Anda di halaman 1dari 24

KEPERAWATAN KRITIS

ASUHAN KEPERAWATAN SYOK HIPOVOLEMIK

Dosen Pembimbing:

TRI SAKTI W. Skep.,Ns.,MKep

Disusun Oleh :

Kelompok : V

SRI SUHARNI
.KRISTINA SUCIHARTATI.
MARTINA ROLAS DAME
NURIAH JANAH

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BORNEO CENDEKIA MEDIKA
PANGKALAN BUN
2023
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SYOK HIPOVOLEMIK

A. Pengertian

Syok merupakan gangguan sistem sirkulasi yang menyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi
jaringan. Ketidakadekuatan perfusi ke jaringan atau aliran darah ke jaringan menyebabkan jaringan akan

kekurangan oksigen dan bisa cedera.

Syok hipovolemik merupakan suatu keadaan dimana volume cairan tidak adekuat didalam pembuluh darah
dan jaringan.
Syok hipovolemik terjadi apabila ada defisit volume darah ≥15%, sehingga menimbulkan ketidakcukupan
pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan dan penumpukan sisa - sisa metabolisme sel. 
Berkurangnya volume intravaskular dapat diakibatkan oleh kehilangan cairan tubuh secara akut atau
kronik, misalnya karena oligemia, hemoragi, atau kebakaran.
Syok hipovolemik merupakan tipe syok yang paling umum ditandai dengan penurunan voleme
intravascular. Cairan tubuh terkandung dalam kompartemen intraseluler dan ekstraseluler.
Cairan intraseluler menempati hampir 2/3 dari total air tubuh sedangkan cairan ekstraseluler ditemukan
dalam salah satu kompartemen intraavasculer dan intersisial.
Volume cairan interstitial kira-kira 3 – 4 x dari cairan intravascular. Syok hypovolemic terjadi jika
penurunan volume intravascular mencapai 15% sampai 25 %.

Tahap Syok Hipovolemik


Tahap I :
a. terjadi bika kehilangan darah 0-10% (kira-kira 500ml) 
b. Terjadi kompensasi dimana biasanya Cardiak output dan tekanan darah masih dapat
dipertahankan
 
2. Tahap II:
a. terjadi apabila kehilanagan darah 15-20%
b. tekanan darah turun, PO2 turun, takikardi, takipneu, diaforetik, gelisah, pucat.

3. Tahap III
a. bila terjadi kehilengan darah lebih dari 25 %
b. terjadi penurunan : tekanan darah, Cardiak output, PO2, perfusi jaringan secara cepat
c. terjadi iskemik pada organ
d. terjadi ekstravasasi cairan

Klasifikasi Syok Hypovolemik

1. Kehilangan cairan
Penyebab diare, muntah-muntah atau luka bakar, berakibat terjadinya dehidrasi. Derajat dehidrasi :
 

Tanda Klinis Ringan Sedang Berat

Defisit   3-5%  6-8%  >10%

Hemodinamik Takikardi, nadi lemah Takikardi, nadi Takikardi, nadi tak


sangatlemah, volume teraba, akral dingin,
kolaps,hipotensi sianosis
ortostatik
Jaringan  Lidah kering,turgor Lidah keriput, Atonia, turgor buruk
turun turgorkurang
Urine  pekat  Jumlah turun  Oliguria
SSP mengantuk apatis   coma

 2. Perdarahan
Syok yang diakibatkan oleh perdarahan dapat dibagai dalam beberapa kelas:

Variabel Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

Sistolik (mmHg)  >110 >100  >90  <90

 Nadi (x/mnt)  <100  >100  >120  >140


Napas (x/mnt)   16  16-20  21-26  >26
Mental  Anxious  Agitated Confused  Lethargic
Kehilangan darah  <750 ml  750-1500 ml  1500-2000 ml >2000 ml
<15%  15-30%  30-40%  >40%

B. Etiologi
1. Absoluta.
a. kehilangan darah dan seluruh komponennya seperti trauma, pembedahan, perdarahan gastrointestinal
b. kehilangan plasma seperti luka bakar, lesi yang luas
c.  kehilangan cairantubuh lain seperti muntah hebat, diare berat, diuresis massive
2. Relatif
a. kehilangan integritas pembuluh darah
1) Ruptur limpa
2) Fraktur tulang panjang Atau pelvis
3) Pankreatitis hemoragi
4) Hemothorax / hemoperitoneum

5) Diseksi arteri

b. peningkatan permeabilitas membrane kapile

1) sepsis
2) Anaphylatik
3) luka bakar
c. penurunan tekanan osmotik koloid

1) pengeluaran sodium hebat

2) hypopituitarism
3) cirrhosis
4)  obstruksi intestinal

C. Patofisiologi
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan mengaktivasi sistemfisiologi utama sebagai
berikut: sistem hematologi, kardiovaskuler, ginjal, dan system neuroendokrin.

Sistem hematologi berespon terhadap kehilangan darah yang berat dan akut dengan mengaktivasi kaskade

koagulasi dan vasokonstriksi pembuluh darah (melalui pelelepasan tromboksan A2 lokal). Selain itu,

platelet diaktivasi (juga melalui pelepasan tromboksan A2 lokal) dan membentuk bekuan darah
immatur pada sumber perdarahan. Pembuluh darah yang rusak menghasilkan kolagen, yang selanjutnya
menyebabkan penumpukan fibrin dan menstabilkan bekuan darah. Dibutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk
menyempurnakan fibrinasi dari bekuan darah dan menjadi bentuk yang sempurna.

Sistem kardiovaskuler pada awalnya berespon terhadap syok hipovolemik dengan meningkatkan denyut

jantung, meningkatkan kontraktilitas miokard, dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Respon ini

terjadi akibat peningkatan pelepasan norepinefrin dan penurunan ambang dasar tonus nervus vagus (diatur


oleh baroreseptor di arcus caroticus, arcus aorta, atrium kiri, dan penbuluh darah pulmonal).
Sistem kardiovaskuler juga berespon dengan mengalirkan darah ke
otak, jantung, dan ginjal dengan mengurangi perfusi kulit, otot, dan tractus gastrointestinal.

Sistem renalis berespon terhadap syok hemoragik dengan peningkatan sekresi renin dari apparatus
juxtaglomeruler. Renin akan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang selanjutnya akan
dikonversi menjadi angiotensin II di paru paru dan
hati. Angotensin II mempunyai 2 efek utama, yang keduanya membantu perbaikan keadaan pada syok
hemoragik yaitu vasokontriksi arteriol otot polos dan menstimulasi sekresi aldosterone dari korteks adrenal.
Aldosteron bertanggung jawab pada reasorbsi aktif natrium dan akhirnya akan menyebabkan retensi air.
.Sistem neuroendokrin berespon terhadap syok hemoragik dengan meningkatan Antidiuretik Hormon (ADH)
dalam sirkulasi. ADH dilepaskan dari glandula
pituitari posterior sebagai respon terhadap penurunan tekanan darah (dideteksi oleh baroreseptor) dan 
terhadap penurunan konsentrasi natrium ( yang dideteksi oleh osmoreseptor). Secara tidak langsung ADH
menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dan garam (NaCl) pada tubulus distalis, duktus kolektivus, dan
lengkung Henle

D.Tanda Dan Gejala

Gejala syok hipovolemik cukup bervariasi, tergantung pada usia, kondisi


komorbid, besarnya volume cairan yang hilang, dan lamanya berlangsung. Respon kompensasi tergantung
dari Kecepatan dan besarnya volume kehilangan cairan
tubuh. Kehilangan volume yang cukup besar dalam waktu lambat, meskipun terjadi pada pasien usia 
lanjut, masih dapat ditolerir dibandingkan kehilangan dalam waktu yang cepat atau singkat. (ToniAshadi,

2006). Apabila syok telah terjadi, tanda-tandanya akan jelas. Pada keadaan, penurunan darah lebih dari 15

mmHg dan tidak segera kembali dalam beberapa menit akan menyebabkan terjadinya syok hypovolemic

Tanda-tanda syok adalah menurut Toni Ashadi, 2006 adalah:

1. Kulit : dingin, pucat, dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisian kapilerselalu berkaitan dengan
berkurangnya perfusi jaringan.

2. Takhikardi : Peningkatan kecepatan aliran darah kehomeostasis pada hopovolemia. berfungsi mengurangi
asidosis jaringan.

3. Hipotensi : terjadi vasokontriksi perifer untuk mempertahankan tekanan darah. Autoregulasi aliran
darah otak masih dapat dipertahankan selama tekanan arteri turun tidak dibawah 70 mmHg

4. Oliguria: produksi urin umumnya akan berkurang pada syok hipovolemik.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium meliputi pemeriksaan sel darah putih, elektrolit serum, pembekuan darah
( trombosit, PT/PTT), laktat serum, glukosa darah, BUN/kreatinin, GDA, Urin
2. Rontgen dada dan abdominal bawah untuk mengidentifikasikan adanya udara bebas
3. EKG dapat menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T dan adanya disritmia yang
menyerupai infark miokard

F. PATHWAY
 

 Hipovolemia absolut  Hipovolemia relatif
(Seperti: Infeksi Virus Dengue)

Terbentuk komplek antigen-antibodi


Mengaktivasi sistem komplemen

Dilepaskan C3a dan C5a (peptida)

Melepaskan histamin

Permeabilitas membran meningkat

Kebocoran plasma

Hipovolemia

Renjatan hipovolemi dan hipotensi


Kekurangan volume cairan

Berkurangnya volume sirkulasi

Sroke volume menurun

Cardiac output menurun

Penurunan curah jantung

G. PENATALAKSANAAN SYOK HIPOVOLEMIK

Tujuan utama dalam mengatasi syok hipovolemik adalah


(1) memulihkan volume intravascular untuk membalik urutan peristiwa sehingga tidak mengarah pada
perfusi jaringan yang tidak adekuat.
(2) meredistribusi volume cairan, dan
(3) memperbaiki penyebab yang mendasari kehilangan cairan secepat mungkin.

a. Penatalaksanaan Medis
1. Pertahankan jalan nafaas dan sirkulasi, beri bantuan ventilator bila dibutuhkan
2. Perbaiki volume darah dan sirkulasi dengan penggantian cairan daan darah secara
cepat sesuai ketentuan untuk mengoptimalkan preload jantung, memperbaiki
hipotensi dan mempertahankan perfusi jaringan.

b. Penatalaksanaan Pre Hospital


Jaga jalan nafas pasien/klien, cegah perdarahan yang berlanjut dengan balut tekan.
Jaga suhu tubuh pasien tetap hangat selama menunggu pertolongan medis

H. KOMPLIKASI
a. Gagal jantung gagal ginjal
b. Kerusakan jaringan ARDS ( Acute Respiratory Distress Syndrome )
c. Kerusakan otak irreversible
d. Dehidrasi kronik
e. Multiple organ failure DIC ( Disseminated Intravascular Coagulation

I. PENGKAJIAN

1. Identitas berisikan nama pasien dan penanggung jawab pasien, umur, jenis kelamin, tanggal
lahir, alamat, golongan darah,pendidikan terakhir, tanggal masuk RS, agama, starus
perkawinan, pekerjaan, no register RS, diagnosa medis
2. Keluhan utama merupakan keluhan atau gejala saat awaldilakukan pengkajian yang
menyebabkan pasien berobat. Pada pasien yang mengalami syok hypovolemik kemungkinan
besar mengalami penurunan kesadaran, lemas, adanya perdarahan aktif, mual, muntah dan
diare
3. Pengkajian Primer meliputi
a. airway, breathing, sirkulasi
b. Ada tidaknya Disability meliputi tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil. Gejala-gejala
syok seperti kelemahan, penglihatan kabur, kebingungan, adanya nyeri dada,perut atau
punggung yang mengidentifikasikan adanya gangguan pada pembukuh darah.
c. Exposure untuk mengkaji ada tidaknya cidera tertentu

4. Pengkajian Sekunder, meliputi


Riwayat penyakit, tanda – tanda vital, pengkajian fisik
a. kepala dan leher
kaji bentuk kepala keadaan rambut dan kulit kepala, pembesaran leher, ada tidaknya
nyri telan, telinga brdenging, gangguan pendengaran, lidah terasa tebal, mukosa bibir,
perdarahan gusi, berkurangnya penglihatan atau penglihatan ganda, diplopia,
kekeruhan lensa mata
b. sistem integum
ada tidaknya penurunan turgor kulit, luka atau kehitaman warna bekas luka,
kelembaban, kemerahan pada kulit, tekstur rambut dan kuku
c. Sistem pernafasan
Ada tidaknya sesak, batuk, sputum, nyeri dada, suara nafas tambahan ( ronchi,
wheezing )
d. Sistem Cardiovasculer
Ada tidaknya perubahan perfusi jaringan, denyut nadi perifer lemah/berkuran,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegali
e. Sistem Gastrointestinal
Ada tidaknya polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, bising usus,
perubahan berat badan,,peningkatan lingkar abdomen,
f. Sistem Urinari
Poliuri, retensi urine,inkotinensia urine, rasa panas atau nyeri saat b.a.k
g. Sistem Musculoskletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah, nyeri,
adanya luka atau gangren di ekstremitas
h. Sistem Neurologis
Ada tidaknya penurunan sensori, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek
melambat, kekacauan mental, disorientasi, kekuatan otot

J. .Diagnosa Keperawatan

1. Syok Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif

2. Potensial terjadinya gagal nafas b.d kegagalan mekanisme regulasi

K . PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1. Manajemen syok Hipovolemik


 Observasi
 Monitor status kardiopulmunal ( frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi nafas,
TD,MAP)
 Monitor status oksigenasi ( oksimetri nadi, AGD )
 Monitor status cairan ( Pemasukan dan pengeluaran, turgor kulit, CRT )
 Pemeriksaan tingkat kesadaran dan respon pupil
 Pemeriksaan seluruh permukaan tubuh terhadap adanya deformitas, luka terbuka,
nyeri tekan, bengkak
 Terapeutik
 Pertahankan jalan nafas paten
 Berikan oksigen untukmempertahankan saturasi oksigen > 94 %
 Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik jika diperlukan
 Lakukan penekanan langsung pada perdarahan eksternal
 Berikan posisi syok ( modified trendelenberg )
 Pasang jalur IV berukuran besar
 Pasang kateter urineuntuk menilai produksi urine
 Pasang selang NGT untuk dekompresi lambung
 Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
 Kolaburasi
 Kolaburasi pemberian infus cairankristaloid 1 – 2 L pada dewasa
 Kolaburasi pemberian cairan infus kristaloid 20 ml/kg BB pada anak
 Kolaburasi pemberian tranfusi darah jika perlu

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. K DENGAN SYOK HIPOVOLEMIK

A. ANALISA KASUS

Tn. K usia 25 tahun mengalami diare sejak tgl 05.01. 2023 malam sebanyak 15 kali ( yang diingat pasien )
cair tidak berampas, tidak ada darah atau lendir, muntah 7 kali. Tgl 06.01.2023 jam 15.00 wib pasien
dibawa ke IGD RSSI Sultan Imanuddin Pangkalanbun. Pasien tampak lemas, turgor kulit >2 dtk, TD 80/60
mmHg, HR 98 x/M teraba lemah reguler, RR 33 x/m, Temp 37 0C. Pasien mengeluh sakit perut.

Di IGD pasien sudah dilakukan rehidrasi cairan, setelah 2 jam penanganan dan kondisi pasien cukup stabil ,
pasien dipindahkan di ICU untuk penanganan lebih intensive,

B. PENGKAJIAN

1. IDENTITAS PASIEN

Nama Klien : Tn K

No. RM : 05.90.06

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : lakilaki

Pekerjaan : Karyawan

Pendidikan : SMA

Alamat : Madurejo Pangkalan Bun

Status perkawinan : kawin

Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia

Agama : Islam
Diagnosa medis : Gastrointeritis dengan syok hipovolemik

Tanggal masuk RS : 06 Januari 2023

Tanggal pengkajian : 06 Januari 2023

2. PENGKAJIAN PRIMER

a. Airway (Status jalan nafas)

Jalan napas paten/spontan,tidak ada obstruksi pada jalan napas , terpasang NRM 4 l/m

b. Breathing (Status pernafasan)

- RR 33 x/menit

- Suara napas vesikuler

- Pergerakan simetris

c. Circulation (Status sirkulasi)

- Pucat/sianosis

- Akral dingin

- CRT > 4 detik

- TD : 80/60 mmHg

- N : 98 x/menit teraba kecil reguler

- S : 37

d. Disability

- Keadaan umum Lemah

- Pemeriksaan status neurologis (GCS): E4, M6, V5

e. Eksposure

- Tidak ada oedema pada ekstremitas, tidak ada lesi


3. PENGKAJIAN SEKUNDER

Riwayat kesehatan Data diperoleh dari Klien dan keluarga

1) Keluhan utama

Mencret 15 kali dari kemarin malam, sakit perut, mual dan muntah kurang lebih 7 kali , badan lemas

2) Riwayat keperawatan sekarang

Klien mengeluh diare sejak kemarin malam , menurut keluarga diare kurang lebih 15 kali tidak berampas,
tidak ada lendir dan darah, klien juga mengalami muntah sebanyak 7 kali

3) Riwayat keperawatan dahulu

Keluarga mengatakan sebelumnya pasien pasien tidak pernah masuk rumah sakit,pasien tidak memiliki
riwayat penyakit menular ataupun menurun, klien hanya mengalami sakit biasa seperti batuk, flu dan
berobat kepuskesmas.

4) Riwayat keperawatan keluarga

Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama.

4. PENGKAJIAN POLA FUNGSI

a. Manajemen kesehatan

Klien dan keluarga menganggap bahwa kesehatan adalah hal yang sangat penting, sehingga apabila ada
anggota keluarga yang sakit langsung dibawa ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.

b. Cairan dan elektrolit Sebelum sakit :

Sebelum sakit, klien memiliki kebiasaan minum air putih kurang lebih 10 gelas/hari
Saat sakit : Pada saat sakit, klien belum ada minum, terpasang cairan infus NaCl 0,9 %

c. Nutrisi Sebelum sakit : Sebelum sakit, Klien memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari dengan porsi
banyak. Saat sakit : Pada saat sakit, makan sedikit tidak dihabiskan karna mual tidak napsu makan

d. Eliminasi Sebelum sakit :

Sebelum sakit, BAK Klien teratur dalam sehari biasanya 5 - 7 kali/hari. Urine yang dikeluarkan berwarna
kekuningan.

Sedangkan untuk pola BAB sekitar 1x dalam sehari atau 1x dalam 2 hari dengan konsistensi lunak dan
bewarna kuning

Saat sakit : Pada saat sakit, BAB cair diare sejak kemarin malam sebanyak 15 kali, saat di perawatan
intensive klien sudah 3 x bab cair berampas sedikit,. BAK sedikit berwarna kuning berbau khas urine,
terpasang catheter urine, urine tampung 100 cc

e. Pola persepsi dan sensori Pasien setiap harinya bekerja sebagai karyawan bangunan.

Saat sakit pasien tidak bekerja karena kondisinya saat ini tidak memungkinkan sehingga pasien merasa ingin
sembuh agar dapat melakukan semua kegiatan keseharian dan mencari nafkah untuk keluarganya.

f. Istirahat dan Tidur

Sebelum sakit, Klien memiliki kebiasaan tidur jam 00.00 dan bangun pada sekitar jam 05.00. Klien tidak
membutuhkan apapun sebagai pengantar tidurnya. Klien tidak memiliki kebiasaan tidur siang.

g. Aktivitas dan Latihan

Sebelum sakit, Klien mengatakan ia bekerja sebagai karyawan bangunan, mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya.

h. Konsep diri Identitas diri:

Klien adalah seorang laki - laki berusia 25 tahun dan berstatus menikah

Ideal diri : Klien mengatakan ingin segera cepat sembuh agar bisa mencari nafkah kembali untuk
keluarganya dan agar bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya.
Harga diri : Klien mengatakan kondisinya saat ini membuatnya terbatas menjalani aktivitas keseharian dan
membatasinya dari bekerja untuk waktu yang lama

Gambaran diri : Klien mengatakan seluruh anggota tubuh adalah penting jadi ketika sakit maka akan
mempengaruhi pola aktivitas yang telah dijalaninya selama ini

Peran : Klien adalah seorang suami dari seorang istri yang sedang hamil 7 bulan dan ia bertanggung jawab
sebagai kepala keluarga

i. Pola hubungan sosial

Klien mengatakan rumah tangga dengan istrinya harmonis, di rumah dengan keluarga baik dengan tetangga
serta kerabat keluarga yang lain pun baik.

j. Pola seksualitas dan reproduksi

Status pasien adalah seorang laki-laki sebagai pasangan usia subur

k. Nilai dan Keyakinan

Klien beragam Islam dan biasanya saat sebelum sakit Klien melakukan ibadah sholat lima waktu.

5. PENGKAJIAN FISIK

a. Sistem pernafasan

Bentuk dada simetris, Klien tidak batuk, pernafasan dangkal dan cepat, Klien dapat bernafas dengan
spontan. Suara nafas vesikuler dan Klien menggunakan NRM 4 lpm. RR Klien saat dikaji sebesar 33x/menit.

b. Sistem kardiovaskular

Tekanan darah 80/60 mmHg, Heart Rate 98 x/menit, tidak ditemukan suara bising jantung.

c. Sistem persyarafan

Kesadaran composmentis, GCS 15 (E4M6V5). Pupil berespon terhadap cahaya

d. Sistem penginderaan
Klien tidak mengalami gangguan penginderaan baik penglihatan, pendengaran, penghidung, pengecapan
maupun perabaan

. e. Sistem pencernaan

Meringis sakit perut, Bising usus Hiperaktif, tidak ada distensi,

f. Sistem musculoskeletal

Klien tidak gangguan pada ekstremitas

g. Sistem integument

turgor kulit > 2 detik, CRT > 2 detik. Suhu 37 C, bibir kering

h. Sistem reproduksi

Klien merupakan seorang laki-laki berusia 21 tahun yang mempunyai seorang istri yang sedang hamil
7bulan

i. Sistem endokrin

Klien tidak memiliki alergi tertentu. Klien tidak mengalami penyakit gangguan endokrin seperti diabetes
mellitus.

C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hasil pemeriksaan laboratorium tgl 06 Januari 2023 jam 15.30 wib

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai


Hematologi 10 g/dl 13.2 – 17,3
Leukosit 10,5 x 10 ^3/µL 4,0 – 11
Trombosit 265 x 10^3/µL 150 – 450
Hematokrit 52 % 40 – 50
Eritrosit 3,9 x 10^3/µL 4.4 – 5,9
MCV 77 fL 80 – 100
MCH 23 Pg 26 – 34
MCHC 30 g/dl 31 – 36
Eosinofil 1 % 0–5
Basofil 0 % 0–1
Netrofil 71 % 50 – 70
Limfosit 26 % 25 – 40
Monosit 3 % 2–8
Gol.Darah 0 - -
Rhesus Positif - -
KIMIA KLINIK
Glukosa Sewaktu 144 mg/dl 70 – 150
Ureum 27 mg/dl 15 – 40
Kreatinin 0.7 mg/dl 0,5 – 0,9
CK -MB 22 U/L < 25

Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai


Elektrolit
Na 135 mmol/L 135-145
K 3,3 mmol/L 3,5 - 5
Cl 95 mmol/L 95-105
Ca 1,5 mmol/L 1.3 – 2.1
Mg 1,4 mmol/L 1.3 – 2.1
D. ANALISA DATA

Data subyektif Data obyektif


- Klien mengatakan sudah 15 x bab cair sejak - Klien tampak lemas
kemarin malam - Mukosa bibir kering
- Klien mengatakan muntah 7 xsejak malam tadi - CRT > 2 dtk
- Klien mengatakan mual - Turgor >2 dtk
- Klien mengatakan lemas - Sianosis
- Klien mengatakan nyeri perut - Akral dingin
- Bising usus meningkat
- Wajah meringis
- TD 80/60 mmHg
- RR 33 x/m
- HR 98 x/m teraba lemah reguler
- Suhu 37
- Terpasang IV line
- Feses cair sedikit berampas
- BAB 3x selamapengkajian
- Terpasang NRM 4 l/m
- Terpasang catheter urin
- Urine tampung setelah rehidrasi masih 100 cc
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipovolemia

2. Diare

No Diagnosa Tujuan dan Kriteris Hasil Intervensi

1 Hipovolemia Setelah dilakukan tindakkan Manajemen Hipovolemia

DS. keperawatan selama 1 x 2


Observasi:
jam diharapkan status
- klien merasa lemas
cairan membaik dengan ✓ Periksan tanda dan gejala hipovolemia
- klien merasa mual
kriteria hasil : (mis. Nadi meningkat, nadi teraba lemah,
DO
tekanan darah menurun, turgor kulit
- - Klien tampak lemas - Denyut nadi adekuat
menurun, membrane mukosa kering,
- Mukosa bibir kering
- Out put Urine meningkat volume urine menurun, hematokrit
- CRT > 2 dtk
meningkat, haus, lemah)
- Turgor >2 dtk - frekuensi nadi membaik
- TD 80/60 mmHg ✓ Monitor intake dan output cairan
- TD membaik
- RR 33 x/m
- HR 98 x/m teraba - Membran mukosa lembab Terapeutik

lemah reguler
✓ Hitung kebutuhan cairan
- Suhu 37
- Sianosis Kolaborasi
- Akral dingin
✓ Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
- Terpasang IV line
(mis. NaCl, RL)
- Feses cair sedikit
berampas selama ✓ Kolaborasi pemberian cairan IV
pengkajian sudah 3 x bab
hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
Urine tampung setelah Manajemen Sy
rehidrasi masih 100 cc
Manajemen Syok Hipovolemik

Observasi :

- Monitor status kardiopulmonal


( frekuensi dan tekanan nadi, pernafasan,
TD, MAP )

- Monitor status oksigenasi ( oksimetri


nadi, AGD )

Monitor status cairan ( pemasukan dan


pengeluaran, turgor kulit, CRT )

Terapeutik

✓ Pertahankan jalan napas paten

✓ Berikan oksigen untuk mempertahankan


satirasi oksigen >94%

✓ Berikan posisi syok bila memungkinkan

2 Diare Setelah dilakukan tindakan Observasi:


keperawatan selama 1 x 24
DS. - Monitor warna, volume, frekuensi, dan
Klien mengatakan sudah jam diharapkan diare
konsistensi tinja
15 x bab cair sejak berkurang dengan Kriteria
Hasil : - Monitor tanda dan gejala hypovolemia
kemarin malam
- Klien mengatakan 1. Kontrol pengeluaran feses - Monitor jumlah pengeluaran diare
muntah 7 xsejak malam meningkat Terapeutik
tadi
- Klien mengatakan
2. Nyeri abdomen menurun : - Berikan asupan cairan oral bila
mual
memungkinkan
- Klien mengatakan 3. Konsistensi feses membaik

lemas 4. Frekuensi feses membaik - Berikan cairan intravena

- Klien mengatakan nyeri 5. Peristaltik usus membaik Edukasi :


perut
- Anjurkan makan porsi kecil dan sering
DS.
secara bertahap
- Klien tampak lemas
Bising usus meningkat Kolaboras :
- Wajah meringis
- Kolaborasi pemberian obat pengeras feses
- Feses cair sedikit
berampas
- BAB 3x selama
pengkajian

E. INTERVENSI.

No Diagnosa Keperawata Hari/tanggal Implementasi

1 . Hipovolemia Jum’at, 06 Januari 2023


Observasi:

✓ Periksan tanda dan gejala hipovolemia

✓ Monitor intake dan output cairan

Terapeutik

✓ Hitung kebutuhan cairan

Kolaborasi

✓ Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis


(mis. NaCl, RL)
✓ Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)

Manajemen Syok Hipovolemik

Observasi :

- Monitor status kardiopulmonal


( frekuensi dan tekanan nadi, pernafasan,
TD, MAP )

- Monitor status oksigenasi ( oksimetri


nadi, AGD )

Monitor status cairan ( pemasukan dan


pengeluaran, turgor kulit, CRT )

Terapeutik

✓ Pertahankan jalan napas paten

✓ Berikan oksigen untuk mempertahankan


satirasi oksigen >94%

✓ Berikan posisi syok bila memungkinkan

2 Jum’at, 06 Januari 2023


Diare Observasi:

- Monitor warna, volume, frekuensi, dan


konsistensi tinja

- Monitor tandadan gejala hypovolemia

- Monitor jumlah pengeluaran diare


Terapeutik:

- Berikan asupan cairan oral


- Berikan cairan intravena

Kolaboras :

Kolaborasi pemberian obat pengeras

F. EVALUASI

1. Dua jam setelah dilakukan rehidrasi cairan lanjutan, urine tampung bertambah menjadi 300 cc,
denyut nadi teraba menguat, akral mulai hangat
2. Dalam 2 jam masa observasi klien 1 x b a b cair berampas

Anda mungkin juga menyukai