2. Virus ini menyerang dan merusak sistem Virus ini telah menyerang sistem
kekebalan tubuh. kekebalan tubuh yang rusak, kemudian
menyerang tubuh kembali dengan
penyakit yang ada di sekitar seperti TBC,
Diare , Sakit kulit, dan sebagainya.
3. Penderitanya akan tampak sehat dalam Penderitanya akan kehilangan berat
kurun waktu kira-kira 5 sampai 10 badan secara drastis, diare yang
tahun. berkelanjutan, pembengkakan pada leher
atau ketiak, batuk terus menerus.
Etiologi
Penyebab penyakit AIDS • bayi yang lahir dari ibu dengan
pasangan biseksual,
adalah HIV yaitu virus yang • bayi yang lahir dari ibu dengan
masuk dalam kelompok pasangan berganti,
retrovirus yang biasanya • bayi yang lahir dari ibu atau
pasangannya penyalahguna obat
menyerang organ-organ intravena,
vital sistem kekebalan • bayi atau anak yang mendapat
tubuh manusia. transfusi darah atau produk darah
berulang,
• anak yang terpapar pada infeksi HIV
1. faktor risiko untuk dari kekerasan seksual (perlakuan
salah seksual), dan
tertular HIV pada bayi dan • anak remaja dengan hubungan seksual
anak adalah : berganti-ganti pasangan.
Lanjutan...
2.Cara Penularan
Penularan HIV dari ibu kepada bayinya dapat melalui:
Bayi <15 bulan yang lahir dari ibu yang terinfeksi tetapi tanpa tanda infeksi HIV
Anak yang terbukti terinfeksi, tetapi tampa gejala P-2; mungkin memiliki fungsi imun normal (P-1A)
atau abnormal (P-1B)
P-2A: gambaran demam nonspesifik (>2 lebih dari 2 bulan) gagal berkembang, limfadenopati,
hepatomegali, splenomegali, parotitis, atau diare rekuren atau persistem yang tidak spesifik.
P-2D: infeksi oportunistik menjelaskan AIDS, infeksi bakteri rekuren, kandidiasis oral persisten,
stomatitis herpes rekuren, atau zoster multidermatomal.
P-2E: kanker sekunder, termasuk limfoma non-Hodgkin sel-B atau limforma otak
P-2F: penyakit end-organ HIV lain (hepatitis, karditis, nefropati, gangguan hematologi)
pathofisiologi
Tanda & Gelaja :
Semua tanda & gejala yang berkaitan dengan
penurunan sistem imun
Fase Lanjut :
Keganasan : sarkoma kaposi, CMV
Manifestasi Klinis
Manifestasi nonspesifik berupa :
gagal tumbuh
Manifestasi klinis infeksi HIV pada berat badan menurun
anak bervariasi dari asimtomatis anemia,
sampai penyakit berat yang dinamakan panas berulang,
AIDS. AIDS pada anak terutama terjadi limfadenopati, dan
pada umur muda karena sebagian
hepatosplenomegali
besar (>80%) AIDS pada anak akibat
transmisi vertikal dari ibu ke anak. Lima
puluh persen kasus AIDS anak berumur Gejala yang menjurus kemungkinan
< l tahun dan 82% berumur <3 tahun. adanya infeksi HIV adalah adanya infeksi
Meskipun demikian ada juga bayi yang oportunistik, yaitu infeksi dengan
terinfeksi HIV secara vertikal belum kuman, parasit, jamur, atau protozoa
memperlihatkan gejala AIDS pada yang lazimnya tidak memberikan
umur 10 tahun. penyakit pada anak normal.
Lanjutan..
Manifestasi klinis lainnya yang
sering ditemukan pada anak adalah Manifestasi klinis yang lebih tragis
pneumonia interstisialis limfositik, adalah yang dinamakan ensefalopati
yaitu kelainan yang mungkin langsung kronik yang mengakibatkan
disebabkan oleh HIV pada jaringan hambatan perkembangan atau
paru. kemunduran ketrampilan motorik
dan daya intelektual, sehingga
Manifestasi klinisnya berupa terjadi retardasi mental dan motorik.
hipoksia, Ensefalopati dapat merupakan
sesak napas, manifestasi primer infeksi HIV. Otak
jari tabuh, dan menjadi atrofi dengan pelebaran
limfadenopati. ventrikel dan kadangkala terdapat
kalsifikasi. Antigen HIV dapat
Secara radiologis terlihat adanya
ditemukan pada jaringan susunan
infiltrat retikulonodular difus
saraf pusat atau cairan
bilateral, terkadang dengan adenopati
serebrospinal.
di hilus dan mediastinum
Gambar penderita HIV/AIDS
15
KANDIDIASIS PSEUDOMEMBRAN
16
JAMUR MULUT: CANDIDIASIS
17
Oral Bacterial Infections
Mycobacterium Tuberculosis
Oral Syphilis
18
HERPES DI KULIT 19
HERPES KULIT
20
Herpes di dubur
21
Penyakit Jengger ayam
di vagina (Condiloma)
22
Infeksi virus herpes simplek
23
Virus varisela zoster
(Herpes zoster)
24
Pemeriksaan Penunjang
Tes untuk diagnose infeksi HIV Tes antigen P 24 (polymerase
Menurut Hidayat (2008) diagnosis chain reaction) atau PCR . Bila
HIV dapat tegakkan dengan pemeriksaan pada kulit, maka
menguji HIV. Tes ini meliputi dideteksi dengan tes antibodi
ELISA, latex (biasanya digunakan pada bayi
agglutination Penilaian Elisa dan lahir dengan ibu HIV. (positif
latex agglutination dilakukan untuk protein virus yang bebas)
untuk mengidentifikasi adanya
infeksi HIV atau tidak, bila
dikatakan positif HIV harus Kultur HIV(positif; kalau dua kali
dipastikan dengan tes western uji-kadar secara berturut-turut
blot. mendeteksi enzim reverse
Western blot ( positif) transcriptase atau antigen p24
dengan kadar yang meningkat)
Lanjutan...
Tes untuk deteksi gangguan system imun.
LED (normal namun perlahan-lahan akan mengalami
penurunan)
CD4 limfosit (menurun; mengalami penurunan
kemampuan untuk bereaksi terhadap antigen)
Rasio CD4/CD8 limfosit (menurun)
Serum mikroglobulin B2 (meningkat bersamaan
dengan berlanjutnya penyakit).
adar immunoglobulin (meningkat)
Penatalaksanaan
Perawatan
Menurut Hidayat (2008) perawatan pada anak yang terinfeksi
HIV antara lain:
Suportif dengan cara mengusahakan agar gizi cukup, hidup
sehat dan mencegah kemungkinan terjadi infeksi
Menanggulangi infeksi opportunistic atau infeksi lain serta
keganasan yang ada.
Menghambat replikasi HIV dengan obat antivirus seperti
golongan dideosinukleotid, yaitu azidomitidin (AZT) yang
dapat menghambat enzim RT dengan berintegrasi ke DNA
virus, sehingga tidak terjadi transkripsi DNA HIV
Mengatasi dampak psikososial
PENATALAKSANAAN
•Symtomatik
•ARV ( Anti Retro Virus )
– Pemberian ARV bertujuan untuk : mengendalikan replikasi HIV,
memelihara dan meningkatkan fungsi imunologis, meningkatkan
sel CD4, menurunkan komplikasi HIV
– Pemberian ARV harus memperhatikan stadium klinis dan
jumlah sel CD4 (untuk penderita dewasa) sebagai berikut:
1. Stadium lanjut ( AIDS ) tanpa memikirkan jumlah sel CD4
atau limfosit total.
2. Stadium klinis III dengan jumlah sel CD4 <350/mmk untuk
Derajat 1:
Derajat 2 :
Demam disertai gejala tidak
Seperti derajat 1, disertai
khas dan satu-satunya
perdarahan spontan di kulit
manifestasi perdarahan adalah
dan perdarahan lain.
uji torniquet.
Derajat 3:
Didapatkan kegagalan sirkulasi,
yaitu nadi cepat dan lemah, Derajat 4:
tekanan nadi menurun (20 mmHg Syok berat, nadi tidak dapat
atau kurang) atau hipotensi, diraba dan tekanan darah
sianosis di sekitar mulut kulit tidak terukur.
dingin dan lembab, tampak
gelisah.
Pemeriksaan Penunjang
7-11 165
12-18 132
> 18 88
Tabel 2
10 100 per kg BB
10-20 1000+50 x Kg
> 20 1500+20 x Kg
ASUHAN KEPERAWATAN DHF
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan
kematian anak, remaja dan dewasa (Effendy, 1995).
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati,
mual dan nafsu makan menurun.
3. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri
otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah,
panas, mual, dan nafsu makan menurun.
4. Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.
5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang
lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah
penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides
aigepty.
6. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air
bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum
burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang
dibersihkan.
7. Riwayat Tumbuh Kembang
8. Pengkajian Per Sistem
1. Sistem Pernapasan yaitu Sesak, perdarahan melalui hidung,
pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris,
perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
2. Sistem Persyarafan yaitu Pada grade III pasien gelisah dan
terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi
DSS
3. Sistem Cardiovaskuler yaitu Pada grde I dapat terjadi
hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada
grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah,
hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada
grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
4. Sistem Pencernaan yaitu Selaput mukosa kering, kesulitan
menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa,
pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu
makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat
hematemesis, melena.
5. Sistem perkemihan yaitu Produksi urine menurun, kadang
kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat
kencing, kencing berwarna merah.
6. Sistem Integumen. Yaitu Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit
kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet,
terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan
spontan pada kulit.
B. Diagnosa Keperawatan
Stimulasi Antigen
(Bahan kimia, DNA Bakteri, Antigen Virus, Fosfolipid, Protein, DNA & RNA)
Aktifasi Sel T
Memproduksi Sitokin
Fungsi sel T Supresor menjadi Abnormal
Sel B Terangsang
Kerusakan jaringan
Gambar 1 & 2 : Nyeri sendi dan otot & Ruam kupu-kupu (Butterfly Ruam) pada pendeerita LUPUS
(Sumber : A Visual Guide to Understanding Lupus - Reviewed by Rinku Chatterjee, MD on September 28, 2011. WebMD, LLC )
Tanda dan Gejala …
3. ulkus/sariawan mukosa mulut 4. Perubahan pada kuku
Gambar 3 & 4 : Ulkus/ sariawan pada mukosa mulut & Perubahan pada kuku penderita LUPUS
(Sumber : A Visual Guide to Understanding Lupus - Reviewed by Rinku Chatterjee, MD on September 28, 2011. WebMD, LLC )
Tanda dan Gejala …
5. Fenomena Raynaud 6. Rambut Rontok
Infeksi Sekunder
Pemeriksaan Penunjang
Uji imunofluroresensi ANA : POSITIF
5. Sistem Muskuloskeletal
Pembengkakan sendi
Nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak
Rasa kaku pada pagi hari
6. Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura
7. Sistem Renal
Edema dan hematuria
8. Sistem saraf
Gangguan Neurologis : kejang
Depresi
Psokosa
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d inflamasi dan kerusakan jaringan