Anda di halaman 1dari 4

HAMIL DAN HIV

HIV adalah retrovirus yang menginfeksi sistem imunitas seluler ,mengakibatkan


kehancuran ataupun gangguan fungsi sistem tersebut.Jika kerusakan fungsi imunitas seluler
berlanjut akan menimbulkan berbagai infeksi ataupun gejala sindrom AIDS.

UNAIDS melaporkan pada akhir tahun 2016 terdapat 36,7 juta orang didunia hidup
dengan infeksi HIV. 2,1 juta diantaranya berusia kurang dari 15 tahun.Diperkirakan pula bahwa
1.8 juta orang baru terinfeksi HIV setiap tahunnya dan 1.4 juta wanita dengan infeksi HIV hamil
setiap tahun.Pada tahun yang sama 5,1 juta orang terinfeksi HIV berada di asia pasifik.Pada
tahun 2015 diperkirakan terdapat 613.435 orang orang yang hidupdengan HIV di
Indonesia.Prevalensi HIV dalam 5 tahun terakhir tidak banyak berubah ,didominasi oleh
kelompok usia produktif.Angka prevalensi HIV nasional untuk kelompok usia 15 tahun keatas
diestimasi prevalensi HIV provinsi berkisar dari 0,1 % hingga lebih.

10 Provinsi yang di laporkan memiliki jumlah kumulatif AIDS terbanyak adalah :

1. PAPUA
2. JAWA TIMUR
3. DKI JAKARTA
4. BALI
5. JAWA BARAT
6. JAWA TENGAH
7. PAPUA BARAT
8. SULAWESI SELATAN
9. KALIMANTAN BARAT
10. SUMATERA UTARA

Selama 5 tahun (2011 – 2015)rasio kasus HIV laki laki dan perempuan adalah 1 berbanding
1,2 – 1,5 .Peningkatan jumlah ODHIV pada populasi wanita terutama pada usia reproduktif akan
cenderung meningkat jumlah kehamilan dengan HIV .CFR AIDS diindonesia terus turun dari
13,86%. Pada tahun 2014 hingga mencapai 0,46%.pada tahun 2018.

ETIOPATOGENESIS

HIV merupakan RNA virus termasuk lentivirus family retrovirus.Virus ini menyerang komponen
imunitas seluler manusia yaitu limfosit.T-CD4 ,makrofag dan sel langerhans .Infeksi HIV dapat
menular melalui hubungan seksual,darah dan transmisi vertical dari ibu ke anak .Faktor resiko
penularan HIV adalah penggunaan NAPZA suntik ,kelompok homoseksual dan orang yang
berganti ganti pasangan.
TRANSMISI VERTIKAL DARI IBU KE ANAK

Dinegara maju ,resiko MTCT adalah sekitar 2% ,karena tersedianya layanan optimal
pencegahan penularan HIV terutama dari ibu ke bayi .Pencegahan MTCT dapat dicapai apabila :

1.Deteksi dini

2.Terkendali ( ibu melakukan perilaku hidup sehat,mendapatkan ARV profilaksis teratur ,ANC
teratur dan petugas kesehatan menerapkan pencegahn

3.Pemilihan rute persalinan aman (SC)

4.Pemberian PASI

5.Pemantauan ketat tumbuh kembang bayi dan balita dari ibu HIV positif

6.Dukungan tulus dan perhatian berkesinambungan

Pencegahan penularan selain saat melahirkan ,viral load penting untuk ditekan selama
masa kehamilan.

COUNTINUING MEDICAL EDUCATION

Infeksi HIV factor bayi seperti prematuritas dan buruknya nutrisi fetus juga nampaknya
dapat mempengaruhu resiko transmisi vertical. Faktor factor lain yang mempengaruhi adalah :

1. KLINIS

Masa inkubasi dari paparan menjadi penyakit klinis, rata rata 3-6 minggu. Infeksi
HIV akut sangat mirip dengan sindrom infeksi vitus lain dan bertahan kurang dari 10 hari,
adapun gejala umumnya adalah ;

a. Demam

b. Lemas

c. Kemerahan dikulit

d. Pusing

e. Limpadenopati

f. Faringitis

g. Mialgia

h. Mual

i. Diare
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sejak tahun 2006 ,CDC telah menganjurkan pemeriksaan HIV pada semua ibu
hamil.Diulang pada trimester 3 pada wanita beresiko tinggi dan tinggal didaerah bervalensi
tinggi. Menurut edaran menteri kesehatan no.001/GK/2019 pemeriksaan HIV dianjurkan
pada semua ibu hamil didaerah epidemic.Pemeriksan yang dianjurkan pada scrining awal
adalah IMUNOASSAY ANTIGEN /antibody generasi ke 4. Ini diketahui dapat mendeteksi
antigen P2 serta antibody IgG DAN IgM HIV -1/2. Antibody dapat dideteksi pada
kebanyakan pasien.Di Indonesia pemeriksaan yang dianjurkan adalah tes cepat ,tes EIA atau
ELISA dan WESTERN.

3. PENCEGAHAN

Beberapa strategi PMTCT telah dikembangkan untuk mereka insiden transmisi antara
lain penggunaan kondom ,scrining kedua pasangan dan tatalaksana infeksi menular seksual.
Selain strategi tersebut ,PrEP mengamjurkan ARV merupakan salah satu strategi yang
ditetapkan Who.PrEP juga dianjurkan sebagai salah satu preventif,regimen yang dianjurkan
adalah TDF + 3TC atau FTC.

4. PEMBERIAN ARV

Setiap wanita hamil dengan HiV ,sebaiknya diberi konseling mengenai pilihan
pemberian makan tambahan bagi bayi,persalinan aman serta KB pasca persalinan,pemberian
profilaksis ARV dan kotrimoksasol pada anak ,asupan gizi dan hubungan seksual selama
kehamilan. Pemberian ARV untuk menekan angka transmisi vertical paling efektif ,dimulai
sejak awal kehamilan .Apabila seorang wanita hamil ditemukan terinfeksi HIV,theraoi ARV
dapat langsung diberikan tanpa mempertimbangkan jumlah CD4 dan umur kehamilan,
seumur hidup tanpa terputus. Untuk inisiasi ARV di Indonesia :

a. TDF + 3TC / FTC +EFV

b TDF + 3TC/FTC +NVP

c. AZT + 3TC +EFV

d. AZT + 3TC + NVP

5. PEMILIHAN JENIS PERSALINAN

Jenis persalinan yang disarankan pada wanita hamil dengan infeksi HIV dengan
adanya kontraindikasi obstetric dan viral load pada usia gestasi 36 minggu. bagi wanita
dengan viral load <50 kopi/ml tanpa kontraindikasi obstetric disarankan persalinn
pervaginam. Bagi wanita dengan viral load 50-399 kopi/ml pada usia gestasi 36 minggu SC
dapat di pertimbangkan. Amniotomi saat persalinan pervaginm dalam kondisi ibu konsumsi
ARV.
RINGKASAN MATERI MATA KULIAH HIV/AIDS

“Hamil Dan HIV”

Di Buat Oleh : Martina Rolas Dame S. S

Mahasiswa Alih Jenjang 2021/2022

Pangkalan Bun, 23 Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai