Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ASKEB IV

ENDOMETRIOSIS

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6

1. ESTI LESTARI
2. NURUL FATIH ARSYITA
3. WENI RIYANTINI

AKADEMI KEBIDANAN PATRIOT BANGSA HUSADA

SEPUTIH JAYA LAMPUNG TENGAH

2011
PENDAHULUAN

Endometriosis dikatakan terkait dengan estrogen sebab perkembangan dan


simtoma dengan ditimbulkan akan hilang seiring datangnya menopause, oleh karena
itu perawatan paling umum bagi penderita radang ini adalah penggunaan terapi
hormonal yang menginduksi kondisi hipoestrogenik. Estrogen merupakan kelompok
hormon steroid yang disekresi ovarium setelah distimulasi oleh FSH dan/atau LH
yang disekresi oleh kelenjar hipofisis . Lebih lanjut sekresi FSH dan LH dihambat
oleh hormon GnRH yang disekresi oleh hipotalamus.

Setelah kista endometriosis telah terbentuk sepenuhnya, muncul simtoma


hiperalgesia vaginal yang disertai dengan hiperalgesia otot perot. Jaringan di sekitar
kista akan mensekresi berbagai sitokina antara lain IL-1, IL-6, IL-8 dan IL-10,faktor
pertumbuhan seperti VEGF dan NGF.
ENDOMETRIOSIS

A.Definisi

Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak-bercak jaringan endometrium


tumbuh di luar rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya
ditemukan di dalam lapisan rahim. Endometriosis diperkirakan terjadi pada 10-15%
wanita subur yang berusia 25-44 tahun, 25-50% wanita mandul dan bisa juga terjadi
pada usia remaja. Endometriosis yang berat bisa menyebabkan kemandulan karena
menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim. Endometriosis sering
ditemukan di indung telur, saluran tuba, daerah antara vagina dan rektum, dirongga
panggul, servik uteri, vagina, vulva, perinium. Endometriosis dapat ditemukan di
lengan, paha, paru-paru tetapi ini jarang terjadi. Endometriosis bisa diturunkan dan
lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak perempuan, saudara
perempuan).
Faktor lain yang meningkatkan resiko terjadinya endometriosis adalah memiliki
rahim yang abnormal, melahirkan pertama kali pada usia diatas 30 tahun dan kulit
putih.

B. Penyebab

Penyebab pasti endometriosis masih belum diketahui. Beberapa teori


mengemukakan kaitan tentang endometriosis :

1. Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur)


Sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur
ke tuba falopii lalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam
rongga panggul/perut.
2. Teori sistem kekebalan
Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di
daerah selain rahim.
3. Teori genetik Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan
kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis.

Setiap bulan ovarium menghasilkan hormon yang merangsang sel-sel pada lapisan
rahim untuk membengkak dan menebal (sebagai persiapan terhadap kemungkinan
terjadinya kehamilan). Endometriosis juga memberikan respon yang sama terhadap
sinyal ini, tetapi mereka tidak mampu memisahkan dirinya dari jaringan dan terlepas
selama menstruasi. Kadang terjadi perdarahan ringan tetapi akan segera membaik
dan kembali dirangsang pada siklus menstruasi berikutnya.
Proses yang berlangsung terus menerus ini menyebabkan pembentukan jaringan
parut dan perlengketan di dalam tuba dan ovarium, serta di sekitar fimbrie tuba.
Perlengketan ini bisa menyebabkan pelepasan sel telur dari ovarium ke dalam tuba
falopii terganggu atau tidak terlaksana. Selain itu, perlengketan juga bisa
menyebabkan terhalangnya perjalanan sel telur yang telah dibuahi menuju ke rahim.

C. Tanda dan Gejala

Pada umumnya wanita dengan endometriosis tidak memiliki gejala. Gejala pada
umumnya terjadi ketika menstruasi dan bertambah hebat setiap tahunnya karena
pembesaran daerah endometriosis. Gejala yang paling sering terjadi adalah nyeri
panggul, dismenorea , dispareunia dan infertilitas. Nyeri yang terjadi tidak berkaitan
dengan besarnya endometriosis.

Jaringan endometrium yang melekat pada usus besar atau kandung kemih bisa
menyebabkan pembengkakan perut, nyeri ketika buang air besar, perdarahan
melalui rektum selama menstruasi atau nyeri perut bagian bawah ketika berkemih.

Jaringan endometrium yang melekat pada ovarium atau struktur di sekitar ovarium
bisa membentuk massa yang terisi darah (endometrioma).
Kadang endometrioma pecah dan menyebabkan nyeri perut tajam yang timbul
secara tiba-tiba.
Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada:
Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis
Siklus menstuasi 27 hari atau kurang
Menarke (menstruasi yang pertama) terjadi lebih awal
Menstruasi berlangsung selama 7 hari atau lebih
Orgasme ketika menstruasi

D. DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang seringkali
ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah ovarium.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:


Laparoskopi
Biopsi endometrium
USG rahim
Barium enema
CT scan atau MRI perut

E. PENGOBATAN DAN PENANGANAN


1. Pencegahan
Meigs berpendapat bahwa kehamilan adalah cara pencegahan yang paling baik
untuk endometriosis. Gejala- gejala endometiosis memang berkurang atau hilang
pada waktu dan sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang-
sarang endometriosis. Oleh sebab itu hendaknya perkawinan jangan ditunda terlalu
lama, dan sesudah perkawinan hendaknya diusahakan supaya mendapat anak-
anak yang diinginkan dalam waktu yang tidak terlalu lama.

2.Obsevasi dan pemberian analgetika


Pengobatan ekspektatif ini akan berguna bagi wanita-wanita dengan gejala-gejala
dan kelainan fisik yang ringan. Pada wanita yang sudah agak berumur, pengawasan
bisa dilanjutkan sampai menopause, karena sesudah itu gejala- gejala
endometriosis hilang sendiri. Sikap yang sama dapat diambil pada wanita yang lebih
muda, yang tidak mempunyai persoalan tentang infertilitas tetapi pada wanita yang
ingin mempunyai anak, jika setelah ditunggu 1 tahun tidak terjadi kehamilan, perlu
dilakukan pemeriksaan terhadap infertilitas dan diambil sikap yang lebih aktif. Pada
observasi seperti diatas , harus dilakukan pemeriksaan secara periodik dan teratur
untuk meneliti perkembangan penyakitnya dan jika perlu mengubah sikap
ekspektatif. Dalam masa observasi ini dapat diberi pengobatan paliatif berupa
pemberian analgetika untuk mengurangi rasa nyeri.

3.Pengobatan hormonal
Pengobatan tergantung kepada gejala, rencana kehamilan, usia penderita dan
beratnya penyakit. Terapi dengan obat maupun operasi dapat dilakukan. Pilihan
terapi mempertimbangkan penghentian masalah kesuburan, mengurangi nyeri hebat
dan mempertahankan kesuburan, atau menejemen penanganan terapi nyeri sendiri.
a. Terapi obat
Obat-obatan yang dapat menekan aktivitas ovarium dan memperlambat
pertumbuhan jaringan endometrium adalah pil KB kombinasi, progestin, danazole
dan agonis GnRH.
Agonis GnRH adalah zat yang pada mulanya merangsang pelepasan hormon
gonadotropin dari kelenjar hipofisa, tetapi setelah diberikan lebih dari beberapa
minggu akan menekan pelepasan gonadotropin.

4. Pengobatan dengan pembedahan


a. Terapi operasi
Operasi dipertimbangkan pada wanita infertil atau pada wanita yang nyerinya tidak
berkurang dengan obat- obatan. Tindakan operasi yang dilakukan adalah
histeroktomi total (pengangkatan rahim keseluruhan) atau operasi konservatif yang
tetap mempertahankan rahim. Kesuksesan terapi operasi tergantung keparahan
penyakit.
Pada endometriosis sedang atau berat mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Endometriosis diangkat sebanyak mungkin, yang seringkali dilakukan pada prosedur
laparoskopi.
Pembedahan biasanya dilakukan pada kasus berikut:
- bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari 3,8-5 cm
- perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul
- jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba
- jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat hebat,
yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.
Untuk membuang jaringan endometrium kadang digunakan elektrokauter atau sinar
laser.
Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara, karena endometriosis
sering berulang.

Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi (pengangkatan rahim) hanya


dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan
dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi.
Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai segera
setelah pembedahan atau jika jaringan endometrium yang tersisa masih banyak,
maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan.

Pilihan pengobatan untuk endometriosis:

1. Obat-obatan yang menekan aktivitas ovarium dan memperlambat


pertumbuhan jaringan endometrium
2. Pembedahan untuk membuang sebanyak mungkin endometriosis
3. Kombinasi obat-obatan dan pembedahan
4. Histerektomi, seringkali disertai dengan pengangkatan tuba falopii dan
ovarium.

Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati endometriosis

Obat Efek samping

Pil KB Pembengkakan perut, nyeri payudara, peningkatan nafsu


kombinasi makan, pembengkakan pergelangan kaki, mual,
estrogen- perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, trombosis vena
progestin dalam

Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, perubahan


Progestin
suasana hati, depresi, vaginitis atrofika

Penambahan berat badan, suara lebih berat, pertumbuhan


rambut, hot flashes, vagina kering, pembengkakan
Danazole
pergelangan kaki, kram otot, perdarahan diantara 2 siklus,
payudara mengecil, perubahan suasana hati, kelainan
fungsi hati, sindroma terowongan karpal

Hot flashes, vagina kering, pengeroposan tulang,


Agonis GnRH
perubahan suasana hati

5.Pengobatan dengan radiasi

Pengobatan ini yang bertujuan menghentikan fungsi ovarium tidak dilakukan lagi,
kecuali jika ada kontraindikasi terhadap pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA

http://medicastore.com/penyakit/102/Endometriosis.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Endometriosis

Prawirohardjo,Sarwono. Ilmu Kandungan. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka,2008.

Nugroho, Taufan. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswi Kebidanan. Yogyakarta,


Nuha Medika,2010.

Anda mungkin juga menyukai