PRODI S1 KEPERAWATAN
JOMBANG
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ MAKALAH ASKEP
PADA ANAK SEKOLAH”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail
yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing kita yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara
menyusun karya tulis ilmiah yang baik dan sesuai kaidah.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari
pembaca yang membangun. Terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Cover ………………………………………………………………………………………… 1
Kata Pengantar …………………………………………………..……………………. 2
Daftar isi …………………………………………................………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN …………………………………….......................………………… 4
1.1 Latar belakang ………………………………………….............……………………… 4
1.2 Rumusan masalah …………………………………………….………………………… 4
1.3 Tujuan ……………………………………...……………………………………………. 4
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………………. 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....……………………………....…………………………….. 6
2.1 Definisi…………………..……………………………………………………………… 6
2.2 Konsep anak usia sekolah……...……………….……………………………………… 10
BAB 3 KONSEP ASKEP …………………………….……………………………………… 20
3.1 Pengkajian …………………………...……………………………………………….... 20
3.2 Pemeriksaan fisik ………………...…………………………………………………….. 29
3.3 Masalah yang muncul ..................................................................................................... 32
3.4 Diagnosa Keperawatan …..……………………………………………………… 34
3.5 Skoring ………………………………………………………………………………... 35
3.6 Diagnosa Keperawatan Keluarga ………....…………………………………………… 38
3.7 Pelaksanaan dan Evaluasi .............................................................................................. 42
BAB 4 PENUTUP ……………….…………………………………………………...……..... 43
4.1 Kesimpulan ………………..………………………………………………………………. 43
4.2 Saran ……………….……………………………………………………………………... 43
DAFTAR PUSTAKA ………………..……………………………………………………….. 44
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
25 tahun, panduan Idola Citra Anak Indonesia yang salah satunya berisi Asta Citra Anak
Indonesia yang kemudian diadopsi oleh pemerintah dalam GBHN 1994. Sehingga
sebetulnya sudah sejak tahun 1993 pemerintah secara serius menangani masalah anak.
Pada akhirnya semua itu kembali lagi pada kita (baik pemerintah, masyarakat, LSM,
anak, serta terutama orangtua) untuk membina SDM sejak usia dini agar pertumbuhan
dan perkembangan anak berkualitas.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan keluarga dengan
anak usia sekolah.
1.4 Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
b. Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan balik, melakukan
validasi.
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan.Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya.
Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu
dengan baik.Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau
malah berdiam diri dirumah.
3. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.
4. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan
suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.Norma adalah pola perilaku
yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah
kupulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah (Murwani, 2007).
7
2. Keluarga besar (Extended Family)
Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek,
nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal,
keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejanis (guy/lesbian families).
4. Keluarga menurut hukum umum (Common Law Family): Anak-anak yang tinggal
bersama.
8
9. Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan
perkawinan yang sah.
2. Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial (socialisation and social placement fungtion)
Fungsi pengembangan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
9
2.1.5 Tugas Perkembangan Keluarga
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individu-individu
yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut, keluarga
juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap
perkembangan keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman, 1998) adalah
Tahap IV: keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama berusia 6
tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja.
10
a. Usia sekolah dasar adalah suatu masa ketika anak diharapkan memperoleh dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri.
b. Periode kritis dalam berprestasi merupakan suatu masa ketika anak mencapai
sukses, tidak sukses atau sangat sukses.
2. Perkembangan psikososial
Menurut Ericson perkembangan psikososialnya berada dalam tahap industri inferior.
Dalam tahap ini anak mampu melakukan dam menguasai ketrampilan yang bersifat
teknologi dan sosial. Tahap ini sangat dipegang faktor instrinsik (motivasi,
kemampuan, tanggung jawab untuk memiliki, interaksi dengan lingkungan dan teman
sebaya) dan faktor ekstrinsik (penghargaan yang didapat, stimulus dan keterlibatan
orang lain).
3. Temperamen
11
Sifat temperamen yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting dalam
perilaku pada masa ini. Pada usia ini temperamen sering muncul sehingga peran
orang tua dan guru sangat besar untuk mengendalikannya, yang perlu diperhatikan
orang tua adalah menjadi figur dalam sehari.
4. Perkembangan kognitif
Menurut Peaget usia ini berada dalam tahap operasional konkret yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini
kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki
kemampuan belajar dari benda, situasi dan pengalaman yang dijumpai.
5. Perkembangan moral
Pada masa akhir kanak-kanak perkembangan moralnya dikategorikan oleh Kohlberg
berada dalam tahap konvensional.Pada tahap ini anak mulai belajar tentang peraturan-
peraturan yang berlaku, menerima peraturan.
6. Perkembangan spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatu adalah konkret atau nyata dari pada
belajar tentang agama. Mereka lebih tertarik terhadap surga dan mereka sehingga
cenderung akan melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka.
7. Perkembangan bahasa
Pembicaraan yang dilakukan dalam hidup ini lebih terkendali dan terseleksi karena
anak menggunakan pembicaraan sebagai komunikasi.
8. Perkembangan sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok yang ditandai dengan
adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat
untuk diterima sebagai anggota kelompok.
9. Perkembangan seksual
12
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dan teman-temannya,
mengembangkan minat-minat sesuai dengan dirinya.
10. Perkembangan konsep diri
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua,
saudara dan sanak keluarga lainnya. Saat ini anak-anak membentuk konsep diri yang
ideal.
13
2. Bahaya Psikologi
a. Bahaya dalam berbicara
Kesalahan dalam berbicara seperti salah ucap dan kesalahan bahasa, cacat dalam
bicara seperti gagap atau pelat, akan membuat anak menjadi sadar diri sehingga anak
hanya berbicara bila perlu saja.
b. Bahaya emosi
Anak masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan
seperti marah yang meledak-ledak, cemburu sehingga kurang disenangi orang lain.
c. Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan
untuk mempelajari permainan dan olahraga yang penting untuk menjadi anggota
kelompok. Anak yang dilarang berkhayal karena membuang waktu atau dilarang
melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut
yang kaku.
d. Bahaya konsep diri
Anak mempunyai konsep diri yang ideal, biasanya merasa tidak puas pada diri sendiri
dan pada perlakuan orang lain. Anak cenderung berprasangka dan bersikap
diskriminatif dalam memperlakukan orang lain.
e. Bahaya moral
Ada enam bahaya umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan
perilaku anak-anak :
1) Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan
konsep-konsep media masa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan
kode orang dewasa.
2) Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas dalam terhadap
perilaku.
3) Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya
dilakukan.
4) Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.
5) Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan
sehingga perilaku menjadi kebiasaan.
14
6) Tidak sabar terhadap perbuatan orang lain yang salah.
15
1. Perkembangan Kognitif
Anak usia 10-12 tahun atau praremaja sudah mulai menggunakan logikanya
Karen amereka sudah mahir berhitung dan kemampuan ini dapat diterapkan dalam
kehidupan setiap hari. Mereka juga mulai bisa diberi pengertian untuk menghemat
dengan memberitahukan secara garis besar pemasukan dan pengeluaran keluarga
setiap bulan anak juga semakin mamapu merencanakan perilaku yang terorganisir,
temasuk menerima rencana atau tujuan beraktivitas dan menghubungkan pengetahuan
serta tindakan dalam rencana tesebut. Perkembangan kognitif pada akhir usia sekolah
adalah pencapaian prestasi dan sebagian anak juga memiliki motivasi yang amat
tinggi untuk mencapai sukses dan berusaha keras untuk mencapainya.
2.3 Asuhan Keperawatan pada Tahap Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia
Sekolah
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu
sebagai anggota keluarga.
1. Pengkajian
a. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep
keluarga).
b. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
16
1) Identitas anak.
2) Riwayat kehamilan dan persalinan.
3) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
4) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).
5) Pertumbuhan dan perkembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah
dicapai).
6) Pemeriksaan fisik.
7) Lengkapi dengan pengkajian fokus
a) Bagaimana karakteristik teman bermain.
b) Bagaimana lingkungan bermain.
c) Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah.
d) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya.
e) Bagaimana temperamen anak saat ini.
f) Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang.
g) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak.
h) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini.
i) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah.
j) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah.
k) Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain.
l) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini.
m) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya.
n) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya.
o) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
17
2) Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas
keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi
perkembangan anak.
18
Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan yang
adekuat.
Intervensi :
1) Diskusikan tentang tugas keluarga.
2) Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota
keluarga sakit.
3) Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga.
4) Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya pertolongan
yang telah dilakukan.
5) Ajarkan cara merawat anak dirumah.
6) Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga
b. Resiko/resiko tinggi
Resiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya.
Tujuan : ketidakharmonisan keluarga menurun.
Intervensi :
1) Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga.
2) Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga.
3) Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani.
4) Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak.
5) Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikanmasalah.
6) Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah.
7) Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut
alternatif.
c. Potensial atau sejahtera
Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga.
Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis.
Intervensi :
1) Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga.
2) Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas
kemampuannya.
19
3) Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah).
4) Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan
masalah.
BAB 3
KONSEP ASKEP
3.1 Pengkajian
2. Komposisi Keluarga
No. Nama anggota Jenis Kelamin Hub. dgn Umur (th) Pend. terakhir Pekerjaan
keluarga Keluarga
20
3. Genogram :
Tn.A Ny. B
31 29 26 35 30
Thn Th Th Th Th
n n n n
6
An. C Thn
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
4. Tipe Keluarga
Jenis Type Keluarga : keluarga “Nuclear Family”.
Masalah yang terjadi dengan type tersebut : keluarga saat ini belum bisa sepenuhnya
mengajarkan anak bagaimana cara bersosialisai dengan lingkungan dan membantu anak
menyelesaikan tugas sekolahnya.
5. Suku Bangsa
21
a. Asal Suku Bangsa : Tn. A dan Ny. B sama-sama berasal dari suku melayu. Mereka
bisa menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang
hampir sama jadi tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok untuk memicu
perselisihan.
b. Budaya Yang berhubungan dengan Kesehatan : ketika sakit keluarga percaya tidak
boleh untuk potong kuku.
22
memiliki anak lagi, jadi keluarga Tn. A dan Ny. B berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : saat ini
keluarga Tn. A dan Ny. B sebagai keluarga yang memiliki satu anak yang baru saja
masuk SD belum tahu bagaimana cara yang tepat dalam mengajarkan anak bergaul,
karena Ny. B selalu khawatir jika anaknya ingin bermain diluar rumah, dan Ny. B
serta Tn. A juga jarang sekali memiliki waktu untuk membantu anak dalam
mengerjakan PR dari sekolah, karena waktu kerja mereka yang kadang jika lembur
sampai larut malam. kadang anak dititipkan dirumah tetangga yang sudah dianggap
sebagai keluarga jika Tn. A dan Ny. B ada kerja lembur yang kadang pulangnya
pukul 21.00.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti.
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn. A, Ny. B serta An. C tidak ada yang menderita penyakit berat, hanya kadang
terkena flu, atau pusing kepala biasa.
2) Riwayat penyakit keturunan
Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang
memerlukan perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan di rumah yang lama.
Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. A dan Ny. B tidak ada yang memilki
penyakit kronis maupun penyakit keturunan.
3) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
No. Nama BB Umur Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
Kesehatan (BCG/Polio kesehatan yang telah
/DPT/HB/campak) dilakukan
1. Tn. A 55 kg 31th Tn. A Lengkap - Minum
mengatakan vitamin dan
bahwa susu
biasanya dia
merasa lelah
setelah
berkerja
23
dengan jam
lembur.
2. Ny. B 50 kg 30th Ny. B kadang Lengkap - Minum
merasa sangat susu
lelah jika
setelah pulang
kerja harus
membereskan
rumah lagi
3. An. C 24 kg 6th Ny. B Lengkap - Berobat ke
mengatakan dokter
anaknya
jarang sakit,
kalaupun sakit
hanya seperti
flu namun
tidak sering
24
Ventilasi/jendela : ada 8 ventilasi yang terdapat di dalam rumah.
5) Pemanfaatan ruangan : ruang tamu, ruang tengah/ keluarga, dapur, wc/toilet, 2
kamar tidur.
6) Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1,5 meter dari rumah
7) Sumber air minum : air galon yang dibeli dari toko penyedia minuman isi ulang.
8) Kamar mandi/WC : memiliki satu buah kamar mandi yang bersatu dengan WC,
dengan kloset jongkok.
9) Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 600 meter.
10) Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan selalu terjaga karena
setiap bulannya masyarakat selalu mengadakan gotong royong untuk
membersihkan lingkungan.
11) Keadaan didalam rumah : keluarga Ny. B dan Tn. A tinggal dirumah sendiri.
Rumah yang mereka tempati merupakan rumah permanen dengan status
kepemilikan milik pribadi Tn. A. Luas rumah kurang lebih 56 m 2. Lantai rumah
menggunakan marmer kecuali dapur yang masih menggunakan papan. Rumah
memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada ruangan dalam rumah seperti kamar,
dapur, ruang tamu cukup gelap karena jendela-jendelanya tidak dibuka setiap hari,
hanya waktu-waktu tertentu saja jika ada orang di rumah. Menurut Ny. B karena
mereka sering keluar kerja sampai sore jadi jendela jarang dibuka. Penerangan di
malam hari menggunakan listrik. Secara umum ventilasi dan pencahayaan di
dalam rumah kurang akibat ventilasi yang tidak dimanfaatkan secara optimal.
Secara umum kebersihan rumah baik, hanya penataan perabotan rumah yang
kurang teratur terutama untuk bagian dalam rumah dan dapur.
12) Keadaan diluar rumah : rumah memiliki pekarangan yang cukup luas dan
ditanami pohon kelapa, mangga, dan bunga bunga. Kebersihan pekarangan secara
umum baik. Keluarga memanfaatkan PDAM untuk sumber air bersih. Keluarga
memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke selokan perumahan yang
mengalir diparit. Keluarga juga telah memiliki jamban jenis leher angsa yang
dipergunakan setiap hari dengan septic tank di ujung rumah dengan jarak lebih
dari 10 m dari sumur gali. Kebersihan kamar mandi dan jamban cukup. Dalam
pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki tempat penampungan
25
berupa lobang yang terdapat di pekarangan samping rumah dan jika sudah penuh
biasanya di bakar. Lubang dalam keadaan terbuka. Secara umum kebersihan
rumah cukup.
26
6) System pendukung keluarga : saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota
keluarga yang sakit, An. C sebagai penyemangat jika merasa lelah bekerja.
Hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah
terbiasa saling tolong menolong.
11. Struktur Keluarga
a. Pola/cara komunikasi keluarga : menurut Ny. B dalam keluarganya berkomunikasi
biasa menggunakan bahasa melayu, dan An. C juga terbiasa dengan bahasa melayu.
b. Struktur kekuatan keluarga : dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. A dan Ny. B
selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. An. C jarang diikut
sertakan jika memang itu menyangkut masalah keluarga, karena An. C dianggap
mash trlalu kecil. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika
mereka bermusyawarah.
c. Struktur peran (peran masing–masing anggota keluarga ) : dalam keluarga Ny. B, Tn.
A sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu
oleh Ny. B yang turut bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga tetap
melakukan perannya sebagai istri yang harus menyiapkan semua keperluan suaminya
dan anaknya di rumah. An. C sebagai seorang anak yang saat ini tugasnya hanya
belajar.
d. Nilai dan norma keluarga : sebagai bagian dari masyarakat melayu dan beragama
islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun
terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini dirinya anak dan suaminya
makan bersama kalau malam hari, An. C sudah tidur saat Tn. A pulang kerja.
27
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi keluarga
(pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap
masalah) : menurut Ny. B keluarga jarang terkena sakit yang parah, hanya
masalah flu biasa dan kelelahan saja yang biasa dialami keluarga.
2) Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang
dialami : Sejauh ini keluarga hanya membawa anggota keluarga yang sakit ke
dokter ataupun rumah sakit, dan minum vitamin juga susu untuk mengatasi lelah.
3) Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan : ke tempat praktek dokter dan juga kerumah sakit.
4) Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah
kesehatan : menurut keluarga makan teratur dan istirahat yang cukup banyak
membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
d. Fungsi reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : keluarga berencana untuk memiliki satu anak lagi.
2) Keterangan lain : Saat ini Ny. B menggunakan alat kontrasepsi, suntikan setiap 3
bulan sekali, perencanaan memiliki anak secepatnya karena An. C juga sudah
besar, dan berencana memiliki 2 anak saja.
e. Fungsi ekonomi
Ny. B mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. A dan kebutuhan An. C
28
c. Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu diselesaikan dengan
diskusi.
d. Strategi koping : untuk menghadapi stressor Ny. B lebih banyak bertanaya pada guru
An. C bagaimana perkembangan anaknya, dan selalu meminta bantuan tetangga agar
melihatkan anaknya dan menghubunginya jika terjadi apa apa pada anaknya ketika
dia sedang bekerja.
29
Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
ananemis, sclera ananemis, sclera ananemis, sclera
anikterik, penglihatan anikterik, penglihatan anikterik, penglihatan
baik baik baik
3. Leher
JVP Tidak ada pembesaran Tidak ada Tidak ada
30
pembengkakan. pembengkakan. pembengkakan.
Paru
Inspeksi
Saat bernafas tidak Saat bernafas tidak Saat bernafas tidak
menggunakan otot menggunakan otot menggunakan otot
bantuan pernafasan. bantuan pernafasan. bantuan pernafasan.
Tidak ada bengkak, Tidak ada bengkak, Tidak ada bengkak,
lesi (-). lesi (-). lesi (-).
Auskultasi Letak normal ics 2 dan Letak normal ics 2 Letak normal ics 2
3 – 5dan 6. dan 3 – 5dan 6. dan 3 – 5dan 6.
Jantung
Palpasi Ictus cordis normal Ictus cordis normal Ictus cordis normal
yaitu ics 5 dan 6. yaitu ics 5 dan 6. yaitu ics 5 dan 6.
Perkusi Irama teratur, suara Irama teratur, suara Irama teratur, suara
tambahan tidak ada tambahan tidak ada tambahan tidak ada
TD : 120/70 mmHg. TD : 120/70 mmHg. TD : 120/70 mmHg.
5. Abdomen
Inspeksi Simetris, warna Simetris, warna Simetris, warna
normal,asites (-) normal,asites (-) normal,asites (-)
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tidak ada benjolan. tekan, tidak ada tekan, tidak ada
31
benjolan. benjolan.
Auskultasi Bising usus (+)
Bising usus (+) Bising usus (+)
Organ pada abdomen
Perkusi normal. Organ pada abdomen Organ pada abdomen
normal. normal.
6. Genetalia - - -
7. Ekstremitas
atas dan bawah
Inspeksi Berfungsi dengan Berfungsi dengan Berfungsi dengan
baik. baik. baik.
Perkusi Reflek patella (+) Reflek patella (+) Reflek patella (+)
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1. Mengenal Masalah Keluarga belum bisa mengenal masalah.
2. Mengambil Keputusan yang Keluarga belum bisa mengambil keputusan yang
32
tepat tepat.
3. Merawat anggota keluarga Dalam hal ini tugas dalam merawat anggota
yang sakit ataupun punya keluarga yang sakit dilakukan oleh pasangan yang
masalah tidak sakit serta merawatnya hingga sembuh. Dan
jika anak yang sakit ke dua orang tua ini merawat
anaknya.
4. Memodifikasi lingkungan Keluarga sudah menyediakan tempat belajar
untuk anak
5. Memanfaatkan sarana Jika ada keluarga yang sakit keluarga langsung
kesehatan berobat ke dokter.
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1. Mengenal Masalah Tn. A dan Ny. B mampu mengenal masalah
33
1. Analisa dan Sintesa Data
2. Ds : Disfungsi tugas
Ketidakberdayaan
An.C mengatakan bahwa
perkembangan keluarga
mengerjakan tugas
tidak bisa mengerjakan pada anak usia sekolah.
sekolah
pekerjaan rumah yang
diberikan guru sekolah.
Ny. B mengatakan tidak
pernah menemani anak
belajar.
Do :
Ny B tampak menyesal saat
dilakukan pengkajian
34
No. Diagnosa keperawatan (P,E,S)
1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluarga dengan
anak usia sekolah.
3.5 Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluargadengan anak
usia sekolah.
35
POTENSIAL Karena Tn. A dan Ny. B
MASALAH DAPAT sering mengunjungi orang
DICEGAH tua dan keluarga yang
sudah berpengalaman
3
Tinggi 3/3 x 1 = 1 1 memiliki anak sehingga
keluarga dapat bertanya
apa yang seharusnya
dilakukan.
MENONJOLNYA
MASALAH
Masalah memang perlu
Ada masalah, tapi tidak 1
½x1=½ 1 ditangani. Tapi sifat
perlu segera ditangani
masalah ini tidak gawat,
dan bisa diselesaikan
secara bertahap.
36
MASALAH DAPAT Karena orang tua sangat
DIUBAH menyesal dengan
2 perbuatan mereka
Dengan Mudah 2/2 x 2 = 1 2
POTENSIAL MASALAH
DAPAT DICEGAH
Karena orang tua disini
Tinggi 3
3/3 x 1 = 1 1 seharusnya lebih banyak
berinteraksi dengan anak
MENONJOLNYA
MASALAH
Masalah memang perlu
1
Ada masalah, tapi tidak ½x1=½ 1 ditangani. Tapi sifat
perlu segera ditangani. masalah ini tidak gawat,
dan bisa diselesaikan
secara bertahap.
RENCANA TINDAKAN
37
No Dx keperawatan Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Tindakan keperawatan Rasional
kriteria hasil
1 Kurang Keluarga memahami Kaji tingkat pengetahuan Untuk mengetahui
pengetahuan tentang tugas keluarga tentang tugas sampai dimana
tentang tugas perkembangan perkembangan keluarga pengetahuan keluarga
perkembangan keluarga anak usia dengan anak usia dalam menjalankan
keluarga Tn. A sekolah dengan sekolah. perannya masing-
dengan anak usia kriteria hasil : Jelaskan tentang tugas masing.
sekolah b.d Keluarga perkembangan keluarga Agar keluarga lebih
ketidakmampuan mengetahui tugas dengan anak usia mengetahui tentang
keluarga mengenal perkembangan pada sekolah. tugas
masalah tugas usia sekolah. perkembangannya
perkembangan masing-masing
keluarga dengan
anak usia sekolah.
Ds :
An. C mengatakan
bahwa tidak bisa
mengerjakan
pekerjaan rumah
yang diberikan
guru sekolah.
Ds :
Ny. B mengatakan
tidak pernah
menemani anak
belajar.
Do :
Ny. B tampak
38
menyesal saat
dilakukan
pengkajian
RENCANA TINDAKAN
39
Do :
Ny. B tampak
menyesal saat
dilakukan
pengkajian.
40
Pengetahuan keluarga meningkat.
Rencanakan untuk pertemuan berikutnya evaluasi
dan terminasi.
2 Kaji
apa penyebabterjadinyaKeluarga mengatakan hal itu terjadi karena
masalah keluarga tidak mampu untuk membagi waktu, dan
tidak memikirkan hal itu bisa menjadi berbahaya.
Keluarga tampak menyesal, Ny B menangis.
Keluarga mengambil keputusan untuk berubah.
Kontrak untuk mendiskusikan kepada keluarga,
bagaimana cara untuk memanajemen waktu.
Merasa terbantu, dan mendapatkan gambaran
untuk mengatasi masalah.
BAB IV
PENUTUP
41
4.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan suatu perkumpulan orang yang terdiri dari suami, istri dan anak-
anaknya baik anak kandung maupun adopsi, Keluarga juga merupakan pusat perkembangan
anak untuk dapat berkembang dengan baik atau tidak, keluarga yang baik dapat mendukung
anak dapat berkembangan baik pula.
Keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah mempunyai tugas
perkembangan, yaitu : mensosialisasikan anak untuk dapat meningkatkan prestasi sekolahnya,
meningkatkan kominikasi terbuka agar anak mau bercerita tentang pengalaman yang dialaminya,
selain itu orang tua juga harus bisa melepaskan anak-anaknya utuk bisa bergaul dan bermain
dengan teman sebayanya.
Pada tahap ini anak sering sekali tidak berada dirumah mereka lebih senang untuk
bermain dengan teman-temannya, sehingga orang tua berpisah dengan anaknya untuk sementara
waktu.
Penerapan proses keperawan keluarga memerlukan keterampilan yang baik dalam
berkomunikasi, skill keperawatan dan pemilihan pertanyaan yang tepat sehingga proses
keperawatan dapat diterapkan dengan baik.
4.2 Saran
1. Dalam melakukan pengkajian diharapkan mahasiswa dapat menyimpulkan apakah
keluarga sudah mampu memenuhi tugas perkembangan anak usia sekolah atau belum.
2. Mahasiswa adalah seoarang calon perawat yang salah satu kliennya adalah keluarga,
maka diharapkan mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan tidak melangkahi
profesionalitas berkerja dan selalu menghormati privasi yang klien miliki.
3. Dalam melakukan pengkajian, perawat harus membina trust terlebih dahulu untuk
melakukan rencana asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
42
Christeinsen, paula J. 2009. Proses keperawatan : aplikasi model konseptual edisi 4 (alih bahasa:
yuyun yuningsih, yasmin asih). Jakarta : EGC
Drs. E.B. surbakti M.A. 2008. Sudah siapkah menikah.Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Efendi, ferry makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta : salemba medika
Friedman, marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2009. Fundamental keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Suprajitno. 2004. Asuhan keperawatan keluarga : aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC
43