Anda di halaman 1dari 4

AKADEMI

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


KEPERAWATAN
KEDARURATAN KEBAKARAN DALAM GEDUNG
RS. MARTHEN
INDEY

Ditetapkan
DIREKTUR
Tanggal
Prosedur Tetap 10 Januari 2019
....................................................
NIP. …………………………….
Pengertian Pengedalian dan penanggulangan kebakaran adalah suatu upaya yang
dilakukan untuk mengendalikan, menanggulangi dan mengatasi
kejadian kebakaran yang terjadi dilingkungan gedung perkuliahan yang
dilaksanakan secara terkoordinasi dengan seluruh staf dan mahaasiswa
terkait.
Tujuan Memberikan sistem kondisi umum dan petunjuk khusus sebagai
bantuan dalam menghadapi kondisi kebakaran
Menciptkan kondisi yang aman dan selamat dilingkungan gedung
perkantoran terkait dengan kedaruratan dan keselamatan kerja.
Kebijakan Penetapan tingkat siaga ialah : penetapan tingkat kewaspadaan,
pengendalian komando sesuai dengan sifat dan tingkat kebakaran yang
terjadi :
 Siaga I : Tingkat kebakaran sudah sulit diatasi, melibatkan
dinas kebakaran, Kepolisian, TNI dan relawan lainnya.
Komando pada siaga I diambil alih oleh Dinas Pemadam
Kebakaran yang dibantu oleh tim kebakaran gedung dan unsur
terkait lainnya
Pimpinan Keadaan Darurat Bencana (Direksi) selaku
Komandan Siaga II membantu komandan I dalam pengaturan
evakuasi dan penyelamatan staf, pengunjung dan penghuni atau
yang cedera.
 Siaga II : Tingkat kebakaran sudah membesar dan melibatkan
unit kerja lain. Komando Siaga II dilaksanakan oleh Pimpinan
Keadaan Darurat Bencana (Direksi) atau pejabat setingkat
dibawahnya yaitu Kepala Keadaan Darurat Bencana (Ketua K3)
/ Duty Manager atau pejabat setingkat dibawahnya yang
mempunyai kewenangan untuk menggerakan semua sumber
daya yang ada di Instansi / Perkantoran.
 Siaga III : Tingkat lokal / setempat di unit kampus. Komando
pada siaga III dilaksanakan oleh kepala unit kerja tempat
kejadian kebakaran selaku ketua Tim Pencegahan dan
Pengendalian Kebakaran unit tersebut dengan berkoordinasi
dengan Komite K3.
 Koordinator Sistem Komunikasi : Pada saat terjadi
kebakaran, sistem komunikasi terpusat dibawah kendali instalasi
informasi dan humas, berkoordinasi dengan petugas satuan
keamanan dilapangan dan pos satpam.
 Koordinator Keselamatan, Keamanan dan Pemantuan :
Pada jam kerja bertugas sebagai Komandan Siaga II yaitu pimpinan
penanggulangan dan pengendalian bencana pada siaga II,
sementara dan menyatakan keadaan darurat selesai sampai
Pimpinan Keadaan darurat bencana (direksi) tiba ditempat dimana
operasional dibawah Direktur Utama dan Ketua Komite K3
1. Penanggung jawab Keadaan Darurat Gedung
Terdiri dari pemimpin regu keselamatan per lantai yang
mempunyai anggota kelompok pemadam, kelompok evakuasi,
kelompok evakuasi barang.
2. Kelompok pemantau, monitor dan evaluasi
Pemantauan dan evaluasi tentang kesiapan prosedur, kesiapan
sarana keselamatan dan penyelamatan dan pelaporan segera
hasil monitoring kepada pimpinan
3. Petugas Pembersih
Pembersihan area dan genangan air, limbah dan bekas-bekas
pemadaman
4. Petugas Parkir .
Pengaturan arus mobil masuk dan keluar termasuk mobil
penolong (Damkar, ambulance, polisi)

5. Koordinator Teknik Keadaan Darurat Bencana


a. Operator pompa air / hidran
b. Operator Generator
c. Operator Lift
d. Operator Pengendalian Asap
e. Tim Perbaikan sarana vital dan sanitasi
PROSEDUR I 1. Pemadaman sedini mungkin dengan alat yang tersedia seperti
(MANAGEMEN)
handuk basah, karung basah, APAR dan lain-lain, oleh petugas
yang sedang bertugas pada saat pertama kali melihat api
2. Permintaan bantuan ke satpam oleh petugas / penanggung jawab
satuan kerja / bagian melalui kurir, HT atau pesawat...... jika tidak
dapat dipadamkan.
3. Pelaksanaan komando dilaksanakan sesuai tingkat siaga (lihat
kebijakan)
4. Pengaktifan komunikasi / alarm oleh petugas informasi dan humas
setelah mendapat perintah dari Komando II (direksi) serta segera
menghubungi satpam, komite K3 dan petugas gedung.
5. Pemadaman api oleh petugas satpam dan regu balakar sesuai
dengan prosedur dan manual penggunaan APAR / Hidran
6. Permintaan bantuan kepada Dinas Kebakaran atas instruksi
Komandan Siaga
7. Pemadaman aliran listrik selama kebakaran oleh petugas teknis
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
8. Pencatatan semua kegiatan dilakukan sesuai dengan unit kerja
masing-masing untuk digunakan sebagai bahan evaluasi dan
pelaporan

1. Berteriaklah bila ada kebakaran


PROSEDUR II
(STAF, 2. Beritahu segera Satpam atau pegawai serta orang lain yang
MAHASISWA)
ditemukan
3. Padamkan api bila sudah merasa yakin terlatih, bila ragu-ragu
lebih baik mengurungkan niat
4. Raihlah APAR atau alat bantu pemadam lainnya untuk
memadamkan api, jika sudah merasa yakin dan terlatih
5. Bila api belum berhasil dipadamkan, segera keluar menuju
emergency exit terdekat
6. Tetap tenang dan bawalah barang bawaan berharga anda
seperlunya
7. Jangan membawa barang bawaan yang terlalu besasr
8. Jangan menaruh barang di jalur evakuasi dan perhatikan saat anda
berlari keluar (potensi bahaya terjatuh dan bertabrakan)
9. Bila anda berada dilantai 2, 3 dan seterusnya upayakan evakuasi ke
bawah dan apabila dalam keadaan darurat jangan melompat
sampai regu pemadam datang / evakuasi
10. Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga
darurat dengan nafas pendek-pendek, upayakan merayap atau
merangkak untuk menghindari asap, jangan berbalik arah karena
akan bertabrakan dengan orang yang dibelakang kita.
11. Bila terpaksa menerobos kepulan asap maka tahanlah nafas anda
dan cepat menuju pintu darurat kebakaran.
12. Segera ikuti evacuation route menuju titik kumpul yang terdekat
dengan anda.
Prosedur Penggunaan APAR
1. Ambil APAR pada tempatnya
2. Berdirikan APAR minring kedepan
3. Tarik Tuas dan pin pengunci
4. Angkat tegak lurus
5. Tes dengan menyemprotkan ke udara
6. Arahkan ke api
7. Tekan tombol penyemprot
8. Semprotkan dari sisi ke sisi.
Unit terkait 1. Semua unit kerja
2. Personil Teknis Prioritas

Anda mungkin juga menyukai