Anda di halaman 1dari 23

SYOK

Dr. Rr. Listiana Dewi Sartika, Sp.An, KIC


DEFINISI
Syok merupakan suatu keadaan yang mengancam nyawa
yang disebabkan karena adanya gangguan aliran darah atau
oksigenasi ke jaringan sehingga pasokan tidak mampu
mencukupi kebutuhan tubuh yang ditandai dengan adanya
gejala-gejala dan tanda hipoperfusi jaringan.
Tanda dan Gejala Syok
NEUROLOGI
Perubahan status mental hingga penurunan kesadaran

KARDIOVASKULAR RESPIRASI
Hipotensi, takikardia Takipnea
GAMBARAN
KLINIS
UROLOGI KULIT
Oliguria Pucat dan dingin,
sianosis

Lainnya
Demam (pada syok septik), asidosis laktat
Klasifikasi Syok
Syok Hipovolemik

Merupakan syok yang terjadi akibat berkurangnya volume


plasma di intravaskuler. Penyebab syok hipovolemik :
- Hemorargik/perdarahan (akibat trauma, perdarahan
gastrointestinal, dll)
- Non hemorargik (diare, dehidrasi, muntah, luka bakar)
Gejala & tanda : HR meningkat, mata/ubun-ubun cekung,
mulut kering, turgor kulit melambat, capillary refill
melambat, ekstremitas dingin , oliguri tak terkompensasi
tekanan darah turun
HEMORARGIK
Kehilangan darah secara akut menyebabkan timbulnya 2
mekanisme kompensasi tubuh untuk mengembalikan volume
yang hilang.
1. Respon pertama adalah terjadi perpindahan cairan dari
intertisial ke pembuluh darah.
2. Respon kedua adalah aktivasi system renin-angiotensin-
aldosterone akibat menurunnya perfusi renal sehingga
menyebabkan retensi natrium oleh ginjal.
Kedua respon ini dapat memngkompensasi penuh kehilangan
darah sebesar 15-20% dari total volume darah
Estimasi kehilangan darah berdasarkan presentasi
klinis awal pasien
NON HEMORARGIK
- Sequestasi cairan di rongga ketiga (third space), misalnya
pada luka bakar, peritonitis, pankreatitis, obstruksi usus.
- Kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal.
Misalnya : diare, muntah, penghisapan cairan lambung
lewat pipa nasogastric.
- Kehilangan cairan melalui ginjal, misalnya ketoasidosis
diabetikum, diabetes insipidus.
- Kehilangan cairan melalui kulit misalnya berkeringat, luka
bakar, dermatitis eksfoliatif, gangguan termoregulasi, heat
stroke.
Derajat Dehidrasi
Dehidrasi merupakan deficit air dalam tubuh, yang disebabkan oleh intake yang kurang
atau ekskresi yang berlebihan.
Jenis dehidrasi :
- Dehidrasi isotonic : bila air hilang bersama-sama dengan garam, misalnya pada
gastroenteritis atau penggunakan diuretic berlebih.
- Dehidrasi hipotonik : bila yg hilang hanya garam saja, misalnya akibat pemberian air
saja pada pasien dengan dehidrasi isotonic.
- Dehidrasi hipertonik : bila yg hilang hanya air saja.
Gejala dan tanda tergantung berat ringannya dehidrasi .
- Dehidrasi ringan (deficit 4% BB) : rasa haus, mukosa bibir & kulit kering, mata
cekung.
- Dehidrasi sedang (deficit 8% BB) : tanda dehidrasi ringan disertai delirium, oliguria,
suhu tubuh meningkat.
- Dehidrasi berat (deficit 12% BB) : tanda dehidrasi ringan dan sedang disertai koma,
hypernatremia, viskositas plasma meningkat.
Manajemen awal syok
hipovolemik
Prinsip dasar penanganan adalah untuk menghentikan perdarahan dan mengganti cairan yang
hilang
1. Pertahankan jalan napas yang paten dan pernapasan yang adekuat
2. Berikan suplementasi oksigen untuk mempertahankan saturasi O2 > 95%
3. Lakukan pemasangan akses intravena dan lakukan resusitasi cairan. Cairan resusitasi awal
adalah cairan isotonis misalnya ringer laktat. Bila terdapat kehilangan darah dalam jumlah
yang besar (kelas III dan kelas IV) akibat perdarahan, maka berikan transfuse darah.
4. Bila penyebab syook dicurigai akibat perdarahan, cari adanya sumber perdarahan dan
hentikan perdarahan yang sedang berlangsung. Jika penyebab syok dicurigai akibat non
hemorargik, maka lakukan tatalaksana penyakit dasar.
5. Pada keadaan yang berat dan hypovolemia berkepanjangan meskipun telah diberikan
resusitasi cairan , dukungan inotropic dengan dopamine atau dobutamin dapat
dipertimbangkan untuk mendapatkan kekutan ventrikel yang cukup setelah volume darah
tercukupi terlebih dahulu.
Penilaian respon terhadap terapi
cairan
Respon terhadap resusitasi ditandai dengan kembalinya
tanda dan gejala perfusi organ yang adekuat, seperti
tekanan darah, tekanan nadi, dan frekuensi nadi kembali
normal. Volume produksi urin merupakan indicator
sensitive perbaikan perfusi ginjal.
Volume resusitasi yang adekuat harus menghasilkan
produksi urin 0,5 ml/kgBB/jam.pada dewasa, 1
ml/kgBB/jam pada anak, dan 2 ml/kgBB/jam untuk
anak < 1 tahun.
Syok Distributif
Merupakan kegagalan perfusi dan suplai oksigen disebabkan oleh
menurunnya tonus vascular sehingga mengakibatkan vasodilatasi
arteri. Penyebab dari kondisi tersebut terutama komponen
vasoaktif pada (syok anafilaksis), bakteri dan toksinnya pada
(syok septik), hilangnya tonus vascular pada (syok neurogenic)

SYOK ANAFILAKSIS
Merupakan manifestasi klinis terberat dari anafilaksis/alergi yang
ditandai dengan adanya hipotensi yang nyata dan kolaps sirkulasi
darah.
Grading of anaphylactic reactions

Symptoms
Grade Dermal Abdominal Respiratory Cardiovascular
I Pruritus
Flush
Urticaria
Angiodema
II Pruritus Nausea Rhinorrhoea Tachycardia (> 20 bpm)
Flush Cramping Hoarseness Blood pressure change (> 20
Urticaria Dyspnoea mmHg systolic)
Angiodema (not Arrhytmia
mandatory)

III Pruritus Vomiting Laryngeal oedema Shock


Flush Defecation Bronchospasm
Urticaria Diarroea Cyanosis
Angiodema (not
mandatory)

IV Pruritus Vomiting Respiratory arrest Cardiac arrest


Flush Defecation
Urticaria Diarrhoea
Angiodema (not
mandatory)
SYOK NEUROGENIK
Terjadi akibat gangguan jalur simpatis pada bagian servikal
atau bagian atas thorakal medulla spinalis. Kondisi ini
menyebabkan kehilangan tonus vasomotor dan
kehilangan persyarafan simpatis ke jantung.
- Kehilangan tonus vasomotor menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah visceral dan ekstremitas bawah sehingga
menyebabkan hipotensi
- Kehilangan persarafan ke jantung menyebabkan
bradikardi
Syok neurogenic ditandai dengan trias hipotensi
bradikardia dan vasolidatasi perifer
Prinsip Penanganan Syok
Neurogenik
Pada syok neurogenic tekanan darajh tidak dapat
diperbaiki hanya dnegan pemberian cairam (resusitasi
cairan masivehanya akan menyebabkan overload
cairan dan edema paru). Tekanan darah dapat
diperbaiki dengan penggunaan vasopressor setelah
pergantian cairan yg cukup. Atropin dapat digunakan
unuk tatalaksana
SYOK SEPTIK
Merupakan bagian dari sepsis yang didasari atas kelainan sirkulasi dan
metabolism seluler yang cukup mendalam untuk meningkatkan mortalitas
secara substansial.
Sepsis merupakan disfungsi organ yang mengancam jiwa yangdisebabkan
oleh gangguan respon tubuh terhadap infeksi.
Etiologi sepsis :
- Penyebab utama : bakteri gram negative (60-70% kasus)
- Penyebab lain : staphylococcus streptococcus, dan bakteri gram positif lain
(20-40% kasus). Jamur oportunistik, virus atau protozoa juga dilaporkan
dapat menimbulkan sepsis tetapi lebih jarang.
Syok septik ditandai dengan sepsis dan hipotensi prsisten yang membutuhkan
vasopressor untuk mempertahankan MAP > 65 mmHg, disertai dengan kadar
serum laktat > 2 mmol/l (18 mg/dl) meskipun resusitasi cairan telah cukup
dan adekuat. Tingkat mortalitas syok septik >40%.
Prinsip penanganan syok septik
- Cek kadar laktat, ukur ulang bila laktat awal > 2 mmol/L.
- Kultur darah sebelum memberikan antibiotic.
- Berikan antibiotic spectrum luas
- Bila hipotensi atau kadar laktat ≥ 4 mmol/L mulai resusitasi
dengan cairan kristaloid 30ml/kgBB/IV.
- Berikan vasopressor bila pasien hipotensi selama atau
sesudah resusitasi cairan untuk mempertahankan MAP ≥ 65
mmHg.
Syok kardiogenik
Merupakan sindrom klinik akibat gagal perfusi yang disebabkan oleh
gangguan fungsi jantung.
Etiologi :
- Etiologi tersering dari syok kardiogenik adalah infark atau iskemia
miokard.
- Etiologgi lainnya : kardiomiopati, trauma, infeksi (miokarditis,
pericarditis), steanosis aorta, stenosis mitral, dll.
Diagnosis Klinis
- TD sistolik < 90 mmHg selama ≥ 30 menit atau penggunaan obat-
obatan atau mechanical support untuk menjaga TD sistolik ≥ 90 mmHg.
- Tanda hipoperfusi : gangguan kesadaran, ekstremitas dingin pada
perabaan, urine output < 30 ml/jam, serum laktat > 2,0 mmol/L.
Penanganan syok kardiogenik di
IGD atau CVCU
- Bedrest total
- Lakukan resusitasi jantung jika terjadi cardiac arrest
- Sedasi dengan midazolam, prppofol, atau morphine
- Oksigen support (NRM atau ventilator CPAP, intubasi jika terjadi gagal napas)
- Pemasangan IVFD
- Jika terjadi gangguan irama seperti taki/bradiaritmia atasi segera dengan pemberian preparat anti-aritmia
atau pemasangan pacu jantung atau kardioversi
- Monitoring invasive atau non invasive untuk mengetahui status preload, SVR (systemic vascular
resistance) dan curah jantung (CO).
- Jika preload rendah maka diberikan fluid challenge 1-4 cc/kgBB/10 menit hingga dipastikan preload
cukup.
- Jika CO tinggi dengan SVR rendah maka diberikan preparat vasopressor seperti noradrenalin atau
adrenalin atau dobutamine.
- Dopamin dosis rendah dapat diberikan pada kondisi oliguria.
- Terapi definitife seperti PCI, operasi penggantian katup, BMV (pada MS), urgent CABG harus segera
dilakukan, atau transplantasi jantung bila memungkinkan.
Syok Obstruktif

Disebabkan oleh terganggunya mekanisme aliran


balik darah oleh karena meningkatnya tekanan
intrathorakal atau terganggunya aliran keluar arterial
jantung (emboli paru, tention pneumothorax,
hipertensi pulmonal, temponade jantung, pericarditis
konstriktif) ataupun keduanya oleh karena obstruksi
mekanis.
Prinsip penanganan syok
obstruktif
 Penanganan awal : menejemen jalan napas untuk
memastikan oksigensi pasien baik disertai resusitasi cairan.
 Identifikasi penyebab syok obstruktif & tatalaksana sesuai
penyebabnya :
- Temponade jantung : lakukan pericardiosintesis
- Tension pneumothorax : needle thoracosintesis atau pasang
WSD
- Emboli paru : pemberian trombolitik, antikoagulan,
prosedur intervensi/embolektomi.

Anda mungkin juga menyukai