Anda di halaman 1dari 20

NAMA : Ferry Ghifari Gandawidura

 Infeksi virus penyebab defesiensi imum (HIV1 )


pada anak biasa terjadi melalu transfuse darah
atau komponen yang tercemar.
 Penyebab tersering sekitar 50 %-80 % akibat
infeksi infeksi perinatal ( vertical ) baik intra untra
uterin melalui plasenta atau setelah paska lahir
melaui ASI
 Pada anak remaja atau dewasa penularan tersering
melalui perilaku seksual dan penyalahan guna
obat dengan suntikan
 Virus penyebab defesiensi imun yang
dikenal dengan nama Human Immuno-
defiency virus(HIV)
 Virus RNA dari family retrovirus dan sub
family lentriviridae
 2 serotipe HIV-1 ( penyebab tersering
dari AIDS) dan HIV -2.
 Inti virus terdiri dari protein dan protein
tersebut mempunyai fungsi masing-
masing
Hiv masuk Sel denditrik Sel denditrik +
melalui epitel mengindentifkasi HIV menuju ke
mukosa virus HIV jaringan limfatik

Hiv akan berikat


dengan CD4 di
jaringan limfatik
 Pada bayi virus load meningkat terjadi pada usia 1 sampai 4 bulan, dan virus hiv
dapat terdekteksi dalam darah pada bayi usia 4 bulan.
 Pada dewasa, secara klinis terlihat 9 sampai 12 tahun setelah pertama kali HIV
masuk ke tubuh manusia
 Pada bayi usia umur < 18 bulan apabila ada kecurigaan terinfek HIV, tetapi
pemeriksaan laboratorium untuk PCR HIV tidak tersedia, menegakkan diagnosis
dengan cara DIAGNOSIS PRESUMTIF.

Bila ada 1 kriteria berikut: •Minimal ada 2 gejala berikut:

• PCP, meningitis •Oral thrush


• kriptokokus, kandidiasis ATAU •• Pneumonia berat
• esophagus •• Sepsis berat
• Toksoplasmosis •• Kematian ibu yang
• Malnutrisi berat yang tidak berkaitan dengan HIV atau
membaik dengan pengobatan penyakit
standar • HIV yang lanjut pada ibu
CD4+ <20%
MANIFESTASI KLINIS
INFEKSI INFEKSI Viral Skin
Herpes Simplex HIV/AIDS infection

Wasting syndrome
Sarkoma kaposi

• Sarkoma Kaposi berupa bercak


dan persisten, berwarna merah
muda atau merah lebam, lesi
kulit biasanya berkembang
menjadi nodul
• Infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV)
masih merupakan faktor risiko
terbesar dari sarkoma kaposi
Candida Mucocutaneous
Infection
 Scabies Infection

Pada penderita HIV yang terkena


infeksi scabies terdapat popular ,
pruritic eruption yang meluas
TB kelenjar Moloskum
Kontaginosum
Catatan :
Idealnya dilakukan
pengulangan uji virologi HIV
pada spesimen yang berbeda
untuk konfirmasi hasil positif
yang pertama. Pada keadaan
yang terbatas, uji antibodi HIV
dapat dilakukan setelah usia
18 bulan untuk konfirmasi
infeksi HIV
 Diagnosis pada anak > 18 bulan memakai cara yang sama dengan uji HIV pada
orang dewasa.
 Perhatian khusus untuk anak yang masih mendapat ASI pada saat tes dilakukan, uji
HIV baru .
 Dapat dilakukan baik bila ASI sudah dihentikan selama > 6 minggu. Pada umur >
18 bulan ASI bukan lagi sumber nutrisi utama.
 Cukup aman bila ibu diminta untuk menghentikan ASI sebelum dilakukan
diagnosis HIV.
1. Yogev R, Chadwick EG .Acquired Immunodefiency Syndrome (Human
Immunodefeciency Virus). dalam : Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, penyunting.
Nelson Textbook of Pediatrics.edisi ke 20. Philadelphia: Elsevier; 2016. hlm. 1645 – 66
2. PEDOMAN PENERAPAN TERAPI HIV PADA ANAK 2014. [diunduh 2017 29 januari]
tersedia dari:
http://www.aidsindonesia.or.id/elib/uploads/20141030101557.F_Pedoman_Tatalaks
ana_Infeksi_HIV_dan_Terapi_Antiretroviral_pada_anak_diindonesia.PDF
3. Situasi dan Analisis HIV AIDS 2014. [diunduh 2018 29 Januari] tersedia dari:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%20AID
S.pdf
4. WHO CASE DEFINITIONS OF HIV FOR SURVEILLANCE AND REVISED CLINICAL
STAGING AND IMMUNOLOGICAL CLASSIFICATION OF HIV-RELATED DISEASE IN
ADULTS AND CHILDREN. [diunduh 2018 29 Januari ] tersedia dari:
http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/HIVstaging150307.pdf

Anda mungkin juga menyukai