0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan20 halaman
1. HIV pada anak dapat terjadi melalui transfusi darah tercemar, infeksi perinatal, atau perilaku berisiko pada remaja.
2. Gejala klinis HIV pada anak antara lain infeksi oportunistik, gangguan pertumbuhan, dan manifestasi kulit.
3. Diagnosis HIV pada bayi didasarkan pada gejala klinis dan tes laboratorium, sedangkan pada anak lebih dari 18 bulan mengikuti pedoman dewasa.
1. HIV pada anak dapat terjadi melalui transfusi darah tercemar, infeksi perinatal, atau perilaku berisiko pada remaja.
2. Gejala klinis HIV pada anak antara lain infeksi oportunistik, gangguan pertumbuhan, dan manifestasi kulit.
3. Diagnosis HIV pada bayi didasarkan pada gejala klinis dan tes laboratorium, sedangkan pada anak lebih dari 18 bulan mengikuti pedoman dewasa.
1. HIV pada anak dapat terjadi melalui transfusi darah tercemar, infeksi perinatal, atau perilaku berisiko pada remaja.
2. Gejala klinis HIV pada anak antara lain infeksi oportunistik, gangguan pertumbuhan, dan manifestasi kulit.
3. Diagnosis HIV pada bayi didasarkan pada gejala klinis dan tes laboratorium, sedangkan pada anak lebih dari 18 bulan mengikuti pedoman dewasa.
pada anak biasa terjadi melalu transfuse darah atau komponen yang tercemar. Penyebab tersering sekitar 50 %-80 % akibat infeksi infeksi perinatal ( vertical ) baik intra untra uterin melalui plasenta atau setelah paska lahir melaui ASI Pada anak remaja atau dewasa penularan tersering melalui perilaku seksual dan penyalahan guna obat dengan suntikan Virus penyebab defesiensi imun yang dikenal dengan nama Human Immuno- defiency virus(HIV) Virus RNA dari family retrovirus dan sub family lentriviridae 2 serotipe HIV-1 ( penyebab tersering dari AIDS) dan HIV -2. Inti virus terdiri dari protein dan protein tersebut mempunyai fungsi masing- masing Hiv masuk Sel denditrik Sel denditrik + melalui epitel mengindentifkasi HIV menuju ke mukosa virus HIV jaringan limfatik
Hiv akan berikat
dengan CD4 di jaringan limfatik Pada bayi virus load meningkat terjadi pada usia 1 sampai 4 bulan, dan virus hiv dapat terdekteksi dalam darah pada bayi usia 4 bulan. Pada dewasa, secara klinis terlihat 9 sampai 12 tahun setelah pertama kali HIV masuk ke tubuh manusia Pada bayi usia umur < 18 bulan apabila ada kecurigaan terinfek HIV, tetapi pemeriksaan laboratorium untuk PCR HIV tidak tersedia, menegakkan diagnosis dengan cara DIAGNOSIS PRESUMTIF.
Bila ada 1 kriteria berikut: •Minimal ada 2 gejala berikut:
• PCP, meningitis •Oral thrush
• kriptokokus, kandidiasis ATAU •• Pneumonia berat • esophagus •• Sepsis berat • Toksoplasmosis •• Kematian ibu yang • Malnutrisi berat yang tidak berkaitan dengan HIV atau membaik dengan pengobatan penyakit standar • HIV yang lanjut pada ibu CD4+ <20% MANIFESTASI KLINIS INFEKSI INFEKSI Viral Skin Herpes Simplex HIV/AIDS infection
Wasting syndrome Sarkoma kaposi
• Sarkoma Kaposi berupa bercak
dan persisten, berwarna merah muda atau merah lebam, lesi kulit biasanya berkembang menjadi nodul • Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) masih merupakan faktor risiko terbesar dari sarkoma kaposi Candida Mucocutaneous Infection Scabies Infection
Pada penderita HIV yang terkena
infeksi scabies terdapat popular , pruritic eruption yang meluas TB kelenjar Moloskum Kontaginosum Catatan : Idealnya dilakukan pengulangan uji virologi HIV pada spesimen yang berbeda untuk konfirmasi hasil positif yang pertama. Pada keadaan yang terbatas, uji antibodi HIV dapat dilakukan setelah usia 18 bulan untuk konfirmasi infeksi HIV Diagnosis pada anak > 18 bulan memakai cara yang sama dengan uji HIV pada orang dewasa. Perhatian khusus untuk anak yang masih mendapat ASI pada saat tes dilakukan, uji HIV baru . Dapat dilakukan baik bila ASI sudah dihentikan selama > 6 minggu. Pada umur > 18 bulan ASI bukan lagi sumber nutrisi utama. Cukup aman bila ibu diminta untuk menghentikan ASI sebelum dilakukan diagnosis HIV. 1. Yogev R, Chadwick EG .Acquired Immunodefiency Syndrome (Human Immunodefeciency Virus). dalam : Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics.edisi ke 20. Philadelphia: Elsevier; 2016. hlm. 1645 – 66 2. PEDOMAN PENERAPAN TERAPI HIV PADA ANAK 2014. [diunduh 2017 29 januari] tersedia dari: http://www.aidsindonesia.or.id/elib/uploads/20141030101557.F_Pedoman_Tatalaks ana_Infeksi_HIV_dan_Terapi_Antiretroviral_pada_anak_diindonesia.PDF 3. Situasi dan Analisis HIV AIDS 2014. [diunduh 2018 29 Januari] tersedia dari: http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%20AID S.pdf 4. WHO CASE DEFINITIONS OF HIV FOR SURVEILLANCE AND REVISED CLINICAL STAGING AND IMMUNOLOGICAL CLASSIFICATION OF HIV-RELATED DISEASE IN ADULTS AND CHILDREN. [diunduh 2018 29 Januari ] tersedia dari: http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/HIVstaging150307.pdf