Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PROGRAM PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT


( Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas )

Dosen : Ima Sukmawati, S.Kep., Ners., MPH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

 Fauzan Aziz NIM : 1903277014


 Gita Yuliansari NIM : 1903277015
 Heksa Rangga Walis NIM : 1903277016
 Ina Nurhasanah NIM : 1903277017
 Kaisa Dien Nabila NIM : 1903277018
 Lidya Rahayu NIM : 1903277019
 Lutfi Qois Yasir NIM : 1903277020
 Muhammad Vijana NIM : 1903277022
 Murni Widya NIM : 1903277024
 Novi Khalida NIM : 1903277025
 Puput Kartikasari NIM : 1903277026
 Rahmat Jalaludin NIM : 1903277027
 Raihan Yasir Taufiq NIM : 1903277028

\
Prodi S1 Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Ciamis

Jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 20, Ciamis, Kec. Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat
46216
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................
A. Pengertian Pembinaan Gizi Masyarakat
B. Arah Dan Kebijakan Pembinaan Gizi Masyarakat Rpjmn 2020 – 2024
C. Sasaran Strategis Pembinaan Gizi Masyarakat
D. Strategi Operasional Pembinaan Gizi Masyarakat
E. Indikator Kinerja Program Dan Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi
Masyarakat
F. Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat Tahun 2020 – 2024
BAB III PENUTUP.....................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi, Dewasa
ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi
lebih. Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan
pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi (iodium).
Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat
tertentu yang disertai dengan minimnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan
kesehatan. Dengan demikian, sebaiknya masyarakat meningkatkan perhatian terhadap
kesehatan guna mencegah terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan risiko untuk menjadi kurang
gizi.
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun
penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan
saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan
penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.
Berbagai penanggulangan berbagai penyakit tersebut tidak mungkin diatasi sendiri
oleh Depkes, sebaliknya tidak mungkin pula sektor terkait dapat membantu mengatasi hal ini
tanpa sosialisasi dari pengelola program kesehatan mengenai derajat kesehatan. Derajat
kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan, dengan demikian konsep pembangunan yang berkelanjutan lebih
mengutamakan dampak lingkungan pada kebijakan pembangunan.
Rencana peningkatan derajat kesehatan tersebut sesuai Peraturan Presiden (Perpres)
No. 7 Tahun 2005 tentang rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun 2004 -
2009 yang merupakan arah dari pembangunan nasional. Dalam pelaksanaan peningkatan
derajat kesehatan masyarakat maka Depkes yang tugas pokok dan fungsinya telah ditetapkan
dalam Perpres No. 9 Tahun 2005 diamanatkan untuk melaksanakan pembangunan kesehatan
dengan fokus peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan masyarakat yang berkualitas
yang memuat antara lain 12 program pembangunan kesehatan antara lain Program
Lingkungan Sehat dan Program Penyehatan dan Pemberantasan Penyakit.
Salah satu bentuk Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan dalam hal ini program
Lingkungan Sehat dan Pemberantasan Penyakit, maka depkes melaksanakan ”Program
Penyelenggaraan Kabupaten/ Kota Sehat”. Pada program ini Dinas kesehatan yang ada di
beberapa provinsi bekerjasama dengan Pemerintah Pusat dalam mewujudkan Kabupaten/
Kota sehat demi terciptanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
B. Tujuan
1. Menentukan arah dan sasaran upaya perbaikan gizi masyarakat tahun 2020-2024
yang kesinambungan dan kelanjutan
2. Menggambarkan peta jalan pelaksanaan kegiatan perbaikan gizi masyarakat, terutama
intervensi gizi spesifik secara terpadu dengan pemangku kementingan terkait .
3. Panduan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi serta pengembangan upaya
gizi masyarakat tahun 2020-2024.
4. Panduan bagi kabupaten/ kota dalam melaksanakan upaya perbaikan gizi masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembinaan Gizi Masyarakat


Secara etimologi, kata “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza”, yang berarti
“makanan”. Menurut dialek Mesir, “ghidza” dibaca “ghizi”. Gizi adalah suatu proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-
organ, serta menghasilkan energi.
Gizi adalah proses makhluk hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti (penyerapan), absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan.
Ilmu gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari proses pangan
setelah dikonsumsi oleh manusia, masuk ke dalam tubuh, mengalami pencernaan, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme serta pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan yang
berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat serta gigi yang sehat pula.

B. Arah Dan Kebijakan Pembinaan Gizi Masyarakat Rpjmn 2020 – 2024


Komitmen pemerintah untuk upaya pembinaan gizi masyarakat sangat tinggi yang
tercermin dengan menetapkan stunting dan wasting sebagai sasaran utama pembangunan
kesehatan dalam RPJMN 2020 – 2024. Hal tersebut didukung dengan ditetapkannya arah
pembinaan gizi masyarakat untuk pencegahanda n penanggulangan permasalah beban gizi
ganda yang mencakup:
a) percepatan penurunan stunting dengan peningkatan efektivitas intervensi spesifik,
perluasan dan penajaman intervensi sensitif secara terintegrasi;
b) peningkatan intervensi yang bersifat life saving dengan didukung data yang kuat
(evidence based policy) termasuk fortifikasi dan pemberian multiple micronutrient;
c) penguatan advokasi, komunikasi sosial dan perubahan perilaku hidup sehat terutama
mendorong pemenuhan gizi seimbang berbasis konsumsi pangan (food based
approach);
d) penguatan sistem surveilans gizi;
e) peningkatan komitmen dan pendampingan bagi daerah dalam intervensi perbaikan
gizi dengan strategi sesuai kondisi setempat; dan respon cepat perbaikan gizi dalam
kondisi darurat.
C. Sasaran Strategis Pembinaan Gizi Masyarakat
Berdasarkan analisa penyebab masalah seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini
diketahui bahwa intervensi gizi spesifik berkontribusi terhadap penanganan penyebab
langsung dari masalah gizi.

Tujuan pembinaan gizi masyarakat adalah meningkatkan cakupan kualitas pelayanan


kesehatan dan gizi terpadu untuk mengatasi masalah kekurangan dan kelebihan gizi atau
beban gizi ganda (double burden of malnutrition). Pendekatan yang dilakukan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut adalah pendekatan siklus hidup yang mencakup ibu hamil,
ibu menyusui, bayi, balita, remaja, orang dewasa dan lansia. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut maka disusun sasaran strategis sebagai berikut:
1. Meningkatkan status gizi wanita usia subur usia 15 – 49 tahun, termasuk ibu hamil
dan ibu menyusui
2. Meningkatkan status gizi bayi dan balita
3. Mengatasi permasalahan kekurangan zat gizi mikro
4. Meningkatkan akses terhadap pelayanan manajemen terpadu tata laksana gizi buruk
5. Meningkatkan kapasitas fasyankes dan tenaga kesehatan untuk pelayanan gizi yang
berkualitas
6. Meningkatkan kesadaran gizi masyakarat melalui pendidikan gizi, kampanye dan
komunikasi perubahan perilaku
7. Meningkatkan respon cepat penanganan gizi pada situasi bencana
8. Meningkatkan sistem monitoring, evaluasi dan surveilans
9. Menguatkan penyusunan regulasi dan kebijakan gizi dengan dukungan buktibukti
ilmiah terkini (evidence-based decision making)
10. Meningkatkan advokasi, koordinasi dan kerja sama dengan lintas program dan sektor
terkait.

D. Strategi Operasional Pembinaan Gizi Masyarakat


Dalam rangka mendukung implementasi dari sasaran strategis pembinaan gizi
masyarakat terutama di tingkat layanan, maka ditetapkan 4 (empat) strategi operasional
sebagai berikut:
1. Peningkatan kapasitas SDM
2. Peningkatan kualitas layanan
3. Penguatan edukasi
4. Penguatan Manajemen Intervensi Gizi di Puskesmas dan Posyandu.

E. Indikator Kinerja Program Dan Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi


Masyarakat
Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari implementasi strategi opeasional
pembinaan gizi masyarakat maka ditetapkan indikator kinerja program (IKP) dan indikator
kinerja kegiatan (IKK) pembinaan gizi masyarakat yang sebagai berikut:
F. Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat Tahun 2020 – 2024
Kegiatan pembinaan gizi masyarakat tahun 2020 - 2024, terbagi ke dalam pokok kegiatan
yaitu:
1. Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK) Pembinaan Gizi Masyarakat
Kegiatan penyusunan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) bertujuan
untuk menyediakan aturan atau ketentuan yang dipakai sebagai tatanan, acuan yang
dipakai sebagai patokan; metode atau tata cara, serta ukuran yang dipergunakan
menjadi dasar dalam melaksanakan suatu kegiatan.
2. Pelatihan dan Pendidikan
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku serta
keterampilan praktis dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pengelola program dan
petugas kesehatan, khususnya petugas gizi, pada kegiatan pembinaan gizi
masyarakat. Pelaksanaan kegiatan ini diselenggarakan sesuai dengan kebijakan,
pedoman atau modul yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Lingkup
kegiatan sumber daya manusia kesehatan yang ditingkatkan kapasitasnya meliputi
sosialisasi, orientasi dan pelatihan.
3. Sarana Bidang Kesehatan Kegiatan
ini bertujuan untuk memenuhi sarana dan prasarana gizi yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
4. Bantuan Masyarakat
Kegiatan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya kelompok
tertentu terhadap suplementasi gizi, seperti balita kurus, ibu hamil KEK, anak sekolah
dasar serta dalam kondisi darurat bencana.
5. Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah
Kegiatan bimbingan teknis dan evaluasi bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan NSPK gizi di daerah, sebagai dasar penyempurnaan NSPK gizi. Selain
itu pelaksanaan bimbingan teknis adalah untuk menyelesaikan masalah yang terjadi
dan dihadapi sehingga penyelesaiannya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini
meliputi tingkat provinsi, kabupaten/kota, puskesmas hingga posyandu .
6. Pemantauan Masyarakat dan Kelompok Masyarakat
Kegiatan surveilans gizi untuk memantau secara terus menerus perkembangan
masalah gizi dan pencapaian pelaksanaan kegiatan pembinaan gizi. Kegiatannya
meliputi: pengumpulan data, pengolahan dan analisis data dan desiminasi informasi
serta melakukan tindak lanjut (respon).
7. Dukungan Layanan Manajemen
Dukungan layanan manajemen diperlukan untuk memfasilitasi dan memperlancar
proses, yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
program pembinaan gizi masyarakat.
8. Koordinasi, advokasi dan sosialisasi yang mendukung percepatan penurunan stunting
dan peningkatan gizi masyarakat
Kegiatan advokasi, sosialisasi, koordinasi dan penguatan program gizi bertujuan
untuk penyebaran informasi, penyamaan persepsi, memperolehkesepakatan bersama,
serta memperoleh dukungan terhadap upaya pemecahan masalah gizi demi
kelancaran implementasi program gizi yang dilaksanakan di tingkat pusat sampai
tingkat masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rencana aksi pembinaan gizi masyarakat ini merupakan acuan bagi pelaksana
kegaitan pembinaan gizi di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota agar dapat memahami
dan mampu melaksanakan proses perencanaan, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan
evaluasi upaya pembinaan gizi masyarakat tahun 2020 – 2024. Diharapkan dengan adanya
buku ini dapat mendorong upaya percepatan perbaikan gizi di semua tingkatan administrasi
secara sinergis dan berkesinambungan. Rencana aksi ini bersifat generik dan masih terbuka
untuk pengembangan dalam implementasinya. Diharapkan buku ini dapat mendukung
terwujudnya Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes, 2020. (2020). Rencana aksi kegiatan DIREKTORAT GIZI MASYARAKAT TAHUN
2020-2025. Book, 1–19.

Anda mungkin juga menyukai