Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN HASIL

PRAKTIK KULIAH KERJA PRROFESI (KKP)

KELURAHAN KAPASA KECAMATAN TAMALANREA

OLEH:

KELOMPOK IV

1. Andi Aksari Ali S.kep 6. Dahlia Ns. S.Kep

2. Dominggas Talpia S.Kep 7. Anito S.Kep

3. Maria O.Hallatu S.Kep 8. Oktavianus S.Kep

4. Serlotha Marlino Goin S.Kep 9. Irsul S,Kep

5. Kristina vinolia S.Kep 10. Astika Sari S.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


GRAHA EDUKASI MAKASSAR
2019
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

BAB II TINJAUAN TEORI

A. PARADIGMA SEHAT

1. Pengertian Paradigma Sehat

2. Dasar Pemikiran Paradigma Sehat

3. Faktor pendukung paradigma sehat

B. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Definisi Keperawatan Komunitas

2. Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas

3. Prinsip Keperawatan Komunitas

4. Sasaran Keperawatan

5. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

C. PENGKAJIAN

D. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

1. Pengumpulan Data

2. Pengelolahan Data

E. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

1. Kependudukan

2. Agama

3. Pendidikan Dan Pekerjaan

4. Jumlah Anak
5. Status Kependudukan

6. Staatus Kepemilikan

7. Penghasilan

8. Sumber Air

9. Pembuangan Air Besar

10. Tempat Pembuangan Sampah

11. Letak Kandang Ternak

12. Kebiasan Membersihkan Rumah

13. Pemanfaatan Pekarangan

14. Data Penyakit Yang diderita selama 3bulan terakhir

F. Waktu Pelaksanaan

G. Analisa Data

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI KKP

A. Keadaan Geografis

B. Batas Wilayah

C. Keadaan Demografi

D. Sarana dan Prasarana

BAB IV PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah Kesehatan

B. Prioritas masalah kesehatan

C. Rencana penyelesaian masalah kesehatan

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala kasih dan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan di Rukun Warga

04 Kelurahan Kapasa Kecamatan Tamalanrea Makassar. Laporan ini guna memenuhi tugas

akhir Keperawatan Komunitas. Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak RW 04 Kelurahan Kapasa, selaku ketua RW yang telah memberikan izin

melakukan Praktik Kerja Lapangan Keperawatan Komunitas di Kelurahan Kapasa

Kecamatan Tamalanrea.

2. Seluruh warga RW 04 Kelurahan Kapasa yang telah banyak membantu

terselesaikannya program Praktik Kerja Lapangan Keperawatan Komunitas.

Penyusunan laporan keperawatan komunitas ini penulis menyadari masih banyak

kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi tercapainya penelitian yang lebih baik lagi kedepannya.

Makassar , Agustus 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat

alamiah, sistematis, dinamis, kontinue, dan berkelanjutan dalam kerangka

memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok, juga masyarakat melalui

langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi

keperawatan (Wahyudi, 2015).

Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen yaitu

manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan. Sebagai tujuan praktik

keperawatan klien bisa dibedakan menjadi individu, keluarga, dan masyarakat.

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,

dan psikologi.

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok,

dan masyarakat dan fokus upaya kesehatan primer, sekunder, dan tersier. Oleh

karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan

membantu masyarakat.

Peran masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subjek

dan objek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam

menjaga kesehatannya. Sebagai akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan

masyarakat mampu secara mandiri, tetap dan meningkatkan status kesehatan

masyarakat (mubarak,2016).

Pelaksanaan keperawatan kesehatan masyarakat diupayakan dekat dengan

masyarakat, sehingga strategi pelayanan kesehatan yang utama merupakan


pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan kesehatan yang diberikan. Wujud

aplikasi kegiatan nyatanya adalah seorang perawat komunitas mampu melaksanakan

rangsangan atau memotivasi masyarakat di wilayah binaannya dengan memilih alat

edukasi sederhana yang tersedia (Mubarak dan Chayatin, 2011). Seorang perawat

dituntut mampu dalam mengupayakan kesehatan dilingkungan masyarakat, dalam

rangka pencapaian kompetensi menjadi perawat komunitas, agar tercapainya

kesehatan dari lingkup terkecil keluarga hingga kesehatan lingkungan.

Berdasarkan hal tersebut, program pendidikan profesi di STIKES Graha

Edukasi Makassar melakukan praktik komunitas yang bertujuan memberikan

pengalaman belajar teoritis dan praktik, agar semua lulusan STIKES GEMA dapat

melaksanakan pelayanan Asuhan Keperawatan di berbagai institusi pelayanan

kesehatan secara komprehensif. Teknik pembelajaran praktik kerja lapangan pada

Asuhan Keperawatan komunitas tahun ajaran 2019 ini dilaksanakan di RW IV

Kelurahan Kapasa Kecamatan Tamalanrea. Mahasiswa yang ditugaskan berjumlah 10

orang mahasiswa prodi profesi ners yang bertugas mengelola dan memberikan

Asuhan Keperawatan komunitas, keperawatan keluarga dan keperawatan gerontik

yang dilaksanakan pada tanggal 29 Juli-18 Agustus 2019.

B. Tujuan yang akan di capai dari penyempurnaan sistem pendataan profil


kelurahan kapasa Keluhaan Kapasa Kecamatan Tamalanrea RW 04.

a. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan program Praktik Kerja Lapangan Keperawatan Komunitas

ini diharapkan mahasiswa mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada sasaran

komunitas dan keluarga.

2. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu:


a. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas.

b. Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk komunitas

yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi.

c. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi organisasi

komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan

komunitas.

d. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor resiko

personal, sosial dan lingkungan.

e. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk meningkatkan

kesehatan komunitas.

f. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk mencegah

penyakit dan meningkatkan kesehatan.

g. Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis, belajar

mandiri dengan keterampilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan di

dalam komunitas.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Paradigma Sehat

1. Pengertian Paradigma Sehat

Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model

pembangunan kesehatan yang bersifat holistik cara pandang ini menekankan pada

masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat intasektor

upayanya. Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan

perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan

kesehatan. Dengan diterapkannya paradigma ini di harapkan mampu mendorong

masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri

melalui kesadaran yang tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat

promotif dan preventif. (Udaya dan Isna 2010).

Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan baik

secara makro maupun mikro. Secara makro berarti bahwa pembangunan semua

sektor harus memberikan dampaknya di bidang kesehatan, minimal memberikan

sumbangan dalam pengembangan pelayanan keperawatan sedangkan secara mikro

diartikan bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif

dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Paradigma sehat atau cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan

yang bersifat holistik, menyeluruh, bahwa masalah kesehatan di pengaruh banyak

faktor dan multidimensional yang upayanya lebih diarahkan pada penigkatan,

pemeliharaan, dan perlindungan kesehatan yang lebih dikenal dengan preventif dan

promotif.
Perubahan pemahaman tentang konsep sehat dan sakit serta semakin

banyaknya khasana ilmu pengetahuan dengan informasi tentang determinan

penyebab penyakit yang multifaktorial, telah menggugurkan paradigma kesehatan

yang lebih mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan

rehabilitatif.

Paradigma sehat dengan sebutan : ‘’Gerakan Pembangunan Yang Berwawasan

kesehatan’’ dicanangkan oleh presiden RI pada tanggal 1 maret 1999. Lebih dari itu,

paradigma sehat adalah bagian dari pembangunan peradaban dan kemanusiaan

secara keseluruhan. Paradigma sehat adalah perubahan mental dan watak dalam

pembangunan.

2. Dasar Pemikiran Paradigma Sehat

Dasar pemikiran paradigma sehat adalah sebagai berikut:

a. Hidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya sehat merupakan sesuatu yang

sangat esensial dalam diri manusia yang perlu dipertahankan dan di pelihara.

Sehat merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang produktif, bukanlah

hal yang konsumtif, melainkan prasyarat agar hidup kita menjadi

berarti,sejahtera dan bahagia.

b. Kesehatan merupakan salah satu dari tiga faktor utama yang sangat

menentukan kualitas sumber daya manusia, disamping pendidikan dan

pendapatan (ekonomi). Oleh karena itu, kualitas kesehatan perlu dipelihara

dan ditingkatkan

c. Sehat juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri. Mensyukuri

karunia dapat di tunjukan dengan perkataan, perasaan, dan perbuatan.

Bersyukur dengan perbuatan ditunjukan dengan memelihara kesehatan dan

berupaya untuk meningkatkannya


d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan lebih efektif dari pada mengobati

penyakit. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan (promosi) dan

pencegahan penyakit (preventif) perlu di tekankan tanpa mengesampingkan

upaya penyembuhan dan pemulihan

e. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan perilaku, pelayanan

kesehatan, dan keturanan. Faktor lingkungan dan perilaku memiliki kontribusi

yang sangan besar terhadap kualitas derajat kesehatan.di pihak lain, faktor

lingkungan dan prilaku terkait dengan banyak sektor di luar kesehatan. Oleh

karna itu, perlu di perhatikan dampak pembangunan setiap sektor di bidan

kesehatan.

3. Faktor pendukung paradigma sehat

a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak

efektif.

b. Konsep sehat merupakan dimana dalam arti di masukan unsur sehat produktif

sosial ekonomis

c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik

degenerativef

d. Adanya transisi demografi.meningkatnya lansia yang memerlukan

penanganan khusus

e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan

penduduk.
B. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Definisi Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga juga

kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah

kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum

mereka meminta bantuan kepada orang lain (Harnilawati, 2016).

Kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yang

ditujukan pada pengembangan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan pada

pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai

perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau

masyarakat (Ruth Freeman, 2015).

Praktik keperawatan komunitas merupakan sintesi teori keperawatan dan teori

kesehatan masyarakat untuk promosi, pemeliharaan dan perawatan kesehatan

populasi melalui pemberian pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan

kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan komunitas (Standhope &

Lancaster, 2015).

Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi

kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan

ilmu keperawatan, ilmu sosial, dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada

tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat (Anderson & McFarlane,

2014).

2. Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas

Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan

peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya – upaya sebagai berikut :


a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas.

b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general

community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan

masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami

2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut

3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi.

3. Prinsip Keperawatan Komunitas

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip,

yaitu :

a. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang

besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada

keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2015).

b. Kerjasama

Kerja sama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat

berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas

sektoral (Riyadi, 2016).


c. Secara langsung

Asuhan keperawatan dilakukan secara langsung mengkaji dan intervensi,

klien dan lingkungannya termaksu lingkungan sosial, ekonomi serta fisik

mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2016)

d. Otonomi klien

Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau

melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah

kesehatan yang ada (Mubarak, 2015).

4. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok

khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah

kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari

a. Individu

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek

biologi, psikologi, sosial dan spiritual.

b. Keluarga

Keluarga merupakan sekelompok inndividu yang berhubungan erat secara terus

menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun

secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara

keseluruhan.

c. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis

kelamin, umur, permasalahan kegiatan


5. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Dalam Efendi & Ferry (2015) dijelaskan strategi intervensi keperawatan komunitas

antara lain :

1. Proses kelompok (group process) 

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar

dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu,

media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan

sebagainya. Begitu juga dengan masalah  kesehatan di lingkungan sekitar

masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan

sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit

yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat

individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit

tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah

kesehatan melalui proses kelompok. 

2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana

perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari

seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,

perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,

kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan

kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun

WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga

produktif secara ekonomi maupun secara sosial.


3. Kerjasama (Partnership)

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika

tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan

masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya

mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai

persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih

cepat.

C. PENGKAJIAN

Untuk mendapatkan informasi tentang kondisi yang mempengaruhi kesehatan di

lingkungan RW 04 Kelurahan Kapasa Kecamatan Tamalanrea, maka diperlukan data

yang didapatkan melalui pengkajian, yang terdiri dari kegiatan :

1. Winshield survey di lingkungan RW 04 kelurahan Kapasa Kec Tamalanrea

2. Ketua RW 04 Kelurahan Kapasa Kec Tamalanrea

3. Pengumpulan data di masing-masing rumah penduduk melalui wawancara dan

observasi langsung pada tanggal 30 juli s/d 01 agustus 2019

4. Tabulasi data pada tanggal 2 Agustus 2019

Setelah data terkumpul, maka data tersebut ditabulasikan dan diformat dalam

bentuk tabel untuk disajikan pada MMD II. Pengolahan data mencakup analisa-

analisa masalah kesehatan yang ada di masyarakat.


D. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan secara acak dan mengambil sampel sebanyak

153 KK, menggunakan metode atau teknik wawancara langsung dengan

masyarakat yang dilaksanakan pada tanggal 30 July – 1 Agustus 2019 yaitu pada

siang hari (Kuesioner terlampir) dan juga mengambil data dari kantor Lurah

untuk data keadaan Geografi dan Demografi di RW 04 Kelurahan Kapassa

Kec.Tamalanrea.

2. Pengelolahan Data

Dari hasil pendataan dilakukan pengolahan data secara tabulasi, data

ditampilkan dalam bentuk table.

E. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

1. Kependudukan

Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi Identitas Berdasarkan Usia di RW 04
Kelurahan Kapassa Kec. Tamalanrea Kota Makassar
Umur Jumlah (f) Presentase
40-50 38 24,8 %
51-60 43 28,1 %
61-78 72 47,1%

Total 153 100%


Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan umur yang

terbanyak didapatkan di RW 04 Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea adalah umur 40-

50 berjumlah 72 dengan presentase 47,1% dan yang terendah didapatkan umur 40-50

berjumlah 38 dengan presentase 24,8 %.


Tabel 1.2
Distribusi Frekuensi Identitas Berdasarkan Jenis Kelamin Di RW 04
Kelurahan Kapassa Kec. Tamalanrea Kota Makassar

Jenis Kelamin Jumlah (f) Persentase


Laki-Laki 148 96,7%

Perempuan 5 3,3%
Total 153 100%
Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan jenis

kelamin yang terbanyak didapatkan di RW 04 Kelurahan Kapassa

Kec.Tamalanrea adalah laki-laki berjumlah 148 orang dengan presentase 96,7%

dan yang terendah adalah perempuan dengan jumlah 5 orang dengan presentase

3,3%.

2. Agama
Tabel 1.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Agama Di RW 04
Kelurahan Kapassa Kec. Tamalanrea Kota Makassar

Agama Jumlah (f) Persentase


Kristen 79 51,6%

Islam 74 48,4%
Total 153 100%
Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan agama yang

terbanyak didapatkan islam 79 orang dengan presentase 51,6% dan kristen 74

orang dengan presetase 48,4%.

3. Pendidikan dan Pekerjaan

Tabel 1.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Di RW 04
Kelurahan Kapassa Kec. Tamalanrea Kota Makassar
Pendidikan Jumlah (f) Persentase
SD 13 7,9%

SMP 30 19,6%

SMA 52 34%

S1 58 37,9%

Total 153 100%


Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan

pendidikan yang terbanyak di RW 04 Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea

didapatkan S1 berjumlah 58 orang dengan presentase 37,9% dan yang terendah

SD sebanyak 13 orang dengan presentase 7,9%.

Tabel 1.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Di Rw 04
Kelurahan Kapassa Kec. Tamalanrea Kota Makassar

Pekerjaan Jumlah (f) Persentase


Pensiunan 77 50,3%

Wiraswasta 76 49,7%
Total 153 100%
Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan pekerjaan

yang terbanyak di RW 04 Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea didapatkan

Pensiunan dengan jumlah 77 orang dengan presentase 50,3% dan wiraswasta

dengan jumlah 76 orang dengan presentase 49,7%.

4. Jumlah Anak
Tabel 1.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Anak Di Rw 04
Kelurahan Kapassa Kec. Tamalanrea Kota Makassar

Jumlah anak Jumlah (f) Presentase


1 16 10,5%
2 41 26,8%
3 47 31,2%
4 49 31,4%

Total 153 100%


Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan jumlah anak

terbanyak di RW 04 Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea didapatkan 4 anak

berjumlah 49 orang dengan presentase 31,4% dan yang terendah 1 anak berjumlah

16 orang dengan frekuensi 10,5%.

5. Status Kependudukan

Tabel 1.7
Distribusi Frekuensi Status Kependudukan Di Rw 04
Kelurahan Kapassa Kec. Tamalanrea Kota Makassar

Status
Jumlah (f) Persentase
kependudukan
Penduduk tetap 153 100%

Total 153 100%


Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan satatus

kependudukan RW 04 Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea didapatkan

penduduk tetap sebanyak 153 orang dengan presentase 100%.

6. Status Kepemilikan

Tabel 1.8
Distribusi Frekuensi Status Kepemilikan Tempat Tinggal Di Rw 04
Kelurahan Kapassa Kec. Tamalanrea Kota Makassar

Status Kepemilikan Jumlah (f) Persentase


Rumah sendiri 153 100%
Total 153 100%
Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan status


kepemilikan tempat tinggal di RW 04 Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea
didapatkan yang memiliki rumah sendiri sebanyak 153 orang dengan
presentase 100%.

7. Penghasilan

Tabel 1.9
Distribusi Frekuensi Penghasilan Di Rw 04
Kelurahan Kapassa Kec. Tamalanrea Kota Makassar
Penghasilan Jumlah (f) Persentase
< Rp.500.000 45 29,4%

Rp.1.000.000, - 3.000.000 57 37,3%

Rp.500.00-Rp.1000.000 51 33,3
Total 153 100%
Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan


frekuensi penghasilan di RW 04 Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea
didapatkan penghasilan terbanyak adalah Rp.1.000.000 –Rp.3.000.000
sebanyak 57 orang dengan presentase 37,3% dan terendah < Rp.500.000
sebanyak 45 orang dengan presentase 29,4%.

8. Sumber Air

Tabel 1.10
Distribusi Frekuensi Sumber Air Di Rw 04
Kelurahan Kapassa Kec. Tamalanrea Kota Makassar
Sumber Air Jumlah (f) Persentase
PAM 153 153%
Total 199 100%
Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan


frekuensi sumber air di RW 04 Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea
didapatkan 153 rumah yang menggunakan air PAM dengan Presentase
100%.

9. Data Pembuangan Air Besar

Tabel 1.11
Distribusi Frekuensi Pembuangan Air Besar Di Rw 04
Kelurahan Kapassa Kec. Tamalanrea Kota Makassar

Pembuangan Air
Jumlah (f) Persentase
Besar
Wc 153 100%
Total 153 100%
Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan

tempat pembuangan air besar di RW 04 Kelurahan Kapassa

Kec.Tamalanrea terbanyak adalah wc keluarga sebanya 153 dengan

presentase 100%.

Tabel 1.12
Distribusi Frekuensi Jenis WC Di Rw 04
Kelurahan Kapassa Kec. Tamalanrea Kota Makassar
Jenis Wc Jumlah (f) Persentase
Leher angsa 77 50,3%

WC duduk 76 49,7%
Total 153 100%
Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan jenis

WC di RW 04 Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea terbanyak adalah WC

leher angsa berjumlah 77 dengan presentase 50,3% dan yang paling

terendah adalah WC duduk berjumlah 76 dengan presentase 49,7%

Tabel 1.13
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jarak Septic TANK/Bak
WC di RW 04 Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea
Jarak Septic TANK/Bak
Jumlah (f) Persentase
WC
Kurang dari 10 meter 153 100%

Lebih dari 10 meter 0 0


Total 153 100%
Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan Jarak

septic TANK/bak WC yang terbanyak didapatkan di RW 04 Kelurahan

Kapassa Kec.Tamalanrea adalah kurang dari 10 meter sebanyak 153

dengan presentase 100%.

10. Data Tempat Pembuangan Sampah

Tabel 1.14
Distribusi Frekuensi Tempat Pembuangan Sampah di RW 04 Kelurahan
Kapassa Kec.Tamalanrea
Pembuangan
Jumlah (f) Persentase
Sampah
Selokan/Kali 22 14,3%

Tempat Sampah 131 85,1%

Total 153 100%


Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan tempat

pembuangan sampah di RW 04 Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea Kota

Makassar yang terbanyak adalah di tempah sampah dengan jumlah 131

dengan presentase 14,3% dan terendah adalah selokan berjumlah 22 dengan

presentase 14,3%.
11. Data Letak Kandang Ternak
Tabel 1.15
Distribusi Frekuensi Letak Kandang Ternak di RW 04 Kelurahan Kapassa
Kec.Tamalanrea Kota Makassar
Letak Kandang
Jumlah (f) Persentase
Ternak
Samping Rumah 153 100%

Total 153 100%


Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan letak

kandang ternak di Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea yang terbanyak

adalah di samping rumah berjumlah 153 dengan presentase 100%.

Tabel 1.16
Distribusi Frekuensi Membersihkan Kandang Ternak di RW 04 Kelurahan
Kapassa Kec.Tamalanrea Kota Makassar
Membersihkan Kandang Jumlah
Persentase
Ternak (f)
3xsehari 133 75,5%

Seminggu sekali 20 24,5%


Total 153 100%
Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan

Kebiasaan membersihkan kandang ternak di RW 04 Kelurahan Kapassa

Kec.Tamalanrea yang terbanyak adalah 3xsehari berjumlah 133 dengan

presentase 75,5% dan terendah yaitu seminggu sekali berjumlah 20 dengan

presentase 24,5%.

12. Data Kebiasaan Membersihkan Rumah

Tabel 1.18
Distribusi Frekuensi Kebiasaan Membersihkan Rumah di RW 04 Kelurahan
Kapassa Kec.Tamalanrea Kota Makassar
Kebiasaan Membersihkan
Jumlah (f) Persentase
Rumah
Setiap hari 153 100%

Total 153 100%


Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan

kebiasaan membersihkan rumah di RW 04 Kelurahan Kapassa

Kec.Tamalanrea Kota Makassar yang terbanyak adalah setiap hari berjumlah

153 dengan presentase 100%.

13. Pemanfaatan Pekarangan

Tabel 1.19
Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Pekarangan Rumah
di RW 04 Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea Kota Makassar
Pemanfaatan Jumlah
Persentase
Pekarangan (f)
Ditanami Bunga 153 100%

Total 153 100%


Sumber : Data Primer 2019
Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan

Pemanfaatan Pekarangan Rumah di RW 04 Kelurahan Kapassa

Kec.Tamalanrea yang terbanyak adalah di tanami bunga berjumlah 153

dengan presentase 100%.

14 . Data Penyakit Yang diderita selama 3 bulan terakhir

Tabel 1.20
Distribusi Frekuensi Penyakit yang dialami selama 3 bulan
Terakhir di RW 04 Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea Kota Makassar
Penyakit Jumlah (f) Persentase
Rematik 78 51%
Hipertensi 55 44,7%

Stroke 1 7%

Penyakit mata 19 12,4%

Total 153 100%


Sumber : Data Primer 2019

Interpretasi : Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan


penyakit yang dialami di RW 04 Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea yang
terbanyak adalah Rematik dengaan jumlah 78 orang dengan presentase 51%
dan yang terendah adalah stroke dengan jumlah 1 orang dengan presentase
7%.

F. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan KKP terdiri atas:

1. Pelaksanaan KKP : Tanggal 29 July s/d 18 Agustus 2019

2. Persiapan Teknis

Dalam menentukan masalah kesehatan yang ada di lingkungan RW 04


Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea, maka mahasiswa KKP melaksanakan
pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan masyarakat dari rumah ke
rumah dengan menggunakan kuesioner. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari dari
tanggal 30 July – 01 Agustus 2019. Pengumpulan data ini dilaksanakan oleh
mahasiswa KKP STIKES Graha Edukasi Makassar.

G. Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian dapat disimpulkan bahwa masalah yang terdapat pada
Rw 04 Kelurahan Kapasa Kecamatan Tamalanrea yaitu :

1. Hasil analisis masalah

No Analisa Data Masalah

1 Data Subyektif: Kurangnya pemahaman


masyarakat tentang Kesehatan
a. Sebagian besar warga mengatakan Lansia di RW 04 Kelurahan
mengeluh keram kaki. Kapassa Kec.Tamalanrea
b. Sebagian warga mengatakan Kota Makassar.
kebanyakan mengeluh tegang pada
bagian leher, dan sering sakit kepala.

Data Obyektif:

Dari hasil pendataan di temukan:

o Sebanyak 72 orang (47,1%)


penduduk dengan kategori lansia
o Sebanyak 78 orang (51%) dengan
kategori penyakit rematik, dan
Hipertensi sebanyak 55 orang
(44,7%)

2 Data Subyektif: Kurangnya pemahaman anak


sekolah tentang cuci tangan
o Kurangnya pemahaman anak sekolah
yang bersih.
tentang cuci tangan yang bersih.

Data Obyektif:

a. Data Wawancara
o Wali kelas di SD mengatakan sudah
ada UKS disekolah tetapi belum
terlalu aktif.
o Penanggung jawab UKS mengatakan
kebanyakan siswa belum tahu cuci
tangan yang bersih.
BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI KKP

E. Keadaan Geografis
Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea Kota Makassar Provinsi Sulawesi
Selatan,dengan luas wilayah 861 ha.
Jumlah KK di RW 04 Kelurahan Kapassa Kec.Tamalanrea berdasarkan
sampel yang sudah didapat adalah 300 KK. Penduduk RW 04 Kelurahan Kapassa
Kec.Tamalanrea mayoritas beragama kristen, pekerjaan penduduk pensiunan terdapat
1 puskesmas induk yang aktif setiap harinya.
F. Batas Wilayah
Sebelah Utara : Berbatasan dengan kelurahan Daya kecamatan biring kanaya
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan kelurahan Tamalanrea
Sebelah Timur : Berbatasan dengan kelurahan Berua Kec,Biring Kanaya
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Kapasa Raya Kec.Tamalanrea
G. Keadaan Demografi
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk RW 04 kelurahan kapasa kecamatan tamalanrea terdiri dari :
Jumlah KK : 300 KK
Jumlah penduduk Laki : 148 Jiwa
Jumlah penduduk perempuan : 5 Jiwa
H. Sarana dan Prasarana
1. Sarana Peribadatan
a. Masjid : 1 buah
b. Gereja : 1 buah
2. Pendidikan
a. TK : 1 Buah
b. SD : 1 Buah
3. Prasarana Kesehatan
a. Jumlah Puskesmas Induk : 1 Buah
b. Posyandu : 1 Buah

BAB IV
PEMBAHASAN

Kami akan membahas tentang masalah kesehatan yaitu perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) dan rematik.

D. Identifikasi Masalah Kesehatan

Pada tahap ini kami melakukan pendataan serta pengumpulan data dasar yang

meliputi identitas keluarga, data biologis, psikologis, dan ekonomi informasi yang

kami peroleh dariwawancara langsung dari keluarga.

Dalam teori ditemukan bahwa identifikasi data dasar merupakan tahap awal

dari proses manajemen keperwatan yang kegiatannya ditunjukkan untuk

mengumpulkan informasi. Kegiatan yang merupakan pengumpulan data untuk

menilai kondisi klien harus saling berhubungan dan menggambarkan kondisi klien

yang dilaksanakan sesuai kebutuhan mulai dari riwayat kesehatan, penyakit yang lalu

dan sekarang, riwayat psikososial dan spiritual, pemeriksaan fisik

Pada kasus di RW 04 kelurahan kapasa kecamatan tamalanrea terdapat

beberapa kasus diantaranya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan tingginya

penyakit rematik.
E. Prioritas masalah kesehatan

Prioritas masalah yang dihadapi di rw 04 kelurahan kapasa kecamatan

tamalanrea adalah masalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Dan

Tingginya penyakit rematik yang dikarenakan kurangnya pemahaman dan

pengetahuan masyarakat tentang rematik.

F. Rencana penyelesaian masalah kesehatan

Kami akan melakukan perencanaan penyelesaian masalah dengan melakukan:

1. Penyuluhan tentang pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang baik

dan benar (cuci tangan bersih di TK)

2. Senam lansia di puskesmas kapasa.


PLAN OF ACTION (POA) DI RW 04 KELURAHAN KAPASSA KEC.TAMALANREA

No Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Waktu Tempat Sasaran Sumber Penanggung


Dana Jawab

1. Kurangnya pemahaman Setelah dilakukan Senam Lansia Terencana Posko Warga dengan Swadaya Ners Muda
masyarakat tentang intervensi/ tindakan kelompok 04 Kategori Lansia Mahasiswa
Kesehatan Lansia di RW keperawatan Mahasiswa
04 Kelurahan Kapassa diharapkan lansia KKP StikeS
Kec.Tamalanrea Kota mendapatkan Graha
Makassar. kesehatan yang Edukasi
optimal dan terhindar Makassar.
Data dokumentasi
dari penyakit
o Sebanyak 72
a. Meningkatnya Lansia di RW
orang (47,1%)
pengetahuan 04 Kelurahan
penduduk dengan
lansia terkait Kapassa
kategori lansia
tentang Kec.Tamalanrea
penyakit
Hipertensi dan
o Sebanyak 78 Sakit Kepala
orang (51%)
b. Meningkatkan
dengan kategori
kesadaran
penyakit rematik,
masyarakat
dan Hipertensi
sebanyak 55 untuk
orang (44,7%) memanfaatkan
sarana
pelayanan
Data wawancara : kesehatan

o Sebagian besar
warga
Meningkatkan
mengatakan
kesadaran masyarakat
mengeluh keram
khususnya lansia
kaki.
untuk selalu
o Sebagian warga memeriksakan
mengatakan kesehatannya.
kebanyakan
mengeluh tegang
pada bagian leher,
dan sering sakit
kepala.

2. Kurangnya pemahaman Setelah dilakukan Demonstrasi PAUD Hasri Siswa dan siswi Swadaya Oktavianus
anak sekolah tentang cuci intervensi Kesehatan Terencana RW 04 PAUD RW 04 mahasiswa T Payung
tangan yang bersih keperawatan, perilaku hidup Kelurahan Kelurahan Allo S,Kep
ditandai dengan: diharapkan siswa – bersih dan sehat Kapassa Kapassa
siswi akan terhindar “cuci tangan Kec.Tamalanr Kec.Tamalanrea
dari penyakit infeksi bersih’’. ea Talpia Mien
Data Wawancara S,Kep
a. Untuk
o Kurangnya meningkatkan
pemahaman anak kesadaran dan
Andi Aksari
sekolah tentang cuci pengetahuan
Ali S,Kep
tangan yang bersih. siswa
mengenai
perilaku hidup
o Penanggung jawab bersih dan Anito
mengatakan sehat sehingga Abriansyah
kebanyakan siswa terhindar dari Deki N Klau
belum tahu cuci penyakit yang S,Kep
tangan yang bersih. disebabkan
oleh infeksi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktik klinik stase keperawatan komunitas yang dilaksanakan
mahasiswa program studi pendidikan profesi Ners STIKES Graha Edukasi
Makassar di Rw 04 Kelurahan Kapasa Kecamatan Tamalanrea pada
tanggal 29 juli – 18 agustus 2019 merupakan suatu program untuk
mengaplikasikan konsep-konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat
dengan menggunakan proses Keperawatan Masyarakat sebagai suatu
pendekatan ilmiah. Pelaksanaan praktik stase keperawatan komunitas
tersebut tidak meninggalkan konsep proses keperawatan yaitu: pengkajian,
diagnosa, perencanaan, intervensi dan evaluasi kegiatan yang terstruktur.
Secara garis besar keberhasilan praktik klinik stase keperawatan
komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa mempunyai keberhasilan yang
dibuktikan dengan meningkatnya pengetahuan warga tentang kebutuhan
kesehatan karena adanya penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan,
antusiasme warga untuk meningkatkan status kesehatan dan memandang
penting kesehatan untuk kelangsungan hidupnya.
Implementasi program yang dilaksanakan melalui puskesmas
sebagai sarana untuk melatih senam lansia, penyuluhan-penyuluhan
kesehatan Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu:
1. Faktor pendukung
masyarakat menyambut dengan senang hati kedatangan mahasiswa
KKP Profesi Ners STIKES Graha Edukasi Makassar. Tokoh-tokoh
masyarakat membuka diri untuk melaksanakan program-program yang
kami rencanakan.
2. Faktor penghambat
a. Waktu
Kebiasaan kegiatan kemasyarakatan dilaksanakan pada pagi, sore,
dan malam hari dan biasanya masyarakat yang diundang hadir tidak
tepat waktu dan antusiasnya kurang, serta peserta yang hadir lebih
sedikit.
b. Kesadaran diri
Antusiasme yang diberikan oleh masyarakat RW 03 Terban sangat
baik. Namun ada beberapa warga yang memiliki kesadaran diri yang
kurang terhadap kondisi kesehatannya, sehingga tidak pernah hadir
ketika diundang untuk mengikuti program yang dilaksanakan.

B. SARAN
1. Bagi STIKES Graha Edukasi
Tetap menjalin kerjasama dengan warga Kapasa kecamatan
Tamalanrea guna membantu warga dalam menyelesaikan masalah-
masalah kesehatan yang dihadapi karena masih banyak permasalahan
kesehatan yang belum terpecahkan.
2. Bagi Puskesmas Kapasa
Pihak Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat, salah satunya dengan rutin melakukan kunjungan
setiap bulan pada Posyandu lansia maupun balita. Selain itu perlu
pemantauan pada keluarga-keluarga binaan yang anggota keluarganya
mengalami sakit parah dan memerlukan perhatian khusus dari petugas
kesehatan.
3. Bagi masyarakat RW 04 Kelurahan Kapasa
Warga diharapkan berperan aktif dalam melaksanakan program
kesehatan dan terus bekerjasama dengan Puskesmas, dan instansi
pendidikan kesehatan guna meningkatkan taraf kesehatan warga RW 03
Terban.
DAFTAR PUSTAKA

Riasmini, Ni Made dkk. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan Individu,


Keluarga, Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC
dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Mubarak, Chayatin, Santoso. 2011. Tingkat Kemampuan Aktivitas Sehari-hari


pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan
Medan Johor Medan. Diakses tanggal 23 September 2018 dari
http://www.repository.usu.ac.id
LAMPIRAN

Penyuluhan Cuci Tangan Bersih di Paud Hasri RW 04 Kelurahan Kapasa


Kecamatan Tamalanrea

Senam Lansia Rw 04 Kelurahan Kapasa Kecamatan Tamalanrea

Anda mungkin juga menyukai