DOSEN PENGAMPU :
Prof Dr. Buchari Lapau,dr.,MPH
OLEH KELOMPOK 7 :
N NAMA NIM
O
1. ENDAH DWI SAPUTRI 2005043
2. NUR WAHIDAH 2005099
3. NETI IRAWATI 2005129
4. MELDY DIANI 2005124
5. NENI SURYANI 2005054
6. MILIA HARYANI 2005039
1. Apa kegunaan sifat “ingin tahu” dari seorang yang ingin berkarir dalam
epidemiologi.
Jawab :
Karena sifat ingin tahu nantinya dibutuhkan dalam melakukan penelitian-penelitian
epidemiologi, dimana yang salah satu cirinya adalah merencanakan dan
melaksanakan oleh manusia yang mempunyai sifat ingin tahu (Fox et al, 1970).
2. Sebutkanlah beberapa konsep yang sudah muncul pada zaman Mesir kuno,
lalu digunakan pada saat ini.
Jawab :
• Penyakit telah diidentifikasi secara klinis
• Para ahli sudah mengetahui bahaya dari penyakit menular
• Isolasi adalah usaha supaya seorang atau sekelompok orang yang menderita
penyakit menular dilokasikan di tempat tertentu supaya jangan menularkan
penyakitnya kepada orang-orang lain.
• Karantina merupakan salah satu bentuk dari isolasi, namun yang diisolasi adalah
orang-orang yang menderita penyakit menular tertentu yang berasal dari negara
lain. Dapat berupa karantina udara melalui pelabuhan udara; karantina laut
melalui pelabuhan laut dan karantina darat melalui pos perbatasan.
• Infeksi adalah masuknya dan berkembangnya kuman sehingga merusak jaringan
dalam tubuh manusia.
• Desinfeksi adalah usaha untuk mencegah terjadinya infeksi.
Jawab :
Penyebab penyakit adalah karena faktor-faktor yang ada pada manusia yang jadi
sakit itu sendiri dan dari lingkungannya.
Hippocrates mengidentifikasi kejadian penyakit dan faktor-faktor yang bersangkutan
dengan menggunakan metode mengamati, mencatat dan merefleksi.
Metode induktif yaitu cara dengan mana berbagai data diolah sedemikian rupa
sehingga terjadi informasi yang bermanfaat sesuai dengan tujuan tertentu.
4. Kenapa Galen disebut sebagai “arm chair epidemiologist.” Pada zaman dan
abad apa ia muncul?
Jawab :
Disebut “arm chair epidemiologist” karena Galen hanya bekerja di balik meja, tidak
turun ke lapangan. Tanpa pengamatan yang sesungguhnya, ia hanya melontarkan
pendapat-pendapat tentang epidemiologi.
Galen muncul pada abad kedua Setelah Masehi di zaman Rumawi Kuno
5. Metode yang mana dari Hippocrates yang digunakan oleh Frastorius untuk
menyusun konsep tentang penyakit yang disebabkan oleh sesuatu yang
khusus? Apa yang dimaksud dengan semenaria dan apa kaitannya dengan
mikroorganisme.
Jawab :
Fracostorius meneruskan metode induktif Hippocrates. Ia menemukan prinsip
kekhususan penyakit, yaitu setiap penyakit disebabkan oleh benih yang khusus
yang disebut semenaria. Benih inilah yang diidentifikasi sebagai mikroorganisme
yang menyebabkan penyakit.
Jawab :
* Miasma adalah faktor ketiga (selain faktor-faktor pada manusia dan pada
lingkungan) berupa benda yang dianggap kotor dan tidak sehat, yang dapat
menyebabkan penyakit.
* Teori miasma melanjutkan ajaran Hippocrates, yaitu menambahkan faktor ketiga
yang menyebabkan penyakit yang disebut miasma (benda yang dianggap kotor
dan tidak sehat). Sebelumnya pada zaman Hippocrates hanya ada dua faktor yaitu
faktor-faktor pada Manusia dan pada Lingkungan.
* Contoh pengaplikasiannya :
1. Di Inggris, Edwin Chadwick telah menggunakan teori miasma dalam rangka
program kesehatan lingkungan yang dilakukan secara edukatif.
2. Di Jerman, Max von Pattenkofer menggunakan teori miasma dalam program
kesehatan lingkungan yang dilaksanakan secara polisionil, artinya masyarakat
harus mematuhi semua peraturan yang berkaitan dengan kesehatan
lingkungan, yang melanggar akan dikenai sangsi.
Jawab :
Kuantifikasi merupakan prosedur yang secara sederhana digunakan dalam sebuah
penelitian, dengan tujuan untuk mempertegas berbagai macam data tertentu, atau
menguatkan interpretasi-interpretasi melalui sampel data yang berupa angka-angka.
Contohnya : Pada tahun 1612, John Graunt di Inggris telah menyelidiki hubungan
antara kejadian Kematian dengan Umur dan Tempat. Mereka yang berumur muda
(bayi dan balita) dan mereka yang berumur tua (60 tahun keatas) lebih banyak
meninggal dari pada mereka yang berumur 6-59 tahun. Mereka yang bertempat
tinggal di tempat yang kotor lebih banyak meninggal dari pada mereka yang tinggal
di tempat yang bersih.
9. Apa fungsi selanjutnya dari jalan patologi geografis dan historis dalam
perkembangan epidemiologi.
Jawab :
Setiap penyakit didistibusikan menurut faktor-faktor orang yang menderita penyakit
(patologi), waktu terjadinya penyakit itu (historis) dan dimana tempat terjadinya
penyakit itu (geografis). Perhatian terhadap histori sudah ada sejak zaman
Hippocrates, sedangkan usaha yang luas dalam geografi medis baru mulai pada
abad XIX. Sekarang geografi medis sudah lebih berkembang menjadi Sistem
Informasi Geografis (SIG) dengan mengunakan komputer.
10. Jelaskanlah kenapa penyelidikan penyakit muntaber di lapangan yang
dilakukan John Snow, menjadi keunikan epidemiologist yang terpenting.
Jawab :
Sebelum melakukan penyelidikan terhadap dua perusahaan penyedia air minum,
Snow telah menyelidiki wabah muntaber di satu daerah di London yang dekat
dengan tempat tinggalnya. Menurut Snow wabah ini berasal dari satu pompa
tertentu. Karena bakteria belum dikenal pada waktu itu, ia tak dapat membuktikan
penyebab muntaber itu. Ia juga menyadari bahwa perbedaan antara jumlah
kematian karena muntaber di daerah-daerah yang dilayani oleh kedua perusahaan
tersebut mungkin hanya kebetulan, dan mungkin ada faktor-faktor lain yang
mempenaruhi perbedaan itu. Untuk memperoleh bukti-bukti yang memenuhi syarat-
syarat statistik, Snow menganalisis kematian yang terjadi di daerah yang dilayani
oleh kedua perusahaan itu. Dengan tidak disengaja peristiwa ini merupakan
eksperimen.
Jawab :
Jacob Henle mengemukakan konsep bahwa ilmu menjadi maju karena ada
pengetahuan yang nyata dan ide yang konseptual. Untuk itu diperlukan berpikir dan
bertindak. Kontribusi Henle adalah membangun suatu teori atas dasar pendekatan
deduktif dan melalui pemikiran yang logis, bahwa mikroorganisme yang nantinya
akan dapat dilihat di bawah mikroskop, merupakan penyebab dari penyakit infeksi
yang menular.
Robert Koch membuktikan teori gurunya itu; ia menemukan basil tuberkulosis yang
menyebabkan Koch Pulmonum.
12. Apa faktor ketiga sebagai penyebab penyakit setelah muncul Teori Miasma,
dan apa pula setelah perkembangan epidemiologi.
Jawab : Faktor ketiganya adalah benda yang dianggap kotor dan tidak sehat.
Setelah perkembangan epidemiologi, teori miasma ini telah dipakai secara
praktis walaupun teori ini belum dianggap ilmiah karena belum ada
pembuktian bahwa miasma tersebut sebagai penyebab penyakit. Misalnya di
Inggris dipakai oleh Edwin Chadwick, di Jerman dipakai oleh Max von
Pattenkofer
13. Apa teori atau pendapat yang mendasari bahwa penyakit tak hanya
disebabkan oleh penyakit infeksi tetapi oleh karena berbagai sebab.
Jawab :
Definisi epidemiologi (MacMahon, 1970) yaitu mempelajari kejadian dan distribusi
penyakit beserta “determinant”nya atau faktor-faktor yang berhubungan atau
mempengaruhi distribusi itu. Yang dimaksud kejadian penyakit adalah riwayat
alamiahnya, sedangkan distribusi penyakit dimaksudkan menurut kelompok faktor
Tempat, Orang dan Waktu.
Epidemiologi deskriptif adalah epidemiologi yang mempelajari kejadian dan
distribusi penyakit, sedangkan epidemiologi analitis adalah epidemiologi yang
mempelajari “determinant” itu.
Jawab :
Tujuan epidemiologi adalah :
1) Mendiagnosis masalah kesehatan komunitas;
2) Menentukan riwayat alamiah dan etiologi penyakit; dan
3) Menilai dan merencanakan pelayanan kesehatan
Ketiga tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan :
1. Surveilens epidemiologi, meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Pengumpulan data secara sistematis dan terus menerus;
2) Pengolahan, analisis dan interpretasi data sehingga dihasilkan informasi;
3) Menyebarluaskan informasi tersebut kepada lembaga-lembaga yang
berkepentingan;
4) Dapat menggunakan informasi tersebut untuk pemantauan, penilaian, dan
perencanaan program-program kesehatan
2. Penelitian epidemiologi.
mempunyai kegiatan yang sama dengan surveilens epidemiologi, tetapi
pengumpulan, pengolahan dan analisis data tidak dilaksanakan secara terus
menerus. Penelitian epidemiologi mempunyai objektif tersendiri sehingga untuk
mencapainya diperlukan desain dan metode penelitian tertentu. Penelitian
dilakukan bila tak ditemukan informasi dengan menggunakan surveilens
epidemiologi.
16. Apa konsep epidemiologi modern
Jawab :
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang menimpa
penduduk (Omran, 1979). Sejalan dengan definisi ini, jangkauan epidemiologi
semakin meluas, mulai dari mempelajari wabah, penyakit infeksi, penyakit non-
infeksi, kekurangan gizi dan kelainan metabolisme.
Jawab :
terjadi karena perkembangan dalam ilmu-ilmu lain seperti ilmu kedokteran, biologi,
fisika, matematika, statistik, kependudukan, sosiologi dan antropologi.
Secara khusus dapat dikatakan bahwa jangkauan epidemiologi yang meluas itu
dirangsang oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Keberhasilan negara maju dalam memanfaatkan epidemiologi dalam rangka
memberantas penyakit menular sehingga penggunaan epidemiologi dialihkan
pada masalah-masalah lain;
2. Di negara-negara berkembang masalah penyakit yang kompleks, di satu pihak
penyakit menular masih merupakan masalah, tetapi masalah penyakit tak
menular semakin meningkat;
3. Metode-metode epidemiologi dapat digunakan untuk mempelajari masalah-
masalah penyakit tidak menular, penyakit menahun, kekurangan/kelebihan gizi,
penyakit metabolisme, penelitian operasional, dll.
18. Kenapa ada tumpang tindih antara epidemiologi dan ilmu-ilmu lain
Jawab :
1. Epidemiologi mempelajari bukan individu tetapi kelompok individu. Ilmu
kedokteran mempelajari individu
2. Epidemiologi membandingkan antara kelompok yang satu dengan kelompok lain.
Tetapi sosiologi dan antropologi juga membandingkan kelompok yang satu
dengan kelompok lain. Hanya antropologi lebih kualitatif dari pada epidemiologi.
Sedangkan sosiologi lebih kuantitatif dari pada antropologi. Karena itu ditinjau dari
aspek kualitatif/kuantitatif timbul keraguan perbedaan antara sosiologi dan
epidemiologi. Namun ada keunikan ketiga dari epidemiologi yang tidak dipunyai
oleh sosiologi.
3.Epidemiologi menyangkut pertanyaan apakah mereka dengan kondisi tertentu
lebih sering mempunyai karakteristik atau faktor tertentu dari pada mereka yang
tak punya faktor itu. Mereka dengan karakteristik atau faktor itu disebut “high risk
group” (kelompok yang terancam).
20. Sebutkan nama-nama ilmuwan terkenal di Indonesia yang berkaitan dengan
patologi geografis, kusta, dan gizi. Apa penyebab beri-beri.
Jawab :
• Studi tentang patologi geografis pertama kali dipelajari oleh Eijkman di Indonesia;
dalam hal ini ditemukan antara lain bahwa frekuensi ulkus duodenum dan
frekuensi karsinoma lambung pada orang Cina sama dengan pada orang Eropa,
jarang pada suku Jawa, dan banyak pada suku Batak. Sebab dari perbedaan itu
belum diketahui.
• Epidemiologi penyakit kusta dipelajari oleh Lampe dan Boenyamin; dalam hal ini
Sardjito dan Sitanala menunjukkan kepentingan pemeriksaan sediaan darah tebal
untuk diagnosa (Kouwenar, 1952).
• Penemuan epidemiologi mengenai masalah gizi di Indonesia, mula-mula tentang
penyakit beri-beri. Di waktu itu ada pendapat bahwa penyebab beri-beri yang
khusus dapat dinetralisir dengan melindungi bahan-bahan yang ada dalam biji
beras. Lalu Grijns melaporkan bahwa beri-beri terjadi karena kekurangan
(defisiensi) vitamin B1 yang terdapat dalam biji beras (Dinger, 1952).
21. Sebutkan contoh kontribusi epidemiologi dan nama-nama sehubungan
dengan itu dalam pembangunan kesehatan di Indonesia yang berkaitan
dengan Bandung Plan yang termasuk pelayanan kuratif dan preventif, KIA dan
frambusia.
Jawab :
• Buku Public Health in Indonesia-Problems and Planning (Leimena, 1956) berisi
hasil dari salah satu pencapaian tujuan epidemiologi yaitu mengidentifikasi
masalah dan memberikan informasi dalam merencanakan program-program
kesehatan. Buku ini menjelaskan perluasan rencana yang terkenal sebagai
Bandung Plan ke seluruh Indonesia. Dalam rangka pelayanan kesehatan kuratif,
maka direncanakan perluasan pelayanan melalui rumah sakit umum dan rumah
sakit khusus; untuk penanggulangan penyakit infeksi.
• Masalah angka kematian bayi dan angka kematian ibu yang tinggi telah
diidentifikasi menjelang tahun 1950-an. Dalam rangka mengatasi masalah ini,
sejak tahun 1949 Sulianti di Yogyakarta telah menyiapkan perencanaan Program
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) untuk daerah perkotaan dan pedesaan.
• Kodijat menunjukkan cara bagaimana mengukur hasil pemberantasan frambusia.
Dengan hanya menggunakan matematika sederhana, tetapi dengan
pengalamannya dalam pemberantasan frambusia di lapangan, Kodijat dapat
membuktikan cara pengukurannya untuk menilai keberhasilan pemberantasan
frambusia lebih tepat.
Jawab :
• Fakultas kedokteran :
De Vogel (pada zaman kolonial Belanda) membangun tiga rumah sakit besar di
Jakarta, Semarang dan Surabaya, sebagai pusat pelayanan kesehatan dan pusat
pendidikan yang melatih dokter, bidan dan perawat. Kemudian didirikan dua
Fakultas Kedokteran, Lembaga Eijkman, Lembaga Penelitian Gizi, Lembaga
Higiene dan Mikrobiologi, Laboratorium Daerah di Surabaya, Semarang dan
Makasar, dan Pelayanan Epidemiologi untuk penanggulangan penyakit-penyakit
pest, cacar, malaria, patek, kusta dan ankylostomiasis (Van Loghen Sr., 1952).
Setelah tahun 1950, Indonesia terus melaksanakan pembangunan dalam segala
bidang termasuk bidang kedokteran.
• Fakultas kesehatan masyarakat :
Tahun 1965berdiri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
(FKMUI). Tahun 1972mempunyai 5 jurusan antara lain Jurusan Epidemiologi.
Tahun 1985dilaksanakan Proyek Pengembangan FKM-FKM di Indonesia yang
mengusahakan berdirinya FKM di USU Medan, UNDIP Semarang, UNAIR
Surabaya, dan UNHAS Ujung Pandang. Masing-masing FKM tersebut
mempunyai 5 jurusan antara lain Jurusan Epidemiologi
• Tahun 1950berdiri Ikatan Dokter Indonesia (IDI),
• Tahun 1971berdiri Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)
Hasil Kongres IAKMI ke IV yang dilaksanakan di Medan pada tahun 1983, maka
dalam Pengurus Pusat IAKMI telah didirikan 5 Pusat Pengembangan Cabang
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Salah satu dari pusat tersebut ialah Pusat
Pengembangan Cabang Ilmu Epidemiologi yang berkedudukan di Jakarta.
• 14 Maret 1989berdiri Perhimpunan Ahli Epidemiolgi Indonesia (PAEI).
• 1 Juni 1992 PAEI mendirikan Yayasan Epidemiologi Indonesia (YASEPINDO).
• Beberapa staf pengajar FKMUI dan FKUI mendirikan Program Studi Epidemiologi
(PSE) di bawah kordinasi Program Pascasarjana Universitas Indonesia (PPsUI).
PSE memulai kegiatan belajar-mengajar pada bulan Oktober 1995, dan resmi
berdiri tanggal 18 April 1996. Pada 24 November 1998 berdiri pula Program
Doktor Epidemiologi. Kemudian Program Studi Epidemiologist pindah ke FKMUI
pada tahun 2000.
• Pada Januari 1997, PAEI merencanakan kurikulum untuk Program Magister
Epidemiologi Kekhususan Epidemiologi Lapangan yang merupakan gaya baru
FETP. Dimana para mahasiswa berada di Universitas selama 8-9 minggu setiap
semester selama 4 semester untuk seluruh program; sisa waktu dalam setiap
semester digunakan oleh mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmunya di daerah
tempat kerja nya.
• Di FK UGM ada Program Studi Kesehatan Masyarakat yang antara lain
mempunyai Program Magister Kesehatan Masyarakat Peminatan FETP yang
kemudian juga mengikuti FETP gaya baru seperti di UI mulai tahun 1997. Di
samping itu di FK UGM ada pula Unit Epidemiologi Klinik dan Biostatistik. Di
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga didirikan pula Program Magister
Kesehatan Masyarakat Peminatan FETP gaya baru.
BAB II. UKURAN MASALAH KESEHATAN
1. Pada tahun 2005, rumah sakit Kabupaten X dikunjungi oleh sejumlah penderita
dengan kronis yang terdiri atas 200 kasus TBC, 100 kasus kusta, 400 kasus
kurang gizi, 200 kasus diabetes mellitus, 400 kasus hipertensi, dan 20 kasus
penyakit ayan. Diantara kasus TBC 10 orang meninggal, diantara kasus kusta 10
orang cacat dan 5 orang meninggal, diantara kasus diabetes 10 orang meninggal,
diantara kasus hipertensi 5 orang meninggal. Jawablah pertanyaan berikut :
a. Diantara penyakit-penyakit kronis tersebut, hitunglah angka proporsi
TBC,kusta, diabetes mellitus, kurang gizi, dan hipertensi, dan ayan.
b. Hitunglah case fatality rate dari TBC, kusta, diabetes mellitus, dan hipertensi !
c. Hitunglah disability rate dari kusta !
Jawab :
DIKETAHUI :
Kasus TBC : 200 orang dan Kasus TBC yang Meninggal : 10 orang
Kasus Kusta :100 orang, cacat 10 orang, meninggal 5 orang
Kasus kurang Gizi : 400 orang
DM : 200 orang, 10 orang meninggal
Kasus Hipertensi : 400 orang, 5 orang meninggal
Epilepsi : 20 orang
a. Proporsi
TBC : 200/1320 x 100% = 15%
Kusta : 100/1320 x 100% = 7,5%
Kurang Gizi : 400/1320 x 100% = 30,3%
DM : 200/1320 x 100% = 15%
Hipertensi : 400/1320 x 100% = 30,3%
Epilepsi : 20/1320 x 1005 =1,5%
b. CFR TBC : 10/200 x 100% = 5%
Kusta : 5/100 x 100% = 5%
DM : 10/200 x 100% = 5%
Hipertensi : 5/400 x 100% = 1,25%
c. Disability Kusta : 10/100 x 100% = 10%
2. Di suatu wilayah puskesmas kecamatan bermukim 500.000 orang penduduk.
Suatu survei TBC dilakukan pada seluruh penduduk dimana ditemukan 750 orang
penderita TBC. Seluruh kematian oleh berbagai sebab adalah 2.000 orang,
sedangkan kematian karena TBC adalah 50 orang. Distribusi penduduk di wilayah
itu adalah 5% balita, 10% 5-14 tahun, 10% 15-24 tahun, sisanya 25 tahun ke atas.
Ditemukan 20 orang TBC pada balita dan 30 orang TBC pada mereka yang
berumur 15-24 tahun. Hitunglah angka prevalensi (prevalence rate) TBC, angka
moralitas (mortality rate) TBC, angka proporsi kematian karena TBC, dan age
specific morbidity rate untuk balita di wilayah tersebut !
Jawab :
DIKETAHUI :
Jumlah Penduduk : 500.000 orang
Jumlah Kematian seluruhnya : 2000 orang
Jumlah kematian TBC : 50 orang
Jumlah Balita : 25.000 orang
Jumlah 5-14 thn : 50.000 orang
Jumlah 15-24 thn : 50.000 orang
Jumlah 25 thn keatas : 370.000 orang
Jumlah penderita TBC pada balita : 20 orang
Jumlah penderita TBC pada umur 15-24 th : 30 orang
a. Prevalensi rate TBC : 750/500.000 x 100% = 0,15%
b. Mortality rate TBC : 50/750 x100% = 6,6%
c. Proporsi kematian TBC : 50/2000 x 200% = 2,5%
d. Age spesipic morbidity rate pada balita : 20/25.000 x 100% = 0,08%
3. Selama tahun 2005, 1.000 orang ibu hamil berkunjung dan dirawat di rumah
sakit Y. Diantara ibu hamil itu, 200 orang menderita anemia, yang diantaranya
100 orang melahirkan; diantara bayi yang dilahirkan 30 orang adalah bayi
premature yang diantaranya 15 orang meninggal. Diantara ibu hamil itu 40%
berumur dibawah 25 tahun, yang diantaranya 100 orang menderita anemia.
Hitunglah angka insiden anemia kehamilan, angkat insideni premature diantara
ibu hamil anemia yang melahirkan, case fatality rate dari bayi premature, dan
age specific incidence rate anemia untuk ibu hamil dibawah 25 tahun.
Jawab :
DIKETAHUI :
Jumlah ibu hamil keseluruhan : 1000 orang
Bumil anemia : 200 orang dan people at risk anemia (1000-200 = 800 orang)
Bumil melahirkan : 100 orang
Bayi premature : 30 orang dan people at risk premature (100-30 = 70 orang)
Bayi meninggal : 15 orang
40% bumil anemia dibawah umur 25 thn : 400 orang, 100 org anemia
4. Dalam satu asrama tinggal 400 orang anak. Pada tanggal 1 Januari 2006, 4 orang
anak dari asrama tersebut bertamu ke rumah tetangga dimana anaknya menderita
campak. Pada 3 Januari 2006, 4 orang anak tersebut kembali ke asrama dan pada 4
dan 5 Januari 2006 semuanya telah menderita campak. Kemudian terjadilah letusan
penyakit campak di asrama tersebut sehingga sampai 10 Januari 2006 muncul 360
orang penderita campak. Hitunglah berapa jumlah kasus primes, berapa jumlah
susceptible sebelum terjadi letusan campak, berapa jumlah kasus sekunder dan
berapa secondary attack rate di asrama tersebut.
Jawab :
DIKETAHUI :
Jumlah keseluruhan anak di asrama : 400 orang
Tgl 1/1 2006 : 4 orang ketemu keluarga
Tgl 3/1 2006 : 4 orang anak kembali keasrama
Tgl 4-5/1 2006 : 4 orang anak kena campak
Tgl 10/1 2006 : 360 anak kena campak
a. Jumlah Kasus primer : 4 orang
b. Jumlah susceptible sebelum terjadi letusan campak : 400-4 = 396 orang
c. Jumlah kasus sekunder : 360 orang
d. Secondary attack rate : 360/(400-4) x 100% = 360/396 x 100% = 90,9%
5. Bulan Januari 2006, suatu survei dilakukan pada 1.000 orang wanita pelacur dimana
ditemukan 100 orang menderita HIV. Bulan Januari 2007 dilakukan lagi survei
kepada para wanita pelacur tersebut, ternyata diantara mereka ditemukan 10 orang
kasus baru penderita HIV. Hitunglah angka prevalensi HIV bulan Januari 2006,
angka insidensi HIV dari tahun 2006 ke tahun 2007 ! Andai kata tak dilakukan
pencegahan berapa tahun HIV dapat berlangsung sebelum menjadi AIDS ?
Jawab :
DIKETAHUI :
Jumlah Pelacur yang disurvei : 1000 orang
Jumlah mengidap HIV : 100 orang
Jumlah Kasus baru HIV pada tahun 2007 : 10 orang
a. Angka prevalensi bulan januari 2006 : 100/1000 x 100% = 10%
b. Angka insiden HIV dari tahun 2006 ke tahun 2007
Population at risk HIV, Januari 2006 : 1000 – 100 = 900 orang
Incidence rate = 10/900
c. Hitung berapa tahun HIV dapat berlangsung sebelum menjadi AIDS
D = P/I = 10%/(10/900) = (10/100)/(10/900) = 9 tahun
Jawab :
Secular trend : keadaan dimana frekuensi penyakit-penyakit tertentu meningkat
atau menurun setelah beberapa tahun, bahkan puluhan dan ratusan
tahun.
Misalnya di negara-negara maju, frekuensi penyakit TBC sudah jauh berkurang.
Namun karena adanya epidemik HIV, maka frekuensi penyakit TBC menjadi
meningkat. Di negara-negara maju, frekuensi penyakit degeneratif selalu meningkat
13. Sebutkanlah cara atau keadaan dalam menilai program intervensi
Jawab : Intervensi mulai dilaksanakan waktu frekuensi masalah sudah menurun
a. apa yang dinilai dalam pelaksanaan intervensi tiap tahun
Jawab : perubahan dari kecenderungan keadaan
b. apa yang terjadi dalam pelaksanaan program KB pada suku Indian
Jawab: Intervensi dilaksanakan bersamaan dengan fluktuasi penurunan masalah
sementara
c. kenapa ada masa masa laten diantara pelaksanaan program dan perubahan
kecenderungan masalah?
Jawab : karena efek intervensi tergantung pada sikap dan tingkah laku penduduk
d. kenapa kelihatannya program KB kelihatannya tak berhasil?
Jawab : karena adanya faktor lain yang menghalangi keberhasilan intervensi,
misalnya kemakmuran meningkatkan fertilitas sehingga seakan-akan intervensi
KB tak berhasil
e. kenapa kelihatan program pemberantasan penyakit tak berhasil?
Jawab : karena kemajuan diagnostik masalah itu.
f. bila keberhasilan program tak dinilai dengan indikator kematian umum,
dengan indikator apa yang paling tepat?
Jawab : Harus dikaji hubungan faktor risiko dengan masalah/penyakit tertentu
14. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peta epidemiologi, spot map, sistem
informasi geografis
Jawab :
Peta epidemiologi : peta yang berfungsi menggambarkan distribusi penyakit dan
fenomena epidemiologi lainnya.
Spot map : berguna dalam surveilens tingkat puskesmas, dimana digambarkan
setiap kasus penyakit dalam bentuk satu titik di masing-masing desa yang ada
dalam peta kecamatan. Setiap titik kasus penyakit itu disertai dengan tanggal
kejadian penyakit menjadi sangat penting kalau kemudian dianggap terjadi KLB
Sistem Informasi Geografis (SIG) : menggambarkan hubungan faktor geografis
dengan frekuensi atau masalah tertentupenting dalam rangka merumuskan
kebijaksanaan intervensi pelayanan kesehatan.
15. Apa yang dimaksud dengan fokus penyakit, dan sebutkan contoh-contohnya.
Jawab :
fokus adalah di mana suatu kuman penyakit berasal, seperti : fokus kuman kolera
berasal dari India dan Pakistan, fokus virus influenza berasal dari Hongkong, dan
fokus sapi gila berasal dari Inggris
16. Apa yang dimaksud dengan receptive area; kenapa DBD dapat mewabah di
Indonesia, walaupun penyakit DBD lebih dulu terjadi di Thailand atau Filipina.
Jawab :
Receptive area adalah daerah dimana vektor dan persyaratan iklim ditemukan tetapi
tidak ada reservoir (sumber infeksi)
DBD dapat mewabah di Indonesia karena ada vektor Aedes aegypti untuk
menularkan DBD dan adanya iklim yang cocok untuk hidupnya
17. Semula dianggap bahwa adanya kanker lambung pada orang Jepang, dan
adanya kanker usus besar pada orang Amerika karena faktor genetik. Namun
juga dianggap karena faktor sosial budaya, kenapa?
Jawab : Kanker lambung pada orang Jepang mungkin dapat pula dikaitkan dengan
budaya orang Jepang yang suka memakan ikan mentah. Kanker usus besar di
Amerika Serikat frekuensinya tinggi karena di sana penduduknya senang memakan
daging, yang memungkinkan makanan lama tersimpan dalam usus besar, sehingga
terjadi kanker usus besar
18. Sebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan bila membandingkan frekuensi
penyakit antara beberapa negara
Jawab :
- Perbedaan definisi daerah pedesaan dan perkotaan antarnegara sehubungan
dengan kejadian penyakit.
- Sosial budaya
- Kualitas dan kelengkapan data
- Komposisi penduduk: umur dan jenis kelamin
- Metode penelitian
11. Apa beda vektor dan reservoir? Kenapa investigasi vektor perlu dilakukan
untuk penyakit tertentu; berikan contohnya.
Jawab :
Reservoir adalah tempat di mana kuman penyakit bersarang seperti pada manusia,
binatang atau tumbuhan-tumbuhan yang sakit atau tak sakit dan di dalam
lingkungan.
Vektor adalah makluk yang dapat menularkan kuman penyakit dari orang atau
binatang yang sakit kepada binatang atau orang yang sehat.
Investigasi vektor perlu dilakukan untuk penyakit tertentu misalnya investigasi vektor
Aedes sp pada penyakit DBD. Dengan melakukan investigasi vektor yaitu melalui
penyelidikan entomologi dapat membantu pencegahan penyakit dengan cara
memutus rantai kehidupan makhluk penularnya, sekaligus penanggulangan supaya
kasus tidak terus meningkat
12. Aspek apa yang perlu diperhatikan dalam surveilens penggunaan obat, serum
dan vaksin?
Jawab :
- Jumlah, jenis dan waktu penggunaan dari obat, serum dan vaksin
- Surveilens jenis obat atau sera yang diduga menimbulkan efek samping yang
membahayakan individu atau komunitas yang menggunakannya.
- Surveilens efek samping dan cakupan vaksinasi
13. Apa pentingnya untuk mengetahui informasi tentang penduduk, makanan dan
lingkungan?
Jawab :
• Informasi tentang distribusi penduduk menurut umur, jenis kelamin, ras, etnik, dll
diperlukan sebagai penyebut dari perhitungan indikator dalam epidemiologi
• Informasi makanan diperlukan untuk mengetahui apakah makanan tertentu
(seperti makanan kaleng) terkontaminasi dan untuk mengetahui kecukupan
penyediaan makanan dalam rangka mencgah terjadinya defiesiensi makanan
• Informasi lingkungan, berupa iklim waktu mana penyakit-penyakit tertentu dapat
terjadi, kondisi geografis seperti di sawah dapat berkembang nyamuk anopheles
yang dapat menularkan malaria (vektor, reservoir), atau saat masa irigasi dapat
pula mengembangkan anopheles jenis lain
14. Kenapa informasi mengenai program kesehatan yang bersangkutan penting
dalam surveilens
Jawab : Informasi mengenai program kesehatan yang bersangkutan penting
sebagai kepustakaan yang utama untuk menulis usulan dan selanjutnya laporan
surveilens epidemiologi. Selain itu mungkin perlu pula untuk mendapatkan informasi
lain dari kepustakaan yang relevan
20. Berikan beberapa contoh bahwa surveilens dapat memantau dan menilai
program penanggulangan penyakit
Jawab :
Misalnya penggunaan botol infus untuk balita yang dehidrasi di Puskesmas X
selama 1 tahun hanya 10 botol infus dan memiliki stok botol infus 100 botol,
sementara di Puskesmas Y memerlukan 100 botol infus karena KLB diare. Maka
Dinkes Kabupaten seharusnya mengetahui informasi ini, supaya dapat
mengalihkan botol infus yang belum terpakai ke Puskesmas Y yang sedang KLB
diare.
13. Tentukan masing-masing penyebab kasus penyakit dalam KLB dengan kurve
epidemik sebagai berikut:
a. common source epidemic
b. propagated epidemic
c. combination of common source and propagated epidemic
Jawab :
a. Common source epidemic secara akut dapat terjadi pada keracunan makanan
setelah makan, muntaber setelah meminum air dari satu sember misalnya sumur,
dll.
Common source epidemic secara kronis dapat pula terjadi misalnya penyakit
ISPA dalam satu komunitas yang terpapar pada polusi dari satu pabrik.
b. Propagated epidemic dapat terjadi misalnya pada penyakit campak, cacar, difteri,
yang ditularkan melalui jalan pernafasan.
c. Combination of common source and propageted epidemic dapat terjadi misalnya
pada kasus-kasus muntaber yang mula-mula terjadi karena satu sumber
penularan misalnya sumur, lalu masing-masing kasus dapat menularkan penyakit
dengan gejala muntaber kepada anggota keluarga yang lain tanpa ada kaitan
dengan sumber penularan yang sama sebelumnya.
14. Tentukan sumber dan cara penularan penyakit dalam KLB dengan kurve
a. common source epidemic
b. propagated epidemic
c. combination of common source and propagated epidemic
Jawab :
a. Common source epidemic
No Menu Yang memakan Yang tak makan Beda
Angka
Seranga
n
Pemeriksaan Total
Gula darah
+ -
Reduksi + 400 40 440
Urin - 480 80 560
Total 880 120 1000
Jawab :
Semakin tinggi angka prevalensi penyakit, maka nilai predictive value positif
semakin meningkat. Sebaliknya, bila prevalensi penyakit meningkat, maka nilai
predictive value negatif semakin menurun. Kegunaan hubungan ini adalah dalam
melakukan skrining harus diketahui terlebih dahulu angka prevalensi penyakit itu
dalam masyarakat.
Bila spesifisitas meningkat, maka predictive value positif juga meningkat.
Kegunaan hubungan ini adalah dalam melakukan skrining, perlu mengetahui
berapa spesifitas dari alat yang akan digunakan.
8. Apa yang dimaksud dengan reliabilitas? Apa yang harus diperhatikan tentang
reliabilitas suatu alat menurut variasi waktu?
Jawab :
Reliabilitas adalah seberapa jauh pengulangan suatu uji yang dilakukan antarwaktu
atau antar pengamat, dengan hasil yang tetap.
Dalam menilai hasil uji apapun, penting untuk diparhatikan kondisi dimana uji
dilakukan termasuk waktu setiap hari
9. Dua orang pengamat, masing-masing melakukan penilaian dengan kategori
abnormal, suspek, ragu-ragu dan normal. Bikinlah tabel dan buatlah rumus
persentase persetujuan antara mereka untuk penilaian itu
Jawab :
11. Dua orang ahli patologi melakukan diagnosis kanker leher rahim dengan
tingkat keganasan II dan III pada 75 orang penderita. Ahli Patologi A menilai
tingkat II untuk 45 orang dan tingkat III untuk 30 orang. Ahli Patologi B menilai
tingkat II untuk 44 orang dan tingkat III untuk 31 orang. Baik Ahli Patologi A
ataupun Ahli Patologi B sama-sama menilai tingkat III untuk 27 orang.
Hitunglah Nilai Kappa; apakah Kappa tersebut kurang, intermediet, atau
bagus?
Jawab :