Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“PENGKAJIAN DAN PROMOSI KESEHATAN WANITA”

Upaya – Upaya Pencegahan Primer,Sekunder dan Tersier Pada Sistem


Reproduksi

Disusun oleh :

1. Cindy Kirana Zahrani Sasmita (211601007)


2. Ema Nora Dilla (211601016)
3. Iqbal Ramadhan (211601029)
4. Tara Deranica Tefa Cahya AU (211601038)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang” Pengkajian
dan Promosi Kesehatan Wanita”.

Makalah ini telah kami susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada berbagai sumber yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima sagala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

November,2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................4

Latar Belakang.............................................................................................................................4

Rumusan Masalah........................................................................................................................5

Tujuan..........................................................................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................6

Definisi Promosi Kesehatan........................................................................................................6

Macam-Macam Upaya Promosi Kesehatan.................................................................................7

Upaya Promosi Kesehatan Dalam Keperawatan Maternitas.......................................................7

Pencegahan Primer,Sekunder dan Tersier Pada Reproduksi Wanita..........................................9

BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................16

Kesimpulan................................................................................................................................16

Saran..........................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan reproduksi menjadi cukup serius sepanjang hidup, terutama bagi perempuan,
selain karena rawan terpapar penyakit, juga berhubungan dengan kehidupan sosialnya, misalnya
kurangnya pendidikan yang cukup, kawin muda, kematian ibu, masalah kesehatan reproduksi
perempuan, masalah kesehatan kerja, menopause dan masalah gizi. (Manuaba, 2005).

Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan
(Wawan dan Dewi, 2011 ; 56). Kesehatan adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi,
juga merupakan karunia Tuhan, oleh karenanya perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya.
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada wus sangat efektif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan.

Usaha peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit antara lain mendorong terjadinya
perubahan prilaku yang dilakukan bersamaan dengan pemberian informasi yang berhubungan
dengan kesehatan. Klien membutuhkan informasi dan pengetahuan ini untuk membuat keputusan
mengubah prilakunya. Perawat juga dapat memberi kontribusi yang unik dengan cara membuat
diagnosa dan mengidentifikasi kebutuhan kesehatan dan merujuk klien ke sumber yang tepat.
Menggunakan pedoman pengajaran dan menerapkan penelitian terbaru merupakan cara-cara
untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di makalah ini adalah


a. Apa Definisi Promosi Kesehatan dan Pengkajiannya
b. Macam – macam Upaya Promosi Kesehatan
c. Upaya Promosi Kesehatan Dalam Keperawatan Maternitas
d. Pencegahan primer,sekunder dan tersier pada reproduksi wanita

1.3 Tujuan

a. Mahasiswa dapat mendefinisikan promosi kesehatan serta pengkajiannya


b. Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam upaya promosi kesehatan
c. Mahasiswa dapat menyebutkan upaya promosi kesehatan dalam keperawatan maternitas
d. Mahasiswa dapat mengetahui pencegahan primer,sekunder dan tersier pada reproduksi
wanita
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Promosi Kesehatan

Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).

Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat
menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai
keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan
dapat berjalan secara sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi kesehatan bahwa
individu dan masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran yang pasif menunggu tetapi juga
sebagai pelaku maka perlu pengelolaan program promosi kesehatan mulai dari pengkajian,
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pemantauan dan penilaian. Dan agar promosi kesehatan
berjalan secara efektif dan efesien maka pesan harus sesuai dengan karakteristik serta
kebutuhan/masalah sasaran. Sasaran utama promosi kesehatan adalah masyarakat khususnya
perilaku masyarakat. Karena terbatasnya sumber daya, akan tidak efektif apabila upaya atau
kegiatan promosi kesehatan langsung dialamatkan kepada masyarakat, oleh karena itu perlu
dilakukan pentahapan sasaran promosi kesehatan.

2.2 Macam-Macam Upaya Promosi Kesehatan

Upaya promosi kesehatan meliputi :

1. Upaya promotif
Adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status/derajad
kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya
promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya, kelompok orang
sehat meningkat dan kelompok orang sakit menurun. Bentuk kegiatannya adalah
pendidikan kesehatan tentang cara memelihara kesehatan.
2. Upaya preventif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya adalah
kelompok orang resiko tinggi. Tujuannya untuk mencegah kelompok resiko tinggi agar
tidak jatuh/menjadi sakit (primary prevention). Bentuk kegiatannya adalah imunisasi,
pemeriksaan antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal.
3. Upaya kuratif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui
pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis.
Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah
(secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
4. Upaya rehabilitative
Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah
kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit.
Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention).

2.3 Upaya Promosi Kesehatan Dalam Keperawatan Maternitas

 Promosi Kesehatan Pranikah


 Promosi Kesehatan Saat Kehamilan
 Promosi Kesehatan Saat Persalinan
 Promosi Kesehatan Saat Nifas
 Promosi Kesehatan Saat Menyusui
 Promosi Kesehatan Pada Lansia

 Promosi Kesehatan Pranikah


- Perkawinan yang sehat merupakan persiapankesehatan menghadapi perkawinan.
- Wanita yang memasuki masa dewasa muda seing kali menghadapi masalah yang
berkaitan dengan sistem reproduksi.
- Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui.
- Keluarga yang sehat dan cara mewujudkan serta membinanya.
- Sistem reproduksi dan masalahnya.
- Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan.
- Sikap perilaku pada masa kehamlan dan persalinan.

 Promosi Kesehatan Saat Kehamilan


- Masalah isu kesehatannya berupa masalah angka kematian ibu (AKI)
- Faktor penyebab kematian ibu berupa faktor medis, faktor sistem pelayanan, faktor
ekonomi sosial budaya masyarakat. Untuk itu ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan
kesehatan dirinya sedini mungkin yang minimal dilakukan 4x. istirahat yang cukup dan
menyesuaikan kondisi ibu dengan berbagai aktivitas yang akan dilakukan. Persiapkan
psikologi terkait adanya perubahan peran dan fungsi.

 Promosi Kesehatan Saat Persalinan


- Menganjurkan persalinan yang sehat di tempat aman yaitu petugas kesehatan yang sudah
terlatih.
- Memotivasi ibu agar mempersiapkan tenaga untuk proses persalinan dengan
memperhatikan konsumsi makanan dan minuman.
- Melibatkan keluarga dengan menganjurkan agar mendampingi ibu pada proses persalinan
terutama pada suami.

 Promosi Kesehatan Nifas


Promosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan dan keluarganya.
Ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga dalam menghadapi masa
nifas ini ibu, sehingga dalam masa nifas ini ibu dan keluarga siap dan tahu apa yang
harus dilakukan dan tidak boleh di lakukan.

 Tujuan Promosi Kesehatan Nifas


a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
b. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan iamelaksanakan
peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

 Peran Perawat Dalam Masa Nifas


a. Memberikan dukungan yang terus menerus selama masa nifas yang baik sesuai dengan
kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama persalinan dan
nifas.
b. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan psikologis.
c. Mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan rasa nyaman

 Promosi Kesehatan Saat Menyusui


- Pengetahuan seputar ASI eksklusif
- Menganjurkan ibu dan keluarga agar memberikn ASI secepat mungkin setelah bayi lahir
(IMD)
- Memberikan ASI eksklusif

 Promosi Kesehatan Lansia


- Pengetahuan seputar menopause
- Pengkajian tentang kesehatan fisik, mental dan sosial.
2.4 Pencegahan Primer,Sekunder dan Tersier Pada Reproduksi Wanita

A. Pencegahan Primer

Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer juga diartikan sebagai
bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada seseorang dengan faktor risiko.
Tahap pencegahan primer diterapkan dalam fase pre pathogenesis yaitu pada keadaan dimana
proses penyakit belum terjadi atau belum mulai.

Dalam fase ini meskipun proses penyakit belum mulai tapi ketiga faktor utama untuk
terjadinya penyakit, yaitu agent, host, dan environment yang membentuk konsep segitiga
epidemiologi selalu akan berinteraksi yang satu dengan lainya dan selalu merupakan
ancaman potensial untuk sewaktu-waktu mencetuskan terjadinya stimulus yang memicu
untuk mulainya terjadinya proses penyakit dan masuk kedalam fase pathogenesis.

Pada wanita, pencegahan primer yang dapat dilakukan adalah dengan promosi
kesehatan dan spesific protection. Pada promosi kesehatan seperti peningkatan kesehatan,
misalnya dengan pendidikan kesehatan reproduksi tentang menghindari seks bebas kanker
serviks; dan sebagainya. Untuk spesific protection, berikut ada penjelasannya

a. Pencegahan HIV

Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah melalui hubungan seksual,
persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang terinfeksi, serta dari ibu ke janin
atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan
pada air liur, air mata dan urin orang yang terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi
dikarenakan cairan-cairan tersebut, dengan demikian resiko infeksinya secara umum dapat
diabaikan.

Pencegahan untuk mengurangi terjadi HIV/AIDS adalah A-B-C-.


A (abstinensia) = tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
B (befaithful) = jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya.
C (condom )= jika cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka gunakanlah condom.
b. Pencegahan Kanker Payudara

Merupakan promosi kesehatan yang sehat. Yaitu melalui upaya menghindarkan diri dari
faktor risiko serta melakukan pola hidup sehat. Termasuk juga dengan pemeriksaan payudara
sendiri alias SADARI.

c. Pencegahan Vulvavaginitis

1). Gunakan celana dalam bersih, tidak ketat dan kering

2). Membersihkan diri setelah buang air kecil atau buang air besar dengan air bersih (gunakan air
mengalir kalau sedang di toilet umum), cara pembersihan dengan gerakan dari depan ke
belakang

3). Hindari penggunaan bahan kima atau parfum yang biasanya terdapat pada sabun pembersih
kewanitaan atau sabun mandi

4). Jangan menggunakan pembalut yang mengandung perfume

5). Jangan mengusap area vagina terlalu keras saat membersihkannya


d. Pencegahan Gonorrhea
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain

1). Menggunakan kondom saat berhubungan seksual

2). Hindari kontak seksual dengan beberapa orang yang memiliki resiko penyakit seksual
menular ( seperti pekerja seks komersil)

3). Obati sedini mungkin patner yang sudah terkena infeksi atau pastikan patner seksual bebas
dari penyakit sebelum berhubungan seksual
e. Pencegahan Sifilis
Sama seperti penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat dicegah dengan cara melakukan
hubungan seksual secara aman , misalnya menggunakan kondom.

f. Pencegahan Herpes Genitalis

Cara untuk mencegah herpes genital adalah sama dengan yang untuk mencegah penyakit
menular seksual lainnya. Kuncinya adalah untuk menghindari terinfeksi dengan HSV, yang
sangat menular, pada waktu lesi ada. Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah menjauhkan
diri dari aktivitas seksual atau membatasi hubungan seksual denagn hanya satu orang yang bebas
infeksi. Cara yang dapat dilakukan antara lain :
- Gunakan, atau pasangan Anda gunakan, sebuah kondom lateks selama setiap kontak
seksual
- Batasi jumlah pasangan seks
- Hindari hubungan seksual jika pasangan terkena herpes di daerah genital atau di mana
pun
g. Pencegahan Kanker Serviks
1).Bila mungkin, hindari faktor resiko yaitu bergati pasangan seksual lebih dari satu dan
berhubungan seks dibawah usia 20 karena secara fisik seluruh organ intim dan yang
terkait pada wanita baru matang pada usia 21 tahun.
2).Bagi wanita yang aktif secara seksual, atau sudah pernah berhubungan seksual, dianjurkan
untuk melakukan tes HPV, Pap Smear, atau tes IVA, untuk mendeteksi keberadaanHuman
Papilloma Virus (HPV), yang merupakan biang keladi dari tercetusnya penyakit kanker
serviks.
3).Bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks, atau anak-anak perempuan dan laki-
laki yang ingin terbentengi dari serangan virus HPV, bisa menjalani vaksinasi HPV.
Vaksin HPV dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18. Dan dapat diberikan mulaidari
usia 9-26 tahun, dalam bentuk suntikan sebanyak 3 kali (0-2-6 bulan). Dan biayanya pun
terbilang murah.
4). Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani gaya hidup sehat
(berolahraga).
Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran utamanya adalah pada
mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit tertentu.
Adapun tujuan pada pencegahan sekunder yaitu diagnosis dini dan pengobatan yang tepat.
Adapun beberapa pengobatan terhadap penyakit masalah sistem reproduksi dapat melalui
obat dan operasi. Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakaukan pada fase
awal patogenik yang bertujuan untuk :
1. Mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan penyakit pada tahap
ini
2. Mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit bila penyakit ini
merupakan penyakit menular
3. Untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit
serta untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan
terjadinya cacat yang lebih buruk lagi. Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-
penyakit yang terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau
tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat
tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.

Pencegahan sekunder terdiri dari :


a. Diagnosis dini dan pengobatan segera
Contohnya adalah pap smear, merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi gejala kanker
serviks  secara dini. Dengan melakukan pemeriksaan pap smear setiap tahun,  jika ditemukan
adanya kanker serviks baru pada tahap awal sehingga kesempatan untuk sembuh lebih besar.
Artinya semakin dini penyakit kanker serviks diketahui maka semakin mudah menanganinya.

Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara mendeteksi dini penyakit
kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan maka segera dilakukan pemeriksaan
diagnostic untuk memastikan diagnosa seperti pemeriksaan biopsy, USG atau mamografi atau
kolposcopy 

Tujuan utama dari usaha ini adalah :


1)  Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga
tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
2)  Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.

3)  Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.

  Beberapa usaha deteksi dini di antaranya :

 Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan : misalnya


pemeriksaan darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan
pengobatan
 Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang telah
berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar
derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain
yang perlu misalnya isolasi, desinfeksi dan sebagainya.
 Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit
pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa
berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat
serta keahlian tenaga kesehatannya, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan
itu diberikan.
 Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan
gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu masalah kesehatan dan penyakit).
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early diagnosis And Promotif Treatment yaitu
dengan pengobatan dan perawatan yang sempuran agar penderita sembuh kembali dan
tidak cacat ( tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar
kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini
dipertahankan semaksimal mungkin.

Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :


a).  Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi
misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.
b).  Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
c).  Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.
d).  Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.

b. Pembatasan ketidakmampuan (disability limitation)


Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan
penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan
kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap
penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang
bersangkutan cacat atau mengalami ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan
juga diperlukan pada tahap ini.

Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi mencegah terjadinya
infertilitas.

Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari
pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi. Menurut Kodim
dkk (2004), tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah komplikasi penyakit dan
pengobatan, sesudah gejala klinis berkembang dan diagnosis sudah ditegakkan. Pencegahan
tersier terhadap penyakit masalah sistem reproduksi dapat dengan melakukan perawatan
pasien hingga sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk meminimalisir kecacatan akibat
masalah tersebut. Pencegahan tersier adalah Rehabilitasi. contoh: rehabilitasi pada penderita-
penderita kanker ovarium, kanker payudara dan lain sebagaiannya.

Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat, untuk
memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu. Disamping itu
orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untuk kembali ke
masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggoota
masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja
untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan pada  masyarakat.
Pada pusat-pusat rehabilitasi misalnya rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.

Rehabilitasi ini terdiri atas :

1)   Rehabilitasi fisik

yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-maksimalnya.

2)  Rehabilitasi mental

yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan
social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul
pula kelainan-kelainan atau gangguan mental.

Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali
ke dalam masyarakat.

3)  Rehabilitasi sosial vokasional

yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan
kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak
mampuannya.

4)  Rehabilitasi aesthesis

usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa


keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat
dikembalikan.

Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat, memerlukan bantuan


dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami
keadaan mereka (fisik,mental dan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam
proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat, dalam keadaannya yang sekarang.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah
pancasila yang berdasarkan unsur kemanusiaan yang sekarang ini. Mereka yang
direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat,bukan hanya
berdasarkan belas kasihan semata-mata, melainkan juga berdasarkan hak azasinya sebagai
manusia.
Dari tingkatan-tingkatan tersebut seharusnya strategi pencegahan berurutan mulai
dari pencegahan primer sampai ke pencegahan tersier. Prinsip mencegah lebih mudah dan
lebih murah daripada mengobati masih menjadi dasar mengapa pemilihan strategi
pencegahan penyakit sebaiknya berurutan dari primer menuju tersier.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer juga diartikan sebagai bentuk
pencegahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada seseorang dengan faktor risiko

Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran utamanya adalah pada mereka
yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit tertentu.

Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari pencegahan tersier
adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi.

3.2 Saran

Pada makalah diatas, diharapkan kita lebih memahami tentang pengkajian, promosi kesehatan
wanita dan pencegahan sistem reproduksi wanita baik pencegahan primer, sekunder, maupun
tersier. Sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang benar untuk pencegahan
gangguan sistem reproduksi. Dan kita harus menjaga kesehatan sistem reproduksi dengan baik
agar terhidar dari penyakit berbahaya pada sistem reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak Wahit Igbal, 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika

Syafrudin, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta Timur : CV. Trans Info Media

Soepardan,suryani.2008. “Konsep Kebidanan”. Jakarta : EGC

Notoatmojo,soekidjo.2008 “Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat”. Jakarta : Rineka


Cipta

Anda mungkin juga menyukai