Anda di halaman 1dari 37

HIV/AIDS DALAM KEHAMILAN,

PERSALINAN DAN NIFAS

KELOMPOK 6:
1. Brent Morgan Heumase
2. Frida Marci Suruan
3. Gafri B. Tandililing
4. Kurnia Sari
5. Meldiana Ranterura
6. Meri Okta Panjaitan
7. Metty Wonda
PENDAHULUAN
Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang
mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh
dunia. UNAIDS, memperkirakan jumlah ODHA di seluruh
dunia pada Desember 2004 adalah 35,9-44,3 juta orang. 1

Pada tahun 2009, diperkirakan 860.000 wanita hamil


ditemukan hidup dengan HIV di Afrika Timur dan Selatan,
lebih daripada di daerah lain di dunia. 2

H
HIV
: Human manusia
I : Immunodeficiency penurunan kekebalan
V : Virus virus
PENDAHULUAN
di Negara Afrika, HIV/AIDS pada anak masih
menempati persentase yang tinggi, yaitu
rata-rata 47% dari total keseluruhan anak
hidup dengan HIV, dimana > 90% yang
terinfeksi melalui penularan vertikal dari
ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan
atau menyusui.2
Tanpa pengobatan, sekitar 25% -50%
dari ibu HIV-positif akan menularkan
virus ke bayi mereka selama
kehamilan, bersalin, atau menyusui. 3
PENDAHULUAN

Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dikurangi


sampai kurang dari 5% melalui kombinasi langkah-
langkah pencegahan penularan dari ibu ke anak /
PMTCT (Prevention Mother to Child Transmission),
termasuk terapi ARV (antiretroviral) untuk ibu hamil dan
anak yang baru lahir.
EPIDEMIOLOGI

Pada tahun 2011, diperkirakan 330.000 infeksi baru HIV pediatrik secara global. Skrining HIV
universal untuk ibu hamil dapat meningkatkan pencegahan penularan (PMTCT) dari ibu ke
anak.
EPIDEMIOLOGI

Pada tahun 2011, 57% wanita hamil dengan HIV di negara berpenghasilan rendah
dan menengah menerima obat antiretroviral yang efektif untuk mencegah
penularan HIV kepada anak mereka
EPIDEMIOLOGI
Tanah Papua
(Provinsi Papua dan
Papua Barat), Jakarta
dan Bali menduduki
tempat teratas untuk
tingkat kasus HIV baru/
100.000 penduduk
Jakarta memiliki
jumlah kasus baru
tertinggi (4.012 pada
tahun 2011)
DEFINISI
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah
suatu penyakit retrovirus epidemik, menular yang
disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency
Virus, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai
depresi berat imunitas selular.
PENULARAN HIV

3. PERINATAL
1. SEKSUAL 2. PARENTERAL
Transmisi vertikal
Hubungan seksual Melalui darah/cairan dari ibu yang
yg tidak aman, tubuh/semen/ organ terinfeksi HIV ke
Heteroseksual/Homo donor yang Janin
seksual ditransplantasi
PENULARAN HIV PADA
KEHAMILAN

Pasca
intrauterin intrapartum
persalinan

Faktor virus : makin tinggi titer virus , makin infeksius.


Faktor Host (ibu hamil) : sistim kekebalan tubuh, nutrisi, anemia.
Faktor Obstetrik : lama dan cara persalinan.
Faktor bayi : Menyusui
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TRANSMISI HIV
1. FAKTOR VIRUS

Penularan meningkat dengan meningkatnya viral load yaitu 12% pada mereka
yang mempunyai jumlah viral load < 1000 RNA/ ml dibandingkan dengan 29% pada
mereka dengan yang mempunyai jumlah viral load >10.000 RNA/ml.

2. FAKTOR IBU

Penurunan status kekebalan ibu, tercermin dari jumlah CD4. Peningkatan risiko
penularan dari ibu ke anak jika CD4 ibu jumlahnya < 700/mm3. Transmisi
meningkat hampir linear dengan penurunan jumlah CD4.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TRANSMISI HIV
3. FAKTOR OBSTETRIK

Kontak kulit secara langsung, yaitu kontak antara selaput lendir bayi dan ibu
melalui sekresi cairan serviko-vaginal . HIV-1 dalam cairan sekresi serviko-
vaginal akan meningkat 4 kali lipat selama kehamilan. Persalinan melalui
operasi sesaria elektif dapat menyebabkan tingkat transmisi < dari 1%.

4. FAKTOR BAYI

> 30% infeksi HIV perinatal akan terjadi melalui ASI. Selama menyusui, risiko
penularan yang diperkirakan sekitar 30%. Risiko penularan melalui ASI juga
tergantung pada faktor-faktor lain, seperti stadium penyakit ibu, abses payudara,
mastitis, puting yang retak .
PATOFISIOLOGI Virus HIV menempel pada
permukaan sel inang.

RNA HIV memasuki


enzim reverse sel inang,
transcriptase terbentuklah DNA pro
virus.

DNA provirus memasuki inti


sel dan akan berikatan
dgn DNA sel

Sel inang m= RNA HIV dan


protein HIV

RNA virus baru dan protein


pindah ke permukaan sel
yang baru dan masih
imatur

terbentuklah virus HIV


baru.
(Virus matang oleh enzim
TAHAPAN INFEKSI
Gejala ARS, ditandai
dengan demam,
limfadenopati, faringitis, Infeksi
ruam kulit, Orang bisa menularkan
mialgia/arthralgia, dan 3-6 bulan tetapi hasil tes negatif
gejala lainnya dalam masa jendela ini

Masa laten
Masa laten bisa
berkisar antara 4
bulan sampai lebih
dari 10 tahun infeksi HIV tanpa gejala

AIDS
TAHAPAN INFEKSI
Tertular

Periode
Jendela HIV + AIDS

3 - 6 BULAN 5 - 10 TAHUN 1 - 2 TAHUN


KRITERIA DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN PASIEN HAMIL
DGN HIV/AIDS

KONSELING
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANTEPART
UM ART

UNIVERSAL PRECAUTION : hindari hubungan seksual


INTRAPART dan pemakaian alat atau bahan dari pengidap.
UM

Mencegah pemberian ASI (perdebatan di negara


PASCA
PERSALIN berkembang)
AN
DIAGNOSTIK
Enzyme-Linked Immunosorbent
Assay/Enzyme Immunoassay (ELISA/EIA)
Polymerase Chain Reaction (PCR)
Western Blot Confirmatory test
DIAGNOSIS
Tes dan konseling HIV pada ibu hamil dilakukan atas
inisiatif petugas kesehatan (TIPK) atauprovider-
initiated HIV testing and counseling(PITC).
Di daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi, tenaga
kesehatan difasilitas kesehatan wajib menawarkan tes
HIV kepada semua ibu hamil secara inklusif pada
pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat
pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan
Di daerah epidemi HIV rendah, penawaran tes HIV oleh
tenagakesehatan diprioritaskan pada ibu hamil dengan
IMS dan TB
TIPK dilakukan dengan memberikan informasi pra-tes
kepada ibu hamiltentang:
Risiko penularan penyakit kepada bayi
Keuntungan diagnosis dii penyakit pada kehamilan bagi
bayi yangakan dilahirkan, termasuk HIV, malaria, dan
atau penyakit tidak menular lainnya seperti hipertensi,
DIAGNOSIS lanjutan....
Tes HIV atas inisiatif petugas kesehatandan konseling (TIPK)
dilakukan secaraoption out, yaitu bila ibu menolak, ibu
hamil harus menyatakan ketidaksetujuannya secara tertulis,
dan diinformasikan serta ditawarkan kembali untuk menjalani
tes pada kunjungan/kontrol berikutnya. Bila ibu tetap
menyatakan option out, maka diperkenalkan Konseling dan
TesSukarela (KTS) dan dilakukan rujukan ke KTS.
Pemeriksaan diagnostik infeksi HIV yang dilakukan di
Indonesia umumnya adalah pemeriksaan serologis
menggunakan rapid test HIV atau ELISA.Pemeriksaan
diagnostik tersebut dilakukan secara serial menggunakan tiga
reagen HIV berbeda dalam hal preparasi antigen, prinsip tes,
danjenis antigen, yang memenuhi kriteria sensitivitas dan
spesifitas.Pemilihan jenis reagen yang digunakan
berdasarkan sensitivitas danspesifisitas, merujuk pada
Standar Pelayanan Laboratorium KesehatanPemeriksa HIV
dan Infeksi Oportunistik, Kementerian Kesehatan.
Untuk ibu hamil
dengan faktor risiko
yang hasil tesnya
indeterminate, tes
diagnostik HIV
dapat diulang
dengan bahan baru
yang diambil
minimal 14 hari
setelah yang
pertama dan
setidaknya tes
ulang menjelang
persalinan (32-36
minggu)
TERAPI ANTIRETROVIRAL

Tujuan :
Menurunkan jumlah virus
sehingga memperkecil
kemungkinan terjadinya
penularan perinatal.
PEMBERIAN ART BERDASARKAN
WHO 2013
PEMBERIAN ART BERDASARKAN WHO
2013

Semua wanita hamil dan menyusui dengan HIV harus memulai triple
ART, yang harus dipertahankan selama risiko penularan dari ibu ke anak.
(PMTCT)
TDF+3TC(atau FTC)
Triple ART +EFV
PEMBERIAN ART BERDASARKAN
WHO 2013
PEMBERIAN ART BERDASARKAN
WHO 2013
GOLONGAN OBAT ANTIRETROVIRAL (ART)

NRTI NNRTI
3TC (lamivudine) Delavirdine (DLV)
Abacavir (ABC) Efavirenz (EFV)
AZT (ZDV, zidovudine) Etravirine (ETV)
d4T (stavudine) Nevirapine (NVP)
ddI (didanosine) Rilpivirine (RPV
Emtricitabine (FTC)
Tenofovir (TDF, analog nukleotida)

Protease Inhibitor(PI) Fusion Inhibitor


Atazanavir (ATV) Enfuvirtide (T-20)
Darunavir (DRV) Maraviroc (MVC)
Fosamprenavir (FPV)
Indinavir (IDV)
Lopinavir (LPV)
Nelfinavir (NFV)
Ritonavir (RTV)
Saquinavir (SQV)
Tipranavir (TPV)
PEMBERIAN ART BERDASARKAN
WHO 2013
ALGORITMA PENATALAKSANAAN
HIV/AIDS 2013
ALGORITMA PENATALAKSANAAN HIV/AIDS PADA IBU
HAMIL & MENYUSUI BERDASARKAN WHO 2013

TDF + 3TC (atau FTC) +


Wanita Hamil
EFV + Menyusui
+ HIV

HIV Exposed
Infants MAKANAN
MENYUSUI
PENGGANTI
NVP
NVP selama
harian
4-6 minggu
selama 6
atau 2 kali
minggu
sehari AZT
ALGORITMA PENATALAKSANAAN HIV/AIDS PADA IBU
HAMIL & MENYUSUI BERDASARKAN WHO 2013

TDF+3TC(atau FTC)+EFV
Wanita Hamil & Menyusui
WHO stadium klinis 3 atau
+ HIV
4 atau CD4 500 sel/mm3

HIV Exposed
Infants
MAKANAN
MENYUSUI
PENGGANTI
NVP
NVP selama
harian
4-6 minggu
selama 6
atau 2 kali
minggu
sehari AZT
TATALAKSANA UNTUK BAYI

(+) HIV
Mulai pemberian zidovudine (AZT) profilaksis dengan
ketentuan sebagai berikut:
Jika bayi cukup bulan, berikan zidovudine (AZT)dengan
dosis 4 mg/kgBB/12 jam selama 6 minggu
Jika bayi prematur dengan usia kehamilan <30 minggu,
berikanzidovudine (AZT)dengan dosis 2 mg/kgBB/12
jam selama 4 minggu, kemudian 2 mg/kgBB/8 jam
selama 2 minggu berikutnya
Jika bayi prematur dengan usia kehamilan 30-35
minggu, berikanzidovudine (AZT) dengan dosis 2
mg/kgBB/12 jam selama 2 minggu pertama, kemudian 2
mg/kgBB/8 jam selama 2 minggu berikutnya, dan diikuti
4 mg/kgBB/12 jam selama 2 minggu berikutnya
Selanjutnya anak dapat diberikan kotrimoksazol profilaksis
mulai usia 6 minggu dengan dosis4-6 mg/kgbb, satu kali
sehari, setiap hari sampaiusia 1 tahun atau sampai
diagnosis HIV ditegakkan.
Dosis
Rekomend
asi
pemberian
obat ARV
Berikan
antiretroviral
segera kepada
semua Ibu hamil
dengan HIV,
tanpa harus
mengetahui nilai
CD4 dan stadium
klinisnya terlebih
dahulu, dan
dilanjutkan
seumur hidup.
Rekomendasi
pengobatan
sesuai situasi
klinis ibu dapat
dilihat di tabel
berikut.
Monitoring Perkembangan dari
HIV ke AIDS
Pengujian dalam memonitor
perkembangan HIV/AIDS:
1.Pengujian CD4 untuk mengukur jumlah
dari CD4 atau sel Thelper didalam darah.
2.Pengujian viral load adalah mengukur
jumlah virus HIV didalam darah dalam
setiap ml darah. Semakin tinggi viral load
maka semakin cepat pula
perkembangannya ke AIDS.
PILIHAN METODE
PERSALINAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai