Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEKOLAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas 2

Dosen pembimbing: Ifa Novalia,S.Kep.Ns,M.Kep

Disusun oleh kelompok 2 :

1. Aida Sayidatur R (183210002)


2. Anggi Agustin Asidiq Saputri (183210006)
3. Iffatul mutiah (183210020)
4. Ari Ismawati (183210008)
5. Siti Fatimatuz Zahro (183210039)
6. Intan Putri Liyana (183210023)

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ MAKALAH ASKEP
PADA ANAK SEKOLAH”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail
yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing kita yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara
menyusun karya tulis ilmiah yang baik dan sesuai kaidah.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari
pembaca yang membangun. Terima kasih.

Jombang, 22 MEI 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover ………………………………………………………………………………………… 1
Kata Pengantar …………………………………………………..……………………. 2
Daftar isi …………………………………………................………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN …………………………………….......................………………… 4
1.1 Latar belakang ………………………………………….............……………………… 4
1.2 Rumusan masalah …………………………………………….………………………… 4
1.3 Tujuan ……………………………………...……………………………………………. 4
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………………. 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....……………………………....…………………………….. 6
2.1 Definisi…………………..……………………………………………………………… 6
2.2 Konsep anak usia sekolah……...……………….……………………………………… 10
BAB 3 KONSEP ASKEP …………………………….……………………………………… 20
3.1 Pengkajian …………………………...……………………………………………….... 20
3.2 Pemeriksaan fisik ………………...…………………………………………………….. 29
3.3 Masalah yang muncul ..................................................................................................... 32
3.4 Diagnosa Keperawatan …..……………………………………………………… 34
3.5 Skoring ………………………………………………………………………………... 35
3.6 Diagnosa Keperawatan Keluarga ………....…………………………………………… 38
3.7 Pelaksanaan dan Evaluasi .............................................................................................. 42
BAB 4 PENUTUP ……………….…………………………………………………...……..... 43
4.1 Kesimpulan ………………..………………………………………………………………. 43
4.2 Saran ……………….……………………………………………………………………... 43
DAFTAR PUSTAKA ………………..……………………………………………………….. 44

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir masa kanak-kanak sejak usia 6
tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. Masalah-masalah yang
sering terjadi pada anak usia sekolah meliputi bahaya fisik dan psikologis. Bahaya fisik
meliputi kegemukan, kecelakaan, kesederhanaan, kecanggungan. Sedangkan bahaya
psikologi meliputi bahaya dalam berbicara, emosi, bermain, konsep diri, moral,
menyangkut minat, penggolongan peran seks, perkembangan kepribadian, serta hubungan
keluarga. (Suprajitno, 2004). Masalah-masalah yang timbul tersebut dapat menyebabkan
anak mengalami gangguan pemusatan perhatian atau gangguan konsentrasi.
Gangguan pemusatan perhatian atau gangguan konsentrasi dewasa ini menjadi
permasalahan yang cukup rumit dan serius. Biasanya gangguan ini mulai tampak menjadi
masalah bagi anak setelah memasuki usia sekolah, dan sangat mempengaruhi prestasi
belajar anak. Angka kejadian gangguan ini adalah sekitar 3-10%, di Amerika Serikat
sekitar 3-7%, sedangkan di negara Jerman, Kanada dan Selandia Baru sekitar 5-10%.
Diagnosis and Statistic Manual (DSM IV) menyebutkan prevalansi kejadian pada anak
usia sekolah berkisar antara 3-5%. Di Indonesia angka kejadiannya masih belum
menunjukkan angka yang pasti, meskipun tampaknya sudah cukup banyak terjadi.
Banyaknya angka kejadian masalah kesehatan pada anak usia sekolah seringkali
disebabkan oleh interaksi dalam keluarga yang kurang akibat dari ketidakmampuan
orangtua dalam membagi waktu antara pekerjaan dengan anak. Dampak utama dari anak
yang mendapatkan waktu serta perhatian yang kurang dari kedua orangtua yakni
pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi tidak terkontrol dengan baik oleh
orangtua.
KEMENKES RI masih giat dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan
anak usia sekolah di Indonesia. Upaya yang dikembangkan oleh FK-PPAI (Forum
Komunikasi Pembinaan dan Pengembangan Anak) dalam memprakarsai Dasa Warsa
Anak Indonesia terbentuknya Pola Pembinaan dan Pengembangan Anak Indonesia untuk

4
25 tahun, panduan Idola Citra Anak Indonesia yang salah satunya berisi Asta Citra Anak
Indonesia yang kemudian diadopsi oleh pemerintah dalam GBHN 1994. Sehingga
sebetulnya sudah sejak tahun 1993 pemerintah secara serius menangani masalah anak.
Pada akhirnya semua itu kembali lagi pada kita (baik pemerintah, masyarakat, LSM,
anak, serta terutama orangtua) untuk membina SDM sejak usia dini agar pertumbuhan
dan perkembangan anak berkualitas.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan keluarga dengan
anak usia sekolah.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi data : keluarga dan individu dalam keluarga pada tahap pengkajian.
2. Menentukan diagnose keperawatan sesuai data pada pengkajian.
3. Menyusun rencana keperawatan.

1.4 Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Definisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Effendi, 2004).
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
dari tiap anggota (Sudhiarto, 2007).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan
suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1989 dalam Mubarak 2002).

2.1.2 Struktur Keluarga


Menurut Murwani (2007), struktur keluarga terdiri atas:
1. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
a. Bersifat terbuka dan jujur
b. Selalu menyelesaikan konflik keluarga
c. Berpikiran positif
d. dan, tidak mengulang - ulang isu dan pendapat sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :


a. Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang
disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik.

6
b. Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan balik, melakukan
validasi.
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan.Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya.
Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu
dengan baik.Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau
malah berdiam diri dirumah.

3. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.

4. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan
suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.Norma adalah pola perilaku
yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah
kupulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah (Murwani, 2007).

2.1.3 Tipe atau Bentuk Keluarga


Beberapa tipe atau bentuk keluarga menurut Sudiharto (2007), antara adalah sebagai
berikut:
1. Keluarga inti (Nuclear Family)
Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari
suami, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.

7
2. Keluarga besar (Extended Family)
Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek,
nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal,
keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejanis (guy/lesbian families).

3. Keluarga Campuran (Blended Family)


Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung dan anak-anak tiri.

4. Keluarga menurut hukum umum (Common Law Family): Anak-anak yang tinggal
bersama.

5. Keluarga orang tua tinggal


Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai, berpisah,
ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka yang tinggal
bersama.

6. Keluarga Hidup Bersama (Commune Family)


Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama berbagi hak
dan tanggung jawab, serta memiliki kepercayaan bersama.

7. Keluarga Serial (Serial Family)


Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya
anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak
anak dengan pasangannya masing-masing, tetapi semuanya mengganggap sebagai satu
keluarga.

8. Keluarga Gabungan (Composite Family)


Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak-anaknya (poligami) atau
istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poliandri).

8
9. Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan
perkawinan yang sah.

2.1.4 Fungsi Keluarga


Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Sudiharto, (2007), antara adalah
sebagai berikut:
1. Fungsi Afektif (the affective function)
Fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain, fungsi ini dibutuhkan untuk
perkembangan individu dan psikososial keluarga.

2. Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial (socialisation and social placement fungtion)
Fungsi pengembangan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

3. Fungsi Reproduksi (reproductive function)


Fungsi untuk mempertahankan generasi menjadi kelangsungan keluarga.

4. Fungsi Ekonomi (theeconomic function)


Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi Perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healty care function)


Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi.Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang
kesehatan.

9
2.1.5 Tugas Perkembangan Keluarga
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individu-individu
yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut, keluarga
juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap
perkembangan keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman, 1998) adalah
Tahap IV: keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama berusia 6
tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja.

2.2 Konsep Anak Usia Sekolah


2.2.1 Pengertian Anak Usia Sekolah
Menurut UU No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak dikutip dari Suprajitno
(2004), anak sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih
duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya.
Anak usia sekolah adalah anak dengan usia 7 sampai 15 tahun (termasuk anak cacat)
yang menjadi sasaran program wajib belajar pendidikan 9 tahun.

2.2.2 Ciri – Ciri Anak Usia Sekolah


Menurut Suprajitno (2004) akhir masa kanak-kanak memiliki beberapa ciri antara lain:
1. Label yang di gunakan oleh orang tua
a. Usia yang menyulitkan dimana suatu masa ketika anak tidak mau lagi menuruti
perintah dan ketika anak lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada oleh
orang tua dan anggota keluarga lain.
b. Usia tidak rapi, suatu masa ketika anak cenderung tidak memperdulikan dan
ceroboh dalam penampilan.
c. Usia bertengkar, suatu masa ketika banyak terjadi pertengkaran antara keluarga
dan suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga.

2. Label yang digunakan pendidik atau guru

10
a. Usia sekolah dasar adalah suatu masa ketika anak diharapkan memperoleh dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri.
b. Periode kritis dalam berprestasi merupakan suatu masa ketika anak mencapai
sukses, tidak sukses atau sangat sukses.

3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi


a. Usia berkelompok merupakan suatu masa ketika perhatian utama tertuju pada
keinginan diterima oleh teman sebaya sebagai anggota kelompok.
b. Usia penyesuaian diri adalah suatu masa ketika anak ingin menyesuaikan dengan
standar yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan perilaku.
c. Usia kreatif merupakan suatu masa ketika akan ditentukan apakah anak akan
menjadi konfimis.
d. Usia bermain merupakan suatu masa ketika besarnya keinginan bermain karena
luasnya minat dan kegiatan untuk bermain.

2.2.3 Perkembangan Anak Usia Sekolah (Suprajitno, 2004)


1. Perkembangan biologis
Saat usia dasar pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi badan dan
meningkat 2 sampai 3 kg per tahun untuk berat badan. Pada usia ini pembentukan
jaringan lemak lebih cepat perkembangannya dari pada otot.

2. Perkembangan psikososial
Menurut Ericson perkembangan psikososialnya berada dalam tahap industri inferior.
Dalam tahap ini anak mampu melakukan dam menguasai ketrampilan yang bersifat
teknologi dan sosial. Tahap ini sangat dipegang faktor instrinsik (motivasi,
kemampuan, tanggung jawab untuk memiliki, interaksi dengan lingkungan dan teman
sebaya) dan faktor ekstrinsik (penghargaan yang didapat, stimulus dan keterlibatan
orang lain).

3. Temperamen

11
Sifat temperamen yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting dalam
perilaku pada masa ini. Pada usia ini temperamen sering muncul sehingga peran
orang tua dan guru sangat besar untuk mengendalikannya, yang perlu diperhatikan
orang tua adalah menjadi figur dalam sehari.

4. Perkembangan kognitif
Menurut Peaget usia ini berada dalam tahap operasional konkret yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini
kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki
kemampuan belajar dari benda, situasi dan pengalaman yang dijumpai.

5. Perkembangan moral
Pada masa akhir kanak-kanak perkembangan moralnya dikategorikan oleh Kohlberg
berada dalam tahap konvensional.Pada tahap ini anak mulai belajar tentang peraturan-
peraturan yang berlaku, menerima peraturan.

6. Perkembangan spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatu adalah konkret atau nyata dari pada
belajar tentang agama. Mereka lebih tertarik terhadap surga dan mereka sehingga
cenderung akan melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka.

7. Perkembangan bahasa
Pembicaraan yang dilakukan dalam hidup ini lebih terkendali dan terseleksi karena
anak menggunakan pembicaraan sebagai komunikasi.

8. Perkembangan sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok yang ditandai dengan
adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat
untuk diterima sebagai anggota kelompok.

9. Perkembangan seksual

12
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dan teman-temannya,
mengembangkan minat-minat sesuai dengan dirinya.
10. Perkembangan konsep diri
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua,
saudara dan sanak keluarga lainnya. Saat ini anak-anak membentuk konsep diri yang
ideal.

2.2.4 Masalah Anak Usia Sekolah


Menurut Suprajitno (2004) masalah–masalah yang sering terjadi pada anak usia
ini meliputi bahaya fisik dan psikologi antara lain:
1. Bahaya fisik
a. Penyakit
Penyakit infeksi pada usia ini jarang sekali terjadi, penyakit yang sering ditemui
adalah penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri anak.
b. Kegemukan
Kegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada kelenjar tapi akibat
banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi sehingga anak kesulitan mengikuti kegiatan
bermain, sehingga kehilangan kesempatan untuk mencapai ketrampilan yang penting
untuk keberhasilan sosial.
c. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan
ketrampilan tertentu.
d. Kecanggungan
Pada masa ini anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila
muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri.
e. Kesederhanaan
Kesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada masa apapun. Orang yang lebih
dewasa memandangnya sebagai perilaku yang kurang menarik, sehingga anak
menafsirkan sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri
pada anak.

13
2. Bahaya Psikologi
a. Bahaya dalam berbicara
Kesalahan dalam berbicara seperti salah ucap dan kesalahan bahasa, cacat dalam
bicara seperti gagap atau pelat, akan membuat anak menjadi sadar diri sehingga anak
hanya berbicara bila perlu saja.
b. Bahaya emosi
Anak masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan
seperti marah yang meledak-ledak, cemburu sehingga kurang disenangi orang lain.
c. Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan
untuk mempelajari permainan dan olahraga yang penting untuk menjadi anggota
kelompok. Anak yang dilarang berkhayal karena membuang waktu atau dilarang
melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut
yang kaku.
d. Bahaya konsep diri
Anak mempunyai konsep diri yang ideal, biasanya merasa tidak puas pada diri sendiri
dan pada perlakuan orang lain. Anak cenderung berprasangka dan bersikap
diskriminatif dalam memperlakukan orang lain.
e. Bahaya moral
Ada enam bahaya umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan
perilaku anak-anak :
1) Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan
konsep-konsep media masa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan
kode orang dewasa.
2) Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas dalam terhadap
perilaku.
3) Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya
dilakukan.
4) Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.
5) Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan
sehingga perilaku menjadi kebiasaan.

14
6)   Tidak sabar terhadap perbuatan orang lain yang salah.

f. Bahaya yang menyangkut minat


Tidak minat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman sebaya dan
mengembangkan.
g. Bahaya dalam penggolongan peran seks
Ada dua bahaya yang umum dalam penggolongan peran seks: kegagalan untuk
mempelajari organ seks, dan ketidakmampuan untuk melakukan peran seks yang
disetujui.
h. Bahaya dalam perkembangan kepribadian
Ada dua bahaya yang serius dalam perkembangan kepribadian periode ini. Pertama,
perkembangan konsep diri yang buruk yang mengakibatkan penolakan diri, dan
kedua, egosentrisme yang merupakan lanjutan dari awal masa kanak-kanak.
Egosentrisme merupakan hal yang serius karena memberikan rasa penting diri yang
i. Bahaya hubungan keluarga
Pertentangan dengan anggota-anggota keluarga mengakibatkan dua hal: melemahkan
ikatan keluarga dan menimbulkan kebiasaan pola penyesuaian yang buruk, serta
masalah-masalah yang dibawa keluar rumah.

2.2.5 Konsep Perilaku Anak Usia Sekolah


Menurut Soekidjo Notoatmojo (2003), usia 6-12 tahun anak sudah memiliki dunia
sekolah yang lebih serius walaupun ia tetap seorang anak dengan dunia yang khas, masa
ini ditandai dengan perubahan dalam kemampuan dan perilaku. Pertumbuhan dan
perkembangan anak membuatnya lebih siap untuk belajar dibanding sebelumnya, anak
jiga mengembangkan keinginan untuk melakukan berbagai hal dengan baik bahkan bila
mungkin enggan sempurna. Karakteristik anak usia sekolah jelas berbeda dengan anak
prasekolah sehingga orang tua perlu melakukan pendekatan yang berbeda dibanding
sebelumnya ketika anak masih duduk di Taman Kanak-Kanak. Karena waktu anak
sekarang lebih banyak dilewatkan diluar rumah sehingga orang tua khwatir anak tercemar
pengaruh yang tidak diinginkan. Perkembangan anak sekolah meliputi perkembangan
kognitif dan sosial emosi.

15
1. Perkembangan Kognitif
Anak usia 10-12 tahun atau praremaja sudah mulai menggunakan logikanya
Karen amereka sudah mahir berhitung dan kemampuan ini dapat diterapkan dalam
kehidupan setiap hari. Mereka juga mulai bisa diberi pengertian untuk menghemat
dengan memberitahukan secara garis besar pemasukan dan pengeluaran keluarga
setiap bulan anak juga semakin mamapu merencanakan perilaku yang terorganisir,
temasuk menerima rencana atau tujuan beraktivitas dan menghubungkan pengetahuan
serta tindakan dalam rencana tesebut. Perkembangan kognitif pada akhir usia sekolah
adalah pencapaian prestasi dan sebagian anak juga memiliki motivasi yang amat
tinggi untuk mencapai sukses dan berusaha keras untuk mencapainya.

2. Perkembangan Sosial Emosi


Akhir usia sekolah anak sudah memiliki kemampuan untuk mengontrol dirinya
dalam berempati dan merefleksi dirinya terhadap perilaku dan interaksinya. Menurut
piaget anak usia praremaja mulai belajar melihat dunia luar dari kacamata mereka
sendiri karena masalah yang dihadapi saat anak duduk dikelas 4-6 Sekolah Dasar
pada umumnya adalah kesulitan berhubungan dengan orang dewasa selain anggota
keluarganya. Persaingan dapat memberi pengaruh positif bagi perkembangan sosial
ekonomi anak karena saat anak duduk dikelas 4-6 SD anak telah memandang
kegagalan atau keberhasilannya dengan penuh percaya diri.

2.3 Asuhan Keperawatan pada Tahap Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia
Sekolah
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu
sebagai anggota keluarga.
1. Pengkajian
a. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep
keluarga).
b. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah

16
1) Identitas anak.
2) Riwayat kehamilan dan persalinan.
3) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
4) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).
5) Pertumbuhan dan perkembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah
dicapai).
6) Pemeriksaan fisik.
7) Lengkapi dengan pengkajian fokus
a) Bagaimana karakteristik teman bermain.
b) Bagaimana lingkungan bermain.
c) Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah.
d) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya.
e) Bagaimana temperamen anak saat ini.
f) Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang.
g) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak.
h) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini.
i) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah.
j) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah.
k) Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain.
l) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini.
m) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya.
n) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya.
o) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


a. Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :
1) Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak.

17
2) Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas
keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi
perkembangan anak.

b. Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu :


1) Masalah aktual/risiko
a) Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh.
b) Menarik diri dari lingkungan sosial.
c) Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah.
d) Mudah dan Sering marah.
e) Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan.
f) Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga.
g) Keengganan melakukan kewajiban agama.
h) Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal.
i) Gangguan komunikasi verbal.
j) Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan
untuk bermain).

2) Potensial atau sejahtera


a) Meningkatnya kemandirian anak.
b) Peningkatan daya tahan tubuh.
c) Hubungan dalam keluarga yang harmonis.
d) Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya.
e) Pemeliharaan kesehatan yang optimal

3. Rencana Asuhan Keperawatan


a. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anak yang sakit

18
Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan yang
adekuat.
Intervensi :
1) Diskusikan tentang tugas keluarga.
2) Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota
keluarga sakit.
3) Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga.
4) Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya pertolongan
yang telah dilakukan.
5) Ajarkan cara merawat anak dirumah.
6) Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga
b. Resiko/resiko tinggi
Resiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya.
Tujuan : ketidakharmonisan keluarga menurun.
Intervensi :
1) Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga.
2) Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga.
3) Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani.
4) Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak.
5) Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikanmasalah.
6) Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah.
7) Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut
alternatif.
c. Potensial atau sejahtera
Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga.
Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis.
Intervensi :
1) Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga.
2) Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas
kemampuannya.

19
3) Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah).
4) Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan
masalah.

BAB 3
KONSEP ASKEP

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. A DAN NY. B PADA TAHAP


PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH

3.1 Pengkajian

1. Identitas Umum Keluarga


a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. A
Umur : 31 tahun
Alamat : Jalan Kutilang
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA

2. Komposisi Keluarga
No. Nama anggota Jenis Kelamin Hub. dgn Umur (th) Pend. terakhir Pekerjaan
keluarga Keluarga

1. Tn. A L Suami 31 SMP Swasta


2. Ny. B P Istri 30 SMP Swasta
3. An. C L Anak 6 SD Pelajar

20
3. Genogram :

Bapak Tn. A Ibu Tn. A Bapak Ny. B Ibu Ny. B


58 60
56 56
Thn Thn
Th Th
n n

Tn.A Ny. B
31 29 26 35 30
Thn Th Th Th Th
n n n n

6
An. C Thn

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

4. Tipe Keluarga
Jenis Type Keluarga : keluarga “Nuclear Family”.
Masalah yang terjadi dengan type tersebut : keluarga saat ini belum bisa sepenuhnya
mengajarkan anak bagaimana cara bersosialisai dengan lingkungan dan membantu anak
menyelesaikan tugas sekolahnya.

5. Suku Bangsa

21
a. Asal Suku Bangsa : Tn. A dan Ny. B sama-sama berasal dari suku melayu. Mereka
bisa menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang
hampir sama jadi tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok untuk memicu
perselisihan.
b. Budaya Yang berhubungan dengan Kesehatan : ketika sakit keluarga percaya tidak
boleh untuk potong kuku.

6. Agama dan Kepercayaan yang Mempengaruhi Kesehatan


Agama Tn. A dan Ny. B adalah Islam, Tn. A dan Ny. B selalu berusaha untuk
memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah dengan anak mereka
An. C, yang sebelumnya sudah di masukkan ke TPA untuk belajar agama, seperti sholat
dan baca tulis Al-Qur’an, kecuali jika Tn. A dan Ny. B sedang kerja, mereka melakukan
shalat sendiri-sendiri di tempat kerja.

7. Status Sosial Ekonomi Keluarga


a. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Tn. A dan Ny. B
b. Penghasilan : Rp. 1.500.000,00 – Rp 3.000.000,00 / bulan.
c. Upaya lain : tidak ada.
d. Harta benda yang dimiliki ( perabotan, transportasi, dll ) : motor 2 buah.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan setiap bulannya sekitar 2 juta,
sudah termasuk untuk kebutuhan makan sehari hari,dan jajan An. C juga pembayaran
sekolah An. C.

8. Aktivitas Rekreasi Keluarga


Keluarga kadang-kadang berekreasi diakhir pekan, dengan mengunjungi rumah
orang tua yang berbeda kota, dari Mempawah ke Pontianak.

9. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga Tn. A dan Ny. B memiliki satu
orang anak berumur 6 tahun yang baru masuk SD tahun ini, dan berencana untuk

22
memiliki anak lagi, jadi keluarga Tn. A dan Ny. B berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : saat ini
keluarga Tn. A dan Ny. B sebagai keluarga yang memiliki satu anak yang baru saja
masuk SD belum tahu bagaimana cara yang tepat dalam mengajarkan anak bergaul,
karena Ny. B selalu khawatir jika anaknya ingin bermain diluar rumah, dan Ny. B
serta Tn. A juga jarang sekali memiliki waktu untuk membantu anak dalam
mengerjakan PR dari sekolah, karena waktu kerja mereka yang kadang jika lembur
sampai larut malam. kadang anak dititipkan dirumah tetangga yang sudah dianggap
sebagai keluarga jika Tn. A dan Ny. B ada kerja lembur yang kadang pulangnya
pukul 21.00.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti.
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn. A, Ny. B serta An. C tidak ada yang menderita penyakit berat, hanya kadang
terkena flu, atau pusing kepala biasa.
2) Riwayat penyakit keturunan
Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang
memerlukan perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan di rumah yang lama.
Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. A dan Ny. B tidak ada yang memilki
penyakit kronis maupun penyakit keturunan.
3) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
No. Nama BB Umur Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
Kesehatan (BCG/Polio kesehatan yang telah
/DPT/HB/campak) dilakukan
1. Tn. A 55 kg 31th Tn. A Lengkap - Minum
mengatakan vitamin dan
bahwa susu
biasanya dia
merasa lelah
setelah
berkerja

23
dengan jam
lembur.
2. Ny. B 50 kg 30th Ny. B kadang Lengkap - Minum
merasa sangat susu
lelah jika
setelah pulang
kerja harus
membereskan
rumah lagi
3. An. C 24 kg 6th Ny. B Lengkap - Berobat ke
mengatakan dokter
anaknya
jarang sakit,
kalaupun sakit
hanya seperti
flu namun
tidak sering

4) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : menurut Ny. A jika dirinya


sakit dan keluarga sakit, mereka langsung berobat ke dokter, selain tempat
praktek dokter yang tidak jauh, juga jarak rumah sakit yang tidak jauh.
5) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tn. A : menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah saja.
Ny. B : menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah.
An. C : jarang sakit, kalau pun sakit hanya flu biasa.

10. Pengkajian Lingkungan


a. Karakteristik rumah
1) Luas rumah : 8 x 7 meter
2) Type rumah : permanen
3) Kepemilikan : pribadi
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 2 buah kamar tidur.

24
Ventilasi/jendela : ada 8 ventilasi yang terdapat di dalam rumah.
5) Pemanfaatan ruangan : ruang tamu, ruang tengah/ keluarga, dapur, wc/toilet, 2
kamar tidur.
6) Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1,5 meter dari rumah
7) Sumber air minum : air galon yang dibeli dari toko penyedia minuman isi ulang.
8) Kamar mandi/WC : memiliki satu buah kamar mandi yang bersatu dengan WC,
dengan kloset jongkok.
9) Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 600 meter.
10) Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan selalu terjaga karena
setiap bulannya masyarakat selalu mengadakan gotong royong untuk
membersihkan lingkungan.
11) Keadaan didalam rumah : keluarga Ny. B  dan Tn. A tinggal dirumah sendiri.
Rumah yang mereka tempati merupakan rumah permanen dengan status
kepemilikan milik pribadi Tn. A. Luas rumah kurang lebih 56 m 2. Lantai rumah
menggunakan marmer kecuali dapur yang masih menggunakan papan. Rumah
memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada ruangan dalam rumah seperti kamar,
dapur, ruang tamu cukup gelap karena jendela-jendelanya tidak dibuka setiap hari,
hanya waktu-waktu tertentu saja jika ada orang di rumah. Menurut Ny. B karena
mereka sering keluar kerja sampai sore jadi jendela jarang dibuka. Penerangan di
malam hari menggunakan listrik. Secara umum ventilasi dan pencahayaan di
dalam rumah kurang akibat ventilasi yang tidak dimanfaatkan secara optimal.
Secara umum kebersihan rumah baik, hanya penataan perabotan rumah yang
kurang teratur terutama untuk bagian dalam rumah dan dapur.
12) Keadaan diluar rumah : rumah memiliki pekarangan yang cukup luas dan
ditanami pohon kelapa, mangga, dan bunga bunga. Kebersihan pekarangan secara
umum baik. Keluarga memanfaatkan PDAM untuk sumber air bersih. Keluarga
memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke selokan perumahan yang
mengalir diparit. Keluarga juga telah memiliki jamban jenis leher angsa yang
dipergunakan setiap hari dengan septic tank di ujung rumah dengan jarak lebih
dari 10 m dari sumur gali. Kebersihan kamar mandi dan jamban cukup. Dalam
pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki tempat penampungan

25
berupa lobang yang terdapat di pekarangan samping rumah dan jika sudah penuh
biasanya di bakar. Lubang dalam keadaan terbuka. Secara umum kebersihan
rumah cukup.

13) Denah rumah

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


1) Kebiasaan : setiap bulan biasanya mengadakan arisan RT dan pengajian setiap
seminggu sekali.
2) Aturan/kesepakatan : apabila ada kerabat atau teman yang menginap harus lapor
RT/RW.
3) Budaya : di lingkungan budaya yang mayoritas adalah melayu.
4) Mobilitas geografis keluarga : menurut Ny. B selama ini keluarganya sering
mengunjungi sanak saudara.
5) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : menurut Ny. B dalam
keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak terdapat perkumpulan atau
pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu
tertentu seperti lebaran dan kadang pergi ke pesta ulang tahun teman anaknya jika
An. C diundang kepesta ulang tahun.

26
6) System pendukung keluarga : saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota
keluarga yang sakit, An. C sebagai penyemangat jika merasa lelah bekerja.
Hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah
terbiasa saling tolong menolong.
11. Struktur Keluarga
a. Pola/cara komunikasi keluarga : menurut Ny. B dalam keluarganya berkomunikasi
biasa menggunakan bahasa melayu, dan An. C juga terbiasa dengan bahasa melayu.
b. Struktur kekuatan keluarga : dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. A dan Ny. B
selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. An. C jarang diikut
sertakan jika memang itu menyangkut masalah keluarga, karena An. C dianggap
mash trlalu kecil. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika
mereka bermusyawarah.
c. Struktur peran (peran masing–masing anggota keluarga ) : dalam keluarga Ny. B, Tn.
A sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu
oleh Ny. B yang turut bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga tetap
melakukan perannya sebagai istri yang harus menyiapkan semua keperluan suaminya
dan anaknya di rumah. An. C sebagai seorang anak yang saat ini tugasnya hanya
belajar.
d. Nilai dan norma keluarga :  sebagai bagian dari masyarakat melayu dan beragama
islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun
terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini dirinya anak dan suaminya
makan bersama kalau malam hari, An. C sudah tidur saat Tn. A pulang kerja.

12. Fungsi Keluarga


a. Fungsi Afektif : Tn. A dan Ny. B, juga An. C, belum bisa melakukan peran mereka
masing masing secara sempurna, Tn. A dan Ny. B belum bisa membagi waktu untuk
peran sebgai orang tua anak usia sekolah.
b. Fungsi sosialisasi : hubungan antara dirinya dengan suaminya serta anaknya sampai
sejauh ini baik hanya saja Ny. B sering mendapat laporan dari sekolah maupun
tempat TPA kalau An. C kurang aktif dan terlihat takut jika bermain bersama teman-
temannya.

27
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi keluarga
(pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap
masalah) : menurut Ny. B keluarga jarang terkena sakit yang parah, hanya
masalah flu biasa dan kelelahan saja yang biasa dialami keluarga.
2) Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang
dialami : Sejauh ini keluarga hanya membawa anggota keluarga yang sakit ke
dokter ataupun rumah sakit, dan minum vitamin juga susu untuk mengatasi lelah.
3) Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan : ke tempat praktek dokter dan juga kerumah sakit.
4) Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah
kesehatan : menurut keluarga makan teratur dan istirahat yang cukup banyak
membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
d. Fungsi reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : keluarga berencana untuk memiliki satu anak lagi.
2) Keterangan lain : Saat ini Ny. B menggunakan alat kontrasepsi, suntikan setiap 3
bulan sekali, perencanaan memiliki anak secepatnya karena An. C juga sudah
besar, dan berencana memiliki 2 anak saja.
e. Fungsi ekonomi
Ny. B mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. A dan kebutuhan An. C

13. Stress dan Koping Keluarga


a. Stressor jangka pendek :
Menurut Ny. B dirinya tidak tahu dari pihak suaminya apakah sedang mengalami
beban pikiran atau tidak, tetapi dari dirinya yang jadi stressor adalah takut kalau An.
C sering ditinggal sendirian dirumah, takut jika salah pergaulan.dan An. C juga sering
mengatakan susah mengerjakan tugas sekolah, dan tidak bisa menyelesaikannya
b. Stressor jangka panjang
Ny. B mengatakan takut jika masalah ini berlarut larut akan membuat anak mereka
merasa tidak disayang oleh ke dua orang tuanya.

28
c. Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu diselesaikan dengan
diskusi.
d. Strategi koping : untuk menghadapi stressor Ny. B lebih banyak bertanaya pada guru
An. C bagaimana perkembangan anaknya, dan selalu meminta bantuan tetangga agar
melihatkan anaknya dan menghubunginya jika terjadi apa apa pada anaknya ketika
dia sedang bekerja.

14. Keadaan Gizi Keluarga


Pemenuhan gizi : biasanya Ny. B selalu memasak sayur dan lauk – pauk serta menyukai
makanan yang pedas, dan ayam goreng kesukaan An. C.

15. Harapan Keluarga


a. Terhadap masalah kesehatan
Keluarga berharap anggota keluarga tidak ada yang sakit dan selalu dalam keadaan
sehat.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Dengan adanya petugas kesehatan yang datang ke rumahnya keluarga mengharapkan
supaya petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat dengan
penyuluhan-penyuluhan seperti saat ini diharapkan dapat membantu dirinya
mempersiapkan bagaimana sebenarnya untuk mendidik anaknya agar bisa
bersosialisasi dengan lingkungan.

3.2 Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga


Tn. A Ny. B An. C
Fisik
1. KeadaanUmum
BB 55kg 50kg 24kg
TB 165cm 155cm 120cm
2. Kepala :
Rambut Ikal, hitam, dan bersih Lurus, hitam, halus Lurus, hitam, halus
dan bersih dan bersih

29
Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
ananemis, sclera ananemis, sclera ananemis, sclera
anikterik, penglihatan anikterik, penglihatan anikterik, penglihatan
baik baik baik

Sinusitis (-), polip (-), Sinusitis (-), polip (-),


Sinusitis (-), polip (-),
Hidung penciuman baik
penciuman baik penciuman baik.

Mulut bersih, mukosa


Mulut bersih, mukosa Mulut bersih.
Mulut lembab, lidah bersih,
lembab, lidah bersih,
gigi cukup.
gigi cukup.

Telinga Pendengaran baik, Pendengaran baik,


serumen (-) serumen (-)

3. Leher
JVP Tidak ada pembesaran Tidak ada Tidak ada

vena jugularis pembesaran vena pembesaran vena


jugularis jugularis

Kelenjar Tiroid Tidak ada Tidak ada Tidak ada


pembengkakan pembengkakan pembengkakan
4. Dada
Mamae
Inspeksi Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan,simetri pembengkakan,simetr pembengkakan,simetr
s antara kiri dan is antara kiri dan is antara kiri dan
kanan. kanan. kanan.

Palpasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada

30
pembengkakan. pembengkakan. pembengkakan.

Paru
Inspeksi
Saat bernafas tidak Saat bernafas tidak Saat bernafas tidak
menggunakan otot menggunakan otot menggunakan otot
bantuan pernafasan. bantuan pernafasan. bantuan pernafasan.
Tidak ada bengkak, Tidak ada bengkak, Tidak ada bengkak,
lesi (-). lesi (-). lesi (-).

Palpasi Tidak ada penimbunan Tidak ada Tidak ada


cairan. penimbunan cairan. penimbunan cairan.

Bunyi nafas vesikuler, Bunyi nafas Bunyi nafas


Perkusi
RR normal. vesikuler, RR normal. vesikuler, RR normal.

Auskultasi Letak normal ics 2 dan Letak normal ics 2 Letak normal ics 2
3 – 5dan 6. dan 3 – 5dan 6. dan 3 – 5dan 6.

Jantung
Palpasi Ictus cordis normal Ictus cordis normal Ictus cordis normal
yaitu ics 5 dan 6. yaitu ics 5 dan 6. yaitu ics 5 dan 6.

Perkusi Irama teratur, suara Irama teratur, suara Irama teratur, suara
tambahan tidak ada tambahan tidak ada tambahan tidak ada
TD : 120/70 mmHg. TD : 120/70 mmHg. TD : 120/70 mmHg.
5. Abdomen 
Inspeksi Simetris, warna Simetris, warna Simetris, warna
normal,asites (-) normal,asites (-) normal,asites (-)

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tidak ada benjolan. tekan, tidak ada tekan, tidak ada

31
benjolan. benjolan.
Auskultasi Bising usus (+)
Bising usus (+) Bising usus (+)
Organ pada abdomen
Perkusi normal. Organ pada abdomen Organ pada abdomen
normal. normal.
6. Genetalia - - -
7. Ekstremitas
atas dan bawah
Inspeksi Berfungsi dengan Berfungsi dengan Berfungsi dengan
baik. baik. baik.

Perkusi Reflek patella (+) Reflek patella (+) Reflek patella (+)

Tipologi Masalah Kesehatan

NO DAFTAR MASALAH KESEHATAN


1. AKTUAL :
Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
2. KURANG/TIDAK SEHAT :
Kurangnya peran orang tua dalam menemani anak belajar
3. DIFISIT
-

3.3 Masalah Yang Muncul

a. Daftar Masalah Pengkajiaan Khusus Berdasarkan 5 Tugas Keluarga Dengan Diagnosa


Kurangnya Pengetahuan Tentang Tugas Perkembangan Keluarga Anak Usia Sekolah.

NO KRITERIA PENGKAJIAN
1. Mengenal Masalah Keluarga belum bisa mengenal masalah.
2. Mengambil Keputusan yang Keluarga belum bisa mengambil keputusan yang

32
tepat tepat.
3. Merawat anggota keluarga Dalam hal ini tugas dalam merawat anggota
yang sakit ataupun punya keluarga yang sakit dilakukan oleh pasangan yang
masalah tidak sakit serta merawatnya hingga sembuh. Dan
jika anak yang sakit ke dua orang tua ini merawat
anaknya.
4. Memodifikasi lingkungan     Keluarga sudah menyediakan tempat belajar
untuk anak
5. Memanfaatkan sarana Jika ada keluarga yang sakit keluarga langsung
kesehatan berobat ke dokter.

b. Daftar Masalah Pengkajian Khusus Berdasarkan 5 Tugas Keluarga Dengan


Diagnosa Ketidakberdayaan Mengerjakan Tugas Sekolah.

NO KRITERIA PENGKAJIAN
1. Mengenal Masalah      Tn. A dan Ny. B mampu mengenal masalah

ketika anaknya sulit dalam menyelesaikan tugas


sekolah, karena sering diungkapkan kepada
mereka.
2. Mengambil Keputusan yang      Tn. A dan Ny. B sudah mengambil keputusan
tepat untuk meluangkan waktu menemani anak belajar
dirumah
3. Merawat anggota keluarga     Tn. A dan Ny. B sudah merawat anggota keluarga

yang sakit ataupun punya yang sakit ataupun punya masalah


masalah

4. Memodifikasi lingkungan Ny. B memodifikasi lingkungan dengan cara


menempatkan meja belajar anaknya di ruang
kumpul keluarga.
5. Memanfaatkan sarana      Jika ada keluarga yang sakit keluarga langsung

kesehatan berobat ke dokter.

3.4 Diagnosa Keperawatan

33
1. Analisa dan Sintesa Data

NO DATA KEMUNGKINAN MASALAH/DIAGNOSA


PENYEBAB
1. Ds :
     Ny. B mengatakan tidak Ketidakmampuan Kurang pengetahuan
tahu apa-apa saja tugas yang keluarga mengenal tentang tugas
harus dipenuhi untuk masalah tugas perkembangan keluarga
keluarganya perkembangan dengan anak usia sekolah
keluarga dengan anak berhubungan dengan

Do : usia sekolah. ketidakmampuan keluarga


Saat dilakukan pengkajian mengenal masalah tugas
ibu klien tampak bingung perkembangan keluarga
ketika ditanya peran apa dengan anak usia sekolah.
yang dilakukannya.

2. Ds : Disfungsi tugas
Ketidakberdayaan
An.C mengatakan bahwa
    perkembangan keluarga
mengerjakan tugas
tidak bisa mengerjakan pada anak usia sekolah.
sekolah
pekerjaan rumah yang
diberikan guru sekolah.
      Ny. B mengatakan tidak
pernah menemani anak
belajar.

Do :
      Ny B tampak menyesal saat
dilakukan pengkajian

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan

34
No. Diagnosa keperawatan (P,E,S)
1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluarga dengan
anak usia sekolah.

2. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah b.d disfungsi tugas perkembangan


keluarga dengan anak usia sekolah.

3.5 Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluargadengan anak
usia sekolah.

KRITERIA SKOR Hasil Skoring BOBOT Pembenaran


SIFAT MASALAH Sifat masalah ini termasuk
Ancaman kesehatan situasi mengancam
3 3/3 x 1 = 1 1 kesehatan, karena jika
dibiarkan terus menerus
perkembangan keluarga
akan terhambat.
KEMUNGKINAN Latar belakang pendidikan
MASALAH DAPAT Tn. A dan Ny. B adalah
DIUBAH SMA, sehingga
memudahkan untuk
Dengan Mudah 2 2/2 x 2 = 1 2 menerima informasi dan
o   penjelasan

35
POTENSIAL Karena Tn. A dan Ny. B
MASALAH DAPAT sering mengunjungi orang
DICEGAH tua dan keluarga yang
sudah berpengalaman
3
Tinggi 3/3 x 1 = 1 1 memiliki anak sehingga
keluarga dapat bertanya
apa yang seharusnya
dilakukan.
MENONJOLNYA
MASALAH
Masalah memang perlu
Ada masalah, tapi tidak 1
½x1=½ 1 ditangani. Tapi sifat
perlu segera ditangani
masalah ini tidak gawat,
dan bisa diselesaikan
secara bertahap.

Total Skor 1+1+1+1/2 = 3,5

2. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah bd. disfungsi tugas perkembangan keluarga


pada anak usia sekolah.

Kriteria Skor Hasil Skoring Bobot Alasan


SIFAT MASALAH Sifat masalah ini termasuk
situasi mengancam
Ancaman kesehatan 3 3/3 x 1 = 1 1 kesehatan, karena jika
dibiarkan terus menerus
anak akan merasa bahwa
dia gagal dan tidak seperti
teman sebayanya
KEMUNGKINAN

36
MASALAH DAPAT Karena orang tua sangat
DIUBAH menyesal dengan
2 perbuatan mereka
Dengan Mudah 2/2 x 2 = 1 2

POTENSIAL MASALAH
DAPAT DICEGAH
Karena orang tua disini
Tinggi 3
3/3 x 1 = 1 1 seharusnya lebih banyak
berinteraksi dengan anak
MENONJOLNYA
MASALAH
Masalah memang perlu
1
Ada masalah, tapi tidak ½x1=½ 1 ditangani. Tapi sifat
perlu segera ditangani. masalah ini tidak gawat,
dan bisa diselesaikan
secara bertahap.

Total Skor 1+1+1+½  = 3,5

3.6 Diagnosa Keperawatan Keluarga Prioritas

Dx 1 : Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga Tn. A dengan anak usia


sekolah b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.

RENCANA TINDAKAN

37
No Dx keperawatan Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Tindakan keperawatan Rasional
kriteria hasil
1 Kurang Keluarga memahami Kaji tingkat pengetahuan Untuk mengetahui
pengetahuan tentang tugas keluarga tentang tugas sampai dimana
tentang tugas perkembangan perkembangan keluarga pengetahuan keluarga
perkembangan keluarga anak usia dengan anak usia dalam menjalankan
keluarga Tn. A sekolah dengan sekolah. perannya masing-
dengan anak usia kriteria hasil : Jelaskan tentang tugas masing.
sekolah b.d Keluarga perkembangan keluarga Agar keluarga lebih
ketidakmampuan mengetahui tugas dengan anak usia mengetahui tentang
keluarga mengenal perkembangan pada sekolah. tugas
masalah tugas usia sekolah. perkembangannya
perkembangan masing-masing
keluarga dengan
anak usia sekolah.

Ds :
An. C mengatakan
bahwa tidak bisa
mengerjakan
pekerjaan rumah
yang diberikan
guru sekolah.
Ds :
Ny. B mengatakan
tidak pernah
menemani anak
belajar.

Do :
Ny. B tampak

38
menyesal saat
dilakukan
pengkajian

Dx 2 : Ketidakberdayaan An. C mengerjakan tugas sekolah pada keluarga Tn. A dengan tahap


perkembangan keluarga usia sekolah b.d disfungsi tugas perkembangan keluarga dengan anak
usia sekolah.

RENCANA TINDAKAN

No Dx keperawatan Intervensi Keperawatan


Tujuan dan Tindakan Rasional
kriteria hasil keperawatan
1 Ketidakberdayaan Perilaku kesehatan    Kaji apa penyebab     Agar perawat dapat
mengerjakan tugas ancaman berkurang terjadinya masalah. menetapkan intervensi
sekolah b.d dengan kriteria hasil Diskusikan kepada yang tepat atas masala
kurangnya interaksi : keluarga apa yang     menggali lebih dalam
interpersonal Anak bisa menjadi kendala permasalahan
ditandai dengan mengerjakan tugas utama yang dirasakan
sekolah. keluarga hingga
Ds : Orang tua ada waktu permasalahan muncul
An.C mengatakan untuk menemani     bantu kelurga dengan
bahwa tidak bisa anak belajar. mendiskusian kepada
mengerjakan keluarga cara cara Membantu mengatasi
pekerjaan rumah untuk memanajemen masalah keluarga
yang diberikan guru waktu agar kebutuhan
sekolah. akan perhatian
tercukupi
Ny.B mengatakan
tidak pernah
menemani anak
belajar.

39
Do :
Ny. B tampak
menyesal saat
dilakukan
pengkajian.

3.7 PELAKSANAAN DAN EVALUASI


No Pelaksanaan Evaluasi
Dx
1     Kaji tingkat pengetahuan keluargaKeluarga mengatakan belum mengetahui kalau
dan tentang tugas perkembanganada tugas keluarga untuk anak usia sekolah.
keluarga dengan tingkat usia sekolah Keluarga tampak serius.
Pengetahuan keluarga tentang tugas keluarga
tidak ada.
Merencanakan untuk mendiskusikan tentang tugas
perkembangan keluarga.
Keluarga mengatakan bahwa selama ini banyak
sekali tugas keluarga yang belum terpenuhi.

Diskusikan dengan keluarga tentangKeluarga tampak antusias.


tugas perkembangan keluarga Pengetahuan keluarga tentang tugas
perkembangan keluarga meningkat.
Rencanakan pertemuan berikutnya untuk evaluasi.

Minta keluarga untuk menjelaskanKeluarga mampu mengulangi informasi yang


    

kembali informasi yang telahtelah disampaikan oleh perawat pada pertemuan


disampaikan sebelumnya, dan berencana untuk konsultasi
dengan baik dengan perawat maupun keluarga
untuk menjalankan tugasnya.
Keluarga tampak antusias.

40
Pengetahuan keluarga meningkat.
Rencanakan untuk pertemuan berikutnya evaluasi
dan terminasi.

2 Kaji
     apa penyebabterjadinyaKeluarga mengatakan hal itu terjadi karena
masalah keluarga tidak mampu untuk membagi waktu, dan
tidak memikirkan hal itu bisa menjadi berbahaya.
Keluarga tampak menyesal, Ny B menangis.
Keluarga mengambil keputusan untuk berubah.
Kontrak untuk mendiskusikan kepada keluarga,
bagaimana cara untuk memanajemen waktu.
Merasa terbantu, dan mendapatkan gambaran
untuk mengatasi masalah.

Keluarga akan melakukan cara memanjemen


Mengajarkan cara memanajemen
waktu.
waktu
Merasa senang karena bisa membatu anak
Dampingi keluarga saat
mengerjakan tugas sekolah.
mendampingi anak belajar dirumah
Keluarga akan selalu mendampingi anak belajar
dirumah.
Hentikan tindakan.

BAB IV
PENUTUP

41
4.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan suatu perkumpulan orang yang terdiri dari suami, istri dan anak-
anaknya baik anak kandung maupun adopsi, Keluarga juga  merupakan pusat  perkembangan
anak untuk dapat berkembang dengan  baik atau tidak, keluarga yang baik dapat mendukung
anak dapat berkembangan baik pula.
Keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah mempunyai tugas
perkembangan, yaitu : mensosialisasikan anak untuk dapat meningkatkan prestasi sekolahnya,
meningkatkan kominikasi terbuka agar anak mau bercerita tentang pengalaman yang dialaminya,
selain itu orang tua juga harus bisa melepaskan anak-anaknya utuk bisa bergaul dan bermain
dengan teman sebayanya.
Pada tahap ini anak sering sekali tidak berada dirumah mereka lebih senang untuk
bermain dengan teman-temannya, sehingga orang tua berpisah dengan anaknya untuk sementara
waktu.
Penerapan proses keperawan keluarga memerlukan keterampilan yang baik dalam
berkomunikasi, skill keperawatan dan pemilihan pertanyaan yang tepat sehingga proses
keperawatan dapat diterapkan dengan baik.

4.2 Saran
1. Dalam melakukan pengkajian diharapkan mahasiswa dapat menyimpulkan apakah
keluarga sudah mampu memenuhi tugas perkembangan anak usia sekolah atau belum.
2. Mahasiswa adalah seoarang calon perawat yang salah satu kliennya adalah keluarga,
maka diharapkan mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan tidak melangkahi
profesionalitas berkerja dan selalu menghormati privasi yang klien miliki.
3. Dalam melakukan pengkajian, perawat harus membina trust terlebih dahulu untuk
melakukan rencana asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

42
Christeinsen, paula J. 2009. Proses keperawatan : aplikasi model konseptual edisi 4 (alih bahasa:
yuyun yuningsih, yasmin asih). Jakarta : EGC
Drs. E.B. surbakti M.A. 2008. Sudah siapkah menikah.Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Efendi, ferry makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta : salemba medika
Friedman, marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2009. Fundamental keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Suprajitno. 2004. Asuhan keperawatan keluarga : aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC

43

Anda mungkin juga menyukai