REFERAT
IKA PURNAMA
1707101030058
PEMBIMBING:
dr. Azwar Risyad, Sp.An
DEFINISI SYOK
Syok adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan adanya gangguan
sistem sirkulasi yang mengakibatkan tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi ke
jaringan untuk mempertahankan metabolisme aerobic sel secara normal.
Syok merupakan suatu keadaan patofisiologik dinamik yang terjadi bila
oxygen delivery ke mitokondria sel di seluruh tubuh manusia tidak mampu
memenuhi kebutuhan oxygen consumption.
KLASIFIKASI SYOK
Icon Icon
SYOK SEPTIK
SYOK ANAFILAKTIK
SYOK NEUROGENIK
MANIFESTASI KLINIS
HIPOTENSI TAKIPNEU
PENURUNAN
TAKIKARDI
KESADARAN
Add a full screen image
Tanda dan
Stadium-I Stadium-II Stadium-III Stadium-IV
Pemeriksaan Klinis
Kehilangan Darah (%) 15% 15-30% 30-40% >40%
Airway dan Breathing Tujuan: membebaskan jalan nafas dan Larutan elektrolit isotonik digunakan sebagai terapi cairan awal. Ringer Laktat
oksigenasi. Diberikan tambahan oksigen untuk mempertahankan adalah cairan pilihan pertama sedangkan NaCl fisologis adalah pilihan kedua.
saturasi >95%. Pada saat awal cairan hangat diberikan dengan tetesan cepat sebagai bolus.
Dosis awal adalah 1-2 liter pada orang dewasa Jumlah cairan yang diberikan
Circulation Kontrol pendarahan dengan, mengendalikan adalah berdasarkan hukum 3 untuk 1, yaitu memerlukan sebanyak 300 ml
pendarahan dan memperoleh akses intravena yang cukup, larutan kristaloid untuk 100 ml darah yang hilang.
kemudian menilai perfusi jaringan.
Pemberian darah diberikan tergantung respon penderita terhadap pemberian
Disability Pemeriksaan neurologi menentukan tingkat kesadaran, cairan. Transfusi darah diindikasikan:
pergerakan mata dan respon pupil, fungsi motorik dan sensorik.
- Jumlah perdarahan diperkirakan >30% dari volume total atau perdarahan derajat
Manfaat: menilai perfusi otak.
III.
- Pasien hipotensi yang tidak berespon terhadap 2 L kristaloid.
- Memperbaiki delivery oksigen.
- Pasien kritis dengan kadar hemoglobin 6-8 gr/dl.
Add a full screen image
SYOK Syok kardiogenik adalah sindrom klinik akibat gagal perfusi yang
KARDIOGENI disebabkan oleh gangguan fungsi jantung (gangguan pada sistem
pompa jantung); ditandai dengan nadi lemah, penurunan tekanan
K rerata arteri (MAP) <65 mmHg, peningkatan LVEDP ( >18 mmHg),
dan penurunan curah jantung (CO <3,2 L/menit), pada keadaan
volume intravaskular yang cukup.
Etiologi
• Infark miokard akut yang cukup • Regurgitasi mitral/aorta. • Pada aliran keluar (outflow) :
jelas (>40%), infark ventrikel • Ruptur septum interventrikel. stenosis atrium.
kanan. • Pada aliran masuk (inflow) :
• Aneurisma ventrikel masif.
• Penyakit jantung arteriosklerotik. stenosis mitral, miksoma atrium
• Miokardiopati: Kardiomiopati kiri/thrombus, perikarditis/efusi
restriktif kongestif atau perikardium.
kardiomiopati hipertropik.
Etiopatogenesis
Tatalaksana
Add a full screen image
Systemic Inflammatory Response Sepsis : kondisi klinis infeksi disertai Syok septik : syok septik adalah subset dari
Syndrome (SIRS): manifestasi SIRS. sepsis berat, yang didefinisikan sebagai
Respon tubuh terhadap inflamasi hipotensi yang diinduksi sepsis dan
sistemik, ditandai dengan terdapat 2 Sepsis berat : sepsis yang disertai disfungsi menetap kendati telah mendapat resusitasi
gejala sebagai berikut: organ (MODS/MOF), hipoperfusi, hipotensi, cairan secara adekuat atau memerlukan
termasuk asidosis laktat, oliguria bahkan vasopresor untuk mempertahankan tekanan
Hyperthermia/hypothermia (T >38°C; darah dan perfusi organ, dan disertai
anuria dan penurunan kesadaran.
<36°C) hipoperfusi jaringan.
Tachycardia (nadi >90/menit)
Hiperventilasi (frekuensi nafas
>20/menit) atau PaCO2 <32mmHg Sepsis dengan hipotensi : sepsis dengan
tekanan darah sistolik <90 mmHg atau
Leukositosis >12.000/mm3 atau
penurunan tekanan sistolik >40 mmHg dan
Leukopenia <4.000/mm3
tidak ditemukan penyebab hipotensi lainnya.
Etiologi
Kadar mediator inflamasi yang tinggi Gangguan pada tingkat selular pada
menyebabkan: berbagai organ.
Vasodilatasi sistemik yang Kontraktilitas miokard Jejas dan aktivasi endotel yang meluas, Aktivasi sistem
nyata di seluruh tubuh, berkurang. menyebabkan perlekatan leukosit pembekuan.
terutama pada jaringan yang sistemik serta kerusakan kapiler
mengalami peradangan. alveolus yang difus dalam paru.
Tatalaksana
SYOK ANAFILAKTIK
Reaksi timbul dalam beberapa detik atau menit sesudah paparan allergen,
gejala yang ditimbulkan diantaranya:
Gejala kardiovaskular :hipotensi, takikardi, palpitasi, renjatan.
Gejala saluran nafas :sekret hidung enter, hidung gatal, udema
hipopharing/laring, gejala asma.
Kulit :pruritus, erithema, urtikaria dan angioedema.
Gejala Intestinal :kolik abdomen, kadang-kadang disertai muntah dan
diare.
Gejala SSP :pusing, sincope, kejang, gangguan kesadaran sampai koma.
Etiopatogenesis
Tatalaksana
Obat-obatan untuk menghentikan syok anafilaktik. Sampai sekarang adrenalin masih merupakan obat pilihan pertama untuk mengobati syok
anafilaksis. Obat ini berpengaruh untuk meningkatkan tekanan darah, menyempitkan pembuluh darah, melebarkan bronkus, dan meningkatkan
aktivitas otot jantung. Adrenalin bekerja sebagai penghambat pelepasan histamin dan mediator lain yang poten.
Obat-obat tambahan yang sering dimanfaatkan adalah antihistamin, kortikosteroid, dan bronkodilator.
Pemberian antihistamin berguna untuk menghambat proses vasodilatasi dan peningkatan peningkatan permeabilitas vaskular yang diakibatkan oleh
pelepasan mediator dengan cara menghambat pada tempat reseptor-mediator tetapi bukan bukan merupakan obat pengganti adrenalin.
Kortikosteroid digunakan untuk menurunkan respon peradangan, kortikosteroid tidak banyak membantu pada tata laksana akut anafilaksis dan hanya
digunakan pada reaksi sedang hingga berat untuk memperpendek episode anafilaksis atau mencegah anafilaksis berulang.
Apabila tekanan darah tidak naik dengan pemberian cairan, dapat diberikan vasopresor melalui cairan infus intravena. Larutan 1 ml epineprin 1:1000
dalam 250 ml dextrose (konsentrasi 4 mg/ml) diberikan dengan infus 1-4 mg/menit atau 15-60 mikrodrip/menit (dengan infus mikrodrip), bila
diperlukan dosis dapat dinaikan sampai dosis maksimum 10 mg/ml, atau aramin 2-5 mg bolus IV pelan-pelan, atau levarterenol bitartrat 4-8 mg/liter
dengan dekstrosa 5% dengan kecepatan 2ml/menit, atau Dopamin 0,3-1,2 mg/Kg BB/jam secara infus dengan dextrose 5%.
SYOK NEUROGENIK
Penanganan syok neurogenik umumnya yaitu resusitasi cairan secara adekuat dan berikan vasopressor.
Pertama-tama posisikan pasien terlentang dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisi Trendelenburg) dan
berikan oksigen. Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan vasopressor (agonis alfa), antara lain
dopamine dengan dosis diatas 10-20 ug/kgbb/menit atau fenileferin 10 ug/menit atau 0,25 ml/menit IV (larutkan
fenileferin 10 mg ke dalam 250 mg larutan garam berimbang). Perdarahan seperti rupture lien merupakan
kontraindikasi untuk pemberian vasopressor agonis alfa.
Add a full screen image
Penanganan syok obstruktif tidak jauh berbeda dengan penanganan syok lainnya. Resusitasi volume akan memperbaiki
pengisian ventrikel, dan dibutuhkan agen inotropik untuk meningkatkan kardiak output. Selanjutnya terapi definif
adalah intervensi operatif sesuai dengan penyebab terjadinya syok obstruktif. Misalnya, cardiac tamponade diatasi
dengan pericardiosintesis, emboli pulmonal diatasi dengan trombolisis atau thrombectomy, dan tension pneumothorax
diatasi dengan needle decompresi dan pemasangan tabung WSD.
Thank You for Attention! Any Question?