Anda di halaman 1dari 15

Aspek psiko,

sosial, kultural,
dan spiritual klien
HIV/ AIDS
MK Keperawatan HIV/AIDS

Surandi Ketaren
Pembahasan
01 Aspek Psikologis.

02 Aspek Sosial.

03 Aspek Kultural

04 Aspek Spiritual

05 Kesimpulan
Aspek psiko, sosial, kultural,
dan spiritual klien HIV/ AIDS
Keperawaatan HIV/AIDS
Pendahuluan

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus


yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyeb
abkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired
Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala
penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh
yang disebabkan infeksi oleh HIV. (Depkes, 2014).

Kemenkes (2018) bagian Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit (P2) menjelaskan bahwa jumlah kasus HIV
yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai dengan tahun
2017 mengalami kenaikan tiap tahunnya.
Pendahuluan

Virus HIV tidak menyebabkan kematian secara langsung pada


penderitanya, akan tetapi adanya penurunan imunitas tubuh
yang mengakibatkan mudah terserangnya infeksi oportunistik
bagi penderitanya (Fauci & Lane, 2012; WHO, 2014).

Penyakit HIV yang semula bersifat akut dan mematikan


berubah menjadi penyakit kronis yang bisa dikelola.
Namun demikian, hidup dengan penyakit kronis menyisakan
persoalan-persoalan lain yang memerlukan penyesuaian-pen
yesuaian baik secara fisik, psikologis, sosial, dan spiritual
(Lindayani & Maryam, 2017).
Aspek
Psikologis
Psikologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari lebih dalam mengenai mental, pikiran, dan perilaku manusia.
Disiplin ilmu ini meneliti alur pemikiran manusia dan alasan di balik perilaku dan tindakan tersebut.
Ilmu psikologi ini sering kali dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah atau mencari solusi tepat dalam
serangkaian aktivitas manusia yang kompleks.

Dari sisi kesehatan pun, masalah psikologi atau gangguan terkait kepribadian bisa muncul akibat kondisi penyakit
tertentu. Ini juga berlaku sebaliknya, beberapa perilaku manusia juga bisa memengaruhi kesehatan.
Oleh karena itu, memahami lebih dalam mengenai psikologi adalah hal yang penting untuk dilakukan untuk
meraih kesehatan mental dan kesejahteraan hidup secara keseluruhan.
Psikologi Kesehatan

Psikologi kesehatan merupakan salah satu aspek dari ilmu psikologi yang bermanfaat dalam dunia kesehatan.
Sebagai contoh, seorang dokter harus bisa mengendalikan psikis pasiennya demi mencapai kesehatan yang
optimal, sehingga ia bukan hanya sebagai orang yang memeriksa dan memberi resep obat.

Ketika pasien mengidap sakit parah, maka sebagai dokter yang baik, ia harus dapat membangkitkan semangat
dan motivasi pasien, agar benar-benar memiliki keinginan untuk sembuh dari penyakitnya.
Lebih dari itu, dokter juga harus mengetahui bagaimana kondisi mental pasien berkaitan dengan kondisi
kesehatannnya.
Psikologi kesehatan dimaksudkan untuk memajukan atau memelihara kesehatan, termasuk juga di dalamnya
penanganan penyakit dan aspek-aspek lain yang terkait dengannya. Para ahli memandang bahwa psikologi
kesehatan adalah pengetahuan psikis dan sosial yang dapat digunakan dan bermanfaat untuk mengurangi stres
psikis yang disebabkan oleh penyakit.Tidak hanya itu, psikologi kesehatan juga dapat dimanfaatkan untuk
memberi solusi atas berbagai situasi dan kondisi
Respons adaptasi psikologis terhadap stresor menurut Potter & Perry (2005) dalam Nursalam dkk (2014) menguraikan lima tahap
reaksi emosi seseorang terhadap stresor yakni, pengingkaran, marah, tawa menawa, depresi, dan, menerima

Tahapan psikologis Tindakan yang dibutuhkan


Tahap pengingkaran • Mengidentifikasi terhadap penyakit pasien
• Mendorong pasien untuk mengekpresikan perasaaan takut menghadapi kematian
(denial) dan mengeluarkan keluh kesahnya

Tahap kemarahan • Memberikan kesempatan mengekspresikan marahnya


(anger) • Memahami kemarahan pasien

Tahap tawar menawar • Mendorong pasien agar mau mendiskusikan perasaan kehilangan dan takut mengha
dapi penyakit pasien
(bergaining) • Mendorong pasien untuk menggunakan kelebihan (positif) yang ada pada dirinya.
• Memberikan dukungan dan perhatian
Tahap depresi • Mendorong pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kondisi.
• Membantu menghilangkan rasa bersalah, bila perlu mendatangkan pemuka agama.
• Memotivasi pasien untuk mau berdoa dan sembahyang
Tahap menerima
• Memberikan bimbingan keagamaan sesuai keyakinan pasien.
Respons adaptif sosial individu yang menghadapi stressor tertentu menurut Stewart
Aspek Sosial (1997) dalam Nursalam dkk (2014) dibedakan dalam 3 aspek yang antara lain:

1. Stigma sosial memperparah depresi dan pandangan yang negatif tentang


harga diri individu

2. Diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi HIV, misalnya penolakan bekerja


dan hidup serumah juga akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan.

3. Terjadinya waktu yang lama terhadap respons psikologis mulai penolakan,


marah-marah, tawar menawar, dan depresi berakibat terhadap keterlambatan
upaya pencegahan dan pengobatan.
Jenis Dukungan sosial

Dukungan emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian


terhadap orang yang bersangkutan

Dukungan penghargaan, terjadi lewat ungkapan hormat/penghargaan positif untuk


orang tersebut.

Dukungan Instrumental, mencakup bantuan langsung, misalnya memberi pinjaman


uang kepada orang yang membutuhkan, dll

Dukungan informatif, mencakup pemberian nasihat, saran, pengerahuan, dan


informasi serta petunjuk
Dampak Bagi Lingkungan
Menurunnya produktivitas masyarakat
Daya tahan tubuh yang melemah, dan angka harapan hidup yang menurun, membuat daya produktivitas ODHA tidak lagi sama
seperti orang pada umumnya.

Mengganggu terhadap program pengentasan kemiskinan


Berkaitan dengan point yang pertama, ketika ODHA mengalami penurunan produktivitas, mereka akan kehilangan pekerjaan mereka
dan mulai menggantungkan hidupnya kepada keluarganya ataupun orang lain.
Tanpa disadari hal ini akan menganggu terhadap program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.

Meningkatnya angka pengangguran


Meningkatnya angka pengangguran ini juga merupakan salah satu dampak sosial yang ditimbulkan HIV/AIDS

Mempengaruhi pola hubungan sosial di masyarakat


Pola hubungan sosial di masyarakat akan berubah ketika masyarakat memberikan stigma negatif kepada ODHA dan mulai mengucilk
an ODHA. Hal ini bukan saja terjadi pada diri ODHA namun berdampak juga pada keluarga ODHA yang terkadang ikut dikucilkan oleh
masyarakat sekitar.

Meningkatkan kesenjangan pendapatan/kesenjangan sosial


Kesenjangan sosial dapat terjadi ketika masyarakat di sekitar tempat ODHA tinggal mulai memperlakukan beda atau mendiskriminasi,
memberi stigma negatif dan mengkucilkan ODHA.

Munculnya reaksi negatif dalam bentuk; deportasi, stigmatisasi, diskriminasi dan isolasi, tindakan kekeras
an terhadap para pengidap HIV dan penderita AIDS.
Intervensi yang diberikan pada sistem pendukung adalah
Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan

Menegaskan tentang pentingnya pasien bagi orang lain

Mendorong agar pasien mengungkapkan perasaan negative

Memberikan umpan balik terhadap perilakunya

Meberi rasa percaya dan keyakinan

Memberikan informasi yang diperlukan

Berperan sebagai advokat

Memberi dukungan moral, material (khususnya keluarga) dan spiritual


Berlangsungnya perubahan nilai budaya tersebut disebabkan oleh
tindakan diskriminasi dari masyarakat umum terhadap penderita
HIV/AIDS, serta pengabaian nilai-nilai dari kebudayaan itu sendiri.
Perilaku seksual yang salah satunya dapat menjadi faktor utama
tingginya penyebaran HIV/AIDS dari bidang budaya
Ditemukan beberapa budaya tradisional yang ternyata meluruskan jalan
bagi perilaku seksual yang salah ini. Meskipun kini tidak lagi nampak, Aspek Kultural
budaya tersebut pernah berpengaruh kuat dalam kehidupan masyarakat.

Seperti budaya di salah satu daerah di provinsi Jawa Barat, kebanyakan orangtua menganggap bila memiliki ana
k perempuan, dia adalah aset keluarga. Menurut mereka, jika anak perempuan menjadi Pekerja Seks Komersial
(PSK) di luar negeri akan meningkatkan penghasilan keluarga.
Dan bagi keluarga yang anak wanitanya menjadi PSK, sebagian warga wilayah Pantura tersebut bisa menjadi
orang kaya di kampungnya. Hal tersebut merupakan permasalahan HIV/AIDS dalam aspek budaya, dan budaya
adat seperti ini seharusnya dihapuskan.
Ketabahan hati

• Aspek Spiritual Karakteristik seseorang didasarkan


pada keteguhan dan ketabahan hati dal
am menghadapi cobaan. Individu yang
Respons Adaptif Spiritual dikembang mempunyai kepribadian yang kuat,
akan tabah dalam menghadapi setiap
kan dari konsep konsep Ronaldson
cobaan. Individu tersebut biasanya
(2000) dalam Nursalam dkk (2014). mempunyai keteguhan hati dalam
menentukan kehidupannya. Ketabahan
hati sangat dianjurkan kepada PHIV
Respons adaptif spiritual, meliputi: Me
nguatkan harapan yang realistis
kepada pasien terhadap kesembuhan
Harapan merupakan salah satu unsur Pandai mengambil hikmah
yang penting dalam dukungan sosial.
Orang bijak mengatakan “hidup tanpa Peran perawat dalam hal ini adalah
harapan, akan membuat orang putus mengingatkan dan mengajarkan
asa dan bunuh diri”. kepada pasien untuk selalu berfikiran
positif terhadap semua cobaan yang
dialaminya. Dibalik semua cobaan yang
dialami pasien, pasti ada maksud dari
Sang Pencipta. Pasien harus difasilitasi
untuk lebih mendekatkan diri kepada
Sang Pencipta dengan jalan melakukan
Perawat harus meyakinkan kepada pasien bahwa
ibadah secara terus menerus. Sehingga
sekecil apapun kesembuhan, misalnya akan mem
pasien diharapkan memperoleh suatu
berikan ketenangan dan keyakinan pasien untuk ketenangan selama sakit
berobat.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai