KELOMPOK 17
Level Pencegahan dalam Epidemologi (Primer, Sekunder,Tersier)
Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
Makalah kelompok kami dapat terselesaikan. Makalah ini berisi tentang materi yang
telah diberikan kepada kelompok kami yaitu mencakup materi Level Pencegahan
dalam Epidemologi (Primer, Sekunder,Tersier).
Wassalam
Penyusun
Kelompok 17
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A.Latar Belakang 1
B.Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
A.Pencegahan Penyakit 3
B. Tahap Pencegahan Penyakit 3
C. Strategi Pencegahan Penyakit 8
BAB III KESIMPULAN 10
DAFTAR PUSTAKA 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat dan sakit merupakan rangkaian proses yang berjalan terus-menerus dalam
kehidupan manusia. Terjadinya penyakit dapat sebagai suatu reaksi antara faktor pejamu
dan faktor agen. Penyebab penyakit perlu diketahui untuk mengetahui proses terjadinya
penyakit dan berupayah mencegah penyakit tersebut untuk meningkatkan derajat
kesehatan.
Pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan dahulu sebelum kejadian.
Dalam mengambil langkah-langkah untuk pencegahan, haruslah di dasarkan pada data/
keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatan/
penelitian epidemiologis (Noor, 2008). Epidemiologi merupakan ilmu dasar pencegahan
dengan sasaran utamanya adalah mencegah dan menanggulangi penyakit dalam
masyarakat. Pembahasan utamanya merupakan deteksi dan intervensi terhadap masing-
masing maupun keseluruhan penyakit yang menyerang manusia. Walaupun sulit diukur
dan didemonstrasikan secara empiris pencegahan tidak terlalu menyusahkan dalam hal
penderitaan manusia karena penyakit dan tidak membutuhkan banyak biaya dibandingkan
dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk pengobatan suatu penyakit dan kondisi setelah
kejadian penyakit itu berada dalam tahap lanjut dengan terbatasnya harapan untuk dapat
pulih seperti sedia kala (Timmreck, 2004).
Pencegahan penyakit berkembang secara terus menerus dan pencegahan tidak hanya
ditujukan pada penyakit infeksi saja, tetapi pencegahan penyakit non-infeksi. Ada empat
tingkatan pencegahan penyakit yaitu pencegahan tingkat dasar atau primordial prevention,
pencegahan tingkat pertama atau primary prevention, pencegahan tingkat kedua atau
secondary prevention, dan pencegahan tingkat ketiga atau tertiary prevention. Ide dibalik
tahaapn pencegahan itu adalah pelaksanaan deteksi dan intervensi terhadap penyebab,
faktor risiko, dan pemicu penyakit. Konsep pencegahan meluas, mencakup langkah-
langkah untuk memperlambat penyakit. Dari perluasan ide inilah tahapan pencegahan
penyakit dikembangkan. Tujuan pencegahan penyakit adalah menghalangi perkembangan
penyakit dan kesakitan sebelum sempat berlanjut. Sehingga diharapkan upaya pencegahan
penyakit ini mampu menyelesaikan masalah kesehatan dan menghasilkan derajat
kesehatan yang baik dalam masyarakat (Timmreck, 2004).
B. Tujuan
1
Berdasarkan permasalahan yang ada diatas maka tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk menambah pengetahuan mengenai pencegahan penyakit dan memahami tingkatan
pencegahan serta memahami stategi pencegahan penyakit.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pencegahan Penyakit
Pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan dahulu sebelum kejadian.
Dalam mengambil langkah-langkah untuk pencegahan, haruslah di dasarkan pada data/
keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatan/
penelitian epidemiologis. Tujuan dari pencegahan adalah menghalangi perkembangan
penyakit dan kesakitan sebelum berlanjut lebih parah dan menyebar.
Pada dasarnya ada empat tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni :
pencegahan tingkat dasar (primordial prevention), pencegahan tingkat pertama (primary
prevention), yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus, pencegahan tingkat
kedua (secondary prevention), yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat,
dan pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention), yang meliputi pencegahan terhadap
cacat dan rehabilitasi. Ketiga tingkat penceghan tersebut, saling berhubungan erat shingga
dalam pelaksanaanya, sering dijumpai keadaan yang tumpang tindih. (Noor, 2008)
3
masa pertumbuhan untuk tidak meniru melakukan kebiasaan hidup yang dapat
menimbulkan risiko terhadap berbagai penyakit seperti kebiasaan merokok, minum
alkohol, dan sebagainya. Sasaran pencegahan tingkat dasar ini terutama kelompok
masyarakat usia muda dan remaja,dengan tidak mengabaikan orang dewasa dari
kelompok manula.
4
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan. Upaya pencegahan
khusus meliputi :
1) Pemberian imunisasi dasar
2) Pemberian nutrisi khusus
3) Pemberian vitamin A, tablet zat besi
4) Perlindungan diri dari alergen
5) Perlindungan kerja terhadap bahan berbahaya (hazard protection)
6) Perlindungan terhadap sumber-sumber pencemaran maupun radiasi
Sasaran pencegahan tingkat pertama dapat ditujukan pada faktor penyebab,
lingkungan serta faktor pejamu. (Noor, 2008)
a) Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab yang bertujuan untuk
mengurangi penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah
mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi, yang
bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme penyebab penyakit,
penyemprotan insektisida dalam angka menurunkan dan menghilangkan
sumber penularan maupun memutuskan rantai penularan. Selain itu, usaha
untuk mengurangi/ menghilngkan sumber penularan dapat dilakukan melalui
pengobatan penderita serta pemusnahan sumber yang ada (biasanya pada
binatang yang menderita), serta mengurangi atau menghindari perilaku yang
dapat meningkatkan resiko perorangan masyarakat.
b) Mengatasi atau modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik
seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan, dan perumahan serta
bentuk pemukiman lainnya, perbaikan dan peningkatan lingkungan biologis
seperti pemberantasan serangga dan binatang pengerat, serta peningkatan
lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga, hubungan antar individu
dan kehidupan sosial masyarakat.
c) Meningkatkan daya tahan pejamu yang meliputi perbaikan status gizi, status
kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi,
peningkatan status pskologis, persiapan perkawinan, usaha menghindari
pengaruh faktor keturunan serta berbagai bentuk pencegahan khsusus lainnya.
5
pencegahan tingkat kedua ini, antara lain untuk mencegah meluasnya penyakit atau
terjadinya wabah pada penyakit menular dan untuk menghentikan proses penyakit
lebih lanjut serta mencegah komplikasi.
Salah satu kegiatan pencegahan tingkat kedua meliputi, pertama, pemeriksaan
berkala pada kelompok populasi tertentu (calon pegawai, TNI, mahasiswa dan lain
sebaginya) untuk kepentingan tertentu. Kedua, penyaringan yakni pencarian penderita
secara dini untuk penyakit yang secara klinis belum tampak pada penduduk secara
umum atau pada kelompok risiko tinggi. Ketiga, surveilans epidemiologi yakni
melakukan pencatatan dan pelaporan secara teratur dan terus-menerus untuk
mendapatkan keterangan tentang proses penyakit yang ada dalam masyarakat,
termasuk keterangan tentang kelompok risiko tinggi. Serta pemberian
chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berada pada proses
prepatogenesis dan pathogenesis penyakit tertentu.
Menurut Budiarto & Aggraeni (2002), pencegahan tingkat kedua meliputi :
a. Diagnosis awal dan pengobatan tepat (early diagnosis and prompt treatment)
Merupakan upaya yang ditujukan untuk diagnosis dini penderita atau dianggap
menderita suatu penyakit sehingga dapat diberikan pengobatan tepat dan segera
dan mencegah terjadinya kompliksi dan cacat. Bila penyakit menular dapat dicegah
penyebarannya. Upaya ini meliputi :
1) Melakukan general check-up secara rutin
2) Melakukan berbagai survey seperti screening (penyaringan)
3) Pencarian kasus (case finding)
4) Pemeriksaan khusus (laboratorium dan tes)
5) Monitoring dan surveilans epidemiologi
6) Pemberian obat yang rational dan efektif
b. Pembatasan Kecatatan (Disability limitation)
Merupakan upaya untuk mencegah penyakit tidak bertambah parah, tidak mati atau
timbul cacat atau kronik. Upaya ini meliputi :
1) Operasi plastic pada bagian/organ yang cacat
2) Pemasangan pin pada tungkai yang patah
6
kesehatan dan tidka menjadi tergantung pada praktisi kesehatan dan institusi perawatan
kesehatan. Diagnosis dan pengobatan yang segera diikuti dengan rehabilitasi yang tepat
dan pemulihan pascapengobatan, sekaligus pendidikan pasien yang sesuai, perubahan
perilaku, dan perubahan gaya hidup, semuanya diperlukan agar penyakit atau
ketidakmampuan tidak terjadi lagi. Perkembangan penyakit, gangguan atau cedra harus
diperlambat dan dikaji (Timmreck, 2004).
Rehabilitasi merupakan upaya untuk memulihkan kedudukan, kemampuan atau fungsi
setelah penderita sembuh sehingga setiap individu dapat menjadi anggota masyarakat yang
produktif, berdaya guna, mengikuti gaya hidup yang memuaskan, dan untuk memberikan
kualitas hidup yang sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya. Pendidikan sekaligus
konseling perawatan kesehatan dan promosi kesehatan dapat menjadi komponen dari
pencegahan tersier (Timmreck, 2004). Pada keadaan ini kerusakan patologis sudah bersifat
irreversible, tidak bisa diperbaiki lagi, karena itu upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan,
seperti :
a. Rehabilitasi fisik, misalnya rehabilitasi cacat tubuh dengan pemberian alat
bantu/protese
b. Rehabilitasi sosial, misalnya mendirikan tempat pendidikan untuk tuna netra, tuna
rungu, anak cacat dan terbelakang
c. Rehabilitasi kerja (vocational sevices), misalnya rehabilitasi masuk ke tempat kerja
sebelumnya, mengaktifkan optimum organ yang cacat
d. Rehabilitasi mental, misalnya mengembalikan kepercayan diri orang yang terkena
narkoba. (Maryani & Mulyani, 2010)
7
C. Strategi Pencegahan Penyakit
Dalam usaha pencegahan penyakit secara umum dikenal berbagai strategi pelaksanaan
yang tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat pencegahan. Dalam strategi penerapan
ilmu kesehatan masyarakat dengan prinsip tingkat pencegahan seperti tersebut diatas,
sasaran kegiatan diutamakan pada peningkatan derajat kesehatan individu dan masyarakat,
perlindungan terhadap ancaman dan gangguan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah kesehatan, serta usaha rehabilitasi
lingkungan. Saran yang bersifat umum yang ditunjukan kepada indvidu maupun organisasi
masyarakat, dilakukan dengan pendekatan melalui usaha setempat atau mandiri yang
sesuai dengan bentuk dari tatanan hidup masyarakat setempat (tradisional) maupun
melalui berbagai program pelayanan kesehatan yang tersedia.
Usaha pencegahan melalui pelaksanaan yang berencana dan terprogram (bersifat
wajib maupun sukarela) seperti pemberian imunisasi dasar serta perbaikan sanitasi
lingkungan dan pengadaan air bersih, peningkatan status gizi melalui pemberian makanan
tambahan maupun berbagai usaha yang bertujuan untu menghentikan atau mengubah
kebiasaan yang mengandung resiko tinggi atau yang dapat mempertinggi resiko penyakit
tertentu. Usaha yang diarahkan pada peningkatn standar hidup dan lingkungan
pemukimanseperti perbaikan prumahan dan pemukiman, perbaikan sistem pendidikan
serta sosial ekonomi masyarakat, yang pada dasarnya merupakan kegiatan di luar bidang
kesehatan.
Usaha pencegahan dan penanggulangan keadaan luar biasa seperti kejadian wabah,
adanya bencana alam maupun akibat perang serta usaha penanggulangan melalui kegiatan
gawat darurat. Dalam menilai derajat kesehatan termasuk situasi morbiditas dan mortalitas
untuk kepentingan penyusunan program pencegahan dan penanggulangan penyakit, harus
di pertimbangkan pula berbagai hal dalam masyarakat di luar bidang kesehatan seperti
sistem persediaan makanan, keadaan keamanan, sistem perekonomian, sistem kehidupan
sosial, adat kebiasaan, kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Hal tersebut dapat
mempengaruhi program pencegahan serta strategi pencegahan yang sedang dilakukan.
8
BAB III
KESIMPULAN
Penyebab penyakit perlu diketahui untuk mengetahui proses terjadinya penyakit dan
berupayah mencegah penyakit tersebut untuk meningkatkan derajat kesehatan. Upaya
pencegahan itu di bagi atas berbagai tingkat sesuai dengan perjalanan penyakit. Dalam
epidemiologi dikenal ada empat tingkat utama pencegahan penyakit, yaitu :
Pencegahan tingkat Dasar (Priemodial Prevention)
Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention)
Pencegahan tingkat kedua (Secondary Prevention)
Pencegahan tingkat ketiga (Tertiary Prevention)
Berbagai strategi pelaksanaan yang tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat
pencegahan. Dalam strategi penerapan ilmu kesehatan masyarakat dengan prinsip tingkat
pencegahan seperti diatas, sasaran kegiatan diutamakan pada peningkatan derajat
kesehatan individu dan masyarakat, perlindungan terhadap ancaman dan gangguan
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah
kesehatan, serta usaha rehabilitasi lingkungan. Usaha pencegahan melalui pelaksanaan
yang berencana dan terprogram bertujuan untu menghentikan atau mengubah kebiasaan
yang mengandung resiko tinggi atau yang dapat mempertinggi resiko penyakit tertentu.
Beberapa pertimbangan dalam masyarakat di luar bidang kesehatan perlu diperhatikan
dalam menilai derajat kesehatan termasuk situasi morbiditas dan mortalitas untuk
kepentingan penyusunan program pencegahan dan penanggulangan penyakit seperti
sistem persediaan makanan, keadaan keamanan, sistem perekonomian, sistem kehidupan
sosial, adat kebiasaan, kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Hal tersebut perlu diperhatikan
karena dapat mempengaruhi program pencegahan serta strategi pencegahan yang sedang
dilakukan.
9
DAFTAR PUSTAKA
.
Adnani, Hariza. 2010. Prinsip Dasar Epidemiologi. Jogyakarta: Nuha Medika.
Budiarto, E., & Aggraeni, D. (2002). Pengantar epidemiologi . Jakarta: EGC.
Bustan, MN. 2006. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Asdi Mahasatya
Maryani, L., & Mulyani, R. (2010). Epidemiologi kesehatan. Jakarta: Graha Ilmu.
Noor, N. N. (2008). Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Rajab , W. (2009). Buku Ajar Epidemiologi untuk Kebidanan. Jakarta: EGC.
Ryadi, S., & T, W. (2010). Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta: Salemba Medika.
Soemirat, J. (1999). Epidemiologi Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Timmreck, T. C. (2004). Epidemiologi Suatu Pengantar (2 ed.). Jakarta: EGC.
10
11