Anda di halaman 1dari 18

HIV/AIDS

Patofisiologi
Kelompok 1 :

• Aidil fitrah syah 1801043


• Alda innayah maulidya 1901003
• Cindy Anggreini N 1901006
• Indri nofira 2001193
DOSEN PENGAMPU : • Sarah monika.s 1901032
Dra. apt. Syilfia Hasti, M.farm
Definisi HIV & AIDS
HIV
Acquired Immunodeficiency Sindrom
(AIDS) adalah suatu kumpulan gejala
yang didapat akibat dari penurunan
HIV (Human Immunodeficiency respon sistem kekebalan tubuh akibat
Virus) adalah virus yang merusak infeksi virus HIV.
sistem kekebalan tubuh, dengan
menginfeksi dan menghancurkan sel
CD4

AIDS
Etiologi

Penyebab terjadinya AIDS berasal dari infeksi virus


HIV. Virus ini dahulu disebut virus limfotrofik sel T
manusia tipe III atau virus limfadenopati, adalah suatu
retrovirus manusia dari famili lentivirus

Terdapat dua tipe virus HIV yang sudah


teridentifikasi berdasarkan susunan genom dan
hubungan filogeniknya, yaitu HIV-1 dan HIV-2 yang
keduanya memiliki penyebaran epidemiologis yang
berbeda

Virus HIV-1 merupakan tipe yang paling umum dan


virulen menginfeksi manusia dimana sebanyak 90%
kejadian infeksi HIV yang terjadi di dunia berasal dari
HIV-1
Gejala HIV
2 Tahap
1 Tahap tanpa
infeksi akut gejala

3 Tahap
HIV
simtomatik
Gejala AIDS

 Sariawan yang ditandai dengan adanya lapisan keputihan dan tebal pada lidah atau mulut.
Sariawan ini disebabkan oleh infeksi jamur

 Infeksi jamur vagina yang parah atau berulang

 Penyakit radang panggul kronis

 Infeksi parah dan sering mengalami kelelahan ekstrem yang tidak dapat dijelaskan
penyebabnya dan mungkin muncul bersamaan dengan sakit kepala dan atau pusing

 Turunnya berat badan lebih dari 5 kg yang bukan disebabkan karena olahraga atau diet

 Lebih mudah mengalami memar

 Diare yang lebih sering


PATOFISIOLOGI HIV
Patofisiologi

Process 1 Process 2
Transmisi Fase Infeksi
HIV HIV
Infeksi HIV terdiri dari 3 fase :
1. Transmisi seksual
1. Serokonversi
2. Transmisi non seksual
2. Asimtomatik
3. AIDS
Transmisi HIV
HIV ditransmisikan melalui cairan tubuh dari orang yang terinfeksi HIV, seperti
darah, ASI, semen dan sekret vagina.

Virus kemudian masuk ke dalam sel dengan menempel pada reseptor CD4
melalui pembungkus glikoprotein.

Sebagai retrovirus, HIV menggunakan


enzim reversetranscriptase, memungkinkan terbentuknya DNA-copy, untuk
terbentuk dari RNA-virus. 

Virus kemudian menempel dan merusak CD4, sehingga terjadi deplesi nilai CD4
dalam darah, seiring dengan terjadinya peningkatan replikasi virus yang
direfleksikan dari hasil nilai viral load yang tinggi, menandakan tingkat virulensi
yang tinggi.
Fase Infeksi HIV

Serokonvers
iTerjadi dimasa awal infeksi HIV.
Pada fase ini terjadi viremia
plasma, umumnya mulai terjadi
penurunan CD4 dan viral-load Asimtomati
meningkat. Pada kondisi ini
penderita mengalami gejala k
Pada fase ini, HIV sudah dapat
ringan. terdeteksi melalui pemeriksaan
darah. Pada fase ini, replikasi virus
terus berjalan, virulensi tinggi, viral
AIDS
Pada fase AIDS, umumnya viral- load stabil tinggi, serta terjadi
load tetap berada dalam kadar yang penurunan CD4 secara konstan.
tinggi. CD4 dapat menurun hingga lebih
rendah dari 200/µl.
Stadium Klinis HIV/AIDS

STADIUM
STADIUM
III
Penurunan berat badan
-I Asimtomatis - Diare tanpa sebab jelas
- Limfadenopati - Demam berkepanjangan
generalisata - Kandidiasis oral persisten
- Tuberculosis paru
- Stomatitis
- Anemia
STADIUM STADIUM
II
- Penurunan berat badan HIV wasting syndrome IV
- Manifestasi mukokutaneus - Pneumonia akibat pneumocystis
minor carinii
- Infeksi herpers zoster - Pneumonia bakterial berat rekuren
- Infeksi saluran napas atas - Toksoplasmosis serebral
berulang - Sitomegalovirus
- DLL
Cara Penularan

Virus HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia.


Cairan yang berpotensial mengandung HIV adalah darah,
cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu. Terdapat dua
cairan utama dalam transmisi virus HIV yakni, transmisi
seksual dan non seksual. Transmisi seksual melalui
hubungan seksual baik heteroseksual, homoseksual, oral
seks maupun anal seks. Transmisi nonseksual dibedakan
menjadi parenteral dan transplasental.

• Transmisi Parenteral yaitu akibat penggunaan jarum suntik


dan alat tusuk lainnya (alat tindik dan alat tato) yang telah
terkontaminasi darah yang terinfeksi virus HIV.
• Transmisi Transplasental yaitu penularan dari ibu yang
mengandung HIV positif ke anak yang dapat terjadi
sewaktu hamil, melahirkan dan sewaktu menyusui.
Penularan melalui hubungan seksual

1. Prevalensi 70-80%
2. Kemungkinan tertular adalah 1 dalam 200 kali hubungan intim
3. Model penularan ini adalah yang tersering didunia. Akhir-akhir
ini dengansemakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk
menggunakan kondom, maka penularan melalui jalur ini
cenderung menurun dan digantikan oleh penularan melalui jalur
penasun (pengguna narkoba suntik)
Penularan melalui tranfusi darah

1. Risiko penularan sebesar 90%


2. Prevalensi3-5%
Penularan pada ibu hamil

1 2 3 4 5
angka penularan HIV pada bayi yang
belum disusui adalah 14% (yang diperoleh
Secara intrauterine, Angkatransmisimen Angka transmisi Laporan lain dari penularan melalui mekanisme
intrapartum, dan capai20-50% melalui ASI menyatakan risiko kehamilan dan persalinan), dan angka
postpartum (ASI) dilaporkan lebih dari penularan malalui penularan HIV meningkat menjadi 29%
sepertiga ASI adalah 11-29% setelah bayinya disusui. Bayi normal
dengan ibu HIV bisa memperoleh
antibodi HIV dari ibunya selama 6-15
bulan.
Pencegahan secara umum:

 Menggunakan kondom secara


konsisten dan benar
 Saling setia pada pasangan yang
sudah menikah
 Menolak menggunakan NAPZA dan
obat terlarang melalui jarum suntik
 Ajari orang disekitar kita mengenai
penyakit HIV
 Memilih tidak melakukan hubungan
seks bagi pra nikah
Komplikasi HIV/AIDS

Jenis kanker yang


INFEKSI biasanya muncul yaitu
kanker paru, ginjal,
Yang biasanya muncul
yaitu tuberkulosis, limfoma, dan sarkoma
infeksi sitomegalovirus, Kaposi.
kriptokokus meningitis,
toksoplasmosis,
KANKER
candidiasis dan
cryptosporidiosis
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai