AMENOREA
KELAS 1A
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 4
B. Saran ..................................................................................................................... 10
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul”Amenorea” dengan tepat waktu
untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi.
Kami harap makalah ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi para pembaca
.karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami tentunya masih banyak kekurangan dalam
makalah ini ,oleh karena itu kami harap saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Menstruasi adalah pendarahan periodic dan siklik dari uterus disertai dekuamasi
endometrium. Gangguan menstruasi digolongkan menjadi gangguan siklus menstruasi seperti
amenora. (corwin, 2009)
Amenorea adalah keadaan dimana menstruasi berhenti tidak terjadi pada masa subur atau
pada saat yang seharusnya menstruasi terjadi secara teratur. Hal ini tentu saja tidak termasuk
berhenti menstruasi pada wanita yang sedang hamil, menyusui atau menopause. (Ernawati,
2017)
Amenorea dapat dibedakan menjadi 2 yaitu amenora primer dan amenora sekunder.
Dianggap amenora primer bila wanita tidak pernah mendapat daur menstruasi, dan amenora
sekunder bila ia telah mengalami menstruasi daur menstruasi sebelumnya tetapi tidak lama,
amenora primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk
diketahui seperti kelainan kongenital dan kelainan genetic. (corwin, 2009)
B. RumusanMasalah
1. Apa pengertian Amenorea ?
2. Apa saja etiologi amenorea ?
3. Apa patofisiologi pada amenorea ?
4. Bagaimana cara mengatasi amenorea ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian amenorea
2. Untuk mengetahui etiologi amenorea
3. Untuk mengetahui patofisiologi pada amenorea
4. Untuk mengetahui cara mengatasi terjadinya amenorea
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi amenora
Amenorea adalah keadaan dimana menstruasi berhenti tidak terjadi pada masa
subur atau pada saat yang seharusnya menstruasi terjadi secara teratur. Hal ini tentu
saja tidak termasuk berhenti menstruasi pada wanita yang sedang hamil, menyusui
atau menopause. (ernawati, 2017)
B. Etiologi amonera
1. Penyakit pada indung telur (ovarium) atau uterus (rahim), misalnya tumor
ovarium`fibrosis kistik, dan tumor adrenal.
2. Gangguan produksi hormon akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisis, kelenjar tifoid,
kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem reproduksi lainnya.
Contohnya kondisi hipogonadisme, hipogonadotropik, hipotiroidisme, sindrom
adrenogenital, penyakit ovarium polikistik,hiperplasia adrenal, dan lain lain.
3. Penyakit ginjal kronik, hipoglikemia, obesitas, dan malnutrisi. Konsumsi obat-obatan
untuk penyakit kronik atau setelah berhenti minum konstrasepsi oral.
4. Pengangkatan kandung rahim atau indung telur.
5. Kelainan bawaan pada sistem reproduksi, misalnya tidak memiliki rahim atau vagina,
adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, dan lubang pada selaput yang menutupi
vagina terlalu sempit/himen imperforata.
6. Penurunan berat badan yang drastis , anoreksia nervosa, dan bulimia.
7. Kelainan kromosom, misalnya sindrom Turner atau sindrom Swyer (sel hanya
mengandung satu kromosom X) dan hermafrodit sejati
5
C. Patofisiologi
Amenore atau tidak terjadinya menstruasi dapat dibagi menjadi amenore primer dan
amenore sekunder.
Amenore primer
Amenorea primer adalah istilah yang digunakan untuk perempuan yang terlambat
mulai menstruasi. biasanya seorang perempuan akan mengalami menstruasi pertama
sekitar usia 10 tahun hingga 16 tahun. Jika usianya sudah menginjak 16 tahun dan belum
menstruasi. Amenore primer dapat disebabkan oleh faktor genetik yaitu berupa
kelainankromosom atau masalah pada gonat seperti disgenesis gonat primer, sindroma
tripel X,ketidaknormalan isokromosom yang dimanifestasikan dengan peningkatan kadar
FSH dan LHdan tidak terjadinya anovulasi.
Bila amenore primer muncul pada akhir perkembangan puberitas, harus dicurigai
adanya anomali struktur sistem saluran mullerian seperti himen imperforata, abnormal
uterus atau vagina yang disertai dengan nyeri perut bulanan yang setelah beberapa waktu
akan berlalu dengan sendirinya. kadar gonadotropin serum tampak normal pada penderita
sepertiini.
Amenore primer juga mungkin disebabkan oleh penyakit kronis terutama yang
berhubungan dengan malnutrisi dimana pada keadaan ini terjadi pengurangan deposit
kalori,sehingga perkembangan seksual terhenti dan penurunan metabolisme streroid akibat
deposit lemak yang sedikit sehingga menyebabkan timbul amenore. Hermoterapi
menyebabkan ovarium prematur sehingga tidak terjadi perkembangan folikel dan ovulasi.
Kelainan kelenjar tiroid terutama hipertiroidm mungkin hal pertama yang dicurigai pada
keterlambatan kematangan seksual atau amenore. Hipertiroidm menyebabkan gangguan
metabolisme sehingga produksi kalori menurun, nutrisi tubuh tidak terpenuhi malnutrisi
dan terjadi hipogonadotropisme. ada seseorang dengan abnormalitas hipotalamus
menyebabkan gangguan sekresi releasing hormon, sehingga tidak ada stimulus pada
hipofisis untuk mensekresi hormon gonadotropin.
6
Amenore sekunder
Amenorea sekunder adalah berhenti menstruasi, paling tidak selama 3 bulan
berturut turut, padahal sebelumnya sudah pernah mengalami menstruasi. Amenore
sekunder dapat disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas gonadotropin (GoRH =
Gonadotropine Releasing Hormone), yaitu hormon yang diproduksi oleh hipotalamus
(salah satu bagian dari otak), yang salah satu fungsinya adalah mengatur siklus menstruasi.
Di samping itu, kondisi stres, anoreksia, penurunan berat badan yang ekstrim, gangguan
tiroid, olahraga berat, pil KB, dan kista ovarium, juga dapat menyebabkan
amenorea.amenore sekunder juga dapat disebabkan oleh penyakit kronis yang
berhubungan dengan malnutrisi sehingga terjadi pengurangan kalori dan perkembangan
seksual terhenti. Disfungsi endometrium mengakibatkan endomertium tidak mengalami
pengelupasan pada fase proleferasi walaupun ada rangsangan estrogen, tidak terjadi
menstruasi. Tumor disfungsi hipotalamus, hipofisis ataupun stress merupakan penyebab
terjadinya penurunan sekresi hormon hipofisis yang merangsang pematangan filokel
sehingga tidak terjadi proliferasi endomertium. Kista ovarium menyebabkan gangguan
perkembangan folikel dan menghambatovulasi. Sedangkan hipotiroidsm memberikan
sinyal pada hipofisis untuk menurunkan produksi FSH, tidak terjadi pematangan folikel
baru.Semua kondisi diatas meyebabkan tidak terjadinya proleferasi dan peluruhan
endometrium.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Amenorea adalah keadaan dimana menstruasi berhenti tidak terjadi pada masa subur atau
pada saat yang seharusnya menstruasi terjadi secara teratur. Hal ini tentu saja tidak termasuk
berhenti menstruasi pada wanita yang sedang hamil, menyusui atau menopause.
Amenore dibagi menjadi amenore primer dan amenore sekunder. faktor genetik yang
berupa kelainan kromosom atau masalah pada gonat seperti disgenesis gonat primer, sindroma
tripel X,ketidaknormalan isokromosom yang dimanifestasikan dengan peningkatan kadar FSH dan
LHdan tidak terjadinya anovulasi dapat mengakibatkan timbulkan amenorea primer. Sedangkan
rendahnya hormon pelepas gonadotropin yang diproduksi oleh hipotalamus yang salah satu
fungsinya mengatur siklus menstruasi mengakibatkan amenore sekunder.
Saran
1. Bagi pembaca
Diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat dan menghindari stress agar terhindar dari
gangguan seperti yang dibahas di makalah ini.
2. Bagi mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menjadi pedoman dan pertimbangan untuk meningkatkan
pengetahuan dan menerapkan asuhan keperawatan sehingga dapat mengatasi masalahnya.
9
Daftar Pustaka
Janita Eka. 2014. Gambar Imt Dengan Gangguan Menstruasi (Dysminore, Amenore,
Oligomenore,) Pada Mahasiswa Tingkat 1
Suparman Erna,dkk. 2017. “Amenora Sekunder Tinjauan Dan Diagnosis”. Jurnal Biomedik. Vol
9. No.3
10