbang Grafika.Yogyakarta .2013.

Angger Sigit Pramukti & Faudy Primaharsyah.Sistem Peradilan Pidana


Anak. Pustaka Yustisia.Yogyakarta. 2015.

H. R. Abdussalam dan Adri Desasfuryanto.Hukum Perlindungan Anak.


PTIK. Jakarta. 2016.

17

Anda mungkin juga menyukai