Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN KDP

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN PADA PASIEN


DENGAN KOLIK ABDOMENA DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT
TK. III BALADHIKA HUSADA JEMBER

oleh
Aulia Bella Marinda, S.Kep.
NIM 132311101030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus berikut dibuat oleh:


Nama : Aulia Bella Marinda, S.Kep
NIM : 132311101030
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN
PADA PASIEN DENGAN CA PARU DI RUANG TERATAI
RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA JEMBER

telah diperiksa dan disahkan oleh pembimbing pada:


Hari :
Tanggal :

Jember, Maret 2018

TIM PEMBIMBING
Dosen Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Retno Purwandari, M. Kep Devi Chintya, S. Kep., Ners


NIP 19820314 200604 2 002

LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KENYAMANAN FISIK : NYERI
(oleh : Aulia Bella Marinda, S.Kep.)

A. Definisi Gangguan Kebutuhan Kenyamanan


Kenyamanan sebagai suatu keadaan terpenuhi kebutuhan dasar manusia
meliputi kebutuhan akan ketentraman, keeleganan pada individu (Kozier, 2010).
Menurut NANDA Internasional (2012), kenyamanan adalah pola kesenangan,
kelegaan, dan kesempurnaan dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan, dan
sosial. Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman dapat diartikan dengan perawat
telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan.
Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah
kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini
disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi yang
mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya
gejala dan tanda pada pasien (Kasiati dan Rosmalawati, 2016).

B. Epidemiologi
Keadaan akut abdomen merupakan 7% gejala utama pasien datang ke
Instalasi Gawat Darurat. Prevalensi kasus akut abdomen pada rawat inap meliputi
20-40% dari pasien rawat inap. Pada penelitian, didapatkan penyebab akut
abdomen meliputi 33% merupakan nyeri abdomen non spesifik yang banyak
terdapat pada wanita muda, 23% appendisitis akut dan 8,8% disebabkan oleh
kolik bilier yang biasanya diderita oleh wanita tua. Hampir separuh dari keadaan
akut abdomen tersebut memerlukan terapi pembedahan.
Kasus abdominal pain tercatat 5% sampai 10% dari semua kunjungan gawat
darurat atau 5 sampai 10 juta pasien di Amerika Serikat. 8 Studi lain menunjukkan
bahwa 25% dari pasien yang datang ke gawat darurat mengeluh nyeri perut.
Menurut survei World Gastroenterology Organization, diagnosis akhir pasien
dengan nyeri akut abdomen adalah apendisitis (28%), kolesistitis (10%), obstruksi
usus halus (4%), keadaan akut ginekologi (4%), pancreatitis akut (3%), colic renal
(3%), perforasi ulkus peptic (2,5%) atau diverticulitis akut (1,5%).
C. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi gangguan kenyamanan,
antara lain :
1. Fisik (nyeri) (Potter & Perry, 2006):
a. dalam cairan tubuh distensi duktus lesi yang mengisi ruangan (tumor)
b. Rasa terbakar (akibat panas atau dingin yang ekstrem)
c. Adanya trauma jaringan
d. Invasi kanker ke pleura dan rongga dada
2. Psikospritual (Potter & Perry, 2006):
a. Keyakinan dan makna hidup
b. Autoritas dan pembimbing
c. Pengalaman dan emosi
d. Persahabatan dan komunitas
e. Ibadah
f. Dorongan untuk tumbuh
g. Panggilan dan koneksi

D. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala dari gangguan kenyamanan, antara lain:
a. Fisik
1. Nyeri dirasakan kadang-kadang atau terus menerus;
2. Nyeri terkadang menjalar ke punggung;
3. Perubahan posisi menghindari nyeri;
4. Ekspresi wajah meringis
5. Respon simpatis akibat nyeri seperti peningkatan tekanan darah,
peningkatan denyut nadi, peningkatan pernapasan, meningkatkan
tegangan otot, dilatasi pupil, wajah pucat, diaphoresis, sedangkan
respon parasimpatis seperti nyeri dalam, berakibat tekanan darah turun
nadi turun, mual dan muntah, kelemahan, kelelahan, dan pucat (Kozier,
dkk., 2009).
6. Gangguan tidur

b. Psikospritual (Nanda internasional, 2005-2017) :


1. Ansietas
2. Gelisah
3. Gejala distres
4. Merasa takut
5. Kurang puas dengan keadaan
6. Gangguan tidur.
7. Koping individu tidak efektif
c. Menurut Keliat, et al. (2011) tanda dan gejala isolasi sosial meliputi :
1. Tidak mau bicara/bicara tidak jelas
2. Menyendiri
3. Ekspresi sedih
4. Melamun
5. Merasa ditolak
6. Menghindar dari orang lain
7. Kurang keberanian
8. Tidak peduli lingkungan
9. Tidak mampu membuat keputusan
E. Patofisiologi
Terdapat 4 proses yang terjadi pada perjalanan nyeri, yaitu transduksi,
transmisi, modulasi dan persepsi.
a) Transduksi yaitu rangsangan atau stimulus yang membahayakan memicu
pelepasan mediator biokimia (misalnya histamin, bradikinin, prostaglandin,
dan substansi P). Mediator ini kemudian mensensitisasi nosiseptor.
b) Transmisi yaitu proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses
transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana molekul-molekul dicelah sinaptik
mentransmisi informasi dari satu neuron ke neuron berikutnya.
c) Persepsi yaitu individu mulai menyadari adanya nyeri dan persepsi nyeri
terjadi di struktur korteks sehingga memungkinkan timbulnya berbagai
strategi perilaku kognitif untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif
nyeri.
d) Modulasi atau sistem desenden yaitu neuron di batang otak mengirimkan
sinyal-sinyal kembali ke tanduk dorsal medula spinalis yang terkonduksi
dengan nosiseptor impuls supresif.
F. PATHWAYS

Faktor-Faktor Gangguan
Kenyamanan

Gejala Terkait Kurangnya Pengendalian


Penyait Lingkungan

Peningkatan
distensi usus Ketidakmampuan Untuk
Relaks

Peningkatan
Tekanan Intra Merasa Tidak
Abdomen Nyaman

Pelepasan Gangguan Rasa


Mediator Nyeri Nyaman

Merangsang
Nosiseptor
(Reseptor Nyeri)

Rangsang
Diteruskan ke
Korteks Serebri

Persepsi Nyeri

Nyeri Akut
A. Penatalaksanaan Farmakologis dan Non Farmakologis
1. Farmakologis
a) Terapi dengan pemberian analgesik (Nyeri)
Pemberian obat analgesik sangat membantu dalam manajemen nyeri
seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang
bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan
inflamasi, dan analgesik opioid (morfin, kodein) yang mampu
meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun
terdapat nyeri.
2. Non Farmakologis
a) Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan pasien mengontrol diri ketika rasa
tidak nyaman atau nyeri stress fisik yang muncul. Dalam imajinasi, pasien
dibimbing untuk menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada
kesan tersebut sehingga secara bertahap pasien dapat mengurangi rasa
tidak nyaman atau rasa nyeri.
b) Teknik Distraksi
Teknik distraksi merupakan pengalihan dari fokus perhatian terhadap
nyeri ke stimulus yang lain. Jenis distraksi yaitu distraksi visual (melihat
televisi), distraksi pendengaran (mendengarkan musik, suara air), distraksi
pernafasan (bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu atau
permainan lain).
c) Teknik Imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis. Hipnosis diri
dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif
dan dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri merupakan cara
sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau
mencegah stimulus nyeri.

B. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul (PES)
1. Nyeri kronis berhubungan dengan agens cedera fisik
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kurangnya pengendalian
lingkungan

b. Perencanaan/ Nursing Care Plan

No. Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
1. Nyeri kronis Pain Level Pain Management
berhubungan Setelah dilakukan a. Observasi isyarat-isyarat
dengan agens tindakan keperawatan non verbal dari
cedera fisik selama 2 x 24 jam ketidaknyamanan
pasien nyeri b. Evalusi pengalaman nyeri
berkurang dengan klien.
kriteria hasil: c. Gunakan komunikasi
a. Nyeri dapat terapeutik agar klien dapat
ditoleransi mengekspresikan nyeri
b. Skala nyeri d. Ajarkan teknik manajemen
berkurang nyeri non-farmakologis:
c. Pasien dapat distraksi-relaksasi
menyampaikan e. Kolaborasi pemberian
stategi untuk analgetik sesuai anjuran
kontrol nyeri tim medis
d. TTV klien dalam
rentang normal

2. Gangguan rasa Status Kenyamanan Manajemen Lingkungan


nyaman Setelah dilakukan 1. Ciptakan lingkungan yang
berhubungan tindakan keperawatan tenang dan mendukung
dengan selama 2 x 24 jam 2. Singkirkan benda-benda
kurangnya rasa nyaman pasien yang berbahaya dari
pengendalian meningkat dengan lingkungan pasien
lingkungan kriteria hasil: 3. Sediakan tempat tidur
1. Suplai dan yang sesuai dengan
peralatan yang di ketinggian pasien
butuhkan berada 4. Lindungi pasien dengan
dalam jangkauan pegangan pada
2. Suhu ruangan sisi/bantalan di sisi
3. Lingkungan yang ruangan
kondusif saat tidur 5. Letakkan benda yang
4. Kepuasan dengan sering digunakan dalam
lingkungan fisik jangkauan pasien
5. Kebersihan 6. Sediakan tempat tidur dan
lingkungan lingkungan yang bersih
6. Perangkat dan nyaman
keselamatan 7. Ciptakan lingkungan yang
digunakan dengan tenang dan mendukung
tepat
7. Privasi pasien
8. Lingkungan yang
damai
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. H. & Kamitsuru, S. 2015. Nanda International INC. Diagnosis


Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC

Bulechek, et all. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). Oxford:


Elsevier.

Herdman, T.H. & Kamitsuru S. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis


keperawatan: definisi & klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.

Kasiati, 2016. Kebutuhan Dasar Manusia I. Pusdik SDM Kesehatan. Jakarta :


Kementrian Kesehatan

Moorhead, et all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Oxford:


Elsevier.

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai