Anda di halaman 1dari 16

Upaya – Upaya Pencegahan

Primer,Sekunder dan Tersier


Pada Sistem Reproduksi
Disusun oleh :
Cindy Kirana Zahrani Sasmita (211601007)
Ema Nora Dilla (211601016)
Iqbal Ramadhan (211601029)
Tara Deranica Tefa Cahya AU (211601038)
DEFINISI PROMOSI
KESEHATAN

Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya

Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat
menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal.
Upaya promosi kesehatan meliputi :
1. Upaya promotif (Adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan
status/derajad kesehatan yang optimal )
2. Upaya cpreventif (Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit.
Sasarannya adalah kelompok orang resiko tinggi.)
3. Upaya kuratif (Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih
parah melalui pengobatan)
4. Upaya rehabilitative (Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan
kondisi/ mencegah kecacatan)

.
Promosi Kesehatan Pranikah
Promosi Kesehatan Saat Kehamilan
Promosi Kesehatan Saat Persalinan
Promosi Kesehatan Saat Nifas
Promosi Kesehatan Saat Menyusui
Promosi Kesehatan Pada Lansia
:

.
Pencegahan Primer,Sekunder dan Tersier
Pada Reproduksi Wanita
A. Pencegahan Primer

Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum
hal itu terjadi. Pada wanita, pencegahan primer yang dapat dilakukan adalah dengan promosi kesehatan dan spesific
protection. Pada promosi kesehatan seperti peningkatan kesehatan, misalnya dengan pendidikan kesehatan reproduksi tentang
menghindari seks bebas kanker serviks; dan sebagainya. Untuk spesific protection, berikut ada penjelasannya

a. Pencegahan HIV
Pencegahan untuk mengurangi terjadi HIV/AIDS adalah A-B-C-.
A (abstinensia) = tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
B (befaithful) = jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya.
C (condom )= jika cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka gunakanlah condom.

b. Pencegahan Kanker Payudara


Merupakan promosi kesehatan yang sehat. Yaitu melalui upaya menghindarkan diri dari faktor risiko serta melakukan pola
hidup sehat. Termasuk juga dengan pemeriksaan payudara sendiri alias SADARI.
c. Pencegahan Vulvavaginitis
1). Gunakan celana dalam bersih, tidak ketat dan kering
2). Membersihkan diri setelah buang air kecil atau buang air besar dengan air bersih (gunakan air mengalir kalau sedang di
toilet umum), cara pembersihan dengan gerakan dari depan ke belakang
3). Hindari penggunaan bahan kima atau parfum yang biasanya terdapat pada sabun pembersih kewanitaan atau sabun
mandi
4). Jangan menggunakan pembalut yang mengandung perfume
5). Jangan mengusap area vagina terlalu keras saat membersihkannya

d. Pencegahan Gonorrhea
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain
1). Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
2). Hindari kontak seksual dengan beberapa orang yang memiliki resiko penyakit seksual menular ( seperti pekerja seks
komersil)
3). Obati sedini mungkin patner yang sudah terkena infeksi atau pastikan patner seksual bebas dari penyakit sebelum
berhubungan seksual

 e. Pencegahan Sifilis


Sama seperti penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat dicegah dengan cara melakukan hubungan seksual secara
aman , misalnya menggunakan kondom
f. Pencegahan Herpes Genitalis
Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah menjauhkan diri dari aktivitas seksual atau membatasi hubungan seksual
denagn hanya satu orang yang bebas infeksi. Cara yang dapat dilakukan antara lain :
Gunakan, atau pasangan Anda gunakan, sebuah kondom lateks selama setiap kontak seksual
Batasi jumlah pasangan seks
Hindari hubungan seksual jika pasangan terkena herpes di daerah genital atau di mana pun

g. Pencegahan Kanker Serviks


1).Bila mungkin, hindari faktor resiko yaitu bergati pasangan seksual lebih dari satu dan berhubungan seks dibawah usia
20 karena secara fisik seluruh organ intim dan yang terkait pada wanita baru matang pada usia 21 tahun.
2).Bagi wanita yang aktif secara seksual, atau sudah pernah berhubungan seksual, dianjurkan untuk melakukan tes HPV,
Pap Smear, atau tes IVA, untuk mendeteksi keberadaanHuman Papilloma Virus (HPV), yang merupakan biang keladi dari
tercetusnya penyakit kanker serviks.
3).Bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks, atau anak-anak perempuan dan laki-laki yang ingin terbentengi
dari serangan virus HPV, bisa menjalani vaksinasi HPV. Vaksin HPV dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18. Dan
dapat diberikan mulaidari usia 9-26 tahun, dalam bentuk suntikan sebanyak 3 kali (0-2-6 bulan). Dan biayanya pun
terbilang murah.
4). Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani gaya hidup sehat (berolahraga).
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran utamanya adalah pada mereka yang baru
terkena penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit tertentuPencegahan sekunder merupakan
pencegahan yang dilakaukan pada fase awal patogenik yang bertujuan untuk :

1.Mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan penyakit pada tahap ini
2.Mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit
menular
3.Untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit serta untuk mencegah
penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi. Karena
rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit
mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak
mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan
kesehatan yang layak.
Pencegahan sekunder terdiri dari :
A. Diagnosis dini dan pengobatan segera
Contohnya adalah pap smear, merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi gejala kanker serviks  secara dini.
Dengan melakukan pemeriksaan pap smear setiap tahun,  jika ditemukan adanya kanker serviks baru pada
tahap awal sehingga kesempatan untuk sembuh lebih besar. Artinya semakin dini penyakit kanker serviks
diketahui maka semakin mudah menanganinya.
‘Tujuan utama dari usaha ini adalah :
1)  Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai
penyembuhan yang sempurna dan segera.
2)  Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
3)  Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit
‘Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :
a).  Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan
kanker (neoplasma) yang terlambat.
b).  Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
c).  Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.
d).  Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.
Pencegahan Sekunder
Adapun tujuan pada pencegahan sekunder yaitu diagnosis dini dan pengobatan yang tepat.
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran utamanya adalah pada mereka
yang
baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit tertentu.

Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakaukan pada fase awal patogenik yang bertujuan untuk :
1. Mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan penyakit pada tahap ini
2. Mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular
3. Untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit serta untuk mencegah penyakit men
berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi. Karena rendahnya pengetahuan dan kesada
masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di masyara
Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebab
masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.
Pencegahan sekunder terdiri dari :
a. Diagnosis dini dan pengobatan segera
Contohnya adalah pap smear, merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi gejala kanker serviks  secara dini. Dengan
melakukan pemeriksaan pap smear setiap tahun,  jika ditemukan adanya kanker serviks baru pada tahap awal sehingga
kesempatan untuk sembuh lebih besar. Artinya semakin dini penyakit kanker serviks diketahui maka semakin mudah
menanganinya.
Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini
ditemui kelainan maka segera dilakukan pemeriksaan diagnostic untuk memastikan diagnosa seperti pemeriksaan biopsy,
USG atau mamografi atau kolposcopy 
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
1)  Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan
yang sempurna dan segera.
2)  Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
3)  Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.
Beberapa usaha deteksi dini di antaranya :
 Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan : misalnya pemeriksaan darah,roentgent paru-paru
dan sebagainya serta segera memberikan pengobatan
 Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang telah berhubungan dengan penderita
penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan
tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya isolasi, desinfeksi dan sebagainya.
 Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera
mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya
tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga kesehatannya, melainkan juga tergantung pada kapan
pengobatan itu diberikan.
 Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang
diakibatkan suatu masalah kesehatan dan penyakit). Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early diagnosis And
Promotif Treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempuran agar penderita sembuh kembali dan tidak
cacat ( tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah
berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :
a).  Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker
(neoplasma) yang terlambat.
b).  Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
c).  Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.
d).  Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.

b. Pembatasan ketidakmampuan (disability limitation)


Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat
tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan
yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang
bersangkutan cacat atau mengalami ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap
ini.
Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi mencegah terjadinya infertilitas.
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat,
kematian, serta usaha rehabilitasi. Menurut Kodim dkk (2004), tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah
komplikasi penyakit dan pengobatan, sesudah gejala klinis berkembang dan diagnosis sudah ditegakkan

Rehabilitasi ini terdiri atas :


1)   Rehabilitasi fisik
yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-maksimalnya.
2)  Rehabilitasi mental
yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara
memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau
gangguan mental.
Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali ke dalam masyarakat.
3)  Rehabilitasi sosial vokasional
yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang
semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
4)  Rehabilitasi aesthesis
usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,walaupun kadang-kadang
fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai