BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu
kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan berperan
masyarakat untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu secara adil dan
perilaku hidup sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan
fasilitas kesehatan yang bermutu secara adil dan merata mendirikan Pusat
negara maju maupun di negara berkembang. Masalah gizi ini diikuti dengan
tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada
kesehatan saja, akan tetapi berdampak pula pada pembangunan sumber daya
manusia yang berkualitas di masa yang akan datang (Depkes RI, 2013).
perilaku penunjang dari para orang tua, ibu atau pengasuh dalam keluarga untuk
Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi individu dalam satu hari yang
beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur
sesuai dengan kebutuhan tubuhnya (Paath dkk, 2010). Pangan yang beraneka
ragam sangat penting karena tidak ada satu jenis pangan apapun yang dapat
dilakukan sejak bayi baru lahir, bahkan ketika masih dalam kandungan.
3
Indonesia adalah Balita dengan status gizi buruk dan kurang sebesar 17.7%, balita
dengan status gizi sangat pendek dan pendek sebesar 30.8%, dan balita sangat
kurus dan kurus sebesar 10.2% dan balita gemuk sebesar 8%. Angka-angka
tersebut memiliki arti bahwa Indonesia saat ini mengalami masalah gizi ganda
pada balita dimana terdapat balita yang kurus dan gemuk dengan prevalensi yang
hamper sama.
Masalah gizi lainnya dari hasil Riskesdas 2018, wanita KEK pada usia
subur sebesar14.5% dan pada ibu hamil sebesar 17.3%. Sebanyak 73.2% ibu
menerima saja tetapi tidak mengkonsumsi TTD yang diberikan (Kemenkes RI,
2018).
mengadakan mata kuliah Praktik Belajar Lapangan (PBL). Kegiatan PBL ini
Puskesmas Rawat Inap Muara Fajar adalah salah satu Puskesmas yang
Puskesmas Rawat Inap Muara Fajar sebelah utara berbatasan dengan kecamatan
permasalahan gizi yang paling banyak dijumpai adalah di kelurahan Muara Fajar
Barat dengan angka asi eksklusif 33%, ibu hamil diberi tablet tambah darah
sebesar 88.8%dan jumlah kunjungan posyandu D/S 55%. Untuk itu kami
B. Tujuan PBL
1. Tujuan Umum
perkuliahan.
2. Tujuan Khusus
struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas Rawat inap Muara Fajar
Kecamatan Rumbai.
Timur.
C. Manfaat PBL
1. Bagi Mahasiswa
kesehatan masyarakat.
2. Bagi Puskesmas Rawat Inap Muara Fajar dan Kelurahan Muara Fajar
Barat
maupun pengembangan.
lapangan.
7
4. Bagi Masyarakat
BAB II
GAMBARAN SITUASI
1. Gambaran Umum
Gambar 2.1
Puskesmas Rawat Inap Muara Fajar
Puskesmas Rawat Inap Muara Fajar adalah salah satu puskesmas yang
Luas wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Muara Fajar adalah 45,19
km2 terdiri dari 2 kelurahan yaitu : Kelurahan Muara Fajar Barat dan Muara
kendaraan bermotor. Dengan jumlah penduduk 12.366 jiwa dan jumlah rumah
Tabel 2.1
Jumlah Kelurahan, RT, dan RW di Wilayah
Puskesmas Rawat Inap Muara Fajar PekanbaruTahun 2019
2. Sumber Daya
Gambar 2.2
Staf Puskesmas Rawat Inap Muara Fajar Tahun 2019
10
Tabel 2.2
Jumlah Tenaga Berdasarkan Jabatan di
Puskesmas Rawat Inap Muara Fajar Kota Pekanbaru Tahun 2019
Adapun visi dan misi dari Puskesmas Rawat Inap Muara Fajar yaitu :
VISI
MISI
11
TATA NILAI
S E= SENYUM
HA = HARMONIS
TI =EMPATI
Memiliki rasa peduli terhadap pasien, teman sekerja, lintas program dan
lintas sektoral
MOTO
Pekanbaru Provinsi Riau. Luas wilayah kelurahan muara fajar barat yaitu 22.000
KM2. Dengan jumlah penduduk 5.350 jiwa, Jumlah Kepala Keluraga 1.334 KK,
penduduk yang berpindah sebanyak 17 orang. Untuk melihat data profil kelurahan
C. Tinjauan Pustaka
a. Pekerjaan
yaitu dengan memompa ASI peras / perahnya selama ibu bekerja dan
malam hari lebih sering menyusui. Ternyata ibu yang bekerja, lebih
bahwa mereka dapat menyusui bayinya secara eksklusif, tugas ini akan
(Harianja, 2002).
b. Sikap
tinggi.
14
c. Pengetahuan
hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama
15
mengelompokkan.
telah ada.
2.2 Karakteristik Balita
yang relatif besar. Perut yang lebih kecil menyebabkan jumlah makanan
dibandingkan dengan anak yang usianya lebih besar oleh sebab itu, pola
Usia 3-5 tahun anak menjadi konsumen aktif. Anak sudah mulai
memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini berat badan anak
anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi
biokimia dan riwayat diit. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index
(BMI) Salah satu contoh penilaian ststus gizi dengan antropometri adalah
Indeks Massa Tubuh. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index
(BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi
cara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT
dengan penerapan hidangan sehari-hari yang lebih seimbang dan cara lain
yang sehat. Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan
timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya
untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut :
IMT = BB
(TB)2
Kategori IMT
menemukan suatu populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi
a. Antropometri
(Gibson, 2005).
1) Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan
tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak
adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak
2) Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering
a) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain.
Alat yang memenuhi persyaratan dan dianjurkan untuk menimbang anak balita
3) Tinggi badan
terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup
(Supariasa, 2012).
Tabel 2.4 Indikator Status Gizi Anak Umur 0-60 Bulan Menurut
Standar WHO 2005
Batas
Pe
ng
el
N Indeks yang Sebutan Status
o
m
po
ka
n
1 BB/U < -3 SD Gizi buruk
- 3 s/d <-2 SD Gizi kurang
- 2 s/d +2 SD Gizi baik
> +2 SD Gizi lebih
2 PB/ atau TB/U < -3 SD Sangat Pendek
- 3 s/d <-2 SD Pendek
- 2 s/d +2 SD Normal
21
> +2 SD Tinggi
BB/TB atau
3 < -3 SD Sangat Kurus
- 3 s/d <-2 SD Kurus
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Gemuk
4 IMT/ U < -3 SD Sangat Kurus
- 3 s/d <-2 SD Kurus
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Gemuk
Sumber : Standar WHO 2005 SK Menkes RI No. 1995/ Menkes/ SK/ XII/
2010
Indeks.
Indeks Antropometri
No. Keterangan
BB/U TB/U BB/TB
1 Baik Pendek Gemuk Kronis-Gemuk
2 Lebih Pendek Gemuk Kronis-Gemuk
3 Baik Normal Gemuk Gemuk
4 Lebih Normal Gemuk Tidak kronis – gemuk
5 Lebih Normal++ Normal gizi baik, tidak
22
akut/kronis
6 Lebih Normal Gemuk Gemuk
7 Lebih Normal Normal Baik
8. Baik Pendek Normal Kronis
9 Baik Normal Normal gizi baik, tidak
akut/kronis
10 Baik Normal Normal Baik
11 Kurang Pendek Normal Kronis - tidak akut
12 Kurang Normal Normal Baik
13 Baik Normal Kurus Akut
14 Baik Normal++ Kurus Tidak kronis – akut
15 Kurang Pendek Kurus Kronis-Akut
16 Kurang Normal Kurus Tidak kronis – akut
17 Kurang Normal Kurus Akut
Sumber: Depkes RI, 2004
NCHS
NCHS
NCHS
b. Klinis
umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Pemeriksaan
yaitu seperti tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit
(Susilowati, 2008).
c. Biokimia
tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
2008).
d. Biofisik
24
status gizi dengan melihat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi
oleh individu maupun keluarga. Data yang didapat dapat berupa data
2004).
b. Statistik Vital
c. Faktor Ekologi
(Supariasa, 2012).
Hal penting yang perlu diketahui bahwa dengan recall 24 jam data yang
(URT) seperti sendok, gelas, piring dan lain-lain atau ukuran lainnya yang
dimakan 24 jam lalu. Makanan dapat berupa makanan utama dan
makanan selingan serta minuman yang nyata dimakan 24 jam yang lalu.
Mulai dari makan pagi, makan siang, makan malam, dan berakhir
individu sehigg dapat dihitung asupan energy dan zat gizi sehari.
metode ini tidak cocok dilakukan pada anak usia di bawah 7 tahun,
orang tua berusia di atas 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atau
penelitian.
jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada
5. Ruang Lingkup
nasional. Riset dalam skala nasional seperti riset kesehatan dasar untuk
l. Daftar taksiran komposisi air susu ibu (ASI). real food)
1. Kebutuhan Gizi
komponen tersebut yaitu: (1) basal metabolic rate (BMR), (2) spesific
dapat dilihat pada table AKG atau RDA. Proporsi makanan sehat
berimbang terdiri atas 60-70% karbohodrat 20-25% lemak dan protein 10-
15%.
a. Kebutuhan Karbohidrat
b. Kebutuhan Lemak
31
0,5-1 gram/kgBB/hari
yang dikeluarkan oleh tubuh baik berupa keringat uap air, maupun
Asupan gizi yang baik sangat penting bagi pekerja. Asupan zat
gizi merupakan jumlah zat gizi yang masuk melalui konsumsi makanan
dikonsumsi tenaga kerja akan membawa akibat buruk pada tubuh pekerja
32
kurang, berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat, kurang
2005). Asupan zat gizi pekerja diperoleh dari makanan yang dikonsumsi
diuraikan menjadi zat gizi lalu diserap melalui dinding usus dan masuk
3. Tingkat Kecukupan
jumlah zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi
pada kecukupan protein dan zat gizi lain adalah nilai rata-rata
nasional;
c) Jenis kelamin.
f) Kegiatan fisik.
g) Lingkungan.
h) Mutu makanan.
i) Gaya hidup.
yang pada taraf konsumsi 2000 kkal dan taraf persediaan 2200 kkal.
gizi (ALG).
1. Faktor Langsung
a. Konsumsi Makanan
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau
status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi
b. Infeksi
Penyakit infeksi dan keadaan gizi anak merupakan 2 hal yang saling mempengaruhi.
kedalam tubuh anak. Dampak infeksi yang lain adalah muntah dan
a. Tingkat Pendapatan
Pengetahuan gizi ibu merupakan proses untuk merubah sikap dan perilaku masyarakat
(Supariasa, 2012).
D.