Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

kendari, 31 Mei 2017


DAFTAR ISI

KATA PENNGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II: PEMBAHASAN


A. Pengertian Fluor
B. Sumber Fluor
C. Fungsi Fluor
D. Angka Kecukupan Gizi
E. Metabolisme
F. Dampak Kelebihan Fluor
G. Dampak kekurangan Fluor

BAB III: PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fluor adalah zat yang dapat melindungi gigi dari kerusakan. Fungsinya
adalah menjaga agar tulang dan gigi tetap kuat. Fluor banyak kita temukan
sebagai salah satu kandungan dalam pasta gigi. Selain pasta gigi fluor
sebanarnya juga terdapat didalam air dan beberapa makanan 9 sayur-sayuran
dan buah-buahan). Pemberian fluor meliputi fluoridasi air minum, topical
aplikasi, pasta gigi, tablet, kumur-kumurdan obat tetes. Gigi yang kekurangan
fluor akan menyebabkan gigi berwarna kuning-kuningan, mudah rapuh dan
mudah terserang karies. Kekuragan fluor tersebut dapat diatasi dengan cara
menggosok gigi memakai pasta gigi berfluor, berkumur larutan Fluor. Gigi
yang kelebihan fluor dapat menyebabkan sel-sel mati, akan timbul bercak-
bercak berwarna putih dan cokelat pada gigi. Gigi menjadi keras dan mudah
patah.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Fluor?
b. Apakah Sumber Fluor?
c. Apakah Fungsi Fluor?
d. Berapakah Angka kecukupan Gizi Fluor?
e. Bagaimana Metabolisme Fluor?
f. Apakah Dampak Kelebihan Fluor?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk Memahami Pengertian Fluor
b. Dapat Mengetahui Sumber Fluor
c. Dapat Mengetahui Fungsi Fluor
d. Dapat Mengetahui Angka Kecukupan Gizi Fluor
e. Dapat Memahami Metabolisme Fluor
f. Dapat Mengetahui Dampak Kelebihan Fluor
g. Dapat Mengetahui Dampak Kekurangan Fluor
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Fluor

Zat fluor merupakan zat gizi mineral yang diperlukan oleh tubuh. Zat ini
terdapat sebagai komponen dan jaringan keras tulang dan gigi. Terutama gigi
memerlukan zat fluor ini bagi kesehatannya, melindungi dentin dan email dari
serangan caries dentis.

Fluor dianggap zat gizi essensial karena perannya dalam mineralisasi tulang
dan pengerasan email gigi. Fluor merupakan komponen tulang kerangka dan
membantu mengurangi karies gigi. Pada saat tulang pertama dibentuk,
komponennya adalah hidroksi apatit yang terdiri dari kalsium dan fosfor lalu
gugus OH diganti dengan fluor menjadi fluoroapatit.

Fluor termasuk golongan mineral mikro yang berperan dalam proses


mineralisasi dan pengerasan email gigi. Mineral mikro adalah kelompok
mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang relatif kecil dibandikan
kelompok mineral yang lain, akan tetapi walaupun jumlahnya sedikit,
kekurangan unsur mineral ini akan menyebabkan terganggunya proses
fisiologis yang terjadi dalam tubuh.

Kebutuhan sehari-hari, angka kecukupan yang dianjurkan dan aman


adalah 1,5 – 4 mg/hari. Contoh 2 liter air yang telah diflorodisasi sudah
mencukupi kebutuhan fluor kita. 2 liter air mengandung sekitar 2 mg fluor.

Pengaruh fluor terutama pada phase pembentukan gigi ketika masih


didalam jaringan ikat. Pada defisiensi Fluor, struktur email dan dentin mudah
menjadi rusak. Setelah gigi bererupsi kedalam rongga mulut, zat fluor masih
berpengaruh, karena masih dapat diserap menjadi komponen jaringan keras
gigi, meskipun derajat penyerapan ini jauh berkurang, bila dibandingkan
dengan penyerapan pada phase pembentukan gigi.

Kebutuhan akan zat fluor terletak dalam batas-batas yang sempit.


Kebanyakan zat fluor memberikan gigi yang juga tidak sehat sempurna.
meskipun gigi tahan terhadap kerusakan oleh caries dentis., tetapi permukaan
dentin dan email menunjukkan daerah-daerah cekungan seperti erosi yang
berwarna kuning kecoklatan. Kondisi tersebut dental fluorosis atau mottled
enamel. Meskipun email tidak rusak, tetapi gigi tampak kurang bagus ( tidak
estetik).

Sebaiknya kekurangan zat fluor menyebabkan dentin dan email mudah


menjadi rusak membusuk dan berlubang, disebut carried dentis. Kerusakan
mulai dicekungan-cekungan gigi yang menjajar menjadi lubang kearah dalam
dan gigi menjadi kropos dan berbau busuk.

Caries dentis terjadi kalau bertemu tiga faktor, yaitu:

Mikro struktur gigi yang defektip, karena gangguan pada phase


pembentukan, adanya mikroflora didalam rongga mulut dan adanya
karbohidrat didalam makanan, terutama bentuk gula murni (rafined sugars)
yang mudah melekat pada gigi geligi. Binatang percobaan steril atau diberi
makanan cair yang langsung dimasukkan kedalam rongga lambung atau
makanannya tidak mengandung karbohidrat, lebih tahan terhadap timbulnya
serangan caries dentis.

Upaya mengurangi caries dentis, bahkan menghindarkannya sama sekali,


ialah dengan pemeliharaan hygiene rongga mulut dan mengusahakan kondisi
gizi yang baik pada masa kehamilan dan pada umur balita, serta mengurangi
komsumsi karbohidrat murni dalam bahan makanan.

Pemberian zat fluor pada phase pembentukan gigi dan juga setelah
erupsi, membantu mengurangi serangan kerusakan caries dentis. Pemberian
fluor pada phase pembentukan gigi dilakukan dengan suplementasi zat fluor
kedalam air minum, sedangkan setelah dalam bererupsi,zat fluor dapat
diberikan gigi diberikan dalam pasta gigi disamping suplementasi didalam air
minum.

Pemberian zat fluor sebagai suplemen didalam air minum harus


dilakukan secara sentral diperusahaan air minum (PAM) . Dosis yang
diperlukan terletak dalam batas-batas yang sangat sempit, sehingga harus
diawasi sangat teliti dengan control labooratik. Kadar ini terletak antara 1-2
ppm (mg per kg). kadar yang kurang dari 1 ppm masih akan memberikan caries
dentis, sedangkan kadar diatas 2 ppm sudah dapat memberikan fluorosis
dentis ( mottled enamel ).
Penambahan fluorida kedalam campuran pasta gigi merupakan upaya
yang juga diloakukan untuk prevensi tpembentukan gigi tersebut. terhadap
serangan caries dentis setelah gigi bererupsi, tetapi efektivitasnya kurang
dibandingkan dengan suplementasi zat ini pada phase pembentukan gigi
tersebut.

Gigi mengalami tiga phase selama umurnya, ialah phase pembentukan,


ketika masih terdapat didalam jaringan ikat, phase erupsi ketika bergerak
menyembul kedalam rongga mulut dan fase fungsional, setelah gigi selesai
erupsi didalam rongga mulut. Ketiga phase ini dialami oleh gigi susu maupun
gigi permanen. Pembentukan gigi susu terjadi ketika masih didalam
kandungan, samapi setelah lahir ketika umur tujuh tahun. Pembentukan gigi
permanen terjadi postnatal, sejak umur balita sampai sekitar 18 tahun, ketika
gigi geraham bungsu bererupsi, pada umur dewasa muda.

Kondisi gigi dalam phase pertumbuhan gigi susu dan gigi permanen yang
mempengaruhi mikrostruktur kedua jenis gigi tersebut, dan akan menentukan
sifat apakah gigi tersebut mudah diserang caries dentis ataukah tahan
terhadapnya.

B. Sumber Fluor

a. Lithosphere
Kandungan fluorida dalam tanah bergantung dari kedalaman tanah
tersebut. Di daerah pegunungan yang sangat tinggi kandungan fluorida di
dalam
tanah biasanya rendah.

b. Fluorida di dalam air


Kandungan fluorida di dalam air berbeda-bedaergantung dari keadaan
hidrogeologis daerahnya. Kandungan fluorida di dalam air laut sekitar 1,2 – 1,4
2mg/L, di dalam air tanah konsentrasinya mencapai lebih dari 67 mg/L, dan di
atas permukaan air konsentrasinya kurang dari 0,1 mg/L

c. Fluorida di udara
Polusi fluorida di udara dapat disebabkan oleh proses industri,
pertambangan, pembakaran batu bara, serta pupuk dan pestisida yang tidak
disertai perlindungan. Pertambangan dan industri adalah sumber utama polusi
fluorida di udara.
d. Fluorida di dalam makanan dan minuman
Kandungan fluorida di dalam makanan dan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan bergantung pada konsentrasi fluorida dalam air tanah tempat
tumbuh-tumbuhan tersebut ditanam, selain itu kandungan fluorida dalam air
yang digunakan untuk mengolah makanan dan minuman juga ikut
mempengaruhi kadar fluorida di dalam makanan dan minuman tersebut.
Seperti, , ikan, daging, susu, kuning telur, teh, sayur-sayuran, buah-buahan dan
air minum.

C.Fungsi Flour

Fluor Berfungsi dalam pembentukan email gigi dan membuat struktur gigi
lebih kuat sehingga akan membuat gigi lebih tahan terhadap pengikisan oleh
asam. Asam itu sendiri dibentuk ketika bakteri didalam plak memecah gula dan
karbohidrat yang berasal dari makanan. Serangan asam yang berulang-ulang
akan merusak gigi dan dapat menyebabkan gigi berlubag. Disini fluor berperan
mengurangi kemampuan bakteri untuk membentuk asam. Fluor juga berfungsi
merangsang pembentukan mineral kembali yang akan menghentikan proses
terjadinya gigi berlubang.

D.Angka Kecukupan Gizi (FLUOR)

USIA FLUOR (mg)


Bayi 0-6 bulan 0,4
Bayi 7-11 bulan 0,6
Anak 1-3 tahun 0,9
Anak 4-6 tahun 1,2
Anak 7-9 tahun 1,7
Laki-laki 10-12 tahun 2,4
Laki-laki 13-15 tahun 2,7
Laki-laki 16-18 tahun 3,0
Laki-laki 19-29 tahun 3,1
Laki-laki 30-49 tahun 3,1
Laki-laki 50-64 tahun 3,1
Laki-laki 65-80 tahun 3,1
Laki-laki >80 tahun 3,1
Perempuan 10-12 tahun 1,9
Perempuan 13-15 tahun 2,4
Perempuan 16-18 tahun 2,5
Perempuan 19-29 tahun 2,5
Perempuan 30-49 tahun 2,7
Perempuan 50-64 tahun 2,7
Perempuan 65-80 tahun 2,7
Perempuan >80 tahun 2,7
Tambahan bumil Trimester 1 +0
Tambahan bumil Trimester 2 +0
Tambahan bumil Trimester 3 +0
Tambahan busui 6 bulan +0
Tambahan busui 6 bulan +0

E.Metabolisme Fluorida

Sebagian besar fluoride di dalam tubuh manusia diabsorbsi melalui


traktus gastrointestinal secara difusi pasif, setelah fluorida masuk ke dalam
tubuh fluorida akan dengan cepat diserap oleh mukosa dan hanya dalam
beberapa menit terjadi peningkatan konsentrasi fluorida di dalam plasma.

Fluorida setalah masuk ke dalam plasma secara cepat didistribusikan ke dalam


cairan extracelluler maupun intracelluler di seluruh tubuh, baik ke jaringan
lunak seperti jantung, paru-paru, ginjal, jariingan adiposa, hepar dan lain-lain,
namun fluorida tersimpan paling banyak pada organ yang mengalami kalsifikasi
seperti tulang dan gigi.

Ekskresi fluorida dari dalam tubuh terjadi melalui beberapa jalur:

a. Ekskresi melalui traktus urinarius


Banyak sedikitnya fluorida yang direabsorbsi kembali oleh tubulus ginjal
tergantung dari pH cairan di tubulus, aliran yang masuk, dan fungsi ginjal itu
sendiri. Ekskresi fluorida menurun pada orang yang mengalami gagal ginjal.

b. Ekskresi melalu ASI


Sebagian kecil fluorida dari dalam plasma berdifusi ke dalam kelenjar mamae,
sehingga ASI yang dihasilkan juga mengandung fluorida.

c. Ekskresi melalu feses, keringat, dan saliva


Fluorida yang tidak diserap oleh intestinum dikeluarkan oleh tubuh bersama
feses. Kandungan fluorida di dalam feses biasanya mencapi 10% dari jumlah
fluorida yang dikonsumsi setiap harinya. Selain itu fluorida juga dikeluarkan
bersama cairan tubuh lainnya seperti keringat dan air liur. Jumlah yang
dikeluarkan bergantung dari jumlah cairan tubuh yang keluar.

F. Dampak Kelebihan Fluor


Kelebihan fluor menyebabkan keracunan , hal ini terjadi pada
suplementasi fluor sebesar 20-80 mg/hari. Gejala adalah perubahan warna gigi
menjadi kuning, mulas, diare, sakit didaerah dada, gatal dan muntah.

G.Dampak Kekurangan Fluor


Kekurangan Fluor menyebabkan kerusakan gigi dan keropos pada
tulang.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Zat fluor merupakan zat gizi mineral yang diperlukan oleh tubuh. Zat ini
terdapat sebagai komponen dan jaringan keras tulang dan gigi. Terutama gigi
memerlukan zat fluor ini bagi kesehatannya, melindungi dentin dan email dari
serangan caries dentis.

B.Saran
agar tubuh dapat menjalankan fungsi fungsionalnya maka tubuh kita
memerlukan mineral mikro yang sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Jika
terdapat salah satu unsur mineral yang tidak terpenuhi , maka akan
menyebabkan terganggunya proses fisiologis yang terjadi dalam tubuh. Oleh
karena itu, kita harus selalu memenuhi kebutuhan unsur mineral dalam tubuh
kita.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai