Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

Pada pasien : Ny.S

Dengan diagnose medis : GEA

Di : Ruang abimanyu RSUD JOMBANG

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DISUSUN OLEH :

Nurul chidriyah S A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pengesahan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah “


GASTROENTERITIS AKUT ” Diruangan abimanyu RSUD Jombang sesuai praktika
yang dilakuhkan oleh :

Nama : Nurul chidriyah S A

Nim : 183210032

Prodi : S1 Keperawatan Semester 7

Sebagai syarat pemenuhan tugas praktika semester 7 S1 keperawatan Stikes Icme


Jombang yang dilakuhkan pada tanggal 17 januari -12 februari 2022:

Telah disahkan pada tanggal / hari:

Jombang …Januari 2022

Nurul chidriyah S A

Mengetahui:

Pembimbing Academic pembimbing ruangan

( ) ( )

Kepala Ruangan

( )
LAPORAN PENDAHULUAN

GEA ( GASTROENTERITIS AKUT )

A. Definisi

Gastroenteritis adalah imflamasi pada lapisan membran gastrointestinal disebabkan oleh


berbagai varian entero pathogen yang luas yaitu bacteria, virus, dan parasit. Manifestasi klinis
utama yaitu diare dan muntah yang menentukan jenis terapi.

Gastroenteritis adalah peradangan akut lapisan lambung dan usus ditandai dengan anoreksia, rasa
mual, nyeri abdomen, dan diare. ( Kamus Besar Dorland Hartanto. 2002)

Gastroenteritis adalah radang lambung dan usus yang memberikan gejala diare atau tanpa
disertai muntah (muntah berak). (Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2)

Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus yang
ditandai dengan muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

(Cecilya L. Bets.2002)

Diare adalah dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3x sehari) serta
perubahan dalam isi (lebih dari 200 gr/hari) dan konsistensi feses cair. (Smeltzer.2001:1093)

Diare adalah buang air besar (defekasi dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair),
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya 200 gram atau 200 ml/24 jam dapat disertai lendir
atau darah. (Sudoyo.2007:408)
B. Etiologi
1. Faktor Infeksi
2. Infeksi Bakteri: Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigelia Compylobacter, Yersina,
Aeromonas, dsb
3. Infeksi Virus: Eterovirus (Virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis), Adenovirus, Rotavirus,
Astrovirus, dll
4. Infeksi Parasit: Cacing (Ascaris, Triguris, Oxyyuris, Strongyloides), Protozoa
(Entamoeba Hstolitica, Glardialambia, Tricomonas Hominis)
5. Faktor Malabsorbsi: Malabsorbsi karbohidrat, lemak, protein
6. Faktor Makanan: Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan
7. Faktor Psikologis: Rasa takut dan cemas
8. Imunodefisiensi: Dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri
9. Infeksi terhadap orang lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang tenggorokan.
10. Patofisiologis

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Andenovirus Enteris, Virus
norwork), bakteri ( Campylobacter, Salmonella, E. Coli, Yersianan), parasit ( Biardia lambia,
Cryptosporodium). Beberapa mikroorganisme pathogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding
usus pada gastroenteritis akut.

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan tidak
dapat diserap akan menimbulkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul
diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sekresi, air, dan
elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.
Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari
diare itu sendiri adalah kehilangan air dan alektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
asam-basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output
berlebihan), hipoglikemia, dan gangguan sirkulasi darah.

Gejala klinis: Diare, muntah, demam, nyeri abdomen, membran mukosa mulut dan bibir kering,
fontanel cekung, kehilangan berat badan, tidak nafsu makan, lemas

C. Patofisiologi

Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi
saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan
reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan
gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi kelamina
propia serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan meldigesti dan melabsorbsi,
dan apabila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi
sistemik.

Penyebab gastroenteritis akut adalah virus (rotavirus, adenovirus enteris, virus Norwalk), bakteri
atau toksin (campylobacter, salmonella, escherischia coli, Yersinia dan lainnya), parasit (biardia
lambia, cryptosporidium) beberapa mikroorganisme pathogen ini menyebabkan infeksi pada sel-
sel, memproduksi enterostokin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel,atau melekat pada dinding
usus pada gastroenteritis bias melalui fekal oral dari satu penderita ke yang lainnya.

Beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen dikarenakan makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan
sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan ganguan sekresi akibat toksin didinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare
D. Tanda dan gejala
1. Diare.
2. Muntah
3. Demam
4. Sakit perut
5. Membran mulkosa mulut dan bibir kering
6. Kehilangan berat badan
7. Tidak nafsu makan
8. Badan terasa lemas

E. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovolemik
c. Kejang
d. Bakterikimia
e. Malnutrisi
f. Hipoglikemia
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa susu.

Dari komplikasi gastroenteritis, tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai


berikut :

A). Dehidrasi ringan


Kehilangan cairan 2-5% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
B). Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan 5-8% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
buruk, suara serak penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam
C). Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8-10% dari berat badan dengan gambaran klinik seperti
tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis
sampai koma, otot kaku sampai sianosis.

F. Klasifikasi

Diare biasanya diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya infeksi serta lamanya diare. Diare
berdasarkan akut dan kronisnya, diare akut adalah diare karena infeksi usus yang mendadak
berhenti secra cepat atau maksimal berlangsung selama 2 minggu, namun dapat pula menetap
dan melanjut menjadi diare kronis. Sedangkan diare kronis yaitu diare yang berlangsung selama
2 minggu atau lebih.

Sedangkan ada tidaknya infeksi, dibagi menjadi diare spesifik dan diare non spesifik. Diare
spesifik adalah diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau parasit. Sedangkan non
spesifik adalah diare yang disebabkan oleh makanan.

Berdasarkan organ yang terkena, diare diklasifikasikan menjadi diare infeksi internal dan diare
parenteral.

1. Tingkat Dehidrasi Gastroenteritis


2. Dehidrasi Ringan

Kehilangan cairan 2-5% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis,
suara serak klien belum jatuh pada keadaan syok.

3. Dehidrasi Sedang

Kehilangan cairan 5-8% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak,
presyok, nadi cepat dan dalam.

4. Dehidrasi Berat

Kehilangan cairan 8-10% dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi
sedang ditambah dengan kesadaran menurun apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
G. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium meliputi:

1. Pemeriksaan Tinja
2. Mikroskopis dan makroskopis
3. Ph dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest bila diduga
terdapat intoleransi gula.
4. Bila diperlukan lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
5. Pemeriksaan Darah
6. Ph darah dan cadangan dikali dan elektrolit (natrium, kalium, kalsium, fosfor)
7. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui foal dan ginjal
8. Doudenal Intubation

Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan
pada penderita diare kronis.

H. Konsep asuhan keperawatan


1). Pengkajian: pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data data dan
penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, dan
pemeriksaan fisik kaji data : identitas klien dan riwayat keperawatan.
2). Diagnosa keperawatan:
 Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat dan output cair yang berlebihan (mual dan muntah)
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan kurang
3.) Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, kegiatan dalam implementasi juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan.
Mengobservasi respons klien salama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai
data yang baru. Pada proses keperawatan, implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan keperawatan yang khusus yang
diperlukan melaksanakan intervensi atau rencana keperawatan. Perawat melaksanakan
dan mendelegasikan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun dalam tahap
perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap dalam implementasi dengan mencatat
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dan respon pasien terhadap tindakan
keperawatan tersebut.

4.) Evaluasi keperawatan


Evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan terarah ketika pasien
menuju pencapaian tujuan atau hasil, dan keefektifan variabel-variabel yang akan
mempengaruhi pencapaian tujuan, dan mengambil keputusan apakah rerana keperawatan
diteruskan, dimodifikasi atau dihentikan. Perawat mempunyai tiga alternatif dalam
menentukan sejauh man atujuan tercapai:
a. Berhasil: prilaku pasien sesuai pernyataan tujuan dalam waktu atau tanggal yang
ditetapkan tujuan.
b. Tercapai sebagian: pasien menunjukkan perilaku baik tetappi tidak sebaik yang
ditentukan dalam pernyataan tujuan.
c. Belum tercapai: pasien tidak mampu sama sekali menunjukan perilaku yang
diharapkan sesuai dengan pernyataan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA

Dongoes. 2000. Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta: EGC

Hidayat, AAA dan Uliyah. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai