Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah : Keperawatan Anak

Dosen Pembimbing : Ns. Zakariyati. S.Kep

MAKALAH
SISTEM PERLINDUNGAN ANAK DI INDONESIA

Di Susun Oleh :

NAMA : SRI WAHYUNINGSIH


NIM : 218038
KELAS : AKPER II A

AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA MAKASSAR


YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA
2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang


Maha Pemurah karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami
selesaikan sesuai yang diharapkan.
Kami menyadari, bahwa proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran dan susulan guna penyempurnaan makalah
ini di kemudian hari.
Kami sadar pula, bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak.Untuk itu dalam kesempatan ini kami
menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah.

Makassar, 18 Maret 2020

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................3
1. Tujuan Umum...................................................................3
2. Tujuan Khusus..................................................................3
C. Manfaat...................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian...............................................................................4
B. Hak-Hak Anak.........................................................................6
C. Jenis Perlindungan Anak Khusus...........................................6
D. Sistem Perlindungan Anak.....................................................9

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................10
B. Saran.......................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia menghadapi masalah serius terkait dengan hak dan
kesejahteraan anak-anak. Hampir setengah dari anak-anak Indonesia
berusia antara 13 dan 18 tahun putus sekolah; hampir tiga juta anak
terlibat dalam perburuhan anak berpotensi berbahaya, dan sekitar 2,5
juta anak Indonesia menjadi korban kekerasan setiap tahun. Lebih
dari 80% anak-anak sedang menjalani proses peradilan berakhir di
belakang bar dan jumlah yang lebih besar adalah tanpa bantuan
hukum. Statistik ini menggarisbawahi kebutuhan untuk
mengintensifkan dan memperkuat upaya saat ini untuk meningkatkan
perlindungan anak di Indonesia. 2008 review dari Pemerintah Program
Negara Indonesia dan UNICEF Kerjasama menyoroti hubungan
antara kebutuhan untuk meningkatkan perlindungan anak dan
pengembangan ekonomi nasional yang adil dan berkelanjutan.
Kesenjangan yang signifikan tetap dalam ketersediaan informasi
pembangunan kerangka kebijakan di Indonesia dan aktual, on-the-
tanah program di bidang hak-hak anak dan perlindungan anak. Ada
kebutuhan mendesak untuk berpindah dari penyediaan ad-hoc,
responsif, dan donor-driven upaya perlindungan anak ke sistem anak
strategis dan komprehensif perlindungan.
Sistem seperti menggunakan proses standar untuk mengumpulkan
data, menggunakan data tersebut untuk program-program desain, dan
alamat keprihatinan perlindungan anak dalam yang lebih luas sosial,
ekonomi, konteks politik dan hukum.
Dalam konteks ini bahwa Columbia University dan Universitas
Indonesia, bekerja sama dengan UNICEF dan Departemen
Perencanaan Bahasa Indonesia (BAPPENAS) mendirikan Universitas
berbasis “Center of Excellence”, Pusat tentang Perlindungan Anak,
yang akan berfungsi sebagai model dari akademisi, pemerintah dan
keterlibatan masyarakat sipil yang memberikan kontribusi untuk
sistematisasi dan profesionalisasi perlindungan anak di Indonesia
melalui penelitian, analisis dan evaluasi.
Pusat ini difokuskan pada membangun kapasitas praktisi
pemerintah, profesional muncul, para pemimpin masyarakat sipil dan
akademisi. Hal ini bertujuan untuk mempromosikan seragam, solusi
berkelanjutan untuk masalah kompleks yang mempengaruhi anak-

1
anak, keluarga, dan masyarakat. Selain itu, ia mendorong kolaborasi
dan pertukaran pengetahuan di kawasan Asia / Pasifik.
Negara Indonesia, saat ini sedang mengembangkan kesejahteraan
anak dan keluarga yang fokus pada sistem untuk pencegahan dan
merespon semua bentuk – bentuk kekerasan pada anak. Hal ini
merupakan refleski pada pendekatan baru pada upaya perlindungan
anak secara internasional.
Kendati negara Indonesia telah mengembangkan sebuah kerangka
kerja progresif untuk hak-hak anak, hanya saja dalam pelaksanaannya
kurang mampu berkembang untuk perlindungan anak. Disisi lain,
belum ada mandat secara jelas bagi sebuah lembaga untuk
mengelola pelayanan pencegahan dan merespon masalah-masalah
anak terkait dengan kewenangan dan akuntabilitas untuk melindungi
secara legal dan efektif.
Pendekatan dalam penyediaan layanan perlindungan anak
berbasis sistem mulai dikembangkan berbeda dengan pendekatan
tradisional yang dijalankan saat ini. Dimana, dalam pendekatan
tradisional dilakukan berdasarkan respon yang berbasis
kesejahteraan, lebih dipimpin oleh NGOs, berorientasi pada
kedaruratan, berbasis pada issu (seperti perdagangan anak; peradilan
anak), bekerja berdasarkan jaringan dan bukan sistem; dan hanya
terfokus pada kelompok anak yang termarjinalkan dan rentan, serta
layanan perlindungan anak lebih mengedepankan pada respon atau
gejala saja.
Upaya untuk mengadopsi pendekatan ”membangun sistem” ini
merupakan upaya untuk mengkerangkakan kembali sebuah
pendekatan pada anak yang membutuhkan atau beresiko, memikirkan
kembali bagaimana membangun strategi untuk perlindungan anak,
mendifinisikan apa itu persekutuan/kemitraan, bagaimana peran,
tanggungjawab, serta memprogramkan kembali intervensi dari masing
masing stakeholder diperlindungan anak.
Kerja–kerja yang dilakukan dalam membangun sistem merupakan
kerja-kerja yang komprehensif yang saling terkait satu dengan lainnya
atau saling berinteraksi dalam kondisi yang harmonis dan teratur.
Komponen yang saling terkait antara lain adalah kerangka hukum dan
kebijakan yang kuat untuk PA, tersedianya anggaran yang memadai,
koordinasi multi sektoral, sistem layanan pencegahan yang ramah
anak dan responsif, tenaga kerja PA yang profesional, pengawasan
dan regulasi, serta data dan informasi yang kuat tentang isu isu PA.

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan wawasan dalam memperoleh ilmu
pengetahuan tentang Sistem Perlindungan Anak Di Indonesia
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui Definisi
b. Untuk mengetahui Hak-Hak Anak
c. Untuk mengetahui Jenis Perlindungan Anak Khusu
d. Untuk mengetahui Sistem perlindungan Anak
C. Manfaat
1. BagiPenulis
Untuk memperoleh ilmu pengetahuan serta tambahan ilmu
dalam penulisan.
2. BagiPendidikan
Sebagai bahan untuk perkembangan kualitas ilmu
keperawatan, serta menjadi bahan bagi mereka yang akan
mengadakan penulisan lebih lanjut.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Perlindungan anak adalah segala usaha yang dilakukan untuk
menciptakan kondisi agar setiap anak dapat melaksanakan hak dan
kewajibannya demi perkembangan dan pertumbuhan anak tersebut
secara wajar, baik fisik, mental, maupun sosial. Hal tersebut adalah
sebagai perwujudan adanya keadilan dalam suatu masyarakat.
Perlindungan anak tidak boleh dilakukan secara berlebihan dan
harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan maupun diri
anak itu sendiri, sehingga usaha perlindungan yang dilakukan tidak
menjadi berakibat negatif.
Perlindungan anak harus dilaksanakan secara rasional,
bertanggung jawab dan bermanfaat yang mencerminkan suatu usaha
yang efektif dan efisien terhadap perkembangan pribadi anak yang
bersangkutan. Usaha perlindungan anak tidak boleh mengakibatkan
matinya inisiatif, kreativitas dan hal-hal lain yang menyebabkan
ketergantungan kepada orang lain dan berperilaku tak terkendali.
Sehingga anak menjadi tidak memiliki kemampuan dan kemauan
dalam menggunakan hak-haknya dan melaksanakan kewajiban-
kewajibannya. Dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dijelaskan bahwa
perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
Hal tersebut didukung dengan ketentuan yang tercantum dalam
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 yang mengatur
tentang tujuan perlindungan anak yaitu untuk menjamin terpenuhinya
hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas,
berakhlak mulia dan sejahtera. Perlindungan anak dapat dilakukan
secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara langsung,
maksudnya kegiatan tersebut langsung ditujukan kepada anak yang
menjadi sasaran penanganan langsung.

4
Kegiatan seperti ini, antara lain dapat berupa cara melindungi anak
dari berbagai ancaman baik dari luar maupun dari dalam dirinya,
mendidik, membina, mendampingi anak dengan berbagai cara,
mencegah kelaparan dan mengusahakan kesehatannya dengan
berbagai cara, serta dengan cara menyediakan pengembangan diri
bagi anak.
Sedangkan yang dimaksud dengan perlindungan anak secara
tidak langsung adalah kegiatan yang tidak langsung ditujukan kepada
anak, melainkan orang lain yang terlibat atau melakukan kegiatan
dalam usaha perlindungan terhadap anak tersebut. Dalam Pasal 20
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
telah diatur bahwa yang berkewajiban dan bertanggungjawab
terhadap penyelenggaraan perlindungan anak adalah negara,
pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua. Jadi yang
mengusahakan perlindungan bagi anak adalah setiap anggota
masyarakat sesuai dengan kemampuannya dengan berbagai macam
usaha dalam situasi dan kondisi tertentu. Perlindungan anak
menyangkut berbagai aspek kehidupan agar anak benar-benar dapat
tumbuh dan berkembang dengan wajar sesuai dengan hak asasinya.
Dalam masyarakat, ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai
masalah perlindungan anak dituangkan pada suatu bentuk aturan
yang disebut dengan Hukum Perlindungan Anak.
Hukum Perlindungan Anak merupakan sebuah aturan yang
menjamin mengenai hak-hak dan kewajiban anak yang berupa :
hukum adat, hukum perdata, hukum pidana, hukum acara perdata,
hukum acara pidana, maupun peraturan lain yang berhubungan
dengan permasalahan anak. Dalam bukunya yang berjudul Hukum
dan Hak-Hak Anak, mantan hakim agung, Bismar Siregar mengatakan
bahwa masalah perlindungan hukum bagi anak-anak merupakan
salah satu sisi pendekatan untuk melindungi anak-anak Indonesia, di
mana masalahnya tidak semata-mata bisa didekati secara yuridis saja
tetapi juga perlu pendekatan yang lebih luas, yaitu ekonomi, sosial
dan budaya. Perlindungan khusus terhadap anak yang berada dalam
situasi darurat, misalnya anak yang sedang berhadapan dengan
hukum serta anak dari kelompok minoritas dan terisolasi diatur secara
terperinci dalam Bab VIII Bagian Kelima Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal 64 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 menjelaskan bahwa perlindungan
khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 59 adalah meliputi anak yang berkonflik

5
dengan hukum dan anak korban tindak pidana, yang merupakan
kewajiban dan tanggungjawab pemerintah dan masyarakat.
Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi.
B. Hak-hak anak
Setiap orang pastinya memiliki hak, termasuk anak anda. Sudah anda
mengetahui apa saja hak-hak anak? Sebagai berikut ini:
1. Hak atas kelangsungan hidup
Sebagai orang tua kita harus memerhatikan hak ini, yaitu hak
sehat, mendapatkan perilaku baik, kesehatan anak pun di jaga,
gizi, & lain-lain. Disaat anak sedang sakit, org tua berinisiatif ke
rumah sakit, puskesmas, dan pelayanan kesehatan agar anak
lekas sembuh atau sehat.
2. Hak utk berkembang
Anak-anak berhak mendapatkan informasi, pendidikan,
pengetahuan, atau hal apapun agar wawasan anak berkembang.
Anak dpt berkembang dengan cara bermain sambil belajar
(metode pembelajaran efektif serta menyenangkan), rekreasi
bersama org tua ataupun guru, & lain-lain.Jalur pendidikan pun
beragam, terdapat formal, informal, maupun belajar mandiri
(otodidak). Ketiga jalur pendidikan ini kadang kami perlu utk
menunjang karakter anak berkembang dgn baik.
3. Hak Partisipasi
Hak untuk bersosialisasi dengan org lain, dalam pergaulan anak
tidak sepenuhnya bersosialisasi dengan org tua serta keluarga,
namun juga dengan org lain, karna anak bisa belajar dengan orang
lain, belajar dmn saja, apa saja serta kapan pun. Dari sini anak
juga dpt belajar menyampaikan komentar atau opini, dan hal
lainnya.
4. Hak Perlindungan
Selain tiga hal di atas, ada satu hal lagi yaitu hak mendapat
perlindungan. Contoh paling mudahnya ialah seperti jangan hingga
anak kita bekerja di bawah umur, lantaran hak anak yg di bawah
umur ialah waktu anak belajar, menjadi anak kreatif,
menyenangkan, & kegiatan positif lainnya. Jadi mereka berhak
dilindungi & biarkan mereka menikmati masa mereka
C. Jenis-jenis Perlindungan Anak Khusus
1. Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi
pengungsidilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum
humaniter.

6
2. Perlindungan khusus bagi anak korban kerusuhan,
korbanbencana, dan anak dalam situasi konflik bersenjata,
meliputi:
a. Pemenuhan kebutuhan dasar, yaitu: pangan,
sandang,pemukiman, pendidikan, kesehatan, belajar dan
berekreasi,jaminan keamanan, dan persamaan perlakuan;
dan
b. Pemenuhan kebutuhan khusus bagi anak yang menyandang
cacat dan anak yang mengalami gangguan psikososial.
3. Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum,
anak yang berkonflik dengan hukum dan anak korbantindak
pidana, meliputi:
a. Perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan
martabat dan hak-hak anak
b. Penyediaan petugas pendamping khusus anak sejak dini
c. Penyediaan sarana dan prasarana khusus
d. Penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan yang terbaik
bagi anak
e. Pemantauan dan pencatatan terus menerus terhadap
perkembangan anak yang berhadapan dengan hokum
f. Pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan
dengan orang tua atau keluarga
g. Perlindungan dari pemberitaan identitas melalui mediamassa
dan untuk menghindari labelisasi.
4. Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban tindak
pidana meliputi:
a. Upaya rehabilitasi, baik dalam lembaga maupun di luar
lembaga
b. Upaya perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media
massa dan untuk menghindari labelisasi

7
c. Pemberian jaminan keselamatan bagi saksi korban dan saksi
ahli, baik fisik, mental, maupun sosial
d. Pemberian aksesibilitas untuk mendapatkan informasi
mengenai perkembangan perkara.

5. Perlindungan khusus bagi anak dari kelompok minoritas dan


terisolasi dilakukan melalui penyediaan prasarana dan sarana
untuk dapat menikmati budayanya sendiri, mengakui dan
melaksanakan ajaran agamanya sendiri, dan menggunakan
bahasanya sendiri.
6. Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi secara
ekonomi dan/atau seksual, meliputi:
a. Penyebarluasan dan/atau sosialisasi ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan
anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual
b. Pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi
c. Pelibatan berbagai instansi pemerintah, perusahaan, serikat
pekerja, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat
dalam penghapusan eksploitasi terhadap anak secara
ekonomi dan/atau seksual.
7. Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban
penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya (napza), dan terlibat dalam produksi dan distribusinya,
dilakukan melalui upaya pengawasan, pencegahan, perawatan,
dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat.
8. Perlindungan khusus bagi anak korban penculikan, penjualan,
dan perdagangan anak dilakukan melalui upaya pengawasan,
perlindungan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh
pemerintah dan masyarakat.

8
9. Perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan
meliputikekerasan fisik, psikis, dan seksual dilakukan melalui
upaya :
a. Penyebarluasan dan sosialisasi ketentuan peraturan
perundang-undangan yang melindungi anak korban
tindakkekerasan; dan pemantauan, pelaporan, dan
pemberian sanksi.
10. Perlindungan khusus bagi anak yang menyandang cacat
dilakukan melalui upaya :
a. perlakuan anak secara manusiawi sesuai dengan martabat
dan hak anak
b. pemenuhan kebutuhan-kebutuhan khusus
c. memperoleh perlakuan yang sama dengan anak lainnya
untuk mencapai integrasi sosial sepenuh mungkin dan
pengembangan individu.
11. Perlindungan khusus bagi anak korban perlakuan salah dan
penelantaran dilakukan melalui pengawasan, pencegahan,
perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat.
D. System Perlindungan Anak
1. Dalam sistem perlindungan anak meliputi:
a. Pencegahan terhadap kekerasan, penelantaran, perlakukan
salah dan eksploitasi yang direspon secara efektif ketika hal
tersebut muncul serta menyediakan layanan yang dibutuhkan,
rehabilitasi dan kompensasi terhadap para korban
b. Memperoleh pengetahuan tentang akar penyebab kegagalan
pada perlindungan anak dan sejauhmana mengetahui tentang
kekerasan , penelantaran, eksploitasi dan perlakukan salah
terhadap anak disemua kondisi.
c. Mengembangkan kebijakan dan regulasi, yang mempengaruhi
untuk tindakan pencegahan dan penanganan, dan bagiamana
memastikan perkembangannya.
d. Mendorong partisipasi anak baik laki dan perempuan, orang
tua, wali dan masyarakat, international dan nasional NGO serta
masyarakat sipil.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum yang dimaksud dengan anak adalah keturunan
atau generasi sebagai suatu hasil dari hubungan kelamin atau
persetubuhan (sexual intercoss) antara seorang laki-laki dengan
seorang perempuan baik dalam ikatan perkawinan maupun diluar
perkawinan.
Adapun hak-hak anak yaitu : Hak atas kesejahteraan, perawatan,
asuhan dan bimbingan, Hak atas pelayana, Hak atas pemeliharaan
dan perlindungan, Hak atas perlindungan lingkungan hidup, Hak
mendapatkan pertolongan pertama, Hak untuk memperoleh asuhan,
Hak untuk memperoleh bantuan, Hak diberi pelayanan dan asuhan,
Hak untuk memeperoleh pelayanan khusus, Hak untuk mendapatkan
bantuan dan pelayanan.
Dalam sistem perlindungan anak meliputi, Pencegahan terhadap
kekerasan, penelantaran, perlakukan salah dan eksploitasi yang
direspon secara efektif ketika hal tersebut muncul serta menyediakan
layanan yang dibutuhkan, rehabilitasi dan kompensasi terhadap para
korban, Memperoleh pengetahuan tentang akar penyebab kegagalan
pada perlindungan anak dan sejauhmana mengetahui tentang
kekerasan , penelantaran, eksploitasi dan perlakukan salah terhadap
anak disemua kondisi, Mengembangkan kebijakan dan regulasi, yang
mempengaruhi untuk tindakan pencegahan dan penanganan, dan
bagiamana memastikan perkembangannya, Mendorong partisipasi
anak baik laki dan perempuan, orang tua, wali dan masyarakat,
international dan nasional NGO serta masyarakat sipil.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca atau mahasiswa dapat memahami
lebih luas tentang materi ini karena banyak sekali manfaat yang
didapatkan dalam materi ini serta saran dan kritik yang baik demi
membangun keberhasilan dan kelengkapan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-undangan:

Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perdagangan


Manusia.

Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Undang Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak

Undang Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan


Sosial.

Undang Undang RI Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan


Anak.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Konvensi Mengenai


Hak-
UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2.

Buku-buku:
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI bekerjasama
dengan Pusat Kajian Perlindungan Anak Universitas Indonesia
dan Bank Dunia. (2011). Membangun Sistem Perlindungan Anak di
Indonesia, Sebuah Kajian Pelaksanaan PKSA Kementerian Sosial
RI dan Kontribusinya terhadap Sistem Perlindungan Anak.

Irwanto, Anak Yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di


Indonesia :Analisis Situasi, Jakarta : KPM Unika Atma Jaya.

Muhammad Joni dan Zulchaina, Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam


Perspektif Konvensi Hak Anak,Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Abintoro Prakoso, Pembaruan Sistem Peradilan Pidana Anak,.PT


Laksbang Grafika.Yogyakarta .2013.

Angger Sigit Pramukti & Faudy Primaharsyah.Sistem Peradilan Pidana


Anak. Pustaka Yustisia.Yogyakarta. 2015.

H. R. Abdussalam dan Adri Desasfuryanto.Hukum Perlindungan Anak.


PTIK. Jakarta. 2016.

11
i

Anda mungkin juga menyukai