Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN

HIV/AIDS
Zahra Amanda N 1810711092
Annisa Nabilla 1810711098
Karina Oktaviyadi 1810711101
Prevelensi
Tahun Ibu Konseling Tes HIV Konseling HIV % HIV 95% CI % Nilai p**
hamil pre-test post-test HIV

2003-2006 2808* 2771 2635* 2470 9 0,36 0,35-0,38

2007 934* 922 909* 896 3 0,33 0,30-0,37 0,598

2008 2198 2198 2060 1909 10 0,52 0,50-0,55 0,361

2009 3080 3018 2862 2419 13 0,54 0,52-0,56 0,951

2010 2673 2631 2540 2037 5 0,25 0,23-0,26 0,125

Total 11693 11540 11006 9731 40 0,41 0,40-0,42 0,531*

(98,7) (95,4) (88,4)


Pengertian
• Kehamilan adalah keadaan mengandung embrio atau fetus
didalam tubuh, setelah penyatuan sel telur dan spermatozoon.
Kehamilan ditandai dengan berhentinya haid, mual yang timbul
pada pagi hari (morning sickness), pembesaran payudara dan
pigmentasi puting, pembesaran abdomen yang progresif
• Human immunodeficiency virus (HIV)
adalah retrovirus yang menginfeksi sel-sel sistem
kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak
fungsinya. Selama infeksi berlangsung, sistem
kekebalan tubuh menjadi lemah, dan orang
menjadi lebih rentan terhadap infeksi

• AIDS merupakan bentuk paling hebat dari


infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan dalam
respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata
hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan
dengan berbagai infeksi yang dapat membawa
kematian dan dengan kelainan malignitas yang
jarang terjadi.
(Menurut Center for Disease Control and
Prevention) Ibu hamil yang positif mengidap HIV
berpotensi menularkan virus tersebut kepada bayi,
baik pada masa kehamilan, persalinan, maupun
pada saat menyusui
Faktor Resiko
Faktor Ibu
• Kadar HIV dalam darah ibu (viral load)
Semakin tinggi kadarnya, semakin besar
kemungkinan penularannya, khususnya pada
saat/menjelang persalinan dan masa menyusui
bayi.
• Kadar CD4
Ibu dengan kadar CD4 yang rendah, khususnya
bila jumlah sel CD4 di bawah 350 sel/mm3,
menunjukkan daya tahan tubuh yang rendah
karena banyak sel limfosit yang pecah/rusak
• Status Gizi Selama Kehamilan
Berat badan yang rendah serta kekurangan gizi
selama kehamilan meningkatkan resiko ibu
mengalami penyakit infeksi yang dapat
meningkatkan kadar HIV

• Penyakit infeksi selama kehamilan


IMS, misalnya sifilis; infeksi organ reproduksi,
malaria dan tuberkulosis berisiko meningkatkan
kadar HIV pada darah ibu, sehingga risiko
penularan HIV kepada bayi semakin besar.
• Masalah Pada Payudara
Misalnya puting lecet, mastitis dan abses pada
payudara akan meningkatkan risiko penularan
HIV melalui pemberian ASI.
Faktor Bayi
• Usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir
Bayi prematur atau bayi dengan berat lahir rendah
lebih rentan tertular HIV karena sistem organ dan
kekebalan tubuh belum berkembang baik.

• Periode Pemberian ASI


Risiko penularan melalui pemberian ASI bila tanpa
pengobatan berkisar antara 5-20%. c. Adanya luka
di mulut bayi: risiko penularan lebih besar ketika
bayi diberi ASI.
Faktor Tindakan Obstetrik
• Jenis Persalinan
Risiko penularan pada persalinan per vagina lebih
besar daripada persalinan seksio sesaria; namun,
seksio sesaria memberikan banyak risiko lainnya
untuk ibu.

• Lama Persalinan
Semakin lama proses persalinan, risiko penularan
HIV dari ibu ke anak juga semakin tinggi, karena
kontak antara bayi dengan darah/ lendir ibu
semakin lama.
• Ketuban Pecah Lebih Dari 4 Jam Sebelum
Persalinan
Dapat meningkatkan risiko penularan hingga dua
kali dibandingkan jika ketuban pecah kurang dari
empat jam.

• Tindakan episiotomi, ekstraksi vakum dan


forsep
Dapat meningkatkan risiko penularan HIV karena
berpotensi melukai ibu
Klasifikasi

• Grup 1/Infeksi Akut


Penyakit serokonveksi sampai AIDS berlangsung beberapa tahun
kemudian infeksi akut dari awal virus sampai kira-kira 6 minggu

• Grup 2/Infeksi Asimtomik


Tanpa disertai gejala
• Grup 3/Infeksi Lymphadanopathy Peprsisten
Generalisata
Meliputi : infeksi kronis, adanya pembesaran
kelenjar getah bening

• Grup 4/Penyakit lain


1. Sub grup A : Penyakit Constitutional
2. Sub grup B : Penyakit Neurologic
3. Sub grup C : Penyakit infeksi lain (Herpes)
4. Sub grup D : Kanker Sekunder
5. Sub grup E : Pneumonitis Interstitial Limfosit
ETIOLOGI
Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong
retrovirus yang disebut Human Immunodeficiency
Virus (HIV). yaitu virus yang masuk ke dalam
kelompok virus retrovirus yang biasanya
menyerang organ-organ vital system kekebalan
tubuh manusia. Penyakit ini dapat ditularkan
melalui penularan seksual, kontaminasi patogen di
dalam darah, dan penularan masa perinatal.
Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis
Retrovirus RNA.
TRANSMISI Infeksi HIV/AIDS

1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6


bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2
minggu dengan gejala flu likes illness
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 tahun atau
lebih dengan tidak ada gejala
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun
dengan gejala demam, keringat malam hari, bb
menurun, diare, neuropati, lemah. ruam kulit,
limadenopati. perlambatan kognitif, lesi mulut.

5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari


kondisi AIDS pertama kali ditegakkan.
Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor
pada berbagai system tubuh, dan manifestasi
neurologist
MANIFESTASI
KLINIS
Gejala HIV pada wanita hamil, umunya sama dengan
wanita yang tidak hamil atau orang dewasa lainnya.
Infeksi HIV memberikan gambaran klinis yang tidak
spesifik dengan spectrum yang lebar, mulai dari infeksi
tanpa gejala (asimtomatik) pada stadium awal sampai
pada gejala-gejala berat pada stadium lanjut. Perjalanan
penyakit lambat dan gejala-gejala AIDS baru timbul 10
tahun sesudah infeksi, bahkan dapat lebih lagi.
Demam Malaise Ruam Gejala
pada
Kehilangan
Myalgia Sakit kepala
nafsu makan orang
yang baru
Berkeringat terinfeksi
Candidiasis di
Infeksi bakteri saluran bronkus, Herpes simpleks
berulang trakea, paru dan kronik
esophagus

Kaposisi Pneumocytis Wasting syndrome

Gejala kronis HIV


PATOFISIOLOGIS
Virus HIV menempel pada
sel limfosit T4 yang Infeksi Opotunisik
mempunyai reseptor Cd4

Terbentuk virus HIV baru dibantu


RNA virus masuk ke
enzim protease virus HIV dan
dalam sel limfosit T4
mereplikasi diri dengan cepat

Terbentuk DNA provirus RNA virus dan protein pindah


dengan bantuan enzim kepermukaan sel yang baru
reverse transcriptase dan masih imatur

DNA provirus masuk kedalam DNA provirus membentuk RNA


inti sel dan berikatan dengan yang terinfeksi dan
DNA sel dengan bantuan enzim menghasilkan protein
integrase
 Pemeriksaan laboratorium darah (trombositopeni, anemia,
HDL/ Hitug Darah Lengkap, jumlah limfosit total)
 EIA atau EUSA dan test western blot: positif, terapi invalid
 EIA atau EUSA; mendeteksi antibody terhadap antigen HIV
 Test western blot
 Kultur HIV
 Test reaksi polimer dengan leukosit darah perifer
 Antigen P24 serum atau plasmaPenentuan immunoglobulin
G, M, A IFA; memastikan seropesivitas
 RIPA; mendeteksi protein HIV
 Pemeriksaan parental
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
KOMPLIKASI HIV/AIDS
• Tuberkulosis (TB): Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis.

• Pneumocystis Pneumonia (PCP): infeksi jamur Pneumocystis jiroveci yang


tersebar melalui udara. Penderita HIV/AIDS dengan jumlah CD4 di bawah
200 lebih sering terinfeksi PCP.

• CMV (Cytomegalovirus): virus yang umum dan berhubungan dengan virus


herpes yang memberikan penyakit herpes oral (pada mulut). Pada
penderita HIV/AIDS, CMV dapat menyebabkan infeksi serius terutama jika
jumlah CD4 di bawah 100.

• Meningitis kriptokokus: infeksi sistem saraf pusat yang umum terkait


dengan HIV. Infeksi ini disebabkan oleh jamur yang ditemukan dalam
kotoran.
• Cryptosporidiosis: Dapat tertular cryptosporidiosis ketika Anda
menelan makanan atau air yang terkontaminasi. Parasit tersebut
tumbuh di dalam usus dan saluran empedu, menyebabkan diare
yang kronis dan parah pada orang yang memiliki AIDS.

• Kanker: Penderita HIV/AIDS juga rentan menjadi kanker, terutama


kanker Non-Hodgkin’s lymphoma (NHL) dan Kaposi’s
sarkoma (KS). NHL adalah kanker sel darah putih limfosit yang
dimulai pada sistem kelenjar getah bening.
MASALAH ETIK
TERKAIT
Etik berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat
kebiasaan baik atau yang seharusnya dilakukan. Dasar etik
dibidang kesehahatan “Kesehatan klien senantiasa akan saya
utamakan” tetap merupakan asas yang tidak pernah
berubah.
01 02 03 04 05 06
Asas Asas Asas tidak Asas Asas Asas
menghorm kejujuran merugikan manfaat kerahasiaa keadilan
ati otonomi n
klien

6 asas etik
Prinsip etik Empati
Solidarita
s
yang dalam
menghadapi
HIV/AIDS Tanggung (Depkes
jawab RI, 2003)
ASUHAN
KEPERAWATAN
KASUS Ibu Hamil dengan HIV
Seorang perempuan berusia 38 tahun datang untuk pemeriksaan
kehamilan. Status gestasi G4P3A0, usia kehamilan 14 minggu. Klien
mengeluh mual, muntah, diare 10x/hari, terdapat limfoma di ketiak kiri.
BB sebelum hamil 60 kg, BB saat ini 56 kg. Hasil TTV S: 37.5oC, N: 95
x/menit, Rr: 18 x/menit, TD: 100/60 mmHg. Dari hasil wawancara ini
merupakan pernikahan ketiga klien. Klien sudah menjalani beberapa tes
HIV. Pemeriksaan CD4 menunjukkan hasil 300 sel/microliter. Pasangan
klien direncanakan pemeriksaan lab. Klien direncanakan terapi ARV.
ANALISIS DATA
Data Masalah Keperawatan Etiologi

Ds: Ketidakseimbangan nutrisi Ketidakmampuan makan


- berat badan menurun kurang dari kebutuhan tubuh
- mual &muntah
Do:
- BB sebelum hamil 60 kg
- BB saat ini 56 kg

Ds: Kekurangan volume cairan Asupan cairan kurang


- diare 10x/hari
Do:
- TTV
S: 37.5oC,
N: 95 x/menit,
Rr: 18 x/menit
TD: 100/60 mmHg.
DS: Resiko tinggi terhadap infeksi Prosedur invasif
- Klien direncanakan terapi ARV
DO:
- CD4 menunjukkan hasil 300
sel/microliter
Diagnosa
• Kekurangan volume cairan b.d Asupan cairan kurang (NANDA: Domain
2, Kelas 5, 00027: 181)
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
Ketidakmampuan Makan. (NANDA: Domain 2, Kelas 1, 00002: 153)
• Risiko tinggi terhadap infeksi b.d Prosedur Invasif (NANDA: Domain
11, Kelas 1, 00004: 382)
INTERVENSI
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Diagnosa

1 Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 MANAJEMEN DIARE (NIC: 164: 0460)
jam diharapkan masalah Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi • Berikan makanan dalam porsi kecil dan lebih sering
dengan kriteria hasil: serta tingkatkan porsi secara bertahap.
• KESEIMBANGAN CAIRAN (NOC: 192:
0601) • Anjurkan pasien menghindari makanan pedas dan
1. Keseimbangan intake dan output dalam 24 yang menimbulkan gas dalam perut.
jam dipertahankan pada skala sangat
terganggu ditingkatkan ke tidak terganggu. • Amati turgor kulit secara berkala.
2. Berat badan stabil di pertahankan dari • Ukur diare/output pencernaan.
skala banyak terganggu ke skala tidak
terganggu. • Lakukan tindakan untuk mengistirahatkan perut
(misalnya, nutrisi oral, diet cair)
KASUS Ibu Melahirkan dengan HIV
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke PONEK dengan
keluhan perut mulas dan keluar lendir darah dari vagina. Status
gestasi G1P0A0, usia kehamilan 37 minggu. Klien menyatakan
ketuban sudah pecah sejak 6 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan
dalam menunjukkan pembukaan 7, Hodge 3, presentasi kepala,
DJJ: 148 x/menit. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan klien HIV
Positif. Namun klien tidak mengetahui bila ia terinfeksi penyakit ini
sehingga khawatir dengan kondisi janinnya. Klien tidak
mengkonsumsi ARV. Perawat melakukan persiapan persalinan
normal untuk ibu dan bayi.
ANALISIS DATA

Data Masalah Keperawatan Etiologi


Ds : Klien tidak mengetahui bila ia Defisien pengetahuan Kurang informasi
terinfeksi
Do : HIV Positif

Ds : Klien khawatir dengan keadaan janin Risiko gangguan ibu-janin Komplikasi Kehamilan
Do : Klien tidak mengonsumsi ARV

Ds:Mengeluh perut mulas dan Risiko Infeksi Penyakit Kronis: HIV


keluar lendir darah dari vagina.
Do: Do: Klien positif HIV
Diagnosa
• Defisiensi pengetahuan b.d Kurang Informasi (NANDA: Domain
5, Kelas 4, 00126: 257)
• Risiko gangguan ibu-janin b.d Komplikasi Kehamilan (NANDA:
Domain 8, Kelas 3, 00209: 311)
• Risiko tinggi terhadap infeksi b.d Penyakit Kronis: HIV (NANDA:
Domain 11, Kelas 1, 00004: 382)
INTERVENSI
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Diagnosa

1 Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 PENDIDIKAN KSEHATAN (NIC: 281: 5510)
jam diharapkan masalah Defisiensi
Pengetahuan dapat teratasi dengan kriteria hasil: • Identifikasi faktor internal atau eksernal yang dapat
• PENGETAHUAN: MANAJEMEN PENYAKIT meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk
AKUT (NOC: 389: 1844)
1. Faktor-faktor penyebab dan faktor yang berperilaku sehat.
berkontribusi di pertahankan pada skala tidak • Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup
ada pengetahuan ditingkatkan ke pengetahuan
sangat banyak. perilaku saat ini pada individu, keluarga, dan
2. Tanda dan gejala penyakit dipertahankan pada kelompok sasaran.
skala tidak ada pengetahuan ditingkatkan ke
skala pengetahuan sangat banyak.
3. Pilihan pengobatan tersedia dipertahankan pada
skala tidak ada pengetahuan ditingkatkan ke
sekala pengetahuan banyak.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai