Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Magang

Kesehatan merupakan suatu hal yang mutlak dan harus mendapatkan

perhatian dari semua pihak karena kesehatan merupakan hal yang penting

bagi kehidupan manusia. Perubahan pemahaman akan konsep sehat dan sakit

lebih mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat pengobatan (kuratif),

rehabilitasi (rehabilitatif), pencegahan penyakit (preventif), dan peningkatan

kesehatan (promotif).

Pelaksanaan Magang bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Tamalatea Makassar merupakan kegiatan belajar di luar kampus sehingga

dapat memiliki kompetensi yang cukup di bidang kesehatan baik secara

langsung maupun tidak langsung agar dapat bergelut dan mempelajari hingga

memahami bidang masing-masing setiap Jurusan yang ada di Kesehatan

Masyarakat.

B. Ruang Lingkup Magang

Kegiatan magang di Puskesmas Kapasa berlangsung selama 20

Hari terhitug dari tanggal 09 Maret s.d 27 Maret 2018 dengan pembagian

5 bidang seperti Epidemiologi, Promosi Kesehatan, Kesehatan

Lingkungan dan Keselamatan dan Keselamatan Kerja, Administrasi

Kebijakan Kesehatan dan Gizi.


Adapun Kegiatan yang dilakukan ada yang terkait jurusan masing-

masing seperti pengimputan data, analisis data, serta penyuluhan dan

pemicuan. Ada pula yang turun serentak di lapangan seperti Posyandu.

C. Tujuan dan Manfaat Magang

1. Umum

Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa dalam Kegiatan Magang

berdasarkan Jurusan.

2. Khusus

a. Meningkatkan Kemampuan mahasiswa untuk Memahami

bagaimana proses pembelajaran di tempat magang

b. Meningkatkan Kemampuan mahasiswa melakukan kegiatan baik

di ruangan maupun lapangan berdasarkan Bidang Jurusan.

3. Manfaat

Magang adalah suatu bentuk pelatihan yang dilaksanakan untuk

mengasah wawasan dan keterampilan seseorang guna memasuki dunia

kerja secara profesional sesuai dengan bidang studi yang diminati,

sebagai proses pembelajaran dalam tindakan penyesuiaan antara

individu lainnya dengan berbagai karakter yang berbeda, serta wadah

mengaplikasikan ilmu yang didapat dari bangku kuliah dan merupakan

salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana.


BAB II

GAMBARAN INSTITUSI

A. Gambaran Umum Wilayah

Puskesmas Kapasa terletak di Kecamatan Tamalanrea Kota

Makassar dengan luas wilayah kerja kira-kira 1495 M2. Wilayah kerjanya

meliputi 2 kelurahan, yaitu kelurahan Kapasa yang terdiri dari 33 RT/ 7

RW.

Pemanfaatan potensi lahan dan alih fungsi lahan terjadi sedemikian

rupa, yang akan membawa pengaruh terhadap kondisi dan perkembangan

sosial ekonomi dan keamanan masyarakat. Keadaan wilayah dibeberapa

bagian beralih fungsi menjadi pemukimana penduduk. Alih fungsi lahan

banyak terjadi pada sektor pemukiman dan peru,ahan yang menjamur

beberapa tahun terakhir.Hal demikian akan membawa pengaruh pada

urbanisassi, status gizi, pola, jenis penyakit diwilayah kerja puskesmass

Kapasa.

Adapun letak atau batas-batas wilayah kerja Puskesmas Kapasa

sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kelurahan daya Kecamatan Biringkanaya

 Sebelah Barat : Kelurahan Bira dan Kelurahan Parang Loe

Kecamatan Tamalanrea

 Sebelah Selatan : Kelurahan Tamalanrea Indah Kecamatan

Tamalanrea.
 Sebelah Timur : Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Tamalanrea

B. Gambaran Umum Institusi

a. Visi

Terwujudnya Puskesmaas yang unggul dan menjadi pilihan

Masyarakat menuju Kapasa sehat mandiri.

b. Misi

1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dalam memberikan

pelayanan kesehatan dasar.

2. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab kesehatan

diwilayah kerja puskesmas kapasa.

3. Meningkatkan kemitraan baik internal maupun eksternal program.

c. Tata Nilai

Budaya senyum adalah merupakan salah satu ciri “Sombere”maka dari

itu Puskesmas Kapasa menjadikannya sebagai tata nilai untuk

menjadikan kebiasaan yang baik dalam menjalankan tugas sebagai

pelayanan masyarakat, dan pelayanan publik pada umumnya.

d. Tugas Pokok

Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan

pembangunan kesehatan di wilayah kerja dalam rangka mendukung

terwujudnya Kapasa Sehat.

e. Fungsi

1. Penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) primer di

tingkat pertama diwilayahnya.


2. Sebagai pusat penyedia data dan informasih kesehatan di wilayah

kerja.

3. Penyelenggara Kesehatan Perorangan (UKP) primer tingkat yang

berkualitas daan berorientasi pada pengguna layanannya.

f. Peran Puskesmas

1. Sebagai pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmass berperan sebagai penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan, yang mana Puskesmas menggerakkan dan

memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya sehingga

berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.

2. Sebagai Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama

pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia

usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani

diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.

3. Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan

pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu

dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama

yang menjadi tanggung jawab puskesmass meliputi pelayanan

perorangan antara lain rawat jalan dan pelayanan kesehatan

masyarakat yang bersifat publik dan dengan tujuan utama


memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah

penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan.

C. Capaian Program

Kegiatan Puskesmas adalah suatu upaya yang bertujuan untuk

memberikan pelayanan kesehatan secara merata kepada seluruh lapisan

masyarakat, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan status kesehatan

penduduk, khususnya pada kelompok rentan yaitu anak balita (bawah 5

tahun), bumil (ibu hamil), bulin (ibu bersalin) dan busui (ibu menyusui).

Salah satu bentuk penjabaran dari strategi pembangunan jangka panjang

untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dilaksanakan melalui

Panca Karsa Husada yang meliputi:

1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri

dalam bidang kesehatan.

2. Meningkatnya status gizi masyarakat.

3. Menurunnya angka kesakitan dan kematian.

4. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.

5. Pengembangan keluarga sejahtera.

Peningkatan keberhasilan dari kelima upaya tersebut ditentukan

oleh upaya kesehatan di Puskesmas sebagai pos pelayanan kesehatan

terdepan. Oleh karena itu, sesuai dengan peranan dan fungsi Puskesmas

untuk melaksanakan upaya kesehatan secara menyeluruh dan terpadu

dalam wilayah kerja, maka Puskesmas Kapasa berpedoman pada Undang-


Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 48 ayat 1 dengan

16 kegiatan penyelenggaraan upaya kesehatan, yaitu:

a. Pelayanan kesehatan

b. Pekayanan kesehatan tradisional

c. Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

d. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

e. Kesehatan reproduksi .

f. Keluarga berencana.

g. Kesehatan sekolah.

h. Kesehatan olahraga.

i. Pelayanan kesehatan pada bencana.

j. Pelayanan darah.

k. Kesehatan gigi dan mulut.

l. Penenggulangan gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran.

m. Kesehatan mata.

n. Pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan.

o. Pengamanan makanan dan minuman.

p. Pengamanan zat adiktif.

1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak

a. Pemeriksaan Ibu Hamil

Cakupan pemeriksaan ibu hamil (K1) adalah indikator yang dapat

menggambarkan hal upaya KIA dan tingkat perilaku ibu hamil,


pemeriksaan K1 dengan 10T yang meliputi pengukuran tinggi badan,

pengukuran tekanan darah, pengukuran lingkar legan atas, pengukuran

tinggi fundus, menentukan letak janin, pemberian TT, pemberian tablet

Fe, tes laboratorium, tata laksana dan pengobatan sudah dilakukan di

Puskesmas Kapasa selama tahun 2018.

Berdasarkan ata yang diperoleh daru unit pelayanan KIA sampai

akhir Desember 2018, bahwa cakupan pemeriksaan pertama ibu hamil (

K1) adalah 282 0rang (100%), sedangkan cakupan pemeriksaan ke

empat ibu hamil (K4) adalah 336 orang (95%).

b. Pertolongan Persalinan

Selama tahun 2018, di wilayah kerja puskesmas kapasa

pertolongan persalinan oleh Nake sebanyak 336 orang (100%).

c. Kunjungan Neonatus

Kunjungan neonatus adalah jumlah kunjungan neonatal minimal 1

kali pada usia 0-7 hari dan 1 kali pada 8-28 hari. Untuk Puskesmas

Kapasa cakupan kujungan neonatus sampai bulan Desember 337 orang

(100%).

2. Keluarga Berencana

Gerakan KB nasional dilakukan melalui unit-unit pelayanan

kesehatan, baik pemerintah maupun swasta. Keberhasilan KB dapat

diketahui dari beberapa indikator yang meliputi beberapa cakupan peserta

KB baru dan cakupan peserta KB aktif terhadap pandangan usia subur.


a. Cakupan Peserta KB Baru

Jangkauan pelaksaan konseptor baru adalah 68, sedangkan jumlah

Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada adalah 3.286 pasanagn sehingga

persentase cakupan peserta KB baru adalah 11,66%. Jumlah peserta yang

memakai kontrasepsi sebanayk 383 orang.

b. Cakupan Peserta KB Aktif

Cakupan peserta KB aktif dapat diketahui melalui beberapa

indikator antara lain :

 Cakupan peserta KB aktif terhadap target.

 Cakupan peserta KB aktif terhadap PUS.

 Cakupan peserta KB aktif menurut pola penggunaan alat kontrasepsi.

Cakupan peserta KB aktif terhadap PUS di Puskesmass Kapasa pada

tahun 2018 adalah 2.433 peserta (74,04%).

3. Upaya Peningkatan Gizi

a. Cakupan Distribusi Vitamin A

Distribusi vitamin A pada tahun 2018 di lakukan pada bulan

Februari dan Agustus di seluruh wilayah kerja Puskesmas Kapasa.dengan

sasaran utamanya pada anak bayi dan balita, sebagai berikut :

Jumlah sasaran bayi (6-11 bulan) Vitamin A sebanyak 330 bayi

dan yang mendapat vitamin A 293 bayi dengan dengan cakupan 83%.
Jumlah sasaran anak balita yang mendapat vitamin A (1-5 tahun)

sebanyak 666 Balita dan yang mendapat vitamin A sebanyak 666 Balita

dengan cakupan 100%.

b. Cakupan Distribusi Tablet Fe

Pemberian tablet Fe pada ibu hamil di harapkan dapat

menanggulangi anemia gizi pada ibu hamil. Pemberian tablet Fe pada ibu

hamil di Puskesmas Kapasa sebanyak 383 orang 100%) Bumil selama

tahun 2018.

c. Penimbangan Bulanan Bayi dan Balita

Indikator penimbangan bayi dan balita dapat diketahui dari

cakupan penimbangan dan frekuensi penimbangan bayi dan balita.

Disamping itu partisipasi masyarakat daalam kegiatan penimbangan (D/S)

dan keberhasilan programgizi (N/S) dapat dinilai sebagai salah satu

indikator program posyandu.

Adapun pencapaian masing-masing indikator tersebut pada

Puskesmas Kapasa tahun 2018, adalah :

 Jumlah bayi (0-11 bulan)yang mempunyai KMS ?237.

 Rata-rata bayi yang ditimbang ke posyandu tiap bulan : 414.

 Jumlah Balita (1-3 tahun) yang mempunyai KMS : 237

 Rata-rata balita yang di timbang ke posyandu perbulan : 641

 Jumlah anak balita (3-5 tahun) yang mempunyai KMS :414


 Partisipasi masyarakat dalam kegiatan penimbangan (D/S) : 62%/52%

 Keberhasilan Program gizi (N;D)

 Jumlah bayi (0-11 bulan) yang status Gizi buruk sebanyak 0 orang.

 Jumlah anak balita (1-5tahun) yang status gizi buruk sebanyak 0 orang.

4. Kesehatan Lingkungan

a. Pengaruh Air Bersih

Salah satu bentuk kebutuhan pokok masyarakat adalah tersedianya

air bersih, sihingga penyedian air bersih terus diingatkan. Dalam rangka

mencukupi kebutuhan air bersih skesmas Kapasa telah dibangun berbagai

jenis sarana air bersih, yang meliputi sumur pompa tangan, sumur gali,

ledeng, sistem pompa dan lain-lain.

Adapun rincian jumlah sarana tersebut dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut :

Tabel 1
Jumlah Sarana Air Bersih Diwilayah Kerja Puskesma Kapasa Tahun
2018

2
0No Sarana Air Bersih Jumlah Presentase
1
81. Sumur Gali Terlindung 286 8%

2. Sumur Gali dengan Pompa 193 6%

3. PDAM 2714 81%

4. Sumur Bor dengan Pompa 163 5%


Sumber: Petugas Sanitasi Puskesmas Kapasa 2018
b. Sarana Pembuangan Air Limbah

Masyarakat di Wilayah kerja Puskesmass Kapasa pada umumnya

membuang air limbahnya pada sekolah dengan dasar semen sebanyang

3001 buah, pembuangan air Limbag pada sekolah dengan dasar tanah

sebanyak 123 buah sedangkan yang membuang air limbah pada pipa

sebanyak 322.

Tabel 2

Jumlah SPAL Menurut Kondisi di Wilayah Kerja Puskesmas Kapasa


Tahun 2018

No Kondisi Jumlah Presentase

1. Dasar Semen 3614 86%

2. Dasar Tanah 104 3%

3. Dasar Pipa 500 12%

Sumber :Petugas Sanitasi Puskesmas Kapasa 2018

c. Jamban Keluarga

Penggunaan jamban keluarga pada setiap keluarga merupakan hal

yang sangat penting, hal ini sangat mempengaruhi tingkat kesehatan

masyarakat, akibat yang akan ditimbulkan akibat buang air tinja

disembarangan adalah menularnya berbagai penyakit.

Penggunaan jamban keluarga pada masyarakat pada wilayah kerja

puskesmas Kapasa dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 3

Jumlah Sarana Jaga Menurut Jenis di Wilayah Kerja Puskesmas


Kapas Tahun 2018

No. Kondisi Jumlah Presentase

1. Sharing/Komunal 128 3%

2. JSSP 453 9%

3. JSP 4318 88%

4. Jumlah 4899 100%

Sumber: Petugas Sanitasi Puskesmas Kapasa 2018

d. Perumahan

Perumahan di wilayah Kerja Puskesmass Kapasa menurut data

pencacatan satuan kesehatan lingkungan Puskesmas Kapasa terdiri dari

4216 unit rumah, yang terbagi dalam 3 perumahan yaitu permanent

sejumlah 3819 rumah, semi permanen 346 rumah dan darurat sebanyak 51

rumah. Kondisi dari perumahan tersebut yaitu dalam kategori memenuhi

syarat sebanyak 3614 rumah dan tidak memenuhi syarat sebanyak 602

rumah.

5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

a. Imunisasi Bayi

Kegiatan imunisasi bayi tahun 2018 dimana jenis imunisasi yang

diberikan adalah BCG, Polio, Campak, Hepatitis B. Jumlah bayi yang

menjadi sasaran program imunisasi sebanyak 344 bayi, dan jumlah bayi
yang telah di Imunisasi selama tahun 2018 dengan perincian sebagai

berikut :

 BCG sebanyak 338 bayi (98,25%)

 DPT-HB1 sebanyak 334 bayi (97%)

 DPT-HB3 sebanyak 335 bayi (97,38%)

 Polio 4 sebanyak 335 bayi (97,38%)

 Campak sebanyak 339 bayi (98,5%)

b. Imunisasi Ibu Hamil

Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kapasa 383

orang dan pencapaian cakupan imunisasi TT1 sebanyak 4 orang dan

imunisasi TT2 sebanyak 68 orang.

c. Diare

Program diare juga merupakan salah satu Kegiatan pada lingkup

P2M Puskesmas Kapasa. Hasil pengumpulan data penyakit diare pada

tahun 2018 524 penderita. Yang di tangani 318 penderita.

d. Ispa

Ispa juga merupakan salah satu kegiatan dilingkup P2M di

Puskesmas Kapasa. Ispa merupakan penyakit yang menduduki urutan

pertama pada 10 penyakit terbesar pada wilayah kerja Puskesmas Kapasa.

Pada tahun 2018 jumlah penyakit Ispa sebanyak 2.306 orang, yang terbagi
umur (1-4 tahun) sebanyak 686 orang dan umur (5 tahun ke atas) sebanyak

1.620 orang.

e. Demam Berdarah Dengue (DBD0

Semua Desa/Kelurahan mempunyai resiko yang terjangkit DBD,

karena nyamuk Aedes Aegypty tersebar luas dipelosok tanah air kecuali

dipegunungan dengan ketinggian lebih dari 1.000 meter diatas permukaan

laut. Agar Desa/Kelurahan bebas dari ancaman DBD, maka puskesmas

Kapasa telah melaksanakan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

di rumah penduduk dan dilingkungan masing-masing. Kegiatan PSN ini

meliputi pemeriksaan jentik, kunjungan rumah secara berkala, penyuluhan

dan kerja bakti, kebersihan lingkungan serta penanggulangan kejadian

DBD bersama Dinas Kesehatan Kota Makassar. Selama tahun 2018 jumlah

kasus DBD di wilayah Kerja Puskesmas Kapasa sebanyak 2 orang dan

telah dilakukan fooging focus sebanyak 3 kali dengan jumlah rumah kurang

lebih 60 telah di lakukan abatesasi sebanyak 120 rumah yang terletak pada

2 kelurahan.

6. Pengobatan

Selama tahun 2018 jangkauan pengobatan rawat jalan adalah :

 Jumlah seluruh kunjungan dalam gedung Puskesmas Kapasa 3.694

kunjungan.

 Jumlah seluruh kunjungan baru dalam gedung Puskesmas Kapasa 639

kunjungan.
 Jumlah seluruh kunjungan lama dalam gedung Puskesmas Kapasa

3.055 kunjungan.

Data 10 Penyakit Terbesar di Puskesmas Kapasa Tahun 2018

No Penyakit Jumlah
1. Common Cold 1.610
2. Cepalgia 597
3. Myalgia 561
4. Hypertensi 555
5. Gastritis 526
6. Bronchitis 442
7. Dipepsia 351
8. Frunkel 341
9. Pharingitis 313
10. DM 210

Jumlah rujukan Puskesmas Kapasa ke Fasilitas kesehatan

tingkat atas sebanyak 900 orang. 72 rujukan 10 penyakit terbesar.

7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Penyuluhan kesehatan masyarakat dan penggerakan peran serta

masyarakat, berdasarkan hasil kegiatan Puskesmas Kapasa adalah sebagai

berikut: :

 `Peran serta masyarakat melalui pembinaan dan pengembangan

PKMD/Posyandu (jumlah posyandu sebanyak 14 Posyandu) frekuensi

pembinaan setiap posyandu 12 kali per tahun.


 Pembinaan dan bimbingan teknik kader, jumlah kader yang di latih

sebanyak 65 orang dan yang aktif sebanyak 65 orang.

 Pembinaan kerja sama lintas sektoral melalui rapat koordinasi 4 kali

pertahun.

8. Upaya Kesehatan Sekolah

Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan salah satu kegiatan pokok di

Pusksmas Kapasa dengan hasil pencapaian dalam kegiatan ini adalah sebagai

berikut :

 SD dengan UKS sebanyak 4 Sekolah.

 SMP dengan UKS sebanyak 2 Sekolah.

 SMA dengan UKS sebanyak 1 Sekolah

 Frekuensi kunjungan ke sekolah sebanyak 23 kali.

9. Kesehatan Gigi dan Mulut

Upaya kesehatan gigi masyarakat merupakan salah satu program di

puskemas kapasa. Jenis kegiatan/tindakan yang telah di lakukan selama tahun

2018 adalah sebagai berikut :

 Rawat jalan sebanyak 70 orang.

 Rawat gigi baru sebanyak 26 orang.

 Pencabutan gigi sebanyak 0 orang.


10. Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Laboratorium tahun 2018

No. Jenis Pemeriksaan Jumlah


1. GDS/GDP 649
2. Asam Urat 561
3. Cholestrol 602
4. HB 331
5. Golongan Darah 171
6. HIV 352
7. Syphilis 47
8. Urine Rutin 55
9. Planotest 358
10. Malaria 22
11. TB 26

11. Perawatan Kesehatan Puskesmas (Perkesmas)

Kegiatan perawatan kesehatan pada tahun 2018 telah dilakukan

kepada... oorang membina keluarga sebanyak 73 KK, dan jumlah kunjungan

rumah... kali kunjungan.

12, Pelayana Kesehatan Jiwa

Pelayanan dilakukan terhadap 12 target penderita dalam wilayah

kerja Puskesmas Kapasa dengan jumlah yang dilayani sebanyak 12 orang.

13. Pelayanan Kesehatan Mata

Tidakk ditemukan adanya kasus penyakit mata pada tahun 2018

baik penderita Conjungtivitas. Katarak, maupun kelainan refraksi.


Penjaringan mata yang telah dilaksanakan pada setiap sekolah di wilayah

kerja Puskesmas Kapasa 2 kali dalam satu tahun.

14. Pelayanan Usia Lanjut

Dilakukan pembinaan terhadap 2 (dua) kelompok usia lanjut dalam

wilayah kerja Puskesmas Kapasa dengan jumlah yang di layani sebanyak

1.433 orang.

15. Pelayanan Peningkatan Kerja

Memberikan penyuluhan dan pengamatan secara berkala kepada

para buruh dan tenaga kerja tentang pentingnya pemakaian dan penggunaan

alat pelindung atau pengamanan dalam melaksanakan pekerjaan.

16. Pelayanan Kesehatan Olahraga

Memberikan penyuluhan dan contoh kepada masyarakat tentang

pentingnya kesegaran jasmani atau senam untuk diri sendiri di dalam

masyarakat dan penyuluhan tentang pentingnya makanan yang bergizi

seimbang serta dianjurkan istirahat yang cukup agar badan tetap segar dan

fit. Kegiatan senam dilakukan setiap minggu pertama dan ketiga yang

anggota tersebut adalah prolanis/lansia dan kader. Jumlah keseluruhan

prolanis/lansia sebanyak 35 orang dengan frekuensi kunjungan aktif.


17. Sistem Pencacatan dan Pelaporan

Salah satu kegiatan dalam program pokok Puskesmas Kapasa

adalah pencacatan pokok Puskesmas, yaitu pencacatan dan pelaporan dalam

rangka sistem informasi kesehatan. Pelaksanaan sistem pencacatan dan

pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan sub sistem dari sistem

informasi manajeman Puskemas. Pencacatan yang utama adalah :

 Kartu individu seperti : kartu rawat jalan, kartu ibu dan kartu TB

 Registrasi seperti kunjungan KIA, registrasi posyandu dan sebagainya.

 Laporan kejadian KLB dan laporan bulanan sentinel

Jenis Laporan dari Puskesmas ke tingkat kotaadalah sebagai berikut :

 Laporan bulanan (LB1, LB2, LB3, dan LB4)

 Laporan sentinel (LB1S, DAN LB2S)

 Laporan tahunan (LT1, LT2, dan LT3)

 Laporan KLB dan Wabah

 Laporan Lainnya menurut program yang ada petunjuk khususnya.

18. Peran Serta Msyarakat

Masyarakat mempunyai peranan penting dalam memelihara dan

meningkatkan diri dan lingkungannya, sedangkan masyarakat masih

merasakan kesepakatan untuk menunjang pembangunan kesehatan,

tanggapan atau taksiran masyarakat mengenai kewajiban dan tanggung


jawabnya tentang kesehatan masih berbeda-beda, hal ini sangat

mempengaruhi keikutsertaan mereka dalam upaya kesehatan.

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat perlu

diciptakan iklim yang memungkinkan kemampuan masyarakat untuk

tumbuh dan berkembang, untuk itu diperlukan komunikasi yang sehat antara

pengembang upaya kesehatan dengan masyarakat, tingginya peran serta

masyarakat dapat diukur dengan indikator yaitu semakin berkembangnya

usaha-usaha yang dikelola oleh masyarakat, dalam hal ini kaser, misalnya

rasio kader terhadap posyandu jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Kapasa sebanyak 14 posyandu, jumlah kader yang aktif sebanyak 65.


BAB III

Pelaksanaan Magang

A. Jenis Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Moncongloe selama kegiatan

magang berlangsung yaitu :

1. Pengukuran Antropometri Pada Balita

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya

tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh.

Pengertian dari sudut pandang gizi telah banyak di ungkapkan oleg parah ahli.

Jelliffe (1966) mengungkapkan bahwa:

“Nutritional Antrhopometry is measurement of the variations of the physical

demensions and the gross compositions of the human body at different age levels

and degree of nutritions”

Dari definisi tersebut, dapat diterik kesimpulan bahwa antropometri gizi adalah

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi

tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh

antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak

dibawah kulit.

Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari

berbagai ketidakseimbangan antara asupan energi dan protein. Gangguan ini


biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisikdan proporsi jaringan tubuh seperti

lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.

Di Puskesmas Kapasa dilakukan pengukuran bayi dan balita dengan

mengunakan pengukuran Antropometri untuk menentukan status gizi pada bayi

dan balita. Indikator ukuran Antropometri digunakan sebagai kriteria utama untuk

menilai kecukupan asupan gizi dan pertumbuhan bayi dan balita.

Puskesma Kapasa menggunakan penilaian status gizi dari hasil pengukuran

antopometri yaitu dari usia, berat badan, panjang badan, atau tinggi badan dan

lingkar lengan atas.

a. Usia

 Usia dalam bulan di tentukan dari tanggal lahir dan tanggal pengukuran

antropometri.

 Kategorisasi usia yaitu

- 0 - <6 bulan

- 6 - <12 bulan

- 12 - <24 bulan

- 24 - <59 bulan

b. Berat Badan

Ada 2 macam timbangan yaitu :

 Tipe Salter Spring Balance

Timbangan gantung (Posyandu)


Maksimum berat 25kg dengan ketelitian 100 g

 Tipe Bathroom Scale

Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri

Menimbang anak bersama ibunya

Maksimum erat badan 100kg dengan ketelitian 100g

c. Panjang atau Tinggi Badan

Ada 2 macam alat ukur yaitu :

 Baby Length Board

Untuk bayi dan anak kurang 2 tahun

Mengukur crown-heel length dengan ketelitian 0,1 cm

 Vertical Measures (microtoise)

Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri (2 tahun atau lebih)

Mengukur tinggi badan dengan ketelitian 0.1 cm.

Pada bagian gizi di Puskesmas Kapasa memiliki beberapa tugas pokok

untuk menangani masalah gizi yang terjadi yaitu :

1. Menyusun rencana kegiatan gizi

2. Melaksanakan konseling gizi di puskesmas

3. Melaksanakan program gizi melalui pemantauan pertumbuhan anak bayi dan

balita di posyandu.

4. Melaksanakan kunjungan rumah anak bayi dan balita yang mempunyai masalah

gizi.

5. Pemantauan status gizi ibu hamil.


6. Menanggulangi bayi-balita dan ibu hamil yang mengalami masalah gizi.

7. Melaksanakan program gizi yakni, pemantauan garam beryodium,dan

pemberian kapsul vitamin A.

8. Pelaksanaan rujukan puskesmas bagi anak bayi dan balita yang mempunyai

masalah gizi.

9. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan gizi.

B. Prosedur Kerja

Anda mungkin juga menyukai