DI SUSUN OLEH :
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan
kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan
secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti
seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah
kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan melibatkan individu,
keluarga, dan kelompok dalam masyarakat.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan Profesi Ners Stage Komunitas, mahasiswa
dapat memiliki pengalaman dalam memberikan perawatan kesehatan
masyarakat dengan menggunakan metode atau pendekatan proses
keperawatan baik terhadap individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
1.3 KEGIATAN
1.3.1 Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Profesi Ners Stage Komunitas dimulai dari tanggal 16
Maret – 20 April 2020.
1.3.2 Lokasi Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Banjar, Kecamatan Aluh-ALuh
yaitu: Desa Simpang Warga Dalam
1.3.3 Kegiatan dan Jadwal kegiatan terlampir.
2.2.2 Fungsi
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi tenaga kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam
memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahannya atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhannya.
2.3 SASARAN
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga kelompok
dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan karena ketidakmampuan
merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun
sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi,
satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau
beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan,
maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-
keluarga yang ada di sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok Khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk di antaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti: 1) ibu hamil; 2) bayi baru
lahir; 3) balita; 4) anak usia sekolah; serta 5) usia lanjut.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, di antaranya adalah: 1) penderita
penyakit menular, seperti: TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin dan
lainnya; 2) penderita dengan penyakit tidak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan
lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai risiko terserang penyakit, di antaranya: 1)
wanita tuna susila; 2) kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba; 3)
kelompok-kelompok pekerja tertentu; dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, di antaranya adalah: 1)
panti werdha; 2) panti asuhan; 3) pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik,
mental dan sosial); serta 4) penitipan balita.
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerja sama
cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap
diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dan batas-batas yang telah
ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang
saling berinteraksi, saling tergantung, dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian,
politik, maupun kesehatan khususnya.
JUMLAH SKORE
Sesuai dengan peran perawat komunitas
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu
ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara
keseluruhan dengan mempertimbangkan: 1) masalah spesifik yang mempengaruhi
kesehatan masyarakat; 2) kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat; 3)
kemampuan dan sumber daya masyarakat, dan 4) keterlibatan, partisipasi, dan peran
serta masyarakat.
Kriteria skala prioritas :
1) Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan
emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan
urgensinya untuk segera ditanggulangi.
2) Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu
kurun waktu tertentu.
3) Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah-masalah tersebut
dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.
4) Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara
pengelolaan masalah-masalah yang menyangkut biaya, sumber
daya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul
(Effendi Nasrul, 1995).
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul. Jadi, yang dimaksud dengan diagnosis
keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat, dan pasti tentang
status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan
berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosis keperawatan akan
memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat
baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin akan terjadi (potensial).
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain :
1) masalah yang ditetapkan dari data umum; b) masalah yang dianalisa
dari kesenjangan pelayanan kesehatan. Diagnosis keperawatan
mengandung komponen utama yaitu sebagai berikut :
a. Problem (masalah)
Problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi (penyebab)
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang meliputi :
1) Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2) Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan sosial.
3) Interaksi perilaku dan lingkungan.
c. Sign atau symptom (tanda dan gejala)
Merupakan informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa atau
serangkaian petunjuk timbulnya suatu masalah.
Perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu sebagai berikut :
1) Dengan rumus PES (Problem + Etiologi + Symptom)
2) Dengan rumus PE (Problem + Etiologi)
Jadi, menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung
dua komponen tersebut di atas, di samping mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
2. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3. Partisipasi dan peran serta masyarakat
3. Perencanaan (intervensi) keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi, perencanaan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang
telah ditetapkan dan rencana asuhan keperawatan disusun harus mencakup:
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan,
dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.
a. Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria yaitu sebagai
berikut :
1) Berfokus pada masyarakat
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistik
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta masyarakat
Dalam pencapaian tujuan dengan menggunakan formulasi kriteria yang
mencakup yaitu sebagai berikut :
T = S + P + K.1 + K.2
Keterangan :
T = Tujuan
S = Subjek
P = Predikat
K.1 = Kondisi
K.2 = Kriteria
Selain itu dalam perumusan tujuan :
1) Dibuat berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang
diharapkan
2) Perilaku yang diharapkan berubah
S = Spesifik
M = Measurable atau dapat diukur
A = Attainable atau dapat dicapai
R = Relevant/Realistic atau sesuai
T = Time-Bound atau waktu tertentu
S = Sustainable atau berkelanjutan
5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya. Evaluasi dilakukan atas respons
komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi
adalah masukan (input) pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus
dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian yaitu : a) daya guna; b)
hasil guna; c) kelayakan; serta d) kecukupan. Kegiatan yang dilakukan
dalam penilaian menurut Narul Effendy, 1998 adalah sebagai berikut :
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respons komunitas terhadap program kesehatan.
Macam evaluasi: (1) formatif dan summatif, (2) input, procces, dan output.
Fokus evaluasi adalah :
a) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan
pelaksanaan.
b) Perkembangan atau kemajuan proses.
c) Efisiensi biaya.
d) Efektivitas kerja.
e) Dampak : apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam jangka
waktu berapa.
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar di bawah ini :
Keterangan:
: Peran
Masyarakat
: Peran
Perawat
Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien
dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pada awalnya peran perawat lebih
besar dari pada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar dari pada
perawat.
Kegunaan evaluasi adalah sebagai berikut :
1) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang
diberikan.
2) Menilai hasil guna, daya guna, dan produktivitas asuhan keperawatan
yang diberikan.
3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk
memperbaiki atau menyusun rencana baru dalam proses keperawatan.
Dalam hasil evaluasi, terdapat tiga kemungkinan yaitu :
1) Tujuan tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat telah
menunjukkan kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari
penyebab dan cara memperbaikinya atau mengatasinya.
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Data Demografi Desa Simpang Warga Dalam
Desa Simpang Warga dalam adalah merupakan salah satu Desa diantara
18 Desa yang ada di Kecamatan Aluh-Aluh yang langsung berbatasan
dengan dua Daerah Tingkat II yakni Kota Madya Banjarbaru dan
Kabupaten Tanah Laut dengan jumlah 776 penduduk.
RT 2 249 32,1%
RT 3 310 40%
No Agama Frekuensi %
Diagnosi
Jumlah Persentase (%)
s TB
Ya 60 7,7
Tidak 716 92,3
Total 776 100
Minum
Jumlah Persentase (%)
Obat TB
Ya 53 88.9
Tidak 7 11.1
Total 60 100
Diagnosis
Jumlah Persentase (%)
Hipertensi
Ya 192 24,7
Tidak 584 72,3
Total 776 100
Kartu Jaminan
Kesehatan Jumlah Persen (%)
Ya 247 31.9
3.1.3.9 Merokok
Penggunaan Alat
Jumlah Persen (%)
Kontrasepsi
Ya 141 37
Tidak 240 63
Total 381 100,0
Berdasarkan data di atas jumlah Penggunaan Alat
Kontrasepsi adalah 141 orang (37%). Sedangkan
jumlah persentasi yang tidak menggunakan alat
kontrasepsi adalah 240 orang (63%) (termasuk wanita
yang belum menikah dan anak-anak wanita).
Bersalin di fasilitas
kesehatan Jumlah Persen (%)
Ya 10 2.6
Tidak 371 97.4
Total 381 100,0
Ya 39 76,4
Tidak 12 23,6
Total 51 100
N Masalah Penyebab
Data Subyektif Data Objektif
o
1 1. Saat pengkajian, masyarakat - Kunjungan kami lakukan dari RT 01-03, data Kesiapan meningkatkan kurang pemahaman terhadap
mengatakan penyakit yang di yang telah didapatkan . Masalah kesehatan manajemen kesehatan penyakit hipertensi
derita kebanyakan hipertensi paling banyak yang kami dapatkan selama
2. Masyarakat mengatakan tidak
pendataan ialah kasus hipertensi pada semua
membatasi untuk makanan yang
RT.
dikonsumsi
- Total penyakit hipertensi yang diderita penduduk
3. Sebagian Masyarakat
ialah 192 orang
mengatakan bahwa tekanan
darahnya kadang meningkat
4. Sebagian masyarakat
mengatakan tidak rutin dalam
mengontrol tekanan darahnya
5. Sebagian warga tidak
mengkonsumsi obat penurunan
darah tinggi
2 1. Masyarakat mengatakan 1. Tampak bapak-bapak sedang mengisap rokok Perilaku kesehatan Sikap negatif terhadap
menggunakan rokok sebagai 2. Tampak bibir bapak-bapak berwarna gelap cenderung berisiko pemeliharaan kesehatan
alternative untuk menghindari 3. Tubuh bapak-bapak berbau aroma rokok
gigitan nyamuk saat menyadap 4. Berdasarkan data dari jumlah 776 Jiwa di Desa
karet Simpang Warga Dalam sebanyak 330 Jiwa yang
2. Masyarakat mengatakan ayah/ menggunakan rokok
suaminya berhenti merokok jika
sudah batuk parah
3. Masmengatakan rokok sebagai
menahan rasa mengatuk saat
bekerja
4. Masyarakat mengatakan
merokok sebagai kebiasaan
3.3 Penapisan Masalah
MASALAH
NO A B C D E F G H I J K Total Prioritas
KESEHATAN L
1 Kesiapan 4 4 4 5 3 2 4 4 3 3 2 2 40 1
meningkatkan
manajemen
kesehatan
berhubungan
dengan kurang
pemahaman
terhadap
penyakit
hipertensi
2 Perilaku 4 4 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 32 2
kesehatan
cenderung
berisiko
berhubungan
dengan sikap
negatif terhadap
pemeliharaan
kesehatan
Keterangan
1. Kriteria Penapisan
A. Sesuai dengan peran perawat komunitas
B. Jumlah yang berisiko
C. Besarnya risiko
D. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
E. Minat masyarakat
F. Kemungkinan untuk diatasi
G. Sesuai dengan program pemerintah
H. Sumber daya tempat
I. Sumber daya waktu
J. Sumber daya dana
K. Sumber daya peralatan
L. Sumber daya orang
2. Keterangan pembobotan :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
4.1 Pembahasan
Praktik Keperawatan Komunitas dan Keluarga di Simpang Warga Dalam
Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar yang dilaksanakan mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin program studi Ners A adalah salah
satu program profesi untuk mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas
dengan menggunakan proses keperawatan komunitas sebagai dasar ilmiah.
Upaya pendidikan untuk mencetak seorang perawat yang professional, mandiri
dan mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diinginkan dapat dilakukan
dengan menerapkan konsep tersebut, dan secara resmi mahasiswa melakukan
Praktik Klinik Keperawatan Komunitas dan Keluarga di Kecamatan Aluh-
Aluh Kabupaten Banjar mulai 16 Maret sampai 20 April 2020 dengan
melakukan berbagai kegiatan.
Berikut ini pembahasan yang akan diuraikan berkisar tentang praktik
keperawatan komunitas, keluarga, dan puskesmas.
Penetuan prioritas masalah ini tidak menemukan kesulitan berarti, hal ini
dikarenakan warga mulai memahami pentingya kesehatan.
4.2.3 Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan
Adapun kegiatan – kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa antara lain :
1. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan berhubungan dengan
kurang pemahaman terhadap penyakit hipertensi
a. Penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan Sikap
negatif terhadap pemeliharaan kesehatan
a. Penyuluhan tentang rokok
b. Memotivasi warga Desa Simpang Warga Dalam untuk
mengurangi merokok (Jika bisa berhenti) ataupun tidak merokok
dalam rumah.
4.2.4 Implementasi
1. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan berhubungan dengan
kurang pemahaman terhadap penyakit hipertensi
a. Pendidikan kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan,
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi
juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Naomi, 2002).
Penyuluhan kesehatan yang diberikan untuk mengatasi masalah
kesehatan tersebut adalah penyuluhan tentang penyakit hipertensi
yang dilakukan baik pada seluruh warga masyarakat di Desa
Simpang Warga Dalam sebagai target keperawatan komunitas.
Penyuluhan tentang beberapa masalah kesehatan tersebut
dilaksanakan di kegiatan Posyandu dan rumah warga.
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan Sikap
negatif terhadap pemeliharaan kesehatan
a. Pendidikan Kesehatan
Pelaksanaan penyuluhan tentang masalah bahaya rokok ini
dilakukan pada perkumpulan yasinan bapak-bapak. Kegiatan ini
bertujuan untuk menambah pengetahuan warga tentang bahaya
rokok bagi perokok pasif dan aktif dan mengurangi kebiasaan
merokok yang merupakan salah satu penyebab terjadinya perilaku
kesehatan cenderung beresiko yang menimbulkan berbagai
penyakit pada masyarakat serta melakukan penyuluhan tentang
perilaku hidup bersih dan sehat pada usia dini yang dilaksanakan
pada tanggal Apil 2020
Pelaksanaan rencana tindakan mulai pada April s/d April 2020 dengan
metode melibatkan masyarakat secara aktif untuk melaksanakan rencana
yang telah disusun bersama. Sebagian besar kegiatan dilaksanakan secara
bersama antara mahasiswa dengan Preseptor Akademik dengan metode
Daring melalui aplikasi ClassDojo.
4.2.5 Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari
dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan
yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005).
Kegiatan yang telah dirumuskan dalam perencanaan bersama dengan
warga telah dilaksanakan semua. Semua kegiatan dapat dilaksanakan
sesuai dengan rencana yang disusun walaupun masih terdapat beberapa
hambatan baik internal (dari mahasiswa) maupun eksternal (dari
preceptor akademik). Dari beberapa hambatan yang ada, sebagian
hambatan dapat tertutupi oleh faktor pendukung.
Berikut evaluasi untuk tiap diagnosa keperawatan Komunitas :
5.1 Kesimpulan
Praktek klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan pada tanggal 16
Maret 2020 sampai dengan 20 April 2019 merupakan salah satu program
profesi untuk menghasilkan tenaga perawat yang profesional sesuai dengan
kompetensi yang ditentukan. Sebagai aplikasi nyata dari konsep keperawatan
komunitas, diberikan asuhan keperawatan komunitas kepada masyarakat Desa
Simpang Warga Dalam Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar Provinsi
Kalimantan Selatan.
Setelah melakukan asuhan keperawatan komunitas dari 418 kepala
keluarga yang menderita Hipertensi 192 orang. Oleh karena itu kami
melakukan beberapa hal seperti penyuluhan kesehatan kepada warga dengan
cara mengumpulkan warga atau memasuki acara yang biasa dilakukan oleh
warga desa seperti, posyandu, perkumpulan rutin msyarakat desa dan juga di
sekolah dasar yang ada diwilayah desa Simpang Warga Dalam.
Pendekatan dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas adalah
pendekatan proses keperawatan yang meliputi 4 tahap, yaitu pengkajian,
perencanaan, tindakan dan evaluasi yang dilaksanakan secara integral dan
komprehensif dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal
masalah kesehatanya dan mampu menciptakan berbagai alternatif dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatannya.
Dari keempat tahapan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh
mahasiswa, kader dan masyarakat Desa Simpang Warga Dalam Kecamatan
Aluh-Aluh Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam
pelaksanaanya tidak pernah lepas dari aral dan rintangan, akan tetapi hal
tersebut dapat diatasi dengan baik tanpa mengganggu aktivitas. Secara umum
tingkat keberhasilan praktek klinik keperawatan komunitas adalah 90% dengan
antusiasme warga masyarakat dan peran serta aktif serta bantuan berbagai
pihak.
Berdasarkan hal – hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya maka
dapat kami simpulkan sebagai berikut: masalah keperawatan komunitas yang
muncul di Desa Simpang Warga Dalam Kecamatan Aluh-Aluh antara lain :
5.1.1 Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan berhubungan dengan
kurang pemahaman terhadap penyakit hipertensi
5.1.2 Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan Sikap
negatif terhadap pemeliharaan kesehatan
5.1 SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :
5.2.1 Kader Kesehatan
Kegiatan yang sudah dilaksankan dengan baik seperti posyandu balita dan
lansia hendaknya dapat dilaksanakan dengan secara bertahap ditingkatkan.
5.2.2 Masyarakat
Peran serta dari masyarakat, kader posyandu, tokoh masyarakat dan
pengurus RT – RW perlu ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan
dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
seoptimal mungkin. Antara lain ibu – ibu balita aktif membawa balitanya
mengikuti kegiatan posyandu balita, lansia aktif, warga aktif menjaga
kebersihan dan kesehatan rumah.
5.2.3 Puskesmas dan Desa
Diharapkan adanya bantuan dana dan prasarana, serta supervise dari pihak
puskesmas dan desa yang berkesinambung untuk memantau kegiatan
kesehatan yang dilakukan oleh warga desa Simpang Warga Dalam. Selain
itu diharapkan pihak Puskesmas juga menginformasikan terkait dampak
mengkonsumsi obat secara bebas/ tanpa dengan resep medis.
5.2.4 Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Kegiatan praktek komunitas dan keluarga yang telah dilaksanakan di Desa
Simpang Warga Dalam Kecamatan Aluh-Aluh perlu ditindak lanjuti oleh
mahasiswa angkatan berikutnya untuk mempertahankan dan
mengoptimalkan hal – hal yang telah dicapai serta menindak lanjuti hal –
hal yang belum tercapai.
Simpang Warga Dalam, 04 April 2020