PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian
A. Skrining adalah penerapan tes pada seseorang yang tidak menunjukkan gejala dengan
tujuan mengelompokkan mereka ke dalam kelompok yang mungkin menderita
penyakit tertentu.
B. Skrining merupakan usaha untuk mengidentifikasi penyakit yang secara klinis belum
jelas dengan menggunakan pemeriksaan tertentu atau prosedur lain yang dapat
digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang keliatannya sehat tapi
mempunyai sakit atau betul-betul sehat (menurut WHO-Regional Komite for Europe
1957)
C. Skrining ialah deteksi penyakit yang muncul pada pupolasi yang sehat atau orang
sehat dengan penyakit yang tak terdeteksi
D. Skrining dapat berarti investigasi kedokteran yang dilakukan bukan atas kehendak
penderita dalam mendapatkan nasehat untuk keluhan tertentu (menurut Mc.Keown
tahun 1998)
II.2 Tujuan Skrining
A. Umum
Mendeteksi penyakit sedini mungkin sehingga dapat menurunkan angka kesakitan
dan kematian dan peningkatan kualitas hidup
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
C.
Penyakit atau masalah yang akan di skrining merupakan masalah yang cukup
serius, prevalensinya tinggi, merupakan masalah kesehatan masyarakat
D.
Kebijakan intervensi atau pengobatan yang akan dilakukan setelah dilaksanakan
skrining harus jelas
1. Diagnosa dini
a. Mengetahui penyakit sedini mungkin pada saat timbul gejala klinik (symptoms).
b. Mengetahui penyakit sedini mungkin sebelum timbul gejala klinik (symptoms)
Yang perlu diperhatikan saat melaksanakan skrining :
1) Populasi yang akan di skrining harus ditentukan . apakah
PUS / balita atau bumil.
2) Gejala dini dan factor risiko dari masalah atau penyakit
yang akan di skrining harus diketahui terlebih dulu
3) Metoda dari tes atau pemeriksaan skrining tersebut harus
jelas.
2. Riwayat Alamiah Penyakit
a. Memberikan dasar pada perencanaan intervensi, karena penyakit
berkembang mengikuti perjalanan riwayat alamiah penyakit disertai
dengan perubahan-perubahan patologis yang sulit untuk kembali ke
normal bila tanpa pencegahan.
b. Tujuan utama pencegahan yaitu mengembalikan proses patologis kea rah
normal sedini mungkin => pencegahan terhadap kerusakan lebih lanjut.
c. Ada 2 periode :
1) Prepathogenesis:
a) Susceptibility
b) Adaptation
2) Pathogenesis :
a) Early diagnosis
b) Clinic
PREPATHOGE
NESIS
SUSCEPBILIT
Y
ADAPTA
TION
EARLY
PROTAC
TION OF
DISEASE
PATHOGE
NESIS
EARLY
DISEASE
CLINI
C
C. Positif tes akan mengikuti tes diagnostic atau prosedur untuk memastikan penyakit
1)
2)
3)
4)
1)
2)
3)
4)
Sensitivitas =
True positif
Semua Orang Yang Memang Sakit
Sensitivitas =
True positif
True positif + False Negatif
Spesifisitivitas =
True negatif
Semua Orang Yang Memang Tidak Sakit
Spesifisitivitas =
True negatif
True negative + false positif
Keterangan :
a) True positif : mereka yang sakit dan dinyatakan positif berdasarkan
hasil tes
b) False positif : mereka yang tidak sakit , dan dinyatakan positif
berdasarkan hasil tes
Makin tinggi prevalensi => makin rendah false positif
c) False negative : mereka yang sakit dan dinyatakan negative
berdasarkan hasil tes
d) True negative : mereka yang tidak sakit dan dinyatakan negative
berdasarkan hasil tes
Sensitivitas =
x 100 %
TP
x 100 % = A
TP +FN
Spesifisitas =
x 100%
TN
A+C
x 100% =
TN + FP
B+D
Status Penyakit
Ca
132
45
177
Sensitifitas :
Probabilitas = (T+/D+) = a/(a+c)
9
Total
Tidak Ca
983
63650
64633
1115
63695
64810
Status Penyakit
Ca
8030
1421
9451
Total
Tidak Ca
2144
12150
14294
10174
13571
23745
Sensitifitas :
Probabilitas = +/D+)= a/(a+c)
= 132 + 45)= 132 (177)
= 0,745 X 100% = 75 %
Spesifisitas :
Probabilitas = (T-/D-) = b/ (b+ d)
= 983 (983 +63650) = 132(64633)
= 0,98 x 100 % = 98 %
2. Predictive Value
a. Sensitifitas dan spesifisitas tidak secara langsung menjawab dua
pertanyaan penting :
1) Jika seorang pasien hasil tesnya positif, bagaimana
kemungkinan dia memang benar-benar sakit
10
Contoh :
Populasi = 10.000 ; Sens = 50%; Spec =50%
Prev
(+)
(-)
TOTAL
D
125
125
250
ND
375
375
750
(+)
(-)
TOTAL
D
250
250
500
ND
250
250
500
11
Dari dua contoh diatas tampak bahwa bila prevalence meningkat maka
PPV meningkat.
Untuk mengambil keputusan yang dipilih adalah PPV (Posi-tive
predictive value) karena berhubungan dengan bbiaya dan nilai
sedangkan untuk ilmuan yang dilihat adalah validitas
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
12
Skrining adalah penerapan tes pada seseorang yang tidak menunjukkan gejala
dengan tujuan mengelompokkan mereka ke dalam kelompok yang mungkin menderita
penyakit tertentu.
Tujuannya ialah Mendapatkan keadaan penyakit dalam keadaan dini untuk
kelanjutan memperbaiki prognosis, karena pengobatan dilakukan sebelum penyakit
mempunyai manifestasi klinik
Syarat Melaksanakan Skriningm ialah Tes cukup sensitive dan spesifik,Tes dapat
diterima oleh masyarakat, aman, tidak berbahaya, murah dan sederhana, Penyakit atau
masalah yang akan di skrining merupakan masalah yang cukup serius, prevalensinya
tinggi, merupakan masalah kesehatan masyarakat dan Kebijakan intervensi atau
pengobatan yang akan dilakukan setelah dilaksanakan skrining harus jelas
Cara Melakukan Skrining ialah sebagai berikutTes cukup sensitive dan spesifik,
Tes dapat diterima oleh masyarakat, aman, tidak berbahaya, murah dan sederhana,
Penyakit atau masalah yang akan di skrining merupakan masalah yang cukup serius,
prevalensinya tinggi, merupakan masalah kesehatan masyarakat dan Kebijakan
intervensi atau pengobatan yang akan dilakukan setelah dilaksanakan skrining harus jelas
5 Sifat Skrining ialah sebagai berikut Merupakan deteksi dini penyakit yaitu
mendteksi tahap awal penyakit dan melihat besarnya masalah kesehatan masyarakat.,
Bukan merupakan alat diagnostic dan Positif tes akan mengikuti tes diagnostic atau
prosedur untuk memastikan penyakit
5 Macam-macam Skriningialah sebagai berikut Mass Skrining ialah Skrining
yang dilakukan pada seluruh populasi. Selektif Skrining yaitu Hanya dilakukan pada
proporsi tertentu, dengan target populasi dengan berdasarkan pada risio tertentu dan
Tujuan selektif skrining pada kelompok risiko tinggi mengurangi dampak negative dari
skrining. Single disease screening ialah Hanya dilakukan untuk satu penyakit Jadi lebih
tertuju pada jenis penyakitnya. Multhipasic screening (General Check Up) ialah Untuk
beberapa penyakit pada suatu kunjungan tertentu dan Sangat sederhana , mudah, murah
dan diterima secara luas . Tujuan Multhipasic screening ialah evaluasi kesehatan dan
Tahapan Skrining ialah sebagai berikut Tahap menetapkan masalah kesehatan
,Tahap menetapkan cara pengumpulan data ,Tahap menetapkan populasi yang akan
dikumpulkan datanya,Tahap melakukan penyaringan , Tahap mempertajam penyaringan,
Tahap penyusunan laporan dan tindak lanjut,
Kriteria untuk menilai tes skrining adalah Validitas (Kesahihan) adalah
kemampuan dari suatu tes untuk menentukan individu mana yang mengidap penyakit
dan individu mana yang tidak mengidap penyakit. Unsur-unsur Validitas ialah
Sensitivitas atau kepekaan dan Spesifisitas (Kepekaan).
13
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
15