OLEH KELOMPOK V :
A. Latar Belakang
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di
segala bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan
berbagai inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup
warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya
peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah
merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara
optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama
petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23
tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban
untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang
kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya
bidang kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini
telah terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya
preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat
berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus
yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif dalam upaya
peningkatan status kesehatannya.
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek
pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu
dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya
dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari
pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan
melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam masyarakat
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu;
keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai
salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai
potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus
dicapai, maka mahasiswa Program Studi Ners STIKES Majapahit Mojokerto
melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di Kelurahan
Sumberporong Kecamatan Lawang Kabupaten Malang dengan
menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia
untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi perubahan komunitas dengan penerapan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat
akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan
komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan
komunitas pada setiap area pelayanan keperawatan di komunitas dengan
pendekatan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian
komunitas.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu:
a. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas
b. Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk
komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi
c. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi
organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan
kesehatan komunitas
d. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor
resiko personal, sosial dan lingkungan
e. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
meningkatkan kesehatan komunitas
f. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
g. Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis,
belajar mandiri dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan
kepemimpinan di dalam komunitas.
C. Manfaat
1. Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara
nyata kepada masyarakat.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat.
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan
hubungan interpersonal.
2. Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif
dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan
menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara
menyelesaikan masalah kesehatan yang di alami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
3. Pendidikan
a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi Ners STIKES
Majapahit Mojokerto khususnya di bidang keperawatan
komunitas.
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan
model praktek keperawatan komunitas selanjutnya.
4. Profesi
a. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.
b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas
sehingga profesi mampu mengembangkannya.
c. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah
terwujudkan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data
objektif (Mubarak, 2005):
a. Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.
b. Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
c. Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu, keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record.
3. Cara Pengumpulan Data
a. Wawancara yaitu: kegiatan timbal balik berupa tanya jawab.
b. Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indera.
c. Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu.
4. Pengelolaan Data
a. Klasifikasi data atau kategorisasi data
b. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan tabel atau
diagram
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
5. Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah
itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
6. Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan.
7. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan
Abraham H Maslow:
Keadaan yang mengancam kehidupan.
Keadaan yang mengancam kesehatan.
Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
8. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada
masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnosa
keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap
stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
problem/masalah (P), Etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).
Problem: merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
Etiologi: penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan. Symptom: tanda
atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.
9. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah
sesuai dengan diagnosis keperawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul
diatas adalah (Mubarak, 2005):
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit.
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit.
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit.
d. Lakukan kerjasama dengan ahli gizi dalam menentukan diet yang
tepat.
e. Lakukan olahraga secara rutin.
f. Lakukan kerjasama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas.
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan.
10. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhan keperawatan
harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain dalam hal ini
melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat
(Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan
tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit.
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan.
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit.
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
11. Penilaian / Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau
rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat
dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam
melakukan evaluasi adalah:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah
dilakukan intervensi.
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.
BAB 3
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT 04 RW13
KELURAHAN SUMBERPORONG KECAMATAN LAWANG
KABUPATEN MALANG
A. Aspek Pengkajian
1. Pengumpulan Data
Dilaksanakan mulai tanggal 8-12 Februari di RT/RW 004/013 Desa
Sumberporong Kecamatan Lawang Kabupaten Malang terhadap 20 KK dengan
jumlah penduduk sebanyak 59 orang. Sebenarnya jumlah KK dalam wilayah
tersebut sebanyak 55 KK. Namun karena dalam masa pandemi agar tidak
berisiko meningkatkan penularan covid-19, maka jumlah KK yang dikaji
dibatasi. Teknik dalam pengambilan data ialah secara acak dengan cara
wawancara dan observasi.
Sedangkan letak secara geografis dari wilayah tersebut ialah:
Utara : RT 001/ RW 014
Selatan : RT 001/ RW 013
Timur : RT 002 RW 013
Barat : RW 008
2. Data Demografi
Data demografi yang dikaji pada pengumpulan data ini meliputi struktur
keluarga, daftar anggota keluarga dan data sosial ekonomi. Struktur keluarga
meliputi nama KK, umur, agama, pendidikan, pekerjaan dan suku bangsa.
Sedangkan daftar anggota keluarga meliputi nama, umur, jenis kelamin,
hubungan keluarga, agama, pendidikan, pekerjaan, kondisi kesehatan dan
riwayat pengobatan. Dan untuk data sosial ekonomi meliputi penghasilan rata-
rata perbulan dan kebiasaan menabung.
3. Data Lingkungan fisik
Pengkajian lingkungan fisik meliputi:
1. Perumahan
2. Pekarangan
3. Pembuangan
4. Sumber air
5. Tempat penampungan air
6. Pembuangan sampah dan limbah
7. Kandang ternak
4. Data Status Kesehatan
Data status kesehatan yang dikaji pada keperawatan komunitas ini meliputi:
1. Sarana kesehatan
2. Masalah kesehatan
3. Kematian
4. Pokja KIA/KB
5. Pokja Remaja
6. Pokja Usia Lanjut (lansia)
7. Pokja Jiwa
Balita(1-5th)
8,4%
Manula(>65th)
18,6%
Remaja awal(12-16th)
16,9%
Remaja akhir(17-25th)
Lansia akhir(56-65th) 3,3%
20,3%
Dewasa awal(26-35th)
15,2%
Lansia awal(46-
55th)
8,4% Dewasa akhir(36-45th)
16,9%
b. Jenis kelamin
Laki-laki
47,5%
Perem
puan
52,5%
c. Pendidikan
SLB PAUD TK
S1 1,7% 3,3%
13,5% 3,3% SD
8,4%
D3
15,2%
SMP
18,6%
SMA
35,6%
Gambar 3.3 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di wilayah
RT/RW 004/013 Desa Sumberporong Kecamatan Lawang
Kabupaten Malang
d. Pekerjaan
IRT Pelajar
15,2% 23,7%
Pensiunan
16,9%
PNS
10,1%
Wiraswasta
Swasta
11,8%
20,3%
Sehat
79,7%
Baik
95%
Penerangan
Kurang
5%
Baik
95%
Kurang
10%
Baik
90%
b. Pekarangan
Tidak punya
30%
Punya
70%
Gambar 3.9 Jumlah perumahan berdasarkan pekarangan di wilayah RT/RW
004/013 Desa Sumberporong Kecamatan Lawang Kabupaten Malang
c. Pembuangan
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap 20 KK di wilayah RT/RW 004/013
Desa Sumberporong Kecamatan Lawang Kabupaten Malang didapatkan
seluruhnya (100%) BAB di WC milik sendiri dengan menggunakan septik
tank, seluruh kondisi jamban terawat dan jarak antara sumber air dengan
jamban >10 meter.
d. Sumber air
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap 20 KK di wilayah RT/RW 004/013
Desa Sumberporong Kecamatan Lawang Kabupaten Malang didapatkan
seluruhnya ( 100 %) menggunakan PDAM dalam menyediakan air bersih.
Beli
35%
PDAM
65%
Tidak
masak
35%
Masak
65%
Bak
85%
Gambar 3.12 Jumlah perumahan berdasarkan jenis tempat penampungan air
di wilayah RT/RW 004/013 Desa Sumberporong Kecamatan
Lawang Kabupaten Malang
Lalat
15%
Lalat,kecoa
k,kucing
45%
Lalat,kucing
40%
g. Kandang ternak
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap 20 KK di wilayah RT/RW 004/013
Desa Sumberporong Kecamatan Lawang Kabupaten Malang didapatkan
seluruhnya (100%) tidak memiliki kandang ternak, dikarenakan wilayah ini
merupakan area perumahan.
b. Masalah kesehatan
ISPA DM
10% 10%
Tidak
masalah
50%
Hipertensi
30%
Gambar 3.14 Jumlah perumahan berdasarkan masalah kesehatan di wilayah
RT/RW 004/013 Desa Sumberporong Kecamatan Lawang
Kabupaten Malang
Mobil pribadi
17%
Sepeda
motor
83%
c. Kematian
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap 20 KK di wilayah RT/RW 004/013
Desa Sumberporong Kecamatan Lawang Kabupaten Malang didapatkan
seluruhnya tidak memiliki anggota keluarga yang meninggal dalam 1 tahun
terakhir.
d. Pokja KIA/KB
Ada PUS
40%
Jenis kontrasepsi
Suntik
KB kalender 25%
25%
IUD Pil
25% 25%
3-5
th
33,3
%
>5th
66,7
%
Ibu Hamil
Berdasarkan hasil pengkajian juga menunjukkan bahwa dari 20 KK di
wilayah RT/RW 004/013 Desa Sumberporong Kecamatan Lawang
Kabupaten Malang seluruhnya tidak ada yang memiliki ibu hamil, memiliki 1
ibu habis persalinan dan ibu menyusui.
Balita
Punya
15%
Tidak punya
85%
Punya
35%
Tidak punya
65%
Keagamaan
28,6%
Olahraga
57,1%
Karang taruna
14,3%
Ada lansia
40%
g. Pokja Jiwa
Berdasarkan hasil pengkajian juga menunjukkan bahwa dari 20 KK di
wilayah RT/RW 004/013 Desa Sumberporong Kecamatan Lawang
Kabupaten Malang hampir seluruh anggota keluarganya dalam kondisi sehat,
yaitu sebanyak 100% Hasil dari pengkajian ini didapatkan pula tidak ada
satupun anggota keluarga yang mengalami ODGJ. Di wilayah tersebut sudah
ada kader kesehatan jiwa sebanyak 3 orang. Seluruh kader aktif melakukan
upaya peningkatan kesehatan jiwa melalui pelaksanaan posyandu jiwa,
screening dan penyuluhan.
Data Objektif:
a. hampir seluruhnya memiliki rumah
dengan ventilasi yang baik (95%) dan
sebagian kecil memiliki ventilasi
rumah yang buruk (5%).
b. hampir seluruhnya memiliki rumah
dengan penerangan yang baik (95%)
dan sebagian kecil memiliki
penerangan yang buruk (5%).
c. hampir seluruhnya memiliki rumah
dengan luas kamar tidur yang
memenuhi syarat (90%) dan sebagian
kecil memiliki luas kamar tidur yang
tidak memenuhi syarat (10%).
d. Seluruh rumah memiliki pekarangan
yang digunakan untuk menanam
tanaman, buah dan sayuran.
e. Seluruhnya memiliki jarak antara
sumber air dengan jamban >10 meter.
f. Seluruhnya menggunakan PDAM
dalam menyediakan air bersih
g. Sebagian besar menggunakan air
PDAM dalam menyediakan minum
(65%) dan sebagian beli air mineral
(35%)
h. Sebagian besar dimasak dalam
menyediakan air minum (65%), dan
sebagian tidak dimasak karena beli air
mineral.
i. Seluruhnya membuang sampah
dengan cara diambil petugas
kebersihan (100%)
j. sebagian besar binatang yang sering
berkeliaran di sekitar tempat sampah
adalah lalat, kecowak dan kucing
(45%).
k. Seluruhnya tidak mempunyai kandang
ternak.
2. Pokja KIA/KB
Sebanyak 3 orang ibu yang memiliki Kurangnya Resiko tumbuh
balita hanya 2 yang setiap bulan ke pengetahuan kembang kurang
posyandu masyarakat optimal pada
mengenai tumbuh balita
kembang balita.
Data Objektif:
a. sebanyak 3 KK (15%) memiliki balita,
2 balita telah diimunisasi lengkap, 1
balita belum lengkap, seluruh anak
memiliki KMS, 1 orang balita tidak
dibawa rutin ke posyandu dan tidak
ada alas an seluruh orang tua balita
dapat membaca hasil KMS, 3 balita
berat badannya naik turun.
3. Pokja Remaja
Data Subyektif: Kurang terpapar Defisit
Beberapa remaja mengatakan belum informasi pengetahuan
pernah mendapat penyuluhan tentang tentang bahaya
bahaya merokok. rokok
Data Objektif:
a. Hanya sebagian kecil yang memiliki
anak remaja, yaitu sebanyak 7 KK
(35%),
b. seluruh anak remaja tidak memiliki
kebiasaan buruk seperti merokok.
minum minuman keras dan
penggunaan narkoba.
c. seluruh anak remaja menggunakan
waktu luang untuk rekreasi.
d. sebagian besar anak remaja memiliki
kegiatan olahraga (57,1%)
4. Pokja Usia Lanjut (lansia)
Data Subyektif: Keterbatasan Defisit
Keluarga lansia mengatakan membawa sumber daya Kesehatan
lansia ke rumah sakit jika mengalami komunitas
kekambuhan, dan rutin kontrol tiap bulan. lansia
Data Objektif:
a. Hampir separuh memiliki usia lanjut,
yaitu sebanyak 8 KK (40%). Dari 8
KK yang memiliki usia lanjut,
sebagian besar menderita penyakit
hipertensi.
b. Di wilayah ini sudah ada kelompok
usia lanjut, kader poksila dan setiap
bulannya aktif mengadakan kegiatan
senam lansia juga tahlilan. Kegiatan
rutin yang dilakukan lansia seluruhnya
ialah menonton televisi dan berkebun.
5. Pokja Jiwa
Data Subyektif: Kesiapan
- peningkatan
Data Objektif: koping
a. seluruh anggota keluarganya dalam komunitas
kondisi sehat, yaitu sebanyak 20 KK
(100%).
b. Tidak ada satupun anggota keluarga
yang ODGJ
c. sudah ada kader kesehatan jiwa
sebanyak 3 orang. Seluruh kader aktif
melakukan upaya peningkatan
kesehatan jiwa melalui pelaksanaan
posyandu jiwa, screening dan
penyuluhan
Defisit Mengurangi 1. Lansia sadar 1. Mengembangkan 8 KK yang Rumah masing- Aini, Hedy
kesehatan angka kesakitan akan pentingnya kesehatan memiliki lansia masing
komunitas lansia dengan memeriksakan masyarakat dengan di lingkungan
lansia meningkatkan kesehatan melibatkan RT 04 RW 13
berhubungan pengetahuan secara rutin. komunitas lansia Desa
dengan pentingnya 2. Lansia dalam jejaring Sumberporong
keterbatasan kesehatan dan mengetahui dan kesehatan
sumber daya kesejahteraan memahami pola masyarakat
lansia hidup sehat 2. Melibatkan
komunitas lansia
dalam perencanaan,
implementasi dan
evaluasi kegiatan
promosi kesehatan
3. Memberikan
penyuluhan tentang
pentingnya menjaga
pola hidup sehat di
masyarakat
Kesiapan Setelah dilakukan 1. Ketersediaan 1. 1. Identifikasi masalah 2 20 KK hasil RT Rumah masing- Tantri,
peningkatan tindakan program yang sebenarnya 4 RW 13 Desa masing Winda
koping keperawatan promosi dialami kelompok Sumberporong
komunitas diharapkan kesehatan 2. 2. Identifikasi hambatan
kesehatan meningkat menghadiri sesi
komunitas 2. Partisipasi kelompok
meningkat dalam program 3. 3. Bangun rasa
promosi tanggungjawab pada
kesehatan kelompok
meningkat 4. 4. Diskusikan
3. Kepatuhan penyelesaian masalah
terhadap standar dalam kelompok
kesehatan 5. 5. Anjurkan anggota
lingkungan kelompok
meningkat mendengarkan dan
4. Tidak adanya
memberi dukungan
angka gangguan
kesehatan saat mendiskusikan
mental maslah dan perasaan
6. 6. Anjurkan bersikap
jujur dalam
menceritakan
perasaan dan masalah
7. 7. Anjurkan setiap
anggota kelompok
mengemukakan
ketidakpuasan,
keluhan, kritik dalam
kelompok dengan
cara yang santun
8. 8. Anjurkan kelompok
untuk mnuntaskan
ketidakpuasan,
keluhan. Kritik
9. 9. Ajarkan relaksasi
pada setiap sesi, jika
perlu
BAB 4
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
A. POKJA LANSIA
a) Perencanaan
a. Penyuluhan Pola Hidup Sehat Lansia
Waktu Pelaksanaan : Senin-Selasa/01-02 Maret 2021
b. Pemeriksaan Kesehatan dan Lomba Lansia
Waktu Pelaksanaan : Senin-Selasa/01-02 Maret 2021 Jam 08.00
b) Implementasi
a. Penyuluhan Pola Hidup Sehat Lansia
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan dari kegiatan ini adalah pertemuan pre planing. Tempat dan
alat dan matei disiapkan olek pokja lansia, sesuai dengan tanggung jawab
masing-masing. Menyerahkan proposal dan Kerangka Acuan Kegiatan pada
kader posyandu lansia serta berkoordinasi dengan kader terkait penentuan
tempat serta pembagian undangan.
2) Tahap Pelaksanaan
Mahasiswa melakukan penyuluhan terhadap lansia yang akan mengikuti
senam. Tema penyuluhannya adalah pola hidup sehat pada lansia pada jam
08.00 wib sampai selesai. Pelaksannaan penyuluhan selama 30 menit dengan
metode ceramah, diskusi dan Tanya jawab. Semua lansia aktif dan antusian
mengikuti penyuluhan sampai selesai
3) Tahap Evaluasi
a) Struktur
Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan, Media dan alat
memadai, Setting sesuai dengan kegiatan dan Suasana tenang
b) Proses
Selama proses berlangsung lansia dapat mengikuti seluruh kegiatan
dan Selama kegiatan berlangsung diharapkan lansia aktif
c) Hasil
Peserta mampu menjawab 100% pertanyaan yang diajukan oleh
penyuluh pada saat evaluasi
100 % mampu aktif menjawab pertanyaat yang di ajukan
B. POKJA KESLING
a) Perencanaan
a. Penyuluhan Perilaku Hidup Sehat
Waktu Pelaksanaan : Sabtu, 27 Februari 2021 jam 08.00
b. Kerja Bakti
Waktu Pelaksanaan : Minggu, 28 Februari jam 06.00
b) Implementasi
a. Penyuluhan Perilaku Hidup Sehat
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan dari kegiatan ini adalah pertemuan pre-planning, tempat
dan alat-alat lainnya disiapkan oleh pokja kesling sesuai dengan tanggung
jawab masing-masing. Pemberitahuan penyuluhan dilakukan dengan
mendatangi rumah warga RT 04/ RW 13 Desa Sumberporong.
2) Tahap Pelaksanaan
Kegiatan dilakukan dengan mendatangi ke rumah warga RT 04/ RW 13 Desa
Sumberporong dan tetap sesuai PROKES. dilaksanakan penyuluhan dengan
judul “PERILAKU SEHAT” pada pukul 08.00 WIB tanggal 27Februari 2021
mencakup pengertian perilku sehat, cuci tangan, waktu mencuci tangan,
manfaat mencuci tangan, langkah cuci tangan, pengertian etika batuk, penyebab
terjadinya batuk, kebiasaan batuk yang salah, etika batuk yang baik dan benar.
3) Tahap Evaluasi
a) Struktur
Peserta yang mengikuti penyuluhan sebanyak 35 orang. Peran mahasiswa
sesuai dengan perencanaan, fasilitator sesuai dengan perencanaan.
b) Proses
Pelaksanaan kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB sesuai dengan jadwal yang
direncanakan.
c) Hasil
• 95% warga dapat mengerti dan mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh penyaji tentang perilaku sehat
95% warga dapat mengerti dan mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh penyaji tentang batuk efektif
95% warga dapat mengerti dan mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh penyaji tentang cuci tangan
C. POKJA REMAJA
a) Perencanaan
a. Penyuluhan Bahaya Merokok
Waktu Pelaksanaan : Minggu, 28 Februari 2021 jam 07.00
A. TAHAP PERSIAPAN
Tahap persiapan dari kegiatan ini adalah pertemuan pre-planning, tempat dan alat-alat
lainnya disiapkan oleh pokja remaja sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
B. TAHAP PELAKSANAAN
Acara ini dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2021 pada pukul 07.00 WIB.
Mahasiswa mendatangi rumah warga yang memiliki anak remjanya, dan mahasisiswa
melakukan penyuluhan bahaya merokok. Dengan tetap memperhatikan PROKES yang ketat.
C. TAHAP EVALUASI
a. Struktur
Peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan ada 5 remaja. Tugas saat kegiatan sesuai
dengan perencanaan dan sesuai PROKES.
b. Proses
Pelaksanaan kegiatan pukul 07.00 WIB sesuai dengan jadwal yang direncanakan dan
sesuai PROKES.
c. Hasil
Seluruh remaja mengerti dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
mahasiswa tentang bahaya merokok
Seluruh remaja mengerti bagaimana cara menghindari merokok
D. POKJA KIA
a) Perencanaan
. Penyuluhan Gizi Seimbang Balita
Waktu Pelaksanaan : Minggu, 28 Februari 2021 Jam 08.00
b) Implementasi
Penyuluhan Gizi Seimbang Balita
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan dari kegiatan ini adalah pertemuan pre planing. Tempat dan alat
dan matei disiapkan olek pokja KIA, sesuai dengan tanggung jawab masing-
masing. Menyerahkan proposal dan Kerangka Acuan Kegiatan pada kader
posyandu serta berkoordinasi dengan kader terkait penentuan tempat serta
pembagian undangan.
2) Tahap Pelaksanaan
Mahasiswa melakukan penyuluhan terhadap ibu balita. Dengan cara mendatangi
kerumah warga yang memiliki Balita. Tema penyuluhannya adalah gizi seimbang
pada balitapada jam 08.00 wib sampai selesai. Pelaksanaan penyuluhan selama 30
menit dengan metode ceramah, diskusi dan Tanya jawab. Semua ibu balita aktif dan
antusian mengikuti penyuluhan sampai selesai.
3) Tahap Evaluasi
a) Struktur
Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan, Media dan alat memadai,
Setting sesuai dengan kegiatan dan Suasana tenang
b) Proses
Selama proses berlangsung ibu balita dapat mengikuti seluruh kegiatan dan
Selama kegiatan berlangsung ibu balita aktif
c) Hasil
• Peserta mengetahui pengertian gizi seimbang
Peserta mengetahui pengaturan makan untuk balita
Peserta mengetahui ciri-ciri perkembangan balita sehat
E. POKJA JIWA
a) Perencanaan
. Penyuluhan Dementia (pikun)
Waktu Pelaksanaan : Sabtu, 27 Februari 2021 Jam 08.00
b) Implementasi
Penyuluhan Dementia (pikun)
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan dari kegiatan ini adalah pertemuan pre planing. Tempat dan alat
dan matei disiapkan olek pokja jiwa, sesuai dengan tanggung jawab masing-
masing..
2) Tahap Pelaksanaan
Mahasiswa melakukan penyuluhan terhadap Lansia Dengan cara mendatangi
kerumah warga yang memiliki Lansia. Tema penyuluhannya adalah dementia pada
lansia pada jam 08.00 wib sampai selesai. Pelaksanaan penyuluhan selama 30 menit
dengan metode ceramah, diskusi dan Tanya jawab. Semua lansia aktif dan antusias
mengikuti penyuluhan sampai selesai
3) Tahap Evaluasi
a) Struktur
Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan, Media dan alat memadai,
Setting sesuai dengan kegiatan dan Suasana tenang
b) Proses
Selama proses berlangsung lansia dapat mengikuti seluruh kegiatan
c) Hasil
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan praktik lapangan keperawatan komunitas, keluarga dan jiwa yang
dilaksanakan program profesi Ners STIKes Majapahit Mojokerto dapat disimpulkan
bahwa:
1. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas,
keluarga dn jiwa berdasarkan analisa epidemologi.
2. Mahasiswa mampu menerapkan Pendidikan kesehatan dan strategi organisasi
komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan komunitas,
keluarga dan jiwa.
3. Mahasiswa mampu mengkoordinasi sumber – sumber yang ada di komunitas
guna meningkatkan kesehatan komunitas.
4. Mahasiswa mampu menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian
untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan.
5. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan karakteristik peran professional, berfikir
kritis, mandiri dengan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan di dalam
komunitas.
6. Respon tokoh masyarakat yang diwakili oleh Ibu ketua RW 013 menyampaikan
sangat berterimakasih kepada mahasiswa STIKes Majapahit Mojokerto karena
pada saat kondisi pandemi covid 19 bisa memberikan bantuan baik berupa ilmu
maupun dengan diberikan alat pengukur tekanan darah ke masing-masing lansia
di RT 004. Harapan Masyarakat Sumberporong nantinya ada mahasiswa yang
praktek lagi supaya ada tindak lanjut tentang apa yang sudah dilaksakan saat ini.
POKJA LANSIA
Selama pelaksanaan penyuluhan ke masing-masing rumah warga, tingkat
antusiasme peserta cukup tinggi, hal ini dikarenakan semangat dari para peserta di
RW 13 Kelurahan Sumberporong untuk membentuk relawan lansia yang dapat
meningkatkan kesehatan diri mereka. Secara keseluruhan partisipasi dan tanggapan
peserta sangat baik selama mengikuti kegiatan yang diadakan.
POKJA KESLING
Dengan adanya kegiatan Pokja Kesling ini memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang arti pentingnya kesehatan, seperti kegiatan yang dilakukan
mahasiswa yaitu mengadakan penyuluhan tentang cara hidup sehat dengan tetap
memperhatikan PROKES yang ketat.
POKJA REMAJA
Selama pelaksanaan kegiatan penyuluhan ke masing remaja diharapkan remaja
RT 004 RW 013 Desa Sumberporong mengetahui bahaya merokok dan mampu
berprilaku yang positif dan tidak mencoba prilaku merokok karena sangat
berbahaya untuk masa depan remaja.
POKJA KIA
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
serta meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembanng optimal yang merupakn landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya.
Dari hasil kegiatan diperoleh seluruh peserta sangat antusias dan aktif selama
proses penyuluhan dan mampu mengungkapkan pentingnya gizi seimbang pada
balita.
POKJA JIWA
a) Berdasarkan hasil dari kegiatan Pokja Jiwa yang dilakukan, ada sebagian besar
keluarga yang memiliki lansia dan dimentia adalah sering terjadi pada lansia
sehngga diharapkan warga RT 004 RW 013 mampu memhami tentang
dimentia dan cara mencegah terjadi dimentia.
B.SARAN
1. Bagi Masyarakat RW 13 Kelurahan Sumberporong
b) Lansia dapat termotivasi untuk mengikuti Posyandu di RW lainnya yang
diadakan 1 bulan sekali karena di RW 13 belum ada posyandu lansia.
c) Masyarakat dapat menciptakan rumah yang sehat dan lingkungan yang sehat.
d) Remaja dapat mengurangi aktivitas merokok dan dapat meningkatkan kegiatan
positif, seperti olahraga
e) Ibu balita memahami tentang gizi seimbang pada balita, dan balita dapat
mengikuti kegiatan posyandu di RW 13 yang dilaksanakan setiap bulan.
f) Masyarakat mampu memhami tentang dimentia dan cara mencegah terjadi
dimentia.
2. Bagi Kader – Kader Kesehatan
Mampu mengadakan kegiatan Posyandu maupun Posbindu secara rutin satu bulan
sekali.
Hartono RK. (2018). Global Stakeholders Schemes for Preventing Burden Non-
Communicable Disease, Lesson Learnt for Indonesia. Proc Int Conf Soc Sci. 1(1).
Keliat Budi, Ana. (1995). Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan
Jiwa. EGC.