1. Apa kegunaan sifat “ingin tahu” dari seorang yang ingin berkarir dalam epidemiologi.
Jawab :
Karena sifat ingin tahu nantinya dibutuhkan dalam melakukan penelitian-penelitian
epidemiologi, dimana yang salah satu cirinya adalah merencanakan dan melaksanakan oleh
manusia yang mempunyai sifat ingin tahu (Fox et al, 1970).
2. Sebutkanlah beberapa konsep yang sudah muncul pada zaman Mesir kuno, lalu
digunakan pada saat ini.
Jawab :
• Penyakit telah diidentifikasi secara klinis
• Para ahli sudah mengetahui bahaya dari penyakit menular
• Isolasi adalah usaha supaya seorang atau sekelompok orang yang menderita penyakit
menular dilokasikan di tempat tertentu supaya jangan menularkan penyakitnya kepada
orang-orang lain.
• Karantina merupakan salah satu bentuk dari isolasi, namun yang diisolasi adalah orang-
orang yang menderita penyakit menular tertentu yang berasal dari negara lain. Dapat
berupa karantina udara melalui pelabuhan udara; karantina laut melalui pelabuhan laut dan
karantina darat melalui pos perbatasan.
• Infeksi adalah masuknya dan berkembangnya kuman sehingga merusak jaringan dalam
tubuh manusia.
• Desinfeksi adalah usaha untuk mencegah terjadinya infeksi.
3. Sebutkan 2 kelompok faktor yang dipikirkan oleh Hippocrates sebagai penyebab
penyakit. Lalu pendekatan dan metode apa yang digunakan oleh Hippocrates untuk
penyelidikan wabah. Apa yang dimaksud dengan metode induktif?
Jawab :
Penyebab penyakit adalah karena faktor-faktor yang ada pada manusia yang jadi sakit itu
sendiri dan dari lingkungannya.
Hippocrates mengidentifikasi kejadian penyakit dan faktor-faktor yang bersangkutan dengan
menggunakan metode mengamati, mencatat dan merefleksi.
Metode induktif yaitu cara dengan mana berbagai data diolah sedemikian rupa sehingga
terjadi informasi yang bermanfaat sesuai dengan tujuan tertentu.
4. Kenapa Galen disebut sebagai “arm chair epidemiologist.” Pada zaman dan abad apa
ia muncul?
Jawab :
Disebut “arm chair epidemiologist” karena Galen hanya bekerja di balik meja, tidak turun ke
lapangan. Tanpa pengamatan yang sesungguhnya, ia hanya melontarkan pendapat-pendapat
tentang epidemiologi.
Galen muncul pada abad kedua Setelah Masehi di zaman Rumawi Kuno
5. Metode yang mana dari Hippocrates yang digunakan oleh Frastorius untuk menyusun
konsep tentang penyakit yang disebabkan oleh sesuatu yang khusus? Apa yang
dimaksud dengan semenaria dan apa kaitannya dengan mikroorganisme.
Jawab :
Fracostorius meneruskan metode induktif Hippocrates. Ia menemukan prinsip kekhususan
penyakit, yaitu setiap penyakit disebabkan oleh benih yang khusus yang disebut semenaria.
Benih inilah yang diidentifikasi sebagai mikroorganisme yang menyebabkan penyakit.
6. Sebutkan 5 jalan dalam perkembangan epidemiologist.
Jawab : a. Teori miasma,
b. Kuantifikasi,
c. Patologi historis & geografis,
d. Penyelidikan lapangan, dan
e. Mikrobiologi.
7. Apa yang dimaksud miasma. Jelaskan bagaimana teori miasma melanjutkan ajaran
Hippocrates tentang penyebab penyakit. Sebutkan 2 contoh aplikasi dari Teori Miasma
Jawab :
* Miasma adalah faktor ketiga (selain faktor-faktor pada manusia dan pada lingkungan)
berupa benda yang dianggap kotor dan tidak sehat, yang dapat menyebabkan penyakit.
* Teori miasma melanjutkan ajaran Hippocrates, yaitu menambahkan faktor ketiga yang
menyebabkan penyakit yang disebut miasma (benda yang dianggap kotor dan tidak sehat).
Sebelumnya pada zaman Hippocrates hanya ada dua faktor yaitu faktor-faktor pada
Manusia dan pada Lingkungan.
* Contoh pengaplikasiannya :
1. Di Inggris, Edwin Chadwick telah menggunakan teori miasma dalam rangka program
kesehatan lingkungan yang dilakukan secara edukatif.
2. Di Jerman, Max von Pattenkofer menggunakan teori miasma dalam program kesehatan
lingkungan yang dilaksanakan secara polisionil, artinya masyarakat harus mematuhi
semua peraturan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan, yang melanggar akan
dikenai sangsi.
8. Jelaskan dan berikan contoh tentang kuantifikasi epidemiologi.
Jawab :
Kuantifikasi merupakan prosedur yang secara sederhana digunakan dalam sebuah penelitian,
dengan tujuan untuk mempertegas berbagai macam data tertentu, atau menguatkan
interpretasi-interpretasi melalui sampel data yang berupa angka-angka.
Contohnya : Pada tahun 1612, John Graunt di Inggris telah menyelidiki hubungan antara
kejadian Kematian dengan Umur dan Tempat. Mereka yang berumur muda (bayi dan balita)
dan mereka yang berumur tua (60 tahun keatas) lebih banyak meninggal dari pada mereka
yang berumur 6-59 tahun. Mereka yang bertempat tinggal di tempat yang kotor lebih banyak
meninggal dari pada mereka yang tinggal di tempat yang bersih.
9. Apa fungsi selanjutnya dari jalan patologi geografis dan historis dalam perkembangan
epidemiologi.
Jawab :
Setiap penyakit didistibusikan menurut faktor-faktor orang yang menderita penyakit
(patologi), waktu terjadinya penyakit itu (historis) dan dimana tempat terjadinya penyakit itu
(geografis). Perhatian terhadap histori sudah ada sejak zaman Hippocrates, sedangkan usaha
yang luas dalam geografi medis baru mulai pada abad XIX. Sekarang geografi medis sudah
lebih berkembang menjadi Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan mengunakan komputer.
10. Jelaskanlah kenapa penyelidikan penyakit muntaber di lapangan yang dilakukan John
Snow, menjadi keunikan epidemiologist yang terpenting.
Jawab :
Sebelum melakukan penyelidikan terhadap dua perusahaan penyedia air minum, Snow telah
menyelidiki wabah muntaber di satu daerah di London yang dekat dengan tempat
tinggalnya. Menurut Snow wabah ini berasal dari satu pompa tertentu. Karena bakteria belum
dikenal pada waktu itu, ia tak dapat membuktikan penyebab muntaber itu. Ia juga menyadari
bahwa perbedaan antara jumlah kematian karena muntaber di daerah-daerah yang dilayani
oleh kedua perusahaan tersebut mungkin hanya kebetulan, dan mungkin ada faktor-faktor
lain yang mempenaruhi perbedaan itu. Untuk memperoleh bukti-bukti yang memenuhi
syarat-syarat statistik, Snow menganalisis kematian yang terjadi di daerah yang dilayani oleh
kedua perusahaan itu. Dengan tidak disengaja peristiwa ini merupakan eksperimen.
11. Sebutkan 2 konsep yang penting untuk pengembangan ilmu pengtahuan. Kaitkanlah
teori Henle dengan karya Koch.
Jawab :
Jacob Henle mengemukakan konsep bahwa ilmu menjadi maju karena ada pengetahuan yang
nyata dan ide yang konseptual. Untuk itu diperlukan berpikir dan bertindak. Kontribusi Henle
adalah membangun suatu teori atas dasar pendekatan deduktif dan melalui pemikiran yang
logis, bahwa mikroorganisme yang nantinya akan dapat dilihat di bawah mikroskop,
merupakan penyebab dari penyakit infeksi yang menular.
Robert Koch membuktikan teori gurunya itu; ia menemukan basil tuberkulosis yang
menyebabkan Koch Pulmonum.
12. Apa faktor ketiga sebagai penyebab penyakit setelah muncul Teori Miasma, dan apa
pula setelah perkembangan epidemiologi.
Jawab : Faktor ketiganya adalah benda yang dianggap kotor dan tidak sehat.
Setelah perkembangan epidemiologi, teori miasma ini telah dipakai secara praktis
walaupun teori ini belum dianggap ilmiah karena belum ada pembuktian bahwa
miasma tersebut sebagai penyebab penyakit. Misalnya di Inggris dipakai oleh Edwin
Chadwick, di Jerman dipakai oleh Max von Pattenkofer
13. Apa teori atau pendapat yang mendasari bahwa penyakit tak hanya disebabkan oleh
penyakit infeksi tetapi oleh karena berbagai sebab.
Jawab : Gordon, 1953 c berpendapat bahwa massa penyakit merupakan proses biologis yang
dinamis. Pandangan bahwa “penyakit disebabkan oleh agen infeksius yang khusus” menjadi
berobah. Epidemi dari suatu penyakit merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang ada
pada hospes dan lingkungan, yang berbeda-beda untuk masing-masing penyakit. Dalam hal
ini ada faktor-faktor dalam lingkungan yang memungkinkan kehidupan mikroorganisme
menjadi subur, dan yang melemahkan daya tahan hospes kesehatan dan penyakit adalah
proses biologis antara manusia dan lingkungannya
14. Nyatakanlah definisi epidemiologist dalam konteks penyakit. Apa yang dimaksud
dengan epidemiologi deskriptif dan epidemiologi analitis.
Jawab :
Definisi epidemiologi (MacMahon, 1970) yaitu mempelajari kejadian dan distribusi penyakit
beserta “determinant”nya atau faktor-faktor yang berhubungan atau mempengaruhi distribusi
itu. Yang dimaksud kejadian penyakit adalah riwayat alamiahnya, sedangkan distribusi
penyakit dimaksudkan menurut kelompok faktor Tempat, Orang dan Waktu.
Epidemiologi deskriptif adalah epidemiologi yang mempelajari kejadian dan distribusi
penyakit, sedangkan epidemiologi analitis adalah epidemiologi yang mempelajari
“determinant” itu.
15. Apa tujuan epidemiologi. Sebutkan dan jelaskan 2 strategi epidemiologi.
Jawab :
Tujuan epidemiologi adalah :
1) Mendiagnosis masalah kesehatan komunitas;
2) Menentukan riwayat alamiah dan etiologi penyakit; dan
3) Menilai dan merencanakan pelayanan kesehatan
Ketiga tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan :
1. Surveilens epidemiologi, meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Pengumpulan data secara sistematis dan terus menerus;
2) Pengolahan, analisis dan interpretasi data sehingga dihasilkan informasi;
3) Menyebarluaskan informasi tersebut kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan;
4) Dapat menggunakan informasi tersebut untuk pemantauan, penilaian, dan perencanaan
program-program kesehatan
2. Penelitian epidemiologi.
mempunyai kegiatan yang sama dengan surveilens epidemiologi, tetapi pengumpulan,
pengolahan dan analisis data tidak dilaksanakan secara terus menerus. Penelitian
epidemiologi mempunyai objektif tersendiri sehingga untuk mencapainya diperlukan
desain dan metode penelitian tertentu. Penelitian dilakukan bila tak ditemukan informasi
dengan menggunakan surveilens epidemiologi.
16. Apa konsep epidemiologi modern
Jawab :
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang menimpa penduduk
(Omran, 1979). Sejalan dengan definisi ini, jangkauan epidemiologi semakin meluas, mulai
dari mempelajari wabah, penyakit infeksi, penyakit non-infeksi, kekurangan gizi dan
kelainan metabolisme.
17. Kenapa jangkauan epidemiologi semakin meningkat
Jawab :
terjadi karena perkembangan dalam ilmu-ilmu lain seperti ilmu kedokteran, biologi, fisika,
matematika, statistik, kependudukan, sosiologi dan antropologi.
Secara khusus dapat dikatakan bahwa jangkauan epidemiologi yang meluas itu dirangsang
oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Keberhasilan negara maju dalam memanfaatkan epidemiologi dalam rangka memberantas
penyakit menular sehingga penggunaan epidemiologi dialihkan pada masalah-masalah
lain;
2. Di negara-negara berkembang masalah penyakit yang kompleks, di satu pihak penyakit
menular masih merupakan masalah, tetapi masalah penyakit tak menular semakin
meningkat;
3. Metode-metode epidemiologi dapat digunakan untuk mempelajari masalah-masalah
penyakit tidak menular, penyakit menahun, kekurangan/kelebihan gizi, penyakit
metabolisme, penelitian operasional, dll.
18. Kenapa ada tumpang tindih antara epidemiologi dan ilmu-ilmu lain
Jawab : Karena adanya kontribusi disiplin ilmu lain. Keberhasilan penggunaan epidemiologi
kepada masalah-masalah lain itu tak terlepas dari kontribusi disiplin ilmu lain
19. Sebutkan 3 keunikan dari epidemiologi
Jawab :
1. Epidemiologi mempelajari bukan individu tetapi kelompok individu. Ilmu kedokteran
mempelajari individu
2. Epidemiologi membandingkan antara kelompok yang satu dengan kelompok lain. Tetapi
sosiologi dan antropologi juga membandingkan kelompok yang satu dengan kelompok
lain. Hanya antropologi lebih kualitatif dari pada epidemiologi. Sedangkan sosiologi lebih
kuantitatif dari pada antropologi. Karena itu ditinjau dari aspek kualitatif/kuantitatif timbul
keraguan perbedaan antara sosiologi dan epidemiologi. Namun ada keunikan ketiga dari
epidemiologi yang tidak dipunyai oleh sosiologi.
3. Epidemiologi menyangkut pertanyaan apakah mereka dengan kondisi tertentu lebih sering
mempunyai karakteristik atau faktor tertentu dari pada mereka yang tak punya faktor itu.
Mereka dengan karakteristik atau faktor itu disebut “high risk group” (kelompok yang
terancam).
20. Sebutkan nama-nama ilmuwan terkenal di Indonesia yang berkaitan dengan patologi
geografis, kusta, dan gizi. Apa penyebab beri-beri
Jawab :
• Studi tentang patologi geografis pertama kali dipelajari oleh Eijkman di Indonesia; dalam
hal ini ditemukan antara lain bahwa frekuensi ulkus duodenum dan frekuensi karsinoma
lambung pada orang Cina sama dengan pada orang Eropa, jarang pada suku Jawa, dan
banyak pada suku Batak. Sebab dari perbedaan itu belum diketahui.
• Epidemiologi penyakit kusta dipelajari oleh Lampe dan Boenyamin; dalam hal ini Sardjito
dan Sitanala menunjukkan kepentingan pemeriksaan sediaan darah tebal untuk diagnosa
(Kouwenar, 1952).
• Penemuan epidemiologi mengenai masalah gizi di Indonesia, mula-mula tentang penyakit
beri-beri. Di waktu itu ada pendapat bahwa penyebab beri-beri yang khusus dapat
dinetralisir dengan melindungi bahan-bahan yang ada dalam biji beras. Lalu Grijns
melaporkan bahwa beri-beri terjadi karena kekurangan (defisiensi) vitamin B1 yang
terdapat dalam biji beras (Dinger, 1952).
21. Sebutkan contoh kontribusi epidemiologi dan nama-nama sehubungan dengan itu
dalam pembangunan kesehatan di Indonesia yang berkaitan dengan Bandung Plan
yang termasuk pelayanan kuratif dan preventif, KIA dan frambusia
Jawab :
• Buku Public Health in Indonesia-Problems and Planning (Leimena, 1956) berisi hasil dari
salah satu pencapaian tujuan epidemiologi yaitu mengidentifikasi masalah dan
memberikan informasi dalam merencanakan program-program kesehatan. Buku ini
menjelaskan perluasan rencana yang terkenal sebagai Bandung Plan ke seluruh Indonesia.
Dalam rangka pelayanan kesehatan kuratif, maka direncanakan perluasan pelayanan
melalui rumah sakit umum dan rumah sakit khusus; untuk penanggulangan penyakit
infeksi.
• Masalah angka kematian bayi dan angka kematian ibu yang tinggi telah diidentifikasi
menjelang tahun 1950-an. Dalam rangka mengatasi masalah ini, sejak tahun 1949 Sulianti
di Yogyakarta telah menyiapkan perencanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
untuk daerah perkotaan dan pedesaan.
• Kodijat menunjukkan cara bagaimana mengukur hasil pemberantasan frambusia. Dengan
hanya menggunakan matematika sederhana, tetapi dengan pengalamannya dalam
pemberantasan frambusia di lapangan, Kodijat dapat membuktikan cara pengukurannya
untuk menilai keberhasilan pemberantasan frambusia lebih tepat.
22. Ceritakanlah perkembangan institusi epidemiologi sejak zaman Belanda melalui
fakultas kedokteran, fakultas kesehatan masyarakat, IDI, IAKMI, PAEI,
YASEPINDO, FETP, SEF dan melalui berbagai universitas di Indonesia.
Jawab :
• Fakultas kedokteran :
De Vogel (pada zaman kolonial Belanda) membangun tiga rumah sakit besar di Jakarta,
Semarang dan Surabaya, sebagai pusat pelayanan kesehatan dan pusat pendidikan yang
melatih dokter, bidan dan perawat. Kemudian didirikan dua Fakultas Kedokteran,
Lembaga Eijkman, Lembaga Penelitian Gizi, Lembaga Higiene dan Mikrobiologi,
Laboratorium Daerah di Surabaya, Semarang dan Makasar, dan Pelayanan Epidemiologi
untuk penanggulangan penyakit-penyakit pest, cacar, malaria, patek, kusta dan
ankylostomiasis (Van Loghen Sr., 1952). Setelah tahun 1950, Indonesia terus
melaksanakan pembangunan dalam segala bidang termasuk bidang kedokteran.
• Fakultas kesehatan masyarakat :
Tahun 1965berdiri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI).
Tahun 1972mempunyai 5 jurusan antara lain Jurusan Epidemiologi.
Tahun 1985dilaksanakan Proyek Pengembangan FKM-FKM di Indonesia yang
mengusahakan berdirinya FKM di USU Medan, UNDIP Semarang, UNAIR Surabaya,
dan UNHAS Ujung Pandang. Masing-masing FKM tersebut mempunyai 5 jurusan antara
lain Jurusan Epidemiologi
• Tahun 1950berdiri Ikatan Dokter Indonesia (IDI),
• Tahun 1971berdiri Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)
Hasil Kongres IAKMI ke IV yang dilaksanakan di Medan pada tahun 1983, maka dalam
Pengurus Pusat IAKMI telah didirikan 5 Pusat Pengembangan Cabang Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Salah satu dari pusat tersebut ialah Pusat Pengembangan Cabang Ilmu
Epidemiologi yang berkedudukan di Jakarta.
• 14 Maret 1989berdiri Perhimpunan Ahli Epidemiolgi Indonesia (PAEI).
• 1 Juni 1992 PAEI mendirikan Yayasan Epidemiologi Indonesia (YASEPINDO).
• Beberapa staf pengajar FKMUI dan FKUI mendirikan Program Studi Epidemiologi (PSE)
di bawah kordinasi Program Pascasarjana Universitas Indonesia (PPsUI). PSE memulai
kegiatan belajar-mengajar pada bulan Oktober 1995, dan resmi berdiri tanggal 18 April
1996. Pada 24 November 1998 berdiri pula Program Doktor Epidemiologi. Kemudian
Program Studi Epidemiologist pindah ke FKMUI pada tahun 2000.
• Pada Januari 1997, PAEI merencanakan kurikulum untuk Program Magister Epidemiologi
Kekhususan Epidemiologi Lapangan yang merupakan gaya baru FETP. Dimana para
mahasiswa berada di Universitas selama 8-9 minggu setiap semester selama 4 semester
untuk seluruh program; sisa waktu dalam setiap semester digunakan oleh mahasiswa
untuk mengaplikasikan ilmunya di daerah tempat kerja nya.
• Di FK UGM ada Program Studi Kesehatan Masyarakat yang antara lain mempunyai
Program Magister Kesehatan Masyarakat Peminatan FETP yang kemudian juga mengikuti
FETP gaya baru seperti di UI mulai tahun 1997. Di samping itu di FK UGM ada pula Unit
Epidemiologi Klinik dan Biostatistik. Di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
didirikan pula Program Magister Kesehatan Masyarakat Peminatan FETP gaya baru.
a. Proporsi
TBC : 200/1320 x 100% = 15%
Kusta : 100/1320 x 100% = 7,5%
Kurang Gizi : 400/1320 x 100% = 30,3%
DM : 200/1320 x 100% = 15%
Hipertensi : 400/1320 x 100% = 30,3%
Epilepsi : 20/1320 x 1005 =1,5%
b. CFR TBC : 10/200 x 100% = 5%
Kusta : 5/100 x 100% = 5%
DM : 10/200 x 100% = 5%
Hipertensi : 5/400 x 100% = 1,25%
c. Disability Kusta : 10/100 x 100% = 10%
2. Di suatu wilayah puskesmas kecamatan bermukim 500.000 orang penduduk. Suatu survei
TBC dilakukan pada seluruh penduduk dimana ditemukan 750 orang penderita TBC. Seluruh
kematian oleh berbagai sebab adalah 2.000 orang, sedangkan kematian karena TBC adalah 50
orang. Distribusi penduduk di wilayah itu adalah 5% balita, 10% 5-14 tahun, 10% 15-24
tahun, sisanya 25 tahun ke atas. Ditemukan 20 orang TBC pada balita dan 30 orang TBC pada
mereka yang berumur 15-24 tahun. Hitunglah angka prevalensi (prevalence rate) TBC, angka
moralitas (mortality rate) TBC, angka proporsi kematian karena TBC, dan age specific
morbidity rate untuk balita di wilayah tersebut !
Jawab :
DIKETAHUI :
Jumlah Penduduk : 500.000 orang
Jumlah Kematian seluruhnya : 2000 orang
Jumlah kematian TBC : 50 orang
Jumlah Balita : 25.000 orang
Jumlah 5-14 thn : 50.000 orang
Jumlah 15-24 thn : 50.000 orang
Jumlah 25 thn keatas : 370.000 orang
Jumlah penderita TBC pada balita : 20 orang
Jumlah penderita TBC pada umur 15-24 th : 30 orang
a. Prevalensi rate TBC : 750/500.000 x 100% = 0,15%
b. Mortality rate TBC : 50/750 x100% = 6,6%
c. Proporsi kematian TBC : 50/2000 x 200% = 2,5%
d. Age spesipic morbidity rate pada balita : 20/25.000 x 100% = 0,08%
3. Selama tahun 2005, 1.000 orang ibu hamil berkunjung dan dirawat di rumah sakit Y. Diantara
ibu hamil itu, 200 orang menderita anemia, yang diantaranya 100 orang melahirkan; diantara
bayi yang dilahirkan 30 orang adalah bayi premature yang diantaranya 15 orang meninggal.
Diantara ibu hamil itu 40% berumur dibawah 25 tahun, yang diantaranya 100 orang menderita
anemia. Hitunglah angka insiden anemia kehamilan, angkat insideni premature diantara ibu
hamil anemia yang melahirkan, case fatality rate dari bayi premature, dan age specific
incidence rate anemia untuk ibu hamil dibawah 25 tahun.
Jawab :
DIKETAHUI :
Jumlah ibu hamil keseluruhan : 1000 orang
Bumil anemia : 200 orang dan people at risk anemia (1000-200 = 800 orang)
Bumil melahirkan : 100 orang
Bayi premature : 30 orang dan people at risk premature (100-30 = 70 orang)
Bayi meninggal : 15 orang
40% bumil anemia dibawah umur 25 thn : 400 orang, 100 org anemia
a. Angka insiden anemia pada bumil : 200/800 x100% = 25%
b. Angka insiden premature bumil melahirkan : 30/70 x 100% = 42.8%
c. Case fertility rate dari bayi premature : 15/30 x 100% = 50%
d. Age spesipic insiden rate anemia dibawah 25 tahun : 100/400 x 100% = 25%
4. Dalam satu asrama tinggal 400 orang anak. Pada tanggal 1 Januari 2006, 4 orang anak dari
asrama tersebut bertamu ke rumah tetangga dimana anaknya menderita campak. Pada 3
Januari 2006, 4 orang anak tersebut kembali ke asrama dan pada 4 dan 5 Januari 2006
semuanya telah menderita campak. Kemudian terjadilah letusan penyakit campak di asrama
tersebut sehingga sampai 10 Januari 2006 muncul 360 orang penderita campak. Hitunglah
berapa jumlah kasus primes, berapa jumlah susceptible sebelum terjadi letusan campak,
berapa jumlah kasus sekunder dan berapa secondary attack rate di asrama tersebut.
Jawab :
DIKETAHUI :
Jumlah keseluruhan anak di asrama : 400 orang
Tgl 1/1 2006 : 4 orang ketemu keluarga
Tgl 3/1 2006 : 4 orang anak kembali keasrama
Tgl 4-5/1 2006 : 4 orang anak kena campak
Tgl 10/1 2006 : 360 anak kena campak
a. Jumlah Kasus primer : 4 orang
b. Jumlah susceptible sebelum terjadi letusan campak : 400-4 = 396 orang
c. Jumlah kasus sekunder : 360 orang
d. Secondary attack rate : 360/(400-4) x 100% = 360/396 x 100% = 90,9%
5. Bulan Januari 2006, suatu survei dilakukan pada 1.000 orang wanita pelacur dimana
ditemukan 100 orang menderita HIV. Bulan Januari 2007 dilakukan lagi survei kepada para
wanita pelacur tersebut, ternyata diantara mereka ditemukan 10 orang kasus baru penderita
HIV. Hitunglah angka prevalensi HIV bulan Januari 2006, angka insidensi HIV dari tahun
2006 ke tahun 2007 ! Andai kata tak dilakukan pencegahan berapa tahun HIV dapat
berlangsung sebelum menjadi AIDS ?
Jawab :
DIKETAHUI :
Jumlah Pelacur yang disurvei : 1000 orang
Jumlah mengidap HIV : 100 orang
Jumlah Kasus baru HIV pada tahun 2007 : 10 orang
a. Angka prevalensi bulan januari 2006 : 100/1000 x 100% = 10%
b. Angka insiden HIV dari tahun 2006 ke tahun 2007
Population at risk HIV, Januari 2006 : 1000 – 100 = 900 orang
Incidence rate = 10/900
c. Hitung berapa tahun HIV dapat berlangsung sebelum menjadi AIDS
D = P/I = 10%/(10/900) = (10/100)/(10/900) = 9 tahun
BAB III. EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
13. Tentukan masing-masing penyebab kasus penyakit dalam KLB dengan kurve epidemik
sebagai berikut:
a. common source epidemic
b. propagated epidemic
c. combination of common source and propagated epidemic
Jawab :
a. Common source epidemic secara akut dapat terjadi pada keracunan makanan setelah
makan, muntaber setelah meminum air dari satu sember misalnya sumur, dll.
Common source epidemic secara kronis dapat pula terjadi misalnya penyakit ISPA dalam
satu komunitas yang terpapar pada polusi dari satu pabrik.
b. Propagated epidemic dapat terjadi misalnya pada penyakit campak, cacar, difteri, yang
ditularkan melalui jalan pernafasan.
c. Combination of common source and propageted epidemic dapat terjadi misalnya pada
kasus-kasus muntaber yang mula-mula terjadi karena satu sumber penularan misalnya
sumur, lalu masing-masing kasus dapat menularkan penyakit dengan gejala muntaber
kepada anggota keluarga yang lain tanpa ada kaitan dengan sumber penularan yang sama
sebelumnya.
14. Tentukan sumber dan cara penularan penyakit dalam KLB dengan kurve
a. common source epidemic
b. propagated epidemic
c. combination of common source and propagated epidemic
Jawab :
a. Common source epidemic
No Menu Yang memakan Yang tak makan Beda
Angka
Serangan
10. Dua orang pengamat, masing-masing melakukan penilaian dengan kategori positif dan
negatif. Bila persetujuan negatif diabaikan, buatlah rumus persentase persetujuan.
Jawab :
Rumus persentase persetujuan : a/a+b+c x 100%
11. Dua orang ahli patologi melakukan diagnosis kanker leher rahim dengan tingkat
keganasan II dan III pada 75 orang penderita. Ahli Patologi A menilai tingkat II untuk
45 orang dan tingkat III untuk 30 orang. Ahli Patologi B menilai tingkat II untuk 44
orang dan tingkat III untuk 31 orang. Baik Ahli Patologi A ataupun Ahli Patologi B
sama-sama menilai tingkat III untuk 27 orang. Hitunglah Nilai Kappa; apakah Kappa
tersebut kurang, intermediet, atau bagus?
Jawab :