SYOK HIPOVOLEMIK
A. Definisi
Syok hipovolemik ditimbulkan oleh berkurangnya volume sirkulasi darah yang
akan mengurangi preload pada jantung dan dengan demikian menurunkan curah
jantung. Syok hipovolemik dapat terjadi karena kehilangan darah (misalnya pada
perdarahan) atau karena deplesi cairan akibat vomitus, diare, luka bakar,
dehidrasi dan lain-lain. Syok hipovolemik merupakan tipe syok paling sering
yang terlihat secara klinis. (Kumar, 2013).
B. Pathway
Syok hipovolemik adalah syok Manifestasi klinis:
yang terjadi karena kehilangan 1. Perdarahan kelas I: takikardi minimal,
volume darah sirkulasi sehingga
tidak ada perubahan yang berarti pada
curah jantung dan tekanan darah
menurun drastis. (Corwin, 2009). tekanan darah, tekanan nadi, atau
pernapasan.
Etiologi : 2. Perdarahan kelas II: takikardi (HR
Kekurangan cairan intravaskular >100x/m), takipnea, penurunan tekanan
nadi, tekanan sistolik mengalami sedikit
Klasifikasi Syok Hipovolemik perubahan, dapat terjadi perubahan
1. Perdarahan kelas I: kehilangan
volume darah sampai 15% perilaku seperti rasa cemas, ketakutan.
2. Perdarahan kelas II: 3. Perdarahan kelas III: perfusi tidak
kehilangan volume darah 15%
adekuat, termasuk takikardi dan takipnea
sampai 30%
3. Perdarahan kelas III: yang jelas, perubahan status mental dan
kehilangan volume darah 30% penurunan tekanan darah.
sampai 40%
4. Perdarahan kelas IV: 4. Perdarahan kelas IV: takikardi yang
kehilangan volume darah lebih jelas, tekanan nadi yang sempit, produksi
dari 40%.
urin hampir tidak ada,dan kesadaran jelas
Tubuh kehilangan
oksigen dan darah
Hipovolemia Metabolisme
Cardiac filling
TD
O2 dan CO2
Tonus simpatik
Hipoperfusi
Vasokonstriksi alveoli
pembuluh darah
Nafas cepat
Kulit
Ketidakefektifan
Akral dingin
Pola nafas
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
Prinsip pengelolaan dasar syok Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kurg
hipovolemik adalah menghentikan pengetahuan tntg faktor pemberat & proses
perdarahan dan mengganti volume yang penyakit NOC:
hilang Setelah dilakukan intervensi 1x6 jam klien mampu
Tekanan systole& diastole dlm rentang yg
diharapkn
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Berkomunikasi dg jelas & sesuai dg kemampuan
1. Kekurangan volume cairan
2. Ketidakefektifan pola nafas NIC:
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan Monitor adanya perubhan sensasi
Monitor TTV
Kolaborasi pemberian analgetik
Kekurangan vol.cairan b.d kehilangan Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi
cairan aktif NOC:
NOC: Setelah dilakukan intervensi 1x1 jam klien mampu
Setelah dilakukan intervensi 1x1 jam
Menunjukkan jalan nafas yg paten
TTV dlm btas normal
TTV dlm rentang normal
Elastisitas turgor kulit baik
Membran mukosa lembab
NIC:
Tdk ada tnda2 dehidrasi
Buka jalan nfas
NIC: Atur posisi pasien
Monitor sttus cairan termsuk intake & Auskultasi suara nfas
output cairan Monitor respirasi& sttus O2
Monitor TTV Pertahankan jln nfas yg paten
Dorong pasien utk menambah intake Monitor TTV
oral
C. Pemeriksaan penunjang
1. Kultur darah
2. Kimia serum, termasuk elektrolit
3. DPL dan profil koagulasi
4. AGD dan oksimetri nadi
5. Pemeriksaan curah jantung
6. Laktat serum
7. Urinalisis dengan berat jenis, osmolaritas, dan elektrolis urin
8. EKG, foto toraks,USG jantung
9. Tesfungsi ginjal dan hati
D. Penatalaksanaan
Tujuan utama dalam menangani syok hipovolemik adalah dengan menormalkan kembali
volume intravaskulardan interstisial. Bebahaya bila menunggu sampai tanda-tanda syok
jelas. Resusitasi cairan harus dimulai segera bila tanda-tanda kehilangan cairan terlihat,
bukan saat terjadinya penurunan tekanan darah yang jelas atau tak terdeteksi.
Pemberian oksigen merupakan penanganan yang sangat umum, tanpa memperhatikan
penyebab syok. Terapi cairan merupaka terapi yang sangat penting terhadap pasien yang
mengalami syok hipovolemik dan distributif pemberian cairan secara IV akan
memperbaiki volume darah yangbersirkulasi, menurunkan viskositas darah, dan
meningkatkan aliran darah vena, sehingga membantu memperbaiki curah jantung.
Akibat selanjutnya adalah meningkatkan perfusi jaringan dan memberikan pasokan
oksigen kepada sel.terapi awal dapat berupa pemberian cairan kristaloid atau koloid.
Kecepatan dan jumlah pemberian cairan dimonitor pada tekanan vena sentral dan
pengeluaran urin.
Jika tanda vital sudah kembali normal, pasien diawasi agar tetap stabil. Bila di duga syok
karena kekurangan darah yang diakibatkan perdarahan, segera ambil sampel darah dan
lakukan transfusi.
E. Daftar Pustaka
Amin, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction
Ners Muda,
OLEH :
ADI SUBHANI
NPM. 1814901110002