Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

GANGGUAN MENSTRUASI AMENOREA


HIPOGONADOTROPI

OLEH

NAMA : DEDI SUPRIYANTO BILI


NIM : 131002718
KELAS : A
SMESTER : IV ( EMPAT )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga saya berhasil
menyelesaikan Makalah ini dengan tepat pada waktunya yang berjudul
“GANGGUAN MENSTRUASI AMENOREA HIPOGONADOTROPI”
Makalah ini berisikan tentang Konsep Dasar Gangguan Menstruasi
Amenorea dan Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa menyertai di segala usaha kita.Amin.

Kupang, April 2020

Dedi Supriyanto Bili

ii
DAFTAR ISI

COVER DEPAN
KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------------------- ii
DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------------- iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang---------------------------------------------------------------- 1
B. Rumusan Masalah------------------------------------------------------------- 2
C. Tujuan-------------------------------------------------------------------------- 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Penyakit.................................................................................... 4
2.1.1 Definisi / Pengertian.............................................................................. 4
2.1.2 Epidemiologi / Insiden Kasus............................................................... 4
2.1.3 Etiologi / Penyebab............................................................................... 5
2.1.4 Patofisiologi.......................................................................................... 5
2.1.5 Pathway................................................................................................. 7
2.1.6 Manifestasi Klinis................................................................................. 8
2.1.7 Komplikasi............................................................................................ 8
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang.................................................... 8
2.1.9 Penatalaksanaan.................................................................................... 8
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan............................................................... 9
2.2.1 Pengkajian............................................................................................. 9
2.2.2 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul................................... 10
2.2.3 Rencana Tindakan Keperawatan........................................................... 11
2.2.4 Implementasi......................................................................................... 12
2.2.5 Evaluasi................................................................................................. 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 13
3.2 Saran............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Wanita normal akan mengalami siklus Menstruasi normal secara
periodik sehingga perubahan siklus mentsruasi yang tidak normal akan
menggangu seorang wanita terutama pada kondisi dimana haid atau dating
bulang dating lebih sering, tidak teratur, terjadi dalam siklus yang lebih
lama, lebih pendek dan pada kondisi tertentu wanita bahkan tidak haid sama
sekali. Pada beberapa kondisi, gangguan haid bahkan dapat mengakibatkan
nyeri pada bagian perut dengan durasi panjang dan juga pendek. Gangguan
ini akan dialami alami seluruh wanita selam ahidup terutama pada masa
Reproduksi, Remaja, Sisi Peralihan dan Klimakterium.
Menurut Bobak, (2004) masa remaja disebut pula sebagai masa
penghubung atau  masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa yang di tandai dengan perkembangan dan perubahan fisik, mental,
emosional, termasuk perubahan hormonal yang berpengaruh pada proses
terjadinya menarche (pertama kali mendapat Menstruasi). Usia gadis remaja
pada saat menarche bervariasi, yaitu antara 10 – 16 tahun, tetapi rata-ratanya
12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi oleh
faktor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan umum. Dikatakan menacrhe
dini (menarche prekoks) apabila menarche terjadi sebelum usia 10 tahun
disertai dengan munculnya tanda-tanda seks sekunder sebelum usia 8 tahun.
Dalam hal ini hipofisis oleh sebab yang belum diketahui memproduksi
hormon gonadotropin  sebelum waktunya (Wiknjosastro, 2012).
Saat umur wanita di atas umur 16 tahun belum mengalami
menstruasi ataupun pada wanita yang sudah mengalami menstruasi tetapi
setelah itu tidak mengalami menstruasi kembali, maka kemungkinan wanita
tersebut mengalami Amenorrhea.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang ditunjukkan pada latar belakang maka
makalah ini disusun dengan rumusan masalah sebagai berikut:   
1.2.1 Bagaimana konsep dasar Amenorrhea?
1 Bagaimana Definisi / Pengertian ?
2 Bagaimana Epidemiologi / Insiden Kasus ?
3 Bagaimana Etiologi / Penyebab ?
4 Bagaimana Patofisiologi ?
5 Bagaimana Pathway ?
6 Bagaimana Manifestasi Klinis ?
7 Bagaimana Komplikasi ?
8 Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang ?
9 Bagaimana Penatalaksanaan ?
1.2.2 Bagaimana Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ?
1. Bagaimana Pengkajian ?
2. Bagaimana Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul ?
3. Bagaimana Rencana Tindakan Keperawatan ?
4. Bagaimana Implementasi ?
5. Bagaimana Evaluasi ?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk Mengetahui konsep dasar Amenorrhea !
1. Untuk Mengetahui Definisi / Pengertian !
2. Untuk Mengetahui Epidemiologi / Insiden Kasus !
3. Untuk Mengetahui Etiologi / Penyebab !
4. Untuk Mengetahui Patofisiologi !
5. Untuk Mengetahui Pathway !
6. Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis !
7. Untuk Mengetahui Komplikasi !
8. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang !
9. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan !

2
1.3.2 Untuk Mengetahui Konsep Dasar Asuhan Keperawatan !
1. Untuk Mengetahui Pengkajian !
2. Untuk Mengetahui Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin
Muncul !
3. Untuk Mengetahui Rencana Tindakan Keperawatan !
4. Untuk Mengetahui Implementasi !
5. Untuk Mengetahui Evaluasi !

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT
2.1.1 DEFINISI / PENGERTIAN
Amennorhea adalah tidak ada atau terhentinya haid secara abnormal.
Dalam kamus istilah kedokteran, Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya
menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa
sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Siklus
menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek
hipotalamus – hipofisis – aksis indung telur serta organ reproduksi yang
sehat.
Amenorrhea dapat diklasifikasikan menjadi :
1 Amenorrhea fisiologik : Terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan,
laktasi dan sesudah menopause.
2 Amenorrhea Patologik
 Amenorrhea Primer : Wanita umur 18 tahun keatas tidak pernah
haid.Penyebab : kelainan congenital dan kelainan genetik.
 Amenorrhea Sekunder : Penderita pernah mendapat haid, tetapi
kemudian tidak dapat lagi.
Penyebab : hipotensi, anemia, gangguan gizi, gangguan metabolisme,
tumor, penyakit infeksi, kelemahan kondisi tubuh secara umum dan
stress psikologis.
2.1.2 EPIDEMIOLOGI / INSIDEN KASUS
Sekitar 3-4% dari populasi dengan usia reproduktif dapat ditemukan
adanya amenore yang bersifat patologik. Amenore didiagnosa pada
perempuan yang tidak menstruasi :
1 Sampai usia 13 tahun dan belum menunjukkan tanda – tanda pubertas
2 Sampai usia 15 tahun walaupun sudah menunjukkan tanda pubertas lain
3 Sudah menstruasi, tetapi tidak menstruasi lagi selama interval 3 siklus atau
lebih atau selama 6 bulan

4
2.1.3 ETIOLOGI / PENYEBAB
Penyebab Amenorrhea secara umum adalah:
1 Hymen Imperforata : Selaput dara tidak berlubang sehingga darah
menstruasi terhambat untuk keluar.
2 Menstruasi Anavulatori : Rangsangan hormone-hormone yang tidak
mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi
haid atau hanya sedikit.
3 Disfungsi Hipotalamus : kelainan organik, psikologis, penambahan berat
badan
4 Disfungsi hipofise : tumor dan peradangan
5 Disfungsi Ovarium : kelainan congenital, tumor
6 Endometrium tidak bereaksi
7 Penyakit lain : penyakitmetabolik, penyakit kronik, kelainan gizi, kelainan
hepar dan ginjal.
2.1.4 PATOFISIOLOGI
Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan
dapat berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone
yang membuat menjadi terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan)
gangguan pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak
langsung menyebabkan terjadinya pelepasan neurotransmitter seperti
serotonin yang dapat menghambat pelepasan gonadrotropin. Kelainan
ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun sekuder.
Amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan ovarium (disgenesis
gonad). Kegagalan ovarium premature dapat disebabkan kelainan genetic
dengan peningkatan kematian folikel, dapat juga merupakan proses autoimun
dimana folikel dihancurkan. Melakukan kegiatan yang berlebih dapat
menimbulkan amenorrhea dimana dibutuhkan kalori yang banyak sehingga
cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan hormone
steroid seksual (estrogen dan progesterone) tidak tercukupi. Pada keadaaan
tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi

5
kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progesterone
yang memicu terjadinya amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak
dihasilkan endorphin yang merupakan derifat morfin. Endorphin
menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesterone
menurun. Pada keadaan tress berlebih cortikotropin realizinghormone
dilepaskan. Pada peningkatan CRH terjadi opoid yang dapat menekan
pembentukan GnRH.

6
2.1.5 PATHWAY

Kelainan Fungsi Hipotalamus-


Hipofisis Kelainan Genetik Penyakit, Stress,
Obat-obatan

Hipogonadotropin Testikular Disgenesis Gonad


feminization Siklus Menstruasi
terganggu

FSH & LH Ovarium Gagal


Berkembang
Tidak Punya Testis menggantikan
Tidak Terjadi
Uterus ovarium
Siklus
Ovarium Tidak
Menstruasi
Terangsang
Ovarium Berupa
Jaringan Pengikat
Tidak dapat mengalami
Estrogen & menstruasi
Progesteron tidak Tidak terjadi
dihasilkan menstruasi

Siklus Menstruasi Amenorea Sekunder


TIdak Terjadi Amenorea Primer

Tanda Seks MK :Ansietas, Nyeri,


Sekunder Tidak Kerusakan Integritas
Terjadi Jaringan

MK : Gangguan
Citra Tubuh, Harga
Diri Rendah

7
2.1.6 MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :
1. Tidak terjadi haid
2. Produksi hormone estrogen dan progesterone menurun.
3. Nyeri kepala
4. Badan lemah
2.1.7 KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infertilitas. Komplikasi
lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat mengganggu
kompartemen IV dan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya muncul
gejala-gejala lain akibat hormone seperti osteoporosis.
2.1.8 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK / PENUNJANG
Pada amenorrhea primer : apabila didapatkan adanya perkembangan
seksual sekunder maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi
(indung telur, rahim, perekatan dalam rahim). Melalui pemeriksaan USG,
Histerosal Pingografi, histeroskopi dan Magnetic Resonance Imaging (MRI),
apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder
maka diperlukan pemeriksaan kadar hormone FSH dan LH setelah
kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea sekunder maka dapat
dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormon (TSH) karena kadar
hormone thyroid dapat mempengaruhi kadar hormone prolaktin dalam tubuh.
2.1.9 PENATALAKSANAAN
Pengelolaan pada pasien ini tergantung dari penyebab. Bila penyebab
adalah kemungkinan genetic, prognosa kesembuhan buruk. Menurut
beberapa penelitian dapat dilakukan terapi sulih hormone, namun fertilitas
belum tentu dapat dipertahankan.
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea
yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas maka diit dan olahraga
adalah terapinya, belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas
fisik yang berlebih juga dapat membantu. Pembedahan atau insisi dilakukan
pada wanita yang mengalami Amenorrhea Primer

8
2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1 PENGKAJIAN
a. Anamnesis
Anamnesis yang akurat berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan sejak kanak-kanak, termasuk tinggi badan dan usia saat
pertama kali mengalami pertumbuhan payudara dan pertumbuhan rambut
kemaluan. Dapatkan pula informasi anggota keluarga yang lain (ibu dan
saudara wanita) mengenai usia mereka pada saat menstruasi pertama,
informasi tentang banyaknya perdarahan, lama menstruasi dan periode
menstruasi terakhir, juga perlu untuk ditanyakan. Riwayat penyakit kronis
yang pernah diderita, trauma, operasi, dan pengobatan juga penting untuk
ditanyakan. Kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seksual, penggunaan
narkoba, olahraga, diit, situasi dirumah & sekolah dan kelainan psikisnya
juga penting untuk dianyakan.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang pertama kali diperiksa adalah tanda-tanda
vital dan juga termasuk tinggi badan, berat badan dan perkembangan
seksual. Pemeriksaan yang lain adalah :
 Keadaan umum :
 Anoreksia-cacheksia, bradikardi, hipotensi, dan hipotermi.
 Tumor hipofise-perubahan pada funduskopi, gangguan lapang
pandang, dan tanda-tanda saraf kranial.
 Sindroma polikistik ovarium-jerawat, akantosis, dan obesitas.
 Inflammatory bowel disease-Fisura, skin tags, adanya darah pada
pemeriksaan rektal.
 Gonadal dysgenesis (sindroma Turner)- webbed neck, lambatnya
perkembangan payudara.
 Keadaan payudara
 Galactorrhea - palpasi payudara.
 Terlambatnya pubertas- diikuti oleh rambut kemaluan yang jarang.

9
 Gonadal dysgenesis (sindroma Turner)- tidak berkembangnya
payudara dengan normalnya pertumbuhan rambut kemaluan.
 Keadaan rambut kemaluan dan genitalia eksternal
 Hiperandrogenisme- distribusi rambut kemaluan dan adanya rambut di
wajah.
 Sindroma insensitifitas androgen- Tidak ada atau jarangnya rambut
ketiak dan kemaluan dengan perkembangan payudara.
 Terlambatnya pubertas- tidak disertai dengan perkembangan payudara.
 Tumor adrenal atau ovarium- clitoromegali, virilisasi.
 Massa pelvis- kehamilan, massa ovarium, dan genital anomali.
 Keadaan vagina
 Imperforasi himen- menggembung atau edema pada vagina eksternal.
 Agenesis (Sindroma Rokitansky-Hauser)- menyempitnya vagina tanpa
uterus dan rambut kemaluan normal.
 Sindroma insensitifitas androgen- menyempitnya vagina tanpa uterus
dan tidak adanya rambut kemaluan.
 Uterus : Bila uterus membesar, kehamilan bisa diperhitungkan.
 Cervix : Periksa lubang vagina, estrogen bereaksi dengan mukosa vagina
dan sekresi mukus. Adanya mukus adalah tanda bahwa estradiol sedang
diproduksi oleh ovarium. Kekurangan mukus dan keringnya vagina adalah
tanda bahwa tidak adanya estradiol yang sedang diproduksi.
2.2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
a. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap perkembangan,
perseptual, dan penyakit
c. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan fungsional
(amenorrhea primer)
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat
tentang penyakitnya (amenorrhea)

10
2.2.3 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Ansietas berhubungan Setelah dilakukan asuhan · Kaji tingkat kecemasan : ringan,
dengan status keperawatan selama .. x 24 sedang, berat, panic
kesehatan jam cemas pasien dapat · Berikan kenyamanan dan ketentraman
teratasi dengan kriteria hati
hasil : · Beri dorongan pada pasien untuk
·  Cemas berkurang mengungkapkan pikiran dan perasaan
·  Tidak menunjukan untuk mengeksternalisasikan
perilaku agresif kecemasan
· Anjurkan distraksi seperti nonton tv,
dengarkan radio, permainan untuk
mengurangi kecemasan.
· Singkirkan stimulasi yang berlebihan

Gangguan citra tubuh Setelah diberikan asuhan · Gunakan pendekatan yang


berhubungan dengan keperawatan selama .. x 24 menenangkan
biofisik, tahap jam pasien diharapkan tidak · Berikan informasi factual mengenai
perkembangan, mengalami gangguan citra diagnosis, tindakan prognosis
perseptual, dan tubuh dengan kriteria hasil : · Dengarkan dengan penuh perhatin
penyakit Mengidentifikasi dan · Identifikasi tingkat kecemasan
mengungkapkan gejala
cemas
Mengungkapkan tehnik
mengontrol cemas

Harga diri rendah Setelah diberikan asuhan · Tetapkan hubungan saling percaya
situasional keperawatan selama .. x 24 perawat dan pasien
berhubungkan dengan jam pasien diharapkan tidak · Cipakan batasan terhadap
gangguan fungsional mengalami harga diri rendah pengungkapan negative
(amenorrhea primer) dengan kriteria hasil : · Bantu untuk mengidentifikasi respon

11
·  Mengungkapkan positif terhadap orang lain
penerimaan diri secara · Bantu penyusunan tujuan yang
verbal realitas untuk mencapai harga diri
rendah yang tinggi
· Berikan penghargaan dan pujian
terhadap pengembangan pasien dalam
pencapaian tujuan
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan · Mengkaji tingkat pengetahuan pasien
berhubungan dengan keperawatan selama .. x 24 tentang penyakit yang dideritanya
kurang informasi jam pasien mampu · Memberikan pengajaran sesuai
yang didapat tentang menjelaskan penyakit dan dengan tingkat pemahaman pasien
penyakitnya mampu mengenal Memberikan informasi dari sumber-
(amenorrhea) penyakitnya dengan kriteria sumber yang akurat dan dapat
hasil : dipertanggungjawabkan
·  pasien mengetahui tentang
penyakitnya

2.2.4 IMPLEMENTASI
Implementasi sesuai dengan rencana tindakan keperawatan
2.2.5 EVALUASI
a. Ansietas teratasi
b. Gangguan Citra tubuh teratasi
c. Tidak mengalami HDR
d. Pengetahuan tentang penyakit bertambah

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

12
Amenorrhea adalah istilah medis untuk tidak adanya periode
menstruasi, baik secara permanen atau sementara. Amenorrhea dapat
diklasifikasikan sebagai primer atau sekunder. Dalam amenorrhea primer,
periode menstruasi tidak pernah dimulai (berdasarkan umur 16), sedangkan
amenorrhea sekunder didefinisikan sebagai tidak adanya menstruasi selama
tiga siklus berturut-turut atau jangka waktu lebih dari enam bulan pada wanita
yang sebelumnya menstruasi. Siklus menstruasi dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor internal seperti perubahan sementara di tingkat hormonal, stres,
dan penyakit, serta faktor eksternal atau lingkungan. 
Siklus menstruasi normal terjadi karena perubahan kadar hormon
dibuat dan dikeluarkan oleh indung telur. Ovarium merespon sinyal hormon
dari kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak, yang, pada gilirannya,
dikendalikan oleh hormon yang diproduksi di hipotalamus otak.
Pengobatannya dapat berupa pemeriksaan USG, Histerosalpingografi,
Histeroskopi, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
3.2 SARAN
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,oleh karena itu saya sebagai penulis makalah ini sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian, guna
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Elstar. Bandung
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Difa Danis. Kamus Kedokteran. Gitamedia Press.
Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
Jakarta : EGC
Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo &
JNKKR-POGI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai