Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN SYOK HIPOVOLEMIK

STASE GAWAT DARURAT

OLEH :
ELY PURNAMA
1914901110021

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHAP PROFESI NERS
TAHUN 2019-2020
LAPORAN PENDAHULUAN
SYOK HIPOVOLEMIK

Definisi
Syok hipovolemik ditimbulkan oleh berkurangnya volume sirkulasi darah yang akan mengurangi
preload pada jantung dan dengan demikian menurunkan curah jantung. Syok hipovolemik dapat
terjadi karena kehilangan darah (misalnya pada perdarahan) atau karena deplesi cairan akibat
vomitus, diare, luka bakar, dehidrasi dan lain-lain. Syok hipovolemik merupakan tipe syok paling
sering yang terlihat secara klinis (Kumar, 2013)

Etilogi (Hardisman, 2014) Klasifikasi Syok Hipovolemik (Hardisman, 2014)


Kekurangan cairan 1. Perdarahan kelas I: kehilangan volume darah sampai 15%
intravascular
1. Perdarahan 2. Perdarahan kelas II: kehilangan volume darah 15% sampai 30%
2. Fraktur tulang besar 3. Perdarahan kelas III: kehilangan volume darah 30% sampai 40%
3. Luka bakar 4. Perdarahan kelas IV: kehilangan volume darah lebih dari 40%.
4. Diare

Pathway
Kehilangan cairan Perpindahan cairan internal:
eksternal: Hemoragi internal
Trauma Luka bakar
Pembedahan Asites
Muntah-muntah Peritonitis
Diare Syok Hipovolemik
Dieresis
Diabetes insipidus

Tubuh kehilangan
oksigen dan darah

Hipovolemia
Metabolisme

Cardiac filling

Kekurangan Menghasilkan energi


Cardiac output volume cairan tingkat rendah (bersifat
asam)

TD

O2 dan CO2
Tonus simpatik

Hipoperfusi
Vasokonstriksi alveoli
pembuluh darah

Nafas cepat
Kulit

Ketidakefektifan
Akral dingin
Pola nafas

Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
Manifestasi klinis
1. Perdarahan kelas I: takikardi minimal, tidak ada perubahan yang berarti pada tekanan darah, tekanan
nadi, atau pernapasan.
2. Perdarahan kelas II: takikardi (HR >100x/m), takipnea, penurunan tekanan nadi, tekanan sistolik
mengalami sedikit perubahan, dapat terjadi perubahan perilaku seperti rasa cemas, ketakutan.
3. Perdarahan kelas III: perfusi tidak adekuat, termasuk takikardi dan takipnea yang jelas, perubahan status
mental dan penurunan tekanan darah.
4. Perdarahan kelas IV: takikardi yang jelas, tekanan nadi yang sempit, produksi urin hampir tidak ada,dan
kesadaran jelas menurun (Hardisman, 2014).

Komplikasi (Kumar, 2013) Penatalaksanaan (Hardisman, 2014)


1. Kerusakan organ susunan Prinsip pengelolaan dasar syok hipovolemik adalah menghentikan
saraf perdarahan dan mengganti volume yang hilang
2. Kerusakan hati
3. Kerusakan ginjal Tujuan utama dalam menangani syok hipovolemik adalah dengan
Pemeriksaan penunjang menormalkan kembali volume intravaskulardan interstisial.
1. Kultur darah
Resusitasi cairan harus dimulai segera bila tanda-tanda
2. Kimia serum, termasuk
kehilangan cairan terlihat, bukan saat terjadinya penurunan
elektrolit tekanan darah yang jelas atau tak terdeteksi. Pemberian oksigen
3. DPL dan profil koagulasi merupakan penanganan yang sangat umum, tanpa memperhatikan
4. AGD dan oksimetri nadi penyebab syok. Terapi cairan merupakan terapi yang sangat
5. Pemeriksaan curah jantung penting terhadap pasien yang mengalami syok hipovolemik dan
6. Laktat serum distributif , pemberian cairan secara IV akan memperbaiki
7. Urinalisis dengan berat jenis, volume darah yang bersirkulasi, menurunkan viskositas darah,
osmolaritas, dan elektrolis dan meningkatkan aliran darah vena, sehingga membantu
urin memperbaiki curah jantung. Akibat selanjutnya adalah
meningkatkan perfusi jaringan dan memberikan pasokan oksigen
8. EKG, foto toraks,USG
kepada sel.terapi awal dapat berupa pemberian cairan kristaloid
jantung
atau koloid. Kecepatan dan jumlah pemberian cairan dimonitor
9. Tes fungsi ginjal dan hati
pada tekanan vena sentral dan pengeluaran urin.

Kekuragan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
NOC: b.d kurg pengetahuan tntg faktor
Setelah dilakukan intervensi 1x1 jam pemberat & proses penyakit
 TTV dlm btas normal
 Elastisitas turgor kulit baik
NOC:
 Membran mukosa lembab
Setelah dilakukan intervensi 1x6 jam klien
 Tdk ada tnda2 dehidrasi
mampu
NIC:  Tekanan systole& diastole dlm rentang yg
 Monitor sttus cairan termsuk intake & output cairan diharapkn
 Monitor TTV  Berkomunikasi dg jelas & sesuai dg
 Dorong pasien utk menambah intake oral kemampuan

NIC:
Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi
 Monitor adanya perubhan sensasi
NOC:
 Monitor TTV
Setelah dilakukan intervensi 1x1 jam klien mampu
 Kolaborasi pemberian analgetik
 Menunjukkan jalan nafas yg paten
 TTV dlm rentang normal

NIC:
 Buka jalan nfas
 Atur posisi pasien
 Auskultasi suara nfas
 Monitor respirasi& sttus O2
 Pertahankan jln nfas yg paten
 Monitor TTV
Daftar Pustaka

Hardisman. (2014). Gawat Darurat Medis Praktis. Yogyakarta: Gosyen


Amin, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction
Kumar. (2013). Dasar-Dasar Patofisiologi Penyakit. Tangerang Selatan: Binarupa
Aksara.

Banjarmasin, 24 April 2020


Ners Muda,

(Ely Purnama)

Preseptor Klinik, Preseptor Akademik,

(Noorzainah, S.Kep.,Ns) (Mira, Ns.,M.Kep)

Anda mungkin juga menyukai