Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di
segala bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai
inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup
warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya
peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah
merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal,
diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas
kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992
yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut
serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,
keluarga dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang
kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya
bidang kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini
telah terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya
preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat
berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus
yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif dalam upaya peningkatan
status kesehatannya.
2

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek


pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu
dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan
mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari
pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan
melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu;
keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapakn konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah
satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi
keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka
mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan Palangka
Raya melaksanakan prektek klinik keperawatan komunitas di Desa Hiyang Bana
kecamatan Tasik Payauan kabupaten Katingan dengan menggunakan 3
pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa
mampunyai satu keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus
keluarga .Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara pembentukan
kelompok kerja kesehatan, pembentukan kelompok kerja lanjut usia,
memberdayakan kader kesehatan dan PKK serta mendayagunakan kelompok
karang taruna. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan
dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan
pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan
instansi terkait, Pokjakes dan seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan
warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang
dimotori oleh Pokjakes diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang
terjadi di wilayahnya, membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota
keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan perawatan, menciptakan
lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk
3

bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan


mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat
akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan
komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan
komunitas pada setiap area pelayanan keperawatan di komunitas dengan
pendekatan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian
komunitas.

2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu:
a. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas
b. Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas
untuk komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi
c. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi
organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta
peningkatan kesehatan komunitas
d. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan
faktor resiko personal, sosial dan lingkungan
e. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
meningkatkan kesehatan komunitas
f. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
g. Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir
kritis, belajar mandiri dengan keterapilan komunikasi yang
efektif dan kepemimpinan di dalam komunitas.
4

C. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara
nyata kepada masyarakat.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan
hubungan interpersonal.

2. Untuk Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif
dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan
menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian
masalah kesehatan yang di alami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

3. Untuk Pendidikan
a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi DIII
Keperawatan Politeknik Kesehatan Palangka Raya
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan
model praktek keperawatan komunitas selanjutnya.

4. Untuk Profesi
a. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.
b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas
sehingga profesi mampu mengembangkannya.
c. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan.
5

BAB II
TINJAUAN TEORI

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup


sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
amsyarakat yang optimal. Dengan demikian pembangunan di bidang kesehatan
mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional khususnya dalam
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat
kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai
salah satu modal dasar pembangunan nasional.
Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh
pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk
menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dalat
berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri
melalui perawatan kesehatan komunitas.

A. Perawatan Kesehatan Komunitas


Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai
suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar
manusia dan keterampilan erorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi
kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial
demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan
kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompok-
kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk,
peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan,
koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam
pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan
kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan
keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas
menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
6

2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen


pelayanan kesehatan
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas
perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-
asumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
2. Meerupakan bidang khusus keperawatan
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat)
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
5. Ruang lingfkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan
promotif.
6. Melibatkan partisipasi masyarakat
7. Bekerja secara team (bekerjasama)
8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan
komunitas adalah:
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat
diterima semua orang
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam
hal ini komunitas
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan
perlu terjalin kerjasama yang baik
7

4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat


mendukung maupun mengahambat
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut,
maka dapat dkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan
praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas,
keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian
etrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap
kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan
komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal
penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur
dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi
terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat
pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung
secara berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
8

kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status


kesehatan masyarakat
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus menerus
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

B. Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas


1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat
menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka
miliki.

2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,
kelompok khusus dan msyarakat dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas
masalah
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka
hadapi
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/keperawatan
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
9

h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan


kesehatan, dan
i. Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas
dalam menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta
diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan.

C. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai
masalah kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena
ketidakmampuan merawat diris endiri oleh suatu hal dan sebab,
maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik
secara fisik, mental maupun sosial.

2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan
berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat keluarga
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh
terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada
disekitarnya.
10

3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan petumbuhannya, seperti:
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anal usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra,
AIDS, penyekit kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti:
penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik,
gangguan mental dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu
4) Dan lain-lain
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya
adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita
11

4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam
berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian,
politik maupun kesehatan khususnya.

D. Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan
upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks
12

2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit
dan gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat melalui kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu,
Puskesmas maupun kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas
ataupun di rumah
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui

3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-
anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit
atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
Puskesmas dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu
bersalin dan nifas.
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir

4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta,
TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita Kusta, patah tulang mapun kelainan bawaan
13

b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit


tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat

5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,
diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau
kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila
(WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi
meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang
mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar
masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan
penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jeals dan dapat
dimengerti.

E. Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan
kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik
keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school
health nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah
binaan kesehatan masyarakat.
2. Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah
perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
4. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
5. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan
penanganan lebih lanjut
14

6. Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan


amsyarakat
7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan
8. Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan
masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan dan
penilaian kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai
suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.
9. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan
komuniti
10. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan
instansi terkait.
11. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan
dan kesehatan.

F. Model Pendekatan
pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem
solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan
memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya kesehatan
dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan
dapat diatsi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi
keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya
sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan
pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach, maka
bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke
Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case
approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
15

pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei


mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut community
approach.

G. Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode
yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di
dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam
mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat adalah:
a. Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus
dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi
dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam
menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta
faktor lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut
Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas,
yaitu meliputi demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan
riwayat individu termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor
lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan
transportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan
sosial; komunikasi; ekonomi dan rekreasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang
sesuai dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.
16

b. Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah
diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam
menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar
faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang
timbul di k omunitas. Selanjutnya dirumuskan maslah atau
diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah tersebut
terdiri dari:
1) Masalah sehat sakit
2) Karakteristik populasi
3) Karakteristik lingkungan

2. Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan


Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual,
ancaman resiko atau wellness.
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat
antara lain:
1) Masalah yang ditetapkan dari data umum
2) Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan
kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan
yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam
kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:
1) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
2) Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
3) Kemampuan dan sumber daya masyarakat
4) Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
17

Kriteria skala prioritas:


a. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap,
keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan
yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.
b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan
pada suatu kurun waktu tertentu
c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut
dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan
masyarakat
d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara
pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya,
srana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul
(Effendi Nasrul, 1995).

3. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
b. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan
c. Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang
akan dilakukan.

4. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan
melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya
dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat adalah:
a. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
dengan instansi terkait
18

b. Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok


dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
c. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan


komunitas terdiri atas:
a. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya
dan diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi
yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga
memprependek waktu sakit dan tingkat keparahan.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi
ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat
diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer
lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu
mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal
dari ketidakmampuannya.

5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program
kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),
pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan
dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4
dimensi yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian,
yaitu:
a. Daya guna
b. Hasil guna
19

c. Kelayakan
d. Kecukupan
Fokus evaluasi adalah:
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan
pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses
c. Efisiensi biaya
d. Efektifitas kerja
e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam
rangka waktu berapa?
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

Keterangan:
: peran masyarakat
: peran perawat

pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk


memandirikan klien dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada
awalnya peran perawat lebih besar daripada klien dan berangsur-angsur
peran klien lebih besar daripada perawat.
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga
yang terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota
keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya
peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah
pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan

Anda mungkin juga menyukai