oleh
Aulia Bella Marinda, S.Kep.
NIM 132311101030
TIM PEMBIMBING
Dosen Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KENYAMANAN FISIK : NYERI
(oleh : Aulia Bella Marinda, S.Kep.)
B. Epidemiologi
Keadaan akut abdomen merupakan 7% gejala utama pasien datang ke
Instalasi Gawat Darurat. Prevalensi kasus akut abdomen pada rawat inap meliputi
20-40% dari pasien rawat inap. Pada penelitian, didapatkan penyebab akut
abdomen meliputi 33% merupakan nyeri abdomen non spesifik yang banyak
terdapat pada wanita muda, 23% appendisitis akut dan 8,8% disebabkan oleh
kolik bilier yang biasanya diderita oleh wanita tua. Hampir separuh dari keadaan
akut abdomen tersebut memerlukan terapi pembedahan.
Kasus abdominal pain tercatat 5% sampai 10% dari semua kunjungan gawat
darurat atau 5 sampai 10 juta pasien di Amerika Serikat. 8 Studi lain menunjukkan
bahwa 25% dari pasien yang datang ke gawat darurat mengeluh nyeri perut.
Menurut survei World Gastroenterology Organization, diagnosis akhir pasien
dengan nyeri akut abdomen adalah apendisitis (28%), kolesistitis (10%), obstruksi
usus halus (4%), keadaan akut ginekologi (4%), pancreatitis akut (3%), colic renal
(3%), perforasi ulkus peptic (2,5%) atau diverticulitis akut (1,5%).
C. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi gangguan kenyamanan,
antara lain :
1. Fisik (nyeri) (Potter & Perry, 2006):
a. dalam cairan tubuh distensi duktus lesi yang mengisi ruangan (tumor)
b. Rasa terbakar (akibat panas atau dingin yang ekstrem)
c. Adanya trauma jaringan
d. Invasi kanker ke pleura dan rongga dada
2. Psikospritual (Potter & Perry, 2006):
a. Keyakinan dan makna hidup
b. Autoritas dan pembimbing
c. Pengalaman dan emosi
d. Persahabatan dan komunitas
e. Ibadah
f. Dorongan untuk tumbuh
g. Panggilan dan koneksi
Faktor-Faktor Gangguan
Kenyamanan
Peningkatan
distensi usus Ketidakmampuan Untuk
Relaks
Peningkatan
Tekanan Intra Merasa Tidak
Abdomen Nyaman
Merangsang
Nosiseptor
(Reseptor Nyeri)
Rangsang
Diteruskan ke
Korteks Serebri
Persepsi Nyeri
Nyeri Akut
A. Penatalaksanaan Farmakologis dan Non Farmakologis
1. Farmakologis
a) Terapi dengan pemberian analgesik (Nyeri)
Pemberian obat analgesik sangat membantu dalam manajemen nyeri
seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang
bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan
inflamasi, dan analgesik opioid (morfin, kodein) yang mampu
meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun
terdapat nyeri.
2. Non Farmakologis
a) Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan pasien mengontrol diri ketika rasa
tidak nyaman atau nyeri stress fisik yang muncul. Dalam imajinasi, pasien
dibimbing untuk menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada
kesan tersebut sehingga secara bertahap pasien dapat mengurangi rasa
tidak nyaman atau rasa nyeri.
b) Teknik Distraksi
Teknik distraksi merupakan pengalihan dari fokus perhatian terhadap
nyeri ke stimulus yang lain. Jenis distraksi yaitu distraksi visual (melihat
televisi), distraksi pendengaran (mendengarkan musik, suara air), distraksi
pernafasan (bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu atau
permainan lain).
c) Teknik Imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis. Hipnosis diri
dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif
dan dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri merupakan cara
sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau
mencegah stimulus nyeri.
B. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul (PES)
1. Nyeri kronis berhubungan dengan agens cedera fisik
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kurangnya pengendalian
lingkungan
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC